Dataset Preview
Viewer
The full dataset viewer is not available (click to read why). Only showing a preview of the rows.
The dataset generation failed because of a cast error
Error code:   DatasetGenerationCastError
Exception:    DatasetGenerationCastError
Message:      An error occurred while generating the dataset

All the data files must have the same columns, but at some point there are 1 missing columns ({'title'})

This happened while the json dataset builder was generating data using

hf://datasets/Ammar-Azman/indonesia-text/indo_tweet.jsonl (at revision 527553e499a9428ccad8189140d715ab9ca4193d)

Please either edit the data files to have matching columns, or separate them into different configurations (see docs at https://hf.co/docs/hub/datasets-manual-configuration#multiple-configurations)
Traceback:    Traceback (most recent call last):
                File "/src/services/worker/.venv/lib/python3.9/site-packages/datasets/builder.py", line 2011, in _prepare_split_single
                  writer.write_table(table)
                File "/src/services/worker/.venv/lib/python3.9/site-packages/datasets/arrow_writer.py", line 585, in write_table
                  pa_table = table_cast(pa_table, self._schema)
                File "/src/services/worker/.venv/lib/python3.9/site-packages/datasets/table.py", line 2302, in table_cast
                  return cast_table_to_schema(table, schema)
                File "/src/services/worker/.venv/lib/python3.9/site-packages/datasets/table.py", line 2256, in cast_table_to_schema
                  raise CastError(
              datasets.table.CastError: Couldn't cast
              Text: string
              to
              {'title': Value(dtype='string', id=None), 'Text': Value(dtype='string', id=None)}
              because column names don't match
              
              During handling of the above exception, another exception occurred:
              
              Traceback (most recent call last):
                File "/src/services/worker/src/worker/job_runners/config/parquet_and_info.py", line 1324, in compute_config_parquet_and_info_response
                  parquet_operations = convert_to_parquet(builder)
                File "/src/services/worker/src/worker/job_runners/config/parquet_and_info.py", line 938, in convert_to_parquet
                  builder.download_and_prepare(
                File "/src/services/worker/.venv/lib/python3.9/site-packages/datasets/builder.py", line 1027, in download_and_prepare
                  self._download_and_prepare(
                File "/src/services/worker/.venv/lib/python3.9/site-packages/datasets/builder.py", line 1122, in _download_and_prepare
                  self._prepare_split(split_generator, **prepare_split_kwargs)
                File "/src/services/worker/.venv/lib/python3.9/site-packages/datasets/builder.py", line 1882, in _prepare_split
                  for job_id, done, content in self._prepare_split_single(
                File "/src/services/worker/.venv/lib/python3.9/site-packages/datasets/builder.py", line 2013, in _prepare_split_single
                  raise DatasetGenerationCastError.from_cast_error(
              datasets.exceptions.DatasetGenerationCastError: An error occurred while generating the dataset
              
              All the data files must have the same columns, but at some point there are 1 missing columns ({'title'})
              
              This happened while the json dataset builder was generating data using
              
              hf://datasets/Ammar-Azman/indonesia-text/indo_tweet.jsonl (at revision 527553e499a9428ccad8189140d715ab9ca4193d)
              
              Please either edit the data files to have matching columns, or separate them into different configurations (see docs at https://hf.co/docs/hub/datasets-manual-configuration#multiple-configurations)

Need help to make the dataset viewer work? Open a discussion for direct support.

title
string
Text
string
Dugaan Rasisme Bikin Selebgram Diusut Soal Ujaran Kebencian
Jakarta - Seorang selebgram dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan ujaran kebencian. Selebgram dengan nama akun @psychedelisha ini dilaporkan karena dugaan rasisme terhadap masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).Kasus ini berawal dari postingan @psychedelisha memposting video di akun media sosialnya. Wanita bernama Ade Chaerunisa ini awalnya membicarakan seorang wanita berdarah campuran yang menurutnya tidak terlihat berdarah campuran.Psychedelisha lantas membawa-bawa 'orang NTT' hingga menghina warna kulit. Ucapan selebgram itu kemudian ramai dihujat oleh netizen. Ade Chaerunisa dinilai rasis karena bawa-bawa ras dan warna kulit. Ia kemudian mengklarifikasi dan menyampaikan permintaan maaf atas ucapannya tersebut.Namun, permintaan maaf pemilik akun @psychedelisha ini dinilai tidak tulus. Ia pun dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan ujaran kebencian. Baca juga: Pemuda NTT Polisikan Selebgram Terkait Dugaan Ujaran KebencianSelebgram DipolisikanPsychedelisha dilaporkan ke SPKT Polda Metro Jaya pada Jumat (31/5) malam. Pelapor dari Forum Pemuda NTT melaporkan Psychedelisha terkait dugaan ujaran kebencian."Malam ini, kami dari tim hukum Forum Pemuda NTT telah melaporkan akun dengan nama @psycadelisha, yang mana atas postingannya, seluruh masyarakat NTT malam ini kami melaporkan," jelas Sekjen DPP Forum Pemuda NTT, Masudin Ahmad, saat dihubungi detikcom, Sabtu (1/6).Forum Pemuda NTT melaporkan Psychedelisha dengan pasal Tindak Pidana Kejahatan Informasi dan Transaksi Elektronik UU No 1 Tahun 2004 tentang perubahan Kedua UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) sebagaimana dimaksud pasal 28 ayat (2) juncto Pasal 45A Ayat (2)."Yang mana atas postingan itu telah menimbulkan atau ujaran kebencian dan permusuhan terhadap masyarakat NTT," imbuhnya.Baca juga: Polda Metro Mulai Usut Laporan Terkait Selebgram Diduga RasismePenghinaan ke Warga NTTMasudin mengungkap alasan Forum Pemuda NTT melaporkan Psychedelisha. Menurutnya, ucapan dan komentar Psychedelisha telah merendahkan masyarakat NTT."Alasan melaporkan karena postingan dia di Instagram itu buat kami masyarakat NTT itu (sebuah) penghinaan dan merendahkan. Selain itu ada komentarnya juga buat saya sangat-sangat hina, ada bahasanya memang tidak disebutkan masyarakat NTT tetapi itu rentetan-rentetan dari komentar netizen asal NTT sehingga dia buat komentar 'Kaum kau di Bali kalau nggak pada rusuh ya jadi maling ini membuat masyarakat NTT marah," tuturnya.Redaksi telah menghubungi pshychedelisha melalui akun Instagramnya untuk meminta tanggapannya terkait laporan ini, namun yang bersangkutan belum memberikan tanggapannya hingga berita ini dimuat.Baca juga: Pelapor: Ucapan Selebgram Psychedelisha Merendahkan Warga NTTBaca selengkapnya di halaman selanjutnya.....Lihat juga Video: Saat Vinicius Ngaku Jengkel Bicara Rasisme di Acara Ballon d'Or 2023[Gambas:Video 20detik] Halaman 1 2 Selanjutnya psychedelisha rasisme ujaran kebencian jabodetabek polda metro jaya round-up
Duduk Perkara Selebgram Dipolisikan Dugaan Rasisme Bawa Bawa Orang Ntt
Jakarta - Selebgram dengan nama akun @psychedelisha dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Wanita bernama Ade Chaerunisa ini dilaporkan setelah ucapan rasisme yang membawa-bawa 'orang NTT'.Unggahan video selebgram tersebut viral di media sosial. Netizen geram hingga menghujat Psychedelisha atas ucapan rasismenya itu.Berawal ketika akun @psychedelisha memposting video di akun media sosialnya. Wanita bernama Ade Chaerunisa ini awalnya membicarakan seorang wanita berdarah campuran yang, menurutnya, tidak terlihat berdarah campuran. Forum Pemuda NTT mengatakan ucapan Psychedelisha itu membuat warga NTT marah. Inilah yang kemudian membuat Forum Pemuda NTT melaporkan Psychedelisha ke polisi.Selebgram DilaporkanSekjen Forum Pemuda NTT, Masudin Ahmad, selaku pelapor mengatakan pihaknya telah melaporkan Psychedelisha ke Polda Metro Jaya pada Jumat (31/5) malam. Psychedelisha atau Ade Chaerunisa dilaporkan dengan Undang-Undang ITE. "Melaporkan dengan pasal Tindak Pidana Kejahatan Informasi dan Transaksi Elektronik UU No 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Kedua UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) sebagaimana dimaksud Pasal 28 ayat (2) juncto Pasal 45A Ayat (2) yang mana atas postingan itu telah menimbulkan atau ujaran kebencian dan permusuhan terhadap masyarakat NTT," jelas Sekjen DPP Forum Pemuda NTT, Masudin Ahmad, saat dihubungi detikcom, Sabtu (1/6/2024).Psychedelisha sendiri telah menyampaikan permintaan maafnya melalui akun media sosialnya tersebut. Akan tetapi, permintaan maafnya itu dinilai tidak tulus dan serius.Baca juga: Pelapor: Ucapan Selebgram Psychedelisha Merendahkan Warga NTT"Permintaan maafnya dengan tertawa, nggak ada ketulusan, nggak ada keseriusan seperti dibuat lelucon. Apalagi ada satu postingan permintaan maaf dia dengan background foto anjing, seolah-olah masyarakat NTT itu seekor anjing? Dia minta maaf pakai foto anjing, itu tidak etis, malah makin memperkeruh," ujarnya.Meski terlapor sudah menyampaikan permintaan maaf, Masudin menyampaikan pihaknya tidak akan membuka pintu damai. Menurutnya, pernyataan Psychedelisha juga telah mendiskriminasi masyarakat NTT."Untuk saat ini kami belum membuka (pintu damai). Karena ini menyangkut banyak orang, agar orang-orang tidak selalu mendiskriminasi kami orang-orang NTT dan ini bukan sekali terjadi, tapi sering kali selebgram yang berbuat gitu, kami ingin ini ada efek jera," imbuhnya.Minta Polisi UsutMasudin meminta polisi mengusut laporannya itu. Ia berharap proses hukum terhadap Psychedelisha ini dapat memberikan efek jera."Kami harap polisi segera menindak tegas yang bersangkutan," tuturnya.Redaksi telah menghubungi Psychedelisha melalui akun Instagramnya untuk meminta tanggapannya terkait laporan ini, namun yang bersangkutan belum memberikan tanggapannya hingga berita ini dimuat.Baca juga: Pemuda NTT Polisikan Selebgram Terkait Dugaan Ujaran Kebencian Simak Video "Sopir Pajero Sport yang Kabur Saat Diberhentikan Polisi Dijemput Paksa" [Gambas:Video 20detik] (mei/dhn) psychedelisha rasisme ujaran kebencian polda metro jaya jabodetabek
Pelapor Ucapan Selebgram Psychedelisha Merendahkan Warga Ntt
Jakarta - Forum Pemuda NTT melaporkan selebgram dengan nama akun @psychedelisha ke Polda Metro Jaya atas dugaan ujaran kebencian dan rasisme. Selebgram tersebut dilaporkan karena dinilai telah menghina dan merendahkan masyarakat NTT.Laporan Forum Pemuda NTT itu dibuat di Polda Metro Jaya pada Jumat (31/5/2024) dengan nomor laporan LP/B/3033/V/2024/SPKT/Polda Metro Jaya. Akun Psychedelisha dilaporkan dengan Pasal 28 ayat (2) juncto Pasal 45A Ayat (2) Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)."Alasan melaporkan karena postingan dia di Instagram itu buat kami masyarakat NTT itu (sebuah) penghinaan dan merendahkan. Selain itu ada komentarnya juga buat saya sangat-sangat hina, ada bahasanya memang tidak disebutkan masyarakat NTT tetapi itu rentetan-rentetan dari komentar netizen asal NTT sehingga dia buat komentar 'Kaum kau di Bali kalau nggak pada rusuh ya jadi maling ini membuat masyarakat NTT marah," kata Sekjen DPP Forum Pemuda NTT, Masudin Ahmad. Psychedelisha sendiri telah menyampaikan permintaan maafnya melalui akun media sosialnya tersebut. Akan tetapi, permintaan maafnya itu dinilai tidak tulus dan serius.Baca juga: Polda Metro Mulai Usut Laporan Terkait Selebgram Diduga Rasisme"Permintaan maafnya dengan tertawa, nggak ada ketulusan, nggak ada keseriusan seperti dibuat lelucon. Apalagi ada satu postingan permintaan maaf dia dengan background foto anjing, seolah-olah masyarakat NTT itu seekor anjing? Dia minta maaf pakai foto anjing, itu tidak etis, malah makin memperkeruh," ujarnya. Meki terlapor sudah menyampaikan permintaan maaf, namun Masudin menyampaikan pihaknya tidak akan membuka pintu damai. Menurutnya, pernyataan Psychedelisha juga telah mendiskriminasi masyarakat NTT."Untuk saat ini kami belum membuka (pintu damai). Karena ini menyangkut banyak orang, agar orang-orang tidak selalu mendiskriminasi kami orang-orang NTT dan ini bukan sekali terjadi, tapi sering kali selebgram yang berbuat gitu, kami ingin ini ada efek jera," imbuhnya.Redaksi telah menghubungi pshychedelisha melalui akun Instagramnya untuk meminta tanggapannya terkait laporan ini, namun yang bersangkutan belum memberikan tanggapannya hingga berita ini dimuat.Baca juga: Pemuda NTT Polisikan Selebgram Terkait Dugaan Ujaran KebencianDiusut PolisiPolda Metro Jaya membenarkan telah menerima laporan Forum Pemuda NTT terhadap Psychedelisha ini. Polisi saat ini masih mendalami kasus tersebut."Benar, laporan tersebut sudah diterima dan sedang didalami," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Sabtu (1/6).Ade Ary mengatakan pihaknya akan segera memeriksa pelapor untuk mengetahui duduk perkara kasus tersebut. Sementara itu, pemeriksaan terhadap selebgram selaku terlapor akan dijadwalkan."Pelapor nanti akan kami panggil untuk dimintai keterangan. Ya itu (pemeriksaan terlapor) nanti penyidik yang akan menjadwalkan," ujarnya. (mea/dhn) psychedelisha forum pemuda ntt rasisme ujaran kebencian polda metro jaya jabodetabek
Polda Metro Mulai Usut Laporan Terkait Selebgram Diduga Rasisme
Jakarta - Polda Metro Jaya membenarkan adanya laporan atas selebgram dengan nama akun @psychedelisha soal dugaan ujaran kebencian. Polisi tengah mengusut laporan tersebut."Benar, laporan tersebut sudah diterima dan sedang didalami," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Sabtu (1/6/2024).Ade Ary mengatakan pihaknya akan segera memeriksa pelapor untuk mengetahui duduk perkara kasus tersebut. Sementara itu, pemeriksaan terhadap selebgram selaku terlapor akan dijadwalkan. "Pelapor nanti akan kami panggil untuk dimintai keterangan. Ya itu (pemeriksaan terlapor) nanti penyidik yang akan menjadwalkan," ujarnya.Laporan atas selebgram Ade Chaerunisa atau akun @psychedelisha dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Forum Pemuda NTT. Laporan teregister dengan nomor: LP/B/3033/V/2024/SPKT/Polda Metro Jaya, tanggal 31 Mei 2024. "Malam ini, kami dari tim hukum Forum Pemuda NTT telah melaporkan akun dengan nama @psycadelisha, yang mana atas postingannya, seluruh masyarakat NTT malam ini kami melaporkan dengan pasal Tindak Pidana Kejahatan Informasi dan Transaksi Elektronik UU No 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Kedua UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) sebagaimana dimaksud Pasal 28 ayat (2) juncto Pasal 45A Ayat (2) yang mana atas postingan itu telah menimbulkan atau ujaran kebencian dan permusuhan terhadap masyarakat NTT," jelas Sekjen DPP Forum Pemuda NTT, Masudin Ahmad, saat dihubungi detikcom, Sabtu (1/6).Masudin menyampaikan perkataan psychedelisha dalam akun Instagramnya telah menimbulkan kemarahan bagi masyarakat NTT. Selebgram psychedelisha dinilai telah menghina masyarakat dengan ucapan rasisme dalam akun media sosialnya.Baca juga: Pemuda NTT Polisikan Selebgram Terkait Dugaan Ujaran Kebencian"Alasan melaporkan karena postingan dia di Instagram itu buat kami masyarakat NTT itu (sebuah) penghinaan dan merendahkan. Selain itu, ada komentarnya juga buat saya sangat-sangat hina, ada bahasanya memang tidak disebutkan masyarakat NTT, tetapi itu rentetan-rentetan dari komentar netizen asal NTT sehingga dia buat komentar 'Kaum kau di Bali kalau nggak pada rusuh ya jadi maling ini membuat masyarakat NTT marah," bebernya.Psychedelisha telah menyampaikan permintaan maafnya melalui akun media sosialnya tersebut. Akan tetapi, permintaan maafnya itu dinilai tidak tulus dan serius."Permintaan maafnya dengan tertawa, nggak ada ketulusan, nggak ada keseriusan seperti dibuat lelucon. Apalagi ada satu postingan permintaan maaf dia dengan background foto anjing, seolah-olah masyarakat NTT itu seekor anjing? Dia minta maaf pakai foto anjing, itu tidak etis, malah makin memperkeruh," ujarnya.Meski terlapor sudah menyampaikan permintaan maaf, Masudin menyampaikan pihaknya tidak akan membuka pintu damai. Menurutnya, pernyataan Psychedelisha juga telah mendiskriminasi masyarakat NTT."Untuk saat ini kami belum membuka (pintu damai). Karena ini menyangkut banyak orang, agar orang-orang tidak selalu mendiskriminasi kami orang-orang NTT dan ini bukan sekali terjadi, tapi sering kali selebgram yang berbuat gitu, kami ingin ini ada efek jera," imbuhnya.Redaksi telah menghubungi pemilik akun @psychedelisha untuk meminta tanggapan terkait laporan Forum Pemuda NTT tersebut, namun hingga berita ini dimuat belum mendapatkan jawaban.Baca juga: Satpol PP Bogor Amankan 4 Anak Jalanan Diduga 'Ngelem' di Tugu Kujang (wnv/mea) psychedelisha ujaran kebencian forum pemuda ntt jabodetabek polda metro jaya
Pemuda Ntt Polisikan Selebgram Terkait Dugaan Ujaran Kebencian
Jakarta - Seorang selebgram dengan nama akun @psychedelisha dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Selebgram bernama Ade Chaerunisa ini dilaporkan atas dugaan ujaran kebencian."Malam ini, kami dari tim hukum Forum Pemuda NTT telah melaporkan akun dengan nama @psycadelisha, yang mana atas postingannya, seluruh masyarakat NTT malam ini kami melaporkan dengan pasal Tindak Pidana Kejahatan Informasi dan Transaksi Elektronik UU No 1 Tahun 2004 tentang perubahan Kedua UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) sebagaimana dimaksud pasal 28 ayat (2) juncto Pasal 45A Ayat (2) yang mana atas postingan itu telah menimbulkan atau ujaran kebencian dan permusuhan terhadap masyarakat NTT," jelas Sekjen DPP Forum Pemuda NTT, Masudin Ahmad, saat dihubungi detikcom, Sabtu (1/6/2024).Masudin menyampaikan perkataan psychedelisha dalam akun Instagramnya telah menimbulkan kemarahan bagi masyarakat NTT. Selebgram psychedelisha dinilai telah menghina masyarakat dengan ucapan rasisme dalam akun media sosialnya. "Alasan melaporkan karena postingan dia di Instagram itu buat kami masyarakat NTT itu (sebuah) penghinaan dan merendahkan. Selain itu ada komentarnya juga buat saya sangat-sangat hina, ada bahasanya memang tidak disebutkan masyarakat NTT tetapi itu rentetan-rentetan dari komentar netizen asal NTT sehingga dia buat komentar 'Kaum kau di Bali kalau nggak pada rusuh ya jadi maling ini membuat masyarkaat NTT marah," bebernya.Psychedelisha sendiri telah menyampaikan permintaan maafnya melalui akun media sosialnya tersebut. Akan tetapi, permintaan maafnya itu dinilai tidak tusul dan serius. Baca juga: Empat ABG Perempuan Adu Jotos di Cakung Resahkan Warga, Ini Cerita RWForum Pemuda NTT melaporkan akun selebgram @psychedelisha terkait dugaan rasisme dan ujaran kebencian ke Polda Metro Jaya, Jumat (31/5/2024)."Permintaan maafnya dengan tertawa, nggak ada ketulusan, nggak ada keseriusan seperti dibuat lelucon. Apalagi ada satu postingan permintaan maaf dia dengan background foto anjing, seolah-olah masyarakat NTT itu seekor anjing? Dia minta maaf pakai foto anjing, itu tidak etis, malah makin memperkeruh," ujarnya.Meki terlapor sudah menyampaikan permintaan maaf, namun Masudin menyampaikan pihaknya tidak akan membuka pintu damai. Menurutnya, pernyataan Psychedelisha juga telah mendiskriminasi masyarakat NTT."Untuk saat ini kami belum membuka (pintu damai). Karena ini menyangkut banyak orang, agar orang-orang tidak selalu mendiskriminasi kami orang-orang NTT dan ini bukan sekali terjadi, tapi sering kali selebgram yang berbuat gitu, kami ingin ini ada efek jera," imbuhnya.Laporan Forum Pemuda NTT ini teregister dengan nomor: LP/B/3033/V/2024/SPKT/Polda Metro Jaya, tanggal 31 Mei 2024. Masudin berharap laporan tersebut ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian."Kami harap polisi segera menindak tegas yang bersangkutan," pungkasnya.Redaksi telah menghubungi pshychedelisha melalui akun Instagramnya untuk meminta tanggapannya terkait laporan ini, namun yang bersangkutan belum memberikan tanggapannya hingga berita ini dimuat.Baca juga: 2 Orang WNI Diamankan Terkait Chaowalit Buron Nomor 1 ThailandSaksikan Video 'KuTips: Jurus Beli Rumah untuk Si Pekerja Gaji UMR':[Gambas:Video 20detik] (mei/dhn) rasisme ujaran kebencian psychedelisha polda metro jaya forum pemuda ntt jabodetabek
Polisi Galih Loss Pelesetkan Taawuz Dengan Suara Serigala Banyak Dikomplain
Jakarta - TikToker Galih Loss alias GNP ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka ujaran kebencian. Polisi mengatakan konten video yang disebarkan Galih banyak dikomplain warganet.Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan konten Galih yang menimbulkan keresahan yang berisi tentang tebak-tebakan nama hewan yang bisa mengaji. Dalam video tersebut, Galih memelesetkan kalimat taawuz dengan suara serigala."Si Saudara GNP ini juga telah mengakui dan secara sadar bahwa dirinya telah membuat konten video dengan memelesetkan dan menyamakan kalimat taawuz dengan suara hewan serigala," kata Kombes Ade Safri dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat (26/4/2024). Baca juga: Polisi Sebut Galih Loss Belum Terima Endorse dari Konten ViralnyaKonten video yang viral tersebut dibuat pada Rabu (17/4) di wilayah Mustikajaya di Kota Bekasi, Jawa Barat. Video itu diunggah Galih lewat akun TikTok @galihloss3.Video itu dibuat Galih dengan bertanya kepada seorang anak laki-laki. Konten tersebut dianggap menghina agama. "Si laki-laki ini menanyakan tentang 'hewan apa yang bisa mengaji' dan sebagainya. Kemudian sampai ada jawaban dari laki-laki sendiri (Galih) yang menjelaskan bahwa hewan tersebut adalah serigala, tapi kemudian dipelesetkan dengan menggunakan 'auuuuz'," kata dia.Simak Video 'Tujuan Galih Loss Bikin Konten Tebak Nama Hewan Bisa Ngaji':[Gambas:Video 20detik] Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya. Halaman 1 2 Selanjutnya polda metro jaya jabodetabek galih loss galih loss tersangka galih loss ditahan ujaran kebencian uu ite hukum
Heboh Guru Cianjur Diduga Komentar Rasis Ke Puteri Indonesia 2023
Cianjur - Oknum guru SMA Negeri di Cianjur, Jawa Barat, ramai dikritik karena diduga memberi komentar rasis ke Puteri Indonesia 2023, Farhana Nariswari, di media sosial (medsos). Komentar bertuliskan 'Rohingnya' dari oknum guru pria tersebut ramai dikritik.Komentar 'Rohingnya' itu dituliskan oknum guru itu di postingan salah satu akun media sosial Tiktok yang menampilkan Puteri Indonesia 2023, Farhana Nariswari. Warganet menganggap komentar itu sebagai ujaran kebencian dan bentuk rasisme terhadap mojang kelahiran Kota Bandung tersebut.Kepala SMAN 1 Cianjur Agam Suprianta mengatakan pihaknya sudah memanggil dan meminta penjelasan terhadap guru tersebut. Selain itu, guru tersebut juga sudah diberi sanksi teguran serta diminta tidak melakukan hal serupa. Baca juga: E-TLE Rekam 608 Kendaraan Langgar Ganjil Genap Mudik di Tol Cikampek"Itu kan sifatnya personal, tapi tetap kami panggil dan tegur agar tidak mengulangi lagi. Motif guru tersebut membuat komentar seperti itu kami tidak tahu," kata Suprianta dilansir detikJabar, Sabtu (6/4/2024).Setelah komentar 'Rohingnya' viral dan menjadi sorotan, guru SMAN 1 Cianjur mengunggah video permohonan maaf di media sosial. Guru berinisial P itu mengaku meminta maaf atas komentarnya di media sosial dan menyesali perbuatannya yang membuat banyak pihak turut menjadi sasaran warganet. "Saya Prayoga dengan besar hati menyampaikan permohonan maaf atas komentar negatif saya di media sosial tiktok. Terutama kepada Teh Farhana Nariswari, Puteri Indonesia, dan yayasan. Mohon maaf juga kepada rekan dan lembaga yang terdampak dari permasalahan ini. Semoga memberikan pelajaran untuk saya dan semua untuk lebih bijak dalam berdoa sosial," tuturnya dalam video yang beredar.Simak selengkapnya di sini.Lihat juga Video: Putri Pele Marah Vinicius Dihina: Spanyol Harusnya Malu![Gambas:Video 20detik] (jbr/jbr) puteri indonesia 2023 farhana nariswari cianjur ujaran kebencian
Heboh Guru Cianjur Diduga Rasis Ke Puteri Indonesia 2023
Cianjur - Oknum guru SMA Negeri di Cianjur, Jawa Barat, diduga melakukan ujaran kebencian dan rasis di media sosial terhadap Putri Indonesia 2023, Farhana Nariswari.Tindakan dari oknum guru itu pun mendapatkan respons negatif yang malah berbalik menjadi serangan dari para warganet. Bahkan akun resmi dinas pendidikan hingga kepegawaian Cianjur dipenuhi komentar dari warganet yang menyayangkan tindakan oknum guru itu.Oknum guru laki-laki berinisial P itu awalnya menuliskan komentar bertuliskan 'Rohingnya' di postingan salah satu akun media sosial tiktok yang menampilkan Putri Indonesia 2023, Farhana Nariswari. Baca juga: Gerindra Siapkan 3 Kader Terbaik untuk Pilgub Jabar 2024Warganet pun menganggap komentar itu sebagai ujaran kebencian dan bentuk rasisme terhadap mojang kelahiran Kota Bandung tersebut. Sebab kata 'rohingnya' dinilai mengejek warna kulit yang gelap layaknya para pengungsi asal Rohingnya.Komentar yang dibuat sejak dua hari lalu itu pun masih viral dan mendapatkan banyak respons hingga hari ini, Jumat (5/4/2024). Bahkan akun resmi dinas di Cianjur, termasuk akun SMA Negeri tempat guru tersebut mengajar juga diserang netizen di kolom komentar. Warganet menuntut permohonan maaf dan klarifikasi dari guru tersebut, sebab dianggap memberikan contoh tidak baik pada murid-muridnya."Segera proses dan beri peringatan. Guru kok ga mencerminkan attitude yang bagus. Menghina fisik seorang Puteri Indonesia, apa dibenarkan? Miris sekali," tulis akun @make**** di dalam kolom komentar akun instagram @bkpsdmcianjurkab.Kepala SMAN 1 Cianjur Agam Suprianta, mengatakan pihaknya sudah memanggil dan memintai penjelasan terhadap guru tersebut. Selain itu, guru tersebut juga sudah diberi sanksi teguran serta diminta untuk tidak melakukan hal serupa."Itukan sifatnya personal, tapi tetap kami panggil dan tegur agar tidak mengulangi lagi. Untuk motif guru tersebut membuat komentar seperti itu kami tidak tahu," kata dia.Di sisi lain, Kepala BKPSDM Kabupaten Cianjur Ayi Reza Addairobi mengatakan pihaknya sudah membalas pesan serangan dari netizen tersebut salah alamat. Pasalnya guru SMA dan SMK sederajat merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat."Kita sudah sampaikan klarifikasi kalau guru SMA sederajat itu adalah kewenangan Dinas Pendidikan Provinsi Jabar dan atau Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jabar. Jadi kalau serang ke kita, itu salah alamat," ujarnya, Jumat (5/4/2024).Dengan adanya kasus tersebut, dirinya juga mengimbau pada seluruh aparatur sipil negara (ASN) lingkup Pemkab Cianjur untuk bijak dalam bersosial media."Jangan asal komentar di sosmed, apalagi jika sampai hate speech. Karena secara tidak langsung ASN itu mewakili instansi yakni pemerintah. Di sosmed itu batasan antara pribadi dan profesi itu sudah sangat tipis bahkan tidak ada," ujarnya.Baca juga: Happy Ending, Curhat Gina Antar Suami Nikah Lagi di CianjurKlarifikasi Guru SMA Negeri CianjurUsai komentar 'Rohingnya' viral dan menjadi sorotan, guru SMAN 1 Cianjur mengunggah video permohonan maaf di media sosial. Guru yang diketahui bernama Prayoga itu mengaku meminta maaf atas komentarnya di media sosial.Selain itu juga dirinya menyesali perbuatannya yang membuat banyak pihak turut menjadi sasaran warganet."Saya Prayoga dengan besar hati menyampaikan permohonan maaf atas komentar negatif saya di media sosial tiktok. Terutama kepada teh Farhana Nariswari Puteri Indonesia dan yayasan. Mohon maaf juga kepada rekan dan lengbaga yang terdampak dari permasalahan ini. Semoga memberikan pelajaran untuk saya dan semua untuk lebih bijak dalam berdoa sosial," tuturnya dam video yang beredar. (iqk/iqk) viral jabar berita jabar cianjur jawa barat ujaran kebencian puteri indonesia farhana nariswari
Sederet Fakta Pria Situbondo Lecehkan Kiai Diamankan Polisi
Daftar Isi Berikut sejumlah fakta pria di Situbondo diamankan polisi karena lecehkan kiai: 1. Awal Mula Kasus 2. Aan Diamankan Polisi 3. Polisi Amankan Rumah Aan 4. Aan Diduga Depresi 5. Keluarga Minta Maaf Situbondo - Seorang pemilik akun Facebook atas nama Alan Fikri Fatlulloh itu adalah Aan (28) diamankan polisi usai melecehkan kiai kharismatik di wilayah setempat. Ia diamankan kemarin malam.Aan diamankan untuk menghindari main hakim sendiri yang mungkin dilakukan warga yang tidak terima. Saat proses pemeriksaan di kantor polisi, Aan diduga mengalami depresi karena jawabannya tidak nyambung.Berikut sejumlah fakta pria di Situbondo diamankan polisi karena lecehkan kiai:Baca juga: Nasib Pria Situbondo Lecehkan Kiai Berujung Diamankan Polisi agar Tak Dimassa1. Awal Mula KasusAan diciduk polisi karena postingannya di media sosial Facebook. Ia memposting ujaran melecehkan seorang kiai kharismatik di wilayah setempat. Kapolsek Jangkar AKP Agus Siswanto menjelaskan, kasus ini bermula saat anggotanya melakukan patroli siber di medsos. Lalu ditemukan sebuah akun Fb mengunggah ujaran bernada kebencian dan melecehkan seorang tokoh setempat.Pihaknya pun melakukan penelusuran terhadap pemilik akun yang dimaksud. Dan, didapatkan informasi pemilik akun merupakan warga Desa Pesanggrahan, Jangkar, Situbondo. "Setelah ditelusuri diketahui pemilik akunnya warga Pesanggrahan bernama Aan," paparnya.2. Aan Diamankan PolisiAgus mengaku pihaknya telah mengamankan Aan. Ia diciduk lalu dibawa ke Polres Situbondo untuk dimintai keterangan lebih lanjut."Iya, benar. Kami amankan tadi malam," ungkap Kapolsek Jangkar AKP Agus Siswanto saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (29/3/2024).Baca juga: Warga Situbondo yang Lecehkan Kiai di Medsos Ternyata Alami Depresi3. Polisi Amankan Rumah AanAgus menerangkan, Aan diamankan untuk menghindari timbulnya gejolak serta potensi amuk massa dari para simpatisan tokoh tersebut. Sehingga pelaku diamankan ke Mapolres Situbondo.Bahkan, kepolisian juga melakukan penjagaan di rumah Aan. Sebab, berdasarkan informasi, ratusan simpatisan kiai akan meluruk rumah pemilik akun Fb tersebut.4. Aan Diduga DepresiPelaku diduga mengalami depresi. Pasalnya, saat dilakukan pemeriksaan intensif, pertanyaan penyidik dan jawaban pelaku tidak pernah nyambung."Ini masih kami dalami. Dia berpura-pura depresi atau memang benar depresi," ungkap Kasat Reskrim Polres Situbondo AKP Momon Suwito Pratomo.Sementara keterangan kepala desa, pelaku memang sudah lama mengalami depresi berat. Bahkan, disebut pernah dirawat di RSJ Licin Banyuwangi."Kami juga sudah panggil keluarganya untuk dimintai keterangan terkait kondisi kejiwaan Aan," imbuhnya.Selain memiliki rekam jejak medik pernah dirawat di RSJ Licin, bukti lain yang menunjukkan Aan mengalami depresi adalah semua kaca di rumah keluarga sering dipecahkan Aan."Itu berdasarkan keterangan keluarganya. Pelaku itu katanya sudah lama mengalami depresi," kata Momon.5. Keluarga Minta MaafKeluarga Aan pun meminta maaf atas perbuatan pelaku di media sosial yang melakukan ujaran kebencian dan melecehkan kiai. Bahkan, keluarga dikuatkan kepala desa setempat sudah membuat surat pernyataan permintaan maaf secara tertulis. Simak Video "Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian yang Hina Suku di Sultra" [Gambas:Video 20detik] (irb/fat) pelecehan kiai pelecehan kiai situbondo ujaran kebencian kiai situbondo dilecehkan situbondo
Nasib Pria Situbondo Lecehkan Kiai Berujung Diamankan Polisi Agar Tak Dimassa
Situbondo - Aan (28), pemilik akun Facebook bernama Alan Fikri Fatlulloh menyampaikan ujaran yang melecehkan terhadap salah seorang kiai kharismatik di Situbondo. Akibat perbuatannya itu, dia diciduk polisi dan sempat dimintai keterangan.Pengamanan netizen warga Desa Pesanggrahan, Jangkar, Situbondo itu bermula dari patroli siber yang dilakukan petugas Polsek Jangkar. Unggahan bernada kebencian dan melecehkan tokoh setempat itu membuat Aan diciduk."Setelah ditelusuri diketahui pemilik akunnya warga Pesanggrahan bernama Aan. Kami amankan tadi malam," ungkap Kapolsek Jangkar AKP Agus Siswanto saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (29/3/2024). Untuk menghindari timbulnya gejolak dan potensi amuk massa dari para simpatisan kiai yang dilecehkan pelaku diamankan di Mapolres Situbondo sekaligus untuk menjalani pemeriksaan.Baca juga: Polisi Amankan Warga Situbondo yang Lecehkan Kiai di MedsosBahkan, kata Agus, pihaknya juga melakukan penjagaan di rumah Aan. Sebab, berdasarkan informasi yang masuk, ada ratusan simpatisan kiai hendak mendatangi rumah pemilik Aan. Setelah melakukan pemeriksaan terhadap pelaku, polisi menduga bahwa Aan mengalami depresi. Hal itu terlihat dari perilaku Aan yang menyampaikan jawaban tidak nyambung saat mendapatkan pertanyaan dari penyidik."Ini masih kami dalami. Dia berpura-pura depresi atau memang benar depresi," ujar Kasat Reskrim Polres Situbondo AKP Momon Suwito Pratomo.Berdasarkan keterangan dari kepala desa setempat, pelaku memang sudah cukup lama mengalami depresi berat. Bahkan yang bersangkutan disebut pernah dirawat di RSJ Licin, Banyuwangi.Baca juga: Warga Situbondo yang Lecehkan Kiai di Medsos Ternyata Alami Depresi"Kami juga sudah panggil keluarganya untuk dimintai keterangan terkait kondisi kejiwaan," imbuh Momon.Selain memiliki rekam jejak medik pernah dirawat di RSJ Licin, Banyuwangi, bukti lain yang menunjukkan Aan mengalami depresi yakni semua kaca di rumah keluarganya sering pecah akibat ulah Aan."Itu berdasarkan keterangan keluarganya. Pelaku itu katanya sudah lama mengalami depresi," kata Momon.Terkait perbuatan Aan di medsos yang menyampaikan ujaran kebencian dan melecehkan kiai itu, keluarganya meminta maaf. Bahkan keluarga telah membuat surat pernyataan permintaan maaf secara tertulis yang diketahui oleh kepala desa. Simak Video "Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian yang Hina Suku di Sultra" [Gambas:Video 20detik] (dpe/iwd) pelecehan kiai pelecehan kiai situbondo ujaran kebencian kiai situbondo dilecehkan situbondo
Warga Situbondo Yang Lecehkan Kiai Di Medsos Ternyata Alami Depresi
Situbondo - Seorang pria warga Situbondo yang melecehkan seorang kiai setempat diamankan polisi. Pelaku diduga mengalami depresi.Hal itu terbukti dengan perilaku pria bernama Aan (28) tersebut. Saat diperiksa intensif, pertanyaan penyidik dan jawaban pelaku tidak pernah nyambung."Ini masih kami dalami. Dia berpura-pura depresi atau memang benar depresi," ungkap Kasat Reskrim Polres Situbondo AKP Momon Suwito Pratomo kepada detikJatim, Jumat (29/3/2024). Baca juga: Polisi Amankan Warga Situbondo yang Lecehkan Kiai di MedsosDari keterangan kepala desa, pelaku memang sudah lama mengalami depresi berat. Bahkan, disebut pernah dirawat di RSJ Licin Banyuwangi."Kami juga sudah panggil keluarganya untuk dimintai keterangan terkait kondisi kejiwaan Aan," imbuhnya. Selain memiliki rekam jejak medik pernah dirawat di RSJ Licin, Banyuwangi, bukti lain yang menunjukan Aan mengalami depresi yakni semua kaca di rumah keluarga sering pecah akibat tindakan Aan."Itu berdasarkan keterangan keluarganya. Pelaku itu katanya sudah lama mengalami depresi," kata Momon.Baca juga: Pelaku Penghinaan Ulama dan Habaib di Surabaya Jadi Tersangka dan DitahanTerkait perbuatan Aan di medsos yang melakukan ujaran kebencian dan melecehkan kiai tersebut, keluarga meminta maaf. Bahkan keluarga dikuatkan kepala desa setempat sudah membuat surat pernyataan permintaan maaf secara tertulis.Sebelumnya, seorang pemilik akun di Situbondo diamankan polisi. Ia diduga memposting di medsos ujaran terkesan melecehkan seorang kiai kharismatik wilayah setempat.Pemilik akun Facebook Alan Fikri Fatlulloh itu yakni Aan (28), warga Desa Pesanggrahan, Jangkar, Situbondo. Ia lantas dibawa ke Polres untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Simak Video "Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian yang Hina Suku di Sultra" [Gambas:Video 20detik] (dpe/iwd) pelecehan kiai pelecehan kiai situbondo ujaran kebencian kiai situbondo dilecehkan
Polisi Amankan Warga Situbondo Yang Lecehkan Kiai Di Medsos
Situbondo - Seorang pemilik akun Facebook di Situbondo diciduk polisi. Ia memposting ujaran melecehkan seorang kiai kharismatik di wilayah setempat.Pemilik akun Facebook atas nama Alan Fikri Fatlulloh itu adalah Aan (28), warga Desa Pesanggrahan, Jangkar, Situbondo. Ia diciduk lalu dibawa ke Polres untuk dimintai keterangan lebih lanjut."Iya, benar. Kami amankan tadi malam," ungkap Kapolsek Jangkar AKP Agus Siswanto saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (29/3/2024). Baca juga: Saat Hinaan Eko Kuntadhi ke Ning Imaz Lirboyo Pantik Kemarahan Warga NUAgus menjelaskan kasus ini bermula saat anggotanya melakukan patroli siber di medsos. Diketahui sebuah akun di medsos (Fb) mengunggah ujaran bernada kebencian dan melecehkan seorang tokoh setempat"Setelah ditelusuri diketahui pemilik akunnya warga Pesanggrahan bernama Aan," paparnya. Baca juga: Pelaku Penghinaan Ulama dan Habaib di Surabaya Jadi Tersangka dan DitahanUntuk menghindari timbulnya gejolak serta potensi amuk massa dari para simpatisan tokoh tersebut, pelaku kemudian diamankan ke Mapolres Situbondo.Bahkan, imbuh Agus, pihaknya juga melakukan penjagaan di rumah Aan. Sebab, berdasarkan informasi, ratusan simpatisan kiai akan meluruk rumah pemilik akun Fb tersebut. Simak Video "Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian yang Hina Suku di Sultra" [Gambas:Video 20detik] (dpe/iwd) pelecehan kiai pelecehan kiai situbondo ujaran kebencian kiai situbondo dilecehkan situbondo
Legislator Golkar Sulsel Jrm Dipolisikan Dugaan Tindak Pidana Sara
Makassar - Legislator DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) dari Partai Golkar, John Rende Mangontan (JRM) dipolisikan atas dugaan tindak pidana ujaran kebencian terhadap Suku, Agama, Ras, dan Golongan (SARA). Laporan terhadap JRM terkait unggahan ajakan buka puasa pakai foto babi guling di grup WhatsApp (WA)."Iya, kemarin (20/3) jam 1 siang saya ke Polda laporkan ini JRM," ujar Ketua Brigade Muslim Indonesia (BMI) Sulsel Muhammad Zulkifli kepada detikSulsel, Kamis (21/3/2024).Zulkifli menilai unggahan JRM itu ditujukan untuk umat muslim. Apalagi, tangkapan layar unggahan tersebut sudah viral dan menjadi konsumsi publik. "Saya laporkan ini selain karena memang postingannya itu di grup WA menurut saya itu ditujukan kepada umat Islam. Kemudian itu juga viral di media jadi orang pada tahu," katanya.Dia juga menyoroti klarifikasi JRM soal ajakab buka puasa itu ditujukan untuk Nasrani. Klarifikasi itu dinilai semakin membuat masalah makin runyam dan sekadar mencari pembenaran. "Mirisnya lagi muncul klarifikasi beliau di media yang menurut saya justru membuat suasana makin runyam. JRM ini harus paham istilah berbuka puasa tidak ada dalam Nasrani, yang ada di Islam," ujar Zulkifli.JRM juga dinilai keliru jika menganggap grup WA tersebut terbatas. Pasalnya, kata dia, grup WA itu berisikan banyak orang dari berbagai kalangan."Kalau dia anggap itu grup terbatas, menurut saya itu grup tidak terbatas, bukan hanya berisi keluarganya atau orang-orang Nasrani saja, itu grup Pilkada dan Caleg Toraja itu terdiri banyak orang berbeda agama dan mungkin berbeda komunitas. Jadi saya menganggap itu grup umum," ujarnya."Jadi intinya bahwa itu statement-nya menurut saya ditujukan kepada umat Islam, tapi nanti ahli yang nilai itu. Jelas pasti membuat ketersinggungan, menurut saya ini sudah penistaan agama dan ujaran kebencian, ini penghinaan besar terhadap umat Islam," tambah Zulkifli.Dia mengaku bergerak cepat melaporkan JRM ke kepolisian agar masalah ini segera selesai. Dia khawatir muncul riak-riak bernuansa isu SARA jika dibiarkan berpolemik."Saya tidak mau ada ribut-ribut di Ramadan, tidak perlu lagi ada demo-demo, riak-riak, jadi inilah menyebabkan saya mengambil langkah melaporkan ke Polda. Tinggal kita harapkan Polda melakukan penyelidikan," jelasnya.Zulkifli berharap agar Polda Sulsel segera melakukan penyelidikan dengan memeriksa saksi ahli. Jika unsur pidananya terpenhui, dia meminta Polda Sulsel segera menahan JRM sebagai efek jera."Saya tidak ingin ada riak-riak bernuansa SARA di Makassar karena apa yang dibuat ini bisa memicu konflik SARA. Tidak boleh ada dampak dari kasus ini, makanya ini langkah saya ambil dan memang harus diberi efek jera," pungkasnya.Terpisah, Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Didik Supranoto membenarkan laporan tersebut telah diterima oleh Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Saat ini, kata Didik, telah dilakukan proses penyelidikan atas laporan tersebut di Direktorat Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sulsel."Iya betul ada laporan dari BMI (Brigade Muslim Indonesia), sekarang masih dilakukan penyelidikan oleh krimsus, perkembangan akan kami sampaikan," ujarnya.Baca juga: Rudianto Lallo-Taufan Pawe Lolos ke DPR RI Usai PPP Gagal ke SenayanSebelumnya diberitakan, legislator Golkar Sulsel JRM menuai sorotan usai mengajak buka puasa pakai foto babi guling di grup WA. Namun JRM mengaku ajakan buka puasa itu sekadar candaan dan tidak ditujukan untuk umat muslim.JRM mengaku awalnya sejumlah penghuni di grup WA tersebut membahas survei pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang diwarnai candaan. Dia lalu mengirim foto babi guling dengan narasi ajakan buka puasa."Tapi tidak ada bahasa saya tentang saudara saya muslim karena puasa dikenal dan dilaksanakan juga di agama Kristen apalagi dalam suasana menyambut Paskah," tulis JRM dalam keterangannya yang diterima detikSulsel, Rabu (20/3).Baca juga: Heboh Legislator Sulsel JRM Ajak Buka Puasa di Grup WA Pakai Foto Babi GulingMeski demikian, JRM tetap menyampaikan permohonan maaf kepada umat muslim atas kekhilafannya. Itu dilakukan agar masalah ini tidak diperpanjang."Tapi agar tidak diperpanjang dan dalam menyambut bulan suci Ramadan dan menyambut Paskah saya secara pribadi mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekhilafan saya yang membuat saudara dan orang tua saya kaum muslim memunculkan amarah pada saya, harapan saya semoga ini pembelajaran yang sangat berharga bagi saya dan kita semua," katanya. Simak Video "Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian yang Hina Suku di Sultra" [Gambas:Video 20detik] (asm/ata) legislator sulsel john rende mangontan dprd sulsel ujaran kebencian makassar sulsel
Caleg Yang Diduga Hina Islam Mangkir Dari Panggilan Polisi
Sukabumi - Polisi mulai melakukan pemanggilan terhadap pemilik akun Facebook yang diduga melakukan penghinaan, penistaan, serta ujaran kebencian terhadap agama Islam. Namun pemilik akun sekaligus calon legislatif (caleg) DPR RI Dapil Jawa Barat IV berinisial YA mangkir dari panggilan polisi.Seperti diketahui, penyidik Unit Tindak Pidana Terpadu Sat Reskrim Polres Sukabumi Kota memanggil YA untuk diperiksa pada hari ini, Rabu (20/3/2024). Namun panggilan itu tak dipenuhi.Baca juga: Geger Pria Sukabumi Hina Islam Via Facebook, Polisi Turun Tangan"Jadwal hari ini tapi nggak ada datang," kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Bagus Panuntun kepada detikJabar. Polisi menjadwalkan kembali agenda pemeriksaan terhadap YA. Terlapor akan dipanggil kembali pada Senin (25/3/2024)."Dibuatkan lagi surat kedua, buat hari Senin tanggal 25 Maret 2024," ujarnya. Dia mengatakan, apabila YA mangkir pada panggilan kedua maka pihaknya akan melakukan penjemputan ke Bandung. "Kalau tak hadir lagi, kita datangi ke rumahnya di Bandung," sambungnya.Selain kepada pemilik akun Facebook, polisi juga akan memeriksa sejumlah saksi dan ahli dari ahli bahasa, ahli agama dan ahli pidana ITE. Terlapor pun disangkakan Pasal 28 (2) Jo 45A (2) UU RI nomor 11 tahun 2008 tentang ITE.Sebelumnya diberitakan, media sosial Facebook dihebohkan oleh postingan salah satu akun yang membuat narasi penghinaan terhadap agama Islam. Beberapa postingan itu viral dan ramai diperbincangkan di media sosial.Dilihat detikJabar, akun Facebook yang membuat narasi dugaan ujaran kebencian dan penghinaan agama itu berinisial YA. Dia memposting status tentang bulan Ramadan dan Al-Qur'an.Tak hanya menistakan agama, pemilik akun YA juga mencatut foto mantan Wali Kota Sukabumi periode 1993-1997 Udin Koswara. Aktivis Islam berharap kasus tersebut segera terungkap.Baca juga: Akun Facebook Pria Hina Islam Catut Foto Eks Walkot Sukabumi"Kalau yang tidak tahu, karena YA ini pake profilnya Pak Udin Koswara sempat mau datang ke Selabintana (rumah Udin Koswara) tapi saya klarifikasi, itu foto bukan foto si YA. Karena saya pernah ketemu (YA) di sebuah acara," kata Aktivis Islam Kurniawan (50)."Nggak tahu permasalahannya mah, nggak tahu dia nggak jadi (caleg) stres atau gimana yang jelas ada postingan itu. Setelah dicek benar (caleg YA) tapi foto profilnya diganti. Harapan sih cepat ditangkap lah. Terlepas itu di hack atau apa nanti pihak kepolisian yang bisa (membuktikan)," ujarnya. (orb/orb) berita jabar sukabumi penistaan agama ujaran kebencian
Sanksi 2 Wanita Di Gorontalo Diminta Ikut Razia Kendaraan Gegara Hina Polantas
Gorontalo - Dua wanita berinisial IA (29) dan SM (36) diamankan Polresta Gorontalo Kota, Provinsi Gorontalo, usai dianggap menghina polisi lalu lintas (polantas) di media sosial (medsos). Perbuatan itu membuat keduanya disanksi ikut turun melakukan razia kendaraan bersama polisi dalam Operasi Keamanan Otonaha 2024.Ujaran kebencian yang dilontarkan keduanya dilakukan lewat kolom komentar di facebook pada Kamis (14/3). Dalam komentarnya, mereka menuding polisi menerima uang saat melakukan razia atau penertiban kendaraan bermotor."Diberikan sanksi mengikuti giat Operasi Keamanan Otanaha 2024 di area bundaran Saronde, Kota Gorontalo," kata Kasat Reskrim Polresta Gorontalo Kota Kompol Leonardo Widharta kepada detikcom, Minggu (17/3/2024). Leonardo mengatakan, kedua pelaku ujaran kebencian itu tidak langsung menertibkan kendaraan yang melanggar lalu lintas. Hukuman diberikan agar keduanya merasakan kerja anggota satlantas saat bertugas."Keduanya hanya turun melihat saja bagaimana tugas dari satlantas," ungkapnya. Dia berharap sanksi itu bisa memberikan efek jera kepada kedua wanita itu. Leonardo tidak ingin anggota Polri dianggap hanya memikirkan kepentingan pribadi sebagaimana tudingan pelaku."Supaya mereka mengetahui bagaimana lelahnya satlantas, dan supaya mereka lihat langsung kebenaran apakah satlantas selalu mengutamakan duit," ujar Leonardo.Leonardo tidak menjelaskan sampai kapan sanksi itu akan diberlakukan. Namun dia menyebut kedua wanita itu sudah mengakui kesalahannya."Keduanya sudah buat surat klarifikasi dan meminta maaf atas perbuatannya," tambah Leonardo.Baca juga: 2 Emak-emak di Gorontalo Hina Polantas Razia Berujung Diciduk PolisiLeonardo menuturkan, kedua pelaku sebelumnya sudah dipanggil memberikan klarifikasi di Mapolresta Gorontalo. Dia menyayangkan perbuatan keduanya yang dianggap mencoreng institusi Polri."Mereka menghina polisi lewat Facebook, itu termasuk ujaran kebencian," kata Leonardo saat dikonfirmasi, Sabtu (16/3).2 Pelaku Ngaku Cuma IsengLeonardo menjelaskan, kedua wanita tersebut berasal dari Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. Dari hasil pemeriksaan, mereka mengaku cuma iseng saat melontarkan ujaran kebencian."Kemarin selesai interogasi mereka mengaku melakukan hal itu karena iseng bercanda," papar Leonardo.Baca juga: 2 Emak-emak Hina Polantas di Gorontalo Disanksi Ikut Razia KendaraanDia mengemukakan, ujaran kebencian itu bermula dari unggahan status salah satu akun facebook berinisial FMI. Akun tersebut menuliskan pesan agar pengendara melengkapi surat kendaraannya karena ada sweeping atau razia kendaraan."Orangnya ini menuliskan kata-kata 'Info sekarang sweeping di Pohe dan tangga 2.000 hati-hati, mohon lengkapi surat kendaraan Anda'," kata Leonardo.Leonardo menuturkan, kedua pelaku kemudian membalas status itu. Mereka menuliskan komentar yang dianggap menyinggung polantas."Ini IA berkomentar dengan kata-kata, 'Hahaha tampaknya keadaan isi kantong tidak baik saja itu. Hahah', dan SM berkomentar juga dengan kata, 'So puasa begitu harap maklum cari uang ba bli (beli) for ba buka (berbuka) akan puasa'," pungkasnya. Simak Video "Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian yang Hina Suku di Sultra" [Gambas:Video 20detik] (sar/ata) viral di media sosial razia gorontalo warga hina polisi ujaran kebencian polresta gorontalo gorontalo
2 Emak Emak Hina Polantas Di Gorontalo Disanksi Ikut Razia Kendaraan
Gorontalo - Dua emak-emak berinisial IA (29) dan SM (36) di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo dikenakan sanksi usai menghina polisi lalu lintas (polantas) di Kota Gorontalo. Keduanya dihukum ikut terlibat razia kendaraan bermotor dalam Operasi Keamanan Otanaha 2024."Diberikan sanksi mengikuti giat Operasi Keamanan Otanaha 2024 di area bundaran Saronde, Kota Gorontalo," ujar Kasat Reskrim Polresta Gorontalo Kota Kompol Leonardo Widharta kepada detikcom, Minggu (17/3/2024).Leonardo mengatakan sanksi itu sebagai efek jera terhadap keduanya. Mereka diharapkan bisa merasakan tugas Polantas melakukan penertiban kendaraan di jalan. "Ini juga sebagai efek jera kepada keduanya. Supaya mereka mengetahui bagaimana lelahnya satlantas, dan supaya mereka lihat langsung kebenaran apakah satlantas selalu mengutamakan duit," katanya.Leonardo tidak merinci sampai kapan keduanya akan dilibatkan. Pihaknya akan mempertimbangkan perkembangan di lapangan. "Keduanya hanya turun melihat saja bagaimana tugas dari satlantas," sambung Leonardo.Leonardo menambahkan, kedua wanita itu juga sudah meminta maaf menyebarkan ujaran kebencian. Mereka diminta menandatangani surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya."Keduanya sudah buat surat klarifikasi dan meminta maaf atas perbuatnya," imbuhnya.Diberitakan sebelumnya, IA dan SM diamankan usai menghina Polantas yang hendak melakukan razia. Aksi tersebut dilakukan keduanya lewat kolom komentar di Facebook.Leonardo mengatakan keduanya melakukan aksinya dengan melakukan ujaran kebencian di media sosial Facebook pada Kamis (14/3). Mereka awalnya mengomentari unggahan postingan salah satu akun Facebook bernama Feri M Ishak."Ini IA berkomentar dengan kata-kata 'Hahaha tampaknya keadaan isi kantong tidak baik saja itu. Hahah' dan SM berkomentar juga dengan kata 'So puasa begitu harap maklum cari uang ba bli (beli) for ba buka (berbuka) akan puasa'," kata Leonardo saat dikonfirmasi, Sabtu(16/3). Simak Video "Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian yang Hina Suku di Sultra" [Gambas:Video 20detik] (sar/ata) viral di medsos warga hina polisi ujaran kebencian gorontalo
Polisi Sukabumi Akan Panggil Pemilik Akun Fb Yang Diduga Hina Islam
Sukabumi - Kasus dugaan penghinaan, penistaan serta ujaran kebencian terhadap agama Islam yang disebarkan melalui media sosial Facebook tengah diusut polisi. Pemilik akun Facebook yang juga calon legislatif (caleg) DPR RI Dapil IV Jabar akan diperiksa polisi pekan depan."Sudah (ada jadwal pemanggilan caleg) rencananya minggu depan. Pemilik akunnya diduga orang Bandung tapi kita masih pendalaman," kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Bagus Panuntun kepada detikJabar, Jumat (15/3/2024).Baca juga: Akun Facebook Pria Hina Islam Catut Foto Eks Walkot SukabumiBagus mengatakan, kasus itu bermula saat adanya laporan warga terkait dugaan penistaan agama yang viral di media sosial. Akun dengan inisial YA dilaporkan atas dugaan tindak pidana UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). "Mereka menyebarkan lewat sosial media makanya kita jerat dengan UU ITE. Kalau mereka menyampaikan secara umum baru penodaan agama," ujarnya."Tindak pidana ITE yang dilakukan oleh pemilik akun media sosial Facebook tersebut diduga milik YA Caleg DPR RI dapil 4 (Kota dan Kabupaten Sukabumi) dari salah satu partai yang kalah perolehan suara," tambah Bagus. Kasus itu kini ditangani oleh Unit Tindak Pidana Terpadu (Tipidter) dengan bantuan Polda Jawa Barat. Pihaknya juga akan melibatkan beberapa ahli di antaranya ahli bahasa, ahli agama dan ahli pidana ITE."Penanganan ITE ini berbeda dengan pidana biasa. Kita harus betul-betul dalam penyelidikan itu memanggil saksi dulu, ahli-ahli IT baru ke penetapan tersangka. Ini juga penanganan gelarnya harus dengan cyber Bareskrim, makanya yang turun dari Polda, apakah nanti penanganannya ditarik ke Polda kita nggak tahu," sambungnya.Sebelumnya diberitakan, tak hanya menistakan agama, pemilik akun YA juga mencatut foto mantan Wali Kota Sukabumi periode 1993-1997 Udin Koswara. Aktivis Islam berharap kasus tersebut segera terungkap.Baca juga: Geger Pria Sukabumi Hina Islam Via Facebook, Polisi Turun Tangan"Kalau yang tidak tahu, karena YA ini pake profilnya Pak Udin Koswara sempat mau datang ke Selabintana (rumah Udin Koswara) tapi saya klarifikasi, itu foto bukan foto si YA. Karena saya pernah ketemu (YA) di sebuah acara," kata Aktivis Islam Kurniawan (50)."Nggak tahu permasalahannya mah, nggak tahu dia nggak jadi (caleg) stres atau gimana yang jelas ada postingan itu. Setelah dicek benar (caleg YA) tapi foto profilnya diganti. Harapan sih cepat ditangkap lah. Terlepas itu di hack atau apa nanti pihak kepolisian yang bisa (membuktikan)," ujarnya. (mso/mso) penistaan agama ujaran kebencian sukabumi berita jabar
Akun Facebook Pria Hina Islam Catut Foto Eks Walkot Sukabumi
Sukabumi - Sukabumi dibuat geger dengan postingan salah satu akun Facebook yang memuat penghinaan, penistaan serta ujaran kebencian terhadap agama Islam. Organisasi masyarakat (ormas) Islam pun bereaksi.Kurniawan (50), selaku salah satu aktivis Islam sekaligus pelapor mengatakan, postingan itu mulanya tersebar di beberapa grup Facebook. Dia melihat, akun dengan nama YA membuat postingan tentang penghinaan terhadap Al-Qur'an dan bulan suci Ramadan.Baca juga: Geger Pria Sukabumi Hina Islam Via Facebook, Polisi Turun Tangan"Iya, jadi saya awalnya lihat di grup terkait postingan YA di Facebook, ditelusuri lah ternyata akunnya memang benar. Ada beberapa grup, saya selaku muslim dan masyarakat Sukabumi karena kan bawa-bawa daerah juga merasa geram," kata Kurniawan kepada detikJabar, Jumat (15/3/2024). Yang lebih mengejutkan lagi, kata dia, sosok akun YA ini menggunakan foto profil mantan Wali Kota Sukabumi periode 1993-1997 Udin Koswara. Padahal, kata dia, dilihat dari informasi profil, akun itu milik salah satu calon legislatif (caleg) DPR RI Dapil IV Jawa Barat."Kalau yang tidak tahu, karena YA ini pake profilnya Pak Udin Koswara sempat mau datang ke Selabintana (rumah Udin Koswara) tapi saya klarifikasi, itu foto bukan foto si YA. Karena saya pernah ketemu (YA) di sebuah acara," ujarnya. "Nggak tau permasalahannya mah, nggak tahu dia nggak jadi (caleg) stres atau gimana yang jelas ada postingan itu. Setelah dicek benar (caleg YA) tapi foto profilnya diganti," sambungnya.Atas peristiwa tersebut, pihaknya meminta agar aparat kepolisian segera mengungkap kasus tersebut. "Harapan sih cepat ditangkap lah. Terlepas itu di hack atau apa nanti pihak kepolisian yang bisa (membuktikan)," katanya.Mantan Walkot Sukabumi Udin Koswara juga turut buka suara soal pencatutan foto dirinya beserta istri yang digunakan oleh YA. Klarifikasi tersebut disampaikan melalui akun resmi pribadinya."Pengumuman ada nama YA telah membajak foto saya dan isteri menjadi foto profil YA. Menulis status narasinya penodaan terhadap agama Islam, melecehkan Al-Qur'an dan melecehkan bulan Ramadan," kata Udin."Konten narasi tersebut demi Allah dan demi Rasulullah bukan saya yang membuat. Ulangi bukan saya yang membuat. Sangat mungkin dibuat yang bersangkutan YA karena foto saya dan isteri dibajak jadi foto profil maka nama baik saya tercoreng dan merasa telah terjadi pencemaran nama baik," sambungnya.Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Bagus Panuntun mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan masyarakat terkait adanya dugaan penistaan agama."Memang benar kami menerima laporan tersebut baru tadi malam kami terima," kata Bagus kepada detikJabar di Mapolres Sukabumi Kota, Kamis (14/3/2024).Baca juga: Lagi-lagi Reklame Ilegal Ambruk Memakan Korban JiwaTerkait postingan viral itu, pihaknya akan mendalami kasus tersebut dan meminta keterangan pemilik wkun terkait keaslian dan motif di belakangnya. Bagus menyebut, pemilik akun itu diduga seorang calon legislatif DPR RI."Tindak pidana ITE yang di lakukan oleh pemilik akun media sosial Facebook tersebut diduga milik YA Caleg DPR RI dapil 4 (Kota dan Kabupaten Sukabumi) dari salah satu partai yang kalah perolehan suara," sambungnya. (mso/mso) penistaan agama ujaran kebencian sukabumi berita jabar
Boasa Simanjuntak Divonis 19 Bulan Penjara Dijerat Pasal Ite
Medan - PN Medan menggelar sidang putusan terdakwa Boasa Simanjuntak atas ujaran kebencian dan berita bohong yang dilaporkan Ketua Umum Horas Bangso Batak (HBB), Lamsiang. Boasa divonis 1 tahun 7 bulan penjara."Memutuskan, terdakwa Boasa divonis 1 tahun 7 bulan dengan denda Rp 500 juta subsider 4 bulan," kata Ketua Majelis Hakim, Fahren, Selasa (5/3/2024).Penasihat Hukum Boasa pun menyampaikan ke hakim akan mengajukan banding. Sedangkan, Jaksa Penuntut Umum (JPU), AP Frianto Naibaho menyebutkan masih menyatakan pikir-pikir apakah banding atau tidak. Dilansir dari SIPP PN Medan, sebelumnya terdakwa Boasa sempat dituntut 3 tahun penjara dan denda Rp 500 juta subsider 6 bulan kurungan oleh JPU. Ia melanggar Pasal 45A Ayat (2) Jo Pasal 28 ayat (2) UURI No 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).Baca juga: Laporan Ketum Horas Bangso Batak Bikin Boasa Simanjuntak Jadi TersangkaAdapun Boasa didakwa karena dengan sengaja menyiarkan berita bohong dan menerbitkan keonaran di kalangan rakyat. Persoalan itu terjadi pada Jumat (28/7/2023) sekira pukul 10.00 WIB di Jalan Bajak II, Kota Medan. Kala itu, Lamsiang Sitompul selaku saksi korban dihubungi temannya bahwa ada postingan video di akun TikTok yang dibuat Boasa. Lamsiang melihat video itu dengan judul, "Modus cari cuan aksi atau audiensi dana darimana pertemuan Hotel Madani."Lamsiang berpandangan perkataan Boasa di dalam video itu menjurus ke dirinya dan mecemari nama baiknya. Di dalam video itu, Boasa mengucapkan sejumlah kata-kata yang menurut Lamsiang menjurus ke dirinya selaku Ketua Umum Horas Bangso Batak (HBB) bersama organisasi masyarakat lainnya, yaitu Kiamat, JPKP, PJBB, LSM Penjara Satu Betor, dan KTM yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sumatera Utara.Sebelumnya, pada 25 Juli 2023, aliansi itu menggelar demonstrasi di Polda Sumut. Kala itu, terdakwa tidak diberi kesempatan berorasi sehingga membuat video yang tersebar di media sosial tersebut. Menurut Lamsiang apa yang ada di video itu adalah berita bohong dan menimbulkan keonaran sesama anggota HBB serta lainnya.Baca juga: Hakim Gugurkan Praperadilan, Boasa Simanjuntak Segera Disidang Simak Video "Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian yang Hina Suku di Sultra" [Gambas:Video 20detik] (mjy/mjy) boasa simanjuntak ujaran kebencian uu ite pn medan
Ujaran Kebencian Anti Muslim Di India Melonjak Pada Era Modi Perang Gaza
Jakarta - Kelompok riset yang berbasis di Washington, India Hate Lab (IHL), melaporkan kasus ujaran kebencian anti-muslim di India melonjak pada paruh kedua 2023. Mereka mencatat kenaikan sebesar 62 persen dibandingkan enam bulan pertama tahun ini.IHL mencatat 668 insiden ujaran kebencian yang menargetkan umat Islam pada 2023, 255 di antaranya terjadi pada paruh pertama tahun ini, sementara 413 lainnya terjadi dalam enam bulan terakhir 2023, seperti dilansir Reuters, Senin (26/2/2024).Baca juga: Haji Tanpa Izin Bisa Kena Denda Rp 200 Juta dan PenjaraBaca juga: KUA Bakal Layani Semua Agama, Guru Besar UIN Jakarta: SDM Bereskan DuluDari insiden tersebut, 75 persen atau 498 di antaranya terjadi di negara bagian yang diperintah oleh Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) dibawah pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi. Kasus terbanyak terjadi di negara bagian Maharashtra, Uttar Pradesh, dan Madhya Pradesh. Peningkatan ujaran kebencian juga terjadi pada tiga bulan pertama perang Hamas Palestina dan Israel di Jalur Gaza. IHL menemukan 41 insiden ujaran kebencian sejak 7 Oktober 2023 hingga 31 Desember 2023. Angka ini menyumbang sekitar 20 persen ujaran kebencian pada paruh terakhir 2023.Ujaran kebencian yang dimaksud para peneliti IHL ini antara lain bahasa yang berprasangka atau diskriminatif terhadap individu atau kelompok berdasarkan atribut, termasuk agama, etnis, kebangsaan, ras, atau gender, sebagaimana definisi yang ditetapkan PBB. Diketahui, konflik beragama di India kerap terjadi sejak kepemimpinan Modi yang menjadi perdana menteri pada 2014 dan diperkirakan akan mempertahankan kekuasaannya dalam pemilu 2024 Mei mendatang. Reuters melaporkan, kelompok hak asasi manusia menuduh adanya penganiayaan terhadap umat Islam di bawah kepemimpinan Modi.Baca juga: OKI Kecam Pembukaan Kuil Hindu di Bekas Masjid Bersejarah IndiaPembongkaran properti milik umat Islam dengan dalih penghapusan konstruksi ilegal dan larangan memakai jilbab di ruang kelas di Karnataka juga menambah sederet kasus umat beragama di India sejak BPJ berkuasa.Sementara itu, pihak Modi membantah telah melakukan pelecehan terhadap kelompok minoritas dan mengatakan kebijakannya bertujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyat India. Simak Video "Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian yang Hina Suku di Sultra" [Gambas:Video 20detik] (kri/lus) islamofobia ujaran kebencian islam india riset
Prancis Usir Imam Asal Tunisia Gegara Ceramah Kebencian
Paris - Otoritas Prancis mengusir seorang imam asal Tunisia yang dituduh melakukan ceramah kebencian terhadap perempuan dan penganut Yahudi. Sang imam asal Tunisia itu mengajukan banding atas keputusan pemerintah Paris mengusir dirinya.Seperti dilansir AFP, Jumat (23/2/2024), pengusiran imam bernama Mahjoub Mahjoubi itu diumumkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Prancis Gerald Darmanin dalam pernyataan via media sosial X.Mahjoubi merupakan seorang imam di kota kecil Bagnols-sur-Ceze yang ada di Prancis bagian selatan. Darmanin dalam pernyataannya menyatakan Mahjoubi dipulangkan ke Tunisia "kurang dari 12 jam setelah penangkapannya".Baca juga: Macron: Mengakui Negara Palestina Bukan Hal Tabu bagi PrancisDia menambahkan bahwa langkah ini menjadi "demonstrasi" jika undang-undang imigrasi yang baru-baru ini disahkan "membuat Prancis lebih kuat". Undang-undang yang memperketat kondisi migrasi dipandang sebagai bagian dari respons pemerintah terhadap kebangkitan kelompok sayap kanan dalam sejumlah jajak pendapat di Prancis. Undang-undang itu ditentang keras oleh partai-partai sayap kiri."Ketegasan adalah aturannya," tegas Darmanin, yang mengecam apa yang disebutnya sebagai "imam radikal yang membuat komentar yang tidak bisa diterima".Perintah resmi pengusiran Mahjoubi, yang dilihat AFP, menyebut bahwa khotbahnya pada Februari ini memberikan gambaran Islam yang "mundur, intoleran, dan kasar" yang akan mendorong perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Prancis, diskriminasi terhadap perempuan dan "ketegangan dengan komunitas Yahudi" dan "radikalisasi jihadis".
Berkas Perkara Kasus Ujaran Kebencian Soal Papua Tiktoker Ab Lengkap
Jakarta - Polri telah merampungkan penyidikan kasus ujaran kebencian atau hate speech soal Papua yang menjerat pengguna akun TikTok @presiden_ono_niha, Aperlinus Bu'Ulolo (AB) sebagai tersangka. Polri telah melakukan pelimpahan tahap II kasus tersebut ke Kejaksaan Negeri Jakarta Barat.Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri Kombes Erdi A Chaniago menjelaskan penyerahan tersangka dan barang bukti dilakukan pada hari ini, Kamis (22/2/2024)."Penyerahan Tersangka dan barang bukti atau tahap II akan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 Februari 2024 di Kejaksaan Negeri Jakarta Barat," kata Erdi dalam keterangannya kepada wartawan. Baca juga: Siber Bareskrim Tangkap Pemilik Akun TikTok @presiden_ono_nihaErdi menjelaskan pelimpahan tahap II itu dilakukan setelah berkas perkara kasus itu telah dinyatakan lengkap atau P-21 oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta."Penyidikan perkara dugaan tindak pidana ujaran kebencian berdasarkan SARA yang dilakukan oleh pemilik, pengguna, dan yang menguasai akun media sosial TikTok dengan username @presiden_ono_niha/Jay Komal telah dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, sebagaimana telah diterimanya surat P21 dari JPU dengan satu orang tersangka pada tanggal 7 Februari 2024," jelas Erdi. Baca juga: Ditangkap Bareskrim, @presiden_ono_niha Sebar Hate Speech soal PapuaAdapun tersangka Aperlinus disebut berperan sebagai pemilik akun. Dia, kata Erdi membuat konten video dengan durasi 2 (dua) menit, dan juga yang mengunggah konten video tersebut di media sosial TikTok miliknya pada 30 Desember 2023.Lebih jauh Erdi menyatakan, dalam kasus ini, penyidik menyita sejumlah barang bukti dari tersangka. Adapun barang bukti yang disita antara lain sebuah kartu tanda penduduk atas nama tersangka, akun media sosial TikTok dengan username @presiden_ono_niha, satu buah akun email, satu unit handphone Oppo warna biru, satu buah wig/rambut palsu, satu buah kaus warna biru, satu buah blazer warna hitam, dan satu buah kacamata hitam.Baca juga: Akun @presiden_ono_niha Juga Hina Penggalangan Dana untuk PalestinaAdapun Aperlinus dijerat dengan Pasal 45A ayat 2 juncto Pasal 28 ayat 2 UU Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan/atau Pasal 16 juncto Pasal 4 huruf b angka 1 dan 2 UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan/atau Pasal 156 KUHP dengan ancaman pidana paling lama 6 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).Aperlinus, yang berakun TikTok @presiden_ono_niha, dilaporkan ke polisi karena diduga mengunggah konten medsos bermotif kebencian. Dia dicokok polisi di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada 30 Desember 2023.Baca juga: Penyebar Hate Speech soal Papua @presiden_ono_niha Terancam 6 Tahun BuiAB ditangkap karena kasus ujaran kebencian atau hate speech soal Papua. Video yang dapat menimbulkan rasa kebencian terhadap aksi yang dilakukan oleh pendukung Lukas Enembe pada saat pelaksanaan penjemputan dan pemakaman Lukas Enembe di Papua."Ditangkap karena mengunggah konten video yang dapat menimbulkan rasa kebencian terhadap aksi yang dilakukan oleh pendukung Lukas Enembe pada saat pelaksanaan penjemputan dan pemakaman Lukas Enembe di Papua," kata Dirtipid Siber Bareskrim Polri, Brigjen Himawan Bayu Aji, dalam keterangan yang diterima, 1 Januari 2024. (ond/dnu) ujaran kebencian tiktoker papua medsos polri hukum
Sejarah 24 Januari Jadi Hari Pendidikan Internasional
Jakarta - Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) menjadikan tanggal 24 Januari sebagai peringatan Hari Pendidikan Internasional. Pada 2024, UNESCO mendedikasikan Hari Pendidikan Internasional untuk memperingati peran penting pendidikan dan guru dalam melawan ujaran kebencian (hate speech).Dikutip dari laman UNESCO, isu ujaran kebencian menjadi sorotan Hari Pendidikan Internasional tahun ini mengingat fenomenanya dalam beberapa tahun terakhir. Eskalasi isu ini salah satunya dipicu penggunaan media sosial sehingga merusak tatanan masyarakat.Peningkatan fenomena ujaran kebencian dibarengi dengan konflik kekerasan dan peningkatan diskriminasi, rasisme, dan xenofobia (ketakutan terhadap orang asing-red). Dampak kekerasan tersebut melampaui batasan apa pun di dunia siber maupun tatap muka, baik berdasarkan geografi, gender, ras, agama, hingga politik. Baca juga: Catat! Ini 16 Bentuk Kekerasan Seksual dalam Aturan KemenagBaca juga: 10 Kekerasan di Sekolah Ini Termasuk Tindak Pidana, Simak YaMenurut UNESCO, pendidikan adalah kunci upaya komitmen aktif terhadap perdamaian untuk melawan fenomena ujaran kebencian dan kekerasan lainnya. Pandangan ini sesuai dengan Rekomendasi UNESCO mengenai Pendidikan untuk Perdamaian, Hak Asasi Manusia dan Pembangunan Berkelanjutan.UNESCO menjelaskan, pembelajaran untuk perdamaian harus bersifat transformatif. Pembelajaran untuk perdamaian harus dapat membantu memberdayakan siswa dengan pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan keterampilan serta perilaku yang mendukung mereka jadi agen perdamaian di lingkungannya. Sejarah Hari Pendidikan InternasionalTanggal 24 Januari diperingati sebagai Hari Pendidikan Internasional sejak penetapannya oleh Majelis Umum PBB pada 3 Desember 2018. Hari internasional ini bertujuan untuk merayakan peran pendidikan bagi perdamaian dan pembangunan.Hari Pendidikan Internasional dirayakan berdasarkan adopsi resolusi 73/25 "Hari Pendidikan Internasional" oleh Majelis Umum PBB. Resolusi ini disusun bersama oleh Nigeria dan 58 negara anggota lain.Resolusi Hari Pendidikan Internasional merupakan komitmen politik negara-negara penyusunnya untuk melakukan tindakan-tindakan transformatif di bidang pendidikan. Harapannya, terwujud pendidikan yang inklusif, adik, dan berkualitas bagi siapapun.Resolusi ini juga jadi penegasan komunitas internasional bahwa pendidikan berperan penting dalam membangun masyarakat berkelanjutan, berketahanan, dan berkontribusi terhadap pencapaian semua Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).Dalam resolusi tersebut dijelaskan, peringatan Hari Pendidikan Internasional diharapkan dilaksanakan oleh negara anggota, organisasi sistem PBB, masyarakat sipil, organisasi nonpemerintah, institusi akademik, hingga sektor swasta.Peringatan Hari Pendidikan Internasional diharapkan meningkatkan kerja sama bidang SDG ke-4, yakni pendidikan yang berkualitas. Dalam hal ini, semua pihak diminta berkontribusi untuk memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan setara, serta mendukung kesempatan pembelajaran sepanjang hayat untuk semua. Simak Video "Peringatan May Day di GBK Selesai, Buruh Mulai Membubarkan Diri" [Gambas:Video 20detik] (twu/nwk) hari pendidikan internasional 24 januari peringatan hari internasional guru ujaran kebencian perdamaian
Diduga Hina Tgb Habib Asal Mataram Dilaporkan Ke Polda Ntb
Mataram - Salah seorang pria berinisial QS dilaporkan oleh pengurus Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) ke Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (12/1/2024). QS yang disebut sebagai habib asal Kota Mataram itu diduga melakukan ujaran kebencian, yakni menghina Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, mantan Gubernur NTB yang juga dikenal sebagai pemuka agama.Ketua Pengurus Daerah NWDI Kota Mataram Irzani mengatakan dugaan ujaran kebencian itu diunggah melalui akun YouTube pribadi QS, @HabibQuraisyShihabOfficial pada Sabtu (6/1/2024). Menurut Irzani, QS secara terang-terangan menyebut TGB sebagai ulama penjilat pejabat.Baca juga: Kapolda Bali Beri 2 Opsi Kelanjutan Kasus SARA Arya Wedakarna"Bahkan, dalam video itu dia pun menyebut, siap melawan presiden. Itu disampaikan saat pengajian di salah satu acara di Lingkungan Karang Bedil menyambut Bulan Rajab di Kota Mataram," ujar Irzani saat ditemui di depan Polda NTB, Jumat siang. Atas dasar itu, jajaran pengurus NWDI merasa keberatan dengan ucapan QS dan memutuskan melaporkan QS ke Polda NTB."Saya tidak rela manusia yang mengaku sebagai habib malah menebar kebencian," kata Irzani. Irzani meminta jajaran Polda NTB maupun pemerintah Kota Mataram segera mengambil sikap terhadap pria yang mengaku sebagai pendakwah tersebut."Kami sudah tempuh upaya baik. Selanjutnya kami akan tempuh jalur hukum," tambahnya.Selain laporan yang dilakukan para pengurus, sejumlah simpatisan dan jemaah NWDI juga berkumpul di halaman Polda NTB menyuarakan keberatan mereka atas ucapan QS.Sementara itu, Kasubdit II Ditreskrimsus Polda NTB AKBP Darsono Setyo Adjie mengaku telah menerima laporan jajaran pengurus NWDI Kota Mataram terhadap QS dengan tuduhan tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (ITE)."Hari ini kami terima laporan dari teman-teman NWDI, otomatis kami tindak lanjuti laporan ini sesuai prosedur hukum," ujar Darsono.Sementara itu, sampai berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan dari QS atas laporan pengurus HNWI. Simak Video "TGB Sebut Film Dirty Vote Pengingat: Suara-suara Itu Tak Boleh Diabaikan" [Gambas:Video 20detik] (hsa/gsp) tgb tgb zainul majdi nahdlatul wathan diniyah islamiyah habib dilaporkan ujaran kebencian polda ntb
Polisi Ungkap Motif Akun Presiden Ono Niha Sebar Hate Speech Soal Papua
Jakarta - Dittipidsiber Bareskrim Polri menangkap AB (30), pengguna akun TikTok @presiden_ono_niha, terkait kasus ujaran kebencian atau hate speech soal Papua. Polisi mengungkap motif AB diduga karena ekonomi."Masih kita dalami, tapi sementara ekonomi, sama engagement, sama followers-nya. karena kan followers-nya di atas 100 ribu," kata Kasubdit I Dittipidsiber Bareskrim Polri Kombes Jefri Dian Juniarta, kepada wartawan, Rabu (3/1/2024).Baca juga: Penyebar Hate Speech soal Papua @presiden_ono_niha Terancam 6 Tahun BuiJefri mengungkap bahwa AB setiap hari mengomentari apa pun. Dia menyebut AB juga pernah menerima endorse. AB pernah mendapat keuntungan dari endorse tersebut. "Lebih ke arah engagement, ke arah followers-nya, sama ekonomilah. Tapi masih kita dalami terus," jelasnya.Baca juga: 5 Fakta @presiden_ono_niha Ditangkap Buntut Sebar Hate Speech soal PapuaAB, lanjut Jefri, mencari engagement dengan para followers-nya di TikTok. AB juga sudah menyiapkan sejumlah peralatan, yang kini disita penyidik. "Dia mencari engagement dengan followers-nyalah. Karena dia udah nyiapin wig, kacamata, kan wig dan kacamata udah kita sita juga," tuturnya. Halaman 1 2 Selanjutnya ujaran kebencian kasus ujaran kebencian hate speech
5 Fakta Presiden Ono Niha Ditangkap Buntut Sebar Hate Speech Soal Papua
Jakarta - Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap pria AB (30) selaku pemilik akun media sosial TikTok dengan username @presiden_ono_niha. AB ditangkap buntut menyebarkan berita hate speech soal Papua.Berdasarkan keterangan dari Dittipidsiber, Senin (1/1/2024), AB ditangkap karena mengunggah konten video yang dapat menimbulkan rasa kebencian. AB ditangkap di Kebun Jeruk, Jakarta Barat."Tersangka (AB) ditangkap pada hari Sabtu tanggal 30 Desember 2023 pukul 21.30 di Kebon Jeruk, Jakarta Barat," demikian keterangan Dittipidsiber Bareskrim Polri. Baca juga: Siber Bareskrim Tangkap Pemilik Akun TikTok @presiden_ono_nihaSita Barang BuktiDalam penangkapan ini, polisi menyita 1 unit handphone, wig, kaus, blazer, dan kacamata yang digunakan oleh tersangka (AB) di dalam videonya.Hate Speech soal PapuaAB ditangkap karena kasus ujaran kebencian atau hate speech soal Papua. Video yang dapat menimbulkan rasa kebencian terhadap aksi yang dilakukan oleh pendukung Lukas Enembe pada saat pelaksanaan penjemputan dan pemakaman Lukas Enembe di Papua. Baca juga: Ditangkap Bareskrim, @presiden_ono_niha Sebar Hate Speech soal Papua"Ditangkap karena mengunggah konten video yang dapat menimbulkan rasa kebencian terhadap aksi yang dilakukan oleh pendukung Lukas Enembe pada saat pelaksanaan penjemputan dan pemakaman Lukas Enembe di Papua," kata Dirtipid Siber Bareskrim Polri, Brigjen Himawan Bayu Aji, dalam keterangan yang diterima, Senin (1/1/2024).Simak halaman selanjutnya.... Halaman 1 2 3 Selanjutnya bareskrim polri hate speech ujaran kebencian papua palestina
Penyebar Hate Speech Soal Papua Presiden Ono Niha Terancam 6 Tahun Bui
Jakarta - Dittipidsiber Bareskrim Polri menangkap AB (30), pengguna akun TikTok @presiden_ono_niha, terkait kasus ujaran kebencian atau hate speech soal Papua. Pelaku terancam pidana 6 tahun penjara.Polisi menjerat tersangka AB dengan Pasal 45A ayat 2 juncto Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan/atau Pasal 16 juncto Pasal 4 huruf B angka 2 dan 2 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan/atau Pasal 156 KUHP.Berdasarkan Pasal 45A ayat 2 juncto Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016, pelaku terancam pidana 6 tahun penjara. Berikut ini bunyi Pasal 45A ayat 2 UU No 19 Tahun 2016:(2) Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Bunyi Pasal 156 KUHP:Barang siapa di muka umum menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.Baca juga: Ditangkap Bareskrim, @presiden_ono_niha Sebar Hate Speech soal PapuaSebelumnya, Dittipidsiber Bareskrim Polri menangkap AB (30), pengguna akun TikTok @presiden_ono_niha. AB ditangkap karena kasus ujaran kebencian atau hate speech soal Papua."Ditangkap karena mengunggah konten video yang dapat menimbulkan rasa kebencian terhadap aksi yang dilakukan oleh pendukung Lukas Enembe pada saat pelaksanaan penjemputan dan pemakaman Lukas Enembe di Papua," kata Dittipidsiber Bareskrim Polri dalam keterangan yang diterima, Senin (1/1/2024).Baca juga: Akun @presiden_ono_niha Juga Hina Penggalangan Dana untuk PalestinaPolisi menangkap AB pada Sabtu (30/12/2023) kemarin. Dia ditangkap di Kebon Jerung, Jakarta Barat."Polisi turut menyita 1 unit handphone, wig, kaus, blazer, dan kacamata yang digunakan oleh Tersangka (AB) di dalam videonya," jelasnya.Sebelumnya, Ditsiber Bareskrim Polri menangkap pria AB (30). AB ditangkap atas dugaan menyebarkan ujaran kebencian (hate speech) melalui media sosial TikTok.Berdasarkan keterangan dari Dittipidsiber, Senin (1/1/2024), AB selaku pemilik akun media sosial TikTok dengan username @presiden_ono_niha ditangkap karena mengunggah konten video yang dapat menimbulkan rasa kebencian terhadap aksi yang dilakukan oleh pendukung Lukas Enembe pada saat pelaksanaan penjemputan dan pemakaman Lukas Enembe di Papua. (yld/aud) bareskrim polri hate speech ujaran kebencian papua
Tangkap Pemilik Presiden Ono Niha Upaya Polri Jaga Ruang Siber
Jakarta - Polisi telah menangkap pria AB (30), pemilik akun media sosial TikTok dengan username @presiden_ono_niha, yang diduga menyebarkan ujaran kebencian (hate speech) terkait Papua. Polisi mengatakan penegakan hukum terhadap AB menjadi salah satu upaya dalam menciptakan ruang siber yang sehat."Proses hukum ini adalah wujud komitmen Siber Polri dalam menjaga ruang siber dari konten negatif yang berpotensi merusak persatuan bangsa," kata Dirtipid Siber Bareskrim Polri, Brigjen Himawan Bayu Aji, pada Senin (1/1/2024).Dittipidsiber mengatakan pihaknya terus bekerja sama dengan kementerian, lembaga, maupun pegiat sosial untuk meningkatkan literasi digital. Dittipidsiber menuturkan literasi digital penting untuk masyarakat agar terhindar dari berita bohong atau hoax, misinformasi, hingga ujaran kebencian. "Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri terus bekerja sama baik dengan Kementerian/Lembaga maupun penggiat media sosial untuk meningkatkan literasi digital masyarakat agar terhindar dari hoax, misinformasi, hingga ujaran kebencian," ucap Himawan.Baca juga: Akun @presiden_ono_niha Juga Hina Penggalangan Dana untuk PalestinaUpaya ini dilakukan untuk menyehatkan konten-konten di ruang digital. "Serta meningkatkan konten-konten positif di ruang siber," pungkasnya. Sebelumnya AB ditangkap Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri karena diduga menyebarkan ujaran kebencian (hate speech) terhadap aksi pendukung Lukas Enembe saat penjemputan dan pengantaran jenazah Gubernur Papua nonaktif itu. AB juga diketahui pernah menyindir aksi penggalangan dana untuk warga Palestina, dan membuat pernyataan pro atas penyerangan Israel terhadap Palestina.AB ditangkap pada Sabtu (30/12/2023) pukul 21.30 di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Dalam penangkapan ini, polisi turut menyita 1 unit handphone, wig, kaus, blazer, dan kacamata yang digunakan oleh tersangka (AB) di dalam videonya.Sementara itu, polisi menjerat tersangka dengan Pasal 45A ayat (2) Jo Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan/atau pasal 16 Jo Pasal 4 huruf B angka 2 dan 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan/atau Pasal 156 KUHP.Baca juga: Ditangkap Bareskrim, @presiden_ono_niha Sebar Hate Speech soal PapuaLihat juga Video: Komika Aulia Rakhman Ditahan Seusai Jadi Tersangka Penistaan Agama[Gambas:Video 20detik] (aud/fjp) bareskrim polri direktorat tindak pidana siber bareskrim polri polri hatespeech ujaran kebencian
Akun Presiden Ono Niha Juga Hina Penggalangan Dana Untuk Palestina
Jakarta - AB (30), pemilik akun media sosial TikTok dengan username @presiden_ono_niha yang ditangkap Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri karena diduga menyebarkan ujaran kebencian (hate speech) terhadap aksi pendukung Lukas Enembe, ternyata tak kali ini saja berulah. Polisi mengatakan AB juga pernah membuat geram warganet karena menyindir aksi penggalangan dana untuk warga Palestina dan membuat pernyataan mendukung penyerangan Israel terhadap Hamas atau Palestina."AB telah membuat/menyebarkan/memviralkan/mengunggah informasi elektronik yang mengandung unsur rasa kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat Papua berdasarkan SARA," tulis Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri dalam akun Instagramnya, dikutip detikcom pada Selasa (2/1/2024).Dirtipid Siber Bareskrim Polri, Brigjen Himawan Bayu Aji, menyatakan ungkapan AB di akun TikTok @presiden_ono_niha itu menyulut amarah warganet Papua. Unggahannya dibanjiri ribuan komentar. "Konten yang diunggah AB menyulut amarah warganet Papua pada ribuan komentar yang muncul," sambung Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.Baca juga: Ditangkap Bareskrim, @presiden_ono_niha Sebar Hate Speech soal PapuaPolisi lalu mengungkapkan AB juga pernah menyindir masalah aksi penggalangan dana untuk warga Palestina. Dalam unggahannya, AB bahkan menyebut dirinya siap menyaksikan rudal Israel menghantam Hamas dan Palestina. "Hal ini juga terjadi saat ia menyindir aksi penggalangan dana untuk warga Palestina dan menyatakan siap menyaksikan rudal Israel menghancurkan Hamas/Palestina," kata Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.AB ditangkap pada Sabtu (30/12/2023) pukul 21.30 di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Dia ditangkap setelah menyebarkan ujaran kebencian (hate speech) melalui media sosial TikTok, yang dinilai dapat menimbulkan rasa kebencian terhadap aksi yang dilakukan oleh pendukung Lukas Enembe pada saat pelaksanaan penjemputan dan pemakaman Lukas Enembe di Papua.Dalam penangkapan ini, polisi turut menyita 1 unit handphone, wig, kaus, blazer, dan kacamata yang digunakan oleh tersangka (AB) di dalam videonya. Sementara itu, polisi menjerat tersangka dengan Pasal 45A ayat (2) Jo Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan/atau pasal 16 Jo Pasal 4 huruf B angka 2 dan 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan/atau Pasal 156 KUHP.Baca juga: Siber Bareskrim Tangkap Pemilik Akun TikTok @presiden_ono_nihaSaksikan Live DetikPagi:Lihat juga Video: Komika Aulia Rakhman Ditahan Seusai Jadi Tersangka Penistaan Agama[Gambas:Video 20detik] (aud/lir) bareskrim polri hate speech ujaran kebencian papua palestina polri
Mahasiswa Di Aceh Usir Rohingya Lsm Duga Akibat Ujaran Kebencian Di Medsos
Jakarta - Di Aceh, kelompok mahasiswa berjas almamater mengusir para muhajirin Rohingya dari gedung penampungan. Sikap mahasiswa ini disesalkan oleh pemerhati pengungsi.Lembaga swadaya masyarakat pemerhati hak-hak pengungsi, SUAKA, menilai peristiwa pasca-salat zuhur pengungsi di Banda Aceh pada Rabu (27/12) kemarin adalah kejadian yang memprihatinkan. Mahasiswa yang semula berdemonstrasi di depan DPR Aceh memaksa pengungsi Rohingya pindah dari lokasi pengungsian, Balai Meuseraya Aceh (BMA) ke Kanwil Kementerian Hukum dan HAM."Pengungsi Rohingya yang terkepung hanya dapat terdiam dan menangis ketakutan, terutama anak-anak, dan sebagian dari mereka tampak meminta ampun. Keadaan semakin memburuk karena petugas kepolisian dan Satpol PP tidak mampu membendung massa. Pada akhirnya mereka terpaksa menuruti keinginan para pendemo, yang mendesak dan memindahkan mereka secara paksa ke Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Aceh," tulis SUAKA dalam siaran persnya, Kamis (28/12/2023). Baca juga: Mahasiswa Minta Pengungsi Pindah, Perempuan-Anak Rohingya di Aceh MenangisLokasi pengungsian di BMA itu dinyatakan SUAKA merupakan lokasi yang telah disepakati pemerintah setempat sebagai tempat penampungan sementara sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri. Namun, mahasiswa dinilai tidak menghormati Perpres yang diteken Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 31 Desember 2016 itu."SUAKA juga menyesalkan sikap mahasiswa yang tidak menghormati keberadaan Perpres Nomor 125 Tahun 2016 sebagai dasar hukum penanganan pengungsi, termasuk dalam penyediaan tempat penampungan selama di Indonesia," tulis SUAKA. Baca juga: Pengungsi Rohingya Diusir Mahasiswa, UNHCR: Hasil Kampanye Ujaran KebencianTindakan mahasiswa dinilai sebagai tindakan main hakim sendiri karena memindahkan paksa pengungsi. Aparat keamanan mulai dari polisi hingga Satpol PP diminta lebih tegas menjaga keamanan dan ketertiban. "Insiden di Banda Aceh ini menunjukkan betapa lemahnya aparat keamanan ketika dihadapkan pada aksi massa yang mengarah pada tindakan kekerasan terhadap kelompok rentan," tulis SUAKA.Indonesian protesters burn a tire during a protest for the deportation of the Rohingya refugees in Banda Aceh, Aceh province, Indonesia December 27, 2023. REUTERS/Riska Munawarah Foto: REUTERS/RISKA MUNAWARAHSUAKA menilai peristiwa pengusiran Rohingya ini tidak bisa dilepaskan dari kampanye negatif di media sosial berisi konten-konten yang menjelek-jelekkan pengungsi Rohingya. Melalui agitasi dan propaganda anti-pengungsi Rohingya, masyarakat menjadi terhasut dan akhirnya berwujud pada pengusiran terhadap pengungsi, seperti yang terjadi di Aceh kemarin. Penyebar konten media sosial anti-pengungsi Rohingya harus diusut oleh aparat penegak hukum."Tindakan sewenang-wenang terhadap pengungsi ini bukan hanya merupakan kejadian terisolasi, namun sangat dipengaruhi oleh kampanye negatif bermuatan diskriminasi rasial kepada pengungsi di media sosial, termasuk di dalamnya penyebaran disinformasi dan ujaran kebencian. Kampanye ini tidak hanya menargetkan pengungsi Rohingya, tetapi juga otoritas, komunitas lokal, dan pekerja kemanusiaan yang dapat menumbuhkan kebencian dan tindakan kekerasan secara massal. Dalam hal ini, SUAKA juga mendesak aparat penegak hukum mengusut dugaan tindak pidana ujaran kebencian dan diskriminasi rasial terhadap pengungsi Rohingya di ruang virtual, khususnya melalui media sosial," tulis SUAKA. (dnu/imk) pengungsi rohingya pengungsi rohingya aceh pengungsi rohingya aceh diusir ujaran kebencian media sosial medsos
Komika Aulia Rakhman Dipolisikan Buntut Diduga Hina Nabi Muhammad
Jakarta - Komunitas Advokat Lingkar Nusantara (Lisan) Lampung melaporkan komika Aulia Rakhman ke Polda Lampung. Aulia dipolisikan lantaran diduga menghina Nabi Muhammad SAW dalam materi stand up komedinya.Dilansir detikSumbagsel, Sabtu (9/12/2023), Koordinator Lisan Lampung, Muhammad Rifki Gandhi mengatakan pihaknya melaporkan Aulia terkait penistaan agama serta ujaran kebencian. Dia menyebut Aulia telah menebarkan ujaran kebencian melalui materi stand up komedinya di salah satu acara."Kami menilai ada kata-kata terlapor yang menjurus ke dalam ujaran kebencian serta penistaan agama yang di mana hal itu disampaikannya saat dia tampil pada acara Desak Anies kemarin," katanya, Sabtu (9/12/2023). Baca juga: Komika Aulia Rakhman Minta Maaf Usai Viral Diduga Hina NabiDia menjelaskan ujaran kebencian itu terkait kalimat yang menyebutkan 'kayak penting aja nama Muhammad'. Gandhi menyebut ada juga soal kalimat 'coba lo cek penjara ada berapa nama yang namanya Muhammad di penjara'."Jadi menurut kami, ada materi stand up dari Aulia ini yang kami nilai telah melanggar seperti 'coba lo cek penjara ada berapa nama yang namanya Muhammad di penjara, kayak penting aja nama Muhammad sekarang yah, udah dipenjara semua'," kata Gandhi. "Maka dalam kualifikasi tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 28 ayat (2) juncto. Pasal 45 a ayat (2) dan Pasal 156a KUHP kata-kata telah masuk dalam unsur," imbuhnya.Baca juga: Polisi Periksa Komika Aulia Rakhman yang Viral Diduga Hina NabiBaca berita selengkapnya di sini. (whn/dwia) komika aulia rakhman polda lampung ujaran kebencian dipolisikan
Ade Armando Dipolisikan Soal Dugaan Ujaran Kebencian Ke Sultan Dan Diy
Sleman - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando dilaporkan ke Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam laporan oleh Aliansi Masyarakat Jogja Istimewa itu, Ade dilaporkan terkait dugaan ujaran kebencian kepada Sultan Hamengku Buwono X dan DIY."Hari ini kita melaporkan Ade Armando terkait dugaan ujaran kebencian kepada Sultan dan Daerah Istimewa Yogyakarta," kata koordinator Aliansi Masyarakat Jogja Istimewa, Prihadi Beny, saat ditemui wartawan di Polda DIY, Sleman, Rabu (6/12/2023).Beny menyebut laporan dilayangkan supaya ada efek jera yang diterima Ade. "Jadi kita tidak ingin peristiwa itu berulang terus sehingga kita mesti memberikan efek jera supaya yang bersangkutan tidak hanya sekadar minta maaf, karena peristiwa semacam ini sudah sering dilakukan oleh Ade Armando," ujarnya. Baca juga: Warga Jogja Laporkan Ade Armando ke Polda DIYBeny menjelaskan, mereka melaporkan Ade ke Polda DIY, buntut pernyataan Ade yang menyinggung mengenai politik dinasti di Jogja. Padahal, lanjutnya, pengangkatan Sultan sebagai Gubernur DIY telah diamanatkan dalam undang-undang."Ya terkait video postingan yang bersangkutan di Twitter (X) ya yang menyatakan tentang Jogja yang mana disampaikan intinya masalah politik dinasti, masalah politik dinasti yang kemudian Ade Armando mengarahkan Jogja inilah yang politik dinasti," kata Beny.Oleh karena itu, pihaknya melaporkan Ade Armando dengan UU ITE. Adapun bukti yang dibawa yaitu rekaman video Ade Armando.Adapun pelaporan itu tertuang dalam Surat Tanda Penerimaan Laporan No: STTLP/B/ 945/ XII/ 2023/ SPKT/ Polda DI Yogyakarta dan telah ditandatangani Ka Siaga I SPKT Polda DIY AKP Suyadi. Dalam bukti pelaporan itu, Ade Armando dilaporkan melanggar UU ITE Pasal 28 ayat (2).Ade Armando Sudah Minta MaafSebagai informasi, politikus PSI Ade Armando menyampaikan kritik kepada para mahasiswa, khususnya BEM Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gajah Mada (UGM) yang menggelar aksi protes terkait politik dinasti. Ade Armando menyebut, BEM UI dan BEM UGM ironi. Lantaran, menurut Ade Armando, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) lah yang sebetulnya mempraktikkan politik dinasti.Hal itu disampaikan Ade Armando lewat akun X-nya, @adearmando61. Dia mulanya menyoroti aksi BEM UI dan BEM UGM yang sempat digelar di Yogyakarta berkaitan dengan politik dinasti."Terus terang saya meragukan keseriusan para mahasiswa memperjuangkan demokrasi, misalnya saja saya baca bahwa ada gerakan aliansi mahasiswa di Jogja melawan politik dinasti, di video pendeknya tampil Ketua BEM UI dan Ketua BEM UGM, mereka gunakan baju kaos bertuliskan republik rasa kerajaan," kata Ade Armando seperti dilansir detikcom dalam akun X-nya, Minggu (3/12).Saat ini, Ade Armando telah menyampaikan permohonan maaf berkaitan dengan pernyataannya terkait dinasti politik. Dia meminta maaf jika video tersebut menimbulkan kegaduhan.Baca juga: Makna Komunitas Budaya Jogja Gelar Larung Gambar Ade Armando ke SungaiPermintaan maaf ini disampaikan Ade Armando lewat video yang diunggah di akun X-nya, @adearmando61, Senin (4/12). Dia menyampaikan permohonan maaf karena merasa video yang dibuatnya menimbulkan kegaduhan dan menyinggung banyak pihak di Yogyakarta."Saya ingin ajukan permohonan maaf sebesar-besarnya seandainya video saya terakhir tentang politik dinasti telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Ade Armando dikutip dari detikNews. Simak Video "Momen Warga Jogja Larung 'Ade Armando' ke Sungai Gajah Wong" [Gambas:Video 20detik] (apu/rih) polper jogja ade armando sultan hamengku buwono x sultan hb x politik dinasti jogja polda diy sleman ujaran kebencian
Hakim Gugurkan Praperadilan Boasa Simanjuntak Segera Disidang
Medan - Hakim tunggal Abdul Hadi Nasution mengugurkan permohonan praperadilan (prapid) Boasa J Simanjuntak. Boasa tetap menjadi tersangka dalam perkara penyebaran ujaran kebencian dan akan segera disidang.Majelis hakim dalam pernyataannya mengatakan bahwasanya mengugurkan permintaan Boasa melalui penasihat hukumnya. Alasan majelis hakim menggugurkan praperadilan Boasa sebab berkas perkara pokok yang sudah dilimpahkan ke pengadilan."Alasannya dikarenakan berkas perkara pokok yang bersangkutan (Boasa Simanjuntak) sudah dilimpahkan ke pengadilan, maka permohonan prapidnya gugur," kata Abdul Hadi, Senin (4/12/2023). Sementara itu, penasihat hukum Boasa, Ali Rahmansyah Putra Piliang mengatakan pihaknya menghargai putusan gugurnya prapid Boasa karena alasan perkara pokok sudah dilimpahkan."Kita menghargai putusan hakim prapid nomor 78 yang telah memutus prapid ini dengan putusan gugur karena alasan sudah dilimpahkan perkara pokok boasa oleh Kejari Medan Kepada Pengadilan Megeri Medan sebagaimana Bukti T.36," kata Ali Piliang. "Namun kita juga menyesalkan karena Bukti T 36 ini tidak pernah diperlihatkan aslinya oleh penyidik (kuasanya) di Persidangan. Sebab Pasal 1888 KUHPerdata dijelaskan bahwa kekuatan pembuktian suatu bukti tulisan adalah pada akta aslinya dan dikuatkan dengan Mahkamah Agung," sambung Ali.Sebelumnya diberitakan, Ketua Harian Bangsa Batak Lamsiang melaporkan Boasa Simanjuntak atas dasar penyebar hoaks atau berita bohong serta ujaran kebencian. Atas laporan Lamsiang, polisi pun menangkap Boasa.Baca juga: RSUP Adam Malik Medan Kembali Lakukan Transplantasi Ginjal Usai COVID-19PS Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa menjelaskan, Boasa ditangkap karena membuat video dan mempostingnya ke media sosial pada Jumat (28/7) lalu. Video yang dibuat oleh Boasa itu berjudul, "Modus Cari Cuan Aksi atau Audiensi Dana dari mana Pertemuan Hotel Madani."Kata Fathir, atas laporan itu, Boasa akhirnya ditangkap."Berangkat video itu, ada pihak melaporkan Boasa. Kemudian dia ditangkap pada Kamis (26/10)," kata Fathir, Jumat (27/10).Kemudian, setelah Boasa ditangkap polisi langsung melakukan penahanan terhadapnya. Sebelumnya Boasa juga telah ditetapkan sebagai tersangka. "Hasil gelar perkara dia ditetapkan jadi tersangka dan ditahan," lanjutnya.Penggerak demonstrasi Save Babi di Medan itu dijerat dengan Pasal 14 ayat (1) dan atau Pasal 45 (2) jo 28 (2) UU ITE. Akan hal itu Boasa terancam hukuman enam tahun penjara.Baca juga: Boasa Simanjuntak Ajukan Praperadilan, Diputus 4 Desember Simak Video "Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian yang Hina Suku di Sultra" [Gambas:Video 20detik] (nkm/nkm) boasa simanjuntak ujaran kebencian hoaks
Hina Nabi Muhammad Minta Israel Bantai Wni Di Palestina Pria Ini Ditangkap
Medan - Polisi menangkap Lukman Dolok Saribu (57) terkait video berisi dugaan menghina Nabi Muhammad dan meminta Israel membantai orang Indonesia di Palestina. Warga Kota Sorong, Papua Barat, itu ditangkap saat berada di Toba, Sumatera Utara."Yang bersangkutan kita amankan di wilayah Toba, Sumatera Utara," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, dilansir detikSumut, Senin (27/11/2023).Polisi belum merinci lebih jauh kasus itu karena pelaku masih diperiksa di Polda Sumut. Hadi mengatakan kasus itu dilaporkan Wakil Ketua Gerakan Pemuda Ansor Sumut Dedi Hermanto Sitorus ke Polda Sumut pada Minggu (26/11). Baca juga: Cara Kerja Nyamuk Vs Nyamuk untuk Tangani DBD di Jakarta"Saat ini, tengah menjalani pemeriksaan di Polda Sumut. Konten itu mengandung muatan sensitif ujaran kebencian, jangan disebarluaskan," imbaunya.Video Lukman menghina nabi Muhammad SAW dan meminta Israel agar menghabisi warga Indonesia yang ada di Palestina sempat viral di media sosial (medsos). Dalam video terlihat pria berbaju kuning itu berada di sebuah tempat dan merekam sendiri video tersebut. Dia juga meminta Israel menghabisi nyawa semua warga Indonesia yang berada di Palestina. Bahkan dia sempat meminta Israel juga mengebom Jakarta.Simak berita selengkapnya di sini.Saksikan juga SOSOK pilihan minggu ini: Kisah Abah Didin, 'Pendaur Ulang' Stigma Anak Jalanan[Gambas:Video 20detik] (jbr/idh) polda sumut hukum ujaran kebencian
Pemilu 2024 Pakar Imbau Gen Z Waspada Hal Ini
Jakarta - Jelang pemilihan umum (pemilu) 2024, sebagian warga kelompok generasi Z sudah dapat menggunakan hal pilihnya. Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Yulianto Sudrajat, SSos, MIkom mengingatkan Gen Z untuk memilih dengan tidak emosional dan waspada disinformasi."Peran generasi Zilenial pada Pemilu 2024 nanti amat menentukan postur kepemimpinan nasional. Pemilih diharapkan tidak memilih dengan emosional tapi dengan rasional," kata Yulianto dalam seminar Literasi Media Berbasis Politik: Strategi Komunikasi Politik Menangkal Disinformasi dan Ujaran Kebencian dalam Pemilu, dikutip Minggu (26/11/2023).Baca juga: Riset UGM Soroti Medsos Parpol Jelang Pemilu 2024: Bahas IKN, Iklim TidakBaca juga: Apa Itu Vote Buying di Pemilu? Begini Praktik CurangnyaYulianto menjelaskan, pada dasarnya, media berperan besar memengaruhi opini dan perilaku politik masyarakat. Survei pada Oktober 2013 mendapati, 74% responden menyatakan media memberi pengaruh pada preferensi pemilih. Hanya sekitar 8% responden menyatakan tidak berpengaruh dan 18% menyatakan tidak tahu. Di sisi lain, berdasarkan studi pada 2019, disinformasi atau hoax yang dikonsumsi kelompok muda lewat media juga bisa memengaruhi sikap politik dan arah dukungan di pemilu.Hati-hati di MedsosKepala Biro Hukum dan Humas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Agung BGB Indra Atmaja mengatakan, media sosial juga dapat meningkatkan keterlibatan, kesadaran, dan partisipasi pemilih, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemilu. Sebagian besar partai politik (parpol) kini menggunakan Facebook, Twitter, Instagram dan Youtube. Di sisi lain, Agung menekankan, anak muda perlu waspada dengan penyebaran ujaran kebencian, misinformasi, dan disinformasi. Ketiganya berisiko merusak kredibilitas, keadilan, dan legitimasi pemilu.Berdasarkan studi International Foundation for Electoral Systems (IFES), pada pemilu di Indonesia, medsos menjadi ruang disinformasi dan konspirasi pemilu yang dapat merusak kredibilitas, keadilan, dan legitimasi pemilu. Sementara itu, 150 juta penduduk merupakan pengguna aktif medsos. Sebagian besar di antaranya merupakan pemegang hak pilih usia 18-34 tahun."Hoax politik yang ada mencapai 549 buah dari total 1.698 hoax (32,3%)," papar Agung berdasarkan data Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) pada 2022.Belajar Literasi Digital dan Bernalar KritisAgung menekankan, misinformasi, hoax, dan ujaran kebencian berkembang dengan lemahnya kerangka hukum dan pedoman etika, rendahnya literasi digital, dan kemampuan berpikir kritis. Sementara itu, aktor jahat terus memengaruhi opini publik, perilaku publik, memanfaatkan fitur medsos dan algoritma platform medsos.Ia menambahkan, 130 juta penduduk Indonesia yang menghabiskan rata-rata 9 jam online berdasarkan studi pada 2019 perlu berhati-hati untuk tidak terpapar manipulasi, polarisasi, radikalisasi, dan hasutan untuk melakukan kekerasan. Ketidakhati-hatian bermain media sosial juga mengancam privasi, keamanan, dan keselamatan baik peserta dan penyelenggara pemilu.Rektor Universitas Paramadina Prof Dr Didik J Rachbini mengatakan, baik KPU dan Bawaslu juga perlu menggunakan instrument teknologi untuk memantau disinformasi."Manfaatkan AI dan big data untuk memantau disinformasi. Sebagai contoh, dari transaksi belanja online atau transaksi kartu kredit. Siapa yang bisa mengkorupsi kartu kredit, kecuali satu atau beberapa orang yang sangat canggih dan bisa memanipulasi teknologi. Tetapi dengan hadirnya teknologi, maka penyimpangan bisa dipersempit," ucapnya. Simak Video "Tips Hindari Hoax yang Berseliweran Jelang Pemilu 2024" [Gambas:Video 20detik] (twu/nwy) pemilu 2024 disinformasi hoax ujaran kebencian gen z medsos media sosial ai big data
Klaim Rocky Gerung Sudah Tersangka Di Depan Capres Nomor Tiga
Jakarta - Di hadapan capres nomor 3 Ganjar Pranowo, Rocky Gerung mengaku sudah menjadi tersangka meski tidak menyebut dengan terang perkara apa. Tak tanggung-tanggung, Rocky mengaku ditersangkakan oleh PDIP yang merupakan partai pengusung utama Ganjar PranowoKlaim Rocky berawal saat dirinya menjadi panelis dalam Sarasehan Nasional Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Negeri Makassar (UNM), Sabtu (18/11). Rocky mengaku tersangka di hadapan Ganjar Pranowo."Status saya ini tersangka," kata Rocky. "Tersangka apa?" tanya Ganjar."Tersangka...," jawab Rocky. Baca juga: Ganjar Beri Nilai 5 dari 10 soal Rapor Penegakan Hukum Era JokowiBelum sempat Rocky menyelesaikan ucapannya, Ganjar menimpali. "Oh yang itu," kata Ganjar."Memang saya mau mengatakan saya ditersangkakan oleh PDIP, bukan oleh Ganjar, bukan oleh Ganjar," kata Rocky yang disambut tawa hadirin.Namun, ada satu perkara yang belakangan lekat dengan Rocky, yaitu dugaan penyebaran hoax yang memicu keonaran yang diusut Bareskrim Polri.Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro bicara perihal klaim Rocky. Menurut Djuhandhani, status Rocky belum tersangka.Ganjar Pranowo hadir di Sarasehan Nasional IKA UNM di Makassar. Rocky Gerung menjadi panelis. (Sahrul Alim/detikSulsel)Baca juga: Rocky Gerung Tanya Anies: Apakah Akan Batalkan UU ITE demi Saya?"Belum, masih penyidikan," kata Brigjen Djuhandhani singkat.Apa respons PDIP soal klaim Rocky Gerung ditersangkakan oleh PDIP tanpa menyebutkan perkaranya. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan jawaban."Ya jadi dari laporan tim hukum kami itu kan apapun Presiden Jokowi ini kan sebagai simbol, pucuk pimpinan tertinggi, itu kan kita harus hormati terlepas bahwa Pak Jokowi mendukung Mas Gibran," kata Hasto di Hotel Sari Pasific, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/11).Hasto menyinggung bahwa kasus yang diperkarakan PDIP terhadap Rocky Gerung sempat melewati tahap mediasi. Dalam tahap itu, kata Hasto, permasalahan sudah selesai."Nah ketika muncul kata-kata yang kurang pantas, saat itu kami kan berproses, kemudian hakim menyarankan musyawarah dan sudah terjadi musyawarah. Karena Pak Presiden sendiri juga menganggap hal itu suatu hal yang kecil. Maka kemudian musyawarah udah selesaikan, udah selesai, sudah berjabat tangan ya," ujarnya.Simak Video: Rocky Gerung Ngaku Ditersangkakan PDIP, Hasto: Sudah Selesai[Gambas:Video 20detik] Halaman 1 2 Selanjutnya rocky gerung rocky gerung bajingan tolol rocky gerung diduga hina jokowi rocky gerung dilaporkan ke polisi rocky gerung dilaporkan jokowi ganjar pranowo ganjar-mahfud pdip pdi perjuangan ujaran kebencian berita hoax hoax bareskrim polri pilpres 2024 pemilu 2024 politik detikpemilu round-up
Respons Bareskrim Polri Soal Rocky Gerung Mengaku Sudah Tersangka
Jakarta - Rocky Gerung mengaku sudah menjadi tersangka meski tidak menyebut dengan terang perkara yang mana. Namun ada satu perkara yang belakangan lekat dengannya, yaitu dugaan penyebaran hoax yang memicu keonaran yang diusut Bareskrim Polri.Awalnya pada hari ini, Sabtu, 18 November 2023, Rocky mengaku sudah berstatus tersangka. Ucapan Rocky itu disampaikan di hadapan capres nomor urut 3 yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo."Status saya ini tersangka," kata Rocky dalam Sarasehan Nasional Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Negeri Makassar (UNM), Sabtu (18/11/2023). "Tersangka apa?" tanya Ganjar."Tersangka...," jawab Rocky. Baca juga: Mediasi Gagal, Sidang Gugatan 'Bajingan Tolol' Rocky Gerung BerlanjutBelum sempat Rocky menyelesaikan ucapannya, Ganjar menimpali. "Oh yang itu," kata Ganjar."Memang saya mau mengatakan saya ditersangkakan oleh PDIP, bukan oleh Ganjar, bukan oleh Ganjar," kata Rocky yang disambut tawa hadirin.Tidak disebutkan terang oleh Rocky dan Ganjar mengenai status tersangka yang dimaksud. Namun detikcom berupaya menghubungi Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro perihal ucapan Rocky. Apa kata Brigjen Djuhandhani?"Belum, masih penyidikan," kata Brigjen Djuhandhani singkat.Baca juga: Rocky Gerung di Depan Ganjar: Status Saya Tersangka, Ditersangkakan PDIPDiketahui perkara ini berawal dari pernyataan Rocky Gerung di kanal YouTube milik Refly Harun menuai sorotan. Begini pernyataan Rocky yang dinilai menyebar hoax, kalimat kasar kami sensor:Begitu Jokowi kehilangan kekuasaannya, dia jadi rakyat biasa, nggak ada yang peduli nanti. Tetapi, ambisi Jokowi adalah mempertahankan legasinya. Dia mesti pergi ke China buat nawarin IKN. Dia mesti mondar-mandir dari satu koalisi ke koalisi yang lain untuk mencari kejelasan nasibnya. Dia memikirkan nasibnya sendiri. Dia nggak mikirin nasib kita.Itu b** yang t. Kalau dia b* pintar, dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat. Tapi b* t* itu sekaligus b** yang pengecut. Ajaib, b** tapi pengecut. Halaman 1 2 Selanjutnya rocky gerung bareskrim polri bareskrim polri pdip ujaran kebencian hoax
Heboh Wanita Di Cirebon Diduga Hina Islam
Cirebon - Beredar sebuah rekaman suara di grup aplikasi perpesanan yang berisi seorang wanita diduga menghina umat Islam dan Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJabar, suara dalam rekaman tersebut merupakan suara seorang wanita yang tinggal di Desa Sutawingangun, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon.Dalam rekaman tersebut, wanita itu terdengar beberapa kali melontarkan ujaran kebencian terhadap ormas Islam dan umat Islam. Lebih dari itu, ia juga bahkan turut menghina Nabi Muhammad SAW.Baca juga: Ini Rio Ferdinand, Barista Difabel Pertama di Kota CirebonBelum diketahui secara pasti apa yang melatarbelakangi wanita itu melontarkan ujaran kebencian terhadap umat Islam. Namun jika diperhatikan dari rekaman suara tersebut, wanita itu terdengar menyinggung soal kebebasannya untuk melakukan apapun di dalam rumahnya sendiri. Kapolsek Kedawung Resor Cirebon Kota AKP Ahmad Nashori membenarkan adanya kejadian tersebut. Setelah mendapatkan informasi dari masyarakat, pihaknya pun langsung bergerak untuk mendatangi kediaman wanita berinisial DS (41)."Kita langsung datangi lokasi setelah mendapat informasi dari masyarakat. Untuk menciptakan keamanan, kami langsung mengamankan wanita itu," kata Nashori, Kamis (16/11/2023). Baca juga: Merawat Asa Perajin Sandal di Desa Kebarepan CirebonNashori belum bisa memberi penjelasan apa yang menjadi motif DS melontarkan ujaran kebencian terhadap umat Islam.Saat ini, kata dia, DS tengah menjalani pemeriksaan secara intensif di Unit PPA Satreskrim Polres Cirebon Kota. "Penanganan dilakukan oleh Unit PPA (Satreskrim Polres Cirebon Kota)," kata dia. (iqk/iqk) berita jabar jawa barat kabupaten cirebon cirebon raya ujaran kebencian wanita hina islam di cirebon
8 Fakta Terkini Boasa Simanjuntak Tersangka Penyebaran Hoaks Ujaran Kebencian
Daftar Isi 1. HBB Laporkan Boasa ke Polisi Agustus 2023 2. HBB Sebut Boasa Sebar Hoaks 3. Boasa Ditangkap 26 Oktober 2023 4. Polisi Minta Keterangan 3 Ahli 5. Boasa Tersangka dan Ditahan 6. Video Boasa Terbukti Sebar Haoks-Ujaran Kebencian 7. Polisi Sita Ponsel Boasa 8. Boasa Dijerat UU ITE-Terancam 6 Tahun Penjara Medan - Polrestabes Medan menangkap Boasa Simanjuntak (56) seorang warga Kota Medan usai dilaporkan Ketua Umum Horas Bangso Batak (HBB), Lamsiang. Setelah ditangkap Boasa pun ditetapkan sebagai tersangka penyebar hoaks atau berita bohong dan ujaran kebencian.Berikut delapan fakta terkini soal kasus yang menjerat Boasa Simanjuntak. Simak sampai akhir ya!1. HBB Laporkan Boasa ke Polisi Agustus 2023Ketua Umum HBB Lamsiang tidak terima dengan video yang dibuat oleh Boasa Simanjuntak. Di video yang berjudul 'Modus Cari Cuan Aksi atau Audiensi Dana dari mana Pertemuan Hotel Madani', Lamsiang menyebut Boasa menyinggung aksi mereka. Video Boasa itu, kata Lamsiang, pertama kali dilihatnya pada Jumat (28/7) lalu sekitar pukul 10.00 WIB. Video itu usai menyebar di group WhatsApp."Video itu berjudul, 'Modus Cari Cuan Aksi atau Audiensi Dana dari mana Pertemuan Hotel Madani.' Isinya ada menyinggung soal aksi Aliansi Masyarakat Sumatera Utara yang sempat kami gelar di depan Polda Sumut," kata Lamsiang kepada detikSumut, Jumat (27/10). Berangkat dari kejadian itu, Lamsiang melaporkan Boasa ke Polrestabes Medan pada 5 Agustus 2023 dengan nomor laporan: STTLP/B/2602/VIII/2023/SPKT Polrestabes Medan/Polda Sumut.Baca juga: Sebar Hoaks-Ujaran Kebencian, Boasa Simanjuntak Jadi Tersangka2. HBB Sebut Boasa Sebar HoaksMenurutnya di dalam video itu, Boasa menudingnya melakukan aksi tersebut untuk menaikkan pamor organisasi yang dipimpinnya. Bahkan, ia merasa dituding mendapatkan uang dari aksi tersebut."Bahkan dibilangnya, aku numpang dalam kasus Josua kemarin, karena dianggap ikut-ikut dengan tim Kamaruddin Simanjuntak. Ya tentu apa yang semua dibilang itu adalah berita bohong sehingga menimbulkan kegaduhan," ungkapnya."Di video itu juga, saya seperti dituding membuat pembodohan, bilang cuan (uang) berapa, hingga bilang otakku proposal," tambahnya.3. Boasa Ditangkap 26 Oktober 2023Laporan dari HBB itu pun didalami oleh polisi. Setelah melakukan beberapa tahapan akhirnya Boasa pun ditangkap.PS Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan Boasa ditangkap karena membuat video dan mempostinya ke media sosial pada Jumat (28/7) lalu. Video itu berjudul "Modus Cari Cuan Aksi atau Audiensi Dana darimana Pertemuan Hotel Madani.""Berangkat video itu, ada pihak melaporkan Boasa. Kemudian dia ditangkap pada Kamis (26/10)," kata Fathir, Jumat (27/10).4. Polisi Minta Keterangan 3 AhliSaat proses penyidikan atas laporan HBB, polisi terlebih dahulu meminta keterangan ahli. Ada tiga ahli yang diminta untuk menilai video Boasa."Tiga ahli dari ahli bahasa, ahli pidana, dan ahli ITE telah dimintai keterangan," ungkapnya.5. Boasa Tersangka dan DitahanSetelah ditangkap Boasa pun langsung ditahan. Sebelumnya Boasa juga telah ditetapkan sebagai tersangka."Hasil gelar perkara dia ditetapkan jadi tersangka dan ditahan," lanjutnya.6. Video Boasa Terbukti Sebar Haoks-Ujaran KebencianMenurut Fathir video Boasa yang berjudul "Modus Cari Cuan Aksi atau Audiensi Dana darimana Pertemuan Hotel Madani" telah memenuhi unsur penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian."Terbukti menyebarkan informasi bohong dengan sengaja serta menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)," ungkapnya.Baca juga: Duduk Perkara Boasa Simanjuntak Dipolisikan soal Hoaks hingga Jadi Tersangka7. Polisi Sita Ponsel BoasaPonsel yang dipakai Boasa untuk membuat dan menyebarkan berita bohong pun tutur disita polisi."(Diamankan) satu unit handphone yang dipakai Boasa untuk membuat konten dan disebarkan di media sosial," tuturnya.8. Boasa Dijerat UU ITE-Terancam 6 Tahun PenjaraPolisi menjerat Biasa dengan Pasal 14 ayat (1) dan atau Pasal 45 (2) jo 28 (2) UU ITE. Salah satu penggerak demonstrasi Save Babi di Medan itu pun terancam hukuman enam tahun penjara."Kena pasal ujaran kebencian dan berita hoax dengan ancaman penjara 6 tahun penjara," ucapnya. Simak Video "Duel Pemilik Warung Kelontong vs Komplotan Perampok di Deli Serdang" [Gambas:Video 20detik] (astj/astj) boasa simanjuntak round up medan sumut polrestabes medan ujaran kebencian hoaks berita bohong
Lansia Di Kalsel Sebar Poster Ujaran Kebencian Etnis Cina Ditangkap
Tanah Laut - Lansia bernama Watno (61) di Tanah Laut, Kalimantan Selatan (Kalsel) ditangkap usai menyebarkan poster ujaran kebencian yang ditujukan kepada etnis Cina. Watno nekat menyebarkan poster tersebut karena tak terima orang Cina terlibat dalam perekonomian di Indonesia."Motifnya pelaku menganggap bangsa Cina dan keturunannya tidak berhak mencengkram perekonomian bangsa Indonesia," ujar Kapolda Kalsel Irjen Rian Djajadi dalam keterangannya, Sabtu (28/10/2023).Rian mengatakan Watno diamankan di Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut pada Jumat (29/9) lalu. Selian pelaku polisi juga mengamankan 48 poster ujaran kebencian yang belum terpasang sebagai barang bukti. "Adapun barang bukti yang disita berupa 48 lembar poster pamflet yang belum terpasang, 4 buah spidol, 2 buah gunting, 1 bundel potongan poster pamflet, dan 3 botol lem kertas," sebutnya.Baca juga: Remaja Mayatnya Dalam Karung Ternyata Dibunuh Teman SendiriWatno sempat memasang poster di 19 titik yang berada di sekitar Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin pada Senin (18/9). Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan mengantongi identitas Watno yang merupakan warga Kabupaten Blora. Andi menyebut pelaku juga telah menyebarkan poster yang sama di 208 titik di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Jakarta Timur."Total ada 227 titik poster yang disebar pelaku di 14 kota, antara lain, Jakarta Timur 5 titik, Bandung 15 titik, Semarang 30 titik, Surabaya 33 titik dan solo 3 titik," terangnya."Selanjutnya di wilayah Kalimantan dan Sumatera, yakni Metro Lampung 13 titik, Palembang 2 titik, Jambi 16 titik, Pekanbaru 30 titik, Medan 2 titik, Banjarmasin 19 titik, Palangkaraya 33 titik, Sampit 10 titik dan terakhir Pontianak 15 titik," imbuhnya.Baca juga: Kronologi Siswa SMA Tantang Guru Berkelahi Berujung Dikeluarkan dari SekolahWanto telah ditahan di Polda Kalsel guna proses lebih lanjut. Pelaku dijerat pasal berlapis yakni Pasal 16 Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara atau denda paling banyak Rp 500 juta."Selain itu, pelaku juga dijerat dengan Pasal 156 KUHPidana atau barang siapa di muka umum menyatakan perasaan permusuhan kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara atau denda Rp 4.500," tutupnya. Simak Video "Bersantai Sejenak Dengan Hammock di Bukit Tahura Banjarmasin" [Gambas:Video 20detik] (hsr/hmw) tanah laut kalimantan selatan china ujaran kebencian kalsel
Laporan Ketum Horas Bangso Batak Bikin Boasa Simanjuntak Jadi Tersangka
Medan - Polisi menetapkan Boasa Simanjuntak sebagai tersangka kasus informasi bohong atau hoaks dan ujaran kebencian. Penetapan tersangka ini berawal dari laporan yang dilayangkan Ketua Umum (Ketum) Horas Bangso Batak Lamsiang Sitompul.Laporan Lamsiang itu dia layangkan ke Polrestabes Medan dengan nomor laporan STTLP/B/2602/VIII/2023/SPKT Polrestabes Medan/Polda Sumut. Lamsiang mengatakan, persoalan ini berawal saat pihaknya melakukan demo di depan Polda Sumut."Awalnya kemarin saya bersama kawan-kawan, Aliansi Masyarakat Sumatera Utara, demo di depan Mapolda Sumut soal isu begal serta lainnya," kata Lamsiang kepada detikSumut, Jumat (27/10/2023). Boasa, kata Lamsiang, kemudian membuat video yang menyebut jika Horas Bangso Batak mendapatkan uang dari aksi yang dilakukan di Polda Sumut itu. Atas dasar itu lah yang membuat Lamsiang melaporkan Boasa ke polisi."Lalu, dia membuat video di akun media sosialnya menuding organisasiku (HBB) mendapat uang dari aksi tersebut serta berita bohong lainnya. Dia menebar kebencian pula dan itu ditujukan pula ke saya, karena melihat video yang lainnya juga. Makanya saya melaporkannya ke polisi," sebutnya. Baca juga: Sebar Hoaks-Ujaran Kebencian, Boasa Simanjuntak Jadi TersangkaBoasa Jadi TersangkaPS Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan video yang diduga menuding HBB menerima uang itu diunggah Boasa pada Jumat (28/7/2023). Video itu diberi judul 'Modus Cari Cuan Aksi atau Audiensi Dana darimana Pertemuan Hotel Madani'. "Berangkat video itu, ada pihak melaporkan Boasa. Kemudian dia ditangkap pada Kamis (26/10)," kata Fathir, Jumat (27/10).Polisi sudah melakukan gelar perkara dalam kasus ini. Dari hasil gelar perkara, polisi menetapkan Boasa sebagai tersangka."Hasil gelar perkara dia ditetapkan jadi tersangka dan ditahan. Sebab, terbukti menyebarkan informasi bohong dengan sengaja serta menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)," ungkapnya.Baca juga: Jadi Tersangka Hoaks, Boasa Simanjuntak Terancam 6 Tahun BuiPolisi juga pun mengamankan satu unit handphone yang dipakai Boasa untuk membuat konten dan disebarkan di media sosial.Salah satu penggerak demonstrasi Save Babi di Medan ini disangkakan Pasal 14 ayat (1) dan atau Pasal 45 (2) jo 28 (2) UU ITE."Kena pasal ujaran kebencian dan berita hoax dengan ancaman penjara 6 tahun penjara," ucapnya. Simak Video "Hoax Pemilu 'Ngegas' di 2023, Menkominfo: Paling Banyak di Facebook" [Gambas:Video 20detik] (afb/afb) boasa simanjuntak hoaks ujaran kebencian
Duduk Perkara Boasa Simanjuntak Dipolisikan Soal Hoaks Hingga Jadi Tersangka
Medan - Warga Kota Medan, Boasa Simanjuntak (56), warga ditetapkan sebagai tersangka karena menyebarkan konten yang berisi berita bohong (hoaks) dan memuat ujaran kebencian di akun media sosialnya. Pelapor bernama Lamsiang Siamanjuntak, Ketua Umum Horas Bangsa Batak (HBB).Lamsiang mengatakan kejadian itu bermula saat dirinya mendapatkan konten yang dibuat Boasa di media sosial menyebar di grup WhatsApp-nya pada Jumat (28/7/2023) sekira pukul 10.00 WIB."Video itu berjudul, 'Modus Cari Cuan Aksi atau Audiensi Dana dari mana Pertemuan Hotel Madani.' Isinya ada menyinggung soal aksi Aliansi Masyarakat Sumatera Utara yang sempat kami gelar di depan Polda Sumut," kata Lamsiang kepada detikSumut, Jumat (27/10). Menurutnya di dalam video itu, Boasa menudingnya melakukan aksi tersebut untuk menaikkan pamor organisasi yang dipimpinnya. Bahkan, ia merasa dituding mendapatkan uang dari aksi tersebut."Bahkan dibilangnya, aku numpang dalam kasus Josua kemarin, karena dianggap ikut-ikut dengan tim Kamaruddin Simanjuntak. Ya tentu apa yang semua dibilang itu adalah berita bohong sehingga menimbulkan kegaduhan," ungkapnya. "Di video itu juga, saya seperti dituding membuat pembodohan, bilang cuan (uang) berapa, hingga bilang otakku proposal," tambahnya.Berangkat dari kejadian itu, Lamsiang melaporkan Boasa ke Polrestabes Medan pada 5 Agustus 2023 dengan nomor laporan: STTLP/B/2602/VIII/2023/SPKT Polrestabes Medan/Polda Sumut.Selanjutnya, kepolisian melakukan proses penyelidikan. PS Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan Boasa akhirnya ditangkap pada Kamis (26/10).Baca juga: Sebar Hoaks-Ujaran Kebencian, Boasa Simanjuntak Jadi TersangkaMantan Kapolsek Medan Baru ini menerangkan proses penyelidikan telah berlangsung. Tiga ahli dari ahli bahasa, ahli pidana, dan ahli ITE telah dimintai keterangan."Hasil gelar perkara dia ditetapkan jadi tersangka dan ditahan. Sebab, terbukti menyebarkan informasi bohong dengan sengaja serta menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)," ungkapnya.Pihaknya pun mengamankan satu unit handphone yang dipakai Boasa untuk membuat konten dan disebarkan di media sosial.Salah satu penggerak demonstrasi Save Babi di Medan ini disangkakan Pasal 14 ayat (1) dan atau Pasal 45 (2) jo 28 (2) UU ITE."Kena pasal ujaran kebencian dan berita hoax dengan ancaman penjara 6 tahun penjara," ucapnya.Baca juga: Jadi Tersangka Hoaks, Boasa Simanjuntak Terancam 6 Tahun Bui Simak Video "Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian yang Hina Suku di Sultra" [Gambas:Video 20detik] (nkm/nkm) boasa simanjuntak hoaks ujaran kebencian medan kriminal
Jadi Tersangka Hoaks Boasa Simanjuntak Terancam 6 Tahun Bui
Medan - Polisi telah menetapkan Boasa Simanjuntak sebagai tersangka karena diduga menyebarkan berita bohong atau hoaks dan ujaran kebencian. Boasa kini terancam enam tahun penjara karena perkara itu."Kena pasal ujaran kebencian dan berita hoaks dengan ancaman penjara 6 tahun penjara," kata PS Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa, Jumat (27/10/2023).Boasa menjadi tersangka usai dilaporkan seseorang bernama Lamsiang Sitompul dengan nomor laporan STTLP/B/2602/VIII/2023/SPKT Polrestabes Medan/Polda Sumut. Lamsiang mengatakan Boasa telah dilaporkannya sejak 5 Agustus 2023. "Awalnya kemarin saya bersama kawan-kawan, Aliansi Masyarakat Sumatera Utara, demo di depan Mapolda Sumut soal isu begal serta lainnya," kata Lamsiang."Lalu, dia membuat video di akun media sosialnya menuding organisasiku (HBB) mendapat uang dari aksi tersebut serta berita bohong lainnya. Dia menebar kebencian pula dan itu ditujukan pula ke saya, karena melihat video yang lainnya juga. Makanya saya melaporkannya ke polisi," sambungnya. Baca juga: Sebar Hoaks-Ujaran Kebencian, Boasa Simanjuntak Jadi TersangkaSebelumnya diberitakan, Satreskrim Polrestabes Medan menetapkan Boasa Simanjuntak sebagai tersangka. Boasa menjadi tersangka karena diduga menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian."Berangkat video itu, ada pihak melaporkan Boasa. Kemudian dia ditangkap pada Kamis (26/10)," kata Fathir.Fathir menerangkan, bahwa proses penyelidikan telah berlangsung. Tiga ahli dari ahli bahasa, ahli pidana, dan ahli ITE telah dimintai keterangan."Hasil gelar perkara dia ditetapkan jadi tersangka dan ditahan. Sebab, terbukti menyebarkan informasi bohong dengan sengaja serta menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)," ungkapnya. Simak Video "Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian yang Hina Suku di Sultra" [Gambas:Video 20detik] (afb/afb) berita hoaks informasi hoaks ujaran kebencian boasa simanjuntak
Sebar Hoaks Ujaran Kebencian Boasa Simanjuntak Jadi Tersangka
Medan - Polisi menangkap seorang warga Medan bernama Boasa Simanjuntak (56) karena diduga menyebarkan konten yang berisi berita bohong atau hoaks serta memuat ujaran kebencian di media sosial. Kini, Boasa ditetapkan menjadi tersangka dan ditahan.PS Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan awalnya pada Jumat (28/7/2023) Boasa memposting video dengan judul, "Modus Cari Cuan Aksi atau Audiensi Dana darimana Pertemuan Hotel Madani.""Berangkat video itu, ada pihak melaporkan Boasa. Kemudian dia ditangkap pada Kamis (26/10)," kata Fathir, Jumat (27/10). Mantan Kapolsek Medan Baru ini menerangkan bahwa proses penyelidikan telah berlangsung. Tiga ahli dari ahli bahasa, ahli pidana, dan ahli ITE telah dimintai keterangan."Hasil gelar perkara dia ditetapkan jadi tersangka dan ditahan. Sebab, terbukti menyebarkan informasi bohong dengan sengaja serta menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)," ungkapnya. Pihaknya pun mengamankan satu unit handphone yang dipakai Boasa untuk membuat konten dan disebarkan di media sosial.Salah satu penggerak demonstrasi Save Babi di Medan ini disangkakan Pasal 14 ayat (1) dan atau Pasal 45 (2) jo 28 (2) UU ITE."Kena pasal ujaran kebencian dan berita hoax dengan ancaman penjara 6 tahun penjara," ucapnya.Baca juga: Eks Kades di Aceh Divonis 18 Tahun Bui gegara Jadi Kurir Sabu 6 KgDi lain pihak, Lamsiang Sitompul sebagai pelapor mengatakan Boasa telah dilaporkannya sejak 5 Agustus 2023. Ia yang merupakan Ketua Umum Horas Bangso Batak mengaku merasa tertuding atas video yang dibuat Boasa."Awalnya kemarin saya bersama kawan-kawan, Aliansi Masyarakat Sumatera Utara, demo di depan Mapolda Sumut soal isu begal serta lainnya," kata Lamsiang kepada detikSumut."Lalu, dia membuat video di akun media sosialnya menuding organisasiku (HBB) mendapat uang dari aksi tersebut serta berita bohong lainnya. Dia menebar kebencian pula dan itu ditujukan pula ke saya, karena melihat video yang lainnya juga. Makanya saya melaporkannya ke polisi," sambungnya.Ada pun Lamsing melapor dengan nomor laporan: STTLP/B/2602/VIII/2023/SPKT Polrestabes Medan/Polda Sumut.Baca juga: Respons Santai PDIP Medan Soal Dukungan Bobby ke Prabowo-Gibran Simak Video "Momen Alan Walker ke Medan Temui Guru Musik yang Viral di Medsos" [Gambas:Video 20detik] (nkm/nkm) medan hoaks hoax kriminal ujaran kebencian
Aksi Tak Terpuji Kenek Truk Tuban Hina Nabi Muhammad Di Facebook
Surabaya - Aksi tak terpuji dilakukan seorang kenek truk di Tuban. Ia diduga melakukan penistaan agama dengan menghina Nabi Muhammad SAW melalui akun Facebooknya. Akhirnya, ia harus berurusan dengan polisi.Pelaku merupakan TS (31), warga Desa Karanglo, Kecamatan Kerek, Tuban. Ia melakukan penghinaan kepada Nabi Muhammad di akun Facebooknya yang bernama Lang Buana.Kasus penistaan agama ini berawal saat pelaku menanyakan Nabi Muhammad di postingan Maulid Nabi di grup Facebook Media Informasi Orang Tuban. Baca juga: Kenek Truk di Tuban Ditangkap gegara Hina Nabi Muhammad di Facebook"Nabi Muhammad SAW Ki Sopo. Mosok Seng Dodol Es Dawet Ning Pinggir Ratan kae (Nabi Muhammad SAW ini siapa. Masak yang jual es dawet di pinggir jalan itu)," demikian postingan pelaku melalui akun Facebook-nya.Postingan ini kemudian membuat sebagian warganet terpancing emosinya. Ada sejumlah warganet yang mengingatkan pelaku. Namun, bukan sadar atas apa yang dilakukannya, pelaku malah membalas komentar warganet dengan santai. Kapolres Tuban AKBP Suryono mengatakan, pelaku sudah diamankan dan menjalani pemeriksaan secara intensif.Baca juga: Pesan Gubernur Khofifah di Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 2023"Sementara masih dilakukan pemeriksaan dan klarifikasi di ruang penyidik Reskrim," tutur Suryono dikonfirmasi detikJatim, Minggu (01/10/2023).Sementara itu, Kapolsek Kerek AKP Darmono menyebut, pelaku diamankan terkait postingannya di Facebook."Sudah tadi malam (Sabtu malam) sekitar jam tujuh malam tiba di Polsek, langsung kita bawa ke Sat Reskrim Tuban untuk proses lebih lanjut. Ya, benar terkait Tulisan di FB itu," kata Darmono. Simak Video "Pria Hina Nabi Muhammad-Minta Israel Bantai WNI di Gaza Ditangkap" [Gambas:Video 20detik] (hil/fat) kenek hina nabi muhammad hina nabi muhammad ujaran kebencian nabi muhammad tuban
Kenek Truk Di Tuban Ditangkap Gegara Hina Nabi Muhammad Di Facebook
Tuban - Seorang kenek truk di Tuban terpaksa harus berurusan dengan polisi. Pasalnya, ia diduga melakukan penistaan agama melalui akun Facebooknya.Pelaku berinisial TS (31), warga Desa Karanglo, Kecamatan Kerek, Tuban. Ia diduga melakukan penghinaan kepada Nabi Muhammad di akun Facebook bernama Lang Buana.Kapolsek Kerek AKP Darmono saat dikonfirmasi membenarkan penangkapan pelaku. Saat ini pelaku masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Baca juga: Mahasiswa Kota Probolinggo Penghina Nabi Muhammad SAW Idap Skizofrenia"Sudah tadi malam (Sabtu malam) sekitar jam tujuh malam tiba di Polsek, langsung kita bawa ke Sat Reskrim Tuban untuk proses lebih lanjut. Ya, benar terkait Tulisan di FB itu," kata Darmono dikonfirmasi detikJatim, Minggu (01/10/2023).Senada, Kapolres Tuban AKBP Suryono juga membenarkan pelaku kini masih menjalani pemeriksaan secara intensif. "Sementara masih dilakukan pemeriksaan dan klarifikasi di ruang penyidik Reskrim," tutur Suryono.Kasus penistaan agama ini berawal saat pelaku menanyakan Nabi Muhammad di postingannya Maulid Nabi di grup Facebook Media Informasi Orang Tuban.Baca juga: Heboh Santri di Sukabumi Hina Nabi Muhammad SAW"Nabi Muhammad SAW Ki Sopo. Mosok Seng Dodol Es Dawet Ning Pinggir Ratan kae (Nabi Muhammad SAW ini siapa. Masak yang jual es dawet di pinggir jalan itu)," demikian postingan pelaku melalui akun Facebook-nya.Postingan ini kemudian membuat sebagian warganet terpancing emosinya dan mengingatkan pelaku. Namun bukan sadar apa yang dilakukan, pelaku membalas komentar warganet dengan santai. Simak Video "Pria Hina Nabi Muhammad-Minta Israel Bantai WNI di Gaza Ditangkap" [Gambas:Video 20detik] (abq/dte) kenek hina nabi muhammad hina nabi muhammad ujaran kebencian nabi muhammad tuban
Eks Peneliti Brin Ancam Warga Muhammadiyah Divonis 1 Tahun Penjara
Jombang - Eks peneliti BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin (30) divonis satu tahun penjara dan denda Rp 10 juta oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jombang di kasus ancam warga Muhammadiyah. Vonis itu lebih rendah dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU).Dilansir detikJatim, Andi terbukti bersalah melakukan tindak pidana pasal 45A ayat (2) juncto Pasal 28 ayat (2) UU RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dengan menyebar informasi yang ditujukan menimbulkan kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan SARA."Menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan pidana penjara selama satu tahun dan pidana denda Rp 10 juta dengan ketentuan apabila terdakwa tidak mampu membayar diganti dengan 1 bulan kurungan," kata Ketua Majelis Hakim Bambang Setiyawan ketika membacakan putusan, di PN Jombang, Selasa (19/9/2023). Baca juga: Eks Peneliti BRIN Dituntut Bui 1,5 Tahun Terkait Ancam Warga MuhammadiyahTim penasihat hukum Andi hadir di ruang sidang. Begitu pula jaksa penuntut umum (JPU) dari Kejaksaan Negeri Jombang Andi Wicaksono, Adi Prasetyo, dan Septian. Sedangkan terdakwa mengikuti sidang secara daring dari Lapas Kelas IIB Jombang.Vonis majelis hakim lebih ringan dibandingkan tuntutan JPU. Dalam sidang sebelumnya, Kamis (31/8), JPU menuntut agar eks peneliti BRIN itu divonis 1,5 tahun penjara dengan denda Rp 10 juta subsider 2 bulan kurungan. Setelah membacakan vonis, hakim memberi kesempatan kepada Andi untuk menentukan sikap. Andi menyerahkan keputusan banding atau menerima vonis kepada tim penasihat hukumnya."Saya serahkan kepada penasihat hukum saya Yang Mulia," kata Andi.Simak berita selengkapnya di sini. (aik/imk) jombang andi pangerang andi pangerang hasanuddin muhammadiyah ujaran kebencian uu ite
Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian Yang Hina Suku Di Sultra
Kendari - Pria berinisial DS (48), pelaku ujaran kebencian salah satu suku di Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui media sosial ditangkap. DS ditangkap usai polisi melakukan penyelidikan lewat akun yang digunakan pelaku saat menjalankan aksinya."Dari hasil patroli siber kami melakukan profiling dari akun tersebut menemukan yang diduga DS mengoperasikan akun tersebut," kata Kanit II Tim Subdit V Siber Dit Reskrimsus Polda Sultra Iptu Asfandy kepada wartawan, Kamis (14/9/2023).Polisi yang mengetahui keberadaan pelaku lalu melakukan penangkapan di rumahnya di Jalan Sunan Gunung Jati, Kelurahan Babelan, Kecamatan Babelan, Bekasi, Jawa Barat pada Senin (11/9). Pelaku lalu dibawa ke Polda Sultra. "Kami bekerja sama dengan Bareskrim Polri sehingga penangkapannya berjalan dengan lancar. Pelaku lalu kami bawa ke Polda Sultra," bebernyaAsfandy menuturkan pelaku menggencarkan aksinya dengan melakukan ujaran kebencian di media sosial Facebook pada Juni 2023 lalu. Pelaku mengunggah informasi bernada provokatif dengan salah satu suku di Sultra. "Pelaku ini membuat unggahan di Facebook dengan menyinggung salah satu suku bulan Juni 2023 lalu," ungkap Asfandy.Baca juga: Kades Perkosa Warganya Modus Sanksi Adat di Konsel Ngaku Khilaf-Minta MaafDia mengatakan pelaku membuat ujaran kebencian dengan menggunakan nama seseorang. Hal tersebut dilakukan guna mengelabui netizen dan petugas kepolisian."Pelaku ini menggiring opini netizen di medsos bahwa yang telah melakukan postingan ajaran kebencian adalah Rahman Ashar," ungkapnya.Baca juga: Dalih Kades di Konsel Perkosa Warganya Modus Sanksi Adat karena KhilafAsfandy mengungkapkan saat ini pelaku sudah ditahan di Mapolda Sultra untuk proses hukum lebih lanjut. Pelaku dijerat dengan Pasal 45A Ayat (2) juncto Pasal 28 Ayat (2) UU RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara."Pelaku sudah kita lalukan penahanan di Mapolda Sultra," jelasnya. Simak Video "Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian yang Hina Suku di Sultra" [Gambas:Video 20detik] (sar/asm) viral di media sosial ujaran kebencian sultra
Khofifah Ajak Warga Kurangi Ujaran Kebencian Di Tahun Politik
Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat meningkatkan literasi dengan gemar membaca dari sumber akurat. Literasi bisa melindungi masyarakat dari ujaran kebencian dan hoaks di era disrupsi informasi saat memasuki tahun politik.Ajakan ini disampaikannya bertepatan dengan Hari Aksara Internasional yang diperingati setiap tanggal 8 September. Hal ini juga sejalan dengan tema Hari Aksara Internasional Tahun 2023 dari UNESCO yaitu 'Menggencarkan Literasi bagi Dunia Dalam Transisi: Membangun pondasi masyarakat yang berkelanjutan dan damai.'"Literasi ini dibutuhkan masyarakat, karena saat ini tak dipungkiri banyak masyarakat lebih sering menerima informasi dari media sosial. Untuk itu masyarakat harus terus melakukan cek dan kroscek kebenaran berita dan informasi yang beredar. Caranya dengan membaca melalui lebih banyak sumber tertulis yang akurat," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (8/9/2023). Khofifah mengatakan tingginya minat baca akan membuat masyarakat secara pro aktif mencari tahu terlebih dahulu terkait validitas informasi yang diterima. Literasi juga dapat mencegah masyarakat dari perselisihan, apalagi mengingat saat ini memasuki tahun politik.Baca juga: Gubernur Khofifah Harap Porprov VIII 2023 Dongkrak Ekonomi Sidoarjo"Kita harus membekali diri dengan literasi, karena jika hanya berbasis pada informasi yang beredar, kita bisa terjebak dalam konflik sosial. Ini harus hati-hati karena sebentar lagi memasuki tahun politik," tegasnya. "Tapi saya yakin dan optimis, warga Jatim memiliki kearifan untuk dapat menjunjung tinggi kebenaran dan keterampilan membaca," imbuhnya.Dia menambahkan sejak awal kepemimpinannya selalu gencar menekankan pentingnya minat baca dan literasi bagi masyarakat. Bukan tanpa alasan, literasi adalah faktor yang menunjang peningkatan kualitas SDM berkarakter dan Indeks Pembangunan Manusia.Berdasarkan data BPS, capaian IPM di Jatim pada 2022 tembus 72,75% atau tumbuh 0,85% dari capaian IPM 2021. Bahkan, berdasarkan Survei Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) masyarakat Jatim pada tahun 2022 di angka 68,54%.Baca juga: Khofifah Geram Ulah Pemburu Liar Sebabkan Kebakaran Gunung ArjunoAngka itu mengalami kenaikan sebesar 4% dibanding tahun 2021 di angka 64,20. Sekaligus, juga di atas nasional yaitu sebesar 63,96 pada tahun 2022."Peningkatan TGM juga berkat adanya beragam program untuk mendorong minat baca masyarakat, salah satunya pembangunan program perpustakaan terakreditasi. Sampai dengan Agustus 2023 jumlahnya mencapai 2.462," terangnya.Semangat masyarakat Jatim terhadap literasi, tegas dia, bisa menciptakan suasana yang kondusif menjelang tahun politik. Tentunya, hal ini sebagai modal penting untuk memerangi hoaks dan ujaran kebencian ke depannya."Kita harus mengambil semangat Hari Aksara Internasional ini untuk kebaikan bersama, untuk Jawa Timur yang terhindar dari disrupsi informasi dan aman damai jelang 2024," pungkasnya. Simak Video "Jokowi: Kita yang di Atas Sudah Ngopi Bareng, Akar Rumput Masih Ramai" [Gambas:Video 20detik] (faa/fat) gubernur khofifah literasi tahun politik hoaks ujaran kebencian surabaya
Respons Pihak Alvin Lim Usai Jadi Tersangka Kasus Kejaksaan Sarang Mafia
Jakarta - Alvin Lim resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus ujaran kebencian terkait konten 'Kejaksaan Sarang Mafia'. Pihak Alvin Lim malah balik menantang Polri.Penetapan Alvin Lim sebagai tersangka sebelumnya disampaikan Direktur Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Bareskrim Polri Brigjen Adi Vivid Agustiadi Bachtiar pada Rabu, 30 Agustus 2023. Alvin Lim dijerat dengan Pasal 45A ayat 2 juncto Pasal 28 ayat 2 dan/atau Pasal 45 ayat 3 juncto Pasal 27 ayat 3 UU ITE dan/atau Pasal 14 ayat 1 dan 2 dan Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dan Pasal 310 dan Pasal 311 KUHP."Dari penyidikan kita juga sudah melakukan penetapan tersangka terhadap Saudara AL," kata Adi Vivid dalam jumpa pers di Mabes Polri saat itu. Vivid menegaskan penetapan tersangka terhadap Alvim Lim dilakukan setelah penyidik memeriksa saksi dan ahli. Vivid mengatakan Alvin Lim tidak dalam kapasitas sebagai advokat saat menyebut 'Kejaksaan Sarang Mafia' di konten YouTube Quotient TV. Dia mengatakan Alvin tak bisa berlindung di balik UU Advokat."Kami sudah melakukan pemeriksaan saksi sebanyak 28 orang dan selanjutnya kami juga sudah melaksanakan pemeriksaan saksi atau permintaan keterangan terhadap saksi ahli sebanyak 8. Di antaranya adalah saksi ahli undang-undang ITE, saksi ahli pidana, saksi ahli bahasa, saksi ahli sosiologi, saksi ahli kode etik advokat," kata Vivid. Baca juga: Bareskrim Jamin Penetapan Tersangka Alvin Lim Sesuai Aturan"Sehingga pada dirinya tidak dapat berlindung pada Kode Etik Advokat dan UU Advokat Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat ataupun Putusan MK RI Nomor 26 Tahun 2013 terhadap Pasal 16 UU 18 mengenai Imunitas Profesi Advokat. Dan disampaikan juga bahwa menurut ahli, itu dilarang mencela, menghina, mengumbar kata-kata kasar yang akan menimbulkan permasalahan baru yang bukan bagian dari kuasa yang dikuasakan kepadanya," sambungnya.Vivid juga mengatakan pihaknya telah meminta keterangan kepada Dewan Pers terkait konten YouTube Quotient TV. Vivid mengatakan program itu tidak terdaftar di Dewan Pers."Kita sudah melakukan pemeriksaan terhadap Dewan Pers terkait Quotient TV. Jadi disampaikan bahwa Quotient TV produk pers, ternyata tidak terdaftar di Dewan Pers," jelasnya"Jadi hasil dari pembicaraan tersebut bukan merupakan produk pers," pungkas Vivid.Baca juga: Bareskrim Tetapkan Alvin Lim Jadi Tersangka Kasus 'Kejaksaan Sarang Mafia'Respons Pihak Alvin LimSecara terpisah pihak Alvin Lim melalui keterangannya malah menantang Polri menerima tantangan debat yang diajukan anak dari Alvin Lim bernama Kate Lim. Alvin Lim menilai penetapan tersangka terhadapnya tidak sah."LQ Indonesia Lawfirm minta Bareskrim penuhi tantangan debat Kate Lim supaya masyarakat jelas dan transparan," demikian tertulis dalam keterangan dari LQ Indonesia Lawfirm di mana Alvin Lim bernaung."Kate punya hak untuk menanyakan dan menerima keterangan terkait proses penyidikan melalui debat terbuka," imbuhnya.Dalam surat itu disebutkan kronologi sebelum Alvin Lim menyebut Kejaksaan Agung sebagai sarang mafia. Menurutnya, hal itu bermula dari dugaan adanya oknum jaksa yang memeras klien Alvin Lim bernama Phioruci. Kini pihak Alvin Lim berdalih bila ucapannya soal Kejaksaan Agung adalah sarang mafia adalah bentuk kritik."Saat itu Alvin Lim menyebut Kejaksaan Agung sebagai sarang mafia sebagai kritik karena kliennya tidak kunjung ditindaklanjuti aduannya," tulisnya. (dhn/fjp) alvin lim ujaran kebencian bareskrim polri
Menteri Yasonna Persoalkan Kembali Hinaan Rocky Gerung Di Twitter Pada 2020
Badung - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly mengungkit kembali unggahan Twitter Rocky Gerung pada 2020. Saat itu, Rocky disebut-sebut menghina politikus PDI Perjuangan tersebut."Saya sendiri dituduh oleh yang bersangkutan (Rocky) dalam Twitter-nya 2020, dia bilang 'Saya punya anj*ng namanya Laoly' dan saya adukan itu," kata Yasonna saat Sosialisasi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) di Trans Resort, Badung, Bali, Rabu (9/8/2023).Baca juga: Tanggapi Hinaan Rocky Gerung ke Jokowi, Menteri Yassona Sitir UUD 45Yasonna tak terima dengan unggahan tersebut karena nama marga Laoly disamakan dengan hewan. Saat itu, ia mengadukan cuitan Rocky ke polisi, tapi tidak ada tindak lanjut dari aduan tersebut. "Kalau buat saya, penyerangan harkat martabat sebagai individu disamakan dengan anj*ng betul-betul menghinakan," ujar Yasonna geram.Menurut Yasonna, ia tidak masalah jika ada yang mengkritik kinerjanya sebagai Menteri Hukum dan HAM. Namun, cuitan Rocky tersebut justru menghina marga Laoly. Baca juga: Beragam Kritik Rocky Gerung ke Jokowi-Erick Thohir di Lombok TimurYasonna akan mengingatkan polisi terkait aduannya dahulu. Apalagi, ini menyangkut harkat martabat puluhan ribu masyarakat Nias dan marga Laoly."Saya tidak terima. Saya akan kejar supaya didengar," tegas Yasonna.Baca juga: Rocky Gerung: Yang Saya Hina Bukan Jokowi, Tapi Kedudukan PresidenSebelumnya, Polda Metro Jaya resmi melimpahkan laporan polisi terkait ujaran kebencian Rocky Gerung ke Bareskrim Polri. Rocky diduga menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.Rocky Gerung mengaku tidak punya perasaan negatif secara pribadi terhadap Presiden Jokowi. Malahan, dia mengeklaim berteman dengan putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka."Saya tidak punya dendam apa-apa dengan Pak Jokowi," kata Rocky dalam konferensi pers, seperti dikutip dari detikNews. Simak Video "Pelabrak Rocky Gerung di Mabes Polri Ngaku Diteror" [Gambas:Video 20detik] (gsp/hsa) rocky gerung menteri hukum dan ham yassona twitter ujaran kebencian
Bertubi Tubi Laporan Untuk Rocky Gerung Diproses Polisi
Jakarta - Rocky Gerung dilaporkan secara bertubi-tubi usai melontarkan pernyataan yang dianggap menghina Presiden Joko Widodo. Selain dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Rocky Gerung Juga dipolisikan di Bareskrim Polri.Total hingga saat ini sudah ada 3 laporan terhadap Rocky Gerung yang tercatat di Kepolisian Daerah Metro Jaya. Sementara satu laporan di Bareskrim Polri sendiri yang dilaporkan oleh tim hukum PDIP.Pernyataan Rocky Gerung ini diunggah di kanal YouTube milik Refly Harun. Oleh karenanya, relawan Jokowi juga melaporkan Refly Harun atas pendistribusian ujaran kebencian ini. Video tersebut memuat orasi atau pidato Rocky yang dinilai menghina Jokowi. Video tersebut memaut logo SPSI atau Serikat Pekerja Seluruh Indonesia. Potongan video itu viral di media sosial. Begini cuplikan kalimat Rocky yang viral lewat potongan video yang beredar di media sosial, kata-kata kasar kami sensor:Begitu Jokowi kehilangan kekuasaannya, dia jadi rakyat biasa, nggak ada yang peduli nanti. Tetapi, ambisi Jokowi adalah mempertahankan legasinya. Dia mesti pergi ke China buat nawarin IKN. Dia mesti mondar-mandir dari satu koalisi ke koalisi yang lain untuk mencari kejelasan nasibnya. Dia memikirkan nasibnya sendiri. Dia nggak mikirin nasib kita. Itu b******* yang t****. Kalau dia b******* pintar, dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat. Tapi b******* t**** itu sekaligus b******* yang pengecut. Ajaib, b******* tapi pengecut.Baca juga: Urusan Panjang Rocky Gerung Diduga Hina JokowiRocky Gerung Dipolisikan di BareskrimTim hukum PDI Perjuangan (PDIP) resmi melaporkan Rocky Gerung ke Bareskrim Polri. Rocky dilaporkan terkait dugaan ujaran kebencian terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi)."Setelah kita ikuti aluran seluruh pembicaraan dari Saudara Rocky Gerung kita menemukan juga delik pidana, terkait soal SARA," kata Tim Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat (BBHAR) DPP PDIP Johannes Lumban Tobing kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (2/8/2023).Laporan yang dilayangkan oleh Tim BBHAR PDIP itu diterima dan teregister dengan nomor LP/B/217/VIII/2023/SPKT/ Bareskrim Polri tertanggal 2 Agustus 2023. Dalam laporan tersebut, Rocky dinilai telah melanggar Pasal 28 ayat 2 UU RI No 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU RI No 11 Tahun 2008 tentang ITE dan/atau Pasal 14 dan/atau Pasal 15 UU No 1 Tahun 1946.Dia mencontohkan sejumlah laporan di berbagai daerah yang dilayangkan buntut pernyataan Rocky Gerung itu. Johannes mengatakan semua warga negara harus dapat mempertanggungjawabkan ucapannya."Saya perlu menegaskan bahwa tidak ada yang kebal hukum di republik ini, semua harus bertanggung jawab terhadap ucapannya, bertanggung jawab pada perkataannya," katanya.Johannes menegaskan pihaknya bakal mengawal kasus tersebut secara serius."Maka laporan ini akan terus kami kawal, jadi tidak hanya laporan-laporan nih. Kita lapor, kita kawal sampai memang ini masuk ke jalur persidangan," ujarnya.Baca juga: Pimpinan Komisi III DPR Dukung Polisi Usut Dugaan Rocky Gerung Hina JokowiSimak Video 'Urusan Panjang Rocky Gerung Diduga Hina Jokowi':[Gambas:Video 20detik] Baca di halaman selanjutnya..... Halaman 1 2 3 Selanjutnya rocky gerung rocky gerung dipolisikan rocky gerung hina jokowi jokowi ujaran kebencian polda metro jaya jabodetabek round-up
Diduga Rasis Islamphobia Pelatih Psg Ditahan Polisi
Jakarta - Christophe Galtier, Pelatih Paris Saint-Germain ditahan polisi gegara ujaran rasis dan islamphobia. Dia ditahan bersama putranya John Valovic-Galtier.Melansir detikSport yang mengutip Reuters, Minggu (1/7/2023), ayah dan anak itu harus ditahan untuk menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian Prancis. Keduanya memberikan keterangan terkait dugaan ujaran rasis dan islamophobia yang diutarakan Galtier.Baca juga: Head to Head Persib vs Madura: Laskar Sape Kerrab Lebih UnggulBerdasarkan informasi, Galtier dan putranya itu diperiksa di kantor polisi di Nice. Pihak kepolisian berpeluang menahan Galtier dan anaknya selama 24 jam sampai hasil pemeriksaan keluar untuk mengetahui statusnya. Ia bisa saja ditetapkan sebagai tersangka untuk kemudian kasus ini naik ke pengadilan. Kasus dugaan ujaran rasis dan islamophobia yang dilakukan Galtier terjadi saat dirinya masih melatih Nice. Tudingan ini muncul setelah surat elektronik (email) mantan direktur sepakbola Nice Julien Fournier kepada ke Dave Brailsford selaku direktur INEOS (perusahaan yang dimiliki Nice) bocor ke media.Dalam email tersebut, Fournier mengungkapkan kepada Brailsford soal percakapannya dengan Galtier semasa masih melatih Nice. Sebelum merapat ke PSG pada awal musim ini, Galtier melatih Nice pada 2021-2022. Galtier disebut mengeluh kepada Fournier karena terlalu banyak pemain kulit hitam dan muslim di Nice kala itu. Baca juga: Kata Luis Milla soal Adaptasi Tyronne dan Alberto di PersibPihak kepolisian Prancis juga sudah melakukan pemeriksaan kepada Presiden Nice, Jean-Pierre River dan Fournier terkait kasus ini. Galtier sempat membela diri dengan mengatakan Fournier melakukan fitnah kepadanya. Namun kasus ini tetap terus berlanjut di kepolisian Prancis.Artikel ini sudah tayang di detikSport, baca selengkapnya di sini. (mso/mso) pelatih paris saint-germain ujaran kebencian paris saint-germain soccer update sepakbola jabar
Jokowi Minta Hoax Ujaran Kebencian Diwaspadai Perbanyak Konten Positif
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti perihal konten negatif yang terus bermunculan. Jokowi pun meminta agar ruang digital dibanjiri dengan konten-konten positif.Hal itu disampaikan Jokowi melalui video di acara Gerakan Literasi Digital di Mabes TNI, Jakarta, Selasa (13/6/2023). Jokowi mulanya mengungkap maraknya konten negatif di ruang digital."Tantangan di ruang digital semakin besar, sangat besar," ujarnya. Jokowi meminta agar konten-konten negatif yang bermunculan itu terus diwaspadai. Sebab, hal itu mengancam persatuan dan kesatuan bangsa."Konten-konten negatif terus bermunculan. Kejahatan di ruang digital terus meningkat. Hoaks, penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, perundungan siber, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital perlu terus diwaspadai, karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa," papar dia. Baca juga: Jokowi: 12.548 Desa-Kelurahan Sudah Terjangkau Sinyal 4GJokowi menuturkan meminimalkan konten negatif di ruang digital merupakan kewajiban semua pihak. Karena itu, dia pun meminta agar ruang digital dibanjiri dengan konten-konten positif."Kewajiban kita bersama untuk terus meminimalkan konten negatif, membanjiri ruang digital dengan konten-konten positif, banjiri terus, isi terus dengan konten-konten positif," ungkap Jokowi.Jokowi juga meminta agar kecakapan digital masyarakat terus ditingkatkan. Sehingga ke depannya, lanjut dia, masyarakat Indonesia mampu menciptakan konten-konten kreatif yang mendidik dan menyerukan perdamaian.Baca juga: Deretan Penindakan Kasus Perdagangan Orang Usai Jokowi Beri Arahan Tegas"Kita harus tingkatkan kecakapan digital masyarakat agar mampu menciptakan konten-konten kreatif yang mendidik, yang menyejukkan, yang menyerukan perdamaian," kata dia."Internet harus mampu meningkatkan produktivitas masyarakat, membuat UMKM naik kelas, perbanyak UMKM onboarding ke e-commerce, sehingga internet bisa memberi nilai tambah ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat," imbuh Jokowi. (mae/yld) jokowi presiden jokowi hoax ujaran kebencian
Kesal Partai Disamakan Dengan Pki Kader Pdip Buat Aduan Ke Polda Babel
Pangkalpinang - Sejumlah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersinggung karena partainya disamakan dengan PKI. Akibatnya sejumlah kader mendatangi Mapolda Bangka Belitung (Babel) untuk membuat pengaduan."Kemarin, Senin (5/6) sekira pukul 14.00 WIB datang menyampaikan aduan ke Mapolda, Iwan Prahara (Wakil Ketua DPD PDIP Babel) bersama dengan temannya," ujar Kabid Humas Polda Babel AKBP Jojo Sutarjo kepada detikSumbagsel, Selasa (6/6/2023).Peristiwa itu berawal di group Whatsapp dengan nama "INSAN PEJUANG PEMBANGUNAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG" yang berisikan anggota sebanyak 481 peserta, tepatnya pada Sabtu (3/6) pukul 19.45 WIB. Salah satu anggota grup yang bernana Sakiman membagikan postingan video berdurasi 2 menit 23 detik dengan caption "PDI-P = PKI Tenggelamkan PDI-P di 2024 sama halnya Mengubur PKI!!"Gara-gara postingan itu, sejumlah kader PDIP tersinggung lalu mendatangi Mapolda Babel untuk membuat pengaduan. Para kader bersama Wakil Ketua Bidang Hukum DPD PDIP Babel Iwan Prahara dan Ketua DPD PDIP Babel Didit Srigusjaya datang dengan membawa bukti tangkapan layar (screenshoot) riwayat chat. Namun, kasus dugaan hate speech (ujaran kebencian) yang dilaporkan itu baru sebatas pengaduan. Pihak polisi pun baru meminta keterangan sejumlah saksi-saksi."Baru sebatas pengaduan (dugaan Ujaran Kebencian). Saksi baru dimintai klarifikasi awal," tegasnya.Sementara itu, Ketua PDIP Bangka Belitung Didit Srigusjaya masih bungkam ditanya atas kasus dugaan ujaran kebencian yang diadukan ke Polda. Dia berdalih masih di luar kota."Abg (saya) lagi rakernas PDI Perjuangan di Jakarta. Hubungi Iwan Prahara ya," ujar politikus PDIP itu lewat pesan singkat. Simak Video "PDIP Bakal Umumkan Sikap Politik di Akhir Gelaran Rakernas V" [Gambas:Video 20detik] (des/des) pdip bangka belitung ujaran kebencian pki
Siswi Smp Dipolisikan Sebut Pemkot Jambi Isinya Iblis Semua Minta Maaf
Jambi - Siswa SMP berinisial SFA yang videonya viral mengeritik Wali Kota Syarif Fasha dan menghina Pemkot Jambi akhirnya meminta maaf. Ia mengakui ucapannya tidak etis dan menyinggung sejumlah pihak.Ucapan itu dilontarkan SFA di akun TikTok pribadinya pada 3 Mei 2023 lalu. Saat itu SFA membuat video mengenai klarifikasi Pemkot Jambi terkait kerusakan rumah dan sumur neneknya bernama Hafsah akibat aktivitas angkutan berat dari perusahaan PT. Rimba Palma Sejahtera Lestari yang beralamat di kawasan Payo Selincah Kota Jambi.Dalam video itu, SFA mengucapkan kalimat mendapat 'klarifikasi surat dari kerjaan Firaun Pemkot Jambi'. Di tengah video yang diunggahnya juga terucap kalimat 'Pemkot Jambi isinya iblis semua'. "Saya menyadari dengan penuh terdapat kalimat atau pemilihan kata tidak etis menyinggung atau menyakit hati Pemkot Jambi dan Wali Kota Jambi bapak Syarif Fasha," kata SFA dalam sebuah video yang diunggah akun TikTok Lapor Wak seperti dilihat, Selasa (6/6/2023).Baca juga: Jawaban Pemkot Soal Laporkan Siswi SMP gegara Kritik Walkot JambiSFA mengaku gagal mengontrol emosinya sehingga mengeluarkan kata-kata tak pantas. Ia meminta maaf atas pernyataanya tersebut. "Atas dasar tersebut saya meminta maaf dengan tulus atas kelalaian saya di mana hal tersebut bersumber dari luapan emosi yang tidak bisa saya coping dengan baik," imbuh dia.Sebelum mengakhiri pernyataannya, ia meminta adanya solusi dari Pemkot Jambi terkait persoalan yang dialami neneknya."Kami sekeluarga memperjuangkan sudah lama tapi tidak ada solusi dan titik temu. (Saya) semata-mata hanya mencari perhatian pemerintah agar dapat menyelesaikan permasalahan nenek saya. Saya harapkan ada solusi dari pemerintah," ujar SFA.Baca juga: Pemkot Jambi Tunggu Siswi SMP Kritik Walkot Minta MaafAlasan Pemkot Jambi Polisikan SFAKabag Hukum Pemkot Jambi, Gempa Alwajon Putra mengatakan pihaknya mempolisikan SFA atas delik ujaran kebencian, bukan karena mengeriktik Wali Kota Syarif Fasha."Ini yang perlu saya luruskan lagi ke teman-teman media, yang kami laporkan itu bukan karena dia (siswi SMP inisial SFA) mengkritik tetapi yang kami laporkan adalah video dia yang tertanggal 3 Mei 2023 dengan judul klarifikasi surat dari kerajaan Firaun Pemkot Jambi," kata Gempa dalam konferensi pers nya di kantor Walkot Jambi, Senin (5/6/2023)."Disini dijelaskan surat dari kerajaan Firaun Pemkot Jambi itu pada detik 00 sampai detik 05. Kemudian di detik selanjutnya dia menyampaikan bahwa Pemkot Jambi isinya iblis semua," sambung dia.Gempa mengaku awalnya tidak mengetahui pengunggah konten tersebut siswi SMP. Hal itu baru diketahui setelah adanya perkembangan dari penyidik Polda Jambi."Dalam perkembangan penyidikan yang dilakukan oleh tim Ditreskrimsus Polda Jambi menemukan fakta bahwa ternyata yang bersangkutan masih SMP, nah itu semua di luar dugaan kita karena sekali lagi saya tegaskan disini yang kita laporkan itu adalah akun Tiktok berbeda soal dia perkenalkan diri yang mengaku siswi SMP ya," sebut Gempa.Tuntut SFA Minta MaafPemkot Jambi menegaskan tidak akan melanjutkan langkah hukum jika SFA meminta maaf atas ucapannya."Dari awal laporan, kita sudah sampaikan tidak ada niat untuk memenjarakan, ketika ada permintaan maaf maka kasus ini tidak akan berlanjut," kata Kabag Hukum Kota Jambi Gempa Alwejon Putra dalam konferensi persnya itu, Senin (5/6).Meski begitu, Gempa menyebut Pemkot Jambi sudah memaafkan SFA atas unggahannya."Kita sudah memaafkan perbuatannya, akan tetapi proses hukum akan diserahkan sepenuhnya ke Polda Jambi," ujar Gempa Simak Video "Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian yang Hina Suku di Sultra" [Gambas:Video 20detik] (mud/mud) siswi smp dipolisikan pemkot jambi siswi smp kritik wali kota jambi viral ujaran kebencian pemkot jambi wali kota jambi syarif fasha siswi smp dilaporkan ke polisi
Waspada Penyebaran Ujaran Kebencian Dan Hoaks Jelang Tahun Politik
Jember - Jelang tahun politik, masyarakat harus mewaspadai informasi hoaks yang disebarkan masif, terus menerus dan berulang. Kendati informasi itu bohong, tapi jika penyebarannya masif, kontinyu dan berulang-ulang, bisa memunculkan anggapan bahwa informasi itu benar."Apalagi di era teknologi seperti sekarang ini, penyebaran informasi hoaks secara masif itu sangat mungkin dilakukan. Dan tanda-tandanya mulai muncul," kata mantan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Laksamana Madya (Purn) Harjo Susmoro, di Jember, Jumat (12/5/2023).Harjo Susmoro hadir di Jember sebagai salah satu keynote speaker seminar internasional ilmu hadist yang digelar Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah (STDI) Imam Syafi'i Jember. Dia menyampaikan materi tentang Stabilitas Negara dari Perspektif Hadist. Menurut Harjo, perubahan tatanan yang terjadi begitu cepat tanpa disertai informasi yang lengkap, akan menimbulkan ketidakpastian. Jika disertai dengan masalah-masalah yang kompleks dan masyarakat tidak siap untuk itu, maka timbul rasa ambigu atau kebingungan.Baca juga: Warga Kediri Diminta Jaga Kerukunan Jelang Tahun Politik"Dan ini akan dimanfaatkan para kepentingan untuk memenangkan keinginannya dengan hoaks, yaitu kebohongan," ujarnya. Kebohongan ini, kata Harjo, jika disebarkan satu orang, mungkin tidak ada efeknya. Tapi jika dikemas sedemikian rupa dan disebarkan oleh ribuan orang, maka akan dianggap sebuah kebenaran."Apalagi jika penyebaran informasi itu dilakukan secara berulang-ulang," tambahnya.Oleh karena itu, kata Harjo, sangat penting bagi masyarakat untuk memiliki standar nilai sebuah kebenaran. Baik itu standar agama maupun standar hukum negara."Dan standar kebenaran agama bagi masyarakat Islam, adalah Alquran dan hadist. Karena standar ini akan tetap menyatakan yang benar adalah benar, dan yang salah adalah salah," tandasnya.Baca juga: Angka Kriminalitas Naik Jelang Lebaran, Khofifah: Jaga Stabilitas JatimSementara 7 pakar hadist dari berbagai negara Timur Tengah dan Asia Tenggara hadir dalam konferensi ini. Ratusan peserta yang hadir juga dari berbagai negara."Stabilitas negara sudah ada dalam hadis Rasulullah. Sehingga dengan kembali kepada hadis, otomatis stabilitas negara akan terjaga," kata Ketua STDI Imam Syafi'i Jember Muhammad Arifin Badri.Kabid Kemasyarakatan Bakorwil V Jember Agus Samiaji mengapresiasi konferensi internasional ini. Dia berharap konferensi ini menjaga atau meningkatkan indeks kerukunan beragama, khususnya di Jawa Timur."Indeks kerukunan beragama ini menjadi modal merawat kesatuan dan persatuan bangsa. Pemerintah Jawa Timur terus menjaga hingga saat ini, sebab jika Jawa Timur bergejolak akan mempengaruhi stabilitas nasional," pungkasnya. Simak Video "Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian yang Hina Suku di Sultra" [Gambas:Video 20detik] (abq/fat) ujaran kebencian hoaks tahun politik
Oknum Dosen Uin Palu Diduga Ujaran Kebencian Terkait Banser Ganjar
Solo - Seorang dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama, Palu, Sulawesi Tengah, inisial DF diduga melakukan ujaran kebencian di Twitter terkait Banser dan Ganjar Pranowo. Rektor UIN Datokarama, Sagaf S Pettalongi bakal memanggil DS untuk dimintai keterangannya."Kami segera panggil dosen yang bersangkutan untuk diproses, memintai keterangan dan pertanggungjawabannya," kata Sagaf seperti dilansir Antara, Jumat (12/5/2023) dilansir detikNews.DF diduga mengomentari postingan di Twitter dengan kalimat yang dianggap mengandung 'ujaran kebencian'. Salah satu komentarnya itu dituliskan untuk membalas cuitan salah satu pengguna Twitter yang memposting berita berjudul 'Mahfud MD meminta polisi cari lagi orang yang terlibat penganiayaan David'. DF merespons postingan itu dengan komentar 'pokoknya kalau satu kelompok, upaya apapun harus dilakukan. Nahdliyin turun ke jalan untuk belain yang bertato dan suka tweet k**|??? Halu!!'.DF juga mengomentari cuitan disertai foto seorang berseragam Banser dengan pada satu akun dengan komentar 'penjaga ge le ja'. DF juga mengomentari postingan akun lainnya yang memposting berita berjudul 'Tak disangka, Ganjar Pranowo ternyata keturunan Sunan Kalijaga' dengan komentar 'Sunan kalibokep'.Baca juga: Ganti Header Twitter dengan Kata Umpatan, Gibran: Nggak Ada HatersSagaf menjamin pihaknya akan memberikan sanksi kepada DF jika terbukti bersalah."Walaupun masalah ini adalah polemik individu, tetapi karena yang bersangkutan adalah akademisi UIN, maka harus ada sanksi dan pembinaan," ujarnya.Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Administrasi UIN Palu, Kamaruddin mengaku telah bertemu dengan DF. Dia menyebut DF mengakui perbuatannya dan mengaku khilaf."Yang bersangkutan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Meski demikian, yang bersangkutan akan tetap dipanggil kembali untuk memintai pertanggungjawaban dan alasannya, yang kemudian akan diberi sanksi," ujar Kamaruddin yang juga kader Banser Sulteng.Kamaruddin menilai komentar DF melecehkan NU, menghina pribadi tokoh, dan bermuatan provokasi."Banser berkewajiban menjaga pemimpin negara dan para ulama," kata Kamaruddin.Baca juga: UIN Palu Panggil Dosen Diduga Sebar Ujaran Kebencian Terkait Banser-Ganjar Simak Video "Polisi Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian yang Hina Suku di Sultra" [Gambas:Video 20detik] (rih/ams) uin palu ujaran kebencian ganjar pranowo banser uin datokarama berita jateng
Uin Palu Panggil Dosen Diduga Sebar Ujaran Kebencian Terkait Banser Ganjar
Palu - Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama, Palu, Sulawesi Tengah, bakal memberikan sanksi kepada salah satu dosennya yang diduga melakukan ujaran kebencian di media Twitter. Dosen tersebut berinisial DF."Kami segera panggil dosen yang bersangkutan untuk diproses, memintai keterangan dan pertanggungjawabannya," ucap Rektor UIN Datokarama, Palu, Profesor Sagaf S Pettalongi seperti dilansir Antara, Jumat (12/5/2023).Dosen DF diduga mengomentari postingan di Twitter dengan kalimat yang dianggap mengandung 'ujaran kebencian'. Salah satu komentarnya itu dituliskan untuk membalas cuitan salah satu pengguna Twitter yang memposting berita berjudul 'Mahfud MD meminta polisi cari lagi orang yang terlibat penganiayaan David'. Baca juga: Ibu Andi Pangerang Minta Maaf ke Muhammadiyah, Harap Anaknya DibebaskanDF merespons postingan itu dengan komentar 'pokoknya kalau satu kelompok, upaya apapun harus dilakukan. Nahdliyin turun ke jalan untuk belain yang bertato dan suka tweet k**|??? Halu!!'. DF juga mengomentari cuitan disertai foto seorang berseragam Banser dengan pada satu akun dengan komentar 'penjaga ge le ja'.DF juga mengomentari postingan akun lainnya yang memposting berita berjudul 'Tak disangka, Ganjar Pranowo ternyata keturunan Sunan Kalijaga' dengan komentar 'Sunan kalibokep'. Rektor UIN Palu menjamin pihaknya akan memberikan sanksi kepada DF jika terbukti bersalah. "Walaupun masalah ini adalah polemik individu, tetapi karena yang bersangkutan adalah akademisi UIN, maka harus ada sanksi dan pembinaan," ujarnya.Kader Banser Sulteng, Kamaruddin, turut mengecam perbuatan DF. Kamaruddin menilai komentar DF melecehkan NU, menghina pribadi tokoh, dan bermuatan provokasi."Banser berkewajiban menjaga pemimpin negara dan para ulama," kata Kamaruddin.Kamaruddin, yang juga Wakil Rektor Bidang Administrasi UIN Palu, mengaku telah bertemu dengan DF. Dia menyebut DF mengakui perbuatannya dan mengaku khilaf."Yang bersangkutan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Meski demikian, yang bersangkutan akan tetap dipanggil kembali untuk memintai pertanggungjawaban dan alasannya, yang kemudian akan diberi sanksi," ujar Kamaruddin.Baca juga: Gibran Jadikan Cuitan Penghinanya Header Twitter, Kenapa?Simak juga 'Ganjar Ingatkan Bahaya Hoaks Saat Hadiri Haul KH Dalhar Watucongol':[Gambas:Video 20detik] (haf/idh) palu ujaran kebencian hukum ganjar pranowo
Brin Nyatakan Andi Pangerang Terbukti Langgar Disiplin Apa Sanksinya
Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menggelar sidang hukuman disiplin terhadap periset astronomi, Andi Pangerang Hasanuddin, yang menjadi tersangka ujaran kebencian buntut komentar 'halalkan darah Muhammadiyah'. Hasilnya, Tim Pemeriksa Disiplin PNS BRIN menyatakan Andi terbukti melakukan pelanggaran disiplin."Anggota dari Tim Pemeriksa Disiplin PNS terdiri dari atasan langsung, unsur kepegawaian, unsur pengawasan dan pejabat lain yang ditunjuk," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, dilansir Antara, Rabu (10/5/2023).Baca juga: 4 Fakta Peneliti BRIN Andi Pangerang Terancam Habiskan 6 Tahun di Bui Ratih menuturkan sidang hukuman disiplin itu digelar secara tertutup mulai pukul 09.30 sampai 12.30 WIB, Selasa (9/5) kemarin. Sidang itu dilakukan sebagai tindak lanjut dari rekomendasi sidang etik Aparatur Sipil Negara (ASN) pada 26 April 2023. Dalam sidang hukuman disiplin tersebut disampaikan beberapa pertanyaan dan jawaban yang diberikan kepada Andi Pangerang dari sidang sebelumnya sebagai bentuk klarifikasi dan dituangkan dalam berita acara. Berdasarkan sidang tersebut, Ratih menyebutkan, Tim Pemeriksa Disiplin PNS membuat rekomendasi untuk disampaikan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian beserta Berita Acara Pemeriksaan yang telah ditandatangani oleh Tim Pemeriksa Disiplin PNS dan Andi Pangerang. Rekomendasi itu disebutnya terkait jenis hukuman atau sanksi yang diberikan kepada Andi Pangerang. "Tim Pemeriksa Disiplin PNS pada sidang ini baru memberikan rekomendasi, keputusan jenis hukumannya ada di Pejabat Pembina Kepegawaian," jelasnya. Lebih lanjut, Ratih menjelaskan rekomendasi atas sanksi yang akan dijatuhkan kepada Andi Pangerang dengan mempertimbangkan dampak atas perbuatannya, melihat hal yang meringankan dan juga memberatkan. Dia menuturkan, nantinya rekomendasi Tim Pemeriksa akan disampaikan kepada Kepala BRIN selaku Pejabat Pembina Kepegawaian yang akan memutuskan sanksi yang akan diberikan. Sementara itu, Sekretaris Utama BRIN Nur Tri Aries Suestiningtyas mengungkapkan Sidang Majelis Kode Etika dan Kode Perilaku juga telah digelar terhadap atasan Andi Pangerang, yakni TD. Sidang itu dilakukan mulai pukul 14.00 sampai 19.00 WIB, Selasa (2/5). "Dari hasil klarifikasi pada sidang tersebut diperoleh informasi terkait konteks tulisan yang ramai diperbincangkan," kata Nur. Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa meski konteks dari kalimat tersebut terkait penentuan Hari Raya Idul Fitri, namun dapat dipahami berbeda, konteksnya bisa menjadi lebih luas tergantung pada pembaca memaknainya. "Atas hal tersebut yang bersangkutan mengakui telah lalai bahwa di ranah publik diskusi tidak dapat menggunakan bahasa-bahasa yang dibatasi konteks maupun pilihan kata yang dianggap sudah biasa pada komunitasnya, namun tidak biasa untuk konsumsi umum," ucapnya. Nur menceritakan selama ini diskusi panas sudah sering terjadi di laman media sosial yang bersangkutan, terkhusus mengenai penentuan hari raya umat islam. "Menurut yang bersangkutan merasa perlu untuk melakukan edukasi dan diseminasi terkait hasil penelitiannya dan sebagai anggota dari tim hisab/rukyat Kementerian Agama sejak tahun 1996," terangnya. "Namun yang bersangkutan juga menyadari kasus ini sebagai pembelajaran penting kedepannya bahwa diskusi ilmiah ketika dilakukan pada ranah publik dapat menimbulkan banyak kesalahpahaman," imbuh Nur. Baca juga: BRIN Buka Suara Usai Andi Pangerang Tersangka Ancam Warga Muhammadiyah Nur melanjutkan, BRIN menjadikan kasus itu sebagai pembelajaran dan titik awal penting mengingat posisi BRIN sebagai institusi yang menaungi para periset di Tanah Air. Apalagi BRIN, lanjutnya, berencana untuk menginisiasi penelitian bersama secara multidisiplin tidak hanya dari ilmu astronomi, namun juga ilmu sosial-humaniora dan ilmu agama, serta budaya guna mendapatkan solusi permasalahan secara ilmiah. "Kami memiliki seluruh komponen untuk melakukan riset secara komprehensif dari berbagai sisi karena hampir seluruh kepakaran periset saat ini sudah bergabung menjadi periset BRIN," pungkas Nur. (mae/dhn) andi pangerang andi pangerang hasanuddin brin ujaran kebencian
Muhammadiyah Ap Hasanuddin Tak Cuma Ujarkan Kebencian Tapi Juga Ancam Bunuh
Jakarta - Sekertaris Pengurus Pusat Muhammadiyah, Izzul Muslimin, menilai apa yang dilakukan peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin bukan hanya sekedar ujaran kebencian tapi juga pengancaman. Pihaknya juga meminta agar kasus teraebut dapat di tindak secara tegas."Kita sudah masukkan ke LBH, karena ini sudah masuk delik atau tindakan pidana. Saya melihat itu tidak hanya sebagai ujaran kebencian tapi juga ancaman. Ancamannya pembunuhan kan. Terlepas itu disampaikan secara serius atau tidak. Tapi menurut saya itu tidak layak. Seorang peneliti BRIN menyampaikan seperti itu, apapun alasannya," ujar Izzul pada wartawan di Kantor DPP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (3/5/2023).Baca juga: Peneliti BRIN Jadi Tersangka, Muhammadiyah Minta Diproses Seadil-adilnya"Harus ada tindakan yang tegas dari hukum juga untuk diusut tuntas masalah itu supaya nggak ada lagi yang bawa-bawa agama," sambungnya. Menurutnya, seorang peneliti tidak pantas berbicara hal-hal yang sensitif hingga menimbulkan kegaduhan. "Masa orang BRIN ngomong kaya gitu. Ucapannya nggak layak, jadi dari sisi itu ya sudah ada unsur pidana," ucapnya.Baca juga: Andi Pangerang Dulu Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah, Berujung KetakutanSebelumnya diberitakan Bareskrim Polri menangkap dan menetapkan peneliti BRIN Andi Pengerang jadi tersangka terkait 'halalkan darah Muhammadiyah'. LBH Muhammadiyah apresiasi langkah sigap polri dalam memproses laporan. "Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik Pimpinan Pusat Muhamamdiyah memberikan apresiasi tinggi kepada Bareskrim Polri yang dengan sigap memproses laporan kami, sehingga APH dalam waktu yang singkat sudah ditetapkan sebagai tersangka, Ditangkap dan saat ini langsung di tahan," ujar Direktur LBH AP Pimpinan Pusat Muhamamdiyah Taufiq Nugroho dalam keterangan tertulis, Senin (1/5).Baca juga: 4 Fakta Peneliti BRIN Andi Pangerang Terancam Habiskan 6 Tahun di BuiKepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Ramadhan, pada Senin (1/5) lalu menyebut AP Hasanuddin menjadi tersangka kasus pidana ujaran kebencian terhadap individu atau kelompok tertentu berdasarkan SARA, dan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.Kepala Sub Direktorat II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Rizki Agung Prakoso menjelaskan Andi Pangerang dijerat dengan Undang-Undang ITE. Karena perbuatannya, Andi Pangeran dijerat dengan pasal berlapis."Saat ini tersangka kami kenakan dengan Pasal 45 a ayat 2 juncto Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang ITE dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling banyak Rp 1 miliar dan Pasal 45 B juncto Pasal 29 Undang-Undang ITE dengan ancaman tidak ada penjara paling lama 4 tahun dan denda paling banyak Rp 750 juta," ucap Kombes Rizki.Tonton juga Video: Nasib Istri Polisi Jadi Tersangka Usai Tuding Polisi Bunuh Kakaknya[Gambas:Video 20detik] (dnu/dnu) ap hasanuddin andi pangerang hasanuddin muhammadiyah uu ite ujaran kebencian ancaman pembunuhan
Samakan Muhammadiyah Dengan Syiah Ustaz Hafzan El Hadi Dipolisikan
Jakarta - Ustaz Hafzan El Hadi Mudir (HEH), pimpinan pesantren di Kota Payakumbuh, dipolisikan oleh Muhammadiyah Sumatera Barat (Sumbar). Ustaz Hafzan El Hadi dipolisikan buntut pernyataannya yang menyamakan Muhammadiyah dengan Syiah.Pernyataan itu disampaikan Ustaz Hafzan El Hadi melalui status media sosialnya. Ustaz Hafzan El Hadi mengunggah video dan menuliskan kalimat yang dinilai Muhammadiyah Sumbar bernada ujaran kebencian."Yang masih menganut sekte Muhammadiyah biar melek, ini sisi kesamaannya dengan Syi'ah. Ber-Islamlah tanpa ormas," tulis Ustaz Hafzan El Hadi, seperti dilansir Antara, Rabu (3/5/2023). Baca juga: 4 Fakta Peneliti BRIN Andi Pangerang Terancam Habiskan 6 Tahun di BuiUstaz Hafzan El Hadi telah meminta maaf atas pernyataannya tersebut. Kendati demikian, Muhammadiyah Sumatera Barat tetap mempolisikan Ustaz Hafzan El Hadi.Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat Bakhtiar mengatakan ada tiga hal yang menyinggung Muhammadiyah. Pertama, katanya, Muhammadiyah disebut sekte, padahal dalam pemikiran Islam dan mazhab, sekte itu adalah aliran yang berkonotasi negatif. Kedua, Muhammadiyah disebut Syiah Rafidho. Dia mengatakan, tanpa kata 'syiah', rafidho itu berarti sesat-menyesatkan, sehingga itu membuat warga Muhammadiyah gelisah dan tidak dapat menerima.Ketiga, kata Bakhtiar, pernyataan HEH itu mengajak warga menganut ajaran Islam tanpa harus mengikuti ormas. Padahal, menurutnya, di Indonesia ormas itu dilindungi dan legal. Bahkan, sejak zaman penjajahan, Muhammadiyah sudah diakui sebagai organisasi keagamaan."Kami dalam ukhuwah telah memaafkan pelaku HEH. Namun persoalan ini kami lanjutkan ke proses hukum agar tidak menimbulkan gejolak di tengah umat dan ini merupakan jalan terbaik karena kami patuh terhadap aturan hukum," jelasnya.Sementara itu, Ketua LBH Advokasi Muhammadiyah Sumatera Barat Miko Kamal mengatakan proses hukum harus berjalan meski ada sarana keadilan restoratif. Menurut Miko, apabila kasus tersebut diselesaikan tanpa persidangan, akan berbahaya dan rentan membuat persoalan itu terulang di kemudian hari."Ini merupakan reaksi atas aksi yang dilakukan HEH dan kami menarik ini ke dalam proses hukum tanpa menggunakan cara barbar dan tidak beradab, sesuai arahan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang menyeru agar tidak terjebak dalam perbuatan anarkis," kata Miko.Dia mengatakan perbedaan pendapat tentu diperbolehkan, namun hendaknya tidak menghujat di media sosial dengan cara menyakiti dan harus berdiskusi dengan Muhammadiyah terkait hal tersebut."Kami laporkan HEH ini dengan substansi dugaan tindak pidana ujaran kebencian dan juga UU ITE," ujar Miko.Baca juga: Muhammadiyah soal TikToker Pelesetkan Selawat Nabi: Lecehkan Simbol AgamaPolda Sumbar Ambil AlihPolda Sumbar kini mengambil alih kasus dugaan ujaran kebencian yang dilakukan Ustaz Hafzan El Hadi Mudir.Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Dwi Sulistyawan di Padang, Sumatera Barat, Selasa kemarin mengatakan kasus tersebut awalnya dilaporkan di Polres Payakumbuh dan kini diambil alih oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sumbar.Menurut Dwi, sejauh ini polisi masih berupaya agar kedua pihak mengambil jalan damai agar kasus tersebut tidak meluas dan tidak terjadi permusuhan."Namun, jika pelapor tidak mau ambil jalan berdamai, tentu kami akan proses sesuai hukum yang berlaku. Kami akan lanjutkan proses hukumnya dan saat ini kami masih berupaya memfasilitasi," kata Dwi Sulistyawan.Simak juga Video 'Emosi Diskusi Lebaran Jadi Motif Andi Pangerang Ancam Warga Muhammadiyah':[Gambas:Video 20detik] (mae/idh) ustaz hafzan el hadi mudir muhammadiyah ujaran kebencian polda sumbar
Peneliti Brin Jadi Tersangka Muhammadiyah Minta Diproses Seadil Adilnya
Surabaya - Bareskrim Mabes Polri telah menetapkan Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin (APH) sebagai tersangka. Penetapan ini buntut komentar 'halalkan darah Muhammadiyah' yang dilontarkan Andi.Menanggapi status tersangka dan penahanan Andi, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir meminta aparat menegakkan hukum seadil-adilnya."Karena kita sejak awal mengedepankan hukum, maka kita percayakan pada proses hukum. Dan Muhammadiyah percaya bahwa proses hukum akan berjalan dengan objektif, profesional, dan adil," kata Haedar usai Pembukaan Rapat Kerja Nasional Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah di Hotel JW Marriot Surabaya, Selasa (2/5/2023). Baca juga: PWNU Jatim Apresiasi Penangkapan Peneliti BRIN Pengancam Warga MuhammadiyahHaedar meminta seluruh warga Muhammadiyah untuk sabar dan tidak terpancing pernyataan Andi Pangerang Hasanuddin. Ia yakin warga Muhammadiyah sangat dewasa dalam menyikapi segala bentuk provokasi."Jadi karena itu warga Muhammadiyah sebagaimana juga sebelumnya-sebelumnya kan warga Muhammadiyah insyaallah dewasa dan kita percayakan pada proses hukum," katanya. "Semua kasus di Indonesia harus kita dorong proses hukum dan hukum harus objektif dan adil," tandas Haedar.Sebelumnya, Andi Pangerang ditangkap pada Minggu (30/4) sekitar pukul 12.00 WIB. Ia diamankan di sebuah rumah kos di Jombang, Jawa Timur. Saat ini, ia telah mendekam di sel tahanan.Baca juga: Babak Baru Kasus Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Ditarik BareskrimDikutip dari detikNews, penangkapan ini merupakan tindak lanjut laporan PP Pemuda Muhammadiyah yang teregister dengan Nomor LP/B/76/IV/2023/SPKT/BARESKRIM POLRI tertanggal 25 April 2023. PP Pemuda Muhammadiyah menilai komentar Andi menyakiti hati warga Muhammadiyah."Tersangka kasus tindak pidana ujaran kebencian terhadap individu atau kelompok tertentu berdasarkan SARA dan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ramadhan, Senin (1/5/2023)."Penyidik dan tersangka mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pukul 21.00 WIB dan selanjutnya dibawa ke Bareskrim Polri untuk dilakukan pemeriksaan sebagai tersangka," tambahnya. Simak Video "Eks Peneliti BRIN yang Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Divonis 1 Tahun Bui" [Gambas:Video 20detik] (abq/iwd) andi pangerang andi pangerang hasanuddin ap hasanuddin bareskrim ujaran kebencian peneliti brin muhammadiyah muhammadiyah ketum pp muhammadiyah haedar nashir
Andi Pangerang Tak Melawan Saat Dibekuk Polisi Sempat Minta Perlindungan
Jakarta - Polisi mengatakan peneliti BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin (APH), ditangkap tanpa perlawanan. Polisi mengatakan, Andi Pangerang malah meminta dilindungi."Memang yang bersangkutan posisinya minta perlindungan saat itu," kata Direktorat Tindak Pidana (Dirtipid) Siber Bareskrim Polri, Brigjen Adi Vivid Agustiadi Bachtiar, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (1/6/2023).Dia mengatakan Andi Pangerang merasa keamanan dirinya terancam akibat ucapan ingin menghalalkan darah seluruh anggota Muhammadiyah. Akibat ujaran kebencian tersebut, Andi Pangerang ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Baca juga: Peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin Ditahan!"Jadi yang bersangkutan sudah merasa ketakutan karena dia tidak sadar ucapan yang disampaikan dalam kata-kata itu membangkitkan seluruh warga Muhammadiyah," katanya.Namun, Adi Vivid mengatakan Andi Pangerang tak pernah berniat untuk menjalankan ucapannya. Ujaran kebencian itu muncul setelah Andi Pangerang berdebat di media sosial (medsos). "Apakah ada kemungkinan ybs untuk mewujudkan kata-katanya dengan membunuh, saya rasa tidak ya. Karena yang bersangkutan ini latar belakangnya keilmuan, hanya tadi disampaikan, capek, lelah karena berdebat panjang, akhirnya muncul kata-kata yang tidak pantas yang tidak seharusnya diucapkan seorang yang memiliki latar belakang keilmuan yang cukup bagus, itu yang disadari yang bersangkutan," ucapnya.Baca juga: Ancam Warga Muhammadiyah, Andi Pangerang Ngaku Emosi Diskusi Beda LebaranAkibat perbuatannya, Andi Pangerang dijerat Pasal 45 a ayat 2 juncto Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang ITE dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling banyak Rp 1 miliar dan Pasal 45 B juncto Pasal 29 Undang-Undang ITE dengan ancaman tidak ada penjara paling lama 4 tahun dan denda paling banyak Rp 750 juta.Andi Pangerang ditangkap di Jombang, Jawa Timur. Polisi menyita sejumlah barang bukti dari rumah Andi Pangerang seperti handphone (HP), akun e-mail yang dipakai untuk akun Facebook, hingga sebuah notebook merek Asus. (jbr/imk) andi pangerang hasanuddin bareskrim polri ujaran kebencian jabodetabek dittipid siber bareskrim polri peneliti brin ancam muhammadiyah
Andi Pangerang Ditetapkan Tersangka Ujaran Kebencian Usai Ancam Muhammadiyah
Jakarta - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin (APH) ditetapkan tersangka kasus ujaran kebencian. Penetapan tersebut buntut dari komentar 'halalkan darah Muhammadiyah'."Tersangka kasus tindak pidana ujaran kebencian terhadap individu atau kelompok tertentu berdasarkan SARA dan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ramadhan, dikutip dari detikNews, Senin (1/5/2023).Ramadhan mengatakan Andi Pangerang ditangkap di rumah kos di Jombang, Jawa Timur, Minggu (30/4) sekitar pukul 12.00 WIB. Peneliti BRIN itu kini menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri. "Penyidik dan tersangka mendarat di Bandara Soekarno Hatta pukul 21.00 WIB dan selanjutnya dibawa ke Bareskrim Polri untuk dilakukan pemeriksaan sebagai tersangka," terangnya.Andi Pangerang dijerat pasal 28 ayat (2) juncto Pasal 45A ayat (2) dan/atau pasal 29 juncto pasal 45B Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Baca juga: Profil Andi Pangerang, Peneliti BRIN Komentar 'Halalkan Darah Muhammadiyah'Untuk diketahui, Andi Pangerang ditetapkan tersangka usai polisi memproses laporan Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah ke Bareskrim Polri. Andi Pangerang dilaporkan atas komentarnya di Facebook 'halalkan darah semua Muhammadiyah'."Kita sudah diterima untuk menyampaikan laporan terkait dengan adanya dugaan fitnah pencemaran nama baik dan ujaran kebencian yang diduga dilakukan saudara AP Hasanuddin di akun Facebook-nya," kata Ketua Hukum HAM dan Advokasi PP Pemuda Muhammadiyah, Nasrullah, kepada wartawan di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (25/4)."Dan juga telah dikonfirmasi oleh yang bersangkutan di media sehingga kami memutuskan untuk mengambil langkah hukum untuk mengadukan hal tersebut ke Mabes Polri," tambahnya. (hsr/sar) andi pangerang hasanuddin andi pangerang muhammadiyah ujaran kebencian peneliti brin
Pwnu Jatim Apresiasi Penangkapan Peneliti Brin Pengancam Warga Muhammadiyah
Surabaya - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengapresiasi Polri yang telah menangkap peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin. Andi ditangkap di Jombang terkait komentar 'halalkan darah Muhammadiyah'."NU di Jawa Timur memberikan dukungan penuh Bareskrim Polri yang telah menangkap pelaku ujaran kebencian dan ancaman kepada Muhammadiyah," jelas Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abdussalam Shohib melalui keterangan tertulis yang diterima detikJatim , Minggu (30/4/2023).Ulama yang akrab disapa Gus Salam itu menilai, sebagai seorang ASN, ucapan Andi sungguh sangat tidak patut disampaikan dan jauh dari cerminan akhlak yang baik sebagai seorang Muslim. Intelektualitas tanpa etika dan akhlak akan melahirkan arogansi. Baca juga: Peneliti BRIN yang Ancam Warga Muhammadiyah Ditangkap Bareskrim di JombangNU di Jawa Timur meyakini bahwa pihak Muhammadiyah akan memaafkan yang bersangkutan selaras dengan berjalannya proses hukum."NU Jatim percaya dan men-support Polri untuk melakukan penegakan hukum atas kegaduhan di masyarakat, utamanya warga Muhammadiyah,' tutur Pengasuh Pesantren Denanyar Jombang tersebut. Sebelumnya, peneliti BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin resmi dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah buntut komentar 'halalkan darah semua Muhammadiyah'. Andi lantas ditangkap Baresrkrim di Jombang.Baca juga: Babak Baru Kasus Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Ditarik Bareskrim"Benar bahwa penyidik Direktorat Siber Bareskrim Polri hari ini Minggu, 30 April 2023 telah melakukan penangkapan terhadap Saudara AP di daerah Jombang," kata Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Adi Vivid Agustiari Bachtiar saat dihubungi, Minggu (30/4/2023).Dia mengatakan, penangkapan terhadap Andi merupakan tindak lanjut dari laporan yang dilayangkan oleh Muhammadiyah."Atas perkara yang dilaporkan oleh pelapor dalam hal ini Muhammadiyah," tukasnya. Simak Video "Eks Peneliti BRIN yang Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Divonis 1 Tahun Bui" [Gambas:Video 20detik] (abq/dte) andi pangerang hasanuddin andi pangerang peneliti brin muhammadiyah ujaran kebencian bareskrim pwnu jatim gus salam
Peneliti Brin Yang Ancam Warga Muhammadiyah Ditangkap Bareskrim Di Jombang
Surabaya - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin resmi ditangkap Dittipidsiber Bareskrim Polri di Jombang. Andi ditangkap terkait komentar 'halalkan darah Muhammadiyah'."Benar bahwa penyidik Direktorat Siber Bareskrim Polri hari ini minggu 30 April 2023 telah melakukan penangkapan terhadap saudara AP di daerah Jombang atas perkara yang dilaporkan oleh pelapor dalam hal ini Muhammadiyah," ujar Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Adi Vivid Agustiari Bachtiar seperti dilansir dari detikNews, Minggu (30/4/2023).Baca juga: Peneliti BRIN Ikut Rukyahtul Hilal Sebelum Ancam Bunuh Warga MuhammadiyahAdi Vivid mengatakan penangkapan ini akan dirilis pada Senin besok (1/5). "Besok dirilis," ujarnya. Sebelumnya, peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin, resmi dilaporkan ke Bareskrim Polri. Andi resmi dilaporkan oleh Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah buntut komentar 'halalkan darah semua Muhammadiyah'.Baca juga: Babak Baru Kasus Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Ditarik Bareskrim"Ya tadi di dalam di SPKT, kita sudah diterima untuk menyampaikan laporan terkait dengan adanya dugaan fitnah pencemaran nama baik dan ujaran kebencian yang diduga dilakukan saudara AP Hasanuddin di akun Facebook-nya. Dan juga telah dikonfirmasi oleh yang bersangkutan di media sehingga kami memutuskan untuk mengambil langkah hukum untuk mengadukan hal tersebut ke Mabes Polri," kata Ketua Hukum HAM dan Advokasi PP Pemuda Muhammadiyah, Nasrullah, kepada wartawan di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (25/4). Laporan PP Pemuda Muhammadiyah itu teregister dengan Nomor LP/B/76/IV/2023/SPKT/BARESKRIM POLRI tertanggal 25 April 2023. Nasrullah menyebut komentar Andi menyakiti hati warga Muhammadiyah. Simak Video "Eks Peneliti BRIN yang Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Divonis 1 Tahun Bui" [Gambas:Video 20detik] (abq/dte) andi pangerang andi pangerang hasanuddin bareskrim ujaran kebencian peneliti brin muhammadiyah
Jejak Kasus Andi Pangerang Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Hingga Ditangkap
Jakarta - Peneliti BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin ditangkap terkait kasus ancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah. Berikut ini perjalanan Andi dari kasus ujaran kebencian hingga ditangkap.Semua bermula saat Andi Pangerang Hasanuddin membuat komentar kontroversial 'halalkan darah semua Muhammadiyah' di Facebook.Bukti ancaman ini itu dibagikan di media sosial oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma'mun Murod. Setidaknya ada empat tangkapan layar yang dibagikan Murod dengan caption sebagai berikut: "Pak Presiden @jokowi Prof. @mohmahfudmd , Pak Kapolri @ListyoSigitP @DivHumas_Polri , Gus Menag @YaqutCQoumas , Kepala @brin_indonesia bgmn dg ini semua? Kok main2 ancam bunuh? BRIN sbg lembaga riset hrsnya diisi mereka yg menampakkan keintelektualannya, bkn justru spt preman."Di salah satu tangkapan layar, tampak peneliti BRIN lain, Thomas Jamaluddin, menyampaikan soal perbedaan hari Lebaran. Dia mengatakan pemerintah memfasilitasi Muhammadiyah yang telah menentukan awal Lebaran 2023. Baca juga: Bareskrim Tangkap Andi Pangerang Terkait 'Halalkan Darah Muhammadiyah'Kemudian, Andi Pangerang Hasanuddin dengan akun AP Hasanuddin membalas komentar seorang dengan akun bernama Ahmad Fauzan S di unggahan Thomas pada Minggu (23/4/2023). AP Hasanuddin melontarkan ancaman."Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata Andi.Andi Dilaporkan ke PolisiPengurus Muhammadiyah Jombang pun melaporkan Andi Pangerang Hasanuddin ke polisi pada Senin (24/4/2023). Andi dilaporkan atas dugaan ujaran kebencian dan ancaman pembunuhan melalui media elektronik Facebook. Keesokan harinya, polisi memeriksa 2 saksi pelapor dan Andi sebagai terlapor.Sehari kemudian, Andi juga dilaporkan ke Bareskrim Polri. Andi resmi dilaporkan oleh Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah buntut komentar 'halalkan darah semua Muhammadiyah'."Ya tadi di dalam di SPKT, kita sudah diterima untuk menyampaikan laporan terkait dengan adanya dugaan fitnah pencemaran nama baik dan ujaran kebencian yang diduga dilakukan saudara AP Hasanuddin di akun Facebook-nya. Dan juga telah dikonfirmasi oleh yang bersangkutan di media sehingga kami memutuskan untuk mengambil langkah hukum untuk mengadukan hal tersebut ke Mabes Polri," kata Ketua Hukum HAM dan Advokasi PP Pemuda Muhammadiyah, Nasrullah, kepada wartawan di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (25/4).Baca juga: Babak Baru Kasus Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Ditarik BareskrimLaporan PP Pemuda Muhammadiyah itu teregister dengan Nomor LP/B/76/IV/2023/SPKT/BARESKRIM POLRI tertanggal 25 April 2023. Nasrullah menyebut komentar Andi menyakiti hati warga Muhammadiyah.Simak juga 'Geger Komentar Peneliti BRIN Bernada Ancaman ke Warga Muhammadiyah':[Gambas:Video 20detik] Halaman 1 2 3 Selanjutnya andi pangerang andi pangerang hasanuddin andi pangerang hasanuddin peneliti brin ujaran kebencian bareskrim polri
Babak Baru Kasus Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Ditarik Bareskrim
Surabaya - Ujaran kebencian dan ancaman pembunuhan warga Muhammadiyah yang dilakukan Peneliti BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin dilimpahkan ke Polda Jatim. Kasus yang semula ditangani Polres Jombang ini akan diambil alih Bareskrim.Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto mengatakan LP sudah diterbitkan pada Rabu (26/4/2023). Laporan polisi nomor LP/B/96/IV/2023/SPKT Polres Jombang itu diterbitkan atas laporan Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jombang Koordinator Bidang Hukum dan HAM Abdul Wahid.Karena sebelum itu, laporan yang dibuat Abdul Wahid masih berupa pengaduan masyarakat nomor LPM/68/IV/2023/SPKT Polres Jombang tertanggal 24 April 2023. "Sudah buat laporan polisi pelapornya, kemarin (Rabu/26/4) sore," kata Aldo kepada wartawan, Kamis (27/4/2023).Baca juga: Muhammadiyah Ngotot Andi Pangerang Tetap Diproses Hukum untuk Efek JeraNamun hari ini, lanjut Aldo, pihaknya melimpahkan kasus dugaan ujaran kebencian dan ancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah itu ke Polda Jatim. "Karena ada laporan di beberapa polres lain, seperti Lamongan kan ada laporan juga. Setelah dari Polda nanti ditarik ke Bareskrim," jelasnya.Aldo menambahkan kasus ini akan diambil alih Bareskrim Polri untuk efisiensi penyidikan."Untuk efisiensi penyidikan, pimpinan mau menarik semuanya ke Bareskrim. Kemudian dari sisi kecepatan juga kan lebih cepat di Bareskrim," tandasnya.Sementara Sekretaris LBH Muhammadiyah Lamongan, Juris Justitio Hakim Putra membenarkan laporan yang dilakukan pihaknya. Laporan tersebut dilayangkan ke Polres Lamongan pada Rabu (26/4/2023).Laporan tersebut, lanjut Juris, terkait dugaan tindak pidana kejahatan informasi dan transaksi elektronik sesuai UU nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang ITE.Baca juga: Kasus Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Ditarik ke BareskrimSebelumnya, peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin bikin heboh menyusul komentarnya 'halalkan darah semua Muhammadiyah' di Facebook.Dikutip dari detikNews, perihal itu dibagikan di media sosial oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma'mun Murod. Setidaknya ada empat tangkapan layar yang dibagikan Murod dengan caption sebagai berikut:"Pak Presiden @jokowi Prof. @mohmahfudmd , Pak Kapolri @ListyoSigitP @DivHumas_Polri , Gus Menag @YaqutCQoumas , Kepala @brin_indonesia bgmn dg ini semua? Kok main2 ancam bunuh? BRIN sbg lembaga riset hrsnya diisi mereka yg menampakkan keintelektualannya, bkn justru spt preman."Di salah satu tangkapan layar, tampak peneliti BRIN lain, Thomas Jamaluddin, menyampaikan soal perbedaan hari Lebaran. Dia mengatakan pemerintah memfasilitasi Muhammadiyah yang telah menentukan awal Lebaran 2023.Kemudian, Andi Pangerang Hasanuddin dengan akun AP Hasanuddin membalas komentar seorang dengan akun bernama Ahmad Fauzan S di unggahan Thomas pada Minggu (23/4/2023). AP Hasanuddin melontarkan ancaman."Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata Andi.Pengurus Muhammadiyah Jombang pun melaporkan Andi Pangerang Hasanuddin ke polisi pada Senin (24/4/2023). Andi dilaporkan atas dugaan ujaran kebencian dan ancaman pembunuhan melalui media elektronik Facebook. Keesokan harinya, polisi memeriksa 2 saksi pelapor dan Andi sebagai terlapor. Simak Video "Eks Peneliti BRIN yang Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Divonis 1 Tahun Bui" [Gambas:Video 20detik] (abq/fat) andi pangerang andi pangerang hasanuddin bareskrim ujaran kebencian peneliti brin muhammadiyah
Peneliti Brin Ikut Rukyahtul Hilal Sebelum Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah
Jombang - Peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin diketahui sempat ikut rukyahtul hilal di Jombang 3 hari sebelum melontarkan komentar ancaman bunuh warga Muhammadiyah. Andi hadir di kegiatan tersebut 2 tahun berturut-turut.Rukyahtul hilal digelar Kemenag Jombang bersama tim hisab rukyat di Pusat Observasi Bulan (POB) Ponpes Mambaul Maarif Denanyar Jombang pada Kamis (20/4/2023). Peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin ternyata hadir di acara tersebut."Iya, selalu hadir dia (Andi), insyaallah dua kali dia hadir (tahun 2022 dan 2023). Tidak tahu kok dia tahu tempatnya di situ," kata Kasi Bimas Islam Kemenag Jombang Mashur kepada wartawan, Kamis (27/4/2023). Baca juga: Kasus Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Ditarik ke BareskrimMashur mengaku tidak mengetahui siapa yang mengundang Andi dalam rukyahtul hilal. Sebab pihaknya merasa tidak mengundang peneliti BRIN tersebut. Ia juga tidak mengetahui persis apa saja yang dilakukan Andi ketika itu."Saya kurang tahu. Kalau dia, wong dia ahli ya ikut nimbrung barangkali. Saya saat itu berada di bawah, (lokasi rukyahtul hilal) di atas masjid. Yang jelas aktivitas dia sebagai orang yang punya ilmu ke sana," jelasnya. Sebelumnya, peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin bikin heboh menyusul komentarnya 'halalkan darah semua Muhammadiyah' di Facebook.Dikutip dari detikNews, perihal itu dibagikan di media sosial oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma'mun Murod. Setidaknya ada empat tangkapan layar yang dibagikan Murod dengan caption sebagai berikut:Baca juga: Muhammadiyah Jombang Bantah Ibu Andi Pangerang Warganya: Ngaku-ngaku"Pak Presiden @jokowi Prof. @mohmahfudmd , Pak Kapolri @ListyoSigitP @DivHumas_Polri , Gus Menag @YaqutCQoumas , Kepala @brin_indonesia bgmn dg ini semua? Kok main2 ancam bunuh? BRIN sbg lembaga riset hrsnya diisi mereka yg menampakkan keintelektualannya, bkn justru spt preman."Di salah satu tangkapan layar, tampak peneliti BRIN lain, Thomas Jamaluddin, menyampaikan soal perbedaan hari Lebaran. Dia mengatakan pemerintah memfasilitasi Muhammadiyah yang telah menentukan awal Lebaran 2023.Kemudian, Andi Pangerang Hasanuddin dengan akun AP Hasanuddin membalas komentar seorang dengan akun bernama Ahmad Fauzan S di unggahan Thomas pada Minggu (23/4/2023). AP Hasanuddin melontarkan ancaman."Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata Andi.Pengurus Muhammadiyah Jombang pun melaporkan Andi Pangerang Hasanuddin ke polisi pada Senin (24/4/2023). Andi dilaporkan atas dugaan ujaran kebencian dan ancaman pembunuhan melalui media elektronik Facebook. Keesokan harinya, polisi memeriksa 2 saksi pelapor dan Andi sebagai terlapor.Polisi masih mendalami unsur-unsur dalam pasal yang diduga dilanggar Andi Pangerang Hasanuddin. Yaitu pasal 45A ayat (2) dan atau pasal 45B UU RI nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Simak Video "Peneliti BRIN yang 'Halalkan Darah Warga Muhammadiyah' Minta Maaf" [Gambas:Video 20detik] (abq/fat) peneliti brin muhammadiyah peneliti brin brin andi pangerang andi pangerang hasanuddin muhammadiyah ancam bunuh warga muhammadiyah rukyatul hilal ujaran kebencian
End of preview.
README.md exists but content is empty. Use the Edit dataset card button to edit it.
Downloads last month
0