input
stringlengths
912
558k
output
stringlengths
234
2.18k
REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 426 /KMK.06/2003 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa dalam rangka menyesuaikan dengan nasional, perlu dilakukan penyesuaian secara menyeluruh terhadap ketentuan mengenai Perizinan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 223/KMK.017/1993 Tahun 1993; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Tahun 1992 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3467); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 120; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3506) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3861); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001; MEMUTUSKAN.. End of Page 1 MENTERI KEUANGAN 2 MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan Menteri Keuangan ini, yang dimaksud dengan: Prinsip Syariah adalah prinsip perjanjian berdasarkan hukum Islam antara Perusahaan Asuransi atau Perusahaan dengan mengelola dana peserta melalui kegiatan investasi atau kegiatan lain yang diselenggarakan sesuai syariah. 2. Direksi adalah direksi untuk perseroan terbatas atau persero, atau yang setara dengan itu untuk koperasi dan usaha bersama. persero, atau yang setara dengan itu untuk koperasi dan usaha bersama. 4. Kantor Pemasaran adalah kantor selain kantor cabang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999. 5. Asosiasi adalah asosiasi dari Perusahaan-perusahaan Asuransi Kerugian, Perusahaan-perusahaan Asuransi Jiwa, atau Perusahaan-perusahaan Reasuransi. BAB II. End of Page 2 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INOONE -3- BAB II IZIN USAHA Bagian Pertama Perusalaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Konvensional Pasal 2 (1) Untuk mendapatkan izin usaha, Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi harus mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri dengan melampirkan hal-hal sebagai berikut a. bukti pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud Pemerintah Nomor .73 Tahun 1992 tentang Renjdengaran Usaha Perasuransiat telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999; dan b. dokumen pendukung lainnya yang meliputi 1) susunan organisasi dan kepengurusan, termasuk uraian tugas dan wewenangnya; 2) neraca pembukaan, yang dilengkapi dengan bukti terdiri dari proyeksi neraca, perhitungan laba rugi, dan arus kas, yang didukung olch asumsi-asumsi yang wajar untuk periode sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun mendatang pengembangan sumber daya manusia untu. Sekurang-kurangnya tiga tahun mendatang 4) daftar riwayat hidup Direksi, Komisaris dan tenaga ahli yang dipekerjakan, yang dilengkapi dengan bukti pendukungnya 5) pemyataan tidak merangkap bekerja pada tenaga ahli; 6) Nomor .. End of Page 3 MENTERI KEUANGAN 6) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan, Direksi, dewan komisaris dan pemegang saham; 7) bukti pemenuhan modal disetor, 8) bukti penempatan deposito jaminan; 9) uraian tentang sistem administrasi dan sistem pengolahan data yang digunakan; 10) alamat lengkap perusahaan; dan 11) pernyataan dari pemegang saham bahwa sumber dana yang dijadikan modal tidak berasal dari Tindak Pidana Kejahatan Asal sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang. (2) Bagi Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang di dalamnya terdapat penyertaan langsung oleh pihak asing, selain harus memenuhi ketentuan ayat (1) maka pihak asing dimaksud harus pula memenuhi ketentuan a. memiliki rating sekurang-kurangnya A atau yang setara dengan itu dari lembaga pemeringkat yang diakui secara internasional; b. menuiliki modal sendiri sekurang-kurangnya 5 (lima) kali dari besarnya penyertaan langsung pada Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang akan didirikan; c. menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit tingkat keschatan keuangan yang sehat; dan d. menyampaikan perjanjian kerjasama antara pihak Indonesia, yang sekurang-kurangnya memuat 1) komposisi... End of Page 4 MENTERI KEUANGAN -5 dalam Pasal 6 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999; 2) susunan anggota dewan komisaris dan Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999; dan 3) kewajiban pihak asing untuk menyusun dan melaksanakan program pendidikan dan pelatihan sesuai bidang keahliannya. Bagian Kedua Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Prinsip Syariah Pasal 3 Setiap pihak dapat melakukan usaha asuransi atau usaha rcasuransi berdasarkan Prinsip Syariah dengan cara a. pendirian baru Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi dengan Prinsip Syariah, b. konversi dari Perusahaan Asuransi dengan prinsip konvensional menjadi Perusahaan Asuransi dengan Prinsip prinsip konvensional menjadi Perusahaan Reasuransi dengan Pririsip Syariah; End of Page 5 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -6- prinsip konvensional menjadi kantor cabang dengan Prinsip Syariah dari Perusahaan Asuransi dengan prinsip konvensional, atau konversi dari bonto menjadi kantor cabang dengan Prinsip Syariah dari Perusahaan Reasuransi dengan prinsip konvensional. Pasal 4 (1) Untuk pendirian Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2. (2) Konversi Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. tidak merugikan tertanggung atau pemegang polis, b. memberitahukan konversi tersebut kepada pemegang polis; dan c. memindahkan portofolio pertanggungan ke perusahaan asuransi konvensional lain atau membayarkan nilai tunai pertanggungan, bagi menjadi tertanggung atau pemegang polis dari perusahaan asuransi dengan Prinsip Syarial. (3) Selain harus memenuhi ketentuan dalam ayat (1), Perusahaan Reasuransi dengan Prinsip Syariah harus pula menyampaikan: a. bukti pendukung bahwa tenaga ahli yang dipekerjakan memiliki keahlian di bidang asuransi dan atau ekonomi syariah; b. bukti.. End of Page 6 MENTERI KEUANGAN -7- b. bukti pengesahan Dewan Syariah Nasional tentang penunjukkan anggota Dewan Pengawas Syariah Perusahaan c. bukti, pengesahan Dewan Pengawas Syariah dipasarkan yang sekurang-kurangnya meliputi: 1) dasar perhitungan tarif premi, cadangan premi dan Asuransijiwa; 2) dasar perhitungan tarif premi, cadangan premi dan proyeksi underwriting bagi Perusahaan Asuransi Kerugian, 3) cara pemasaran; 4) rencana dukungan reasuransi otomatis bagi Perusahaan Asuransi dan rencana dukungar retrosesi bagi Perusahaan Reasuransi; dan 5) contoh polis, surat permohonan penutupan asuransi (SPPA) dan brosur. syariah yang sekurang-kurangnya mengatur mengenai penempatan investasi baik batasan jenis maupun jumlah; . pedoman penyelenggaraan usaha sesuai syariah yang sekurang-kurangnya mengatur mengenai penyebaran risiko; dan bukti pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) bagi konversi Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b. Bagian Ketiga Pemberian atau Penolakan Permohonan Ilzin Usaha Pasal 5... End of Page 7 REPUBLIK INDONESIA -8 - Pasal 5 (1) Pemberian atau penolakan permohonan izin usaha bagi diberikan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerj sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap. (2) Setiap penolakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus disertai dengan penjelasan secara tertulis. Pasal 6 Perusahaan Asuransi -atau Perusahaan Reasuransi yang ditolak atau yang membatalkan permohonan izin usalianya, dapat mengajukan permohonan pencairan deposito jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) Peraturan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999. Pasal 7 Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal pemberian izin usaha, Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi harus menyampaikan program dukungan reasuransi otomatis. BAB III KELEMBAGAAN Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal 8 Susunan organisasi Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi harus memenuhi persyaratan a. sekurang-kurangnya ... End of Page 8 REPUBLIK INDONESIA -9 - fungsi pengelolaan risiko, fungsi pengelolaan keuangan dan fungsi pelayanan, yang terpisah satu dengan yang lainnya; dan b. dilengkapi dengan uraian tugas, wewenang, tanggung organisasi. Bagian Kedua Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham Pasal 9 Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi wajib memiliki sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Direksi. Pasal 10 Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi harus memiliki paling sedikit 1 (satu) orang Komisaris independen, dengan pemegang saham dan atau Direksi. Pasal 11 (I) Setiap Direksi, Komisaris atau pemegang saham Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi harus telah Julus pengujian penilaian kemampuan dan kepatutan. 0 Dalamhalketentuan mengenai penuilalan ke kepatutan bagi pemegang saham belum diberlakukan, pemegang saham dianggap memenuhi ketentuan yang bersangkutan tidak termasuk dalam daftar orang tercela di bidang perbankan. Bagian .... End of Page 9 REPUBLIK INDONESIA - 10 Bagian Ketiga Tenaga Ahli Paragraf 1 Tenaga Ahli Perusahaan Asuransi Kerugian Pasal 12 (1) Perusahaan Asuransi Kerugian harus mmengangkat seorang tenaga abli asuransi kerugian. (2) Tenaga ahli asuransi kerugian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut kerugian dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) atau dari asosiasi sejenis dari luar negeri setelah terlebih dahulu memperoleh pengakuan dari AAMAI, b. memiliki pengalaman kerja dalam bidang pengelolaan risiko sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun; . tidak sedang dalam pengenaan sanksi dari asosiasi profesinya; dan 4. terdaftar sebagai tenaga ahli asuransi kerugian di Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan. Pasal 13 ' (i) Tenaga ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 wajib melakukan evaluasi terhadap aspek teknis penyelenggaraan usaha asuransi kerugian. (2) Dalam melaksanakan tugasnya, tenaga ahii harus berpedoman pada standar praktek dan kode etik profesi yang berlaku. Pasal 14 .. End of Page 10 REPUBLIK INDONESIA 11 Pasal 14 Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi hanya dapat mempekerjakan tenaga underwriting yang telah mengikuti pendidikan dan atau pelatihan mengenai cabang asuransi yang dipasarkan. Paragraf 2 Tenaga Ahli Perusahaan Asuransi Jiwa Pasal 15 (1) Perusahaan Asuransi jiwa harus mempekerjakan sekurang jiwa. (2) Tenaga ahli manajemen asuransi jiwa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : jiwa dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) atau dari asosiasi sejenis dari luar negeri setelah terlebih dahulu memperoleh pengakuan dari AAMAI b. memiliki pengalaman kerja dalam bidang pengelolaan zisiko sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, . tidak sedang dalam pengertaan sanksi dari asosiasi profesinya; dan d. terdaftar sebagai tenaga ahli asuransi jiwa di Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan. (3) Tenaga ahli manajemen asuransi jiwa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),, wajib melakukan evaluasi terhadap aspek teknis penyelenggaraan usaha asuransi Pasal 16.. End of Page 11 MENTERI KEUANGAN 12 Pasal 16 (1) Perusahaan Asuransi Jiwa harus mengangkat seorang aktuaris sebagai aktuaris perusahaan. (2) Aktuaris sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut a. memiliki kualifikasi sebagai aktuaris dari Persatuan Aktuaris Indonesia atau asosiasi sejenis dari luar negeri yang terdaftar sebagai anggota penuh dari mendapat pengakuan dariRersatan Aktuaris Indonesia; s. memiliki pengalaman kerja dalam bidang aktuaria asuransi jiwa sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun; mendapat rekomendast dari Persatuan Aktuaris bersangkutan dinilai layak untuk bekerja pada Perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia, bagi aktuaris Selain anggota Persatuan Aktuaris Indonesia; dan d. terdaftar sebagai aktuaris di Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan. Pasal 17 (1) Aktuaris perusahaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (1) wajib melakukan valuasi terhadap kewajiban Perusahaan Asuransi Jiwa dan aspek teknis aktuaria lainnya. harus berpedoman pada standar praktek dan kode etik profesi yang berlaku. Pasal 18 .. End of Page 12 MENTERI KEUANGAN - 13- Pasal 18 Perusahaan Asuransi Jiwa wajib menunjuk Perusahaan Konsultan Aktuaria yang tidak memiliki hubungan afiliasi melakukan valuasi kewajiban perusahaan sekurang- kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun. Paragraf 3 Tenaga Ahli Perusahaan Reasuransi Pasal 19 (1) Perusahaan Reasuransi harus mengangkat seorang tenaga ahli asuransi kerugian. (2) Tenaga ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut a. memiliki kualifikasi sebagai ahli manajemen asuransi kerugian dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) atau dari asosiasi sejenis dari luar negeri setelah terlebih dahulu memperoleh pengakuan dari AAMAI, b. memiliki pengalaman kerja dalam bidang pengelolaan risiko sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun; c. tidak sedang dalam pengenaan sanksi dari asosiasi profesinya; dan d. terdaftar sebagai tenaga ahli asuransi kerugian di Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan. Pasal 20 (1) wajib melakukan evaluasi terhadap aspek teknis penyelenggaraan usaha reasuransi (2) Dalam .. End of Page 13 K INDONESIA - 14 - (2) Dalam melaksanakan tugasnya, tenaga ahli harus berpedoman pada standar praktek dan kode etik profesi yang berlaku Paragraf 4 Tenaga Ahli atau Aktuaris Perusahaan Pasal 21 melaporkan pengangkatan tenaga ahli dan atau aktuaris perusahaan kepada Menteri, selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak tanggal pengangkatan. (2) Apabila dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya laporan pengangkatan tenaga ahli dan atau aktuaris perusahaan sebagaimana dimaksud ayat (1), Menteri tidak memberikan tanggapan, maka proses nkatan tenaga ahli dan atau aktars perusahaan dimaksud dinyatakan telah dilakukan. Pasal 22 (1) Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi wajib memberhentikan tenaga ahli asuransi atau aktuaris perusahaan yang melanggar peraturan perundangan di bidang usaha perasuransian selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak ditensukannya pelanggaran. (2) Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang memberhentikan tenaga alli asuransi atau aktuaris perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib tengangiat tenaga ahli asuransi ataltaktois 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pemberhentian. Paragtaf 5 Tenaga Ahli pada Kantor Cabang Pasal 23 . End of Page 14 REPUBLIK INDONESIA - 15 - Pasal 23 (1) Perusahaan Asuransi Kerugian dan Perusahaan Reasuransi wajib mengangkat seorang tenaga ajun ahli asuransi kerugian pada setiap kantor cabang. (2) Tenaga ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut. a. memiliki kualifikasi sebagai ajun ahli manajemen asuransi kerugian dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) atau dari asosiasi sejenis dari luar negeri setelah terlebih dahulu memperoleh pengakuan dari AAMAI, b. memiliki pengalaman kerja di bidang teknis asuransi kerugian sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; dan c. tidak sedang dalam pengenaan sanksi dari asosiasi profesi. Pasal 24 (1) Perusahaan Asuransi Jiwa harus mengangkat seorang tenaga ajun ahli asuransi jiwa pada setiap kantor cabang - (2) Tenaga ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut a. memiliki kualifikasi sebagai ajun ahli manajemen asuransi jiwa dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) atau dari asosiasi sejenis dari luar negeri setelah terlebih dahulu memperoleh pengakuan dari AAMAI: b. meniliki pengalaman kerja di bidang teknis asuransi jiwa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; dan protesi. End of Page 15 WENTERI KEUANGAN - 16 - Paragraf 6 Pasal 25 Setiap tenaga ahli asuransi dan aktuaris wajib mendaftarkan tertulis kepada Direktur Jenderal Lembaga Keuangan dengan melampirkan: a. daftar riwayat hidup yang dilengkapi dengan data pendukungnya, b. copy sertifikat gelar profesi; dan keterangan tidak sedang dalam pengenaan sanksi dari asosiasi profesi. Paragraf 7 dan Aktuaris Pasal 26 Pendaftaran tenaga ahli asuransi dan aktuaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dapat dibatalkan apabila tenaga ahli asuransi dan aktuaris dimaksud: a. dicabut gelar profesinya oleh asosiasi profesi yang mengeluarkan gelar tersebut, b. sedang dalam pengenaan sanksi oleh asosiasi profesi; c. melakukan pelanggaran terhadap ketentuan perundang- undangan di bidang usaha perasuransian; d. tidak lujus pengujian kemampuan dan kepatutan karena faktor integritas, dalam hal tenaga ahli atau aktuaris pernah mengikuti pengujian dimaksud. Bagian Keempat Sistem Administrasi dan Pengolahan Data Pasal 27... End of Page 16 REPUBLIK INDONESIA - 17- Pasal 27 Pelaksanaan pengelolaan perusahaan sekurang-kurangnya didukung dengan : a. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia; p. sistem administrasi yang memenuhi fungsi pengendalian intern; dan c sistem pengolahan data yang dapat menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan dalam pengambilan keputusan. Bagian Kelima Penggunaan Tenaga Asing Pasal 28 (1) Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi dapat mempekerjakan tenaga asing sebagai tenaga ahli, penasihat atau konsultan, atau sebagai tenaga eksekutif di penyertaan langsung pihak asing, dengan ketentuan tenaga asing dimaksud: a. memiliki keahlian sesuai dengan bidang tugas yang akan menjadi tanggung jawabnya; dan b. memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan. (2) Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang mempekerjakan tenaga asing sebagaimana dimaksuc dalam ayat (1) wajib menyampaikan kepada Menteri : a. program kerja tenaga asing tersebut sesuai dengan tugasnya; dan b. program pendidikan dan pelatihan di bidang kepada karyawan dari Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang mempekerjakannya. (3) Laporan .. End of Page 17 REPUBLIK INDONESIA -18 - sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) untuk setiap semester yang berakhir pada bulan Juni dan Desember wajib disampaikan kepada Menteri selambat-lambatnya pada akhir bulan berikutnya. (4) Tenaga asing yang bekerja sebagai penasihat atau konsultan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilarang menjalankan fungsi di luar fungsi penasihat atau konsultan. Bagian Keenam Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Pasal 29 (1) Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi wajib menganggarkan dana untuk pelaksanaan pendidikan dan jumlah biaya pegawai, Direksi dan Komisaris, untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan keahlian di bidang usaha perasuransian bagi karyawannya. penggunaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk setiap periode satu tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember, dilaporkan kepada Menteri selambat-lambatnya pada tanggal 31 Januari tahun berikutnya. Bagian Ketujuh Keanggotaan Asosiasi Pasal 30 (1) Setiap Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi (2) Asosiasi... End of Page 18 MENTERI KEUANGAN - 19 (2) Asosiasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mempunyai tugas antara lain : . menyusun standar praktek dan kode etik pemasaran produk asuransi dalam rangka memelihara terciptanya persaingan pasar yang sehat; b. mengkoordinir pelaksanaan pembentukan profil risiko, tabel mortalita, dan produk semacamnya; . mengkoordinir upaya untuk mengoptimalka kapasitas retensi asuransi nasional; . mengkoordinir upaya bersama atau pembentukan perusahaan asuransi untuk menutup risiko khusus, e. melaksanakan pendidikan dan pelatihan keagenan dan f. melaksanakan dan menetapkan sertifikasi keagenan. (3) Pelaksanaan kegiatan Asosiasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dikonsultasikan secara berkala kepada Menteri BAB IV KANTOR CABANG DAN KANTOR PEMASARAN Bagian Pertama Perusahaan Reasuransi Konvensional Pasal 31 (1) Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi dapat membuka kantor cabang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999, dengan ketentuan: a. memenuhi ketentuan tingkat solvabilitas untuk 4 (empat) triwulan terakhir, b. memiliki . End of Page 19 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 20 b. memiliki tenaga ahli sebagaimana dimaksud dalam secara penuh pada kantor cabang yang bersangkutan; dan tidak sedang dalam pengenaan sanksi administratif. (2) Untuk memperoleh izin pembukaan kantor cabang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi harus memenuhi ketentuan ayat (1) dan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Menteri dengan melampirkan : a. uraian tentang sistem administrasi dan sistem pengelolaan data yang memenuhi fungsi pengendalian intern berkenaan dengan kegiatan kantor cabang b. uraian tentang rincian kewenangan pimpinan cabang dalam penutupan asuransi, penetapan . premi, penetapan besarnya komisi dan penyelesaian klaim, c. identitas pimpinan kantor cabang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b yang akan dipekerjakan pada kantor cabang dimaksud, berikut bukti kualifikasi keahliannya dan daftar riwayat hidup dengan bukti pendukungnya; e. alamat lengkap kantor cabang; dan f. proyeksi keuangan kantor cabang yang meliputi proyeksi pendapatan & biaya serta arus kas, untuk Sekurang-kurangnya 3 tahun mendatang. Bagian Kedua Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Konvensional End of Page 20 MENTERI KEUANGAN 21 Pasal 32 (1) Pembukaan kantor cabang sebagaimana dimaksud dalam dimaksud dalam Pasal 3 huruf d, harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dan memenuhi ketentuan sebagai berikut: maksud dan tujuan perusahaan hanya menjalankan usaha asuransi kerugian, asuransi jiwa, atau usaha reasuransi termasuk usaha dengan Prinsip Syariah; b. memiliki modal kerja kantor cabang paling sedikit Rp. 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah); dan c. memiliki tenaga ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) dan Pasal 24 ayat (2), yang memiliki keallian di bidang asuransi dan atau ekonomi syariah. (2) Selain harus memenuhi ketentuan dalam ayat (1), permohonan pembukaan kantor cabang dengan Prinsip Syariah harus pula dilengkapi dengan buktit a. pengesahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang; dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) huruf c yang dilengkapi dengan bukti kualifikasi, daftar riwayat hidup termasuk bukti pendukungnya; c. pengesahan Dewan Syariah Nasional tentang penunjukkan anggota Dewan Pengawas Syariah d. pengesahan Dewan Pengawas Syariah Perusahaan atas: 1) sumber modal kerja kantor cabang 2) sistem akuntansi yang terpisah/tersendiri khusus untuk cabang dengan Prinsip Syariah 4) dasar . End of Page 21 MENTERI KEUANGAN - 22 - 4) dasar perhitungan tarif premi, cadangan premi dan asset share atau profit testing bagi Perusahaan Asuransi jiwa, 5) dasar perhitungan tarif premi, cadangan premi dan proyeksi underoriting bagi perusahaan asuransi kerugian dan perusahaan reasuransi; 6) cara pemasaran 7) rencana' dukungan reasuransi otomatis bagi retrosesi bagi perusahaan reasuransi; dan 8) contoh polis, surat permohonan penutupan asuransi (SPPA) dan brosur. Bagian Ketiga Pembukaan Kantor Cabang dari Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Prinsip Syariah Pasal 33 Pembukaan kantor cabang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, harus memenuhi persyaratan sebagaimana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (4) huruf c. Bagian Keempat Pembukaan Kantor Pemasaran Pasal 34 Pembukaan Kantor Pemasaran harus terlebih dahulu dilaporkan secara tertulis kepada Menteri selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sebelum tanggal pembukaan kantor pimpinan kantor tersebut. Pasal 35.. End of Page 22 REPUBUK INDONESIA - 23 Pasal 35 (1) Kantor Pemasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal pelayanan informasi kepada masyarakat pemegang polis atau tertanggunig (2) Kantor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilarang a. menerima atau menolak penutupan asuiransi; b. menandatangani polis; dan c. menetapkan untuk membayar atau menolak klaim. Bagian Kelima Penutupan Kantor Cabang dan Kantor Pemasaran Pasal 36 Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang akan dan atau Kantor Pemasaran harus melaporkan teriebih dahulu kepada Menteri selambat-lambatnya dalam waktu 15 (lima belas) hari kerja sebelum tanggal penghentian atau penutupan kantor dimaksud. Pasal 37 Pencabutan izin pembukaan suatu kantor cabang akan dilakukan dalam hal a adanya laporan penghentian atau penutupat cabang tersebut oleh Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1); b. kantor cabang tersebut terbukti tidak melakukan kegiatan operasional dalam waktu tiga bulan sejak tanggal penetapan izin pembukaan; dan atau c. kantor cabang tersebut terbukti tidak melakukan kegiatan operasional dalam waktu enam bulan secara terus menerus. BAB V.. End of Page 23 REPUBLIK INDONESIA 24 BAB V PEMASARAN MELALUIJASA AGEN DAN MELALUI KERJASAMA DENGAN PIHAK BANK Bagian Pertama Pemasaran Melalui Jasa Agen Pasal 38 (1) Perusahaan Asuransi wajib memiliki perjanjian keagenan dengan agen asuransi yang memasarkan produk asuransinya. masih terikat perjanjian keagenan dengan Perusahaan Asuransi lain kecuali agen yang bersangkutan telah mengakhiri perjanjian keagenannya sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan. (3) Dalan hal Perusahaan Asuransi menggunakan jasa pemasaran selain agen asuransi sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), maka Perusahaan Asuransi tersebut bertanggung jawab penuh terhadap konsekuensi yang timbul dari penutupan asuransi dimaksud. Bagian Kedua Pemasaran Melalui Kerjasama dengan Bank Pasal 39 (1) Perusahaan Asuransi dapat melakukan pemasaran melalui kerjasama dengan bank (bancassurance). (2) Perusahaan Asuransi yang melakukan pemasaran dalam ayat (1) bertanggung jawab atas semua tindakan bank yang berkaitan dengan transaksi asuransi yang Pasal 40... End of Page 24 REPUBLIK INDONESIA - 25 - Pasal 40 (I) Perusahaan Asuransi yang akan melakukan pemasaran melalui kerjasama dengan bank harus memperoleh persetujuan Menteri () Uhtik memperoleh persetujuan Me Asuransi yang akan melakukan pemasaran melalui kerjasama dengan bank harus mengajukan permohonan kepada Menteri dengan menyampaikan : a. produk yang akan dipasarkan; b. prosedur penutupan dan pembayaran premi; c. prosedur penyelesaian klaim,; dan Kansep perjanjian kerja sama dengan bank yang telah diparaf oleh para pihak. (3) Petugas bank yang akan melakukan pemasaran produk asuransi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut a. memiliki sertifikasi keagenan asuransi yang dikeluarkan oleh asosiasi terkait; dan . telah memperoleh pelatihan mengenai produk asuransiyang akan dipasarkan. (4) Perusahaan Asuransi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib menyampaikan perjanjian kerjasama dengan pihak bank yang telah ditandatangani, paling lambat 14 (empat belas) hari sejak memperoleh persetujuan Menteri. BAB VI LAPORAN PERUBAHAN Pasal 41 (1) Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi wajib menyampaikan laporan mengenai setiap perubahan : a. alamat kantor perusahaan baik kantor pusat, kantor cabang maupun Kantor Pemasaran, b. tenaga . End of Page 25 MENTERI KEUANGAN - 26- b. tenaga ahli; penggunaan tenaga asing susunan organisasi; e. pemimpin kantor cabang maupun Kantor Pemasaran f. Nomor Pokok Wajib Pajak; dan 8. produk asuransi yang dipasarkan. (2) Perubahan alamat kantor cabang atau selain kantor cabang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dimungkinkan: a. bagi perubahan alamat di dalam wilayah Kotamadya yang sama atau Kabupaten yang sama: b. bagi perubahan alamat antar wilayah Kotamadya pada Ibukota Propinsi; c. bagi perubahan alamat dari kabupaten ke kotamadya yang merupakan pengembangan wilayah kabupaten dimaksud, atau sebaliknya. Pasal 42 (I) Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang melakukan perubahan anggaran dasar harus menyampaikan bukti persetujuan dari instansi yang berwenang kepada Menteri, selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diperoleh (2) Dalam hal perubahan anggaran dasar tidak memerlukan perubahan yang sudah dimuat dalam akta notaris disampaikan kepada Menteri selambat-lambatnya 14 Pasal 43.. End of Page 26 REPUBLK INDONESIA 27- Pasal 43 (1) Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang akan melakukan 'perubahan kepemilikan, harus terlebih tersebut kepada Menteri untuk memperoleh persetujuan. (2) Dalam hal perubahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan perubahan kepemilikan yang asing di dalam perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi tersebut, maka pihak asing dimaksud harus Perusahaan Asuransi sejenis atau perusahaan induk (holding company) yang sebagian besar portofolic anak perusahaannya di bidang asuransi. (3) Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus memenuhi ketentuan Pasal 2 ayat (2). (4) Perusahaan induk sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus memenuhi ketentuan Pasal 2 ayat (2) huruf b, c, dan d. BAB VII MERGER, KONSOLIDASI, DAN AKUISISI Bagian Pertama Pasal 44 (I) Merger dapat dilakukan Perusahaan Asuransi atau lebih porusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu perusahaan dengan atau tanpa melikuidasi perusahaan lainnya. (2) Konsolidasi . End of Page 27 MENTERI KEUANGAN REPUBLK INDONESIA 28 (2) Konsolidasi dapat dilakukan Perusalaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi dengan melebur dua atau lebih perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi dengan cara mendirikan perusahaan baru dan melikuidasi perusahaan yang dilebur. (3) Merger dan konsolidasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) hanya dapat dilakukan dengan memenuhi ketentuan dalam Pasal 36 ayat (2) Peraturan Pamemtah Nomor 73 Tahi 1007 diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999. Pasal 45 (1) Untuk memperoleh persetujuan merger atau konsolidasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah 1999, Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi harus mengajukan permohonan kepada Menteri dengan melampirkan bukti sebagai berikut ; a. Perjanjian dalam bahasa Indonesia, mengenai pengalihan semua hak dan kewajiban dari perusahaan- perusahaan yang akan melakukan merger atau konsolidasi dengan tidak mengurangi hak tertanggung b. laporan keuangan terakhir yang telah diaudit dari perusahaan-perusahaan yang akan melakukan merger atau konsolidasi; . laporan keuangan proforma dari perusahaan hasil merger atau konsolidasi yang memenuhi ketentuan mengenai tingkat solvabilitas; dan d. rancangan perubahan anggaran dasar. (2) Perjanjan .. End of Page 28 MENTERI KEUANGAN 29 - (2) Perjanjian pengalihan hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, antara lain harus mencantumkan bahwa hak dan kewajiban yang timbul oleh perusahaan yang melakukan merger atau konsolidasi, wpeusahan baru hasi meg atau konsolidasi. Pasal 46 (1) Perusahaan hasil merger atau konsolidasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999, wajib melaporkan hasil pelaksanaan merger atau konsolidasi melaporkan hasil pelaksanaan merger kepada Menteri dengan melampirkan a. anggaran dasar perusahaan yang telah disahkan oleh instansiyang berwenang; b. susunan organisasi dan kepengurusan perusahaan, . surat pengangkatani tenaga ahli; d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan, Direksi, dewan komisaris dan pemegang saham; dan e. alamat lengkap perusahaan. ayat (i) harus disampaikan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal persetujuan atau pengesahah anggaran dasar perusahaan dari instansi yang berwenang. (3) Setelah mendapatkan laporan hasil merger atau konsolidasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Menteri mencabut izin usaha yang sudah tidak digunakan lagi oleh perusahaan yang melakukan merger, konsolidasi dan menerbitkan izin usaha perusahaan hasil End of Page 29 MENTERI KEUANGAN 30 Akuisisi Pasal 47 (1) Akuisisi dapat dilakukan Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi dengan mengambil-alih seluruh atau sebagian besar saham perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi lain sehingga mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perusahaan tersebut. (2) Untuk melaksanakan akuisisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi harus memperoleh persetujuan dari Menteri. (3) Pelaksanaan akuisisi terhadap perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut . a. perusahaan yang melakukan akuisisi adalah perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi sejenis; b. pelaksanaan akuisisi tersebut tidak mengakibatkan berkurangnya hak tertanggung,; dan pelaksanaan akuisisi tersebut harus memperhatikan diperkenankan dalam bentuk investasi sehingga tidak mengakibatkan perusahaan yang melakukan akuisisi menjadi tidak memenuhi ketentuan tentang tingkat solvabilitas. (4) Untuk memperoleh persetujuan melakukan akuisisi, Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi harus permohonan secara tertulis kepada Menteri dengan melampirkan bukti sebagai berikut : a. perjanjian. End of Page 30 WENTERI KEUANGA REPUBLIK INDONESIA -31 - pengalihan hak dan kewajiban dari perusahaan yang akan diakuisisi kepada perusahaan yang akan mengakuisisi, dengan tidak mengurangi hak tertanggung b. laporan keuangan terakhir yang telah diaudit dari perusahaan yang akan diakuisisi dan yang akan mengakuisisi; c. laporan keuangan proforma dari perusahaan setelah pelaksanaan akuisisi, yang memenuhi ketentuan mengenai tingkat solvabilitas; dan d. rancangan perubahan anggaran dasar dari perusahaan yang diakuisisi. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 48 Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi dilarang melakukan penutupan pertanggungan melalui jasa keperantaraan perusahaan pialang asuransi atau pialang reasuransi yang tidak memiliki izin usaha dari Menteri. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 49 (I) Setiap Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan ini, wajib melakukan penyesuaian terhadap. ketentuan-ketentuan dalam Keputusan Menteri Keuangan ini paling lambat 1 (satu) tahun sejak Keputusan Menteri Keuangan ini ditetapkan. (2) Setiap . End of Page 31 MENTERI KEUANGAN 32 (2) Setiap tenaga ahli asuransi dan aktuaris wajib Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 paling lambat 6 (enam) bulan sejak Keputusan Menteri Keuangan ini ditetapkan. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 50 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 223/KMK.017/1993 tentang Perizinan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dinyatakan tidak berlaku. Pasal 51 Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusai Menteri Keuangan ini dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 September 2003 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd,- KEPALA BIRO UMUM KEPALA BIRO UMUM BOEDIONO KEPALA BAGIANEPARTN KOEMORO WARSITO, S.H. NIP 060041898 End of Page 32
<reg_type> KEP-MEN </reg_type> <reg_id> 426/KMK.06/2003|KEP-MENKEU/2003 </reg_id> <reg_title> PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI </reg_title> <set_date> 30 September 2003 </set_date> <effective_date> 30 September 2003 </effective_date> <replaced_reg> '223/KMK.017/1993|KEP-MENKEU/1993' </replaced_reg> <related_reg> '73/PP/1992', '63/PP/1999', '228/M|KEPPRES/2001', '2/UU/1992' </related_reg>
MENTERI KEUANGAN SALINAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 423/KMK.06/2003 TENTANG PEMERIKSAAN PERUSAHAAN PERASURANSIAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan perlindungan terhadap para pemegang polis pada perusahaan perasuransian, perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan yang lebih berdaya guna dan berhasil guna; b. bahwa dalam rangka pelaksanaan pembinaan dan pengawasan perlu dilakukan pemeriksaan terhadap perusahaan perasuransian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 13 dan Perasuransian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 1 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3467); 2. Peraturan Pemerintah Nomor : 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 120 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 3506) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Talun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 118 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 3861); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001, MEMUTUSKAN. End of Page 1 E KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMERIKSAAN PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan Menteri Keuangan iniyang dimaksud dengan 1. Perusahaan Perasuransian adalah Perusahaan Perasuransian sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Usaha Perasuransian. 2. Pemeriksa adalah pegawai Direktorat Asuransi atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. 3. Pemeriksaan adalah rangkaian kegiatan mengumpulkan, mencari, mengolah, . dan mengevaluasi data dan informasi mengenai kegiatan usaha Perasuransian, yang bertujuan untuk kepatuhan terhadap ketentuan dalam peraturan perundang- undangan di bidang Usaha Perasuransian serta memastikan bahwa laporan periodik sesuai dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya. 4. Surat Perintah Pemeriksaan adalah surat yang dikeluarkan oleh Direktur Asuransi atas nama Direktur Jenderal Lembaga Keuangan yang digunakan oleh Pemeriksa sebagai dasar untuk melakukan Pemeriksaan. 5. Surat . Pemberitahuan Pemeriksaan adalah surat yang dikeluarkan oleh Direktur Asuransi atas nama Direktur Jenderal Lembaga Keuangan yang disampaikan kepada Perusahaan Perasuransian yang akan diperiksa. 6. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia. End of Page 2 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -3 - BAB II FUNGSI, DASAR DAN RENCANA PEMERIKSAAN Pasal 2 Dalam rangka pelaksanaan fungsi pembinaan dan pengawasan, Pemeriksaan terhadap Perusahaan Perasuransian dilakukan oleh Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. Pasal 3 (1) Pemeriksaan terhadap Perusahaan Perasuransian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan secara berkala sekurang- kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun atau setiap waktu bila diperlukan. (2) Pemeriksaan berkala sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bersifat tengkap yang meliputi kebenaran aspek substansi keatuhan terhadap peraturan penunang manajemen. (3) Pemeriksaan berkala sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dimaksud dalam Pasal 4 dan disesuaikan dengan skala prioritas dari jenis usaha perasuransian yang ditetapkan oleh Direktur Asuransi. (4) Pemeriksaan setiap waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah bersifat khusus dan dilakukan apabila: a berlisarkan basilanalisis atas laporan pen perasuransian, patut diduga bahwa penyelenggaraan kegiatan usaha perasuransian dimaksud menyimpang dari ketentuan Undang-undang tentang Usaha Perasuransian dan , peraturan pelaksanaannya, sehingga dapa membahayakan kepentingan para pemegang polis, b. berdasarkan penelitian atas keterangan yang didapat atau surat pengaduan yang diterima oleh Direktorat Asuransi, perasuransian... End of Page 3 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA perasuransian dimaksud menyimpang dari Undang- undang tentang Usaha Perasuransian dan peraturan pelaksanaannya sehingga dapat membahayakan kepentingan para pemegang polis, . terdapat alasan khusus yang mendasari perlunya dilakukan pemeriksaan termasuk dalam hal terjadi merger, akuisisi atau pengalihan portofolio pertanggungan. Pasal 4 (1) Tiga bulan sebelum berakhirnya tahun takwin Direktur Asuransi wajib menyampaikan Rencana Pemeriksaan untuk 1 (satu) tahun takwin berikutnya kepada Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. (2) Setiap 6 (enam) bulan sekali Direktur Asuransi melaporkan hasil pelaksanaan pemeriksaan kepada Direktur Jenderal Lembaga Keuangan paling lambat 1 (satu) bulan sesudah pelaksanaan pemeriksaan. (3) Setiap tahun Direktur Jenderal Lembaga Keuangan melaporkan pelaksanaan pemeriksaan kepada Menteri paling lambat 2 (dua) bulan sesudah tahun takwin berakhir. 4) Laporan pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) berisi sekurang-kurangnya a. rencana pemeriksaan, b. pelaksanaan dari rencana pemeriksaan; c. temuan dari hasil pemeriksaan; d. hambatan pemeriksaan; dan e. usulan pemecahan masalah.. BAB III TATA CARA PEMERIKSAAN Pasal 5 (1) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Pemeriksaan dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan. (2) Sebelum.. End of Page 4 MENTERI KEUANGAN .5 (2) Sebelum dilakukan Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terlebih dahulu disampaikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan kepada Perusahaan Perasuransian. (3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat Pemberitahuan Pemeriksaan apabila diduga bahwa penyampaian Surat Pemberitahuan Pemeriksaan akan dapat memungkinkan dilakukannya tindakan untuk mengaburkan keadaan yang sebenarnya atau , tindakan untuk menyembunyikan data, keterangan, atau laporan yang diperiukan dalam pelaksanaan Pemeriksaan. Pasal 6 (1) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan berdasarkan Pedoman Pemeriksaan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. (2) Pedoman Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (i) meliputi sekurang-kurangnya a. Penentuan obyek pemeriksaan; b. Prosedur dan program pemeriksaan; c. Penyusunan kertas kerja pemeriksaan d. Pelaporan penieriksaan; e. Tindak lanjut pemeriksaan; dan f Pengawasan pemeriksaan. BAB IV TAHAPAN PEMERIKSAAN Pasal7 (1) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a. persiapan Pemeriksaan; b. pelaksanaan Pemeriksaan; c. pelaporan hasil Pemeriksaan. End of Page 5 REPUBLIK INDONESIA (2) Persiapan Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a harus dibuat berdasarkan hasil analisis laporan periodik dan data lain yang mendukung. (3) Pelaksanaan Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b dilakukan di kantor perusahaan perasuransian yang diperiksa, dan apabila dianggap perlu dapat dilakukan konfirmasi kepada pihak ketiga yang terkait dengan perusahaan yang bersangkutan. (4) Pelaporan hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c harus disusun segera setelah pelaksanaan Pemeriksaan selesai dan harus berdasarkan atas data atau keterangan yang diperolceh selama proses pemeriksaan berlangsung yang dituangkan dalam kertas kerja Pemeriksaan. Pasal 8 (1) Pada saat akan dimulai Pemeriksaan di kantor perusahaan perasuransian, Pemeriksa wajib menunjukkan Surat Perintah Pemeriksaan. (2) Dalam hal Pemeriksaan dilakukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4), Pemeriksa wajib menunjukkan Surat Perintah Pemeriksaan dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan. (3) Dalam hal Pemeriksa tidak dapat memenuhi ketentuan dalam ayat (1) dan atau ayat (2), perusahaan yang akan diperiksa wajib menolak dilakukan Pemeriksaan. (4) Dalam hal Pemeriksa telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan atau ayat (2), Pemeriksa berhak: . memeriksa dan atau meminjam buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen pendukungnya termasuk keluaran (oniput) dari pengolahan data atau media komputer dan perangkat elektronik pengolah data lainnya; . mendapatkan keterangan lisan dan atau tertulis dari Perusalaan Perasuransian yang diperiksa. tempat menyimpan dokumen, uang, atau barang yang Perasuransian yang diperiksa; d. mendapatkan.. End of Page 6 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 7- d. mendapatkan kelerangan dan atau data yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan dari pihak ketiga yang mempunyai he Perusahaan Perasuransian yang diperiksa. 5) Pemeriksa wajib merahasiakan data dan atau keterangan yang diperoleh selama Pemeriksaan terhadap pihak yang tidak berhak. Pasal 9 (1) Perusahaan Perasuransian yang diperiksa dilarang menolak dan atau menghambat kelancaran proses Pemeriksaan. (2) Dalam pelaksanaan Pemeriksaan, Perusahaan Perasuransian yang diperiksa berkewajiban untuk: a. memenuhi permintaan untuk memberikan atau dokumen yang diperlukan untuk kelancaran Pemeriksaan dan memberikan keterangan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal penyampaian surat permintaan; b. memberikan keterangan yang diperlukan secara tertulis dan atau lisan, c. memberi kesempatan kepada Pemeriksa untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang perlu; d. memberikan keterangan dan atau data yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan Perusahaan Perasuransian yang diperiksa. (3) Perusahaan Perasuransian dianggap menghambat kelancaran proses Pemeriksaan apabila tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) atau meminjamkan buku, memberikan catatan, dokumen atau keterangan yang (4) Dalam hal Perusahaan Perasuransian menolak dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) maka Perusahaan Perasuransian wajib menandatangani Berita Acara Pasal 10.. End of Page 7 MENTERI KEUANGAN DEDUBLIKINDONESIA Pasal 10 (1) Setelah berakhir pelaksanaan Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b, Pemeriksa wajib menyusun laporan hasil Pemeriksaan. 2) Laporan hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari a. laporan hasil Pemeriksaan sementara, b. laporan hasil Pemeriksaan final. (3) Laporan hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditandatangani Pemeriksa dan ditetapkan oleh Direktur Asuransi. BAB V PEMBAHASAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN Pasal 11 (1) Direktur Asuransi menyampaikan laporan hasil Pemeriksaan sementara kepada Pengurus atau Direksi Perusahaan Perasuransian paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirya pelaksanaan Pemeriksaan. (2) Perusahaan Perasuransian yang diperiksa dapat mengajukan tanggapan atas, laporan hasil Pemeriksaan sementara Asuransi paling lama 15 (lima belas) hari setelah diterimanya laporan hasil Pemeriksaan sementara. disampaikan kepada Direktur Asuransi dan disertai alasannya. dianikan pembahasan dalam jangka waktt pa (sepuluh) hari sejak diterimanya surat tanggapan dari Perusahaan Perasuransian yang diperiksa. (5) Dalam hal sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Perusahaan Perasuransian yang diperiksa tidak mengajukan tanggapan atau berdasarkan hasil pembahasan atas tanggapan laporan hasil Pemeriksaan sementara, maka Direktur. End of Page 8 NENTERI KEUANGH REPUBLIK INDONESIA 9- Direktur Asuransi menetapkan laporan hasil Pemeriksaan sementara menjadi laporan hasil Pemeriksaan final. (6) Direktur Asuransi menyampaikan laporan hasil Pemeriksaan final sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) kepada Pengurus atau Direksi dan Komisaris Perusahaan Perasuransian yang diperiksa. BAB VI SANKSI Pasal 12 Dalam hal Perusahaan Perasuransian menolak dan atau menghambat kelancaran proses pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Menteri mengenakan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku. BAB VII PENUTUP Pasal 13 Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 September 2003 MENTERI KEUANGAN. Salinan sesuai dengan aslinya Salinan sesuai dengan aslinya ttd.- KEPALA BIRO UMUM BOEDIONO u.b. KEPALA BAGIAN T.U. DEPARTEMI KOEMORO VRKSITO. SH NIP 060041898 End of Page 9
<reg_type> KEP-MEN </reg_type> <reg_id> 423/KMK.06/2003|KEP-MENKEU/2003 </reg_id> <reg_title> PEMERIKSAAN PERUSAHAAN PERASURANSIAN </reg_title> <set_date> 30 September 2003 </set_date> <effective_date> 30 September 2003 </effective_date> <related_reg> '73/PP/1992', '2/UU/1992', '63/PP/1999', '228/M|KEPPRES/2001' </related_reg> <penalty_list> 'BAB VI' </penalty_list>
KMK Nomor 344 Tahun 1998 Tentang Perubahan KMK Nomor 227 Tahun 1993 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 344/KMK.017/1998 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 227/KMK.017/1993 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PENGESAHAN PEMBENTUKAN DANA PENSIUN PEMBERI KERJA, PENYESUAIAN YAYASAN DANA PENSIUN DAN PENGESAHAN ATAS PERUBAHAN PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEMBERI KERJA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengesahan pembentukan Dana Pensiun Pemberi Kerja, penyesuaian Yayasan Dana Pensiun dan pengesahan atas perubahan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Pemberi Kerja telah diatur bentuk dan susunan formulir permohonan; b. bahwa sesuai dengan perkembangan keadaan, dipandang perlu untuk mengubah bentuk dan susunan formulir permohonan tersebut dengan Keputusan Menteri Keuangan. Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3477); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 76 tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja (Lembatan Negara Tahun 1992 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3507); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1998 tentang Kedudukan, Tugas, Susunan, Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 122/M Tahun 1998. M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 227/KMK.017/1993 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PENGESAHAN PEMBENTUKAN DANA PENSIUN PEMBERI KERJA, PENYESUAIAN YAYASAN DANA PENSIUN DAN PENGESAHAN ATAS PERUBAHAN PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEMBERI KERJA. Pasal I Mengubah Pasal 2 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 227/KMK.017/1993, sehingga berbunyi sebagai berikut : “Pasal 2 Untuk mendapat pengesahan pembentukan Dana Pensiun Pemberi Kerja, atau penyesuaian Yayasan Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, Pendiri mengajukan permohonan kepada Menteri Keuangan sesuai dengan contoh Formulir A lampiran Keputusan ini.” Pasal II Mengubah contoh Formulir A dan contoh Formulir B lampiran Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 227/KMK.017/1993 sehingga berbunyi sebagaimana contoh Formulir A dan contoh Formulir B lampiran Keputusan ini. Pasal III Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. KMK Nomor 344 Tahun 1998 Tentang Perubahan KMK Nomor 227 Tahun 1993 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 13 Juli 1998 MENTERI KEUANGAN ttd BAMBANG SUBIANTO
<reg_type> KEP-MEN </reg_type> <reg_id> 344/KMK.017/1998|KEP-MENKEU/1998 </reg_id> <reg_title> PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 227/KMK.017/1993 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PENGESAHAN PEMBENTUKAN DANA PENSIUN PEMBERI KERJA, PENYESUAIAN YAYASAN DANA PENSIUN DAN PENGESAHAN ATAS PERUBAHAN PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEMBERI KERJA </reg_title> <set_date> 13 Juli 1998 </set_date> <effective_date> 13 Juli 1998 </effective_date> <changed_reg> '227/KMK.017/1993|KEP-MENKEU/1993' </changed_reg> <related_reg> '76/PP/1992', '11/UU/1992', '61/KEPPRES/1998', '122/M|KEPPRES/1998' </related_reg>
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512 /KMK.06/2002 TENTANG PEMERIKSAAN LANGSUNG DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan Dana Pensiun yang berdaya guna dan berhasil guna, perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan oleh Menteri Keuangan; b. bahwa pemeriksaan langsung terhadap Dana Pensiun merupakan salah satu alat pembinaan dan pengawasan Dana Pensiun; c. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas pemeriksaan terhadap Dana Pensiun, maka ketentuan mengenai pemeriksaan terhadap Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40/KMK.017/1997 perlu disempurnakan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Pemeriksaan Langsung Dana Pensiun; Mengingat 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 37; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 126; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3507); 3 . Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 127; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3508); 4. Keputusan Presiden Nomor 998/M Tahun 2001; MEMUTUSKAN: ... - 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMERIKSAAN LANGSUNG DANA PENSIUN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemeriksaan Langsung adalah rangkaian kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah, dan mengevaluasi data dan atau keterangan mengenai Dana Pensiun yang dilakukan di kantor Dana Pensiun dan di tempat lain yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan Dana Pensiun. 2. Pemeriksa adalah pegawai Direktorat Dana Pensiun yang memenuhi persyaratan untuk melakukan Pemeriksaan Langsung. BAB II DASAR PEMERIKSAAN LANGSUNG Pasal 2 (1) Pemeriksaan Langsung dilakukan atas dasar pertimbangan risiko pada Dana Pensiun yang ditetapkan berdasarkan : a. analisis laporan periodik Dana Pensiun yang mengindikasikan adanya penyimpangan penyelenggaraan program pensiun dari ketentuan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun atau Dana Pensiun dikelola secara tidak efisien; b. penelitian atas pengaduan atau informasi yang diterima dari sumber yang dapat dipercaya yang menimbulkan dugaan bahwa penyelenggaraan program pensiun menyimpang dari ketentuan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun atau Dana Pensiun dikelola secara tidak efisien; dan atau c. alasan ... - 3 - c. alasan khusus, termasuk dalam hal terjadi pembubaran, penggabungan atau pemisahan Dana Pensiun. (2) Pemeriksaan Langsung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dalam rencana Pemeriksaan Langsung oleh Direktur Dana Pensiun. (3) Dalam hal terdapat Dana Pensiun yang harus diprioritaskan untuk diperiksa, Direktur Dana Pensiun dapat memerintahkan Pemeriksaan Langsung selain Pemeriksaan Langsung sebagaiinana dimaksud dalam ayat (2). BAB III TUJUAN PEMERIKSAAN LANGSUNG Pasal3 Pemeriksaan Langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 bertujuan untuk, tetapi tidak terbatas pada : a. memperoleh keyakinan yang memadai atas tingkat risiko kesesuaian penyelenggaraan Dana Pensiun terhadap Undangundang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya; b. memperoleh keyakinan yang memadai atas tingkat risiko kegiatan Dana Pensiun selain tingkat risiko sebagaimana dimaksud dalam butir a; dan atau c. memperoleh keyakinan yang memadai tentang kinerja kegiatan Dana Pensiun. BAB IV TATA CARA PEMERIKSAAN LANGSUNG Pasal 4 (1) Pemeriksaan Langsung sebagaimana dimaksud dalani Pasal 2 ayat (1) dilaksanakan oleh Pemeriksa. (2) Pemeriksa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) melaksanakan Pemeriksaan Langsung berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan Langsung dari Direktur Dana Pensiun. Pasal 5 ... - 4 - Pasal 5 (1) Sebelum Pemeriksaan Langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan, Direktur Dana Pensiun terlebih dahulu mengirimkan pemberitahuan tertulis kepada Dana Pensiun yang akan diperiksa mengenai Pemeriksaan Langsung dimaksud. (2) Pemeriksaan Langsung dapat dilaksanakan tanpa pemberitahuan tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila ada dugaan bahwa pemberitahuan tersebut akan memungkinkan dilakukannya tindakan untuk mengaburkan keadaan yang sebenarnya sehingga Pemeriksaan Langsung yang dilaksanakan tidak mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3. (3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit memuat: a. nomor dan tanggal Surat Perintah Pemeriksaan Langsung; b. nama Pemeriksa; c. tujuan Pemeriksaan Langsung; d. jangka waktu Pemeriksaan Langsung; dan e. dokumen-dokumen yang diperlukan untuk Pemeriksaan Langsung. Pasal 6 (1) Pemeriksaan Langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan berdasarkan Standar Pemeriksaan Langsung. (2) Standar Pemeriksaan Langsung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri atas : a. Pedoman Manajemen Pemeriksaan Langsung Dana Pensiun yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal lembaga Keuangan; dan b. Pedoman Operasional Pemeriksaan Langsung Dana Pensiun yang ditetapkan oleh Direktur Dana Pensiun. Pasal 7 ... - 5 - Pasal 7 (1) Dana Pensiun yang diperiksa berhak meminta Pemeriksa untuk menunjukkan Tanda Pengenal Pemeriksa dan Surat Perintah Pemeriksaan Langsung. (2) Dalam hal Pemeriksa tidak dapat menunjukkan Tanda Pengenal Pemeriksa atau Surat Perintah Pemeriksaan Langsung, Dana Pensiun berhak menolak dilakukannya Pemeriksaan Langsung. Pasal 8 (1) Setiap pihak dilarang menghambat kelancaran Pemeriksaan Langsung. (2) Dalam rangka pencocokan, klarifikasi, atau konfirmasi data dan atau informasi selama Pemeriksaan Langsung berlangsung, Pengurus wajib membantu Pemeriksa untuk memperoleh data atau informasi dari akuntan publik, penerima titipan, aktuaris, atau pihak lain yang terkait dengan kegiatan Dana Pensiun. (3) Dalam rangka lebih memperoleh keyakinan pencocokan, klarifikasi, atau konfirmasi data dan atau informasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Pengurus wajib memberikan ijin kepada Pemeriksa untuk memperoleh langsung data dan atau informasi dari akuntan publik, penerima titipan, aktuaris, atau pihak lain yang terkait dengan kegiatan Dana Pensiun. (4) Setiap pihak dianggap menghambat kelancaran Pemeriksaan Langsung apabila paling sedikit melakukan salah satu tindakan tersebut di bawah irii : a. tidak memperlihatkan dan atau meminjamkan buku, catatan, laporan, serta dokumen yang diperlukan dengan segera dalam batas waktu yang wajar; b. tidak bersedia untuk memberikan konfirmasi atau klarifikasi dalam batas waktu yang ditetapkan oleh Pemeriksa; c. tidak ... - 6 - c. tidak memberikan informasi yang diperlukan; d. memperlihatkan, meminjamkan, atau memberikan data atau informasi palsu atau yang dipalsukan; dan atau e. tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan atau ayat (3). Pasal 9 (1) Setelah berakhirnya Pemeriksaan Langsung, Pemeriksa dan Pengurus wajib menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Langsung. (2) Dalam hal Pengurus menolak menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Langsung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pemeriksa dan Pengurus wajib menandatangani Berita Acara Penolakan Penandatanganan Berita Acara Pemeriksaan Langsung. (3) Dalam hal Pengurus menolak menandatangani Berita Acara Penolakan Penandatanganan Berita Acara Pemeriksaan Langsung sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Pemeriksa wajib membuat Surat Pernyataan mengenai penolakan Pengurus dimaksud. BAB V PELAPORAN Pasal 10 (1) Setelah berakhirnya Pemeriksaan Langsung, Pemeriksa wajib menyusun Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung Sementara. (2) Direktur Dana Pensiun menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung Sementara kepada Pendiri dan Pengurus paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja setelah berakhirnya Pemeriksaan Langsung. Pasal 11 ... - 7 - Pasal 11 (1) Pendiri atau Pengurus dapat mengajukan permohonan pembahasan atas Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung Sementara kepada Direktur Dana Pensiun. (2) Pembahasan atas Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung Sementara, hanya dapat dilakukan apabila permohonan pembahasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sudah diterima oleh Direktur Dana Pensiun paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal surat pengantar pengiriman Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung Sementara. (3) Pembahasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan di kantor Direktorat Dana Pensiun dan dipimpin oleh Direktur Dana Pensiun, dan hasilnya ditetapkan dalam Berita Acara Pembahasan atas Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung Sementara. (4) Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung Sementara dan Berita Acara Pembahasan atas Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung Sementara digunakan sebagai dasar penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung. Pasal 12 Direktur Dana Pensiun menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) kepada Direktur Jenderal Lembaga Keuangan, Pendiri, dan Pengurus paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal pembahasan atas Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung Sementara, atau setelah berakhirnya batas waktu pengajuan permohonan pembahasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2). BAB VI... - 8 - BAB VI PENGAJUAN KEBERATAN ATAS LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LANGSUNG Pasal 13 (1) Pendiri dan Pengurus dapat mengajukan keberatan atas Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 kepada Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. (2) Keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus sudah diterima paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tanggal surat pengantar pengiriman Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung. (3) Keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang disampaikan dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh Direktur Jenderal Lembaga Keuangan dalam mengambil kebijaksanaan yang menyangkut Dana Pensiun yang bersangkutan. BAB VII SANKSI Pasal 14 (1) Dalam hal Pengurus : a. menolak dilakukannya Pemeriksaan, kecuali untuk penolakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (2); dan atau b. menghambat kelancaran Pemeriksaan Langsung sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (4); Pendiri wajib mengganti Pengurus. (2) Pengenaan sanksi bagi Pendiri untuk mengganti Pengurus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. BAB VIII - 9 - BAB VIII PENUTUP Pasal 15 Pada saat mulai berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40/KMK.017/1997 tentang Pemeriksaan Dana Pensiun dinyatakan tidak berlaku. Pasal 16 Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Desember 2002 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. BOEDIONO
<reg_type> KEP-MEN </reg_type> <reg_id> 512/KMK.06/2002|KEP-MENKEU/2002 </reg_id> <reg_title> PEMERIKSAAN LANGSUNG DANA PENSIUN </reg_title> <set_date> 4 Desember 2002 </set_date> <effective_date> 4 Desember 2002 </effective_date> <replaced_reg> '40/KMK.017/1997|KEP-MENKEU/1997' </replaced_reg> <related_reg> '77/PP/1992', '76/PP/1992', '11/UU/1992', '998/M|KEPPRES/2001' </related_reg> <penalty_list> 'BAB VII' </penalty_list>
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 646/KMK.010/1995 TENTANG PEMILIKAN SAHAM ATAU UNIT PENYERTAAN REKSA DANA OLEH PEMODAL ASING MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengatur pemilikan saham atau unit penyertaan Reksa Dana oleh Pemodal Asing dengan Keputusan Menteri Keuangan; 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMILIKAN SAHAM ATAU UNIT PENYERTAAN REKSA DANA OLEH PEMODAL ASING. Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemodal Asing adalah orang perseorangan warga negara asing atau badan hukum asing. 2. Pemodal Dalam Negeri adalah orang perseorangan warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia. Pasal 2 Saham atau unit penyertaan Reksa Dana dapat dimiliki oleh Pemodal Asing atau Pemodal Dalam Negeri, baik sebagian maupun seluruhnya. Pasal 3 Manajer Investasi Reksa Dana wajib melaporkan komposisi pemilikan saham atau unit penyertaan Reksa Dana kepada Bapepam. Pasal 4 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1996. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 1995 MENTERI KEUANGAN, MAR’IE MUHAMMAD
<reg_type> KEP-MEN </reg_type> <reg_id> 646/KMK.010/1995|KEP-MENKEU/1995 </reg_id> <reg_title> PEMILIKAN SAHAM ATAU UNIT PENYERTAAN REKSA DANA OLEH PEMODAL ASING </reg_title> <set_date> 30 Desember 1995 </set_date> <effective_date> 1 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '46/PP/1995' </related_reg>
No.: 645/KMK.010/1995 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 645/KMK.010/1995 TENTANG PENCABUTAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 1548/KMK.013/1990 TENTANG PASAR MODAL SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 284/KMK.010/1995 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan untuk mencabut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548/KMK.013/1990 tentang Pasar Modal sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 284/KMK.010/1995; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENCABUTAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 1548/KMK.013/1990 TENTANG PASAR MODAL SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 284/KMK.010/1995. Pasal 1 Mencabut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548/KMK.013/1990 tentang Pasar Modal sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 284/KMK.010/1995. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1996. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 1995 MENTERI KEUANGAN, MAR’IE MUHAMMAD III- 1 No.: 646/KMK.010/1995 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 646/KMK.010/1995 TENTANG PEMILIKAN SAHAM ATAU UNIT PENYERTAAN REKSA DANA OLEH PEMODAL ASING MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengatur pemilikan saham atau unit penyertaan Reksa Dana oleh Pemodal Asing dengan Keputusan Menteri Keuangan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMILIKAN SAHAM ATAU UNIT PENYERTAAN REKSA DANA OLEH PEMODAL ASING. Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Pemodal Asing adalah orang perseorangan warga negara asing atau badan hukum asing. 2. Pemodal Dalam Negeri adalah orang perseorangan warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia. Pasal 2 Saham atau unit penyertaan Reksa Dana dapat dimiliki oleh Pemodal Asing atau Pemodal Dalam Negeri, baik sebagian maupun seluruhnya. Pasal 3 Manajer Investasi Reksa Dana wajib melaporkan komposisi pemilikan saham atau unit penyertaan Reksa Dana kepada Bapepam. III- 1 No.: 646/KMK.010/1995 Pasal 4 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1996. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 30 Desember 1995 MENTERI KEUANGAN, MAR’IE MUHAMMAD III- 2 No.: 455/KMK.01/1997 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 455/KMK.01/1997 TENTANG PEMBELIAN SAHAM OLEH PEMODAL ASING MELALUI PASAR MODAL MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan sesuai dengan petunjuk Bapak Presiden dalam Sidang kabinet Terbatas bidang Ekku Wasbang dan Prodis tanggal 3 September 1997, maka dipandang perlu untuk meninjau kembali ketentuan mengenai pembatasan pemilikan saham oleh pemodal asing dengan Keputusan Menteri Keuangan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor.3618); MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBELIAN SAHAM OLEH PEMODAL ASING MELALUI PASAR MODAL Pasal 1 Mencabut ketentuan pembatasan pembelian saham oleh Pemodal Asing melalui Pasar Modal dan Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor:1055/KMK.013/1989. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 4 September 1997 MENTERI KEUANGAN, MAR’IE MUHAMMAD III- 1 No.: 179/KMK.010/2003 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 179/KMK.010/2003 TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM DAN PERMODALAN PERUSAHAAN EFEK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan Pasar Modal yang wajar, teratur dan efisien serta mampu bersaing dalam era perdagangan bebas, diperlukan upaya untuk meningkatkan kinerja Perusahaan Efek antara lain kualitas pelayanan, kualitas sumber daya manusia, ketaatan terhadap peraturan dan kualitas sistem back office; b. bahwa untuk meningkatkan kinerja Perusahaan Efek, perlu memperkuat kondisi keuangan dan kemampuan operasional Perusahaan Efek melalui peningkatan modal disetor Perusahaan Efek; c. bahwa peningkatan modal disetor Perusahaan Efek dimaksud sejalan dengan General Principles International Organization of Securities Commission (IOSCO), yang menyatakan bahwa harus ada peningkatan secara terus menerus tentang persyaratan untuk menjadi perusahaan efek yang memperhatikan prinsip kehati-hatian, seperti struktur permodalan awal dan pemeliharaannya sehubungan dengan perkembangan potensi resiko yang ditanggung oleh perusahaan efek; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Kepemilikan Saham dan Permodalan Perusahaan Efek; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Nomor 228/M Tahun 2001; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM DAN PERMODALAN PERUSAHAAN EFEK. III- 1 No.: 179/KMK.010/2003 Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Pemodal Asing adalah orang perseorangan warga negara asing atau badan hukum asing. 2. Pemodal Dalam Negeri adalah orang perseorangan warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia. 3. Mengadministrasikan Rekening Efek Nasabah adalah kegiatan menerima pembukaan rekening Efek nasabah, melakukan mutasi rekening Efek nasabah dan menyimpan rekening Efek nasabah. Pasal 2 (1) Saham Perusahaan Efek patungan dapat dimiliki oleh badan hukum asing yang bergerak di bidang keuangan selain sekuritas maksimal 85% (delapan puluh lima perseratus) dari modal disetor. (2) Saham Perusahaan Efek patungan dapat dimiliki oleh badan hukum asing yang bergerak di bidang sekuritas yang telah memperoleh izin atau di bawah pengawasan regulator Pasar Modal di negara asalnya maksimal 99% (sembilan puluh sembilan perseratus) dari modal disetor. Pasal 3 (1) Dalam hal Perusahaan Efek nasional atau patungan melakukan Penawaran Umum, maka saham Perusahaan Efek tersebut dapat dimiliki seluruhnya oleh Pemodal Dalam Negeri atau Pemodal Asing. (2) Pemodal Asing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat pula Pemodal Asing yang tidak bergerak di bidang keuangan. Pasal 4 (1) Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah). (2) Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah). (3) Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek yang tidak mengadministrasikan rekening Efek nasabah wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (4) Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Manajer Investasi wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (5) Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek dan Manajer Investasi wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 55.000.000.000,00 (lima puluh lima miliar rupiah). (6) Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah dan Manajer Investasi wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 35.000.000.000,00 (tiga puluh lima miliar rupiah). III- 2 No.: 179/KMK.010/2003 Pasal 5 (1) Bagi Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam sebelum diberlakukannya Keputusan Menteri Keuangan ini, wajib menyesuaikan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), dengan ketentuan sebagai berikut : a. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2003 wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah); b. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2004 wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah). (2) Bagi Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam sebelum diberlakukannya Keputusan Menteri Keuangan ini, wajib menyesuaikan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), dengan ketentuan sebagai berikut : a. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2003 wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah); b. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2004 wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah). (3) Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Manajer Investasi yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam sebelum diberlakukannya Keputusan Menteri Keuangan ini, wajib menyesuaikan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4), dengan ketentuan sebagai berikut : a. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2003 wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah); b. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2004 wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (4) Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek dan Manajer Investasi yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam sebelum diberlakukannya Keputusan Menteri Keuangan ini, wajib menyesuaikan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5), dengan ketentuan sebagai berikut : a. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2003 wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 28.000.000.000,00 (dua puluh delapan miliar rupiah); b. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2004 wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 55.000.000.000,00 (lima puluh lima miliar rupiah); III- 3 No.: 179/KMK.010/2003 (5) Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah dan Manajer Investasi yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam sebelum diberlakukannya Keputusan Menteri Keuangan ini, wajib menyesuaikan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (6), dengan ketentuan sebagai berikut : a. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2003 wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 18.000.000.000,00 (delapan belas miliar rupiah); b. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2004 wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 35.000.000.000,00 (tiga puluh lima miliar rupiah). Pasal 6 Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan ini, maka Keputusan Menteri Keuangan Nomor 90/KMK.010/2001 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 7 Keputusan Menteri Keuangan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Mei 2003 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, BOEDIONO III- 4
<reg_type> KEP-MEN </reg_type> <reg_id> 645/KMK.010/1995|KEP-MENKEU/1995 </reg_id> <reg_title> PENCABUTAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 1548/KMK.013/1990 TENTANG PASAR MODAL SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 284/KMK.010/1995 </reg_title> <set_date> 30 Desember 1995 </set_date> <effective_date> 1 Januari 1996 </effective_date> <replaced_reg> '1548/KMK.013/1990|KEP-MENKEU/1990', '284/KMK.010/1995|KEP-MENKEU/1995' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '46/PP/1995' </related_reg>
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 509 /KMK.06/2002 TENTANG LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa laporan keuangan Dana Pensiun merupakan sumber informasi bagi berbagai pihak yang berkepentingan dengan penyelenggaraan Dana Pensiun; b. bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus dapat menggambarkan kondisi keuangan yang sesungguhnya dari Dana Pensiun; c. bahwa dengan adanya perkembangan kebutuhan terhadap laporan keuangan Dana Pensiun, ketentuan mengenai laporan keuangan Dana Pensiun dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 76/KMK.017/1995 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 658/KMK.017/1997 perlu disempurnakan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, b, dan c di atas perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Laporan Keuangan Dana Pensiun; Mengingat 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 37; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 126; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3507); 3. Peraturan ... - 2 - 3. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 127; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3508); 4. Keputusan Presiden Nomor 228/ M Tahun 2001; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN. Pasal 1 (1) Pengurus Dana Pensiun wajib menyampaikan laporan keuangan kepada Menteri Keuangan. (2) Kewajiban menyampaikan laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku sejak Dana Pensiun disahkan pendiriannya oleh Menteri Keuangan. (3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa: a. b. laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Pasal 2 Untuk Dana Pensiun yang disahkan pendiriannya oleh Menteri Keuangan dalam periode 3 (tiga) bulan sebelum akhir tahun buku, audit akuntan publik atas laporan keuangan untuk tahun buku saat Dana Pensiun disahkan dapat dilakukan bersamaan dengan audit tahun buku berikutnya. Pasal 3 laporan keuangan semesteran yang ditandatangani oleh Pengurus; dan - 3 - Pasal 3 (1) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) huruf b harus memuat: a. pernyataan akuntan; dan b. laporan keuangan. (2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) terdiri dari : a. laporan aktiva bersih; b. laporan perubahan aktiva bersih; c. neraca; d. perhitungan hasil usaha; e. laporan arus kas; dan f. catatan atas laporan keuangan. Pasal 4 Dasar penilaian kekayaan Dana Pensiun dalam laporan aktiva bersih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a adalah sebagai berikut: a. investasi, berdasar nilai sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan tentang Investasi Dana Pensiun; b. kas, rekening giro dan tabungan, berdasar nilai nominal; c. piutang iuran beserta bunga atas keterlambatan pembayaran iuran, berdasar nilai nominal; d. piutang hasil investasi, berdasar nilai nominal; dan e. aktiva selain dari huruf a sampai dengan huruf d, berdasar Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia. Pasal 5 - 4 - Pasal 5 Tahun buku Dana Pensiun adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember dalam tahun yang bersangkutan. Pasal 6 (1) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) harus laporan keuangan asli. (2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) harus disertai data elektronik yang sama dengan data pada laporan keuangan tersebut. Pasal 7 Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) harus menggunakan bahasa Indonesia dengan huruf Latin, angka Arab, dan satuan mata uang Rupiah. Pasal 8 Bentuk dan susunan laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) dan data elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. Pasal 9 (1) Dalam rangka audit atas laporan keuangan Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (3) huruf b, Dewan Pengawas Dana Pensiun dilarang menunjuk akuntan publik yang sama dalam hal : a. akuntan ... - 5 - a. akuntan publik tersebut telah melakukan audit atas laporan keuangan Dana Pensiun bersangkutan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut; dan atau b. akuntan publik dimaksud dinyatakan telah melanggar standar praktik akuntan publik yang berlaku di Indonesia oleh asosiasi akuntan atau Menteri Keuangan. (2) Kantor akuntan publik yang sama tidak dapat ditunjuk untuk melakukan audit atas laporan keuangan Dana Pensiun lebih dari 5 (lima) kali berturut-turut. Pasal 10 (1) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) dan data elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) disampaikan kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Dana Pensiun. (2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) huruf a disampaikan paling lambat 2 (dua) bulan setelah berakhirnya periode laporan keuangan. (3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) huruf b, disampaikan paling lambat 5 (Ihna) bulan setelah berakhimya tahun buku Dana Pensiun. (4) Penyampaian laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan dengan salah satu cara sebagai berikut: a. diserahkan langsung ke kantor Direktorat Dana Pensiun; b. dikirim melalui kantor pos secara tercatat; atau c. dikirim melalui perusahaan jasa pengiriman/titipan. Pasal 11 - 6 - Pasal 11 (1) Dalam hal penyampaian laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) terlambat dilakukan, Pendiri Dana Pensiun dikenakan denda sebesar Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) untuk setiap hari keterlambatan terhitung sejak hari pertama setelah batas akhir masa penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) dan ayat (3), paling banyak sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (2) Dalam rangka pengenaan denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tanggal penyampaian laporan keuangan adalah : a. tanggal penerimaan laporan, apabila laporan diserahkan langsung ke kantor Direktur Dana Pensiun; atau b. tanggal pengiriman dalam tanda bukti pengiriman, apabila laporan dikirim melalui kantor pos atau perusahaan jasa pengiriman/titipan. (3) Perhitungan hari keterlambatan untuk pengenaan denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berakhir pada tanggal penyampaian laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2). (4) Denda sebagaimana dirnaksud dalam ayat (1) wajib dibayarkan ke Kas Negara. (5) Copy bukti setoran denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) wajib disampaikan Pendiri kepada Direktur Dana Pensiun. Pasal 12 - 7 - Pasal 12 (1) Penyampaian laporan keuangan setelah melewati jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) dan ayat (3) tidak menghapuskan kewajiban pembayaran denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1); (2) Dalam hal Pendiri belum membayar denda, denda tersebut dinyatakan sebagai utang Pendiri pada Negara yang harus dicantumkan dalam neraca Pendiri yang bersangkutan. Pasal 13 (1) Dana Pensiun Lembaga Keuangan wajib memuat laporan keuangan yang telah diaudit akuntan publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) huruf b selain catatan atas laporan keuangan, dalam surat kabar yang memiliki peredaran nasional paling lambat 1 (satu) bulan setelah tanggal penyampaian laporan keuangan kepada Menteri Keuangan. (2) Bukti pemuatan dalam surat kabar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib disampaikan kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Dana Pensiun. Pasal 14 (1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 76/KMK.017/1995 tentang Laporan Keuangan Dana Pensiun sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 658/KMK.017/1997 dinyatakan tidak berlaku untuk laporan keuangan sejak tahun buku 2003. (2) Ketentuan ... - 8 - (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 mulai berlaku untuk laporan keuangan sejak tahun buku 2002. Pasal 15 Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2003. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Desember 2002 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. BOEDIONO
<reg_type> KEP-MEN </reg_type> <reg_id> 509/KMK.06/2002|KEP-MENKEU/2002 </reg_id> <reg_title> LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN </reg_title> <set_date> 4 Desember 2002 </set_date> <effective_date> 1 Januari 2003 </effective_date> <replaced_reg> '658/KMK.017/1997|KEP-MENKEU/1997', '76/KMK.017/1995|KEP-MENKEU/1995' </replaced_reg> <related_reg> '76/PP/1992', '77/PP/1992', '11/UU/1992', '228/M|KEPPRES/2001' </related_reg> <penalty_list> 'Pasal 11' </penalty_list>
KMK No. 343 Th. 1998 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 343/KMK.017/1998 TENTANG IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menumbuhkembangkan penyelenggaraan program pensiun, maka besar iuran dan manfaat pensiun perlu disesuaikan sampai pada tingkat yang wajar; b. bahwa sejalan dengan tujuan tersebut di atas, pengaturan maksimum iuran dan manfaat pensiun sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 230/KMK.017/1993 perlu disempurnakan; c. bahwa sehubungan dengan itu, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tentang Iuran dan Manfaat Pensiun; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 37 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 3477); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 126 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 3507); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 127 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 3508); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1998 tentang Kedudukan, Tugas, Susunan, Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 122/M Tahun 1988. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG IURAN DAN MANFAAT PENSIUN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Asumsi aktuaria adalah kumpulan estimasi mengenai perubahan-perubahan di masa yang akan datang, yang dipergunakan untuk menghitung Nilai Sekarang suatu pembayaran atau pembayaran- pembayaran di masa depan, dan mencakup antara lain tingkat bunga, tingkat probabilitas terjadinya kematian dan cacat, serta tingkat kenaikan Penghasilan Dasar Pensiun; 2. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia. 3. Nilai Sekarang adalah nilai, pada suatu tanggal tertentu, dari pembayaran atau pembayaran- pembayaran yang akan dilakukan setelah tanggal tersebut, yang dihitung dengan mendiskonto pembayaran atau pembayaran-pembayaran termaksud secara aktuaria berdasarkan asumsi tingkat bunga dan tingkat probabilitas tertentu untuk terjadinya pembayaran atau pembayaran-pembayaran tersebut; 4. Penghasilan adalah penghasilan seseorang sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994 dan digunakan untuk menghitung iuran Peserta Dana Pensiun Lembaga Keuangan; 3. Penghasilan Dasar Pensiun adalah sebagian atau seluruh penghasilan karyawan yang diterima dari Pemberi Kerja dan ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun suatu Dana Pensiun Pemberi Kerja, sebagai dasar perhitungan besar iuran dan atau Manfaat Pensiun Peserta; 4. Pihak Yang Berhak adalah Janda/Duda, Anak, atau seseorang yang ditunjuk oleh Peserta dalam hal Peserta tidak menikah dan tidak mempunyai Anak; Page 1 of 7 KMK No. 343 Th. 1998 BAB II DANA PENSIUN PEMBERI KERJA Bagian Pertama Manfaat Pensiun Program Pensiun Manfaat Pasti Pasal 2 (1) Besar Manfaat Pensiun dihitung dengan menggunakan : a Rumus Bulanan; atau b Rumus Sekaligus. (2) Dalam hal menggunakan Rumus Bulanan, Manfaat Pensiun merupakan hasil perkalian dari : a faktor penghargaan per tahun masa kerja yang dinyatakan dalam persentase; b masa kerja; dan c Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir, atau rata-rata Penghasilan Dasar Pensiun selama beberapa bulan terakhir. (3) Dalam hal menggunakan Rumus Sekaligus, Manfaat Pensiun merupakan hasil perkalian dari : a faktor penghargaan per tahun masa kerja yang dinyatakan dalam bilangan desimal; b masa kerja; dan c Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir, atau rata-rata Penghasilan Dasar Pensiun selama beberapa bulan terakhir. (4) Rumus Manfaat Pensiun yang digunakan wajib dimuat dalam Peraturan Dana Pensiun. Pasal 3 (1) Dalam hal Manfaat Pensiun dihitung dengan menggunakan Rumus Bulanan, besar faktor penghargaan per tahun masa kerja tidak boleh melebihi 2,5% (dua setengah per seratus), dan Manfaat Pensiun per bulan tidak boleh melebihi 80% (delapan puluh per seratus) dari Penghasilan Dasar Pensiun per bulan. (2) Dalam hal Manfaat Pensiun dihitung dengan menggunakan Rumus Sekaligus, besar faktor penghargaan per tahun masa kerja tidak boleh melebihi 2,5 (dua setengah), dan Manfaat Pensiun tidak boleh melebihi 80 (delapan puluh) kali Penghasilan Dasar Pensiun per bulan. Pasal 4 (1) Dalam Peraturan Dana Pensiun dapat ditetapkan perbedaan besarnya faktor penghargaan per tahun masa kerja, dengan ketentuan sebagai berikut : a perbedaan dimaksud harus berupa kenaikan yang dikaitkan dengan masa kerja Peserta atau usia Peserta; b tingkat kenaikan faktor penghargaan per tahun masa kerja dari faktor penghargaan sebelumnya tidak boleh lebih dari 25% (dua puluh lima per seratus); c maksimum perbandingan antara faktor penghargaan per tahun masa kerja tertinggi dan terendah adalah 250% (dua ratus lima puluh per seratus). (2) Penetapan faktor penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak boleh mengakibatkan Manfaat Pensiun yang melampaui batas maksimum Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3. Pasal 5 (1) Peserta yang berhenti bekerja dan dipekerjakan kembali oleh Pemberi Kerja yang sama dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari, masa kepesertaannya dalam rangka penyelenggaraan Program Pensiun harus diperhitungkan tanpa terputus. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku apabila Peserta telah menerima pembayaran atas hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) Undang-undang Dana Pensiun atau telah mengalihkan haknya atas Pensiun Ditunda ke Dana Pensiun lain, kecuali jika hak yang telah dibayarkan atau telah dialihkan dimaksud dikembalikan ke Dana Pensiun yang bersangkutan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari. Page 2 of 7 KMK No. 343 Th. 1998 Pasal 6 (1) Dalam Program Pensiun Manfaat Pasti, masa kerja yang diakui tidak boleh melebihi jumlah masa kerja pada Pemberi Kerja sekarang dan masa kerja pada Pemberi Kerja sebelumnya. (2) Tanpa mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), apabila Peserta meninggal dunia atau cacat sebelum pensiun, maka masa kerja maksimum yang diakui dapat termasuk masa sampai dengan tanggal Peserta mencapai usia pensiun normal. Pasal 7 (1) Untuk karyawan yang pindah bekerja, pengakuan masa kerja pada Pemberi Kerja lama dapat dilakukan hanya apabila : a ada dana yang dialihkan dari Dana Pensiun Pemberi Kerja yang lama ke Dana Pensiun Pemberi Kerja yang baru; atau b Pemberi Kerja yang baru mencukupi kebutuhan dana untuk pengakuan masa kerja pada Pemberi Kerja yang lama, dan masa kerja dimaksud belum diakui sebagai unsur perhitungan Manfaat Pensiun pada Pemberi Kerja yang lama. (2) Pengakuan masa kerja karena adanya pengalihan dana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a harus ditentukan sedemikian rupa sehingga jumlah dana yang dialihkan sama dengan Nilai Sekarang Manfaat Pensiun menurut rumus Manfaat Pensiun yang diterapkan Pemberi Kerja baru dan Penghasilan Dasar Pensiun karyawan yang bersangkutan, yang berlaku pada saat dana tersebut diterima Dana Pensiun yang baru. (3) Dalam hal masa kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) lebih pendek dari masa kerja yang sesungguhnya pada Pemberi Kerja yang lama, maka pengakuan masa kerja yang lebih panjang dari masa kerja sesuai dengan dana yang dialihkan dapat dilakukan hanya bila Pemberi Kerja baru memenuhi kekurangan dana yang terjadi dan tidak boleh melebihi masa kerja yang sesungguhnya pada Pemberi Kerja yang lama. (4) Dalam hal dana yang dialihkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a lebih besar dari pada kewajiban yang timbul akibat pengakuan seluruh masa kerja pada Pemberi Kerja yang lama, kepada peserta yang bersangkutan harus diberikan masa kerja tambahan yang besarnya ditentukan sedemikian rupa sehingga kewajiban akibat masa kerja tambahan tersebut sama dengan kelebihan dana yang tersedia. (5) Pengakuan masa kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, ayat (2), ayat (3) atau masa kerja tambahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dapat dilakukan setelah ada : a perjanjian tertulis antara peserta dan Pemberi Kerja yang baru yang memuat persetujuan kedua belah pihak mengenai pengalihan kewajiban dan kekayaan yang berkaitan dengan masa kerja pada Pemberi Kerja yang lama; atau b pernyataan tertulis Pemberi Kerja baru mengenai kesediaannya untuk melakukan pendanaan atas pengakuan masa kerja pada Pemberi Kerja yang lama. Pasal 8 Bagian dari 1 (satu) tahun masa kerja harus diperhitungkan secara prorata terhadap Manfaat Pensiun dan iuran. Pasal 9 Pembayaran Manfaat Pensiun, baik yang dihitung dengan menggunakan Rumus Bulanan maupun yang dihitung dengan menggunakan Rumus Sekaligus, harus dilaksanakan secara bulanan. Pasal 10 Dalam rangka pembayaran Manfaat Pensiun, jumlah yang dibayarkan dihitung dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut : a untuk Manfaat Pensiun yang dihitung dengan menggunakan Rumus Bulanan, harus didasarkan pada rumus yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. b untuk Manfaat Pensiun yang dihitung dengan menggunakan Rumus Sekaligus, harus didasarkan pada tabel yang dibuat berdasarkan Asumsi Aktuaria yang memuat faktor untuk mengkonversikan Manfaat Pensiun yang dihitung sekaligus menjadi pembayaran bulanan. Page 3 of 7 KMK No. 343 Th. 1998 Pasal 11 Besar Manfaat Pensiun Dipercepat bagi peserta yang berhenti bekerja pada usia sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun sebelum usia pensiun normal atau karena cacat, setinggi-tingginya sama dengan jumlah yang dihitung dengan menggunakan rumus Manfaat Pensiun yang tercantum dalam Peraturan Dana Pensiun. Pasal 12 (1) Jumlah yang dibayarkan dalam rangka pembayaran sekaligus atau pengalihan hak Peserta ke Dana Pensiun lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) dan Pasal 26 ayat (2) Undang-undang Dana Pensiun adalah sebesar Nilai Sekarang dari Manfaat Pensiun yang dihitung berdasarkan Asumsi Aktuaria yang dipergunakan dalam laporan aktuaria terakhir, kecuali proyeksi tingkat kenaikan Penghasilan Dasar Pensiun dan tingkat pengunduran diri. (2) Jumlah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus sekurang-kurangnya sebesar akumulasi iuran Peserta beserta hasil pengembangannya, yang dihitung berdasarkan tingkat bunga deposito Bank Umum milik Pemerintah yang paling menguntungkan bagi Peserta yang berlaku pada masa kepesertaan yang bersangkutan. Pasal 13 (1) Dalam hal jumlah yang akan dibayarkan per bulan oleh Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti yang menggunakan rumus bulanan kurang dari Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah), Nilai Sekarang dari Manfaat Pensiun tersebut dapat dibayarkan sekaligus. (2) Dalam hal Manfaat Pensiun yang menjadi hak Peserta pada Program Pensiun Manfaat Pasti yang menggunakan Rumus Sekaligus lebih kecil dari Rp 36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah), Manfaat Pensiun tersebut dapat dibayarkan sekaligus. Pasal 14 (1) Bekas karyawan yang berhak atas Pensiun Ditunda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) Undang-undang Dana Pensiun, dapat memperoleh pembayaran Manfaat Pensiun sejak yang bersangkutan mencapai usia pensiun dipercepat. (2) Dalam hal bekas karyawan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meninggal dunia sebelum dimulainya pembayaran Manfaat Pensiun, berlaku ketentuan tentang hak-hak yang timbul apabila Peserta meninggal dunia. Bagian Kedua Iuran bagi Peserta Program Pensiun Manfaat Pasti Pasal 15 (1) Iuran Peserta dalam 1 (satu) tahun untuk Program Pensiun Manfaat Pasti yang menggunakan Rumus Bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a, sebanyak-sebanyaknya 3 (tiga) kali faktor penghargaan per tahun masa kerja kali Penghasilan Dasar Pensiun per tahun. (2) Iuran Peserta dalam 1 (satu) tahun untuk Program Pensiun Manfaat Pasti yang menggunakan Rumus Sekaligus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b, sebanyak-banyaknya 3% (tiga per seratus) kali faktor penghargaan per tahun masa kerja kali Penghasilan Dasar Pensiun per tahun. Bagian Ketiga Iuran bagi Peserta Program Pensiun Iuran Pasti Pasal 16 (1) Jumlah iuran per tahun yang dibukukan atas nama masing-masing Peserta dalam Program Pensiun Iuran Pasti, sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh per seratus) dari Penghasilan Dasar Pensiun per tahun. (2) Dalam hal Peserta turut mengiur, iuran Peserta sebanyak-banyaknya 60% (enam puluh per seratus) dari iuran Pemberi Kerja Page 4 of 7 KMK No. 343 Th. 1998 Pasal 17 (1) Dalam Peraturan Dana Pensiun dapat ditetapkan perbedaan besarnya iuran Pemberi Kerja yang dibukukan atas nama masing-masing Peserta, dengan ketentuan sebagai berikut : a perbedaan harus berupa kenaikan yang dikaitkan dengan masa kerja Peserta atau usia Peserta; b kenaikan tingkat iuran dari iuran sebelumnya tidak boleh lebih 25% (dua puluh lima per seratus); c maksimum perbandingan antara iuran tertinggi dan terendah sebanyak-banyaknya 250% (dua ratus lima puluh per seratus). (2) Penetapan perbedaan iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak boleh mengakibatkan jumlah iuran melampaui batas maksimum iuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1). Bagian Keempat Iuran bagi Peserta Pada Dana Pensiun Berdasarkan Keuntungan Pasal 18 (1) Dalam Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Berdasarkan Keuntungan wajib ditetapkan rumus besarnya iuran Pemberi Kerja. (2) Rumus besarnya iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus menyatakan persentase tertentu dari keuntungan Pemberi Kerja dalam 1 (satu) tahun sebelum dikurangi pajak penghasilan, yang akan dibayarkan sebagai Iuran Pemberi Kerja. (3) Dalam hal Pemberi Kerja tidak memperoleh keuntungan, maka Pemberi Kerja wajib membayar iuran dalam jumlah sekurang-kurangnya 1% (satu per seratus) dari Penghasilan Dasar Pensiun Peserta dalam 1 (satu) tahun. (4) Apabila jumlah iuran berdasarkan rumus sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ternyata lebih kecil dari jumlah iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), maka Pemberi Kerja wajib membayar iuran berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3). Pasal 19 Dalam hal Peserta dari Dana Pensiun Pemberi Kerja berhenti bekerja sebelum memiliki hak atas Pensiun Ditunda, maka akumulasi iuran Pemberi Kerja yang telah dibayarkan kepada Dana Pensiun yang bukan merupakan hak Peserta, harus digunakan sebagai iuran Pemberi Kerja untuk Peserta yang lain. Bagian Kelima Manfaat Pensiun Program Pensiun Iuran Pasti Pasal 20 Manfaat Pensiun dari Program Pensiun Iuran Pasti yang jumlah akumulasi iuran dan hasil pengembangannya lebih kecil dari Rp 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah), dapat dibayarkan sekaligus. Pasal 21 (1) Bekas karyawan yang berhak atas Pensiun Ditunda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3) Undang-undang Dana Pensiun, dapat memperoleh pembayaran Manfaat Pensiun sejak yang bersangkutan mencapai usia pensiun dipercepat. (2) Manfaat Pensiun yang dibayarkan kepada bekas karyawan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) , harus dihitung dan ditetapkan pada saat yang bersangkutan akan pensiun. (3) Dalam hal bekas karyawan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meninggal dunia sebelum dimulainya pembayaran Manfaat Pensiun, berlaku ketentuan tentang hak-hak yang timbul apabila Peserta meninggal dunia. Pasal 22 (1) Dalam hal sampai dengan 30 (tiga puluh) hari sebelum pembayaran Manfaat Pensiun, Peserta tidak melakukan pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja, Pengurus wajib membeli anuitas seumur hidup Page 5 of 7 KMK No. 343 Th. 1998 yang memberikan pembayaran kepada Janda/Duda atau Anak yang sama besarnya dengan pembayaran kepada pensiunan. (2) Pilihan anuitas yang telah ditentukan Peserta dinyatakan batal apabila Peserta meninggal dunia sebelum dimulainya pembayaran Manfaat Pensiun. BAB III DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN Bagian Pertama Iuran Peserta Pasal 23 (1) Jumlah iuran Peserta per tahun bagi Peserta Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang tidak menjadi Peserta Dana Pensiun Pemberi Kerja, sebanyak-banyak 20% (dua puluh per seratus) dari Penghasilan Peserta per tahun. (2) Jumlah iuran Peserta per tahun bagi Peserta Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang juga menjadi Peserta pada Dana Pensiun Pemberi Kerja, sebanyak-banyaknya 10% (sepuluh per seratus) dari Penghasilan Peserta per tahun. Pasal 24 (1) Pemberi Kerja yang sebelum mengikutsertakan karyawannya pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan telah menghimpun dana baik yang berasal dari pemberi kerja maupun dari karyawan, dapat mengalihkan dana tersebut ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan untuk dan atas nama Peserta. (2) Pengalihan dana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dibayarkan secara sekaligus dan dinikmati pada saat peserta pensiun. Bagian Kedua Manfaat Pensiun Peserta Pasal 25 (1) Dalam hal sampai dengan 30 (tiga puluh) hari sebelum pembayaran Manfaat Pensiun, Peserta tidak melakukan pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan, Pengurus wajib membeli anuitas seumur hidup yang memberikan pembayaran kepada Janda/Duda atau Anak yang sama besarnya dengan pembayaran kepada pensiunan. (2) Pilihan anuitas yang telah ditentukan Peserta dinyatakan batal apabila Peserta meninggal dunia sebelum dimulainya pembayaran Manfaat Pensiun. Pasal 26 (1) Manfaat Pensiun untuk setiap Peserta berupa dana yang terdiri dari jumlah yang telah disetor atas namanya dan pengalihan dana dari Dana Pensiun Pemberi Kerja serta hasil pengembangannya. (2) Perhitungan hasil pengembangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk tiap Peserta harus dilakukan sejak dana dibukukan pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan sampai saat pembayaran kepada Peserta atau pada saat pembelian anuitas pada perusahaan asuransi jiwa. (3) Dalam hal jumlah dana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) lebih kecil dari Rp 36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) dapat dibayarkan sekaligus. BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 27 (1) Manfaat Pensiun kepada Anak dapat dibayarkan sampai Anak mencapai usia setinggi-tingginya 25 (dua puluh lima) tahun. (2) Tanpa mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Peraturan Dana Pensiun dapat memuat ketentuan bahwa dalam hal Anak mengalami Cacat sebelum melampaui batas usia Page 6 of 7 KMK No. 343 Th. 1998 pembayaran Manfaat Pensiun Anak, Manfaat Pensiun kepada Anak tersebut dapat dibayarkan melebihi usia sebagaimana ditetapkan dalam ayat (1). BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 230/KMK.017/1993 tentang Maksimum Iuran dan Manfaat Pensiun dinyatakan tidak berlaku. Pasal 29 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 13 Juli 1998 MENTERI KEUANGAN ttd. BAMBANG SUBIANTO Page 7 of 7
<reg_type> KEP-MEN </reg_type> <reg_id> 343/KMK.017/1998|KEP-MENKEU/1998 </reg_id> <reg_title> IURAN DAN MANFAAT PENSIUN </reg_title> <set_date> 13 Juli 1998 </set_date> <effective_date> 13 Juli 1998 </effective_date> <replaced_reg> '230/KMK.017/1993|KEP-MENKEU/1993' </replaced_reg> <related_reg> '76/PP/1992', '77/PP/1992', '11/UU/1992', '61/KEPPRES/1998', '122/M|KEPPRES/1988' </related_reg>
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 455/KMK.01/1997 TENTANG PEMBELIAN SAHAM OLEH PEMODAL ASING MELALUI PASAR MODAL MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan sesuai dengan petunujuk Bapak Presiden dalam Sidang Kabinet Terbatas bidang Ekku Wasbang dan Prodis 3 September 1997, maka dipandang perlu dipandang perlu untuk meninjau kembali ketentuan mengenai pembatasan pemilikan saham oleh pemodal asing dengan Keputusan Menteri Keuangan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBELIAN SAHAM OLEH PEMODAL ASING MELALUI PASAR MODAL Pasal 1 Mencabut ketentuan pembatasan pembelian saham oleh Pemodal Asing melalui Pasar Modal dan Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 1055/KMK.013/1989 Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 September 1997 MENTERI KEUANGAN, MAR’IE MUHAMMAD
<reg_type> KEP-MEN </reg_type> <reg_id> 455/KMK.01/1997|KEP-MENKEU/1997 </reg_id> <reg_title> PEMBELIAN SAHAM OLEH PEMODAL ASING MELALUI PASAR MODAL </reg_title> <set_date> 4 September 1997 </set_date> <effective_date> 4 September 1997 </effective_date> <replaced_reg> '1055/KMK.013/1989|KEP-MENKEU/1989' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '46/PP/1995' </related_reg>
KMK No. 80 Th. 1993 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 802/KMK.01/1993 TENTANG PERUBAHAN PASAL 3 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 228/KMK.017/1993 TANGGAL 26 FEBRUARI 1993 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PENGESAHAN PENDIRIAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN DAN PENGESAHAN ATAS PERUBAHAN PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pendirian Dana Pensiun Lembaga Keuangan dipandang perlu untuk merubah ketentuan persyaratan dalam Pasal 3 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 228/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Tata Cara Permohonan Pengesahan Pendirian Dana Pensiun Lembaga Keuangan Dana pengesahan atas Perubahan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan; b. bahwa perubahan dimaksud perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3477); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3508): 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1984 tentang Susunan Organisasi Departemen, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1992; 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96/M Tahun 1993 tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan VI; MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN PASAL 3 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 228/KMK.017/1993 TANGGAL 26 FEBRUARI 1993 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PENGESAHAN PENDIRIAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN DAN PENGESAHAN ATAS PERUBAHAN PERATURAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN Pasal I Mengubah Pasal 3 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 228/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Tata Cara Permohonan Pengesahan Pendirian Dana Pensiun Lembaga Keuangan Dan Pengesahan Atas Perubahan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 3 Untuk dapat mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan, perusahaan Asuransi Jiwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. memenuhi tingkat solvabilitas sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang perasuransian sekurang-kurangnya selama 8 (delapan) triwulan terakhir; Page 1 of 2 KMK No. 80 Th. 1993 2. memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan Dana Pensiun Lembaga Keuangan; 3. memiliki kinerja investasi yang sehat; 4. memiliki tingkat kesinambungan pertanggungan yang sehat sekurang-kurangnya dalam 2 (dua) tahun terakhir; 5. menyanggupi untuk menyampaikan laporan hasil penilaian solvabilitas Perusahaan Asuransi Jiwa dan laporan investasi Perusahaan Asuransi Jiwa sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang usaha perasuransian setiap triwulan. Pasal II Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku surut sejak tanggal 26 Februari 1993. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : JAKARTA pada tanggal : 27 Agustus 1993 MENTERI KEUANGAN ttd. MARI’E MUHAMMAD Page 2 of 2
<reg_type> KEP-MEN </reg_type> <reg_id> 802/KMK.01/1993|KEP-MENKEU/1993 </reg_id> <reg_title> PERUBAHAN PASAL 3 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 228/KMK.017/1993 TANGGAL 26 FEBRUARI 1993 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PENGESAHAN PENDIRIAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN DAN PENGESAHAN ATAS PERUBAHAN PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN </reg_title> <set_date> 27 Agustus 1993 </set_date> <effective_date> 27 Agustus 1993 dan mempunyai daya laku surut sejak tanggal 26 Februari 1993 </effective_date> <changed_reg> '228/KMK.017/1993|KEP-MENKEU/1993' </changed_reg> <related_reg> '77/PP/1992', '11/UU/1992', '15/KEPPRES/1984', '96/M|KEPPRES/1993' </related_reg>
MENTERI KEUANGAN FEPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 422/KMK.06/2003 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi dalam industri perasuransian nasional, perlu dilakukan penyesuaian secara menyeluruh terhadap ketentuan mengenai Reasuransi sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 225/KMK.017/1993; b. bahwa berdasarkan pertimbangan scbagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3467); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha, Petasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3506) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3861); 3. Keputusan Presiden Nomor 228/M Tahun 2001; MEMUTUSKAN.. End of Page 1 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan Menteri Keuangan ini, yang dimaksud dengan Polis Asuransi adalah polis atau perjanjian asuransi, atau dengan nama apapun, serta dokumen lain yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perjanjan asuransi, termasuk tanda bukti kepesertaan asuransi bagi pertanggungan kumpulan, antara pihak penanggung dan pihak pemegang polis atau tertanggung. 2. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia. BAB II PRODUK ASURANSI BARU Pasal 2 Suatu produk asuransi dinyatakan sebagai produk asuransi baru apabila: (a) produk, asuransi tersebut belum pernah dipasarkan oleh Perusahaan Asuransi yang bersangkutan; atau ) produk asuransi tersebut merupakan perubahan atas produk asuransi yang sudah dipasarkan, yang perubahannya meliputi risiko yang ditutup, ketentuan polis, rumusan premi, metode cadangan premi atau nilai tunai. Pasal 3.. End of Page 2 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -3- Pasal 3 (1) Pelaporan mengenai rencana memasarkan produk asuransi baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 Peraturan Pemerintaht Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999, untuk produk asuransi kerugian harus dilengkapi dengan a. spesimen Polis Asuransi; b. pernyataan tenaga ahli yang berisi uraian dan dasar perhitungan tingkat premi dan cadangan teknis, Jengkap dengan asumsi-asumsi dan data pendukungnya; c. proyeksi underwriting untuk 3 (tiga) tahun mendatang d. dukungan reasuransi untuk produk asuransi dimaksud; . uraian cara pemasaran dan contoh brosur yang dipergunakan; perjanjian kerja sama dalam hal produk asuransi dimaksud dipasarkan bersama pihak lain, s. pengesahan oleh Dewan Pengawas Syariah bagi Perusahaan Asuransi atau kantor cabang, Perusahaan Asuransi yang diselenggarakan dengan prinsip syariah. (2) Pelaporan mengenai rencana memasarkan produk asuransi Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999, untuk produk asuransi jiwa harus dilengkapi dengan a. spesimen Polis Asuransi; b. pernyataan aktuaris yang berisi uraian dan perhitungan tarip premi, cadangan teknis, berikut asumsi aktuaria dan data pendukungnya; ii. nilai.tunai, dividen polis atau yang sejenis dalam hal produk asuransi terscbut mengandung nilai tunai, dividen polis atau yang sejenis; c. profit testing atau asset share; d. dukungan reasuransi untuk produk asuransi dimaksud; e. uraian cara pemasaran dan contoh brosur yang dipergunakan f. contoh . End of Page 3 MENTERI KEUANGAN EPUKNDO t. contoh perjanijian kerja sama dalam hal produk asuransi dimaksud dipasarkan bersama pihak lain, Asuransi atau kantor cabang Perusahaan Asuransi yang diselenggarakan dengan prinsip syariah. Pasal 4 Perusahaan Asuransi Kerugian yang akan memasarkan produk asuransi baru surety bond dan atau yang sejenis, selain harus memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), harus memenuhi ketentuan sebagai berikut a. memiliki tenaga ahli dengan kualifikasi ajun ahli manajemen asuransi kerugian dengan pengalaman di bidang surety bond sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, b. jenis jaminan yang ditutup terbatas hanya pada penjaminan konstruksi (construction bond) dan custom bond. Pasal 5 (1) Perusahaan Asuransi jiwa yang akan memasarkan produk asuransi baru yang dikaitkan dengan investasi, antara lain untuk produk asuransi unit link, dan atau yang sejenis, selain harus memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. memiliki tenaga ahli dengan kualifikasi wakit manajer investasi dengan pengalaman di bidangnya sekurang- kurangnya 3 (tiga) tahun; b. memiliki sistim informasi yang memadai; (2) Ketentuan lebih lanjut mengehai produk asuransi baru sebagaimana. dimaksud dalam ayat (i) diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. Pasal 6 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5 harus memenuhi ketentuan tingkat solvabilitas dan tidak sedang dikenakan sanksi administratif, BAB III............... End of Page 4 MENTERI KEUANGAN -5- BAB III POLIS Pasal 7 Dalam setiap penutupan asuransi, Polis Asuransi harus sesuai spesimen Polis Asuransi yang dilaporkan kepada Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3. Pasal 8 Polis Asuransi harus memuat sekurang-kurangnya ketentuan mengenai: a. saat berlakunya pertanggungan, b. uraian manfaat yang diperjanjikan, c. cara pembayaran premi, d. tenggang waktu (grnce period) pembayaran premi c. kurs yang digunakan untuk Polis Asuransi dengan mata uang asing apabila pembayaran premi dan manfaat dikaitkan dengan mata uang rupiah, f. waktu yang diakui sebagai saat diterimanya pembayaran premi, 8. kebijakan perusahaan yang ditetapkan apabila pembayarar premi dilakukan melewati tenggang waktu yang disepakati; keabsahan kontrak asuransi (incontestable period); i. tabel nilai tunai, bagi Polis Asuransi jiwa yang mengandung nilai ba. tunai; perhitungan dividen polis atau yang sejenis, bagi Polis Asuran iwa yang menjanjikan dividen polis atau yang sejenis k. penghentian pertanggungan, bajk dari pihak penanggung maupun dari pihak pemegang polis, termasuk syarat dan 1. syarat dan tata cara pengajuan klaim, termasuk bukti pendukung yang diperlukan dalam mengajukan klaim; m. pemilihan,tempat penyelesaian perselisihan, t bhasa yang diadikan acuan dalam hal terjadi sengeta pendapat, untuk Polis Asuransi yang dicetak dalam 2 (dua) bahasa atau lebih. Pasal 9. End of Page 5 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -6- Pasal 9 Polis Asuransi harus dicetak dengan jelas schingga dapat dibaca langsung oleh pemegang polis dan atau tertanggung. Pasal 10 (1) Setiap Polis Asuransi yang diterbitkan dan dipasarkan di wilayah hukum Indonesia harus dibuat dalam Bahasa Indonesia. (2) Dalam hal diperiukan, Polis Asuransi dapat dibuat dalam bahasa asing berdampingan dengan Bahasa Indonesia. Pasal 11 (1) Apabila dalam Polis Asuransi terdapat perumusan yang dapat ditafsirkan sebagai pengecualian atau pembatasan penyebab bersangkutan, bagian perumusan dimaksud harus ditulis atau dicetak sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudal diketahui adanya pengecualian atau pembatasan tersebut. (2) Apabila dalam Polis Asuransi terdapat perumusan yang dapat ditafsirkan sebagai pengurangan, pembatasan, atau dimaksud harus ditulis atau dicetak sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah diketahui adanya pengurangan, pembatasan, atau pembebasan penanggung tersebut. Pasal 12 Besarnya nilai tunai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf (i) untuk polis-polis yang diterbitkan sejak ditetapkannya keputusan ini, sekurang-kurangnya sebesar: a. 95% (sembilan puluh lima per seratus) dari cadangan premi, untuk produk asuransi jiwa seumur hidup: b. 809........... End of Page 6 REPUBLIK INDONESIA -7- b. 809 (delapan puluh per seratus) dari cadangan premi, untuk produk asuransi jiwa lainnya;, atau c. Akumulasi dana pemegang polis untuk polis yang dikaitkan dengan investasi dan polis lainnya yang sejenis. Pasal 13 (1) Dalam hal pembayaran premi dan atau klaim dari Polis Asuransi dengan mata uang asing dilakukan dengan mata uang rupiah, pembayaran tersebut harus menggunakan kurs yang ekivalen yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada saat pembayaran. (2) Kurs yang ekivalen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus menghasilkan sejumlah mata uang asing yang seharusnya diterima oleh si penerima pembayaran tersebut apabila pembayaran dilakukan dengan mata uang asing dimaksud. (3) Dalam polis asuransi dengan indeks rupiah, pembayaran premi atau manfaat harus didasarkan pada tasio indeks yang berlaku pada saat pembayaran. Pasal 14 (1) Dalam Polis Asuransi yang diterbitkan oleh Perusahaan Asuransi yang berbentuk usaha bersama harus dicantumkan ketentuan tentang menuiliki atau tidak memiliki hak suara bagi pemegang polis. (2) Ketentuan tentang memiliki atau tidak memiliki hak suara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus sesuai dengan anggaran dasar perusahaan yang bersangkutan. Pasal 15 Dalam Polis Asuransi dilarang dicantuhkan suatu ketentuan yang dapat ditafsirkan bahwa tertanggung tidak dapat melakukan upaya hukum sehingga tertanggung harus menerima penolakan pembayaran klaim. Pasal 16............. Pasal 16 End of Page 7 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -8- Pasal 16 Dalam Polis Asuransi dilarang dicantumkan ketentuan yang dapat ditafsirkan sebagai pembatasan upaya hukum bagi para pihak dalam hal terjadi perselisihan mengenai ketentuan polis. Pasal 17 pengadilan dalam hal terjadi perselisihan yang menyangkut perjanjian asuransi, tidak boleh membatasi pemilihan pengadilan hanya pada pengadilan negeri di tempat kedudukan penanggung. Pasal 18 Apabila Menteri menilai bahwa dalam ketentuan polis terdapat hal- hal yang dapat merugikan pihak tertanggung atau pihak Perusahaan Reasuransi untuk meninjau ulang ketentuan polis dimaksud. BAB IV PREMI Pasal 19 (1) Perhitungan tingkat premi harus didasarkan pada asumsi yang wajar dan praktek asuransi yang berlaku umum (2) Penetapan tarif premi asuransi kerugian harus dilakukan dengan mempertimbangkan sekurang-kurangnya a. premi murni yang dihitung berdasarkan profil kerugian (risk and loss profile) jenis asuransi yang yang bersangkutan untuk sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun terakhir; b. biaya akuisisi, biaya administrasi dan biaya umum lainnya. (3) Penetapan ...... End of Page 8 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -9- (3) Penetapan tarif premi asuransi jiwa harus dilakukan dengan mempertimbangkan sekurang-kurangnya . premi murni yang dihitung berdasarkan tingkat bunga, tabel mortalita, atau tabel morbidita yang dipergunakan; b. biaya akuisisi, biaya administrasi dan b. biaya akuisisi, biaya administrasi dan biaya umum lainnya, c. prakiraan hasil investasi dari premi. BAB V PENGHENTIAN PERTANGGUNGAN Pasal 20 (1) Penghentian pertanggungan, baik atas kehendak penanggung maupun tertanggung, harus dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis. (2) Dalam hal terjadi penghentian pertanggungan pada Polis Asuransi yang tidak memiliki unsur tabungan, maka besar pengembalian premi sekurang-kurangnya sebesar jumlah yang dihiting sacara proporsional berdasarkani. pertanggungan, setelah dikurangi bagian premi yang telah dibayarkan kepada perusahaan pialang asuransi dan atau (3) Dalam hal terjadi penghentian pertanggungan pada Polis Asuransi yang memiliki unsur tabungan, Perusahaan Asuransi harus membayar paling sedikit sejumlah nilai tunai pada saat penghentian tersebut. BAB VI REASURANSI Pasal 21 (1) Perusahaap Asuransi wajib memperoleh dukungan reasuransi otomatis untuk setiap produk asuransi pada sctiap cabang asuransi yang dipasarkan. (2) Dukungan reasuransi otomatis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diperoleh dengan ketentuan sebagai berikut: a. untuk.. End of Page 9 TER KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 10 - a. untuk Perusahaan Asuransi Kerugian, sekurang-kurangnya diperoleh dari 1 (satu) Perusahaan Reasuransi dan 1 (satu) Perusahaan Asuransi Kerugian lainnya di dalam negeri; b. untuk Perusahaan Asuransi Jiwa, sekurang-kurangnya diperoleh dari 1 (satu) Perusahaan Reasuransi di dalam (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak berlaku dalam hal tidak ada Perusahaan Reasuransi yang memberikan dipasarkan tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. (4) Dukungan reasuransi otomatis dari penanggung ulang di luar dilakukan apabila perusahaan dimaksud telah terlebih dahulu memperoleh dukungan reasuransi otomatis di dalam negeri dalam jumlah atau prosentase tertentu. 5) Dukungan reasuransi fakultatif hanya dapat dilakukan dalam risiko yang ditutup tidak termasuk dalam dukungan reasuransi otomatis, dengan mempertimbangkan ketersediaan kapasitas dalam negeri. ssthagairnana dimaksud dalam ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. Pasal 22 (1) Dukungan reasuransi dari perusahaan penanggung ulang di Juar negeri hanya dapat dilakukan pada perusahaan penanggung ulang yang pada saat penempatan memiliki peringkat sekurang-kurangnya BBB atau yang setara dengan itu. (2) Dalam hal penanggung ulang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memiliki peringkat yang berbeda maka peringkat yang digunakan adalah peringkat yang terendah. End of Page 10 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -11- 3) Dalam hal perusahaan penanggung ulang di luar negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak memiliki peringkat dari badan pemeringkat, maka perusahaan penanggung ulang dimaksud harus memiliki reputasi baik yang dapat dibuktikan dengan surat keterangan dari badan pembina dan pengawas asuransi setempat, yang menjelaskan bahwa a. perusahaan yang bersangkutan masih memiliki izin usaha; b. perusahaan yang bersangkutan tidak sedang dikenakan sanksi oleh badan pembina dan pengawas asuransi setempat; dan modal sendiri sekurang-kurangnya 1509 (seratus lima puluh per seratus) dari minimum modal disetor Perusahaan Reasuransi di dalam negeri. (4) Bukti pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau ayat (2) diajukan oleh Perusahaan Asuransi kepada Menteri bersamaan dengan waktu penyampaian laporan program reasuransi otomatis. BAB VII PENGALIHAN PORTOFOLIO PERTANGGUNGAN Pasal 23 (1) Pengalihan sebagian atau seluruh portofolio pertanggungan dapat dilakukan setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan Menteri. (2) Pengalihan portofolio pertanggungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi persyaratan bahwa pengalihan dimaksud: a. tidak mengurangi hak pemegang polis, tertanggungy, atau ahli waris; . dilakukan pada Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi sejenis; dan c. tidak menyebabkan Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang menerima pengalihan dimaksud melanggar ketentuan yang berlaku di bidang usaha perasuransian. End of Page 11 MENTERI KEUANGAN - 12 - (3) Dalam hal Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi mengalihkan seluruh portofolio pertanggungan, Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi dimaksud harus menyampaikan permohonan pemegang saham untuk mengembalikan irin usaha setelah selesainya pengalihan portofolio pertanggungan. (4) Persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan oleh Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan. (5) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) Menteri tidak menolak persetujuan dimaksud, Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang bersangkutan dapat melakukan pengalihan portofolio pertanggungan yang diajukan. (6) Setelah mendapat persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ajat (S),Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransiyang akan mengalihkan portofolio pertanggungan wajib tericbih dahulu niemberitahukan secara tertulis kepada setiap pemegang polis. (7) Perusalaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang mengalihkan portofolio pertanggungan harus mengumumkan pengalihan tersebut pada surat kabar harian Indonesia yang berperedaran luas sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) hari berturut-turut. (8) Setelah selesainya pengalihan portofolio pertanggungan, Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi harus melaporkan kepada Menteri hasil pelaksanaan pengalihan portofolio pertanggungan dimaksud. Pasal 24 Menteri mencabut izin usaha Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang telah selesai mengalihkan seluruh portofolio pertanggungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (3). End of Page 12 NENTERI KEUANGA REPUBLIK INDONESIA - 13 - BAB VIII PENYELESAIAN KLAIM Pasal 25 Tindakan yang dapat dikategorikan memperlambat penyelesaian atau pembayaran klaim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999, adalah tindakan Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang a. memperpanjang proses penyelesaian klaim dengan meminta penyerahan dokumen tertentu, yang kemudian dikuti dengan hal yang sama, b. menunda penyelesaian dan pembayaran klaim dengan mengaitkannya pada penyelesaian dan atau pembayaran klaim reasuransinya, c. tidak melakukan penyelesaian klaim yang merupakan bagian dari penutupan asuransi dengan mengaitkannya pada penyelesaian klaim yang merupakan bagian lain dari penutupan penyelesaian klaim yang merupakan bagi asuransi dalam 1 (satu) polis yang, sama; d. memperlambat penunjukan Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, apabila jasa Penilai Kerugian Asuransi dibutuhka dalam proses penyelesaian klaim; atau e. menerapkan prosedur penyelesaian klaim yang tidak sesuai dengan praktek usaha asuransi yang berlaku umum. Pasal 26 (I) Perusahaan Asuransi hanya dapat meminta dokumen sebagai syarat pengajuan klaim sesuai dengan yang tertera dalam Polis Asuransi. (2) Dalam hal Polis Asuransi mencantumkan syarat lain-lain scbagai persyaratan pengajuan klaim, syarat lain-lain tersebut harus a. relevan dengan pertanggungan; dan (3) Ketentuan mengenai syarat lain-lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus dimuat dalam Polis Asuransi. Pasal 27 . End of Page 13 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 14- Pasal 27 Perusahaan Asuransi harus telah membayar klaim paling lama 30 (igp pluh) hari sejak adanya kesepakatan antara penanggung atau kepastian mengenai jumlah klaim yang harus dibayar. BAB IX PELAPORAN Pasal 28 Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi setiap tahun wajib menyampaikan laporan progyam reasuransi otomatis (treaty) untuk kegiatan tahun berjalan kepada Menteri, paling lambat pada tanggal 15 Januari. Pasal 29 (1) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi wajib menyampaikan laporan operasional tahunan untuk periode yang berakhir per 31 Desember kepada Menteri. (2) Laporan operasional tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus disampaikan selambat-lambatnya tanggal 30 April tahun berikutnya. Pasal 30 (1) Perusahaan Asuransi dan . Perusahaan Reasuransi wajib menyampaikan laporan operasional untuk kegiatan setiap satu triwulan yang berakhir per 31 Maret, 30 Juni, 30 September, dan 31 Desember, kepada Menteri. (2) Laporan operasional sebagaimana dimaksud ayat (1) masing- masing, harus disampaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan. (3) Laporar........ End of Page 14 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (3) Laporan Operasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bagi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan prinsip Syariah, atau Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang memiliki cabang dengan prinsip Syariah, harus bahwa penyelenggaraan usaha Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi dimaksud untuk triwulan yang bersangkutan tidak menyimpang dari prinsip syariah. Pasal 31 (1) Aktuaris Perusahaan wajib menyampaikan laporan mengenai perkiraan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya untuk jangka waktu sekurang-kurangnya S (lima) tahun mendatang. (2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat () disampaikan kepada Menteri paling lambat tanggal 30 April tahun berikutnya. Pasal 32 Bentuk dan susunan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, dan Pasal 31 ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. BAB X DENDA ADMINISTRATIF Pasal 33 (1) Pembayaran denda administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal I angka 11 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999dilakukan dengan tata cara sebagai berikut a. mengisi formulir Surat Setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (SSBP) yang menunjuk rekening kas negara dengan menyebutkan uraian penerimaan sebagai pendapatan anggaran lainnya; b. membayar ...... End of Page 15 REPUBLIK INDONESIA 16. b. membayar denda melalui Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara, atau bank yang ditunjuk olch Pemerintah (bank persepsi), atau kantor Pos. (2) Pembayaran denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) penyampaian laporan tahunan. (3) Dalam hal Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dikenakan sanksi Pembatasan Kegiatan Usaha karena tidak Pemtatasan Kegalan Usaha hanya dapat oaua laporan tahunan dan bukti pembayaran denda telah disampaikan kepada Menteri. (4) Bukti pembayaran denda berupa tembusan SSBP disampaikar Kepada Direktorat Asuransi paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pembayaran denda dimaksud. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 34 Setiap Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang telah mendapat izin usaha sebelum ditetapkannya Keputusan ini, wajib melakukan penyesuaian terhadap ketentuan-ketentuan dalam Keputusan ini dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak keputusan ini ditetapkan. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 35 Dengan ditetapkarinya Keputusan Menteri Keuangan ini, Keputusan Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, dinyatakan tidak berlaku. Pasal 36............ End of Page 16 MENTERI KEUANGAN - 17- Pasal 36 Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada saat ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 September 2003 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd,- Salinan sesuai dengan aslinya R0FDIONO KEPALA BIRO UMUM KEPALATAGIAN T.U DEPARTEMBN NIP 060041898 End of Page 17
<reg_type> KEP-MEN </reg_type> <reg_id> 422/KMK.06/2003|KEP-MENKEU/2003 </reg_id> <reg_title> PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI </reg_title> <set_date> 30 September 2003 </set_date> <effective_date> 30 September 2003 </effective_date> <replaced_reg> '225/KMK.017/1993|KEP-MENKEU/1993' </replaced_reg> <related_reg> '63/PP/1999', '73/PP/1992', '2/UU/1992', '228/M|KEPPRES/2001' </related_reg>
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a bahwa untuk memberikan jaminan terpeliharanya kesinambungan penghasilan Peserta pada saat pensiun atau Pihak Yang Berhak apabila Peserta meninggal dunia, pendanaan Program diselenggarakan secara terarah an terpadu; Pensiun perlu b. bahwa dengan adanya perkembangan keadaan perekonomian di Indonesia dan perkembangan pemahaman terhadap pendanaan Dana Pensiun, pengaturan mengenai pendanaan dan solvabilitas Dana Pensiun sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 77/KMK.017/1995 perlu disempurnakan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Pendanaan dan Solvabilitas Dana Pensiun Pemberi Kerja; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 37; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477); 2. Peraturan ... - 2 - 2. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 126; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3507); 3. Keputusan Presiden Nomor 228/M Tahun 2001; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Aktuaris adalah aktuaris yang bekerja pada Perusahaan Konsultan Aktuaria yang telah memperoleh ijin usaha dari Menteri sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang usaha perasuransian. 2. Laporan Aktuaris Berkala adalah laporan aktuaris yang disampaikan secara berkala kepada Menteri, bukan dalam rangka pengesahan pembentukan Dana Pensiun atau perubahan Peraturan Dana Pensiun. 3. Kekayaan Untuk Pendanaan adalah kekayaan Dana Pensiun yang diperhitungkan untuk menentukan kualitas pendanaan Dana Pensiun. 4. Kewajiban ... - 3 - 4. Kewajiban Solvabilitas adalah kewajiban Dana Pensiun yang dihitung berdasarkan anggapan bahwa Dana Pensiun dibubarkan pada tanggal perhitungan aktuaria. 5. Kewajiban Aktuaria adalah kewajiban Dana Pensiun yang dihitung berdasarkan anggapan bahwa Dana Pensiun terus berlangsung sampai dipenuhinya seluruh kewajiban kepada Peserta dan Pihak Yang Berhak. 6. Surplus adalah kelebihan Kekayaan Untuk Pendanaan atas Kewajiban Aktuaria. 7. Defisit adalah kekurangan Kekayaan Untuk Pendanaan dari Kewajiban Aktuaria. 8. Defisit Pra-Undang-undang adalah bagian dari Defisit yang timbul pada Program Pensiun yang telah ada sebelum berlakunya Undang- undang Dana Pensiun dan berkaitan dengan masa kerja sebelum berlakunya Undang-undang dimaksud. 9. Kekurangan Solvabilitas adalah kekurangan Kekayaan Untuk Pendanaan dari Kewajiban Solvabilitas. 10. Rasio Pendanaan adalah hasil bagi Kekayaan Untuk Pendanaan dengan Kewajiban Aktuaria. 11. Rasio Solvabilitas adalah hasil bagi Kekayaan Untuk Pendanaan dengan Kewajiban Solvabilitas. 12. Dana Terpenuhi adalah keadaan Dana Pensiun yang Kekayaan Untuk Pendanaannya tidak kurang dari Kewajiban Aktuarianya. 13. Iuran ... - 4 - 13. Iuran Normal adalah iuran yang diperlukan dalam satu tahun untuk mendanai bagian dari nilai sekarang Manfaat Pensiun yang dialokasikan pada tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan jumlah yang lebih besar di antara jumlah iuran Peserta yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun, dan bagian dari nilai sekarang Manfaat Pensiun yang dialokasikan pada tahun yang bersangkutan, sesuai dengan metode perhitungan aktuaria yang dipergunakan. 14. Iuran Tambahan adalah iuran yang disetor dalam rangka melunasi Defisit. 15. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia. BAB II TANGGUNG JAWAB PENDIRI TERHADAP PENDANAAN DANA PENSIUN Pasal 2 (1) Pendiri bertanggung jawab untuk menjaga agar Dana Pensiun berada dalam keadaan Dana Terpenuhi, atau dalam hal keadaan tersebut belum tercapai, bertanggung jawab agar Dana Pensiun secara bertahap mencapai keadaan Dana Terpenuhi. (2) Pemberi Kerja berkewajiban membayar Iuran Normal dan Iuran Tambahan, apabila ada, yang menjadi tanggung jawabnya dan menyetorkan seluruh iuran, baik yang berasal dari Pemberi Kerja maupun dari Peserta, ke Dana Pensiun. (3) Pemberi ... - 5 - (3) Pemberi Kerja bertanggung jawab agar iuran-iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) disetorkan ke Dana Pensiun sesuai dengan junilah dan waktu yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun atau pernyataan aktuaris. BAB III PENDANAAN PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI Pasal 3 (1) Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti berada dalam keadaan Dana Terpenuhi apabila iuran bulanan yang jatuh tempo telah disetorkan kepada Dana Pensiun. (2) Iuran bulanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah jumlah iuran-iuran untuk seluruh Peserta, baik yang berasal dari Pemberi Kerja maupun Peserta, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. BAB IV PENDANAAN DAN SOLVABILITAS PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI Bagian Pertama Kualitas Pendanaan Dana Pensiun Pasal 4 (1) Pengurus wajib melaporkan kualitas pendanaan Dana Pensiun secara berkala kepada Menteri. (2) Kualitas … - 6 - (2) Kualitas pendanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi keadaan-keadaan sebagai berikut: a. Tingkat Pertama, yaitu apabila Dana Pensiun berada dalam keadaan Dana Terpenuhi; b. Tingkat kedua, yaitu apabila Kekayaan Untuk Pendanaan kurang dari Kewajiban Aktuaria dan tidak kurang dari Kewajiban Solvabilitas; c. Tingkat ketiga, yaitu apabila Kekayaan Untuk Pendanaan kurang dari Kewajiban Solvabilitas. Pasal 5 (1) Kualitas pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dinilai berdasarkan perhitungan aktuaria. (2) Perhitungan aktuaria sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus dilakukan dengan menentukan: a. Kewajiban Aktuaria; dan b. Kewajiban Solvabilitas. (3) Kewajiban Solvabilitas dihitung berdasarkan jumlah yang lebih besar di antara himpunan iuran Peserta beserta hasil pengembangannya, dan nilai sekarang Manfaat Pensiun yang dihitung berdasarkan asumsi bahwa Peserta berhenti bekerja pada tanggal perhitungan aktuaria dan seluruhnya telah memiliki hak atas dana. (4) Kewajiban ... - 7 - (4) Kewajiban Aktuaria dihitung berdasarkan jurnlah yang lebih besar di antara Kewajiban Solvabilitas dan bagian dari nilai sekarang manfaat Pensiun yang dialokasikan pada masa sebelum tanggal perhitungan aktuaria menurut metode perhitungan aktuaria yang digunakart untuk menentukan Iuran Normal. Pasal 6 (1) Dalam rangka penetapan kualitas pendanaan, aktuaris harus menetapkan besar Kekayaan Untuk Pendanaan. (2) Kekayaan Untuk Pendanaan dihitung dari aktiva bersih dikurangi dengan: a. Kekayaan dalam sengketa, atau yang diblokir oleh pihak yang berwenang; b. Iuran, baik sebagian atau seluruhnya, yang pada tanggal perhitungan aktuaria belum disetor ke Dana Pensiun lebih dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal jatuh temponya; c. Kekayaan yang ditempatkan di luar negeri; dan atau d. Jenis kekayaan yang dikategorikan sebagai piutang lain-lain dan aktiva lain-lain. (3) Dalam hal terdapat pelanggaran atas ketentuan Pasal 31 ayat (2) dan ayat (3) Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, maka kekayaan yang diagunkan, dipinjamkan atau diinvestasikan sebagaimana dirilaksud dalam Pasal 31 ayat (2) dan ayat (3) tersebut tidak dapat diperhitungkan sebagai Kekayaan Untuk Pendanaan. Pasal 7 ... - 8 - Pasal 7 (1) Aktiva Bersih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) untuk Laporan Aktuaris Berkala atau laporan aktuaris yang disusun dalam rangka pengesahan perubahan Peraturan Dana Pensiun diperoleh dari laporan keuangan yang diaudit per tanggal perhitungan aktuaria. (2) Dalam hal tidak terdapat laporan keuangan yang diaudit per tanggal perhitungan aktuaria, aktiva bersih untuk laporan aktuaris yang disusun dalam rangka,pengesahan perubahan Peraturan Dana Pensiun diperoleh dari laporan keuangan yang ditandatangani Pengurus. (3) Kekayaan Untuk Pendanaan dalam rangka pengesahan pembentukan Dana Pensiun ditetapkan nihil atau dihitung sebesar dana tunai yang dialihkan ke Dana Pensiun sebagaimana ditetapkan oleh Pendiri. Bagian Kedua Iuran Pasal 8 (1) Iuran yang harus disetor Pemberi Kerja ke Dana Pensiun terdiri dari: a. Iuran Normal; dan b. Iuran Tambahan, dalam hal terdapat defisit. (2) Iuran Tambahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b dapat terdiri dari: a. Iuran Tambahan dalam rangka melunasi Defisit Pra-Undang- Undang; b. Iuran Tambahan dalam rangka melunasi Defisit Masa Kerja Lalu yang diperhitungkan sebagai Kekurangan Solvabilitas; dan atau c. Iuran ... - 9 - c. Iuran Tambahan dalam rangka melunasi Defisit Masa Kerja Lalu di luar yang telah diperhitungkan sebagai Kekurangan Solvabilitas. Pasal 9 (1) Besar Iuran Normal yang harus dibayarkan sampai akhir tahun buku pertama setelah tanggal perhitungan aktuaria ditetapkan dengan salah satu cara sebagai berikut: a. berdasarkan nilai nominal; atau b. berdasarkan persentase dari Penghasilan Dasar Pensiun. (2) Besar Iuran Normal yang menjadi tanggung jawab Pemberi Kerja per bulan ditetapkan sebagai berikut: a. 1/12 (seperdua belas) dari nilai nominal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) butir a; atau b. persentase sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) butir b dikalikan Penghasilan Dasar Pensiun per bulan. (3) Besar Iuran Normal yang menjadi tanggung jawab Peserta per bulan, apabila ada, dihitung berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Dana Pensiun. (4) Besar Iuran Normal yang harus dibayarkan untuk tahun-tahun sesudah tahun buku sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dihitung berdasarkan persentase dari Penghasilan Dasar Pensiun sebagaimana ditetapkan dalam pernyataan aktuaris. Bagian Ketiga ... - 10 - Bagian Ketiga Defisit dan Surplus Pasal 10 (1) Dengan membandingkan kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) terhadap Kekayaan Untuk Pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Aktuaris harus menetapkan Surplus atau Defisit. (2) Defisit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dipisahkan menjadi: a. bagian dari Defisit yang diperhitungkan sebagai Kekurangan Solvabilitas; dan b. bagian dari Defisit di luar yang telah diperhitungkan sebagai Kekurangan Solvabilitas. (3) Dalam hal terdapat sisa Defisit Pra-Undang-undang, Defisit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikurangi lebih dulu dengan sisa Defisit Pra-Undang-undang. Pasal 11 (1) Masing-masing bagian dari Defisit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) harus dilunasi dengan Iuran Tambahan dalam jangka waktu paling lama: a. 36 (tiga puluh enam) bulan, untuk Defisit yang diperhitungkan sebagai Kekurangan Solvabilitas; atau b. 180 (seratus delapan puluh) bulan, untuk Defisit di luar yang telah diperhitungkan sebagai Kekurangan Solvabilitas. (2) Dalam ... - 11 - (2) Dalam hal pelunasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara sekaligus, pemba.yaran Iuran Tambahan ditetapkan sebesar bagian Defisit yang harus dilunasi dan harus dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak : a. diterimanya Laporan Aktuaris Berkala yang memuat hal pelunasan defisit secara sekaligus tersebut oleh Menteri; atau b. disahkannya Peraturan Dana Pensiun oleh Menteri. (3) Dalam hal penyetoran Iuran Tambahan secara sekaligus melewati jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka Iuran Tambahan tersebut harus dikenakan bunga yang dihitung sejak tanggal perhitungan aktuaria. (4) Dalam hal pelunasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara bulanan, besar Iuran Tambahan setiap bulan dihitung sedemikian rupa sehingga, nilai sekarang dari rangkaian Iuran Tambahan bulanan yang akan dilakukan dalam periode pengangsuran sama dengan besar bagian Defisit yang bersangkutan. Pasal 12 Dalam hal perhitungan aktuaria baru menunjukkan bahwa nilai sekarang dari sisa rangkaian Iuran Tambahan bulanan yang ditetapkan dalam Pernyataan Aktuaris sebelumnya lebih kecil daripada Defisit yang bersesuaian yang ditetapkan pada tanggal perhitungan aktuaria, maka selisihnya dilunasi dengan Iuran Tambahan baru yang pelunasannya diatur sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 11. Pasal 13 ... - 12 - Pasal 13 (1) Dalam hal perhitungan aktuaria baru menunjukkan bahwa nilai sekarang dari sisa rangkaian Iuran Tambahan untuk bagian Defisit tertentu lebih besar daripada bagian Defisit yang bersesuaian menurut perhitungan aktuaria baru yang ditetapkan pada tanggal perhitungan aktuaria, maka bagian Defisit yang bersesuaian dapat dilunasi dengan Iuran Tambahan baru. (2) Dalam hal Iuran Tambahan baru untuk melunasi bagian defisit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara sekaligus, maka pelunasan Iuran Tambahan baru tersebut diatur sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 11 ayat (2) dan ayat (3). (3) Dalam hal Iuran Tambahan baru untuk melunasi bagian defisit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara bulanan, maka Iuran Tambahan bulanan baru dihitung sedemikian rupa sehingga nilai sekarang rangkaian Iuran Tambahan bulanan baru tersebut sama dengan bagian Defisit yang bersangkutan dan memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Iuran Tambahan bulanan baru sama atau lebih besar daripada Iuran Tambahan bulanan sebelumnya, dengan masa pelunasan lebih pendek dari sisa periode pelunasan yang telah ditetapkan dalam laporan aktuaris sebelumnya; atau b. Iuran Tambahan bulanan baru lebih kecil daripada Iuran Tambahan bulanan sebelumya, dengan masa pelunasan sama dengan sisa periode pelunasan yang telah ditetapkan dalam laporan aktuaris sebelumnya. (4) Dalam ... - 13 - (4) Dalam hal terdapat perubahan asumsi aktuaria dan atau metode perhitungan aktuaria pada laporan aktuaris baru, rangkaian Iuran Tambahan bulanan harus terus dibayarkan sesuai dengan penetapan pada laporan aktuaris sebelumnya. Pasal 14 (1) Dalam hal Pemberi Kerja tidak dapat melakukan penyetoran Iuran Tambahan secara sekaligus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2), dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, maka Pemberi Kerja harus melakukan pembayaran iuran Tambahan bulanan yang cukup untuk menutupi kebutuhan pendanaan minimum yang dituangkan dalam pernyataan aktuaris. (2) Keterlambatan penyetoran Iuran Tambahan bulanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dikenakan bunga yang dihitung sejak tanggal perhitungan aktuaria. Pasal 15 (1) Pemberi Kerja dari Dana Pensiun yang sampai disahkannya Keputusan Menteri Keuangan ini masih memiliki sisa Defisit Pra- Undang-undang wajib melunasi sisa Defisit Pra-Undang-undang tersebut. (2) Sisa Defisit Pra-Undang-undang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah nilai sekarang dari sisa rangkaian Iuran Tambahan untuk melunasi Defisit Pra-Undang-undang sebagaimana telah ditetapkan dalam laporan aktuaris pertama. (3) Masa ... - 14 - (3) Masa angsuran dari sisa Defisit Pra-Undang-undang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sisa masa angsuran sebagaimana telah ditetapkan dalam laporan aktuaris pertama kecuali apabila terdapat perubahan pada laporan aktuaris berikutnya sebelum tanggal Keputusan Menteri Keuangan ini. Pasal 16 Dalam Iuran Tambahan bulanan terkandung beban tambahan sebagai akibat pelunasan Defisit secara bulanan dan beban tambahan tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari Iuran Tambahan bulanan dimaksud. Pasal 17 (1) Bila laporan aktuaris menunjukkan adanya Surplus, sisa Iuran Tambahan bulanan yang belum jatuh tempo pada tanggal perhitungan aktuaria baru harus dihapus. (2) Iuran Normal Pemberi Kerja dapat diperhitungkan dari Surplus. (3) Dalam hal Surplus melebihi jumlah yang lebih besar di antara: a. 20% (dua puluh perseratus) dari Kewajiban Aktuaria; dan b. bagian Iuran Normal Pemberi Kerja ditambah 10% (sepuluh perseratus) dari Kewajiban Aktuaria; maka kelebihan Surplus dimaksud wajib diperhitungkan sebagai Iuran Normal Pemberi Kerja. (4) Dalam hal terdapat perubahan asumsi aktuaria dan atau metode perhitungan aktuaria pada laporan aktuaris baru, Surplus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dapat diperhitungkan sebagai Iuran Normal Pemberi Kerja. Pasal 18 ... - 15 - Pasal 18 (1) Iuran yang rnenjadi tanggung jawab Pemberi Kerja yang ditetapkan dalam Laporan Aktuaris Berkala atau dalam rangka pengesahan perubahan Peraturan Dana Pensiun dibayarkan terhitung sejak tanggal perhitungan aktuaria. (2) Iuran yang menjadi tanggung jawab Pemberi Kerja yang ditetapkan dalam laporan aktuaris yang disusun dalam rangka pengesahan pembentukan Dana Pensiun dibayarkan terhitung sejak tanggal pengesahan dimaksud. (3) Awal masa pelunasan atas Defisit yang ditetapkan dalam laporan aktuaris yang disusun dalam rangka pengesahan pembentukan Dana Pensiun dimulai sejak tanggal pengesahan. (4) Sebelum pernyataan aktuaris dalam Laporan Aktuaris Berkala ditandatangani, iuran Pemberi Kerja kepada Dana Pensiun dibayarkan sebesar jumlah iuran Pemberi Kerja yang ditetapkan di dalam pernyataan aktuaris sebelunmya. (5) Sebelum pengesahan perubahan Peraturan Dana Pensiun ditetapkan, iuran Pemberi Kerja kepada Dana Pensiun dibayarkan sebesar jun- dah iuran Pemberi Kerja yang ditetapkan di dalam pernyataan aktuaris sebelumnya. Pasal 19 (1) Dalam hal jumlah iuran Pemberi Kerja berdasarkan pernyataan aktuaris yang baru lebih besar daripada jumlah iuran Pemberi Kerja yang ditetapkan dalam pernyataan aktuaris sebelumnya, kekurangan iuran yang terjadi harus dilunasi dalam tahun buku yang bersangkutan. (2) Dalam ... - 16 - (2) Dalam hal kekurangan iuran tidak dilunasi dalam tahun yang bersangkutan atau laporan aktuaris disampaikan kepada Menteri melewati tahun buku yang bersangkutan, maka penyetoran Iuran Tambahan harus dikenakan bunga yang dihitung sejak tanggal perhitungan aktuaria. (3) Dalam hal jumlah iuran Pemberi Kerja berdasarkan pernyataan aktuaris yang baru lebih kecil daripada jumlah iuran Pemberi Kerja yang ditetapkan dalam pernyataan aktuaris sebelumnya, kelebihan iuran yang terjadi harus diperhitungkan sebagai iuran-iuran Pemberi Kerja berikutnya. (4) Dalam hal terjadi kelebihan iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), Pemberi Kerja dilarang membayar iuran ke Dana Pensiun sampai seluruh kelebihan iuran termaksud habis diperhitungkan sebagai iuran Pemberi Kerja. BAB V LAPORAN AKTUARIS DAN PERNYATAAN AKTUARIS Bagian Pertama Laporan Aktuaris Pasal 20 (1) Laporan aktuaris sekurang-kurangnya harus memuat: a. pernyataan Aktuaris; b. tanggal perhitungan aktuaria yang dilaporkan dan tanggal perhitungan aktuaria sebelumnya; c. tujuan penyusunan laporan aktuaris; d. ringkasan ... - 17 - d. ringkasan Peraturan Dana Pensiun dan perubahan-perubahan yang terjadi pada Peraturan Dana Pensiun sejak tanggal perhitungan aktuaria sebeluninya; e. ringkasan jumlah Peserta dan jurnlah Pihak Yang Berhak beserta perubahan yang terjadi sejak tanggal perhitungan aktuaria sebelumnya; f. metode perhitungan aktuaria yang digunakan disertai penjelasan mengenai pemilihan metode tersebut; g. asumsi aktuaria yang digunakan dalam perhitungan kewajibankewajiban dan perubahan dari yang digunakan dalam perhitungan aktuaria sebelumnya disertai dengan penjelasan mengenai pemilihan dan perubahan asumsi tersebut; h. nilai Kekayaan Untuk Pendanaan; i. analisis perubahan Surplus atau Defisit; j. hasil perhitungan aktuaria secara keseluruhan, baik per tanggal perhitungan aktuaria yang dilaporkan maupun sebelumnya; dan k. nama dan alamat Aktuaris dan penjelasan apakah Aktuaris yang bersangkutan juga menandatangani pernyataan aktuaris dalam laporan aktuaris sebeluninya. (2) Laporan aktuaris harus dilengkapi dengan pernyataan yang ditandatangani Pendiri, yang memuat: a. Pernyataan bahwa data dan Peraturan Dana Pensiun yang disampaikan kepada Aktuaris lengkap dan benar; b. Pernyataan bahwa Pendiri sanggup membayar iuran-iuran sesuai dengan pendanaan minimum yang dituangkan dalam pemyataan aktuaris; dan c. Pernyataan bahwa Pendiri bermaksud menggunakan Surplus yang terjadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) untuk mengurangi luran Normal Pemberi Kerja, dalam hal terdanat Surplus. (3) Dalam ... - 18 - (3) Dalam hal Dana Pensiun mempunyai Mitra Pendiri, dan Pemberi Kerja tidak bermaksud menanggung pembiayaan program pensiun secara merata (sharing pension cost), maka pernyataan Pendiri sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) butir c harus memuat penegasan penggunaan Surplus untuk masing-masing Pemberi Kerja yang mengalami surplus. Pasal 21 (1) Pernyataan Aktuaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf a harus memuat: a. pernyataan bahwa data yang diterima aktuaris, sepanjang pengetahuannya, lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan untuk maksud penyusunan laporan aktuaris, dan untuk itu telah dilakukan pengujian guna menilai keandalannya; b. pernyataan bahwa laporan aktuaris dimaksud: 1. harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Dana Pensiun; 2. telah disusun berdasarkan Peraturan Dana Pensiun; dan 3. telah disusun berdasarkan standar praktik aktuaria untuk Dana Pensiun yang berlaku di Indonesia. c penegasan mengenai Surplus atau Defisit, Rasio Solvabilitas, Rasio Pendanaan dan kualitas pendanaan, d. penegasan mengenai: 1. besar Iuran Normal yang harus dibayarkan sampai akhir tahun buku pertama setolah tanggal perhitungan aktuaria serta diperinci untuk bagian yang harus dibayarkan Peserta dan Pemberi Kerja; 2. persentase... - 19 - 2. persentase Iuran Normal terhadap penghasilan dasar pensiun untuk tahun-tahun sesudah tahun buku sebagaimana dimaksud dalam angka 1, saat penyampaian laporan aktuaris berikutnya; dan 3. bagian dari Iuran Normal yang pemenuhannya menjadi tanggung jawab Pemberi Kerjaa yang dapat dibayar dari Surplus yang terjadi beserta periods penggunaannya. e. penegasan mengenai besar Iuran Tambahan bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) beserta periods pembayarannya. (2) Dalam hal Dana Pensiun mempunyai Mitra Pendiri, dan Pemberi Kerja tidak bermaksud menanggung pembiayaan program pensiun secara merata (sharing pension cost), pernyataan aktuaris harus memuat penegasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) butir c, d, dan e untuk masing-masing Pemberi Kerja. (3) Pernyataan aktuaris yang disusun dalam rangka pengesahan perubahan Peraturan Dana Pensiun atau. pengalihan kepesertaan harus memuat informasi sebagaimana dimaksud dalarri ayat (1) butir c, d, dan e untuk keadaan sebelum dan sesudah berlakunya perubahan tersebut. Pasal 22 (1) Tanggal perhitungan aktuaria dalam laporan aktuaris untuk permohonan pengesahan pembentukan Dana Pensiun atau pengesahan perubahan Peraturan Dana Pensiun adalah tanggal pemyataan tertulis Pendiri. (2) Tanggal perhitungan aktuaria dalam rangka Laporan Aktuaris Berkala adalah per tanggal 31 Desember. Pasal 23 ... - 20 - Pasal 23 (1) Dalam hal isi Laporan Aktuaris Berkala atau penyataan akttiaris tidak sesuai dengan ketentuan dalam Keputusan Menteri Keuangetn ini yang menyebabkan terjadinya informasi yang salah terhadap kewajiban Pemberi Kerja untuk mendanai. program pensiun, Menteri dapat memerintahkan Pengurus meiiyampaikan Laporan Aktuaris Berkala baru. (2) Tanggal perhitungan aktuaria yang digunakan dalam Laporan Aktuaris Berkala baru sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Direktur Dana Pensiun. (3) Dalam hal aktuaris yang sama tidak dapat atau tidak bersedia membuat Laporan Aktuaris Berkala baru yang sesuai dengan ketentuan dalam Keputusan Menteri Keuangan ini, Dewan Pengawas dilarang menunjuk Aktuaris tersebut untuk menyusun laporan aktuaris untuk periode-periode berikutnya. (4) Dalam rangka penyusunan Laporan Aktuaris, Dewan Pengawas dilarang menunjuk Aktuaris yang telah diinyatakan oleh asosiasi aktuaris melanggar standar praktik aktuaria untuk Dana Pensiun yang berlaku di Indonesia. Pasal 24 Dalam hal hasil perhitungan aktuaria. menunjukkan bahwa Dana Pensiun mempunyai kualitas pendanaan tingkat tiga, maka Dana Pensiun dimaksud wajib melakukan valuasi aktuaria untuk tahun buku berikutnya. Bagian Kedua ... - 21 - Bagian Kedua Penyampaian Laporan Aktuaris Pasal 25 (1) Setiap laporan aktuaris yang dijadikan dasar dalam penetapan iuran Pemberi Kerja wajib disampaikan kepada Menteri melalui Direktur Dana Pensiun dilengkapi dengan pernyataan Pendiri sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 20 ayat (2). (2) Penyampaian laporan aktuaris sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus laporan asli dan disertai dengan data elektronik yang sama dengan data pada laporan aktuaris tersebut. (3) Laporan Aktuaris Berkala dan data elektronik sebagaimana.dirnaksud dalam ayat (2) disampaikan paling lambat 5 (lima) bulan sejak tanggal perhitungan aktuaria. (4) Penyampaian Laporan Aktuaris Berkala atau laporan aktuaris dalam rangka pengesahan pembentukan Dana Pensiun atau pengesahan perubahan Peraturan Dana Pensiun, laporan tersebut dijadikan dasar dalam penetapan kewajiban menyampaikan laporan aktuaris berikutnya. (5) Bentuk dan susunan data elektronik sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan oleh Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. (6) Penyampaian laporan seba aimana dimaksud dalam ayat (3) dapat dilakukan dengan salah satu cara sebagai berikut: a. diserahkan langsung ke kantor Direktorat Dana Pensiun; b. dikirim melalui kantor pos secara tercatat; atau c. dikirim melalui perusahaan jasa pengiriman/titipan. Pasal 26 ... - 22 - Pasal 26 (1) Dalam hal penyampaian Laporan Aktuaris Berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3) terlambat dilakukan, Pendiri dikenakan denda sebesar Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) untuk setiap hari keterlambatan terhitung sejak hari pertama setelah batas akhir masa penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3), paling banyak sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (2) Dalam rangka pengenaan denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tanggal penyampaian laporan aktuaris adalah: a. tanggal penerimaan pengiriman, apabila laporan aktuaris diserahkan langsung ke kantor Direktorat Dana Pensiun; atau b. tanggal pengiriman dalam tanda bukti pengiriman, apabila laporan aktuaris dikirim melalui kantor pos atau jasa pengiriman/titipan. (3) Perhitungan hari keterlambatan untuk pengenaan denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berakhir pada tanggal penyampaian laporan aktuaris atau pada tanggal perhitungan aktuaria periode berikutnya apabila dilakukan valuasi aktuaria kembali. (4) Denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dibayarkan ke Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara. (5) Pendiri wajib menyampaikan copy bukti setoran pelunasan atas denda dimaksud kepada Menteri melalui Direktur Dana Pensiun. (6) Penyampaian laporan aktuaris setelah melewati, jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3) tidak menghapuskan kewajiban pembayaran denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dan dalam hal Pendiri belum membayar denda, denda tersebut dinyatakan sebagai hutang kepada negara yang harus dicantumkan dalam neraca Pendiri yang bersangkutan. BAB VI … - 23 - BAB VI PEMBAYARAN SEKALIGUS, PENGALIHAN DANA DAN PERUBAHAN PROGRAM Bagian Pertama Pembayaran Manfaat Pensiun Secara Sekaligus atau Pengalihan ke Dana Pensiun Lain Pasal 27 Dalam hal Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti memiliki Kekurangan Solvabilitas, maka setiap pembayaran manfaat Pensiun secara sekaligus atau pengalihan dana ke Dana Pensiun lain hanya dapat dilaksanakan apabila salah satu keadaan berikut terpenuhi: a. Peserta atau janda/Duda atau Anak meninggal dunia, dan pembayaran Manfaat Pensiun secara sekaligus atau pengalihan ke Dana Pensiun lain diperkenankan oleh perundang-undangan di bidang Dana Pensiun; b. Peserta pensiun dan pembayaran Manfaat Pensiun secara sekaligus diperkenankan oleh peraturan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun; dan atau c. Laporan aktuaris berikutnya menunjukan bahwa pembayaran Manfaat Pensiun secara sekaligus atau pengalihan dana ke Dana Pensiun lain dimaksud tidak mengurangi Rasio Pendanaan yang telah dicapai sebelumnya, atau Pendiri menjamin bahwa Rasio Pendanaan tidak berkurang, yang dinyatakan dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) butir b. pernyataan Pendiri Bagian Kedua ... - 24 - Bagian Kedua Perubahan Program Pensiun Pasal 28 (1) Perubahan Program Pensiun Manfaat Pasti menjadi Program Pensiun Iuran Pasti dapat dilakukan Pendiri hanya jika Dana Pensiun tidak mengalami kekurangan solvabilitas. (2) Dalam hal Dana Pensiun mengalai-ni kekurangan solvabilitas dan Pendiri bermaksud mengubah Program Pensiun Manfaat Pasti menjadi Program Pensiun Iuran Pasti, kekurangan solvabilitas tersebut wajib dilunasi terlebih dabulu. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Pada saat mulai berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 77/KMK.017/1995 tentang Pendanaan dan Solvabilitas Dana Pensiun Pemberi Kerja dinyatakan tidak berlaku. Pasal 30 Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Menteti Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Desember 2002 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. BOEDIONO
<reg_type> KEP-MEN </reg_type> <reg_id> 510/KMK.06/2002|KEP-MENKEU/2002 </reg_id> <reg_title> PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA </reg_title> <set_date> 4 Desember 2002 </set_date> <effective_date> 4 Desember 2002 </effective_date> <replaced_reg> '77/KMK.017/1995|KEP-MENKEU/1995' </replaced_reg> <related_reg> '76/PP/1992', '11/UU/1992', '228/M|KEPPRES/2001' </related_reg> <penalty_list> 'BAB V Bagian Kedua Pasal 26' </penalty_list>
MENTERI KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 425/KMK.06/2003 TENTANG PERIZINAN DAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN USAHA PERUSAHAN PENUNJANG USAHA ASURANSI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi dalam industri perasuransian nasional, perlu dilakukan penyesuaian secara menyeluruh terhadap ketentuan mengenai Perizinan dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 226/KMK.017/1993 Tahun 1993, b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Perizinan dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3467) 2. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3506) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3861);: 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001; MEMUTUSKAN ... End of Page 1 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -2- MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERIZINAN DAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN USAHA PERUSAHAN PENUNJANG USAHA ASURANSI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan Menteri Keuangan ini, yang dimaksud dengan Direksi adalah direksi pada perseroan terbatas atau persero, atau yang setara dengan itu untuk koperasi dan usaha bersama. 2. Komisaris adalah komisaris pada perseroan terbatas atau usaha bersama. 3. Asosiasi adalah asosiasi dari perusahaan yang mempunyai lingkup usaha penunjang usaha asuransi atau profesi keallian di lingkup usaha penunjang usaha asuransi. 4. Menteri adalah Menteri Kcuangan Republik Indonesia. BAB II IZIN USAHA Bagian Pertama Persyaratan dan Tata Cara Memperoleh Iizin Usaha Pasal 2 (1) Untuk mendapatkan izin usaha, Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi harus mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri dengan melampirkan hal-hal sebagai berikut End of Page 2 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -3 - a. bukti pemenuhan persyaratan sebagaimana Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Talun 1999, b. dokumen pendukung lainnya yang meliputi : 1) susunan organisasi dan kepengurusan, termasuk uraian tugas dan sistem pengolahan data; 2) surat keterangan dari lembaga pembina dan pengawas usaha perbankan bahwa pemegang saham tidak termasuk dalam daftar orang tercela; 3) neraca pembukaan yang dilengkapi dengan bukti pendukungnya; 4) studi kelayakan usaha yang antara lain memuat rencana pengembangan usaha dan pengembangan sumber daya manusia; 5) bukti mempekerjakan tenaga ahli; 6) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan berikut NPWP dari Direksi, Komisaris, dan pemegang sahamnya: 7) bukti identitas diri dan daftar riwayat hidup Direksi, Komisaris, pemegang sahan, dan tenaga ahli yang dipekerjakan 8) pernyataan Direksi fidak merangkap jabatan pada perusahaan lain, pernyataan tenaga ahli tidak bekerja di perusahaan lain; dan F0) bukti perjanjian keagenan dengan Perusahaan Asuransi, khusus bagi Agen Asuransi yang berbentuk badan hukum. (2) Bagi Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi yang terdapat kepemilikan pihak asing, selain harus memenuhi ketentuan ayat (1) harus pula menyampaikan End of Page 3 MENTERI KEUANGAN RI IK INDONESA a. referensi atau rekomendasi dari badan pembina dan pengawas usaha perasuransian pihak asing tempat yang bersangkutan berdomisili, yang sekurang- kurangnya menyatakan bahwa pihak asing tersebut memiliki izin usaha dan reputasi baik; dan peranijan keriasama antara pihak Indonesia dan pihak asing. Pasal 3 Perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b harus dibuat dalam bahasa Indonesia dan sekurang-kurangnya memuat : . komposisi permodalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999, b. susunan anggota dewan Direksi dan Komisaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) Peraturan Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Talun 1999; dan kewajiban pihak asing untuk membuat dan rogam pendidikan dan pelatihan sesua bidang keabliannya. Pemberian atau Penolakan Permohonan Izin Usaha Pasal 4 (1) Pemberian atau penolakan permohonan izin usaha bagi Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi diberikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap. (2) Setiap End of Page 4 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA S (2) Setiap penolakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus disertai dengan penjelasan secara tertulis. BAB III PERSYARATAN UMUM Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal5 Susunan organisasi Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b angka 1 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut . sekurang-kurangnya menggambarkan secara jclas adanya: yang terpisah satu dengan yang lainnya, bagi Perusahaan Pialang Asuransi dan Perusahaan Pialang Reasuransi; dan 2) fungsi teknis sesuai dengan bidang usaha yang Kerugian Asuransi, Perusahaan Konsultan Aktuaria, dan Perusahaan Agen Asuransi; dan b. dilengkapi dengan uraian tugas, wewenang, tanggung organisasi. Bagian Kedua * Direksi, Komisaris, dan Pemegang Saham Pasal 6 (1) Setiap Direksi, Komisaris, dan pemegang saham Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi setiap saat harus memenuhi ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan. (2) Dalam. End of Page 5 MENTERI KEUANGAN KINDONS 6. (2) Dalam hal ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan bagi penegang saham belum ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan apabila yang bersangkutan tidak termasuk dalam daftar orang tercela di bidang perbankan. Bagian Ketiga Pasal 7 (1) Perusalaan Penunjang Usaha Asuransi harus mengangkat tenaga ahli. (2) Tenaga alli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: memiliki kualifikasi sebagai : 1) ahli pialang asuransi bersertifikat dari Asosiasi asuransi dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAD, atau dari asosiasi sejenis di Iuar negeri setelah terlebih dahulu memperoleh pengakuan dari ABAI atau pengakuan dari AAMAL bagi Perusahaan Pialang Asuransi; 2) ahli asuransi bersertifikat dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI), atau dari asosiasi sejenis di luar negeri setelah terlebih dahulu memperoleh pengakuan dari 3) adjuster bersertifikat dari Asosiasi Adjuster Asuransi Indonesia (AAAI) atau dari asosiasi memperoleh pengakuan dari AAAI, bagi Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi; 4) aktuaris bersertifikat dari Persatuan Aktuaris negeri setelah terlebih dahulu memperoleh pengakuan dari PAI, bagi Perusahaan End of Page 6 MENTERI KEUANGAN REPUBUK INDONESIA -7- 5) agen bersertifikat dari asosiasi industri asuransi sejenis di Indonesia, bagi Agen Asuransi; b. memiliki pengalaman kerja dalam bidang perasuransian sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun c. tidak sedang dalam pengenaan sanksi dari asosiasi profesinya; dan d. terdaftar sebagai tenaga ahli di Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan, Departemen Keuangan. (3) Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi harus paling lambat 14 (empat belas) hari sejak tanggal pengangkatan. Pasal 8 Tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 wajib melakukan tugasnya dengan berpedoman pada standar praktek dan kode etik profesi yang berlaku. Pasal 9 (1) Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi wajib memberhentikan tenaga ahli yang melanggar peraturan perundang-undangan di bidang usaha perasuransian paling lambat 7 (tujuh) hari scjak ditemukannya pelanggaran. (2) Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi yang memberhentikan tenaga ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib mengangkat tenaga ahli baru dan melaporkan kepada Menteri paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pemberhentian. Pasal 10 Setiap tenaga alli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, wajib mehdaftarkan diri dengan mengajukan permohonan pendaftaran secara tertulis kepada Direktur Jenderal Lembaga Keuangan dengan melampirkan: End of Page 7 MENTERI KEUANGAN RINDON -8 - a. daftar riwayat hidup yang dilengkapi dengan data pendukungnya, b. copy sertifikat gelar profesi; dan c. keterangan tidak sedang dalam pengenaan sanksi dari asosiasi profesi. Pasal 11 Pendaftaran tenaga abli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dapat dibatalkan apabila tenaga ahli dimaksud: a. dinyatakan melanggar kode etik dan standar praktek oleh asosiasi profesi tenaga ahli yang bersangkutan, . dicabut gelar profesinya oleh asosiasi profesi yang mengeluarkan gelar tersebut; . melakukan perbuatan tercela di bidang usaha perasuransian; atau d. tidak lulus pengujian kemampuan dan kepatutan karena faktor integritas, dalam hal tenaga ahli pernah mengikuti pengujian dimaksud. Bagian Keempat Sistem Administrasi dan Pengolahan Data Pasal 12 Pengelolaan Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi sekurang-kurangnya harus didukung dengan : . sistem administrasi yang memenuhi fungsi pengendalian intern; . sistem pengolahan data yang dapat menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan dalam pengambilan keputusan; dan c. program pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia. Bagian Kelima End of Page 8 MENTERI KEUANGAN 9 Pasal 13 Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi dapat mempekerjakan tenaga asing sebagai penasihat dengan ketentuan tenaga asing dimaksud: a. memiliki keahlian sesuai dengan bidang tugas yang akan menjadi tanggung jawabnya, b. memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenaga-kerjaan; dan c. memiliki program kerja sesuai dengan tugasnya. Bagian Keenam Dana Pendidikan dan Pelatihan Pasal 14 (1) Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi wajib menganggarkan dana untuk pelaksanaan pendidikan dari jumlah biaya pegawai, Direksi dan Komisaris untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan keahlian di bidang usaha asuransi bagi karyawannya. (2) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) .untuk setiap tahun, wajib 31 Januari tahun berikutnya. BAB IV. End of Page 9 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 10 - BAB IV LAPORAN PERUBAHAN Pasal 15 (1) Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi wajib a. anggaran dasar, b. alamat kantor perusahaan; dan c. perjanjian keagenan dengan perusahaan asuransi, bagi Agen Asuransi yang berbentuk badan hukum. (2) Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi yang melakukan perubahan anggaran dasar harus menyampaikan bukti Menteri, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diperoleh persetujuan dimaksud. (3) Dalam hal perubahan anggaran dasar tidak memerlukan persetujuan dari instansi yang berwenang, maka disampaikan kepada Menteri paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal perubahan. BAB V PENGGABUNGAN BADAN USAHA Pasal 16 (1) Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi dapat melakukan penggabungan badan usaha dengan Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi sejenis. (2) Perusahaan .. End of Page 10 MENTERI KEUANGAN 11- (2) Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi yang akan melakukan penggabungan badan usaha wajib melaporkan rencana penggabungan dimaksud kepada Menteri untuk mendapat persetujuan. (3) Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi wajib usaha dimaksud paling lambat 14 (empat belas) hari sejak tanggal penggabungan badan usaha. BAB VI PENYELENGGARAAN USAHA Pasal 17 Dalam rangka menjaga perimbangan sebagaimana dimaksud Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999,jumlah premi yang belum disetor oleh Perusahaan Pialang Asuransi kepada Perusahaan Asuransi senantiasa tidak boleh melebihi modal sendiri Perusahaan Pialang Asuransi yang bersangkutan. BAB VII LAPORAN OPERASIONAL DAN KEUANGAN Pasal 18 (1) Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi dan Perusahaan Konsuitan Aktuaria wajib. menyampaikan kepada Menteri laporan operasional untuk kegiatan selama 1 (satu) tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember, paling lambat tanggal 30 April tahun berikutnya. (2) Perusahaan Pialang Asuransi dan Perusahaan Pialang Reasuransi wajib menyampaikan kepada Menteri: a. laporan operasional tahunan yang berakhir pada lambat tanggal 30 April tahun berikutnya, End of Page 11 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 12 b. laporan keuangan tahunan yang berakhir pada auditor independen, disampaikan paling lambat tanggal 30 April tahun berikutnya; dan c. laporan kcuangan semesteran yang berakhir pada paling lambat 1 (satu) bulan sejak berakhirnya semester yang bersangkutan. (3) Bentuk dan susunan laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal. BAB VIII KETENTUAN LAIN Pasal 19 (1) Setiap Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi wajib menjadi anggota Asosiasi perusahaan sejenis. (2) Asosiasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mempunyai tugas antara lain a. mengkoordinir penyusunan standar praktek dan kode etik profesi usaha penunjang usaha asuransi;, b. mengadakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan; dan c. melakukan pengendalian mutu terhadap tenaga ahli profesi usaha Penunjang Usaha Asuransi. Menteri. Pasal 20 End of Page 12 MENTERI KEUANGAN DRLKINDONESA - 13 - BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 21 (1) Setiap pihak yang telah mengajukan permohonan izin usala Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi sebelum mengajukan permohonan untuk memenuhi ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak memperoleh izin usaha. Asuransi wajib mendaftarkan diri kepada Direktur Tedemal lembaga Keuangan sebagalmana dalam Pasal 10 paling lambat 6 (enam) bulan sejak Keputusan Menteri Keuangan ini ditetapkan. (3) Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi yang telah memperoleh izin usaha wajib menyesuaikan dengan tahun sejak Keputusan Menteri Keuangan ini ditetapkan. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 226/KMK.017/1993 tentang Perizinan dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi dinyatakan tidak berlaku. Pasal 23 euangan ini mulaiberhaku pala bangei ditetapkan. End of Page 13 MENTERI KEUANGAN - 14- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintalkan pengumuman Keputusan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 September 2003 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd,- Salinan sesuai dengan aslinya BOEDIONO KEPALA BAGIAN-T.U. DEPARTEMEN NIP 060041898 End of Page 14
<reg_type> KEP-MEN </reg_type> <reg_id> 425/KMK.06/2003|KEP-MENKEU/2003 </reg_id> <reg_title> PERIZINAN DAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN USAHA PERUSAHAN PENUNJANG USAHA ASURANSI </reg_title> <set_date> 30 September 2003 </set_date> <effective_date> 30 September 2003 </effective_date> <replaced_reg> '226/KMK.017/1993|KEP-MENKEU/1993' </replaced_reg> <related_reg> '73/PP/1992', '2/UU/1992', '63/PP/1999', '228/M|KEPPRES/2001' </related_reg> <penalty_list> 'BAB VIII Pasal 20' </penalty_list>
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 504/KMK.06/2004 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN BAGI PERUSAHAAN ASURANSI YANG BERBENTUK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43 ayat (6) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuamgan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, diperlukan ketentuan mengenai keschatan keuangan yang berlaku bagi Perusahaan Asuransi yang berbentuk badan hukum bukan perseroan terbatas; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Kesehatan Keuangan bagi Perusahaan Asuransi yang Berbentuk Badan Hukum Bukan Perseroan Terbatas; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3467); Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3306) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintal Nomor 63 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 118, Tambahan: Lembaran Negara Nomor 3861); End of Page 1 REPUBLIK INDONESIA 3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; 4. Keputusan Presiden Nomor 228/M Talun 2001; MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN BAGI PERUSAHAAN ASURANSI YANG BERBENTUK BADAN HUKUM BUKAN PERSEROAN TERBATAS. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan 1. Perusahaan Asuransi bukan perseroan terbatas adalah perusahaan asuransi yang berbentuk badan hukum bukan perseroan teribatas dan selanjutnya disebut Perusahaan Asuransi Non PT. 2. Bank adalah Bank Umum sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang tentang Perbankan. 3. Menteri adalah Menteri Keuangan. BAB II TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN Pasal 2 (1) Perusahaan ..... End of Page 2 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (1) Perusahaan Asuransi Non PT setiap saat wajib memenuhi ketentuan tingkat kesehatan keuangan. (a) Tingkat kesehatan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (i) terdiri dari a. tingkat solvabilitas; b. perimbangan antara investasi dan eadangan teknis ditambah utang klaim; c. tingkat likuiditas; d. retensi sendiri; e. deposito jaminan. Pasal 3 (1) Perusahaan Asuransi Non PT setiap saat wajib memenuhi tingkat solvabilitas paling sedikit 1209 (seratus dua puluh per seratus) dari risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban. (2) Perusahaan Asuransi Non PT harus memiliki kekayaan dalam bentuk investasi yang telah memenuhi ketentuan mengenai jenis, penilaian, dan pembatasan kekayaan yang diperkemankan, paling sedikit sebesar jumlah cadangan teknis dan kewajiban pembayaran klaim retensi sendiri. (3) Pedoman perhitungan tingkat kesehatan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (i) dan ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. Pasal 4 (i) Tingkat likuiditas sebagaimana dimaksud dalam Pasal zayat (2) huruf c.... End of Page 3 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA huruf c adalah perbandingan antara kekayaan lancar dengan kewajiban lancar. (2) Kekayaan lancar sebagaimana dimaksud dalam ayat (i) adalah Kekayaan lancar yang jangka waktunya paling lama 1 (satu) tahun. (3) Kewajiban lancar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah kewajiban lancar yang akan dibayarkan dan yang mungkin akan dibayarkan dalam jangka paling lama 1 (satu) tahun. Pasal s Kekayaan lancar dan kewajiban lancar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (a) dan ayat (3) bersumber dari semua kegiatan perusahaan, termasuk yang bersumber dari kegiatan usuha asuransi dengan Prinsip Syariah dan Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi. Pasal 6 Jenis kekayaan lancar sebagaimana dimaksud daiam Pasal 4 ayat (2) terdiri dari a. deposito berjangka dan sertifikat deposito pada Bank, termasuk deposit on call dan deposito yang berjangka waktu kurang dari atau sama dengan 1 (satu) bulan, b. saham yang tercatat di bursa efek; c. obligasi dan Medium Term Notes (MTN) dengan peringkat paling . surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah atau Bank Indonesia; e. unit penyertaan reksadana; f pinjaman hipotik; 8. pinjaman polis; h. kas dan bank; End of Page 4 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 1. tagihan premi yang umurnya tidak lebih dari a (dua) bulan untuk usaha asuransi dengan prinsip konvensional atau tidak lebih dari 1 (satu) bulan untuk usaha asuransi dengan Prinsip Syariah, yang dihitung sejak: ) pertanggungan dimulai bagi polis dengan pembayaran premi tunggal; atau 2) jatuh tempo pembayaran premi bagi polis dengan pembayaran premi cicilan; j. tagihan reasuransi yang umurnya tidak lebih dari 2 (dua) bulan untuk usaha asuransi dengan prinsip konvensional atau tidak lebih dari 1 (satu) bulan untuk usaha asuransi dengan Prinsip Syariab yang dihitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran; k. tagihan hasil investasi yang umurnya tidak lebih dari 2 (dua) bulan untuk usaha asuransi dengan prinsip konvensional atau tidak lebih dari 1 (satu) bulan untuk usaha asuransi dengan Prinsip Syariah, yang dihitung sejak tanggal hasil investasi menjadi hak Perusahaan Asuransi. Pasal7 Kewajiban lancar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) terdiri dari a. Cadangan teknis terdiri dari ) Cadangan premi untuk polis-polis yang mungkin akan terjadi klaim dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun yang meliputi perkiraan dari klaim meninggal, klaim habis kontrak, klaim tahapan, dan klaim penebusan polis; 2) Cadangan atas premi yang belum merupakan pendapatan; dan 3) Cadangan klaim, b. Utang lancar. End of Page 5 MENTERI KEUANGAN REPUBUK INDONESIA Pasal 8 Perusalaan Asuransi Non PT wajib memenuhi tingkat likuiditas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (s) huruf c dengan tahapan sebagai berikut: a. sampai dengan Triwulan III tahun 2004, paling sedikit scbesar 1209 (seratus dua puluh per seratus); b. sejak akhir tahun 2004, paling sedikit sebesar 1509 (seratus lima puluh per seratus); c. sejak akhir tahun 2005, paling sedikit sebesar 1759 (seratus tujuh puluh lima per seratus); d. Sejak akhir tahun 2006, paling sedikit sebesar 200% (dua ratus per seratus). Pasal g Perusahaan Asuransi Non PT hanya dapat memiliki retensi sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (s) huruf (d) untuk setiap penutupan risiko asuransi kecelakaan diri, asuransi keschatan, dan asuransi kematian, paling banyak.o.05%o. (lima per seratus ribu) dari total investasi periode berjalan. Pasal 1o (i) Perusahaan Asuransi Non PT setiap tahun harus menyesuaikan jumlah deposito jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf (e) sekurang-kurangnya scbesar Rp 400.000.000 (empat ratus juta rupiah) ditambah dengan 3% (tiga per seratus) dari cadangan premi termasuk cadangan atas premi yang belum (2) Bagi Perusahaan Asuransi Non PT yang menjalankan kegiatan usaha asuransi dengan Prinsip Syariah dan memasarkan Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi, jumlah cadangan premi yang..... End of Page 6 * : MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA yang diperhitungkan dalam penetapan deposito minimum sebagaimana dimaksud ayat (a) termasuk cadangan premi yang bersumber dari kegiatan usaha asuransi dengan Prinsip Syariah dan Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi. (3) Dalam hal Perusahaan Asuransi Non PT memiliki jumlah deposito jaminan kurang dari jumlah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (s), penambahan deposito jaminan harus dilakukan paling lambat pada akhir Triwulan l tahun berikutnya. BAB III Pasal at Perusahaan Asuransi Non PT dilarang melakukan penempatan investasi pada jenis-jenis investasi selain pada jenis investasi sebagai berikut a. deposito berjangka dan sertifikat deposito pada Bank, termasuk deposit on call dan deposito yang berjangka waktu kurang dari atau sama dengan 1 (satu) bulan; b. saham yang tercatat di bursa efek; c.. obligasi dan Medium Term Notes (MTN) dengan peringkat paling surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleli Pemerintali atau Bank Indonesia; e. unit penyertaan reksadana; f. : penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di. bursa efek); . s. bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan, untuk investasi; h.: pinjaman hipotik; i. pinjaman polis. Pasal 12 .... End of Page 7 : MENTERI KEUANGAN Pasal 12 (1) Pembentukan cadangan premi asuransi jiwa termasuk anuitas, harus menggunakan unetode - prospektif, dengan ketentuan besarnya cadangan premi dimaksud tidak kurang dari besarnya cadangan premi yang dihitung dengan metode prospektif premi neto dengan biaya tahun pertama yang diamortisasikan 6090 (enam puluh per seribu) dari uang pertanggungan. (2) Dalam rangka perhitungan cadangan premi sebagaimana dimaksud dalam ayat (i), tingkat bunga yang diterapkan tidak melebihi 109 (sepuluh per rseratus) untuk pertanggungan dalam mata uang Rupiab dan tidak melebihi 59 (lima per seratus) untuk pertanggungan dalam mata .uang asing. 3) Besarnya cadangan premi asuransi jiwa untuk produk atau bagian dari produk yang memberikan manfaat berupa akumulasi dana, paling sedikit sebesar akumulasi dana tersebut ditambah dengan BAB IV PELAPORAN DAN PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN Pasal 13 (1) Perusahaan Asuransi Non PT wajib menyusun laporan keuangan. mon-konsolidasi berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia. (2) Laporan .... End of Page 8 MENTERI KEUANGAN I REPUBLIK INDONESIA * (2) Laporan keuangan non-konsolidasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (i) digunakan sebagai dasar untuk menghitung tingkat likuiditas. Pasal 14 (i) Perusahaan Asuransi Non PT wajib menyampaikan kepada Menteri a. laporan keuangan beserta perhitungan likuiditas triwulanan per 31 Maret, 30 Juni, 30 September, dan 31 Desember, paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan; b. laporan keuangan beserta perhitungan likuiditas tahunan per 31 Desember dilampiri dengan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik, paling lambat tanggal 30 April tahun berikutnya. (2) Bagi Perusahaan Asuransi Non PT yang menjalankan usaha asuransi dengan Prinsip Syariah dalam bentuk kantor cabang, laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (i) huruf a harus dilengkapi dengan surat pernyataan Dewan Pengawas Syariah bahwa pengelolaan kekayaan dan kewajiban telah dilakukan sesuai dengan Prinsip Syariah. (3) Bentuk dan susunan -laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (a) ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan... Pasal 15 (a) Perusahaan Asuransi Non PT wajib mengumumkan neraca, perhitungan laba rugi, tingkat likuiditas dan keterangan lain, untuk *: periode yang berakhir per 3i Desember pada surat kabar harian di Indonesia .... End of Page 9 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 10- Indonesia yang memiliki peredaran yang luas paling lambat tanggal 30 April tahun berikutnya. (2) Kekayaan yang disajikan dalam neraea sebagaimana dimaksud dalam ayat (i) dinilai berdasarkan nilai wajar (fair ualue) (3) Bukti pengumuman sebagaimana dimaksud dalam ayat () wajib disampaikan kepada Menteri paling lambat 2 (dua) minggu setelah tanggal pengumuman pada surat kabar. (4) Bentuk dan susunan laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat. (1)sserta bentuk dan susunan pengumiman sebagaimana dimaksud dalam ayat (i) ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 16 (1) Perusahaan Asuransi Non PT yang belum mencapai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan (a) diberikan kesempatan untuk melakukan penyesuaian paling lambat 31 / Desember 2010. (2) Perusahaan Asuransi Non PT sebagaiman dimaksud dalam ayat (:) wajib menyampaikan rencana pemenuhan ketentuan tingkat kesehatan keuangan paling lambat 3 (tiga) bulan Sejak ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan ini. (3) Reneana pemenuhan ketentuan tingkat kscsehatan , keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (a) harus memuat paling sedikit hal-hal sebagai berikut: a. rencana restrukturisasi kekayaan dan atau kewajiban; b.jangka .... End of Page 10 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -11- b.jangka waktu dan tahapan pemenuhan tingkat kesehatan keuangan; (4) Menteri berwenang memerintalkan Perusahaan Asuransi Non PT untuk melakukan perbaikan atas rencana pemenuhan ketentuan tingkat kesehatan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3). (5) Perusahaan Asuransi Non PT sebagaimana dimaksud dalam ayat (i) wajib menyampaikan kepada Menteri laporan perkembangan pelaksanaan rencana pemenuhan ketentuan tingkat keschatan Keuangan setiap 3 (tiga) bulan. Pasal 17 ,Menterifdapat memerintahkan; kepada Perusahaan Asuransi Non PT untuk melakukan pemindahan sebagian atau seluruh portofolio pertanggungan kepada Perusahaan Asuransilainnya, dalam hal: a. Perusahaan Asuransi Non PT tidak dapat memenuhi: 1. tingkat likuiditas dengan tahapan sebagai berikut lima puluh per seratus); b. sejak akhir tahun 2005, paling sedikit sebesar 175% (seratus tujuh puluh lima per seratus): . sejak akhir tahun 2006, paling sedikit sebesar 200% (dua ratus per seratus). 2. perimbangan kekayaain dan kewajiban dengan tahapan sebagai berikut . sejak aldhir tahun 2004, paling sedikit sebesar 709 (tujuh puluh per seratus); b. sejak akhir tahun 2005, paling sedikit sebesar 75% (tujuh puluh lima per seratus); b. sejak.... End of Page 11 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA . - 12- c. sejak akhir tahun 2006, paling sedikit sebesar 80% (delapan puluh per seratus); d. sejak akhir tahun 2010, paling sedikit sebesar 100% (seratus per seratus); b. Perusahaan Asuransi Non PT menunjukkan kondisi keuangan yang memburuk sehingga membahayakan kepentingan tertanggung. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan ini, ketentuan- ketentuan yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dan Peraturan Pelaksanaannya, selain ketentuan mengenai tingkat solvabilitas serta ketentuan mengenai perimbangan antara investasi dan cadangan teknis ditambah utang klaim, sepanjang tidak diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan ini, dinyatakan tetap berlaku bagi Perusalaan Asuransi Non PT. Pasal 19 Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar...... End of Page 12 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 13 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Menteri Keuangan ini dengan menempatkannya dalam . Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2004 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,. Salinan sesuai dengan aslinya; td. Kepala Biro Umum u.b, Kemala Bagian T.U. Departemen, BOEDIONO End of Page 13
<reg_type> KEP-MEN </reg_type> <reg_id> 504/KMK.06/2004|KEP-MENKEU/2004 </reg_id> <reg_title> KESEHATAN KEUANGAN BAGI PERUSAHAAN ASURANSI YANG BERBENTUK BADAN HUKUM BUKAN PERSEROAN TERBATAS </reg_title> <set_date> 19 Oktober 2004 </set_date> <effective_date> 19 Oktober 2004 </effective_date> <related_reg> '63/PP/1999', '73/PP/1992', '2/UU/1992', '424/KMK.06/2003|KEP-MENKEU/2003', '228/M|KEPPRES/2001' </related_reg>
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 513/KMK.06/ 2002 TENTANG PERSYARATAN PENGURUS DAN DEWAN PENGAWAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA DAN PELAKSANA TUGAS PENGURUS DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan dan pengelolaan Dana Pensiun yang berhasil guna dan berdaya guna, persyaratan orang yang dapat ditunjuk sebagai Pengurus dan Dewan Pengawas Dana Pensiun Pemberi Kerja perlu diperjelas; b. bahwa dalam rangka meningkatkan akuntabilitas Dana Pensiun Lembaga Keuangan kepada publik perlu menetapkan persyaratan bagi orang yang dapat ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan; c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut, ketentuan mengenai Persyaratan Pengurus dan Dewan Pengawas Dana Pensiun Pemberi Kerja sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 229/KMK.017/1993 perlu disempurnakan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Persyaratan Pengurus dan Dewan Pengawas Dana Pensiun Pemberi Kerja serta Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan, Mengingat 1. Undang-undang Nonior 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 37; Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3477); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 126; Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3507),- 3. Peraturan... - 2 - 3. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 127; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3508); 4. Keputusan Presiden Nomor 228/M Tahun 2001; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERSYARATAN PENGURUS DAN DEWAN PENGAWAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA DAN PELAKSANA TUGAS PENGURUS DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANCAN. Pasal 1 Dalam Keputusan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Pengurus adalah Pengurus Dana Pensiun Pemberi Kerja. 2. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Dana Pensiun Pemberi Kerja. 3. Pelaksana Tugas Pengurus adalah pejabat dari Pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan operasional Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Pasal 2 (1) Dalam rangka pengelolaan Dana Pensiun, Pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan wajib menunjuk Pelaksana Tugas Pengurus. (2) Penunjukan Pelaksana Tugas Pengurus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan penggantiannya wajib dilaporkan kepada Menteri Keuangan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berlakunya penunjukan atau penggantian dimaksud. Pasal 3 (1) Orang yang dapat ditunjuk sebagai Pengurus atau Pelaksana Tugas Pengurus harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Warga Negara Republik Indonesia; b. memiliki akhlak dan moral yang baik; c. tidak ... - 3 - c. tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang perekonomian dan atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang perekonomian; d. pemah menduduki jabatan manajemen yang menangani bidang keuangan dan atau personalia pada suatu badan hukum sekurang- kurangnya selama 3 (tiga) tahun; dan e. memiliki pengetahuan di bidang Dana Pensiun. (2) Pengurus dan Pelaksana Tugas Pengurus wajib senantiasa memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam bersangkutan menjadi Pengurus atau Pelaksana Tugas Pengurus. Pasal 4 Pengurus dan Pelaksana Tugas Pengurus tidak dapat merangkap jabatan sebagai Pengurus Dana Pensiun lain atau anggota Direksi atau jabatan eksekutif pada badan usaha lain. Pasal 5 Orang yang dapat ditunjuk sebagai Dewan Pengawas harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c. Pasal 6 Kriteria memiliki pengetahuan di bidang Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e beserta tata cara pemenuhan kriteria tersebut ditetapkan dalam Keputusan Direktur jenderal Lembaga Keuangan. Pasal 7 Setiap orang yang telah menjadi Pengurus pada saat Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku wajib memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 selambat-lambatnya tanggal 31 Desember 2003. Pasal 8 ... ayat (1) selama yang - 4 - Pasal 8 Pada saat mulai berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 229/KMK.017/1993 tentang Persyaratan Pengurus dan Dewan Pengawas Dana Pensiun Pemberi Kerja dinyatakan tidak berlaku. Pasal 9 Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 januari 2003. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumunian Keputusan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Desember 2002 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. BOEDIONO
<reg_type> KEP-MEN </reg_type> <reg_id> 513/KMK.06/2002|KEP-MENKEU/2002 </reg_id> <reg_title> PERSYARATAN PENGURUS DAN DEWAN PENGAWAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA DAN PELAKSANA TUGAS PENGURUS DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN </reg_title> <set_date> 4 Desember 2002 </set_date> <effective_date> 1 januari 2003 </effective_date> <replaced_reg> '229/KMK.017/1993|KEP-MENKEU/1993' </replaced_reg> <related_reg> '11/UU/1992', '77/PP/1992', '76/PP/1992', '228/M|KEPPRES/2001' </related_reg>
MENTERI KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi dalam industri perasuransian nasional, perlu dilakukan penyesuaian secara menyeluruh terhadap ketentuan mengenai kesehatan keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Nomor 481/KMK.017/1999, b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3467); 2 Pentumn Pemerintah Nomor 73 lahun 1992 11118 Penyelenggaraan Usaha Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3306) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Indonesia Tahun 1999 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3861); 3. Keputusan Presiden Nomor 228/M Tahun 2001; MEMUTUSKAN. End of Page 1 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan Menteri Keuangan ini, yang dimaksud dengan undang tentang Perbankan. 2. Kekayaan Yang Diperkenankan adalah kekayaan yang diperhitungkan dalam perhitungan tingkat solvabilitas. antara Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi dengan pihak lain, dalam menerima amanah dengan mengelola dana peserta melalui kegiatan investasi atau kegiatan lain yang diselenggarakan sesuai syariah. 4. Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi adalah produk asuransi yang memberikan hasil investasi yang sepenuhnya mengacu kepada hasil investasi pasar. 12 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999. 6. Modal Sendiri adalah jumlah modal sendiri yang tercantum dalam neraca yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). 7. Deposito . End of Page 2 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 7. Deposito Jaminan adalah deposito berjangka yang ditatausahakan atas nama Menteri sebagai jaminan terakhir dalam rangka melindungi kepentingan pemegang polis sebagaimana dimaksud delan a Penatan Pemerintah Nomor 73 Toh 1000, Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999. BAB II TINGKAT SOLVABILITAS Bagian Kesatu Batas Tingkat Solvabilitas Pasal 2 (1) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi setiap saat wajib memenuhi tingkat solvabilitas paling sedikit 12096 (seratus dua puluh per seratus) dari risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban. (2) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang tidak dalam ayat (1), namun memiliki tingkat solvabilitas paling sedikit 100% (seratus per seratus), diberikan kesempatan melakukan penyesuaian dalam jangka waktu tertentu untuk memenuhi ketentuan tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Pasal 3 (1) Risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) terdiri dari a. kegagalan pengelolaan kekayaan; b. ketidak-seimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban; c. ketidak-seimbangan ... End of Page 3 NENTERI KEUANGN REPUBLIK INDONESIA ketidak-selmbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata uang; d. perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan; e. ketidak-cukupan premi akibat perbedaan hasil investasi yang a penetapan premi dengan hasil inrestasi yang diperoleh; f. ketidak-mampuan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban membayar klaim. (2) Jumlah dana yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang kekayaan dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan batas tingkat solvabilitas minimum. (3) Perhitungan besamya risiko kerugian yang mungkin timbul sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan pada pedoman yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. Bagian Kedua Pelaporan Perhitungan Tingkat Solvabilitas dan Pengumuman Laporan Keuangan Pasal 4 (1) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi wajib menyusun laporan keuangan non-konsolidasi berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia. (2) Laporan keuangan non-konsolidasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) digunakan untuk menghitung tingkat solvabitas. Pasal 5 Setiap kekayaan dan kewajiban dalam bentuk dan atau dalam satuan mata uang asing harus dinyatakan dalam mata uang rupiah berdasarkan nilai kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal neraca. End of Page 4 MENTERI KEUANGAN Pasal 6 (1) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi wajib menyampaikan kepada Menteri a. laporan perhitungan tingkat solvabilitas triwulanan per 31 Maret, 30 Juni, 30 September, dan 31 Desember, paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan; b. laporan perhitungan tingkat solvabilitas tahunan per 31 Desember yang dilampiri dengan laporan auditor independen atas laporan keuangan tahunan yang digunakan untuk tenghilang tingkat solvabilitas periode dimabeuid lambat tanggal 30 April tahun berikutnya. (2) Bagi Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang Syariah, laporan perhitungan tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a harus dilengkapi dengan surat pernyataan Dewan Pengawas Syariah bahwa pengelolaan kekayaan dan kewajiban telah dilakukan sesuai dengan Prinsip Syariah (3) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi wajib mengumumkan neraca, perhitungan laba rugi, dan tingkat serta data lainnya pada surat kabar harian di Indonesia yang memiliki peredaran yang luas paling lambat tanggal 30 April tahun berikutnya. # Nera an pethitungan laba nugi yang diumu dimaksud dalam ayat (3) merupakan bagian dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor jndependen. (S) Bukti pengumuman sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) wajib disampaikan kepada Menteri paling lambat 2 (dua) minggu setelah tanggal pengumuman pada surat kabar. (6) Ketentuan mengenai bentuk' serta susunan laporan perhitungan tingkat solvabilitas dan pengumuman laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan Pasal Lembaga Keuangan. End of Page 5 MENTERI KEUANGAN -6- Bagian Ketiga Pemenuhan Tingkat Solvabilitas Pasal 7 (1) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang tidak dalam Pasal 2 ayat (1) wajib menyampaikan rencana penyehatan keuangan yang disetujui oleh pemegang saham atau yang setara (2) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib pula menyampaikan laporan dilengkapi dengan laporan perkembangan penyehatan keuangan perusahaan paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya. (3) Rencana penyehatan kcuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus disampaikan kepada Menteri bersamaan dengan penyampaian laporan perhitungan tingkat solvabilitas triwulan berikutnya. (4) Rencana penyehatan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), sekurang-kurangnya memuat langkah-langkah penyehatan yang disertai dengan jangka waktu tertentu yang dibutuhkan untuk memenuhi ketentuan tingkat solvabilitas. (5) Langkah-langkah penyehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), paling sedikit memuat salah satu rencana sebagai berikut. a. rencana restrukturisasi kekayaan dan atau kewajiban; b. rencana penambahan modal disetor: c. rencana pengalihan sebagian atau seluruh portofolio pertanggungan; d. rencana melakukan penggabungan badan usaha. (6) Jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) harus Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dan tidak lebih dari 6 (enam) bulan sejak tanggal penyampaian laporan perhitungan tingkat solvabilitas triwulan sebagaimana dimaksud (7) Menteri. End of Page 6 REPUBLIK INDONESIA -7- (7) Menteri berwenang memerintahkan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi untuk melakukan perbaikan atas rencana Pasal 8 Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang tidak memenuhi ketentuan tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) wajib . melaksanakan rencana penyehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4); dan b. memenuhi tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (I) dalam jangka waktu sebagaimana telah ditetapkan dalam rencana penyehatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a. Pasal 9 Menteri dapat memerintahkan kepada Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi untuk melakukan pemindahan sebagian atau seluruh portofolio pertanggungan kepada Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi lainnya, dalam hal: a. Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi tidak dapat memenuhi ketentuan mengenai tingkat solvabilitas dan sedang dikenai Sanksi Pembatasan Kegiatan Usaha; atau b. Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi memiliki tingkat solvabilitas kurang dari 40% (empat puluh per seratus) sehingga berisiko tinggi membahayakan kepentingan tertanggung. BAB III KEKAYAAN YANG DIPERKENANKAN Pasal 10 Kekayaan yang diperkenankan harus dimiliki dan dikuasai oleh Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi, dalam bentuk. a. investasi; b. bukan investasi. Bagian .. End of Page 7 REPUBLIK INDONESIA - 8 - Bagian Pertama Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Prinsip Konvensional Pasal 11 (1) Jenis investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a untuk Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi terdiri dari: a. deposito berjangka dan sertifikat deposito pada Bank, termasuk deposit on call dan deposito yang berjangka waktu kurang dari atau sama dengan 1 (satu) bulan, b. saham yang tercatat di bursa efek: c. obligasi dan Mediun Ternt Notes dengan peringkat paling rendah A atau yang setara pada saat penempatan; d. surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah atau Bank Indonesia; e. unit penyertaan reksadana, f. penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek); 8 bangunan dengan hak strata (stratn tille) atau tanah dengan bangunan, untuk investasi h. pinjaman hipotik: i. pinjaman polis. (2) Jenis kekayaan yang bukan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf -b untuk Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, terdiri dari : a. kas dan bank; b. tagihan premi penutupan langsung c. tagihan reasuransi; d. tagihan hasil investasi; e. bangunan dengan hak strata (stratn title) atau tanah dengan bangunan, untuk dipakai sendiri; f. perangkat keras komputer. Pasal .. End of Page 8 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -9 Pasal 12 (1) Peringkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf c, Pasal 16 ayat (1) huruf c, dan Pasal 22 ayat (2) huruf b, adalah peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat yang terdaftar pada instansi yang berwenang atau yang telah memperoleh pengakuan internasional. (2) Dalam hal peringkat sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diterbitkan oleh lebih dari satu lembaga pemeringkat, maka peringkat yang digunakan adalah peringkat yang paling rendah. Pasal 13 (1) Penilaian atas kekayaan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a untuk Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi adalah sebagai berikut : a. deposito berjangka, berdasarkan nilai nominal; . sertifikat deposito, berdasarkan nilai tunai; saham yang tercatat di bursa efek, berdasarkan nilai pasar, d. obligasi dan Medium Term Notes, berdasarkan nilai pasar; . surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah atau Bank Indonesia, berdasarkan nilai pasar, atau nilai tunai dalam hal nilai pasar tidak tersedia; f. unit penyertaan reksadana, berdasarkan nilai aktiva bersih; penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek), berdasarkan nilai ekuitas; h. bangunan dengan hak strata (strata tifle) atau tanah dengan bangunan, untuk investasi, berdasarkan nilai yang ditetapkan berwenang, atau Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dalam hal tidak dlakukan penilaian oleh lembaga penilai; i. pinjaman hipotik, berdasarkan nilai sisa pinjaman; ). pinjaman polis, berdasarkan nilai sisa pinjaman. (2) Penilaian .. End of Page 9 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 10- (2) Penilaian atas kekayaan bukan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b untuk Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi adalah sebagai berikut : a. kas dan bank, berdasarkan nilai nominal; b. tagihan premi penutupan langsung, berdasarkan nilai sisa tagihan c. tagihan reasuransi, berdasarkan nilai sisa tagihan; d. tagihan hasil investasi, berdasarkan nilai sisa tagihan; . bangunan dengan hak strata (straln , title) atau tanah dengan bangunan, yang dipakai sendiri, berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh lembaga penilai yang terdaftar pada instansi atanNilai lual Obiek Palak(NJOPjdalamhai idak dilakukan penilaian oleh lembaga penilai; f. perangkat keras komputer, berdasarkan nilai buku. Pasal 14 (1) Pembatasan atas kekayaan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a untuk Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi adalah sebagai berikut a. investasi dalam bentuk deposito berjangka dan sertifikat deposito pada setiap Bank, tidak melebihi 209 (dua puluh per scratus) dari jumlah investasi; b. investasi dalam bentuk saham yang emitennya adalah badan melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi; c. investasi dalam bentuk obligasi dan Medinm Term Notes yang penerbitnya adalah badan hukum Indonesia, untuk setiap penerbit masing-masing tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi; setiap penerbit tidak melebihi 209 (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi; tercatat di bursa efek), seluruhnya tidak melebihi 10% (sepuluh per seratus) dari jumlah investasi; f. investasi .. End of Page 10 REPUBLIK INDONESIA -11- f. investasi yang ditempatkan dalam bentuk bangunan dengan hak strata (strata titie) atau tanah dengan bangunan, seluruhnya tidak melebihi 209 (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi; 8. investasi yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman hipotik, seluruhnya tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi dan memenuhi persyaratan bahwa pinjaman tersebut 1) diberikan hanya kepada perorangan; 2) djamin dengan hipotik pertama; 3) penghipotikan tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan ) besarnya setiap pinjaman tidak melebihi 75% (tujuh puluh nilai yang ditetapkan oleh lembaga penilai yang terdaftar pada instansi yang berwenang dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP): h. investasi dalam bentuk pinjaman polis besarnya tidak melebihi 808 (delapan puluh per seratus) dari nilai tunai polis yang bersangkutan. (2) Jumlah investasi yang digunakan sebagai dasar perhitungan jenis investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) per tanggal neraca yang penilaiannya didasarkan pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1). (3) Dalam hal Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi memiliki penempatan investasi di luar negeri, maka jumlah investasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditambah dengan jumlah investasi di luar negeri. (4) Pembatasan atas kekayaan bukan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b untuk-Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi adalah sebagai berikut : a. tagihan .. End of Page 11 MENTERI KEUANGAN 12 a. tagihan premi penutupan langsung, umurnya tidak lebih dari 2 (dua) bulan dihitung sejak: ) pertanggungan dimulai bagi polis dengan pembayaran premi tunggal; atau ) jatuh tempo pembayaran premi bagi polis dengan pembayaran premi cicilan; tagihan reasuransi, umurnya tidak lebih dari 2 (dua) bulan dihitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran; c. tagihan hasi investasi, umurnya tidak lebih dari 2 (dua) bul: dihitung sejak tanggal hasil investasi menjadi hak Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; d. bangunan dengan hak strata (strnta fitie) atau tanah dengan bangunan yang, dipakai sendiri, seluruhnya tidak melebihi 20% dan Perusahaan Reasuransi, atau 30% (tiga puluh per seratus) bagi Perusahaan Asuransi Jiwa, masing-masing dari Modal Sendiri periode berjalan; c. perangkat keras komputer seluruhnya tidak melebihi 209 (dua puluh per seratus) dari Modal Sendiri periode berjalan. Bagian Kedua Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Prinsip Syariah Pasal 15 (1) Perusahaan Asuransi yang menyelenggarakan usaha asuransi dengan Prinsip Syariah dalam bentuk kantor cabang harus melakukan pemisahan kekayaan dan kewajiban usaha asuransi dengan Prinsip Syariah dari kekayaan dan kewajiban usaha asuransi dengan prinsip konvensional. (2) Perusahaan Reasuransi yang menyelenggarakan usaha reasuransi derigan Prinsip Syariah dalam bentuk kantor cabang harus melakukan pemisahan kekayaan dan kewajiban usaha reasuransi dengan Prinsip Syariah dari kekayaan dan kewajiban usaha reasuransi dengan prinsip konvensional. (3) Jenis. End of Page 12 ENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 13 - (3) Jenis, penilaian, dan pembatasan kekayaan kantor cabang sebagainana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) mengikuti jenis, Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Prinsip Syariah. Pasal 16 (I) Jenis investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a untuk Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Prinsip Syariah terdiri dari: a. deposito berjangka dan sertifikat deposito pada Bank, termasuk deposit on call dan deposito yang berjangka waktu kurang dari atau sama dengan 1 (satu) bulan, b. saham yang tercatat di bursa efek; c. obligasi dan Medium Termn Notes dengan peringkat paling rendah A atau yang setara pada saat penempatan; d. surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah atau Bank Indonesia; e. unit penyertaan reksadana; f. penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek): g. bangunan dengan hak strata (stratn title) atau tanah dengan bangunan, untuk investasi; h. pinjaman polis; i. pembiayaan kepemilikan tanah dan atau bangunan, kendaraan bemaoos an barang modal dengan skenabbl beli dengan pembayaran ditangguhkan); a skema tuodlamabal bo hasil). (2) Jenis kekayaan bukan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal dengan Prinsip Syariah terdiri dari a. kas dan bank; b. tagihan premi penutupan langsung: c. tagihan reasuransi; End of Page 13 REPUBLIK INDONESIA 14 d. tagihan hasil investasi; e. bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan, untuk dipakai sendiri; f. perangkat keras komputer. Pasal 17 (1) Penilaian atas kekayaan investasi sebagaimana dimaksud dalam Reasuransi dengan Prinsip Syariah adalah sebagai berikut a. deposito berjangka dan sertifikat deposito, berdasarkan nilai nominal; b. saham yang tercatat di bursa efek, berdasarkan nilai pasar; c. obligasi dan Medium Term Notes, berdasarkan nilai pasar, atau nilai nominal dalam hal nilai pasar tidak tersedia; d. surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah atau bank indonesia, berdasarkan nilai pasar, atau niai nominal dalam hal nilai pasar tidak tersedia; unit penyertaan reksadana, berdasarkan nilai aktiva bersih; penyertaan langsung, berdasarkan nilai ekuitas; bangunan dengan hak strata (strata titie) atau tanah dengan oleh lembaga penilai yang terdaftar pada instansi yang berwenang, atau Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dalam hal tidak dilakukan penilaian oleh lembaga penilai; h. pinjaman polis, berdasarkan nilai sisa pinjaman; pembiayaan kepemilikan tanah dan atau bangunan, kendaraan bermotor, dan barang modal dengan skema murabahah (jual beli dengan pembayaran ditangguhkan), berdasarkan nilai sisa pinjaman; pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah (bagi hasil) berdasarkan nilai sisa pinjaman. (2) Penilaian atas kekayaan bukan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b untuk Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Prinsip Syariah adalah sebagai berikut: End of Page 14 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 15 a. kas dan bank, berdasarkan nilai nominal; b. tagihan premi penutupan langsung, berdasarkan nilai sisa tagihan, c. tagihan reasuransi, berdasarkan nilai sisa tagihan; d. tagihan hasil investasi, berdasarkan nilai sisa tagihan; . bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan, yang dipakai sendiri, berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh lembaga penilai yang terdaftar pada instansi yang berwenang, atau Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dalam hal tidak dilakukan penilaian oleh lembaga penilai; f perangkat keras komputer, berdasarkan nilai buku. Pasal 18 (1) Pembatasan atas kekayaan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a untuk Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Prinsip Syariah adalah sebagai berikut. a. investasi dalam bentuk deposito berjangka dan sertifikat deposito pada setiap Bank, tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi; b. investasi dalam bentuk saham yang emitennya adalah badan hukum Indonesia, untuk setiap emiten masing-masing tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi penerbitnya adalah badan hukum Indonesia, untuk setiap emiten masing-masing tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi; d. investasi dalam bentuk unit penyertaan reksadana, untuk setiap penerbit tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi; e. investasi dalam bentuk penyertaan langsung, seluruhnya tidak melebihi 10% (sepuluh per seratus) dari jumlah investasi; investasi yang ditempatkan dalam bentuk bangunan dengan hak strata (stratn title) atau tanah dengan bangunan, seluruhnya tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah 8. investasi .. End of Page 15 BK INDONESA WENNTERI KEUANGAN 8. investasi dalam bentuk pinjaman polis besarnya tidak melebihi 80% (delapan puluh per seratus) dari nilai tunai polis yang bersangkutan; h. investasi dalam bentuk pembiayaan kepemilikan tanah dan atau bangunan, kendaraan beranotor, dan barang modal dengan per seratus) dari jumlah investasi dan masing-masing unit untuk setiap tanah dan atau bangunan, kendaraan bermotor, dan barang modal tidak melebihi 1% (satu per seratus) dari jumlah investasi; i. investasi dalam bentuk pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah seluruhnya tidak melebihi 30% (tiga puluh per pinjaman tidak melebihi 75% (tujuh puluh lima per seratus) intorkecil di antara nilai yang ditelapkan oleh lembaga penilai yang terdaftar pada instansi yang berwenang dan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP). (2) Jumlah investasi yang digunakan sebagai dasar perhitungan jenis investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) per tanggal neraca yang penilaiannya didasarkan pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1). @ Dalan hi Perusahaan Asuransi dan rersa memiliki penempatan investasi di luar negeri, maka jumlah investasi yang digunakan sebagai dasar batasan adalah jumlah investasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditambah dengan jumlah investasi di luar negeri. (4) Pembatasan atas kekayaan bukan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b untuk Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Prinsip Syariah adalah sebagai berikut: a. tagihan premi penutupan langsung, umurnya tidak lebih dari 1 (satu) bulan dihitung sejak premi tunggal; atau jatuh tempo pembayaran premi bagi polis dengan pembayaran premi cicilan; b. tagihan . End of Page 16 MENTERI KEUANGAN REPUBUK INDONESIA -17- b. tagihan reasuransi, umurnya tidak lebih dari 1 (satu) bulan dihitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran; tagihan hasil investasi, umurnya tidak lebih dari 1 (satu) bulan dihitung sejak tanggal hasil investasi menjadi hak Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; bangunan yang, dipakai sendiri, seluruhnya tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) bagi Perusahaan Asuransi Kerugian dan Perusahaan Reasuransi, atau 30% (tiga puluh per seratus) bagi Perusahaan Asuransi jiwa, masing-masing dari Modal Sendiri periode berjalan, e. perangkat keras komputer seluruhnya tidak melebihi 209 (dua puluh per seratus) dari Modal Sendiri periode berjalan. Bagian Ketiga Penempatan Investasi Pada Satu Pihak Pasal 19 (1) Penempatan investasi pada satu pihak tidak melebihi 25 % (dua puluh lima per seratus) dari jumlah investasi, kecuali penempatan pada surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah atau Bank Indonesia dan surat berharga yang dijamin oleh Pemerintah atau Bank Indonesia. (2) Pihak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah satu perusahaan, atau sekelompok perusahaan yang memiliki hubungan afiliasi satu dengan yang lain. (3) Bagi kantor cabang Syariah dari Perusahaan Asuransi konvesional, perhitungan pembatasan penempatan investasi pada satu pihak kantor cabang dimaksud dilakukan secara terpisah dari perhitungan pembatasan penempatan pada satu pihak untuk usaha asuransi dengan prinsip konvensional. (4) Bagi kantor cabang Syariah dari Perusahaan Reasuransi konvesional, perhitungan pembatasan penempatan investasi pada satu pihak kantor cabang dimaksud dilakukan secara terpisah dari perhitungan pembatasan penempatan pada satu pihak untuk usaha Teasuransi dengan prinsip konvensional. Bagian.. End of Page 17 MENTERI KEUANGAN - 18 - Bagian Keempat Penggabungan Badan Usaha Pasal 20 (1) Dalam hal terjadi penggabungan 2 (dua) atau lebih badan hukum tempat Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi melakukan investasi dan jumlah investasi pada badan hukum hasil penggabungan menjadi lebih besar dari batasan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), Pasal 18 ayat (1), diperlakukan sebagai kekayaan yang diperkenankan untuk jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal penggabungan. (2) Dalam hal Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi investasi pada badan hukum hasil penggabungan selama masa penyesuaian maka ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menjadi tidak berlaku dan ketentuan batasan investasi mengacu pada Pasal 14 ayat (1i), Pasal 18 ayat (1), dan atau Pasal 19 ayat (1). Bagian Kelima Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi Pasal 21 Yang Dikaitkan Dengan Investasi harus dipisahkan pencatatannya dengan kekayaan dan kewajiban yang bersumber dari produk asuransi jiwa lainnya. Yang Dikaitkan Dengan Investasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan dalam jenis: a. kas dan bank; b. deposito berjangka dan sertifikat deposito, termasuk deposit on call dan deposito yang berjangka waktu kurang, dari atau sama dengan 1 (satu) bulan; c. saham yang tercatat di bursa efek; End of Page 18 KINDONESIA - 19- d. obligasi dan Medium Term Notes; e. unit penyertaan reksadana; . surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah atau Bank Indonesia. (3) Ketentuan pembatasan penempatan kekayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (I) dan atau Pasal 19 ayat (1) tidak Dikaitkan Dengan Investasi Bagian Keenam Kekayaan di Luar Negeri Pasal 22 (1) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dapat memiliki kekayaan di luar negeri dalam bentuk investasi. (2) Kekayaan di luar negeri dalam bentuk investasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dimiliki dalam jenis a. saham yang terdaftar di bursa efek; b. obligasi dan Mediun Term Notes dengan peringkat paling rendah A atau yang setara pada saat penempatan; . penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek). Pasal 23 (1) Investasi dalam bentuk saham, obligasi, dan Medium Term Notes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) huruf a dan huruf b merupakan kekayaan di luar negeri apabila emiten ataut penerbit surat utang dimaksud merupakan badan hukum asing. (2) Dalam hal suatu badan hukum Indonesia menerbitkan surat utang di luar negeri melalui badan hukum asing yang khusus didirikan dalam rangka penerbitan surat utang dimaksud, maka badan Pasal.. End of Page 19 REPUBLIK INDONESIA - 20 - Pasal 24 (1) Penilaian atas kekayaan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) adalah sebagai berikut: a. saham yang tercatat di bursa efek, berdasarkan nilai pasar; b. obligasi dan Meduum Termn Notes, berdasarkan nilai pasar, . penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek), berdasarkan nilai ekuitas. (2) Pembatasan atas kekayaan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) adalah sebagai berikut a. saham yang tercatat di bursa efek, untuk setiap emiten tidak melebihi 10% (sepuluh per seratus) dari jumlah investasi; b. obligasi dan Mediunt Tern Notes, untuk masing-masing penerbi tidak melebihi 10% (sepuluh per seratus) dari jumlah investasi; . penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek), mengacu pembatasan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf e dan Pasal 18 ayat (1) huruf e; melebihi 20% (dua puluh per seratus) darijumlah investasi. Pasal 25 (1) Bagi Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi dengan prinsip konvensional, jumlah investasi yang digunakan sebagai dasar perhitungan batasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dalam Pasal 11 ayat (1) dan Pasal 22 ayat (2) per tanggal neraca yang penilaiannya didasarkan pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (I) dan Pasal 24 ayat (1). (2) Dalam hal Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi dengan prinsip konvensional memasarkan Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi melakukan penempatan investasi di Juar negeri atas kekayaan yang bersumber dari produk dimaksud, maka jumlah investasi yang digunakan sebagai dasar perhitungan batasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) adalah nilai seluruh.. End of Page 20 REPUBLIK INDONESIA -21 seluruh jenis investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) kecuali huruf a dan Pasal 22 ayat (2) per tanggal neraca. (3) Bagi Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi dengan Prinsip Syariah atau kantor cabang syariah dari Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan prinsip konvensional, jumlah investasi yang digunakan sebagai dasar perhitungan batasan sebagainana dimaksud dalam Peal seluruh jenis investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat paa ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 ayat (1) dan Pasal 24 ayat (1). Bagian Ketujuh Kekayaan Yang Tidak Diperkenankan Pasal 26 Kekayaan Yang Tidak Diperkenankan meliputi: Kekayaan yang jenisnya tidak termasuk dalam Pasal 11, Pasal 16, dan Pasal 22 ayat (2); b. Kekayaan yang jumlahnya melebihi ketentuan dalam Pasal 14 ayat (1) dan ayat (4), Pasal 18 ayat (1) dan ayat (4), Pasal 19 ayat (1), dan Pasal 24 ayat (2); c. Kekayaan di luar negeri dalam bentuk Kas dan Bank; d. Kekayaan yang dimiliki namun tidak dikuasai, diagunkan, dalam sengketa, atau diblokir oleh pihak yang berwenang. BAB IV KEWAJIBAN Bagian Pertama Unsur Kewajiban Pasal 27 Jenis kewajiban yang harus diperhitungkan dalam penetapan tingkat solvabilitas meliputi semua jenis kewajiban kepada pemegang polis atau tertanggung dan kepada pihak lain yang menjadi kewajiban Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi. Bagian. End of Page 21 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -22- Bagian Kedua Cadangan Teknis Asuransi Kerugian Pasal 28 Besamya cadangan atas premi yang belum merupakan pendapatan bagi jenis Asuransi Kerugian, paling sedikit sebesar . 10% (sepuluh per seratus) dari Premi Neto untuk polis dengan masa pertanggungan tidak lebih dari 1 (satu) bulan;, dan b. 40% (empat puluh per seratus) dari Premi Neto untuk polis dengan masa pertanggungan lebih dari 1 (satu) bulan. Pasal 29 Pembentukan cadangan klaim bagi jenis Asuransi Kerugian harus memenuhi ketentuan sebagai berikut a. untuk cadangan atas klaim yang masih dalam proses penyelesaian, dihitung, berdasarkan estimasi yang wajar atas klaim yang sudah terjadi dan sudah dilaporkan tetapi masih dalam proses pemneesian, berikut biava iasa penilai koninn. dikurangi dengan beban klaim yang akan menjadi bagian penanggung ulang, b. untuk cadangan atas klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan (Incurred But Not Reported atau IBNR), dihitung tetapi belum dilaporkan dengan menggunakan metode rasio klaim atau salah satu dari nietode segitiga (triangle method), berikut biaya jasa penilai kerugian asuransi, dikurangi dengan beban klaim yang akan menjadi bagian penanggung ulang. penggunaan metode perhitungan cadangan klaim sebagaimana dimaksud dalam huruf b, harus dilakukan secara konsisten. Bagian Ketiga Cadangan Teknis Asuransi jiwa Pasal 30 harus menggunakan metode prospektif, dengan ketentuan besarnya... End of Page 22 REPUBLIK INDONESIA 23 besamnya cadangan premi dimaksud tidak kurang dari besarnya cadangan premi yang, dihitung dengan metode prospektif premi nebo dengan biaya tahun pertama vang diamorticosib (tiga puluh per seribu) dari uang pertanggungan. (2) Dalam rangka perhitungan cadangan premi sebagaimana melebihi 9% (sembilan per seratus) untuk pertanggungan dalam mata uang Rupiah dan tidak melebihi 5% (lima per seratus) untuk pertanggungan dalam mata uang asing. (3) Besarnya cadangan premi asuransi jiwa untuk produk atau bagian dan produk yang memberikan manfaat berupar akumulasi dana paing selkit sebesar akumulasi dana tersebut ditonbab cadangan premi untuk risiko mortalita yang dihadapi. (4) Pembentukan cadangan atas premi yang belum merupakan pendapatan dan cadangan klaim untuk produk asuransi kecelakaan diri, asuransi kesehatan ekawarsa, dan asuransi kematian ekawarsa, harus berdasarkan metode sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dan Pasal 30. Bagian Keempat Pinjaman Subordinasi Pasal 31 @ Dabam rangka pethitungan tingkat solvabas subordinasi tidak diperlakukan sebagai unsur kewajiban apabila pinjaman tersebut memenuhi ketentuan sebagai berikut a. digunakan untuk memenuhi ketentuan batas tingkat solvabilitas; b. perjanjian pinjaman dituangkan dalam akte notaris. (2) Dalam perjanjian pinjaman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, harus dinyatakan bahwa a. pelunasan pinjaman tersebut hanya dapat dilakukan apabila tidak menyebabkan perusahaan menjadi tidak dapat memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1); b. jangka waktu tidak dibatasi; End of Page 23 MENTERI KEUANGAN REPUBUK INDONC -24 - c. tingkat bunga yang dijanjikan tidak melebihi 1/5 (satu per lima) dari tingkat bunga rata-rata deposito 1 (satu) bulan pada BAB V PBRIMBANGAN KEKAYAAN DENGAN KEWAJIBAN Pasal 32 (1) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi harus memiliki kekayaan dalam bentuk investasi yang telah memenuhi ketentuan mengenai jenis, penilaian, dan pembatasan kekayaan yang diperkenankan, paling sedikit sebesar jumlah cadangan teknis dan kewajiban pembayaran klaim retensi sendiri. (2) Kewajiban pembayaran klaim retensi sendiri sebagaimana dimaksuad dalam ayat (1) merupakan kewajiban pembayaran atas klaim yang telah disepakati tetapi belum dibayar dikurangi dengan beban klaim yang menjadi bagian dari penanggung ulang. Pasal 33 (1) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang menghadapi kelidaksesuaian (misnatch) antara kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata uang asing, dan atau ketidaksesuaian (mismatch) (tingkat bunga umum), dapat melakukan transaksi turunan (deriuntice) semata-mata hanya untuk keperluan lindung nilai (hedging). (2) Transaksi turunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), hanya dapat dilakukan apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut . terdapat kewajiban pembayaran di masa depan yang perlu dilindungi: b. dalam hal dilakukan saling hapus (ofiset) antara perubahan nilai turunan yang digunakan untuk melindungi kewaiiban dimaksud, maka tidak boleh dirancang untuk menimbulkan adanya perkiraan keuntungan atau kerugian; End of Page 24 REPUBLIK INDONESIA 25 c. pada Bank yang memenuhi tingkat kesehatan keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan yang berlaku a bidang perbankan; d. setelah terlebih dahulu memberitahukan rencana transaksi tersebut kepada Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. (3) Pemberitahuan rencana transaksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b harus paling sedikit mencakup a. kondisi ketidaksesuaian yang dihadapi; b. strategi yang diambil dalam mengelola risiko akibat ketidaksesuaian keuangan yang dihadapi, . pertimbangan dalam setiap langkah pengambilan posisi dan nilai kerugian poterisial dari setiap langkah tersebut, daftar riwayat hidup tenaga pengelola yang telah berpengalaman di bidang pengelolaan risiko investasi. (4) Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak pemberitahuan diterima, Direktur Jenderal Lembaga Keuangan tidak memberikan tanggapan, perusahaan asuransi dapat melakukan transaksi turunan surat berharga dimaksud. BAB VI RETENSI SENDIRI . Pasal 34 (1) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi harus memiliki retensi sendiri untuk setiap penutupan risiko. (2) Penetapan retensi sendiri harus didasarkan pada profil risiko yang dibuat secara tertib, teratur, relevan, dan akurat (3) Besarnya retensi sendiri untuk setiap risiko didasarkan pada Modal Sendiri. (4) Ketentuan Jebih lanjut mengenai besarnya retensi sendiri sebagalmnana dimaksod dalam ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. End of Page 25 TER KEUANGA REPUBLIK INDONESIA -26- Pasal 35 (1) Perusahaan Asuransi Kerugian dan Perusahaan Reasuransi hanya dapat memiliki Premi Neto paling banyak 300% (tiga ratus per seratus) dari Modal Sendiri periode berjalan. (2) Perusahaan Asuransi jiwa hanya dapat memiliki Premi Neto untuk ekawarsa, paling banyak 3009 (tiga ratus per seratus ) dari Modal Sendiri periode berjalan. BAB VII DEPOSITO JAMINAN Pasal 36 (1) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi setiap tahun harus menyesuaikan jumlah Deposito Jaminan sehingga jumlah Deposito Jaminan yang dimiliki memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dan ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Deposito Jaminan minimum yang harus dimiliki adalah a. bagi Perusahaan Asuransi Kerugian dan Perusahaan Reasuransi, paling sedikit memiliki jumlah Deposito Jaminan sebesar 20% (dua puluh per seratus) dari modal setor minimum dari Premi Neto; b. bagi Perusahaan Asuransi Jiwa, paling sedikit memiliki jumlah modal setor minimum yang dipersyaratkan ditambah dengan 5% (lima per seratus) dari cadangan premi, termasuk cadangan atas premiyang belum merupakan pendapatan. (2) Jumlah modal setor minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal II Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 (3) Bagi- End of Page 26 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -27- (3) Bagi Perusahaan Asuransi jiwa yang memasarkan Produk Asuransi diperhitungkan dalam penetapan jumlah deposito minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b meliputi pula cadangan premi yang berasal dari Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi dimaksud. (4) Dalam hal Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi memiliki jumlah Deposito Jaminan kurang dari jumlah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), penambahan Deposito Jaminan harus dilakukan paling lambat pada akhir Triwulan 1 tahun berikutnya. Pasal 37 (1) Deposito Jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) harus ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka dengan perpanjangan otomatis pada Bank yang bukan afiliasi dari bersangkutan serta ditatausahakan atas nama Menteri untuk kepentingan perusahaan yang bersangkutan. (2) Penempatan Deposito Jaminan pada Bank sebagaimana dimaksud dalam bilyet Deposito Jaminan bahwa pencairan deposito dimaksud hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Menteri atau Pejabat yang mendapat pendelegasian untuk itu. menyampaikan salinan bilyet Deposito Jaminan dan menunjukkan bilyet asli deposito dimaksud kepada Menteri paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penempatan. BAB VIII LARANGAN Pasal 38 (1) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dilarang memiliki kekayaan di luar negeri, kecuali kekayaan di Juar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dan Kas dan Bank. (2) Dalam... End of Page 27 ETERI KEUANGAN EPUBUK INDONC -28 - (2) Dalam hal Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi investasi, maka jumlah seluruh investasi dimaksud dilarang melebihi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) huruf d. Pasal 39 Perusahaan Asuransi yang memasarkan Produk Asuransi Yang bersumber dari produk asuransi dimaksud di luar bentuk kekayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2). Pasal 40 transaksi turunan kecuali untuk keperluan lindung nilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33. Pasal 41 (1) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dilarang mengembalikan pinjaman subordinasi atau membayar dividen kepada pemegang saham apabila hal tersebut akan menyebabkan tidak terpenuhinya ketentuan tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1). (2) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dilarang akan menyebabkan berkurangnya jumlah modal disetor di bawah ketentuan modal disetor yang dipersyaratkan. (3) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dilarang melakukan segala bentuk pengalihan modal kepada pemegang saham atau pihak lainnya. Pasal 42 Perusahan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dilarang menambah modal disetor dengan melakukan pertukaran saham (suap share) atas saham perusahaan itu sendiri yang belum pernah diterbitkan. BAB IX.. End of Page 28 REPUBLIK INDONESIA - 29 - BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 43 () Perusahan Asuransi dan Perusahaan Reas mendapat izin usaha sebelum berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini, wajib melakukan penyesuaian terhadap ketentuan dalam Keputusan Menteri Keuangan ini. (2) Penyesuaian pemenuhan ketentuan mengenai batas tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. sejak triwulan III tahun 2003, batas tingkat solvabilitas paling solvabilitas minimum; b. sejak akhir tahun 2003, batas tingkat solvabilitas paling sedikit minimum 120% (seratus dua puluh per seratus) dari batas tingkat solvabilitas minimum. (3) Penyesuaian pemenuhan ketentuan mengenai kesehatan keuangan bagi Perusahaan Asuransi yang berbentuk badan hukum bukan perseroan terbatas, dilakukan dengan cara pemenuhan tingkat likuiditas paling sedikit 120 9 (seratus dua puluh per seratus) yang berlaku sampai dengan triwulan IV tahun 2003. 4) Perusahaan Asuransi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) wajib menyampaikan laporan tingkat likuiditas triwulanan dan tahunan bersamaan dengan penyampaian laporan tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6. (5) Tingkat likuiditas sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) adalah perbandingan antara kekayaan lancar yang jangka waktunya dibayarkan dan yang mungkin akan dibayarkan dalam jangka Waktu kurang dari 1 (satu) tahun. (6) Ketentuan .. End of Page 29 REPUBLIK INDONESIA - 30- (6) Ketentuan mengenai keschatan keuangan yang berlaku bagi perseroan terbatas sejak Triwulan I tahun 2004 akan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan tersendiri. Pasal 44 (1) Pemenuhan dan pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8 bagi Perusahaan Asuransi dan atau lebih dari batas tingkat solvabilitas minimum namun masih di bawah 120% dari batas tingkat solvabilitas minimum, diberlakukan as yang telah mendapat izin isha seheim ditetapkannya Keputusan ini. (2) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi wajib melakukan Pasal 37 ayat (2) paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Pasal 45 Peraturan pelaksanaan dari Keputusan Menteri Keuangan Nomor 481/KMK.017/1999 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Keputusan Menteri Keuangan ini dan belum ditetapkannya peraturan pelaksanaan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan ini. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 46 Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan ini, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 481/KMK.017/1999 tentang Kesehatan perubahannya dinyatakan tidak berlaku. End of Page 30 REPUBLIK INDONESIA -31- Pasal 47 Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman dengan meempatkannya dalan Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 September 2003 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, tid,- BOEDIONO KERALARAGIAN T.U. DEPARTEMEN - End of Page 31
<reg_type> KEP-MEN </reg_type> <reg_id> 424/KMK.06/2003|KEP-MENKEU/2003 </reg_id> <reg_title> KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI </reg_title> <set_date> 30 September 2003 </set_date> <effective_date> 30 September 2003 </effective_date> <replaced_reg> '481/KMK.017/1999|KEP-MENKEU/1999' </replaced_reg> <related_reg> '73/PP/1992', '2/UU/1992', '228/M|KEPPRES/2001', '63/PP/1999' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.C.6 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR : KEP- 22 /PM/2004 TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas keterbukaan dalam Penawaran Umum Reksa Dana dan memenuhi standar internasional serta dalam rangka efisiensi dalam pembaharuan penerbitan prospektus, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor:Kep-54/PM/1996 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pedoman Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana, diatur dalam Peraturan Nomor: IX.C.6 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor IX.C.6 Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-54/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 28 Mei 2004 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, HERWIDAYATMO NIP. 060065750 IV-2 Peraturan Nomor IX.C.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 22/PM/2004 Tanggal : 28 Mei 2004 PERATURAN NOMOR IX.C.6 : PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA. 1. Umum Suatu Prospektus wajib mencakup semua rincian dan Fakta Material mengenai Reksa Dana yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh Manajer Investasi dan atau direksi Reksa Dana (bila Reksa Dana berbentuk perseroan), disamping keterangan yang secara khusus dipersyaratkan dalam peraturan ini. Prospektus wajib dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif. Setiap Prospektus dilarang memuat informasi yang tidak benar tentang Fakta Material, atau tidak memuat Fakta Material yang dibutuhkan, agar informasi yang termuat dalam Prospektus tersebut tidak memberikan gambaran yang menyesatkan. Bagi Manajer Investasi yang menawarkan lebih dari satu Reksa Dana, Prospektus dapat memuat lebih dari satu Reksa Dana. Dalam pemasaran Reksa Dana tersebut, Prospektus terbaru wajib disediakan untuk pemodal. Prospektus Reksa Dana sekurang-kurangnya memuat informasi sebagai berikut: a. Informasi yang wajib disajikan (diungkapkan) pada bagian luar kulit muka Prospektus: 1) Nama lengkap; 2) Dasar hukum Reksa Dana; 3) Alamat, logo, nomor telepon/teleks /faksimili dan Kotak Pos alamat kantor Reksa Dana (jika ada); 4) Tanggal Efektif; 5) Batasan masa penawaran, jika ada; 6) Tanggal akhir penjatahan, jika ada; 7) Tanggal pengembalian uang pemesanan, jika ada; 8) Nama Bursa Efek dan tanggal pencatatan yang direncanakan, jika ada; 9) Penjelasan singkat mengenai kebijakan dasar rencana investasi Reksa Dana; 10) Harga penawaran sama dengan Nilai Aktiva Bersih per saham atau Unit Penyertaan; 11) Biaya penjualan kembali (pelunasan) dan biaya pengalihan, jika ada; 12) Nama lengkap Penjamin Emisi Efek, jika ada; 13) Nama lengkap Manajer Investasi; 14) Nama lengkap Bank Kustodian; IV-3 Peraturan Nomor IX.C.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 22/PM/2004 Tanggal : 28 Mei 2004 15) Tempat dan tanggal Prospektus diterbitkan; 16) Kolom perhatian dengan menyebutkan: SEBELUM ANDA MEMUTUSKAN UNTUK MEMBELI SAHAM (UNIT PENYERTAAN) INI ANDA HARUS TERLEBIH DAHULU MEMPELAJARI HALAMAN… (yang menunjuk pada halaman dalam Prospektus mengenai kebijakan investasi, faktor-faktor risiko dan Manajer Investasi). 17) Pernyataan berikut dicetak dalam huruf besar : BAPEPAM TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. b. Daftar Isi c. Istilah dan definisi Istilah dan definisi sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut: 1) Pengertian Reksa Dana; 2) Bentuk Hukum Reksa Dana; 3) Pengertian Reksa Dana yang sedang ditawarkan (Perseroan Tertutup atau Terbuka dan Kontrak Investasi Kolektif); 4) Pengertian Manajer Investasi; 5) Pengertian Bank Kustodian; 6) Pengertian Efek; 7) Pengertian Portofolio Efek; 8) Pengertian bukti kepemilikan Reksa Dana (saham atau Unit Penyertaan); 9) Pengertian, metoda penghitungan dan periode pengumuman Nilai Aktiva Bersih (NAB); 10) Hal-hal lain yang dianggap material untuk dijelaskan; d. Informasi mengenai Reksa Dana: 1) Pendirian Reksa Dana; 2) Penawaran; 3) Penempatan Dana Awal; 4) Ikhtisar keuangan singkat sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.9 tentang Informasi Dalam Ikhtisar Keuangan Singkat Reksa Dana; 5) Pengelola Reksa Dana, yang mencakup antara lain: a) Komite Investasi; dan b) Tim Pengelola Investasi. IV-4 Peraturan Nomor IX.C.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 22/PM/2004 Tanggal : 28 Mei 2004 e. Informasi mengenai Manajer Investasi: 1) Keterangan Singkat Tentang Manajer Investasi; 2) Pengalaman Manajer Investasi; dan 3) Pihak yang terafiliasi dengan Manajer Investasi. f. Informasi mengenai Bank Kustodian: 1) Keterangan Singkat Tentang Bank Kustodian; 2) Pengalaman Bank Kustodian; dan 3) Pihak yang terafiliasi dengan Bank Kustodian. g. Tujuan dan Kebijakan Investasi, yang mencakup antara lain: 1) Uraian tujuan investasi Reksa Dana yang memuat secara jelas dan spesifik semua detail yang diperlukan calon pemodal dalam membuat keputusan investasi; 2) Uraian kebijakan investasi yang memuat kebijakan umum yang akan diambil oleh Manajer Investasi untuk mencapai tujuan investasi. Uraian ini wajib mencakup kebijakan yang mendasar, termasuk jenis Efek yang akan menjadi portofolio Reksa Dana dan jenis Efek yang akan menjadi penekanan utama portofolio (sebagai contoh, saham atau obligasi); dan 3) Uraian kebijakan mengenai pembagian hasil investasi secara berkala kepada pemodal. h. Metode Penghitungan Nilai Pasar Wajar dari Efek dalam Portofolio Reksa Dana yang mengacu kepada Peraturan Nomor IV.C.2 tentang Nilai Pasar Wajar Dari Efek Dalam Portofolio Reksa Dana. i. j. Alokasi Biaya, yang mencakup antara lain: 1) Biaya yang menjadi beban Manajer Investasi; 2) Biaya yang menjadi beban Reksa Dana; 3) Biaya yang menjadi beban pemodal; dan 4) Biaya yang menjadi beban Manajer Investasi atau Reksa Dana. Perpajakan. Uraian status pajak Reksa Dana berdasarkan peraturan perpajakan di Indonesia secara khusus, untuk pemodal dalam negeri maupun asing: 1) Perlakuan mengenai perpajakan atas pendapatan, dividen, dan capital gain kepada Reksa Dana dan pemodal; dan 2) Tata cara memberitahukan kepada pemodal tentang pajak yang harus dibayar. k. Faktor-faktor risiko yang utama, antara lain: 1) Risiko berkurangnya nilai saham atau Unit Penyertaan yang diterima oleh pemodal. Berkurangnya nilai saham atau Unit Penyertaan disebabkan oleh kondisi makro ekonomi dan keamanan, wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana seperti bank, perusahaan lain penerbit instrumen pasar uang dan atau obligasi, dan perubahan nilai instrumen pasar uang sebagai akibat pergerakan suku bunga dan kurs mata uang secara signifikan. IV-5 Peraturan Nomor IX.C.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 22/PM/2004 Tanggal : 28 Mei 2004 2). Risiko likuiditas bagi Reksa Dana terbuka. Pembelian kembali (pelunasan) tergantung kepada likuiditas dari portofolio atau kemampuan dari Manajer Investasi untuk membeli kembali (melunasi) dengan menyediakan uang tunai dengan segera. 3) Risiko likuiditas bagi Reksa Dana tertutup. Penjualan saham oleh pemodal untuk memperoleh uang tunai tergantung pada likuiditas perdagangan saham Reksa Dana tersebut di Bursa. Kemungkinan harga saham Reksa Dana di Bursa diperdagangkan dengan diskon atau kemungkinan juga dengan premium atau sama dengan Nilai Aktiva Bersih per saham. Hal ini tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran saham Reksa Dana dimaksud. l. Hak-hak Pemodal, antara lain : 1) Hak untuk memperoleh laporan keuangan secara periodik; 2) Hak untuk memperoleh informasi mengenai Nilai Aktiva Bersih harian untuk Reksa Dana terbuka atau mingguan untuk Reksa Dana tertutup; 3) Hak untuk menjual kembali (pelunasan) saham atau Unit Penyertaan pada Reksa Dana terbuka; 4) Hak atas dividen; 5) Pembagian uang tunai secara berkala bagi pemegang Unit Penyertaan, jika ada; 6) Hak suara bagi pemegang saham Reksa Dana Perseroan; dan 7) Hak atas sisa hasil likuidasi. m. Pendapat hukum (legal opinion) dari Konsultan Hukum yang terdaftar di Bapepam. n. Laporan Keuangan Reksa Dana yang telah diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam. o. Persyaratan dan Tata Cara Pemesanan saham atau Pembelian Unit Penyertaan : 1) Tata cara pembelian Unit Penyertaan; 2) Batasan minimum dan maksimum pembelian Unit Penyertaan; 3) Harga pembelian Unit Penyertaan; 4) Syarat-syarat pembayaran dan biaya yang menyertainya; 5) Biaya dalam rangka pembelian, jika ada; 6) Penjatahan saham, jika ada; 7) Pembatalan pemesanan, jika ada; 8) Pengembalian uang pesanan, jika ada; 9) Penyerahan surat saham atau Unit Penyertaan, jika ada; dan 10) Persyaratan atau hal lain, jika ada. IV-6 Peraturan Nomor IX.C.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 22/PM/2004 Tanggal : 28 Mei 2004 p. Persyaratan dan Tata Cara Penjualan kembali (pelunasan) saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana terbuka: 1) Tata cara penjualan kembali (pelunasan); 2) Batas minimum dan maksimum penjualan kembali (pelunasan) saham atau Unit Penyertaan; 3) Pengalihan saham atau Unit Penyertaan, jika ada; 4) Biaya dalam rangka penjualan kembali (pelunasan), jika ada; 5) Persyaratan atau hal lain; jika ada. q. Informasi mengenai Penyebarluasan Prospektus dan formulir pemesanan saham atau pembelian unit penyertaan. r. Skema penjualan dan pembelian kembali (pelunasan) Reksa Dana; s. Mengungkapkan hal-hal lain yang material untuk diketahui oleh pemodal, jika ada. t. Pembubaran dan Likuidasi, yang mencakup antara lain: 1) Hal-hal yang menyebabkan Reksa Dana dapat dibubarkan; 2) Proses pembubaran dan likuidasi Reksa Dana; 3) Pembagian hasil likuidasi; dan 4) Hal-hal lain mengenai pembubaran dan likuidasi yang disebutkan dalam Kontrak Investasi Kolektif. 2. Pembaharuan Prospektus a. Reksa Dana wajib menerbitkan Pembaharuan Prospektus apabila terdapat perubahan Fakta Material, seperti laporan keuangan, pergantian direksi, perubahan biaya-biaya, perubahan alamat Manajer Investasi; b. Pembaharuan Prospektus dapat berupa sisipan perubahan terhadap prospektus dengan mencantumkan pernyataan, ”SISIPAN INI MERUPAKAN PEMBAHARUAN DAN BAGIAN YANG TIDAK TERPISAHKAN DARI PROSPEKTUS.” 3. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 28 Mei 2004 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-7
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-22/PM/2004|KEPTA-BAPEPAM/2004 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA </reg_title> <set_date> 28 Mei 2004 </set_date> <effective_date> 28 Mei 2004 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-54/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996' </replaced_reg> <related_reg> '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '8/UU/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor X.J.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-79/PM/1996 TENTANG LAPORAN KEPADA BAPEPAM OLEH AKUNTAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor 38/PM/1991 tentang Laporan Kepada Bapepam Oleh Akuntan dengan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG LAPORAN KEPADA BAPEPAM OLEH AKUNTAN Pasal 1 Ketentuan mengenai Laporan Kepada Bapepam Oleh Akuntan, diatur dalam Peraturan Nomor X.J.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor 38/PM/1991 tanggal 17 Juli 1991 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor X.J.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 79/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR X.J.1: LAPORAN KEPADA BAPEPAM OLEH AKUNTAN 1. Akuntan yang memeriksa Laporan Keuangan Emiten, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dan Pihak lain yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal wajib menyampaikan pemberitahuan yang sifatnya rahasia kepada Bapepam selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kerja sejak ditemukan adanya hal-hal sebagai berikut: a. pelanggaran yang dilakukan terhadap ketentuan dalam Undang-undang Pasar Modal dan atau peraturan pelaksanaannya; b. hal-hal yang dapat membahayakan keadaan keuangan lembaga dimaksud atau kepentingan para nasabahnya. 2. 3. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 di atas, harus disusun sesuai dengan Formulir Nomor : X.J.1-1 lampiran peraturan ini. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini, bersifat rahasia sampai dengan ditetapkan lebih lanjut oleh Ketua Bapepam. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP 060065493 IV-2 Peraturan Nomor X.J.2 LAMPIRAN : Peraturan Nomor : X.J.1 FORMULIR NOMOR : X.J.1-1 Nomor : Lampiran : Perihal : Laporan Pemeriksaan atas PT ................................ Jakarta, ............................ 19....... Kepada Yth. ................................................ di JAKARTA Bersama ini disampaikan bahwa dalam pelaksanaan pemeriksaan (audit) atas PT ...................................................... pada tanggal...................... kami menemukan hal-hal yang menurut hemat kami harus dilaporkan kepada Bapepam sesuai Pasal 68 Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai hal-hal tersebut, dapat dihubungi (nama) .................................................................. di alamat kantor Akuntan ....................................................... dengan (nomor telpon).................... ....................................................................................................... ....................................................................................................... ....................................................................................................... ....................................................................................................... Kantor Akuntan, (.................................................) Nama Akuntan IV-3
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-79/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> LAPORAN KEPADA BAPEPAM OLEH AKUNTAN </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-38/PM/1991|KEPTA-BAPEPAM/1991' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|Keppres/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor III.A.11 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 28/PM/2004 TENTANG PELELANGAN SAHAM BURSA EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan adanya perpanjangan jangka waktu pengalihan saham Bursa Efek yang dimiliki Perusahaan Efek kepada Pihak lain sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, dipandang perlu untuk melakukan penyesuaian atas Peraturan Bapepam Nomor III.A.11 tentang Pelelangan Saham Bursa Efek dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Pelelangan Saham Bursa Efek; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PELELANGAN SAHAM BURSA EFEK. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pelelangan Saham Bursa Efek diatur dalam Peraturan Nomor III.A.11 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor III.A.11 Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-30/PM/1998 tanggal 19 Juni 1998 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 24 September 2004 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-2 Peraturan Nomor III.A.11 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 28/PM/2004 Tanggal : 24 September 2004 PERATURAN NOMOR III.A.11: PELELANGAN SAHAM BURSA EFEK 1. Bursa Efek wajib menyelenggarakan pelelangan terbuka saham Bursa Efek pada hari kerja pertama setiap bulan. 2. Saham Bursa Efek yang dilelang tersebut pada angka 1 di atas dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Kategori A adalah saham Bursa Efek yang belum dikeluarkan atau telah dibeli kembali oleh Bursa Efek; b. Kategori B adalah saham Bursa Efek yang dimiliki Pihak yang bukan Anggota Bursa Efek dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan dan ditawarkan untuk dijual atas permintaan Pihak dimaksud; dan c. Kategori C adalah saham Bursa Efek yang dimiliki oleh Pihak yang bukan Anggota Bursa Efek lebih dari 12 (dua belas) bulan sejak Pihak tersebut tidak lagi menjadi Anggota Bursa Efek. 3. Pelelangan saham Bursa Efek Kategori A hanya dapat dilaksanakan setelah semua saham Bursa Efek Kategori B dan Kategori C telah selesai dilelang. 4. Tawaran pembelian pada pelelangan saham Bursa Efek hanya dapat dilakukan oleh Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam sebagai Perantara Pedagang Efek dan atau Penjamin Emisi Efek, tidak memiliki saham Bursa Efek, dan telah mendapat konfirmasi dari Bursa Efek bahwa yang bersangkutan telah memenuhi syarat untuk menjadi Anggota Bursa Efek. 5. Dalam hal Bursa Efek menerima permohonan Perusahaan Efek untuk mengeluarkan konfirmasi mengenai kualifikasi untuk menjadi Anggota Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 4, maka Bursa Efek wajib memberitahukan kepada Perusahaan Efek yang bersangkutan dan kepada Bapepam tentang persetujuan atau penolakan permohonan dimaksud beserta alasannya dalam waktu selambat- lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah diterimanya permohonan dimaksud. 6. Bursa Efek dapat memungut biaya atas jasa penyelengaraan pelelangan saham Bursa Efek dengan ketentuan bahwa besarnya biaya tersebut tidak melebihi 1% (satu perseratus) dari harga lelang dimaksud dan dibayar oleh Pihak yang memenangkan lelang. 7. Pelelangan saham Bursa Efek Kategori A wajib dilaksanakan pada harga penawaran terbaik dengan ketentuan tidak lebih rendah dari harga nominal saham. 8. Pelelangan saham Bursa Efek Kategori B wajib dilaksanakan pada harga penawaran terbaik dengan ketentuan tidak lebih rendah dari harga yang ditetapkan oleh pemilik saham. 9. Pelelangan saham Bursa Efek Kategori C harus dilaksanakan pada harga penawaran terbaik dengan ketentuan tidak lebih rendah dari harga nominal saham. 10. Saham Bursa Efek Kategori B dan Kategori C yang telah ditawarkan selama 6 (enam) bulan dan belum terjual wajib dibeli oleh Bursa Efek pada penutupan pelelangan ke-6 (enam) sesuai dengan harga nominal saham. IV-3 Peraturan Nomor III.A.11 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 28/PM/2004 Tanggal : 24 September 2004 11. Pembeli saham Bursa Efek yang dilelang berdasarkan peraturan ini harus mengajukan permohonan untuk menjadi Anggota Bursa Efek dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah pembelian saham yang dilelang tersebut dan Bursa Efek harus memberikan jawaban atas permohonan tersebut dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah diterimanya permohonan tersebut dengan ketentuan bahwa tembusan jawaban tersebut harus disampaikan kepada Bapepam. 12. Satuan Pemeriksa Bursa Efek wajib melaporkan hasil pelelangan saham Bursa Efek secara tertulis kepada Bapepam dengan tembusan dewan komisaris selambat-lambatnya hari ke-10 (kesepuluh) setiap bulannya setelah Bursa Efek melaksanakan pelelangan sahamnya, yang antara lain memuat tanggal pengumuman lelang, tanggal pelaksanaan lelang, harga pembukaan, harga penawaran beli yang terjadi selama pelelangan, Pihak yang melakukan penawaran, harga lelang yang terjadi, Pihak yang memenangkan lelang dan informasi penting lainnya sehubungan dengan pelelangan saham Bursa Efek. 13. Saham Bursa Efek yang akan dilelang harus diumumkan di Bursa Efek dan diberitahukan secara tertulis kepada Perusahaan Efek yang telah mendapat izin usaha dari Bapepam sebagai Perantara Pedagang Efek dan atau Penjamin Emisi Efek yang belum memiliki saham Bursa Efek paling lambat 20 (dua puluh) hari sebelum pelelangan saham dilaksanakan. 14. Pemilik saham Bursa Efek yang sahamnya akan dilelang oleh Bursa Efek dapat mengajukan keberatan kepada Bapepam atas tindakan Bursa Efek tersebut paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum pelelangan dilaksanakan. 15. Bapepam dapat menerima atau menolak keberatan yang diajukan oleh pemilik saham sebagaimana dimaksud dalam angka 14 selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah diterimanya keberatan tersebut. 16. Dalam hal Bapepam menerima keberatan pemilik saham, maka Bursa Efek harus membatalkan rencana pelaksanaan lelang tersebut. 17. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dapat mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 24 September 2004 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-4
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-28/PM/2004|KEPTA-BAPEPAM/2004 </reg_id> <reg_title> PELELANGAN SAHAM BURSA EFEK </reg_title> <set_date> 24 September 2004 </set_date> <effective_date> 24 September 2004 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-30/PM/1998|KEPTA-BAPEPAM/1998' </replaced_reg> <related_reg> '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '8/UU/1995' </related_reg>
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-552/BL/2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa Manajer Investasi dalam pengelolaan Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif perlu memiliki fleksibilitas baik dalam jenis maupun jumlah komposisi dalam mengelola Portofolio Efek untuk Reksa Dana dimaksud; b. bahwa fleksibilitas dimaksud harus tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan Portofolio Efek untuk kepentingan Reksa Dana; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, dipandang perlu untuk menyempurnakan ketentuan tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, sebagaimana diatur dalam Peraturan IV.B.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep- 176/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008, dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam dan LK yang baru; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN - 2 - Pasal 1 Ketentuan mengenai Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif diatur dalam Peraturan Nomor IV.B.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif sebelum ditetapkannya Keputusan ini, wajib memenuhi kebijakan investasinya sebagaimana dimaksud pada angka 8 huruf a butir 1) Peraturan ini paling lambat satu tahun setelah efektifnya Pernyataan Pendaftaran atau jangka waktu yang lebih singkat dari satu tahun sebagaimana ditetapkan dalam kontrak. Pasal 3 Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Pernyataan Pendaftarannya telah disampaikan kepada Bapepam dan LK sebelum ditetapkannya Keputusan ini, namun Pernyataan Pendaftaran dimaksud belum menjadi efektif, wajib memenuhi Peraturan Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, Lampiran Keputusan ini. Pasal 4 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-427/BL/2007 tanggal 19 Desember 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-176/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Perubahan Peraturan Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN - 3 - Pasal 5 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 30 Desember 2010 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 195411111981121001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001 NIP 060076008 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-552/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 PERATURAN NOMOR IV.B.1 : PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Bank Kustodian wajib menghitung Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana setiap hari bursa dan mengumumkannya. 2. Manajer Investasi dapat menjual dan membeli kembali Unit Penyertaan melalui Agen Penjual Efek Reksa Dana yang ditunjuknya. 3. Setelah memberitahukan secara tertulis kepada Bapepam dan LK dengan tembusan kepada Bank Kustodian, Manajer Investasi dapat menolak pembelian kembali (pelunasan) atau menginstruksikan Agen Penjual Efek Reksa Dana untuk melakukan penolakan pembelian kembali (pelunasan) apabila terjadi hal- hal sebagai berikut: a. Bursa Efek di mana sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana diperdagangkan ditutup; b. perdagangan Efek atas sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana di Bursa Efek dihentikan; c. keadaan darurat; atau d. terdapat hal-hal lain yang ditetapkan dalam kontrak pengelolaan investasi setelah mendapat persetujuan Bapepam dan LK. 4. Bank Kustodian dilarang mengeluarkan Unit Penyertaan baru selama periode penolakan pembelian kembali (pelunasan). 5. Manajer Investasi wajib memberitahukan secara tertulis kepada pemegang Unit Penyertaan apabila melakukan hal sebagaimana dimaksud dalam angka 3 di atas paling lambat satu hari bursa setelah tanggal instruksi penjualan kembali diterima oleh Manajer Investasi. 6. Manajer Investasi atau Agen Penjual Efek Reksa Dana yang ditunjuk oleh Manajer Investasi wajib menolak pesanan pembelian Unit Penyertaan dari calon pemegang Unit Penyertaan, dalam hal terdapat keyakinan adanya pelanggaran ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor V.D.10 tentang Prinsip Mengenal Nasabah Oleh Penyedia Jasa Keuangan di Bidang Pasar Modal. 7. Manajer Investasi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin semata-mata untuk kepentingan Reksa Dana. Dalam hal Manajer Investasi tidak melaksanakan kewajibannya, Manajer Investasi tersebut wajib bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul karena tindakannya. 8. Kontrak Investasi Kolektif wajib menetapkan hak dan tanggung jawab dari Pihak-pihak dalam kontrak, yaitu antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-552/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 2 - a. Manajer Investasi wajib: 1) mengelola Portofolio Efek Reksa Dana menurut kebijakan investasi yang dicantumkan dalam kontrak dan/atau Prospektus serta memenuhi kebijakan investasinya paling lambat dalam waktu 120 (seratus dua puluh) hari bursa setelah efektifnya Pernyataan Pendaftaran; 2) menyusun tata cara dan memastikan bahwa semua uang para calon pemegang Unit Penyertaan disampaikan kepada Bank Kustodian paling lambat pada akhir hari bursa yang bersangkutan; 3) menetapkan Nilai Pasar Wajar dari Efek dalam portofolio setiap hari bursa dan menyampaikannya segera kepada Bank Kustodian; 4) melakukan pembelian kembali (pelunasan) Unit Penyertaan; 5) menyimpan semua kekayaan Reksa Dana pada Bank Kustodian; 6) menyimpan dan memelihara semua pembukuan dan catatan penting yang berkaitan dengan laporan keuangan dan pengelolaan Reksa Dana sebagaimana ditetapkan Bapepam dan LK serta memisahkan pembukuan dan catatan tersebut dari pembukuan dan catatan Manajer Investasi sebagai Perusahaan Efek dan/atau nasabah lain dari Manajer Investasi; 7) memberitahukan secara tertulis kepada Bank Kustodian setiap ada perubahan anggota Direksi dan Komisaris serta pemegang saham pengendali Manajer Investasi; dan 8) menyampaikan kepada Bapepam dan LK, mengumumkan kepada publik melalui satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional serta menyediakan kepada para pemegang Unit Penyertaan atas rencana dan perubahan Kontrak Investasi Kolektif dan/atau Prospektus Reksa Dana. b. Bank Kustodian wajib: 1) memberikan jasa Penitipan Kolektif dan Kustodian sehubungan dengan kekayaan Reksa Dana; 2) menghitung Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana setiap hari bursa; 3) membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan Reksa Dana atas perintah Manajer Investasi; 4) menyimpan dan memelihara catatan secara terpisah yang menunjukkan semua perubahan dalam jumlah Unit Penyertaan, jumlah Unit Penyertaan yang dimiliki setiap pemegang Unit Penyertaan, nama, kewarganegaraan, alamat dan identitas lain dari para pemegang Unit Penyertaan; 5) mengurus penerbitan Unit Penyertaan dan pembayaran pembelian kembali (pelunasan) Unit Penyertaan, melakukan pembukuan, dan atau LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-552/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 3 - mengambil tindakan yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban- kewajiban tersebut sesuai dengan kontrak; 6) memastikan bahwa Unit Penyertaan diterbitkan hanya atas penerimaan dana dari calon pemegang Unit Penyertaan; 7) menerbitkan konfirmasi secara tertulis pelaksanaan perintah pemegang Unit Penyertaan; 8) menolak instruksi Manajer Investasi secara tertulis dengan tembusan kepada Bapepam dan LK apabila instruksi tersebut pada saat diterima oleh Bank Kustodian secara jelas melanggar peraturan perundang- undangan di bidang Pasar Modal dan/atau Kontrak Investasi Kolektif; 9) mendaftarkan atau mencatatkan kekayaan Reksa Dana atas nama Bank Kustodian tersebut untuk kepentingan pemegang Unit Penyertaan, menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku serta melakukan tindakan yang diperlukan terkait dengan pendaftaran atau pencatatan kekayaan dimaksud; 10) melakukan pembayaran atas pembelian Efek yang akan menjadi bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana atau menerima pembayaran atas penjualan Efek dalam Portofolio Efek Reksa Dana yang dilakukan Manajer Investasi; 11) bertanggungjawab atas tugas sebagai Bank Kustodian sampai dengan adanya Bank Kustodian pengganti; 12) memberitahukan secara tertulis kepada Manajer Investasi setiap ada perubahan anggota Direksi dan Komisaris serta pemegang saham pengendali bank yang menjadi Bank Kustodian; 13) memberitahukan secara tertulis kepada Manajer Investasi setiap ada perubahan atau penggantian Penanggung Jawab dari Bank Kustodian yang menangani portofolio Reksa Dana; dan 14) memberikan data dan/atau informasi yang berhubungan dengan kewajiban Bank Kustodian terhadap Reksa Dana berdasarkan Kontrak apabila diminta oleh Manajer Investasi. 9. Alokasi biaya: a. biaya yang menjadi beban Manajer Investasi: 1) biaya persiapan; 2) biaya administrasi; 3) biaya pemasaran; 4) biaya pencetakan; dan 5) biaya distribusi Prospektus pertama kali. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-552/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 4 - b. biaya yang menjadi beban Reksa Dana: 1) biaya pengelolaan Manajer Investasi; 2) biaya Bank Kustodian; 3) biaya asuransi, jika ada; 4) biaya transaksi; 5) biaya pembaharuan Prospektus dan pendistribusiannya; 6) biaya-biaya atas jasa auditor yang memeriksa Laporan Keuangan Tahunan Reksa Dana; dan 7) biaya-biaya lain yang ditetapkan dalam kontrak. c. biaya yang menjadi beban pemodal: 1) biaya penjualan, jika ada; 2) biaya pembelian kembali (pelunasan), jika ada; 3) biaya transfer pembelian kembali (pelunasan), jika ada; dan 4) pajak yang berkenaan dengan pemodal, jika ada. d. biaya Konsultan Hukum, biaya Notaris dan/atau biaya Akuntan menjadi beban Manajer Investasi, Bank Kustodian dan/atau Reksa Dana sesuai dengan pihak yang memperoleh manfaat atau yang melakukan kesalahan sehingga diperlukan jasa profesi dimaksud. 10. Kontrak penunjukan Agen Penjual Efek Reksa Dana oleh Manajer Investasi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan angka 2 di atas wajib dibuat dalam Bahasa Indonesia dan disampaikan kepada Bapepam dan LK oleh Manajer Investasi paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah kontrak ditandatangani. 11. Manajer Investasi dan/atau Agen Penjual Efek Reksa Dana wajib memastikan bahwa sebelum membeli Unit Penyertaan, calon pemegang Unit Penyertaan telah membaca isi Propektus Reksa Dana. 12. Manajer Investasi dapat menentukan tata cara penjualan dan pembelian kembali (pelunasan) Unit Penyertaan. 13. Manajer Investasi dilarang terafiliasi dengan Bank Kustodian. 14. Manajer Investasi wajib menentukan komposisi Portofolio Efek dari Reksa Dana dengan ketentuan sebagai berikut: a. paling kurang 85% (delapan puluh lima per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana diinvestasikan pada: 1) portofolio Efek yang diterbitkan, ditawarkan dan/atau diperdagangkan di Indonesia berdasarkan peraturan perundang-undangan di Indonesia; dan/atau LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-552/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 5 - 2) Efek bersifat utang yang diperdagangkan di luar negeri, namun diterbitkan oleh: a) Pemerintah Republik Indonesia; b) badan hukum Indonesia yang merupakan Emiten dan/atau Perusahaan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal; c) badan hukum asing yang sebagian besar atau seluruh sahamnya secara langsung maupun tidak langsung dimiliki oleh Emiten atau Perusahaan Publik sebagaimana dimaksud pada butir b), dan badan hukum asing tersebut khusus didirikan untuk menghimpun dana dari luar negeri bagi kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud; dan/atau d) badan hukum asing yang sebagian besar atau seluruh sahamnya secara langsung maupun tidak langsung dimiliki Badan Usaha Milik Negara (BUMN). b. paling banyak 15% (lima belas per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana diinvestasikan pada Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri yang informasinya dapat diakses dari Indonesia melalui media massa atau fasilitas internet. 15. Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif hanya dapat melakukan pembelian dan penjualan atas: a. Efek yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek baik di dalam maupun di luar negeri; b. Efek bersifat utang seperti surat berharga komersial (commercial paper) yang sudah mendapat peringkat dari perusahaan pemeringkat Efek, Surat Utang Negara, dan/atau Efek bersifat utang yang diterbitkan oleh lembaga internasional dimana Pemerintah Indonesia menjadi salah satu anggotanya; c. Efek Beragun Aset yang ditawarkan melalui Penawaran Umum dan sudah mendapat peringkat dari perusahaan pemeringkat Efek; d. instrumen pasar uang dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun, meliputi Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, Surat Pengakuan Hutang, dan Sertifikat Deposito, baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing; dan/atau e. Surat berharga komersial dalam negeri yang jatuh temponya di bawah 3 (tiga) tahun dan telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat Efek. 16. Manajer Investasi dilarang melakukan tindakan yang dapat menyebabkan Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif: a. memiliki Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri yang informasinya tidak dapat diakses dari Indonesia melalui media massa atau fasilitas internet; b. memiliki Efek yang diterbitkan oleh satu perusahaan berbadan hukum Indonesia atau berbadan hukum asing yang diperdagangkan di Bursa Efek LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-552/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 6 - luar negeri lebih dari 5% (lima per seratus) dari modal disetor perusahaan dimaksud atau lebih dari 10% (sepuluh per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana pada setiap saat; c. memiliki Efek Bersifat Ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaan yang telah mencatatkan Efeknya pada Bursa Efek di Indonesia lebih dari 5% (lima per seratus) dari modal disetor perusahaan dimaksud; d. memiliki Efek yang diterbitkan oleh satu Pihak lebih dari 10% (sepuluh per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana pada setiap saat. Efek dimaksud termasuk surat berharga yang diterbitkan oleh bank. Larangan dimaksud tidak berlaku bagi: 1) Sertifikat Bank Indonesia; 2) Efek yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia; dan/atau 3) Efek yang diterbitkan oleh lembaga keuangan internasional dimana Pemerintah Republik Indonesia menjadi salah satu anggotanya; e. melakukan transaksi lindung nilai atas pembelian Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri lebih besar dari nilai Efek yang dibeli; f. memiliki Efek Beragun Aset lebih dari 10% (sepuluh per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana, dengan ketentuan bahwa masing-masing Efek Beragun Aset tidak lebih dari 5% (lima per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana; g. memiliki Efek yang tidak ditawarkan melalui Penawaran Umum dan/atau tidak dicatatkan pada Bursa Efek di Indonesia, kecuali: 1) Efek yang sudah mendapat peringkat dari Perusahaan Pemeringkat Efek; 2) Efek pasar uang, yaitu Efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun; dan 3) Efek yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia dan/atau lembaga keuangan internasional dimana Pemerintah Republik Indonesia menjadi salah satu anggotanya; h. memiliki Portofolio Efek berupa Efek yang diterbitkan oleh pihak yang terafiliasi dengan Manajer Investasi lebih dari 20% (dua puluh per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana, kecuali hubungan Afiliasi yang terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal pemerintah; i. memiliki Efek yang diterbitkan oleh pemegang Unit Penyertaan dan/atau Pihak terafiliasi dari pemegang Unit Penyertaan berdasarkan komitmen yang telah disepakati oleh Manajer Investasi dengan pemegang Unit Penyertaan dan/atau pihak terafiliasi dari pemegang Unit Penyertaan; j. terlibat dalam kegiatan selain dari investasi, investasi kembali, atau perdagangan Efek; k. terlibat dalam penjualan Efek yang belum dimiliki (short sale); l. terlibat dalam Transaksi Marjin; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-552/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 7 - m. melakukan penerbitan obligasi atau sekuritas kredit; n. terlibat dalam berbagai bentuk pinjaman, kecuali pinjaman jangka pendek yang berkaitan dengan penyelesaian transaksi dan pinjaman tersebut tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus) dari nilai portofolio Reksa Dana pada saat pembelian; o. membeli Efek yang sedang ditawarkan dalam Penawaran Umum, jika: 1) Penjamin Emisi Efek dari Penawaran Umum tersebut merupakan satu kesatuan badan hukum dengan Manajer Investasi; atau 2) Penjamin Emisi Efek dari Penawaran Umum dimaksud merupakan Pihak terafiliasi dari Manajer Investasi, kecuali hubungan Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal Pemerintah; p. terlibat dalam transaksi bersama atau kontrak bagi hasil dengan Manajer Investasi atau Afiliasinya; dan q. membeli Efek Beragun Aset yang sedang ditawarkan dalam Penawaran Umum, jika: 1) Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset tersebut dan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana dikelola oleh Manajer Investasi yang sama; 2) Penawaran Umum tersebut dilakukan oleh Pihak terafiliasi dari Manajer Investasi, kecuali hubungan Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal Pemerintah; dan/atau 3) Manajer Investasi Reksa Dana terafiliasi dengan Kreditur Awal Efek Beragun Aset, kecuali hubungan Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal Pemerintah. 17. Bank Kustodian yang mengadministrasikan Reksa Dana wajib memberitahukan secara tertulis kepada Bapepam dan LK setiap ada perubahan atau penggantian penanggung jawab dari Bank Kustodian yang menangani Portofolio Efek Reksa Dana, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak terjadinya perubahan atau penggantian dimaksud. 18. Dalam hal komposisi Portofolio Efek Reksa Dana tidak lagi sesuai dengan ketentuan angka 14, angka 16 huruf b, huruf c, huruf d, huruf f, huruf h, dan huruf n di atas, maka: a. paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak terjadinya perubahan komposisi Portofolio Efek Reksa Dana tersebut, Bank Kustodian wajib memberikan surat teguran kepada Manajer Investasi dengan tembusan kepada Bapepam dan LK; dan b. Manajer Investasi wajib menyesuaikan paling lambat 10 (sepuluh) hari bursa sejak terjadinya perubahan komposisi Portofolio Efek Reksa Dana. 19. Dalam hal Manajer Investasi melakukan pelanggaran atas kebijakan investasi, ketentuan dalam kontrak dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal, Bank Kustodian wajib memberikan surat teguran kepada Manajer Investasi dengan tembusan kepada Bapepam dan LK paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak ditemukannya pelanggaran tersebut. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-552/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 8 - 20. Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari bursa, Reksa Dana yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif wajib memiliki dana kelolaan paling kurang Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah). Bagi Reksa Dana Terproteksi, Reksa Dana Dengan Penjaminan, dan Reksa Dana Indeks yang melakukan Penawaran Umum yang bersifat terbatas, kewajiban memiliki dana kelolaan paling kurang Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) dapat dilakukan dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari bursa setelah Pernyataan Pendaftaran Reksa Dana menjadi efektif. Jika dalam tenggang waktu tersebut jumlah dana kelolaan dimaksud tidak terpenuhi, maka Manajer Investasi wajib membubarkan Reksa Dana yang dikelolanya. 21. Manajer Investasi wajib menyampaikan laporan penghimpunan dana kelolaan Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam angka 20 peraturan ini kepada Bapepam dan LK dan mengumumkan kepada publik melalui paling kurang satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, paling lambat 60 (enam puluh) hari bursa setelah Pernyataan Pendaftaran Reksa Dana menjadi efektif, kecuali bagi Reksa Dana Terproteksi, Reksa Dana Dengan Penjaminan, dan Reksa Dana Indeks dengan masa Penawaran Umum yang bersifat terbatas dapat dilakukan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari bursa setelah Pernyataan Pendaftaran Reksa Dana menjadi efektif. 22. Bapepam dan LK berwenang mengalihkan, membekukan, mengamankan kekayaan, menunjuk Manajer Investasi lain untuk mengelola kekayaan Reksa Dana, membubarkan Reksa Dana dimaksud dan/atau melakukan tindakan lain terhadap Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif untuk melindungi kepentingan para pemegang Unit Penyertaan. 23. Kontrak pengelolaan Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan perubahannya wajib dibuat secara notariil. 24. Rencana perubahan Kontrak Investasi Kolektif dan/atau Prospektus Reksa Dana wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK dan diumumkan kepada publik melalui satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional serta tersedia bagi para pemegang Unit Penyertaan, paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sebelum perubahan dimaksud dilakukan. 25. Perubahan Kontrak Investasi Kolektif wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK dan diumumkan kepada publik melalui satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional serta tersedia bagi para pemegang Unit Penyertaan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah dilakukannya perubahan. 26. Kewajiban mengumumkan rencana perubahan Kontrak Investasi Kolektif dan/atau Prospektus Reksa Dana dan perubahan Kontrak Investasi Kolektif sebagaimana dimaksud pada angka 24 dan angka 25 Peraturan ini tidak berlaku bagi Reksa Dana yang belum memiliki pemegang Unit Penyertaan. 27. Surat atau bukti konfirmasi atas pelaksanaan perintah pembelian atau penjualan kembali (pelunasan) Unit Penyertaan oleh pemegang Unit Penyertaan wajib dikirimkan kepada pemegang Unit Penyertaan dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari bursa setelah diterimanya perintah dimaksud dengan ketentuan: LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-552/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 9 - a. untuk pembelian Unit Penyertaan, seluruh pembayaran telah diterima dan formulir pembelian Unit Penyertaan oleh pemegang Unit Penyertaan telah lengkap dan diterima dengan baik (in good fund and in complete application); b. untuk penjualan kembali Unit Penyertaan, formulir penjualan kembali Unit Penyertaan oleh pemegang Unit Penyertaan lengkap dan diterima dengan baik (in complete application). 28. Formulir pembelian atau penjualan kembali (pelunasan) Unit Penyertaan dari pemegang Unit Penyertaan yang diterima secara lengkap oleh Manajer Investasi sampai dengan pukul 13.00 Waktu Indonesia Barat wajib diproses berdasarkan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana yang ditetapkan pada akhir hari bursa yang bersangkutan. Sedangkan yang diterima setelah pukul 13.00 Waktu Indonesia Barat wajib diproses berdasarkan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana yang ditetapkan pada akhir hari bursa berikutnya. Bagi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek, maka ketentuan mengenai pembelian atau penjualan kembali (pelunasan) tersebut dapat tidak mengikuti ketentuan mengenai pembelian atau penjualan kembali (pelunasan) tersebut sepanjang diatur berbeda dalam Kontrak Investasi Kolektif dan dicantumkan dalam Prospektus Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek dimaksud. 29. Pembayaran atas Unit Penyertaan yang dijual kembali oleh pemegang Unit Penyertaan dilakukan sesegera mungkin, paling lambat 7 (tujuh) hari bursa sejak dokumen permintaan penjualan kembali (pelunasan) telah lengkap dan diterima dengan baik (in complete application) oleh Manajer Investasi. 30. Nilai Aktiva Bersih awal untuk setiap Unit Penyertaan dari Reksa Dana wajib ditetapkan sebesar Rp1.000,00 (seribu rupiah). Sedangkan Reksa Dana yang menggunakan denominasi mata uang asing, maka Nilai Aktiva Bersih awal untuk setiap Unit Penyertaan dari Reksa Dana wajib ditetapkan sebesar US$ 1 (satu dolar Amerika Serikat) atau EUR 1 (satu Euro). Untuk selanjutnya, Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana yang bersangkutan ditetapkan berdasarkan Nilai Pasar Wajar Portofolio Efek Reksa Dana yang disampaikan Manajer Investasi kepada Bank Kustodian pada akhir hari bursa yang bersangkutan. Bagi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek, maka ketentuan mengenai Nilai Aktiva Bersih awal untuk setiap Unit Penyertaan dapat tidak mengikuti ketentuan tersebut sepanjang diatur berbeda dalam Kontrak Investasi Kolektif dan dicantumkan dalam Prospektus Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek dimaksud. 31. Tahun buku Reksa Dana dimulai sejak tanggal 1 Januari dan ditutup pada tanggal 31 Desember. 32. Laporan keuangan tahunan Reksa Dana wajib disertai dengan laporan Akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK dengan pendapat yang lazim. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-552/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 10 - 33. Kewajiban sebagaimana dimaksud pada angka 32 Peraturan ini, tidak berlaku jika pada akhir periode laporan keuangan tahunan, Reksa Dana dimaksud belum pernah memiliki pemegang Unit Penyertaan. 34. Laporan keuangan tahunan Reksa Dana sebagaimana dimaksud pada angka 32 Peraturan ini wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK oleh Manajer Investasi paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan berakhir. 35. Kewajiban sebagaimana dimaksud pada angka 34 Peraturan ini, tidak berlaku jika Manajer Investasi menyampaikan rencana pembubaran Reksa Dana sebelum berakhirnya periode laporan keuangan tahunan. 36. Manajer Investasi wajib menerbitkan pembaharuan Prospektus yang disertai laporan keuangan tahunan terakhir serta wajib menyampaikan pembaharuan Prospektus tersebut kepada Bapepam dan LK paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan berakhir. 37. Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif wajib dibubarkan, apabila terjadi salah satu dari hal-hal sebagai berikut: a. Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari bursa, Reksa Dana yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif memiliki dana kelolaan kurang dari Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah); Bagi Reksa Dana Terproteksi, Reksa Dana Dengan Penjaminan, dan Reksa Dana Indeks yang melakukan Penawaran Umum yang bersifat terbatas, dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari bursa setelah Pernyataan Pendaftaran Reksa Dana menjadi efektif, memiliki dana kelolaan kurang dari Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah); b. diperintahkan oleh Bapepam dan LK sesuai dengan peraturan perundang- undangan di bidang Pasar Modal; c. total Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana kurang dari Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) selama 90 (sembilan puluh) hari bursa berturut- turut; dan/atau d. Manajer Investasi dan Bank Kustodian telah sepakat untuk membubarkan Reksa Dana. 38. Dalam hal Reksa Dana wajib dibubarkan karena kondisi sebagaimana dimaksud dalam angka 37 huruf a, maka Manajer Investasi wajib: a. menyampaikan laporan kondisi tersebut kepada Bapepam dan LK dan mengumumkan rencana pembubaran, likuidasi, dan pembagian hasil likuidasi Reksa Dana kepada para pemegang Unit Penyertaan paling kurang dalam satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, paling lambat 2 (dua) hari bursa sejak berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 37 huruf a Peraturan ini; b. menginstruksikan kepada Bank Kustodian untuk membayarkan dana hasil likuidasi yang menjadi hak pemegang Unit Penyertaan dengan ketentuan bahwa perhitungannya dilakukan secara proporsional dari Nilai Aktiva LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-552/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 11 - Bersih pada saat pembubaran namun tidak boleh lebih kecil dari Nilai Aktiva Bersih awal (harga par) dan dana tersebut diterima pemegang Unit Penyertaan paling lambat 7 (tujuh) hari bursa sejak berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 37 huruf a Peraturan ini; dan c. membubarkan Reksa Dana dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari bursa sejak berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 37 huruf a Peraturan ini, dan menyampaikan laporan hasil pembubaran Reksa Dana kepada Bapepam dan LK paling lambat 10 (sepuluh) hari bursa sejak Reksa Dana dibubarkan. 39. Dalam hal Reksa Dana wajib dibubarkan karena kondisi sebagaimana dimaksud dalam angka 37 huruf b, maka Manajer Investasi wajib: a. mengumumkan pembubaran, likuidasi, dan rencana pembagian hasil likuidasi Reksa Dana paling kurang dalam satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional paling lambat 2 (dua) hari bursa sejak diperintahkan Bapepam dan LK, dan pada hari yang sama memberitahukan secara tertulis kepada Bank Kustodian untuk menghentikan perhitungan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana; b. menginstruksikan kepada Bank Kustodian untuk membayarkan dana hasil likuidasi yang menjadi hak pemegang Unit Penyertaan dengan ketentuan bahwa perhitungannya dilakukan secara proporsional dari Nilai Aktiva Bersih pada saat pembubaran dan dana tersebut diterima pemegang Unit Penyertaan paling lambat 7 (tujuh) hari bursa sejak diperintahkan pembubaran Reksa Dana oleh Bapepam dan LK; dan c. menyampaikan laporan hasil pembubaran, likuidasi, dan pembagian hasil likuidasi Reksa Dana kepada Bapepam dan LK paling lambat 2 (dua) bulan sejak diperintahkan pembubaran Reksa Dana oleh Bapepam dan LK dengan dilengkapi pendapat dari Konsultan Hukum dan Akuntan, serta Akta Pembubaran dan Likuidasi Reksa Dana dari Notaris. 40. Dalam hal Reksa Dana wajib dibubarkan karena kondisi sebagaimana dimaksud dalam angka 37 huruf c, maka Manajer Investasi wajib: a. menyampaikan laporan kondisi tersebut kepada Bapepam dan LK dengan dilengkapi kondisi keuangan terakhir Reksa Dana dan mengumumkan kepada para pemegang Unit Penyertaan rencana pembubaran, likuidasi, dan pembagian hasil likuidasi Reksa Dana paling kurang dalam satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) hari bursa sejak berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 37 huruf c Peraturan ini serta pada hari yang sama memberitahukan secara tertulis kepada Bank Kustodian untuk menghentikan perhitungan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana; b. menginstruksikan kepada Bank Kustodian untuk membayarkan dana hasil likuidasi yang menjadi hak pemegang Unit Penyertaan dengan ketentuan bahwa perhitungannya dilakukan secara proporsional dari Nilai Aktiva Bersih pada saat likuidasi selesai dilakukan dan dana tersebut diterima LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-552/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 12 - pemegang Unit Penyertaan paling lambat 7 (tujuh) hari bursa sejak likuidasi selesai dilakukan; dan c. menyampaikan laporan hasil pembubaran, likuidasi, dan pembagian hasil likuidasi Reksa Dana kepada Bapepam dan LK paling lambat 2 (dua) bulan sejak dibubarkan dengan dilengkapi pendapat dari Konsultan Hukum dan Akuntan, serta Akta Pembubaran dan Likuidasi Reksa Dana dari Notaris. 41. Dalam hal Reksa Dana wajib dibubarkan karena kondisi sebagaimana dimaksud dalam angka 37 huruf d, maka Manajer Investasi wajib: a. menyampaikan kepada Bapepam dan LK dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) hari bursa sejak terjadinya kesepakatan pembubaran Reksa Dana oleh Manajer Investasi dan Bank Kustodian dengan melampirkan: 1) kesepakatan pembubaran dan likuidasi Reksa Dana antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian; 2) alasan pembubaran; dan 3) kondisi keuangan terakhir; dan pada hari yang sama mengumumkan rencana pembubaran, likuidasi, dan pembagian hasil likuidasi Reksa Dana kepada para pemegang Unit Penyertaan paling kurang dalam satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional serta memberitahukan secara tertulis kepada Bank Kustodian untuk menghentikan perhitungan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana; b. menginstruksikan kepada Bank Kustodian untuk membayarkan dana hasil likuidasi yang menjadi hak pemegang Unit Penyertaan dengan ketentuan bahwa perhitungannya dilakukan secara proporsional dari Nilai Aktiva Bersih pada saat likuidasi selesai dilakukan dan dana tersebut diterima pemegang Unit Penyertaan paling lambat 7 (tujuh) hari bursa sejak likuidasi selesai dilakukan; dan c. menyampaikan laporan hasil pembubaran, likuidasi, dan pembagian hasil likuidasi Reksa Dana kepada Bapepam dan LK paling lambat 2 (dua) bulan sejak dibubarkan dengan dilengkapi pendapat dari Konsultan Hukum dan Akuntan, serta Akta Pembubaran dan Likuidasi Reksa Dana dari Notaris. 42. Manajer Investasi wajib memastikan bahwa hasil dari likuidasi Reksa Dana harus dibagi secara proporsional menurut komposisi jumlah Unit Penyertaan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang Unit Penyertaan. 43. Setelah dilakukannya pengumuman rencana pembubaran, likuidasi, dan pembagian hasil likuidasi Reksa Dana, maka pemegang Unit Penyertaan tidak dapat melakukan penjualan kembali (pelunasan). 44. Dalam hal masih terdapat dana hasil likuidasi yang belum diambil oleh pemegang Unit Penyertaan dan/atau terdapat dana yang tersisa setelah tanggal pembagian hasil likuidasi kepada pemegang Unit Penyertaan yang ditetapkan oleh Manajer Investasi, maka: LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-552/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 13 - a. jika Bank Kustodian telah memberitahukan dana tersebut kepada pemegang Unit Penyertaan sebanyak 3 (tiga) kali dalam tenggang waktu masing- masing 2 (dua) minggu serta telah mengumumkannya dalam surat kabar harian yang berperedaran nasional, maka dana tersebut wajib disimpan dalam rekening giro di Bank Kustodian selaku Bank Umum, atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemegang Unit Penyertaan yang belum mengambil dana hasil likuidasi dan/atau untuk kepentingan pemegang Unit Penyertaan yang tercatat pada saat likuidasi, dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun; b. setiap biaya yang timbul atas penyimpanan dana tersebut akan dibebankan kepada rekening giro tersebut; dan c. apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun tidak diambil oleh pemegang Unit Penyertaan, maka dana tersebut wajib diserahkan oleh Bank Kustodian kepada Pemerintah Indonesia untuk keperluan pengembangan industri Pasar Modal. d. dalam Kontrak Investasi Kolektif dapat ditetapkan jangka waktu yang lebih singkat dari 30 (tiga puluh) tahun dengan ketentuan paling kurang 3 (tiga) tahun. 45. Dalam hal Reksa Dana dibubarkan dan dilikuidasi, maka beban biaya pembubaran dan likuidasi Reksa Dana termasuk biaya Konsultan Hukum, Akuntan dan beban lain kepada pihak ketiga menjadi tanggung jawab dan wajib dibayar Manajer Investasi kepada pihak-pihak yang bersangkutan. 46. Kontrak Investasi Kolektif yang telah mendapatkan efektif dari Bapepam dan LK dapat digunakan untuk penerbitan Reksa Dana berikutnya, sepanjang pihak-pihak yang terikat dalam Kontrak Investasi Kolektif, jenis Reksa Dana, dan kebijakan investasinya masih tetap sama. 47. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk pihak-pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 30 Desember 2010 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001 ttd. A. Fuad Rahmany NIP 195411111981121001 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-552/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 14 -
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-552/BL/2010|KEPTA-BAPEPAM/2010 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF </reg_title> <set_date> 30 Desember 2010 </set_date> <effective_date> 30 Desember 2010 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-427/BL/2007|KEPTA-BAPEPAM-LK/2007', 'KEP-176/BL/2008|KEPTA-BAPEPAM-LK/2008' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '45/M|KEPPRES/2006' </related_reg>
Peraturan Nomor III.A.4 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-05/PM/1996 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN SERTA PENGAJUAN RENCANA ANGGARAN DAN PENGGUNAAN LABA BURSA EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang Mengingat : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Tata Cara Penyusunan serta Pengajuan Rencana Anggaran dan Penggunaan Laba Bursa Efek; : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN SERTA PENGAJUAN RENCANA ANGGARAN DAN PENGGUNAAN LABA BURSA EFEK. Pasal 1 Ketentuan mengenai Tata Cara Penyusunan serta Pengajuan Rencana Anggaran dan Penggunaan Laba Bursa Efek, diatur dalam Peraturan Nomor III.A.4 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP.060065493 IV-1 Peraturan Nomor III.A.4 LAMPIRAN : Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 05 /PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR III.A.4 : TATA CARA PENYUSUNAN SERTA PENGAJUAN RENCANA ANGGARAN DAN PENGGUNAAN LABA BURSA EFEK 1. Rencana anggaran dan penggunaan laba Bursa Efek disusun dengan memperhatikan pada hal-hal sebagai berikut : a. Bursa Efek didirikan dengan tujuan menyelenggarakan perdagangan Efek yang teratur, wajar, dan efisien; b. Bursa Efek wajib menyediakan sarana pendukung dan mengawasi kegiatan anggota Bursa Efek; c. Bursa Efek dapat menetapkan biaya pencatatan Efek, iuran keanggotaan, dan biaya transaksi berkenaan dengan jasa yang diberikan; d. besarnya biaya dan iuran yang ditetapkan oleh Bursa Efek harus didasarkan pada kebutuhan bagi penyelenggaraan dan pengembangan Bursa Efek; dan e. dalam hal dana yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan dan pengembangan Bursa Efek sudah mencukupi, biaya dan iuran dimaksud dapat diturunkan. 2. Rencana anggaran tahunan dan penggunaan laba Bursa Efek wajib berpedoman pada prinsip efisiensi Pasar Modal dan ditujukan dalam rangka : a. meningkatkan sistem dan sarana perdagangan Efek; b. meningkatkan sistem pembinaan dan pengawasan terhadap anggota Bursa Efek; c. mengembangkan sistem pencatatan Efek yang efisien; d. mengembangkan sistem kliring dan penyelesaian Transaksi Bursa; e. meningkatkan pelayanan sistem informasi; f. melakukan kegiatan pengembangan Pasar Modal melalui kegiatan promosi dan penelitian; dan g. meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. 3. Rencana anggaran dan penggunaan laba Bursa Efek diajukan dalam bentuk rencana kerja dan anggaran tahunan. 4. Rencana kerja dan anggaran tahunan Bursa Efek wajib disusun secara sistematis, akurat dan tepat waktu serta memuat secara tegas hal-hal sebagai berikut : a. tujuan yang ingin dicapai; b. gambaran realisasi anggaran tahun berjalan; c. kendala yang dihadapi; dan d. asumsi dan tolok ukur yang mendasari anggaran tersebut. IV-2 Peraturan Nomor III.A.4 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 05/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 5. Rencana kerja dan anggaran tahunan Bursa Efek sekurang-kurangnya mencakup hal-hal sebagai berikut : a. rencana kerja Bursa Efek yang menguraikan kegiatan Bursa Efek antara lain untuk: 1) peningkatan sistem atau sarana perdagangan Efek; 2) peningkatan sistem pembinaan dan pengawasan terhadap anggota Bursa Efek; 3) pengembangan sistem pencatatan Efek yang efisien; 4) pengembangan sistem kliring dan penyelesaian Transaksi Bursa; 5) peningkatan sistem pelayanan informasi; 6) kegiatan pengembangan Pasar Modal, termasuk kegiatan promosi dan penelitian; dan 7) peningkatan kemampuan sumber daya manusia Pasar Modal. b. anggaran pendapatan Bursa Efek yang bersumber dari antara lain : 1) kegiatan pencatatan Efek; 2) iuran keanggotaan; 3) kegiatan transaksi perdagangan Efek; dan 4) kegiatan operasional lainnya. c. anggaran pengeluaran biaya Bursa Efek yang disusun berdasarkan fungsi-fungsi sesuai struktur organisasi Bursa Efek yang antara lain mencakup : 1) pencatatan; 2) keanggotaan; 3) perdagangan 4) pengawasan perdagangan; 5) pemeriksaan; 6) pengelolaan keuangan; 7) sumber daya manusia; 8) teknologi informasi; 9) riset dan pengembangan; dan 10) hubungan masyarakat. IV-3 Peraturan Nomor III.A.4 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 05/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 d. anggaran investasi; e. rencana pengeluaran biaya berupa gaji, manfaat lain, dan fasilitas dari direktur dan komisaris Bursa Efek; f. keterangan mengenai kontrak yang nilainya material, termasuk kontrak antara Bursa Efek dan atau anak perusahaan Bursa Efek dengan : 1) pihak yang terafiliasi dengan direktur dan komisaris Bursa Efek; dan 2) pihak yang terafiliasi dengan Bursa Efek atau anak perusahaan Bursa Efek. g. rencana kerja dan anggaran tahunan Lembaga Kliring dan Penjaminan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Bursa Efek, yang disusun sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Nomor III.B.4. tentang Tata Cara Penyusunan Serta Pengajuan Rencana Anggaran dan Penggunaan Laba Lembaga Kliring dan Penjaminan; h. rencana kerja dan anggaran tahunan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang disusun sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Nomor III.C.4. tentang Tata Cara Penyusunan Serta Pengajuan Rencana Anggaran dan Penggunaan Laba Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, apabila mayoritas sahamnya dimiliki oleh Bursa Efek. 6. Rencana kerja dan anggaran tahunan Bursa Efek disusun sekurang-kurangnya untuk 1 (satu) tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun berikutnya. 7. Anggaran tahunan Bursa Efek wajib disajikan secara perbandingan dengan anggaran tahun berjalan serta realisasinya. 8. Selambat-lambatnya pada tanggal 31 Oktober Bursa Efek wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberikan persetujuan atas rencana kerja dan anggaran tahunan tahun berikutnya yang diajukan oleh direksi dan telah memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari dewan komisaris. 9. Selambat-lambatnya tanggal 5 Nopember, Bursa Efek wajib mengajukan kepada Bapepam rencana kerja dan anggaran tahunan Bursa Efek tahun berikutnya yang telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 10. Selambat-lambatnya tanggal 15 Nopember, Bapepam memberitahukan kepada direksi Bursa Efek perubahan atas rencana kerja dan anggaran tahunan Bursa Efek. 11. Selambat-lambatnya tanggal 25 Nopember, direksi Bursa Efek wajib mengajukan kembali rencana kerja dan anggaran tahunan dengan memperoleh persetujuan terlebih dulu dari dewan komisaris. IV-4 Peraturan Nomor III.A.4 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 05/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 12. Selambat-lambatnya tanggal 5 Desember, Bapepam memberikan persetujuan atau penolakan atas rencana kerja dan anggaran tahunan Bursa Efek. 13. Bursa Efek wajib menyampaikan laporan realisasi anggaran kepada Bapepam melalui dewan komisaris, dengan ketentuan bahwa laporan tersebut disampaikan secara kumulatif triwulanan dan diterima oleh Bapepam selambat-lambatnya pada hari ke dua belas setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan. 14. Catatan atas laporan keuangan Bursa Efek, sekurang-kurangnya wajib pula memuat hal- hal sebagai berikut : a. pengeluaran biaya yang berkaitan dengan Pihak terafiliasi dengan direktur dan komisaris Bursa Efek atau direktur dan komisaris anak perusahaan Bursa Efek; b. pengeluaran biaya yang berkaitan dengan Pihak terafiliasi dengan Bursa Efek atau anak perusahaan Bursa Efek; dan c. pengeluaran biaya berupa gaji, manfaat lain, dan fasilitas yang diberikan kepada direktur dan komisaris Bursa Efek atau direktur dan komisaris anak perusahaan Bursa Efek. 15. Bursa Efek wajib mengubah anggaran dasarnya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan ini dalam waktu 6 (enam) bulan sejak ditetapkannya peraturan ini. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP 060065493 IV-5
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-05/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> TATA CARA PENYUSUNAN SERTA PENGAJUAN RENCANA ANGGARAN DAN PENGGUNAAN LABA BURSA EFEK </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor X.G.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-73/PM/1996 TENTANG LAPORAN BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang Mengingat : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Laporan Bank Umum Sebagai Kustodian; : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG LAPORAN BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN Pasal 1 Ketentuan mengenai Laporan Bank Umum Sebagai Kustodian, diatur dalam Peraturan Nomor : X.G.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor X.G.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 73/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR X.G.1: LAPORAN BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN 1. Bank Umum sebagai Kustodian wajib menyampaikan laporan kegiatan kepada Bapepam dalam rangkap 4 (empat) yang meliputi : a. laporan mengenai aktivitas bulanan yang memuat rekapitulasi Efek yang tercatat selama periode tersebut; b. laporan tahunan yang merupakan hasil pemeriksaan operasional Akuntan yang terdaftar di Bapepam. 2. Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a peraturan ini meliputi jumlah, jenis Efek, frekuensi tercatat, dan keterangan lain yang diperlukan, disusun dengan menggunakan Formulir No. X.G.1-1, dan wajib disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari setelah periode laporan bulanan berakhir. 3. Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b peraturan ini wajib disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari setelah periode laporan tahunan berakhir. 4. Dalam hal batas waktu penyampaian laporan-laporan di atas jatuh pada hari besar atau hari libur, maka penyampaian laporan wajib disampaikan pada hari sebelumnya. 5. Dalam hal Akuntan Publik memberikan pendapat bahwa program yang dijalankan tidak sesuai dengan prosedur yang cukup aman, Bapepam dapat memanggil penanggung jawab Bank Kustodian atau melakukan pemeriksaan untuk memperoleh keterangan lebih lanjut. 6. Bank Kustodian wajib melaporkan kepada Bapepam, jika akan membuka cabang jasa Kustodian sebelum kantor dimaksud beroperasi. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor X.G.1 IV-3 FORMULIR NOMOR: X.G.1-1 LAMPIRAN : 1 Peraturan Nomor : X.G.1 Nama Kustodian Tanggal LAPORAN AKTIVITAS BANK KUSTODIAN : ................................................. : ................................................. PENYELESAIAN TRANSAKSI BELI PENYELESAIAN TRANSAKSI JUAL FREKU- NO. EFEK ENSI VOLUME JUTA(UNIT) NILAI MILYAR (Rp) I STATUS INVESTOR (%) A KONFIRMASI INVESTOR TEPAT WAKTU FREKU- ENSI VOLUME (JUTA UNIT) NILAI (MILYAR Rp) I STATUS INVESTOR (%) A KONFIRMASI INVESTOR TEPAT WAKTU JUMLAH ................, ............................. 19.... PT ............................. .......................................... (Nama Lengkap & Jabatan)
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-73/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> LAPORAN BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-553 /BL/2010 TENTANG PEDOMAN KONTRAK REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : bahwa seiring dengan penyempurnaan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang memberikan fleksibilitas kepada Manajer Investasi dalam pengelolaan Portofolio Efek untuk kepentingan Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, dipandang perlu untuk menyempurnakan ketentuan tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, sebagaimana diatur dalam Peraturan IV.B.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-177/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008, dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam dan LK yang baru; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN KONTRAK REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif diatur dalam Peraturan Nomor IV.B.2 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN - 2 - Pasal 2 (1) Manajer Investasi dan Bank Kustodian dapat melakukan perubahan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana yang merupakan bagian dari dokumen Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang telah menjadi efektif sebelum ditetapkannya Keputusan ini, untuk menyesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IV.B.1. tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-552/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010 dan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IV.B.2. tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, Lampiran Keputusan ini. (2) Dalam hal Manajer Investasi dan Bank Kustodian tidak melakukan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka pengelolaan Reksa Dana tetap dilakukan berdasarkan Kontrak Investasi Kolektif yang telah disepakati. Pasal 3 Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif kepada Bapepam dan LK sebelum ditetapkannya Keputusan ini, namun Pernyataan Pendaftaran dimaksud belum menjadi efektif, wajib melakukan perubahan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana dimaksud untuk menyesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IV.B.1. tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-552/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010 dan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IV.B.2. tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, Lampiran Keputusan ini. Pasal 4 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-428/BL/2007 tanggal 19 Desember 2007 tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-177/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Perubahan Peraturan Nomor IV.B.2 tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN - 3 - Pasal 5 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 30 Desember 2010 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 195411111981121001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001 NIP 060076008 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-553/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 PERATURAN NOMOR IV.B.2 : PEDOMAN KONTRAK REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF 1. Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut: a. nama dan alamat Manajer Investasi; b. nama dan alamat Bank Kustodian; c. komposisi diversifikasi portofolio Efek di pasar uang dan pasar modal; d. alokasi biaya yang menjadi beban Manajer Investasi, Reksa Dana, dan pemodal; e. keadaan-keadaan yang memperbolehkan Manajer Investasi menolak pembelian kembali (pelunasan); f. komposisi Portofolio Efek Reksa Dana, batasan investasi Reksa Dana, dan tindakan-tindakan yang dilarang bagi Manajer Investasi; g. kewajiban dan tanggung jawab Manajer Investasi; h. kewajiban dan tanggung jawab Bank Kustodian; i. pembubaran Reksa Dana; j. penggantian Manajer Investasi atau Bank Kustodian dalam Kontrak Investasi Kolektif; k. hak pemegang Unit Penyertaan; l. tata cara pemrosesan permintaan pembelian dan penjualan kembali (pelunasan) Unit Penyertaan; m. tata cara penetapan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana; n. penyampaian laporan keuangan tahunan Reksa Dana; o. keadaan memaksa di luar kemampuan Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian yang menyebabkan para pihak tersebut menjadi tidak dapat menjalankan atau melakukan tugas dan kewajibannya (keadaan darurat); p. pembubaran dan likuidasi Reksa Dana; q. perlakuan terhadap dana hasil likuidasi yang belum diambil oleh pemegang Unit Penyertaan dan/atau terdapat dana yang tersisa; r. pihak yang bertanggung jawab atas biaya pembubaran dan likuidasi Reksa Dana; dan s. penunjukan Lembaga Peradilan, Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI), atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya sebagai lembaga untuk menyelesaikan perselisihan dan sengketa perdata antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-553/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 2 - 2. Selain hal-hal sebagaimana diatur pada angka 1 Peraturan ini, dalam Kontrak Investasi Kolektif dapat dimuat juga: a. Alokasi biaya yang menjadi beban Bank Kustodian; b. kebijakan mengenai pembagian hasil secara berkala kepada pemegang Unit Penyertaan; dan c. batas kepemilikan Unit Penyertaan oleh setiap pemodal. 3. Komposisi Portofolio Efek Reksa Dana, batasan investasi Reksa Dana, dan tindakan-tindakan yang dilarang bagi Manajer Investasi yang mengelola Reksa Dana sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf f di atas, paling kurang memuat hal-hal sebagaimana diatur dalam angka 14, angka 15, dan angka 16 Peraturan Bapepam dan LK Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. 4. Kewajiban dan tanggung jawab Manajer Investasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf g di atas, paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut: a. ketentuan pembukuan dan pelaporan; b. larangan penghentian pengelolaan Reksa Dana sebelum ditunjuk Manajer Investasi pengganti; c. pemisahan harta Reksa Dana dan Manajer Investasi; d. tata cara penjualan Unit Penyertaan; e. tata cara pembelian kembali (pelunasan) Unit Penyertaan; f. penetapan setiap hari Nilai Pasar Wajar dari Efek dalam portofolio dan menyampaikannya segera kepada Bank Kustodian; g. penunjukan Bank Kustodian pengganti dalam hal Bank Kustodian karena hukum tidak lagi dapat melaksanakan fungsinya sebagai Bank Kustodian, misalnya izin usaha sebagai Bank Umum dicabut atau persetujuan sebagai Bank Kustodian dibatalkan; h. pelaksanaan investasi sesuai dengan kebijakan investasi yang telah ditetapkan dalam kontrak; i. kewajiban pembelian kembali (pelunasan) Unit Penyertaan untuk kepentingan rekening Reksa Dana atau rekening sendiri; j. penyusunan dan penyampaian laporan keuangan tahunan kepada pemegang Unit Penyertaan dan Bapepam dan LK; dan k. penerbitan pembaharuan Prospektus yang disertai laporan keuangan tahunan terakhir serta wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK oleh Manajer Investasi pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan berakhir. 5. Kewajiban dan tanggung jawab Bank Kustodian sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf h di atas, paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut: LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-553/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 3 - a. ketentuan pembukuan dan pelaporan; b. tanggung jawab Bank Kustodian atas segala kerugian yang timbul karena kesalahannya; c. penghitungan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana setiap hari bursa; d. pembukuan semua perubahan dalam Portofolio Efek, jumlah Unit Penyertaan, pengeluaran, biaya-biaya pengelolaan, dividen, pendapatan bunga atau pendapatan lain-lain yang sesuai dengan ketentuan Bapepam dan LK; e. penyelesaian transaksi Efek sesuai dengan instruksi Manajer Investasi; f. pembayaran biaya pengelolaan dan biaya lain yang dibebankan pada Reksa Dana sesuai kontrak; g. pembayaran kepada pemegang Unit Penyertaan setiap pembagian uang tunai yang berhubungan dengan kontrak, dalam hal Kontrak Investasi Kolektif menetapkan adanya kebijakan mengenai pembagian hasil secara berkala kepada pemegang Unit Penyertaan; h. penyimpanan catatan dan pemeliharaan secara terpisah yang menunjukkan semua perubahan dalam jumlah Unit Penyertaan yang dimiliki setiap pemegang Unit Penyertaan, nama, kewarganegaraan, alamat, serta identitas lain dari para pemegang Unit Penyertaan; i. kepastian bahwa Unit Penyertaan diterbitkan hanya atas penerimaan dana dari calon pemegang Unit Penyertaan; j. pengurusan penerbitan dan pembelian kembali (pelunasan) Unit Penyertaan, melakukan pembukuan, dan/atau mengambil tindakan yang diperlukan untuk melaksanakan hal tersebut sesuai kontrak; k. pemisahan rekening kekayaan Reksa Dana dari Bank Kustodian; l. pemberian jasa Penitipan Kolektif dan Kustodian sehubungan dengan kekayaan Reksa Dana; m. penyusunan dan penyampaian laporan kepada Manajer Investasi, Bapepam dan LK dan pemodal; dan n. penolakan instruksi Manajer Investasi secara tertulis dengan tembusan kepada Bapepam dan LK apabila instruksi tersebut pada saat diterima oleh Bank Kustodian secara jelas melanggar peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan/atau Kontrak Investasi Kolektif. 6. Hak pemegang Unit Penyertaan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf k di atas, paling kurang memuat hak-hak sebagai berikut: a. mendapat bukti kepemilikan; b. memperoleh laporan keuangan secara periodik; c. memperoleh informasi mengenai Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana harian; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-553/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 4 - d. menjual kembali dan mengalihkan sebagian atau seluruh Unit Penyertaan; e. memperoleh laporan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor X.D.1 tentang Laporan Reksa Dana; dan f. memperoleh bagian atas hasil likuidasi. 7. Selain hal-hal sebagaimana diatur pada angka 6 Peraturan ini, dalam Kontrak Investasi Kolektif dapat juga dimuat tentang hak pemegang Unit Penyertaan untuk menerima pembagian hasil secara berkala. 8. Tata cara pemrosesan permintaan pembelian dan penjualan kembali (pelunasan) Unit Penyertaan sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf l di atas, wajib ditetapkan sesuai atau sepanjang tidak bertentangan dengan angka 27, angka 28 dan angka 29 Peraturan Bapepam dan LK Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. 9. Tata cara penetapan Nilai Aktiva Bersih untuk setiap Unit Penyertaan Reksa Dana sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf m Peraturan ini, wajib ditentukan sesuai angka 30 Peraturan Bapepam dan LK Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. 10. Pembubaran dan Likuidasi Reksa Dana sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf p Peraturan ini, wajib memuat: a. sebab bubarnya Reksa Dana sebagaimana dimaksud pada angka 37 Peraturan Bapepam dan LK Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; dan b. tindakan yang harus dilakukan dalam rangka pembubaran, likuidasi, dan pembagian hasil likuidasi Reksa Dana kepada para pemegang Unit Penyertaan sebagaimana dimaksud pada angka 38, angka 39, angka 40, dan angka 41 Peraturan Bapepam dan LK Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. 11. Perlakuan terhadap dana hasil likuidasi yang belum diambil oleh pemegang Unit Penyertaan dan/atau terdapat dana yang tersisa setelah tanggal pembagian hasil likuidasi kepada pemegang Unit Penyertaan yang ditetapkan oleh Manajer Investasi sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf q Peraturan ini, wajib ditetapkan sesuai atau sepanjang tidak bertentangan dengan angka 44 Peraturan Bapepam dan LK Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. 12. Pihak yang bertanggung jawab atas biaya pembubaran dan likuidasi Reksa Dana sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf r Peraturan ini, wajib ditetapkan sesuai, atau sepanjang tidak bertentangan dengan angka 45 Peraturan Bapepam dan LK Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-553/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 5 - 13. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk pihak-pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 30 Desember 2010 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 195411111981121001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-553/BL/2010|KEPTA-BAPEPAM/2010 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN KONTRAK REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF </reg_title> <set_date> 30 Desember 2010 </set_date> <effective_date> 30 Desember 2010 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-428/BL/2007|KEPTA-BAPEPAM-LK/2007', 'KEP-177/BL/2008|KEPTA-BAPEPAM-LK/2008' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '45/M|KEPPRES/2006' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.D.3 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-09/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.D.3 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas keterbukaan dalam Prospektus dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, maka dipandang perlu untuk mengubah Peraturan Nomor IX.D.3 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-43/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; 5. Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-43/PM/1998; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.D.3 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu diatur dalam Peraturan Nomor IX.D.3 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-43/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor IX.D.3 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 13 Maret 2000 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-2 Peraturan Nomor IX.D.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-59/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-43/PM/1998 Tanggal : 14 Agustus 1998,diubah dengan Nomor : Kep-09/PM/2000 Tanggal : 13 Maret 2000 PERATURAN NOMOR IX.D.3 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Suatu Prospektus harus mencakup semua rincian dan Informasi atau Fakta Material mengenai Penawaran Umum dari Emiten atau Perusahaan Publik, yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh Emiten atau Perusahaan Publik. Prospektus harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif. Fakta-fakta dan pertimbangan- pertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian awal Prospektus. Urutan penyampaian fakta pada Prospektus ditentukan oleh relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu, bukan urutan sebagaimana dinyatakan pada peraturan ini. Emiten atau Perusahaan Publik harus berhati-hati apabila menggunakan foto, diagram, atau tabel pada Prospektus, karena bahan-bahan tersebut dapat memberikan kesan yang menyesatkan kepada masyarakat. Emiten atau Perusahaan Publik juga harus menjaga agar penyampaian informasi penting tidak dikaburkan dengan informasi yang kurang penting yang mengakibatkan informasi penting tersebut terlepas dari perhatian pembaca. Sebagian informasi yang dicantumkan dalam peraturan ini mungkin kurang relevan dengan keadaan Emiten atau Perusahaan Publik tertentu. Emiten atau Perusahaan Publik dapat melakukan penyesuaian atas pengungkapan Informasi atau Fakta Material tidak terbatas hanya pada Informasi atau Fakta Material yang telah diatur dalam ketentuan ini. Pengungkapan atas Informasi atau Fakta Material tersebut harus dilakukan secara jelas dengan penekanan yang sesuai dengan bidang usaha atau sektor industrinya, sehingga Prospektus tidak menyesatkan. Emiten atau Perusahaan Publik serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal bertanggung jawab untuk menentukan dan mengungkapkan fakta tersebut secara jelas dan mudah dibaca. Prospektus untuk penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sekurang-kurangnya harus memuat : 1. Aspek-aspek penting dari penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, seperti : a. nama lengkap Emiten atau Perusahaan Publik, alamat kantor pusat, telepon, teleks, faksimili, E-mail dan kotak pos; b. uraian mengenai Efek yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu; c. tanggal Rapat Umum Pemegang Saham; d. tanggal daftar pemegang saham yang berhak memperoleh Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu; e. tanggal terakhir dari pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu f. periode perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu; g. harga pemesanan Efek; IV-3 dengan pemberitahuan bahwa hak yang tidak dilaksanakan pada tanggal tersebut tidak berlaku lagi dan tanggal terakhir pembayaran; Peraturan Nomor IX.D.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-59/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-43/PM/1998 Tanggal : 14 Agustus 1998,diubah dengan Nomor : Kep-09/PM/2000 Tanggal : 13 Maret 2000 h. rasio Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atas saham yang ada; i. tata cara pemesanan Efek; j. uraian mengenai perlakuan Efek yang tidak dibeli oleh yang berhak dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dalam bentuk pecahan; k. pernyataan mengenai tata cara pengalihan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu; l. tata cara penerbitan dan penyampaian bukti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu serta surat Efek; m. nama Bursa Efek tempat diperdagangkannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan saham yang mendasarinya tercatat (jika ada); n. rencana Emiten atau Perusahaan Publik untuk mengeluarkan atau tidak mengeluarkan saham atau Efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal efektif; o. nama lengkap Pihak yang bertindak sebagai pembeli siaga (jika ada); p. pernyataan berikut dalam huruf cetak besar yang dapat secara langsung menarik perhatian para pembaca : 1) BAPEPAM TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. 2) EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA KETERANGAN, DATA, ATAU LAPORAN DAN KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS. q. pernyataan bahwa sehubungan dengan Penawaran Umum, setiap Pihak terafiliasi dilarang untuk memberikan keterangan atau pernyataan mengenai data yang tidak diungkapkan dalam Prospektus, tanpa persetujuan tertulis dari Emiten atau Perusahaan Publik; r. pernyataan ringkas dalam huruf cetak besar yang dapat secara langsung menarik perhatian para pembaca tentang faktor risiko yang material yang mungkin mempunyai dampak merugikan bagi pemodal; dan s. pernyataan ringkas dalam huruf cetak besar yang dapat secara langsung menarik perhatian para pembaca tentang dampak dilusi dari penerbitan efek baru. 2. Jika para pemegang saham setelah Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu selesai akan menerima Efek yang tidak mempunyai sifat-sifat yang sama seperti hak suara atau dividen, sebagaimana yang mereka miliki pada saat itu, maka uraian mengenai Efek dimaksud dengan penjelasan perbedaan sifat-sifatnya dan alasan perbedaan tersebut harus diungkapkan. 3. Dalam hal penerbitan hak untuk Efek utang konversi, Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyajikan hal-hal sebagai berikut : IV-4 Peraturan Nomor IX.D.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-59/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-43/PM/1998 Tanggal : 14 Agustus 1998,diubah dengan Nomor : Kep-09/PM/2000 Tanggal : 13 Maret 2000 a. hak para pemegang Efek; b. sifat Efek yang dapat dikonversikan ke jenis Efek lain; c. sifat Efek utang konversi yang memungkinkan pelunasan lebih dini atas pilihan Emiten atau Perusahaan Publik atau pemegang Efek; d. harga dan tingkat suku bunga dari Efek utang konversi. Dalam hal suku bunga ditetapkan mengambang, wajib diuraikan cara penentuan tingkat suku bunga yang mengambang tersebut; e. jadwal pelunasan atau cicilan termasuk jumlahnya; f. jadwal pembayaran bunga; g. jadwal konversi; h. ketentuan tentang dana pelunasan atau sinking fund (jika ada); i. denominasi mata uang yang menjadi denominasi utang dan mata uang lain yang menjadi alternatif (jika ada) digunakan dalam penerbitan Efek utang bersangkutan (jika ada); j. nama, alamat kantor pusat dan uraian mengenai Pihak-pihak yang bertindak sebagai Wali Amanat dan Penanggung (jika ada); k. ringkasan pokok-pokok perjanjian penanggungan (jika ada); l. ringkasan pokok-pokok perjanjian perwaliamanatan, termasuk tingkat senioritas dari utang dibandingkan dengan utang Emiten atau Perusahaan Publik yang masih ada dan utang lainnya yang mungkin diperoleh Emiten atau Perusahaan Publik pada masa yang akan datang; dan m. ringkasan tentang setiap tuntutan atas aktiva dari Emiten atau Perusahaan Publik yang dijadikan agunan untuk Efek yang ditawarkan. 4. Pernyataan tentang dicatatkan atau tidaknya Efek yang bersangkutan di Bursa Efek. Jika dicatatkan maka jumlah dan persentasenya harus diungkapkan. 5. Rincian struktur modal sebelum dan sesudah Penawaran Umum yang disajikan dalam bentuk tabel. Informasi dalam tabel dimaksud meliputi sekurang-kurangnya: a. modal dasar, modal ditempatkan dan disetor penuh yang meliputi jumlah saham dan nilai nominal; b. jumlah dan nilai nominal saham yang baru diterbitkan pada saat Penawaran Umum. 6. Uraian tentang persyaratan penting dari perjanjian pembelian sisa Efek atau persetujuan untuk membeli Efek oleh Pihak yang disebut namanya (jika ada). 7. Uraian tentang penggunaan dana secara terinci yang diperoleh dari Penawaran Umum dimaksud yang meliputi antara lain : IV-5 Peraturan Nomor IX.D.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-59/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-43/PM/1998 Tanggal : 14 Agustus 1998,diubah dengan Nomor : Kep-09/PM/2000 Tanggal : 13 Maret 2000 a. dalam hal penggunaan dana untuk membayar hutang wajib mengungkapkan jumlah hutang, nama kreditur, terafiliasi atau tidak terafiliasi, penggunaan hutang dan riwayat hutang; b. dalam hal penggunaan dana untuk transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan wajib mengungkapkan informasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu; c. dalam hal penggunaan dana untuk Transaksi Material namun tidak mengandung Benturan Kepentingan wajib mengungkapkan informasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.2 tentang Transaksi Material Dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. 8. Uraian tentang sisa penggunaan dana secara terinci yang diperoleh dari Penawaran Umum sebelumnya (jika ada). 9. Informasi sebagaimana disyaratkan dalam angka 5 sampai dengan 14 Peraturan Nomor IX.C.3 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum. 10. Keterangan tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. 11. Persyaratan tentang pemesanan pembelian saham. 12. Dalam hal penerbitan Waran, Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyajikan hal-hal antara lain : a. rasio konversi; b. tanggal dimulai dan diakhirinya konversi tersebut; c. harga konversi; d. nilai terakhir, jika hak konversi tidak dilaksanakan; e. informasi tentang Waran yang bersifat tetap atau yang tergantung pada suatu kondisi (jika ada); dan f. perubahan rasio konversi sebagai akibat adanya pertambahan jumlah modal disetor, saham bonus, dividen saham atau pemecahan saham; g. faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi likuiditas Waran tersebut termasuk perkiraan jumlah pemegang Waran, dan likuiditas saham yang mendasarinya serta rencana pencatatan Efek di Bursa Efek tersebut (jika ada). 13. Pelanggaran terhadap ketentuan peraturan ini dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang -undangan di bidang Pasar Modal. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 13 Maret 2000 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-6
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-09/PM/2000|KEPTA-BAPEPAM/2000 </reg_id> <reg_title> PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.D.3 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU </reg_title> <set_date> 13 Maret 2000 </set_date> <effective_date> 13 Maret 2000 </effective_date> <changed_reg> 'KEP-43/PM/1998|KEPTA-BAPEPAM/1998' </changed_reg> <replaced_reg> 'KEP-43/PM/1998|KEPTA-BAPEPAM/1998' </replaced_reg> <related_reg> '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000', '46/PP/1995', '8/UU/1995', 'KEP-43/PM/1998|KEPTA-BAPEPAM/1998' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.A.11 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-23/PM/2002 TENTANG PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT UTANG DALAM DENOMINASI MATA UANG SELAIN MATA UANG RUPIAH KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan perlindungan hukum kepada pemodal dan keterbukaan informasi oleh Emiten yang akan melakukan penerbitan Efek bersifat Utang dalam denominasi mata uang selain mata uang rupiah, maka dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Penawaran Umum Efek Bersifat Utang Dalam Denominasi Mata Uang Selain Mata Uang Rupiah; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT UTANG DALAM DENOMINASI MATA UANG SELAIN MATA UANG RUPIAH. Pasal 1 Ketentuan mengenai Penawaran Umum Efek Bersifat Utang Dalam Denominasi Mata Uang Selain Mata Uang Rupiah diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.11 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 24 Desember 2002 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP. 060065750 IV-1 Peraturan Nomor IX.A.11 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-23/PM/2002 Tanggal : 24 Desember 2002 PERATURAN NOMOR IX.A.11: PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT UTANG DALAM DENOMINASI MATA UANG SELAIN MATA UANG RUPIAH 1. Penawaran Umum Efek bersifat utang dalam denominasi mata uang selain mata uang rupiah wajib mengikuti Peraturan Bapepam yang berkaitan dengan Penawaran Umum. 2. Informasi tambahan yang wajib diungkapkan dalam Prospektus sekurang-kurangnya adalah: a. jumlah, nilai, dan jangka waktu Efek yang bersifat utang dalam denominasi mata uang selain mata uang rupiah serta kesetaraan (equivalen) nilainya dalam mata uang rupiah pada saat Efek tersebut ditawarkan; b. resiko yang dihadapi, antara lain yang berkaitan dengan selisih kurs serta dampaknya pada kondisi keuangan Emiten; c. ada atau tidak adanya sarana lindung nilai serta manfaat yang akan diperoleh dan biaya yang harus dikeluarkan berkaitan dengan lindung nilai tersebut; d. ada atau tidak adanya dana pelunasan utang serta ikhtisar persyaratan mengenai dana pelunasan utang tersebut; e. ada atau tidak adanya aktiva tertentu Emiten yang menjadi agunan atas utang yang timbul berkenaan dengan Efek yang ditawarkan; dan f. pendapatan Emiten baik dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang selain mata uang rupiah. 3. Penjamin Emisi Efek atau Emiten (dalam hal tidak menggunakan Penjamin Emisi Efek) wajib menyerahkan laporan mengenai jumlah dan saat jatuh tempo pembayaran pokok dan bunga Efek bersifat utang dalam denominasi mata uang selain mata uang rupiah kepada Bapepam dan tembusan kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah tanggal penjatahan. 4. Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap Pihak yang melanggar ketentuan peraturan ini atau Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran ketentuan peraturan ini. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 24 Desember 2002 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-2
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-23/PM/2002|KEPTA-BAPEPAM/2002 </reg_id> <reg_title> PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT UTANG DALAM DENOMINASI MATA UANG SELAIN MATA UANG RUPIAH </reg_title> <set_date> 24 Desember 2002 </set_date> <effective_date> 24 Desember 2002 </effective_date> <related_reg> '46/PP/1995', '8/UU/1995', '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000' </related_reg>
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP-54/BL/2012 TENTANG DIREKTUR BURSA EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Bursa Efek yang sehat dan berdaya saing global, maka diperlukan pengelola Bursa Efek yang memiliki kompetensi, integritas, dan independensi yang lebih tinggi dengan memenuhi persyaratan sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan perundang- undangan yang berlaku; b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, maka dipandang perlu untuk menyempurnakan persyaratan, tata cara pencalonan, pemilihan, dan pengangkatan direktur Bursa Efek dengan menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 20/M Tahun 2011; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG DIREKTUR BURSA EFEK. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -2- Pasal 1 Ketentuan mengenai Direktur Bursa Efek, diatur dalam Peraturan Nomor III.A.3 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka semua ketentuan terkait dengan Direktur Bursa Efek sebagaimana tersebut dalam Peraturan Nomor III.A.3, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-12/BL/2009 tentang Direktur Bursa Efek tanggal 30 Januari 2009 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 3 Direktur Bursa Efek yang sedang menjabat sebelum ditetapkannya peraturan ini tetap dapat menjabat sampai dengan masa jabatannya berakhir. Pasal 4 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 24 Februari 2012 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. Nurhaida NIP 19590627 198902 2 001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 19751028 198512 1 001 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-54/BL/2012 Tanggal : 24 Pebruari 2012 PERATURAN NOMOR III.A.3 : DIREKTUR BURSA EFEK 1. Ketentuan Umum a. Bursa Efek wajib mempunyai paling sedikit 3 (tiga) orang direktur. b. Direksi Bursa Efek wajib menyampaikan jadwal dan agenda Rapat Umum Pemegang Saham dalam rangka pengangkatan direktur Bursa Efek kepada Bapepam dan LK paling lambat 121 (seratus dua puluh satu) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham pengangkatan direktur Bursa Efek. c. Dewan Komisaris Bursa Efek menelaah jumlah kebutuhan dan jabatan direktur Bursa Efek serta mengajukan kepada Bapepam dan LK paling lambat 116 (seratus enam belas) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham pengangkatan direktur Bursa Efek. d. Dalam menelaah jumlah kebutuhan dan jabatan direktur Bursa Efek, Dewan Komisaris dapat membentuk komite dengan atau tanpa melibatkan pihak lain, dengan berpedoman pada Peraturan ini, Peraturan Nomor III.A.1 tentang Perizinan Bursa Efek, dan struktur organisasi Bursa Efek yang berlaku. e. Dalam menentukan jabatan direktur Bursa Efek, Dewan Komisaris wajib memperhatikan kegiatan yang menjadi tanggung jawab masing-masing jabatan direktur Bursa Efek sebagaimana diatur dalam angka 13 dan angka 14. f. Apabila dalam batas waktu pengajuan sebagaimana dimaksud dalam huruf c, Dewan Komisaris belum mengajukan jumlah kebutuhan dan jabatan direktur Bursa Efek, maka Bapepam dan LK menetapkan langsung jumlah kebutuhan dan jabatan direktur Bursa Efek. g. Bapepam dan LK menetapkan jumlah kebutuhan dan jabatan direktur Bursa Efek paling lambat 106 (seratus enam) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham pengangkatan direktur Bursa Efek h. Dengan memperhatikan perkembangan kegiatan dan kebutuhan operasional Bursa Efek, Bapepam dan LK dapat menambah direktur Bursa Efek dalam Direksi Bursa Efek yang sedang menjabat. 2. Persyaratan Direktur Bursa Efek a. Setiap direktur Bursa Efek wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) orang perseorangan warga negara Indonesia dan cakap melakukan perbuatan hukum; 2) memiliki akhlak dan moral yang baik; 3) tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi komisaris atau direktur yang dinyatakan bersalah atau turut bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit; 4) tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan; 5) tidak pernah melakukan perbuatan tercela di bidang Pasar Modal dan keuangan; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-54/BL/2012 Tanggal : 24 Pebruari 2012 -2- 6) tidak pernah melakukan pelanggaran yang material atas ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal; 7) mempunyai pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan pengetahuan yang luas tentang Pasar Modal termasuk perkembangan pasar modal internasional; 8) mempunyai komitmen terhadap pengembangan Bursa Efek dan Pasar Modal Indonesia; dan 9) memahami prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan prinsip- prinsip pengelolaan risiko. b. Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a, calon direktur Bursa Efek wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) Dalam hal anggota direksi Bursa Efek terdiri dari 3 (tiga) atau 4 (empat) orang, maka: a) paling sedikit 1 (satu) orang calon direktur Bursa Efek wajib mempunyai pengalaman dalam posisi direktur pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan paling kurang 5 (lima) tahun, dengan ketentuan paling kurang 3 (tiga) tahun berpengalaman pada posisi direktur di Perusahaan Efek; b) paling sedikit 1 (satu) orang calon direktur Bursa Efek wajib berpengalaman pada posisi manajerial paling kurang satu tingkat di bawah direktur atau jabatan yang setara pada institusi pengawas Pasar Modal dan/atau organisasi yang diberi kewenangan oleh Undang- Undang tentang Pasar Modal untuk mengatur pelaksanaan kegiatannya, paling kurang 5 (lima) tahun; dan c) khusus bagi calon direktur Bursa Efek yang bertanggung jawab di bidang teknologi informasi, wajib berpengalaman dalam posisi manajerial pada bidang teknologi informasi paling kurang 5 (lima) tahun dan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai sistem informasi perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. 2) Dalam hal anggota direksi Bursa Efek terdiri dari 5 (lima) orang atau lebih, maka: a) paling sedikit 1 (satu) orang calon direktur Bursa Efek wajib mempunyai pengalaman dalam posisi direktur pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan paling kurang 5 (lima) tahun, dengan ketentuan paling kurang 3 (tiga) tahun berpengalaman pada posisi direktur di Perusahaan Efek; b) paling sedikit 1 (satu) orang calon direktur Bursa Efek wajib berpengalaman pada posisi manajerial paling kurang satu tingkat di bawah direktur atau jabatan yang setara pada institusi pengawas Pasar Modal dan/atau organisasi yang diberi kewenangan oleh Undang-undang tentang Pasar Modal untuk mengatur pelaksanaan kegiatannya, paling kurang 5 (lima) tahun; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-54/BL/2012 Tanggal : 24 Pebruari 2012 -3- c) paling sedikit 1 (satu) orang calon direktur Bursa Efek wajib mempunyai pengalaman dalam posisi manajerial pada bidang pengelolaan risiko dan/atau pengelolaan investasi pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, atau mempunyai pengalaman sebagai profesional di bidang hukum, akuntansi, atau keuangan yang berpraktik secara aktif dalam bidang Pasar Modal, paling kurang 5 (lima) tahun; dan d) khusus bagi calon direktur Bursa Efek yang bertanggung jawab di bidang teknologi informasi, wajib berpengalaman dalam posisi manajerial pada bidang teknologi informasi paling kurang 5 (lima) tahun dan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai sistem informasi perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. 3) Jangka waktu atau masa pengalaman calon direktur Bursa Efek dalam posisi manajerial atau direktur sebagaimana dimaksud pada angka 1) dan angka 2) dihitung sampai dengan tanggal pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham pengangkatan direktur Bursa Efek. c. Bagi calon direktur Bursa Efek yang diajukan sebagai direktur utama Bursa Efek, selain wajib memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, juga wajib mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat. 3. Tata Cara Pencalonan dan Pengajuan Calon Direktur Bursa Efek a. Pencalonan dan pengajuan calon direktur Bursa Efek wajib dilakukan oleh kelompok Anggota Bursa Efek dengan paling sedikit terdiri dari 10 (sepuluh) Anggota Bursa Efek, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) 10 (sepuluh) atau lebih Anggota Bursa Efek tersebut telah melakukan transaksi Efek secara bersama-sama paling kurang 10% (sepuluh per seratus) dari total frekuensi dan nilai perdagangan Efek di Bursa Efek selama 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum pengajuan kepada Bapepam dan LK; dan 2) masing-masing Anggota Bursa Efek hanya dapat menjadi anggota pada satu kelompok Anggota Bursa Efek. b. Dalam pencalonan direktur Bursa Efek, kelompok Anggota Bursa Efek yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a secara bersama-sama bertanggung jawab mencari dan menyeleksi calon direktur Bursa Efek, meneliti bahwa setiap calon direktur Bursa Efek tersebut mempunyai keahlian, pengalaman dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatannya dan kegiatan yang menjadi tugas jabatannya sebagaimana dimaksud dalam angka 1, angka 13 dan angka 14, dan merekomendasikan gaji serta manfaat lain bagi masing-masing calon direktur Bursa Efek dengan mempertimbangkan usulan Komite Remunerasi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan angka 10 huruf c Peraturan Nomor III.A.12 tentang Komisaris Bursa Efek (jika ada). c. Calon direktur Bursa Efek wajib diajukan kepada Bapepam dan LK oleh kelompok Anggota Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam huruf a dalam satu kesatuan paket calon direktur Bursa Efek dengan memenuhi ketentuan jabatan sebagaimana dimaksud dalam angka 1, angka 2, angka 13, dan angka 14. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-54/BL/2012 Tanggal : 24 Pebruari 2012 -4- d. Pengajuan secara paket sebagaimana dimaksud dalam huruf c tidak berlaku untuk pengajuan calon direktur Bursa Efek untuk mengisi jabatan direktur Bursa Efek yang lowong atau untuk menambah calon direktur Bursa Efek. e. Dalam pengajuan calon direktur Bursa Efek kepada Bapepam dan LK, kelompok Anggota Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam huruf a wajib melampirkan dalam rangkap 2 (dua) dokumen-dokumen sebagai berikut: 1) riwayat hidup calon direktur Bursa Efek; 2) surat pernyataan calon direktur Bursa Efek yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan angka 2 huruf a angka 3), angka 4), angka 5), angka 6), dan angka 8); 3) fotokopi Kartu Tanda Penduduk calon direktur Bursa Efek; 4) surat pernyataan tentang ada tidaknya hubungan Afiliasi calon direktur Bursa Efek dengan calon direktur lain dari Bursa Efek, komisaris Bursa Efek, Anggota Bursa Efek, Emiten, atau Perusahaan Publik yang Efeknya tercatat di Bursa Efek dalam paket yang diajukan; 5) fotokopi ijazah dan sertifikat keahlian yang menunjukkan keahlian dari calon direktur Bursa Efek (jika ada); 6) surat pernyataan dari masing-masing Pihak yang diajukan sebagai calon direktur Bursa Efek yang memuat antara lain: a. bersedia tanpa syarat mengikuti proses penilaian kemampuan dan kepatutan yang dilakukan oleh Bapepam dan LK dan bersedia dipilih menjadi calon direktur Bursa Efek oleh Bapepam dan LK untuk jabatan sebagaimana dimaksud dalam angka 13 atau angka 14, yang berbeda dengan jabatan yang diajukan oleh Anggota Bursa Efek; dan b. bersedia untuk diangkat menjadi direktur Bursa Efek oleh Rapat Umum Pemegang Saham yang bertanggung jawab untuk kegiatan yang menjadi tugasnya dan untuk bekerja sama sebaik-baiknya dalam rangka pelaksanaan kegiatan Bursa Efek yang teratur, wajar, dan efisien dengan komisaris dan direktur lain dari Bursa Efek dimaksud; 7) surat pernyataan calon direktur Bursa Efek untuk tidak melakukan perangkapan jabatan sebagai direktur, komisaris, atau pegawai pada perusahaan atau institusi lain, apabila yang bersangkutan terpilih sebagai direktur Bursa Efek; 8) jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada lampiran 1 Peraturan ini mengenai integritas calon direktur Bursa Efek dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.3-1; 9) 3 (tiga) buah pas photo berwarna terbaru ukuran 10 x 15 cm (kartu pos); 10) surat keterangan mengenai proses mencari, menyeleksi, dan meneliti calon direktur Bursa Efek dari kelompok Anggota Bursa Efek, termasuk rekomendasi mengenai gaji dan manfaat lain apabila calon direktur Bursa Efek diangkat menjadi direktur Bursa Efek, yang menyatakan bahwa proses tersebut telah dilakukan secara profesional dan tidak ada kepentingan lain LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-54/BL/2012 Tanggal : 24 Pebruari 2012 -5- termasuk kepentingan karena hubungan Afiliasi, melainkan semata-mata kepentingan Bursa Efek khususnya dan Pasar Modal pada umumnya; 11) rencana strategis calon direktur Bursa Efek yang sejalan dengan visi dan misi Bursa Efek; 12) surat pernyataan dari calon direktur Bursa Efek yang menyatakan bahwa calon direktur Bursa Efek setelah menjadi direktur Bursa Efek tidak akan menggunakan aset Bursa Efek atau melakukan transaksi dan memberi manfaat dalam bentuk apapun kepada Pihak terafiliasinya, direktur lain dari Bursa Efek, Pihak terafiliasi dari direktur lain Bursa Efek, komisaris Bursa Efek, dan/atau Pihak terafiliasi dari komisaris Bursa Efek; dan 13) surat pernyataan dari calon direktur Bursa Efek yang menyatakan antara lain: a) kesediaan untuk tidak memiliki saham atau sebagai pengendali baik langsung atau tidak langsung Perusahaan Efek selama menjabat sebagai direktur Bursa Efek; dan/atau b) kesediaan untuk tidak mengendalikan baik langsung atau tidak langsung Emiten atau Perusahaan Publik dan/atau tidak membeli saham atau mentransaksikan saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya sampai dengan 6 (enam) bulan setelah masa jabatannya berakhir. f. Pengajuan nama calon direktur Bursa Efek oleh Anggota Bursa Efek sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf c beserta dokumen-dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada huruf e wajib diterima secara lengkap oleh Bapepam dan LK paling lambat 56 (lima puluh enam) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham pengangkatan direktur Bursa Efek. Dalam hal terdapat kekurangan maka pengajuan dianggap telah lengkap pada saat kekurangan tersebut disampaikan kepada Bapepam dan LK. 4. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan a. Setiap calon direktur Bursa Efek yang diajukan wajib menjalani penilaian kemampuan dan kepatutan yang dilakukan oleh Komite yang dibentuk oleh Ketua Bapepam dan LK. b. Anggota Komite sebagaimana dimaksud dalam huruf a terdiri dari 5 (lima) orang yang terdiri dari Ketua Bapepam dan LK sebagai Ketua merangkap anggota, dan 4 (empat) pejabat setingkat Eselon II di Bapepam dan LK sebagai anggota. c. Setiap pelaksanaan penilaian kemampuan dan kepatutan wajib dihadiri paling sedikit 3 (tiga) orang anggota Komite. d. Komite melakukan penilaian kemampuan dan kepatutan calon direktur Bursa Efek antara lain melalui penelitian administratif, wawancara, dan/atau permintaan presentasi yang meliputi namun tidak terbatas atas rencana strategis pengembangan Bursa Efek ke depan. e. Komite melakukan penilaian kemampuan dan kepatutan atas setiap calon direktur secara individual sesuai dengan jabatan yang diusulkan dan jika diperlukan, Komite dapat melakukan penilaian kemampuan dan kepatutan untuk jabatan direktur yang lain. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-54/BL/2012 Tanggal : 24 Pebruari 2012 -6- f. Dalam melakukan penilaian kemampuan dan kepatutan calon direktur Bursa Efek, Komite dapat dibantu oleh narasumber dengan keahlian tertentu yang berasal dari luar Bapepam dan LK. g. Penilaian kemampuan dan kepatutan dilakukan untuk menentukan dan menilai bahwa calon direktur Bursa Efek memenuhi persyaratan integritas dan kompetensi serta merupakan calon terbaik untuk menduduki masing-masing jabatan direktur Bursa Efek. h. Persyaratan integritas sebagaimana dimaksud dalam ketentuan huruf g meliputi: 1) cakap melakukan perbuatan hukum; 2) memiliki akhlak dan moral yang baik; 3) tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi komisaris atau direktur yang dinyatakan bersalah atau turut bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit; 4) tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan; 5) tidak pernah melakukan perbuatan tercela di bidang Pasar Modal dan keuangan; 6) tidak pernah melakukan pelanggaran yang material atas ketentuan peraturan perundang–undangan di bidang Pasar Modal; dan 7) mempunyai komitmen terhadap pengembangan Bursa Efek dan Pasar Modal Indonesia. i. persyaratan kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan huruf g meliputi: 1) mempunyai pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan pengetahuan yang luas tentang Pasar Modal termasuk perkembangan pasar modal internasional; 2) memahami prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan prinsip- prinsip pengelolaan risiko; 3) memiliki asal usul atau pengalaman yang cukup, sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan angka 2 huruf b atau huruf c; dan 4) memiliki keahlian di bidang Pasar Modal dan/atau keahlian sesuai dengan bidang yang dipersyaratkan dalam ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b butir 1) poin c), dan butir 2) poin c), dan poin d). j. Bapepam dan LK menetapkan calon direktur Bursa Efek untuk masing-masing jabatan dengan memperhatikan hasil penilaian kemampuan dan kepatutan yang dilakukan oleh Komite. 5. Berdasarkan penilaian kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud dalam angka 4 huruf d, Bapepam dan LK dapat menentukan posisi jabatan calon direktur yang berbeda dengan posisi jabatan yang diajukan oleh kelompok Anggota Bursa Efek. 6. Dalam hal tidak terdapat calon direktur Bursa Efek yang terpilih dari hasil penilaian kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud dalam angka 4 huruf d untuk 1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-54/BL/2012 Tanggal : 24 Pebruari 2012 -7- (satu) atau lebih jabatan direktur, maka Bapepam dan LK menyampaikan kepada masing-masing kelompok Anggota Bursa Efek untuk mengajukan calon direktur Bursa Efek lain untuk posisi jabatan direktur Bursa Efek yang calonnya belum terpilih oleh Bapepam dan LK dalam proses penilaian kemampuan dan kepatutan, paling lambat 35 (tiga puluh lima) hari setelah permohonan diterima secara lengkap oleh Bapepam dan LK. 7. Kelompok Anggota Bursa Efek dapat mengajukan kembali calon direktur Bursa Efek lain untuk posisi jabatan direktur Bursa Efek yang calonnya belum terpilih oleh Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud dalam angka 6 diatas kepada Bapepam dan LK dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas hari) sebelum Rapat Umum Pemegang Saham, dengan memenuhi ketentuan angka 2 dan angka 3 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf e. 8. Apabila semua dokumen sudah lengkap dan semua persyaratan telah dipenuhi, dengan memperhatikan ketentuan angka 16 Peraturan ini Bapepam dan LK menyampaikan daftar calon direktur Bursa Efek terpilih untuk masing-masing jabatan direktur beserta fotokopi dokumen calon direktur Bursa Efek kepada Direksi Bursa Efek paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham. 9. Direksi Bursa Efek wajib menyampaikan kepada semua pemegang saham daftar calon direktur Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 8 beserta fotokopi dokumen lengkap sebagaimana dimaksud angka 3 huruf e paling lambat satu hari kerja setelah diterimanya daftar calon direktur Bursa Efek dari Bapepam dan LK. Daftar calon direktur Bursa Efek beserta fotokopi dokumen lengkap tersebut wajib tersedia dan dapat diakses oleh pemegang saham dan publik. 10. Rapat Umum Pemegang Saham dan Tata Cara Pengangkatan Direktur Bursa Efek a. Pengumuman mengenai akan diadakannya pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Bursa Efek dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum dilakukannya pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham dengan memuat antara lain rencana pengangkatan direktur Bursa Efek. b. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Bursa Efek untuk mengangkat direktur Bursa Efek dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham dimaksud, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal Rapat Umum Pemegang Saham, dengan memuat antara lain rencana pengangkatan direktur Bursa Efek. c. Pengangkatan direktur Bursa Efek dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan calon direktur yang dipilih oleh Bapepam dan LK sesuai dengan jabatannya masing-masing sebagaimana dimaksud dalam angka 8. d. Prosedur pengangkatan calon direktur Bursa Efek sebagaimana dimaksud pada huruf c berlaku pula untuk pengangkatan calon direktur Bursa Efek untuk mengisi jabatan direktur Bursa Efek yang lowong atau untuk menambah calon direktur Bursa Efek. e. Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengangkat direktur Bursa Efek wajib dipimpin oleh komisaris utama atau salah satu komisaris dalam hal komisaris utama berhalangan. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-54/BL/2012 Tanggal : 24 Pebruari 2012 -8- f. Seorang calon direktur Bursa Efek terpilih sebagaimana dimaksud dalam angka 8 mempunyai hak untuk mengundurkan diri, sebelum diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham. g. Pada saat Rapat Umum Pemegang Saham calon direktur Bursa Efek wajib menjelaskan rencana strategis kepada pemegang saham. Penjelasan dapat juga disampaikan dalam forum lainnya sebelum Rapat Umum Pemegang Saham yang memungkinkan pemegang saham melakukan interaksi dengan calon direktur Bursa Efek. 11. Rekomendasi gaji dan manfaat lain bagi calon direktur Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 3 huruf b wajib ditentukan berdasarkan kelayakan yang berlaku pada umumnya untuk masing-masing jabatan direktur Bursa Efek sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan keahlian, dan pengalaman masing- masing calon direktur Bursa Efek, dengan mempertimbangkan usulan Komite Remunerasi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan angka 10 huruf c Peraturan Nomor III.A.12 (jika ada). 12. Rekomendasi gaji dan manfaat lain bagi direktur Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 11 yang diajukan oleh kelompok Anggota Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 3 huruf a wajib disetujui dan ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk dapat menjadi gaji dan manfaat lain bagi yang bersangkutan. 13. Salah seorang diantara calon direktur Bursa Efek wajib ditetapkan sebagai calon direktur utama Bursa Efek dengan tugas utama antara lain mengambil keputusan yang bersifat final jika rapat direksi tidak dapat mengambil keputusan, melakukan koordinasi kegiatan di Bursa Efek, kegiatan hubungan masyarakat, kegiatan hukum dan peraturan, dan kegiatan pemeriksaan internal. 14. Calon direktur Bursa Efek yang lainnya wajib ditetapkan sebagai direktur Bursa Efek yang antara lain bertanggung jawab terhadap satu atau lebih kegiatan sebagai berikut: a. pencatatan, yang antara lain bertanggung jawab atas peraturan pencatatan dan delisting Efek, perilaku Emiten yang tercatat di Bursa dan Biro Administrasi Efek, mengkoordinasikan dan mengawasi aksi korporasi Emiten yang tercatat di Bursa, serta mengelola pelatihan dan pendidikan pada Emiten yang tercatat di Bursa dan Biro Administrasi Efek; b. keanggotaan dan partisipan, yang antara lain bertanggung jawab atas pembuatan peraturan mengenai persyaratan keanggotaan dan partisipan, kewajiban pelaporan keanggotaan dan partisipan, mengawasi anggota dan partisipan, serta mengelola pelatihan dan pendidikan anggota Bursa dan partisipan; c. perdagangan, yang antara lain bertanggung jawab atas pembuatan peraturan perdagangan, kliring dan penyelesaian Transaksi Bursa, dan menjaga kelancaran penyelenggaraan kegiatan perdagangan; d. pengawasan perdagangan, yang antara lain bertangung jawab menyusun parameter pengawasan perdagangan dan melaksanakan pengawasan perdagangan secara efektif; e. pemeriksaan anggota dan partisipan, yang bertanggung jawab menyusun pedoman pemeriksaan anggota dan partisipan, serta melaksanakan pemeriksaan dan pemantauan pemeriksaan anggota dan partisipan secara efektif; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-54/BL/2012 Tanggal : 24 Pebruari 2012 -9- f. riset dan pengembangan usaha, yang antara lain bertanggung jawab melaksanakan kegiatan riset dan pengembangan pencatatan, keanggotaan, perdagangan dan pengawasan perdagangan, dan pengembangan usaha Bursa Efek; g. sistem teknologi informasi, yang antara lain bertanggung jawab melaksanakan penyediaan dan pengelolaan sistem teknologi dan informasi pencatatan, keanggotaan, perdagangan, dan pengawasan perdagangan; dan h. keuangan dan sumber daya manusia, yang antara lain bertanggung jawab melaksanakan kegiatan perencanaan keuangan, pengendalian anggaran tahunan, administrasi dan pengembangan sumber daya manusia, dan administrasi umum. 15. Dalam hal direksi Bursa Efek mengganggap direktur Bursa Efek yang bertanggung jawab dan menjalankan tugas atas beberapa kegiatan sebagaimana ditetapkan pada saat yang bersangkutan diangkat, tidak dapat melaksanakan sebagian tugasnya, maka atas keputusan rapat direksi, sebagian tugasnya dapat dialihkan kepada direktur Bursa Efek yang lain yang dianggap mampu untuk menjalankan tugas setelah mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris, Bapepam dan LK, dan ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham. 16. Direktur Bursa Efek dilarang mempunyai hubungan Afiliasi dengan direktur lain dari Bursa Efek dan/atau komisaris Bursa Efek. 17. Direktur Bursa Efek dilarang memiliki saham atau sebagai pengendali baik langsung atau tidak langsung Perusahaan Efek. 18. Direktur Bursa Efek dilarang mengendalikan baik langsung atau tidak langsung Emiten atau Perusahaan Publik dan/atau dilarang mentransaksikan saham Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam hal pada saat direktur Bursa Efek diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham telah memiliki saham Emiten atau Perusahaan Publik, maka saham tersebut tidak dapat ditransaksikan sampai dengan 6 (enam) bulan setelah masa jabatannya berakhir. 19. Masa jabatan direktur Bursa Efek adalah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modaldan hanya dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Apabila seorang direktur Bursa Efek diangkat untuk mengisi jabatan direktur Bursa Efek yang lowong atau untuk menambah calon direktur Bursa Efek, maka masa jabatan direktur Bursa Efek tersebut berlaku selama sisa masa jabatan direksi Bursa Efek yang sedang menjabat; b. Penghitungan satu kali masa jabatan bagi seorang direktur Bursa Efek adalah jika yang bersangkutan menjabat selama paling kurang 2/3 (dua per tiga) dari masa jabatan direksi Bursa Efek; dan c. Keseluruhan masa jabatan direktur Bursa Efek pada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian paling banyak 3 (tiga) kali masa jabatan. 20. Berakhirnya masa jabatan direktur Bursa Efek wajib diatur berbeda dengan berakhirnya masa jabatan komisaris Bursa Efek. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-54/BL/2012 Tanggal : 24 Pebruari 2012 -10- 21. Direktur Bursa Efek yang tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 wajib diganti dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak yang bersangkutan diketahui atau dinyatakan oleh Bapepam dan LK tidak lagi memenuhi syarat, dan kelompok Anggota Bursa Efek wajib segera mengajukan calon direktur penggantinya kepada Bapepam dan LK dengan memenuhi ketentuan angka 2 dan angka 3. 22. Dalam hal terdapat jabatan direktur Bursa Efek yang lowong, maka jabatan direktur tersebut wajib diisi dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak jabatan direktur dimaksud lowong, dan kelompok Anggota Bursa Efek wajib segera mengajukan calon direktur penggantinya kepada Bapepam dan LK dengan memenuhi ketentuan angka 2 dan angka 3. 23. Dalam hal terjadi: a. Jabatan direktur utama lowong, maka salah satu direktur Bursa Efek wajib ditunjuk berdasarkan keputusan Direksi Bursa Efek untuk menduduki jabatan direktur utama yang lowong tersebut sampai dengan diangkatnya pengganti oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris dan Bapepam dan LK. b. Jabatan direktur selain direktur utama lowong, maka tugas direktur tersebut berdasarkan keputusan rapat Direksi Bursa Efek wajib dialihkan kepada direktur Bursa Efek yang lain sampai dengan diangkatnya pengganti oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris dan Bapepam dan LK. 24. Bapepam dan LK dapat menetapkan jabatan direktur Bursa Efek yang lowong tidak wajib diisi sebagaimana ditentukan dalam angka 22 setelah mempertimbangkan perkembangan kegiatan dan operasional Bursa Efek. 25. Batas waktu penggantian dan/atau pengisian direktur Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 21 dan angka 22 dapat ditentukan lain oleh Bapepam dan LK. 26. Dalam hal terdapat jabatan direktur Bursa Efek yang lowong atau dalam hal adanya pengunduran diri direktur Bursa Efek, maka Direksi Bursa Efek wajib melaporkan kepada Bapepam dan LK paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak diketahui atau diterimanya surat pengunduran diri oleh Direksi Bursa Efek. 27. Dalam pengisian jabatan direktur Bursa Efek untuk mengisi jabatan direktur Bursa Efek yang lowong dan/atau diperlukannya tambahan direktur Bursa Efek, maka: a. pengisian atau penambahan direktur Bursa Efek wajib memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam angka 2 dan angka 3. b. calon direktur Bursa Efek yang akan diajukan wajib bersedia bekerjasama dengan direktur Bursa Efek yang ada. c. penambahan direktur Bursa Efek yang baru wajib memperhatikan ketentuan angka 1 huruf h, dan pelaksanaannya wajib memenuhi ketentuan angka 2 dan angka 3. 28. Direktur Bursa Efek yang tidak lagi menjabat sebagai direktur Bursa Efek karena sebab apapun, tidak berhak menerima gaji dan manfaat lainnya dari Bursa Efek kecuali hak atas uang kompensasi atau jasa penghargaan sepanjang disetujui oleh Rapat Umum LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-54/BL/2012 Tanggal : 24 Pebruari 2012 -11- Pemegang Saham dengan ketentuan jumlah kompensasi atau jasa penghargaan dimaksud tidak lebih besar dari jumlah gaji dari sisa masa jabatan. 29. Masa jabatan direktur Bursa Efek berakhir dengan sendirinya apabila direktur tersebut antara lain: a. kehilangan kewarganegaraan Indonesia; b. tidak cakap melakukan perbuatan hukum; c. dinyatakan pailit atau menjadi komisaris atau direktur yang dinyatakan bersalah atau turut bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit; d. dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan; e. berhalangan tetap; f. meninggal dunia; dan/atau g. masa jabatan berakhir. 30. Direktur Bursa Efek dapat diberhentikan dari jabatannya oleh Bapepam dan LK apabila direktur tersebut, antara lain: a. tidak memiliki akhlak dan moral yang baik; b. melakukan perbuatan tercela di bidang Pasar Modal pada khususnya dan di bidang keuangan pada umumnya; c. melakukan pelanggaran yang cukup material atas ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal; dan/atau d. tidak mempunyai komitmen terhadap pengembangan Bursa Efek; dan/atau e. gagal atau tidak cakap menjalankan tugas; dan/atau 31. Dalam hal Bapepam dan LK memberhentikan sementara dan/atau terjadi kekosongan atas seluruh anggota direksi, Bapepam dan LK dapat menunjuk Komisaris Bursa Efek atau Pihak lain sebagai manajemen sementara Bursa Efek hingga diangkatnya anggota direksi yang baru oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 32. Penunjukan dan kewenangan manajemen sementara Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 31 ditetapkan dengan Keputusan Ketua Bapepam dan LK. 33. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK dapat mengenakan sanksi terhadap setiap Pihak yang melanggar ketentuan peraturan ini termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 24 Februari 2012 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd Nurhaida NIP 19590627 198902 2 001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 19751028 198512 1 001 LAMPIRAN Formulir Nomor: III.A.3-1 DAFTAR PERTANYAAN I. PETUNJUK DALAM MENJAWAB PERTANYAAN: 1. Semua pertanyaan dalam daftar pertanyaan ini adalah berkaitan dengan integritas dan wajib dijawab oleh setiap calon direktur Bursa Efek. 2. Berilah tanda √ dalam kotak di depan kata “Ya”, jika jawaban Saudara “Ya”, atau berilah tanda √ dalam kotak di depan kata “Tidak” jika jawaban atas pertanyaan berikut adalah “Tidak”. 3. Untuk setiap jawaban “Ya”, calon direktur Bursa Efek wajib memberikan jawaban secara rinci dan jelas, antara lain memuat: a. lembaga-lembaga dan orang-orang yang bersangkutan; b. kasus dan tanggal dari tindakan yang dilakukan; c. pengadilan atau lembaga yang mengambil tindakan; d. tindakan atau sanksi yang dikenakan. II. INTEGRITAS CALON DIREKTUR Definisi: Investasi adalah kegiatan atas Efek, perbankan, asuransi, atau usaha perumahan atau real estate termasuk kegiatan baik langsung maupun tidak langsung, berhubungan dengan Perusahaan Efek, Penasehat Investasi, Bank atau Perusahaan Lain yang bergerak di bidang keuangan. Jawablah pertanyaan di bawah ini: 1. Dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir, apakah calon direktur Bursa Efek pernah dihukum atau mengaku bersalah atau tidak menggugat atas tuduhan: a. tindak pidana atau kejahatan melibatkan Investasi atau usaha yang berhubungan dengan Investasi, penipuan, pernyataan palsu, penggelapan, penyuapan, pemalsuan, atau pemerasan?  ya b. atau kejahatan lain?  ya  tidak  tidak 2. Apakah pengadilan: a. pernah memutuskan bahwa calon direktur Bursa Efek pailit?  ya  tidak 1 : 1 Peraturan Nomor : III.A.3 b. dalam sepuluh tahun terakhir ini melarang calon direktur Bursa Efek dalam kegiatannya yang berhubungan dengan Investasi?  ya  tidak c. pernah memutuskan bahwa calon direktur Bursa Efek terlibat dalam pelanggaran hukum yang berhubungan dengan Investasi, dan/atau terlibat pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan yang berlaku?  ya  tidak 3. Apakah Bapepam dan LK pernah: a. menemukan calon direktur Bursa Efek membuat pernyataan palsu atau melakukan kelalaian?  ya  tidak b. menemukan calon direktur Bursa Efek terlibat dalam pelanggaran hukum, keputusan-keputusan atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam dan LK?  ya  tidak c. menemukan calon direktur Bursa Efek menyebabkan suatu perusahaan berhubungan dengan investasi yang Izin Usaha, Persetujuan, Pendaftaran, atau Pernyataan Pendaftarannya ditolak, ditangguhkan, dicabut atau dibatasi?  ya  tidak d. memerintahkan untuk menolak permohonan, menghentikan untuk sementara atau mencabut Izin Usaha, Persetujuan, Pendaftaran, atau Pernyataan Pendaftaran, atau mengenakan sanksi dengan membatasi kegiatan-kegiatan calon direktur Bursa Efek?  ya  tidak 4. Apakah lembaga atau institusi lain yang berwenang di Indonesia atau di luar negeri pernah: a. menemukan calon direktur Bursa Efek membuat pernyataan palsu, tidak memberikan pernyataan yang diminta, tidak jujur, tidak adil atau tidak etis?  ya  tidak b. menemukan calon direktur Bursa Efek melakukan kegiatan yang menyebabkan suatu Izin Usaha, Persetujuan, Pendaftaran, atau Pernyataan Pendaftaran ditolak, dihentikan untuk sementara, dicabut atau dibatasi?  ya  tidak c. memerintahkan untuk menegur calon direktur Bursa Efek sehubungan dengan kegiatan yang berhubungan dengan Investasi?  ya  tidak 2 d. menolak, menghentikan untuk sementara, atau membatalkan Izin Usaha, Persetujuan, Pendaftaran, atau Pernyataan Pendaftaran calon direktur Bursa Efek untuk bergerak dalam usaha yang berhubungan dengan Investasi, atau membatasi kegiatan dalam bidang usaha tersebut?  ya  tidak e. mencabut atau menghentikan untuk sementara Izin Usaha/kegiatan calon direktur Bursa Efek sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal seperti Akuntan, Notaris, Konsultan Hukum (Advokat) atau Penilai?  ya  tidak 5. Apakah Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian pernah: a. menemukan calon direktur Bursa Efek membuat pernyataan palsu atau tidak menyatakan fakta?  ya  tidak b. menemukan calon direktur Bursa Efek terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang undangan yang berlaku?  ya  tidak c. menemukan calon direktur Bursa Efek menyebabkan suatu usaha berhubungan dengan Investasi yang Izin Usaha, Persetujuan, Pendaftaran, atau Pernyataan Pendaftarannya untuk menjalankan usahanya ditolak, dihentikan sementara, dicabut atau dibatasi?  ya  tidak d. menertibkan calon direktur Bursa Efek dalam kedudukannya sebagai direktur atau komisaris Anggota Bursa Efek, Anggota Kliring, atau partisipan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dengan: 1) mengeluarkan atau menghentikan sementara perusahaannya dari keanggotaan suatu Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;  ya  tidak 2) menghalangi atau menghentikan sementara hubungan perusahaannya dengan Anggota Bursa Efek atau Anggota Kliring lainnya atau partisipan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; atau  ya  tidak 3) membatasi kegiatan perusahaannya sebagai Anggota Bursa Efek atau Anggota Kliring atau partisipan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut?  ya  tidak 3 6. Apakah calon direktur Bursa Efek pernah atau sedang dituntut oleh suatu Pihak sehubungan dengan Investasi atau penipuan?  ya  tidak 7. Apakah calon direktur Bursa Efek pernah atau sedang digugat atau dituntut oleh suatu Pihak sehubungan dengan perkara perdata atau pidana?  ya  tidak ………………………..20… Calon Direktur Materai ………………………………… (Nama Lengkap) 4
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-54/BL/2012|KEPTA-BAPEPAM/2012 </reg_id> <reg_title> DIREKTUR BURSA EFEK </reg_title> <set_date> 24 Februari 2012 </set_date> <effective_date> 24 Februari 2012 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-12/BL/2009|KEPTA-BAPEPAM-LK/2009' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '20/M|KEPPRES/2011' </related_reg>
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 669/BL/2012 TENTANG LAPORAN BIRO ADMINISTRASI EFEK ATAU EMITEN DAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MENYELENGGARAKAN ADMINISTRASI EFEK SENDIRI KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas keterbukaan dan tata kelola penyelenggaraan administrasi Efek oleh Biro Administrasi Efek atau Emiten dan Perusahaan Publik yang menyelenggarakan administrasi Efek sendiri, perlu dilakukan penyempurnaan terhadap ketentuan mengenai mekanisme sistem pelaporan dan materi laporan oleh Biro Administrasi Efek atau Emiten dan Perusahaan Publik yang menyelenggarakan administrasi Efek sendiri kepada Bapepam dan LK; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dipandang perlu untuk menyempurnakan Peraturan Nomor X.H.1 Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep- 317/BL/2008 tentang Laporan Biro Administrasi Efek atau Emiten dan Perusahaan Publik Yang Menyelenggarakan Administrasi Efek Sendiri sebagaimana diubah dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-557/BL/2008 dengan menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3618); 4. Surat Kuasa Khusus Nomor: SKU-194/MK.01/2012; KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN - 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG LAPORAN BIRO ADMINISTRASI EFEK ATAU EMITEN DAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MENYELENGGARAKAN ADMINISTRASI EFEK SENDIRI. Pasal 1 Ketentuan mengenai Laporan Biro Administrasi Efek atau Emiten dan Perusahaan Publik yang Menyelenggarakan Administrasi Efek Sendiri diatur dalam Peraturan Nomor X.H.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Biro Administrasi Efek atau Emiten dan Perusahaan Publik yang menyelenggarakan administrasi Efek sendiri wajib menyampaikan pelaporan sesuai dengan Peraturan Nomor X.H.1 Lampiran Keputusan ini dengan ketentuan sebagai berikut: a. Laporan yang wajib disampaikan dalam bentuk cetak sebagaimana dimaksud dalam angka 2 dan angka 3 Peraturan Nomor X.H.1 Lampiran Keputusan ini wajib disampaikan sejak tanggal 1 Januari 2013. b. Laporan dalam bentuk elektronik yang meliputi data Pemodal, data kepemilikan Efek setiap Pemodal, dan data perubahan kepemilikan Efek dalam bentuk warkat sebagaimana dimaksud dalam angka 10 huruf a, angka 10 huruf b, dan angka 10 huruf c Peraturan Nomor X.H.1 Lampiran Keputusan ini wajib disampaikan sejak tanggal 1 Januari 2013. c. Laporan data kepemilikan saham Emiten atau Perusahaan Publik oleh direktur dan komisaris Emiten atau Perusahaan Publik beserta keluarganya sebagaimana dimaksud dalam angka 10 huruf d Peraturan Nomor X.H.1 Lampiran Keputusan ini wajib disampaikan sejak tanggal 1 Mei 2013. Pasal 3 Biro Administrasi Efek yang telah mendapatkan izin usaha dari Bapepam dan LK atau Emiten dan Perusahaan Publik yang menyelenggarakan administrasi Efek sendiri sebelum berlakunya Keputusan ini wajib melakukan uji coba penyampaian laporan dalam bentuk elektronik dengan ketentuan sebagai berikut: a. Laporan data Pemodal, data kepemilikan Efek setiap Pemodal, dan data perubahan kepemilikan Efek dalam bentuk warkat sebagaimana dimaksud dalam angka 10 huruf a, angka 10 huruf b, dan angka 10 huruf c Peraturan Nomor X.H.1 Lampiran Keputusan ini sejak ditetapkannya Keputusan ini sampai dengan 31 Desember 2012. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN - 3 - b. Laporan data kepemilikan saham Emiten atau Perusahaan Publik oleh direktur dan komisaris Emiten atau Perusahaan Publik beserta keluarganya sebagaimana dimaksud dalam angka 10 huruf d Peraturan Nomor X.H.1 Lampiran Keputusan ini sejak ditetapkannya Keputusan ini sampai dengan 30 April 2013. Pasal 4 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-317/BL/2008 tanggal 6 Agustus 2008 tentang Laporan Biro Administrasi Efek atau Emiten dan Perusahaan Publik yang Menyelenggarakan Administrasi Efek Sendiri dan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-557/BL/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang Perubahan atas Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep- 317/BL/2008 tentang Laporan Biro Administrasi Efek atau Emiten dan Perusahaan Publik yang Menyelenggarakan Administrasi Efek Sendiri dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sejak tanggal 1 Januari 2013. Pasal 5 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 13 Desember 2012 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd Ngalim Sawega NIP 19550530 197711 1 001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 19751028 198512 1 001 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal : Kep-669/BL/2012 : 13 Desember 2012 PERATURAN NOMOR X.H.1 : LAPORAN BIRO ADMINISTRASI EFEK ATAU EMITEN DAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MENYELENGGARAKAN ADMINISTRASI EFEK SENDIRI 1. Biro Administrasi Efek atau Emiten dan Perusahaan Publik yang menyelenggarakan administrasi Efek sendiri wajib menyampaikan laporan kepada Bapepam dan LK dalam bentuk cetak dan dalam bentuk elektronik. 2. Laporan Biro Administrasi Efek yang wajib disampaikan dalam bentuk cetak meliputi: a. Laporan kegiatan operasional tahunan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK dengan berpedoman pada Formulir Nomor X.H.1-1 peraturan ini yang meliputi: 1) kegiatan registrasi; 2) registrasi kepemilikan 5% (lima perseratus) atau lebih saham Emiten atau Perusahaan Publik; 3) komposisi pemilik surat Efek berdasarkan status pemilik; 4) komposisi denominasi surat Efek; dan 5) penyebaran Efek. b. Laporan keuangan tahunan Biro Administrasi Efek yang telah diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK. c. Laporan peristiwa penting, antara lain: 1) hasil penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Biro Administrasi Efek; 2) perubahan anggaran dasar Biro Administrasi Efek; 3) laporan Efek warkat yang hilang beserta penanganannya; dan 4) laporan adanya pengaduan, klaim, atau gugatan Pemodal atas hak yang melekat pada Efek yang dimilikinya beserta penanganannya. d. Laporan bulanan kepemilikan saham atas Emiten atau Perusahaan Publik dan rekapitulasi yang telah dilaporkan, dengan menggunakan Formulir Nomor X.H.1-2 peraturan ini. 3. Laporan Emiten dan Perusahaan Publik yang menyelenggarakan administrasi Efek sendiri yang wajib disampaikan dalam bentuk cetak meliputi: a. Laporan kegiatan operasional tahunan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK dengan berpedoman pada Formulir Nomor X.H.1-1 peraturan ini yang meliputi: 1) kegiatan registrasi; 2) registrasi kepemilikan 5% (lima perseratus) atau lebih saham Emiten atau Perusahaan Publik; 3) komposisi pemilik surat Efek berdasarkan status pemilik; 4) komposisi denominasi surat Efek; dan 5) penyebaran Efek. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal - 2 - b. Laporan peristiwa penting, antara lain: 1) laporan Efek warkat yang hilang beserta penanganannya; dan 2) laporan adanya pengaduan, klaim, atau gugatan Pemodal atas hak yang melekat pada Efek yang dimilikinya beserta penanganannya. c. Laporan bulanan kepemilikan saham atas Emiten atau Perusahaan Publik dan rekapitulasi yang telah dilaporkan, dengan menggunakan Formulir Nomor X.H.1-2 peraturan ini. 4. Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 dan angka 3 wajib disampaikan rangkap 2 (dua), satu diantaranya dalam bentuk asli. 5. Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf a, angka 2 huruf b, dan angka 3 huruf a wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan Biro Administrasi Efek atau Emiten dan Perusahaan Publik yang menyelenggarakan administrasi Efek sendiri. 6. Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf c dan angka 3 huruf b wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal terjadinya peristiwa penting dimaksud. 7. Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf d dan angka 3 huruf c wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK paling lambat pada tanggal 10 bulan berikutnya. 8. Dalam hal batas waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 5 dan angka 7 jatuh pada hari libur, maka laporan wajib disampaikan pada hari kerja berikutnya. 9. Dalam hal Akuntan memberikan pendapat selain wajar tanpa pengecualian terhadap laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b, Bapepam dan LK dapat memanggil direksi dan/atau melakukan pemeriksaan Biro Administrasi Efek untuk memperoleh keterangan lebih lanjut. 10. Laporan Biro Administrasi Efek atau Emiten dan Perusahaan Publik yang menyelenggarakan administrasi Efek sendiri, yang wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK dalam bentuk elektronik meliputi: a. Data Pemodal, yang mencakup: 1) kode administrasi Pemodal; 2) nama; 3) tempat lahir/pendirian; 4) tanggal lahir/pendirian; 5) nomor identitas; 6) domisili; 7) kewarganegaraan bagi Pemodal orang perseorangan; 8) tipe Pemodal berupa orang perseorangan atau kelembagaan; dan 9) jenis usaha, bagi Pemodal kelembagaan. : Kep-669/BL/2012 : 13 Desember 2012 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal - 3 - b. Data kepemilikan Efek setiap Pemodal, yang mencakup: 1) kode administrasi Pemodal; 2) kode Efek; 3) jumlah Efek; dan 4) tanggal pencatatan kepemilikan di Daftar Pemegang Efek. c. Data perubahan kepemilikan Efek dalam bentuk warkat, yang mencakup: 1) kode administrasi Pemodal; 2) tanggal pencatatan kepemilikan di Daftar Pemegang Efek; 3) nomor referensi; 4) kode Efek; 5) jumlah Efek; 6) kode administrasi Pemodal lawan transaksi; dan 7) keterangan. d. Data laporan kepemilikan saham Emiten atau Perusahaan Publik oleh direktur dan komisaris Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud beserta keluarganya, yang mencakup: 1) nama; 2) kode administrasi Pemodal dan/atau nomor Sub Rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; 3) kode Efek; 4) hubungan dengan Emiten atau Perusahaan Publik: direktur, komisaris, dan/atau keluarga dari direktur atau komisaris; dan 5) tanggal perubahan kepemilikan saham. 11. Dalam hal terjadi perubahan data Pemodal sebagaimana dimaksud dalam angka 10 huruf a, Biro Administrasi Efek atau Emiten dan Perusahaan Publik yang menyelenggarakan administrasi Efek sendiri wajib melaporkannya kepada Bapepam dan LK paling lambat pada hari kerja berikutnya sejak terjadi perubahan. 12. Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 10 huruf b wajib disampaikan setiap hari pada hari kerja berikutnya. 13. Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 10 huruf c wajib disampaikan paling lambat pada hari kerja berikutnya setelah laporan perubahan kepemilikan Efek oleh Pemodal diterima Biro Administrasi Efek atau Emiten dan Perusahaan Publik yang menyelenggarakan administrasi Efek sendiri. 14. Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 10 huruf d wajib disampaikan paling lambat: a. pada hari kerja berikutnya setelah data perubahan kepemilikan Efek oleh direktur dan komisaris Emiten atau Perusahaan Publik beserta keluarganya diterima oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang menyelenggarakan administrasi Efek sendiri dari pemilik Efek tersebut; atau : Kep-669/BL/2012 : 13 Desember 2012 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal - 4 - b. pada hari kerja berikutnya setelah data perubahan kepemilikan Efek oleh direktur dan komisaris Emiten atau Perusahaan Publik beserta keluarganya diterima Biro Administrasi Efek dari Emiten atau Perusahaan Publik. 15. Laporan elektronik oleh Biro Administrasi Efek atau Emiten dan Perusahaan Publik yang menyelenggarakan administrasi Efek sendiri sebagaimana dimaksud dalam angka 10 wajib disampaikan melalui sistem pelaporan elektronik yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK. 16. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK dapat mengenakan sanksi terhadap setiap Pihak yang melanggar ketentuan peraturan ini termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 13 Desember 2012 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd Ngalim Sawega NIP 19550530 197711 1 001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 19751028 198512 1 001 : Kep-669/BL/2012 : 13 Desember 2012 LAMPIRAN : 1 Peraturan Nomor: X.H.1 FORMULIR NOMOR X.H.1-1 LAPORAN KEGIATAN OPERASIONAL TAHUNAN EMITEN DAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MENYELENGGARAKAN ADMINISTRASI EFEK SENDIRI Nama Emiten atau Perusahaan Publik : ………………………………………………. Nama Biro Administrasi Efek Tahun : ……………. : ……………. 1. Kegiatan registrasi, meliputi informasi : No. Nama Kegiatan I Kepemilikan A. Pemodal Asing; B. Pemodal Nasional; dan C. 5% Modal Disetor II Mutasi perubahan A. Pemindahan Hak; B. Pemisahan (Splitting); dan C. Penggabungan. III Lain-lain A. Permohonan Penggantian Saham Hilang B. Penerbitan Saham Pengganti C. Gugatan Dividen/Bonus/Right dll D. Penyelesaian Gugatan Sebelumnya Sekarang Jumlah lembar Satuan (lot) Jumlah lembar Satuan (lot) Perubahan (Naik/Turun) 1 2. Registrasi kepemilikan 5% (lima perseratus) atau lebih saham Emiten atau Perusahaan Publik, meliputi informasi : No Nama Alamat Negara Status (Asing/Nasional) Tgl Registrasi Jumlah Saham Pemilikan % JUMLAH 3. Informasi Komposisi Pemilik Efek (PE) akhir tahun, antara lain : No Status Pemilik Jml PE Pemodal Nasional 1. 2. 3. 4. 5. Perorangan Indonesia Yayasan Dana Pensiun Asuransi Perseroan Terbatas Lain – Lain SUB TOTAL 1. 2. 3. Pemodal Asing Perorangan Asing Badan Usaha Asing Lain - Lain SUB TOTAL TOTAL Jml Efek Pemilikan Dalam Standar Satuan Perdagangan % Kepemilikan Pemilikan Tidak Dalam Standar Satuan Perdagangan Jml PE Jml Efek % Kepemilikan Jml PE Jumlah Jml Efek % Kepemilikan 2 4. Informasi komposisi denominasi surat Efek, meliputi informasi: No Denominasi Satuan Saham Kolektif (SSK) Jumlah Satuan Saham Kolektif (SSK) Jumlah Efek TOTAL 5. Informasi penyebaran Efek, meliputi informasi: No Daerah Perorangan Nasional Lembaga/ Badan Usaha Nasional Perorangan Asing Jumlah Pemegang Saham No Daerah Lembaga/ Badan Usaha Asing Lain – Lain Jumlah Perorangan Nasional Lembaga/ Badan Usaha Nasional Jumlah Efek Perorangan Asing Lembaga/ Badan Usaha Asing Lain – Lain Jumlah % TOTAL PERSENTASE 3 LAMPIRAN Peraturan Nomor FORMULIR NOMOR: X.H.1-2 LAPORAN BULANAN KEPEMILIKAN SAHAM EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK DAN REKAPITULASI YANG TELAH DILAPORKAN Nama Emiten atau Perusahaan Publik : ………………………………………………. Nama Biro Administrasi Efek Tahun : ……………. : ……………. Posisi Akhir Bulan MODAL Bulan Dasar (Jumlah Saham) 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember (nama kota, tgl/bln/tahun) PT......(BAE/Emiten/PP) .................................... (Nama Lengkap dan Jabatan) Keterangan: *) **) : diisi bulan yang dilaporkan : 1. Jumlah pemegang saham dengan kepemilikan saham <5% paling sedikit 300 Pihak; 2. Persentase kepemilikan saham <5% adalah sebesar 40% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor. Selain data pada bulan yang dilaporkan juga disertakan data yang telah dilaporkan 2 Disetor (Jumlah Saham) 3 Pemegang Saham dengan Kepemilikan ≥5% Jumlah Pemegang Saham 4 Jumlah Saham 5 % Kepemilikan Saham 6 Pemegang Saham dengan Kepemilikan <5% Jumlah Pemegang Saham 7 Jumlah Saham 8 % Kepemilikan Saham 9 10 Jumlah Hasil Yang Memenuhi Syarat**) Bulan Ini Total sampai dengan Bulan Ini 11 NPWP: : : 2 X.H.1
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-669/BL/2012|KEPTA-BAPEPAM/2012 </reg_id> <reg_title> LAPORAN BIRO ADMINISTRASI EFEK ATAU EMITEN DAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MENYELENGGARAKAN ADMINISTRASI EFEK SENDIRI </reg_title> <set_date> 13 Desember 2012 </set_date> <effective_date> 13 Desember 2012 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-317/BL/2008|KEPTA-BAPEPAM-LK/2008', 'KEP-557/BL/2008|KEPTA-BAPEPAM-LK/2008' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '12/PP/2004', '46/PP/1995', 'SKU-194/MK.01/2012|SKK' </related_reg>
Peraturan Nomor IV.D.2 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 20/PM/2004 TENTANG PROFIL PEMODAL REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan penerapan prinsip kehati-hatian, perlindungan pemodal dan kualitas pelayanan kepada pemodal sehingga tercipta iklim yang dapat mendorong pertumbuhan minat investasi masyarakat dalam industri Reksa Dana, dipandang perlu menerbitkan Peraturan Bapepam Nomor IV.D.2 tentang Profil Pemodal Reksa Dana; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PROFIL PEMODAL REKSA DANA. Pasal 1 Ketentuan mengenai Profil Pemodal Reksa Dana, diatur dalam Peraturan Nomor: IV.D.2 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Agustus 2004. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 29 April 2004 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-1 Peraturan Nomor IV.D.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 20/PM/2004 Tanggal : 29 April 2004 PERATURAN NOMOR IV.D.2 : PROFIL PEMODAL REKSA DANA 1. Setiap Manajer Investasi Reksa Dana atau agen penjual Reksa Dana wajib mensyaratkan pemodal Reksa Dana untuk mengisi formulir profil pemodal Reksa Dana yang berisikan data dan informasi mengenai profil risiko pemodal Reksa Dana sebelum melakukan pembelian saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana yang pertama kali di Manajer Investasi atau agen penjual Reksa Dana. 2. Formulir sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini wajib disiapkan dan disimpan oleh Manajer Investasi atau agen penjual Reksa Dana dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sejak pemodal Reksa Dana menutup rekeningnya. 3. Formulir profil pemodal Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini, sekurang- kurangnya memuat jawaban atas pertanyaan mengenai : a. Jangka waktu investasi; b. Tujuan investasi pemodal Reksa Dana yang sekurang-kurangnya terdiri dari: 1) Keamanan dana investasi; 2) Pendapatan dan keamanan dana investasi; 3) Pendapatan dan pertumbuhan dalam jangka panjang; dan 4) Pertumbuhan. c. Tingkat risiko yang sanggup ditanggung; d. Keadaan keuangan pemodal Reksa Dana berkaitan dengan jumlah investasi yang akan ditanamkan melalui Reksa Dana; e. Tingkat pengetahuan pemodal Reksa Dana atas: 1) Industri Reksa Dana secara umum; dan 2) Produk Reksa Dana yang dimiliki. 4. Formulir profil pemodal Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam angka 3 peraturan ini wajib ditandatangani oleh pemodal Reksa Dana. 5. Manajer Investasi Reksa Dana atau agen penjual Reksa Dana wajib membuat profil risiko investasi dengan melakukan analisis atas jawaban formulir profil pemodal Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam angka 3 peraturan ini untuk membantu pemodal Reksa Dana mengetahui tingkat risiko investasi yang dapat diterima oleh pemodal Reksa Dana. IV-2 Peraturan Nomor IV.D.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 20/PM/2004 Tanggal : 29 April 2004 6. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 29 April 2004 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-3
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-20/PM/2004|KEPTA-BAPEPAM/2004 </reg_id> <reg_title> PROFIL PEMODAL REKSA DANA </reg_title> <set_date> 29 April 2004 </set_date> <effective_date> 1 Agustus 2004 </effective_date> <related_reg> '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '8/UU/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor II.A.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-39/PM/1997 TENTANG DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep- 21/PM/1993 tentang Dokumen Yang Terbuka Untuk Umum dengan menetapkan Keputusan Ketua BadanPengawas Pasar Modal yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587) 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM. Pasal 1 Ketentuan mengenai Dokumen yang Terbuka Untuk Umum diatur dalam Peraturan Nomor II.A.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep- 21/PM/1993 tanggal 10 Agustus 1993 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 26 Desember 1997 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor II.A.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep - 39/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 PERATURAN NOMOR II.A.1: DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM 1. Dokumen yang terbuka untuk umum tersedia di Pusat Referensi Pasar Modal, sebagai berikut: a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan di bidang Pasar Modal, Peraturan Bapepam, termasuk Surat Edaran dan penjelasannya; b. Pernyataan Pendaftaran, laporan, permohonan yang telah memperoleh izin, persetujuan dan pendaftaran termasuk penolakan dan penangguhan dari Bapepam sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta peraturan pelaksanaannya; c. instruksi, penetapan dan keputusan Bapepam; dan d. dokumen pengajuan keberatan kepada Bapepam oleh Pihak-pihak yang terkena sanksi oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Uraian lebih lanjut atas dokumen tersebut adalah sebagaimana tercantum dalam angka 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 Peraturan ini 2. Pusat Referensi Pasar Modal terbuka untuk umum setiap hari kerja pada jam kerja. 3. Dokumen yang tidak terbuka untuk umum dan tidak tersedia di Pusat Referensi Pasar Modal antara lain : a. dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 7 Peraturan Nomor IX.C.1, Peraturan Nomor X.J.1, dan dokumen lainnya yang menurut pertimbangan Bapepam tidak merupakan dokumen yang terbuka untuk umum; b. peraturan operasional intern Bapepam; c. dokumen mengenai pemeriksaan dan penyidikan terhadap pelaku pasar modal, kecuali jika disyaratkan oleh hukum, atau Bapepam memutuskan bahwa penyediaan di maksud adalah untuk memenuhi tanggung jawabnya melindungi kepentingan umum dan para pemodal, serta memperlancar perkembangan Pasar Modal, termasuk: 1) dokumen administrasi intern Bapepam; 2) surat-menyurat antara Bapepam dengan instansi lain; dan 3) dokumen dan surat-menyurat lain. 4. Dokumen Emiten dan Perusahaan Publik terdiri dari : a. dokumen mengenai Pernyataan Pendaftaran sebagai berikut : 1) dokumen Emiten yang meliputi : a) Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.C.1, termasuk Prospektus Awal, Info Memo dan dokumen sejenisnya (jika ada); IV-2 Peraturan Nomor II.A.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep - 39/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 b) Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perusahaan Menengah atau Kecil sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.C.7, termasuk Prospektus Awal, Info Memo dan dokumen sejenisnya (jika ada); c) pemberitahuan efektifnya Pernyataan Pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.A.2; d) penangguhan Penawaran Umum sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.A.4; dan e) pencabutan penangguhan Penawaran Umum sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.A.4; 2) dokumen Perusahaan Publik yang meliputi : a) Pernyataan Pendaftaran Perusahaan Publik sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.B.1; dan b) pemberitahuan efektifnya Pernyataan Pendaftaran Perusahaan Publik sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.A.2; 3) dokumen mengenai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang meliputi : a) Pernyataan Pendaftaran dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.D.2; dan b) pemberitahuan efektifnya Pernyataan Pendaftaran dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.D.2; b. dokumen Pernyataan Penawaran Tender, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.F.1. c. dokumen tentang laporan berkala sebagai berikut : 1) laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor VIII.G.2; dan 2) laporan keuangan berkala sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor X.K.2. d. dokumen laporan lainnya adalah sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) 6) pembentukan Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.I.4; laporan penjatahan oleh Manajer Penjatahan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.A.7; keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor X.K.1; keterbukaan informasi pemegang saham tertentu sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor X.M.1; laporan yang berkaitan dengan benturan kepentingan transaksi tertentu sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.1; laporan yang berkaitan dengan transaksi material yang tidak berbenturan kepentingan; IV-3 Peraturan Nomor II.A.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep - 39/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 7) laporan yang berkaitan dengan pernyataan dan keterbukaan atas saham bonus sebagaimana dimaksud dalam Surat Edaran Nomor SE-05/PM/1996 tanggal 24 Desember 1996; dan 8) laporan hasil Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.I.1. 5. Dokumen mengenai Reksa Dana yang terdiri dari : a. dokumen Reksa Dana berbentuk Perseroan sebagai berikut : 1) pemberian izin usaha Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IV.A.1; 2) pencabutan izin usaha Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IV.A.1; 3) anggaran dasar Reksa Dana berbentuk Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IV.A.2; 4) kontrak pengelolaan Reksa Dana, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IV.A.4; 5) kontrak penyimpanan kekayaan Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IV.A.5; 6) Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.C.4; dan 7) pemberitahuan efektifnya Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Reksa Dana berbentuk Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.C.4. b. dokumen Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif sebagai berikut : 1) kontrak Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IV.B.2; 2) Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.C.5; 3) pemberitahuan efektifnya Pernyataan Pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.C.5; dan 4) keputusan Ketua Bapepam tentang pembekuan kegiatan Reksa Dana, mengamankan kekayaan dan menunjuk Manajer Investasi lain untuk mengelola c. dokumen Reksa Dana lainnya adalah sebagai berikut : 1) Prospektus dan pembaharuan Prospektus sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.C.6; 2) pengumuman harian Nilai Aktiva Bersih sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IV.C.3; 3) pemberian izin Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor V.B.2; dan 4) laporan Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor X.D.1. IV-4 Reksa Dana, atau membubarkan Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IV.B.1. Peraturan Nomor II.A.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep - 39/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 6. Dokumen mengenai Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang terdiri dari : a. izin usaha Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor III.A.1; b. persetujuan perubahan peraturan Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor III.A.2; c. persetujuan perubahan anggaran dasar Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor III.A.5; d. laporan Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor X.A.1; e. izin usaha Lembaga Kliring dan Penjaminan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor III.B.1; f. persetujuan atas perubahan Peraturan Lembaga Kliring dan Penjaminan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor III.B.2; g. persetujuan atas perubahan anggaran dasar Lembaga Kliring dan Penjaminan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor III. B.5; h. laporan Lembaga Kliring dan Penjaminan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor X.B.1; i. izin usaha Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor III.C.1; j. persetujuan perubahan peraturan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor III.C.2; k. persetujuan perubahan anggaran dasar Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor III.C.5; dan l. laporan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor X.C.1 7. Dokumen mengenai Perusahaan Efek yang terdiri dari: a. izin Penasihat Investasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor V.C.1; b. laporan yang dipersyaratkan bagi Penasihat Investasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor X.F.1; c. laporan bulanan kegiatan Manajer Investasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor X.N.1; d. izin usaha Perusahaan Efek sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor V.A.1; e. laporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan bagi Perusahaan Efek sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor V.C.2; f. laporan perubahan pemegang saham, komisaris, dan direksi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor V.A.1; g. laporan keuangan Perusahaan Efek; h. laporan perubahan alamat dan tempat usaha Perusahaan Efek; i. izin Wakil Perusahaan Efek sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor V.B.1; IV-5 Peraturan Nomor II.A.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep - 39/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 j. Mutasi Wakil Perusahaan Efek;dan k. pencabutan izin Wakil Perusahaan Efek sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor V.B.1. 8. Dokumen mengenai Lembaga Penunjang Pasar Modal yang terdiri dari : a. izin usaha Biro Administrasi Efek sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor VI.B.1; b. laporan bulanan dan tahunan Biro Administrasi Efek dan Emiten yang menyelenggarakan administrasi Efeknya sendiri sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor X.H.1; c. persetujuan Bank Umum sebagai Kustodian sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor VI.A.1; d. laporan Bank Umum sebagai Kustodian yang merupakan pemeriksaan operasional akuntan yang terdaftar di Bapepam sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor X.G.1; dan e. pendaftaran Bank Umum sebagai Wali Amanat sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor VI.C.2. 9. Dokumen mengenai Profesi Penunjang Pasar Modal yang teridiri dari : a. Surat Tanda Terdaftar Akuntan yang melakukan kegiatan di Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam Nomor VIII.A.1; b. Surat Tanda Terdaftar Konsultan Hukum yang melakukan kegiatan di Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor VIII.B.1; c. Surat Tanda Terdaftar Penilai yang melakukan kegiatan di Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor VIII.C.1; dan d. Surat Tanda Terdaftar Notaris yang melakukan kegiatan di Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor VIII.D.1. 10. Dokumen-dokumen lain yang menurut Bapepam perlu disimpan di Pusat Referensi Pasar Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 26 Desember 1997 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP 060065493 Modal. IV-6
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-39/PM/1997|KEPTA-BAPEPAM/1997 </reg_id> <reg_title> DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM </reg_title> <set_date> 26 Desember 1997 </set_date> <effective_date> 26 Desember 1997 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-21/PM/1993|KEPTA-BAPEPAM/1993' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '1/UU/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.C.9 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-50/PM/1997 TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECRITIES ) KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Bersagun Aset; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECRITIES ) Pasal 1 Ketentuan tentang Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset diatur dalam Peraturan Nomor IX.C.9 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 26 Desember 1997 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor IX.C.9 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 50/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 PERATURAN NOMOR IX.C.9 : PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECURITIES ) 1. Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset diajukan oleh Manajer Investasi kepada Bapepam dengan cara sebagai berikut: a. Menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dengan menggunakan Formulir Nomor IX.C.9-1 lampiran 1 peraturan ini. b. Pernyataan Pendaftaran diajukan dalam rangkap 4 (empat). c. Menyertakan dokumen antara lain sebagai berikut : 1) Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang dibuat dengan akta notariil oleh Notaris yang terdaftar di Bapepam; 2) perjanjian lain yang berkaitan dengan Efek Beragun Aset; 3) rancangan akhir Prospektus (diberi meterai dan ditandatangani para Pihak); 4) contoh sertifikat Efek Beragun Aset; 5) pendapat hukum (legal opinion); 6) laporan keuangan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang telah diaudit Akuntan; dan 7) dokumen yang memuat hasil pemeringkatan dari perusahaan pemeringkat yang telah memperoleh izin dari Bapepam. 2. Dalam hal Pernyataan Pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a peraturan ini tidak memenuhi syarat atau memenuhi syarat, Bapepam memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa : a. Pernyataan Pendaftaran tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor IX.C.9-2 lampiran 2 peraturan ini; atau b. Pernyataan Pendaftaran yang dinyatakan efektif oleh Bapepam, menggunakan Formulir Nomor IX.C.9-3 lampiran 3 peraturan ini. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 26 Desember 1997 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor IX.C.9 FORMULIR NOMOR: IX.C.9-1 Nomor : Lampiran : Perihal : Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset ..... (nama). KEPADA Yth. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal di - Jakarta. Bersama ini kami mengajukan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset ........... (nama), sejumlah ................. dengan nilai sejumlah Rp .......................... I Manajer Investasi 1. Nama 2. Alamat : ............................................ : ............................................ 3. Nomor dan tanggal akta pendirian berikut perubahan anggaran dasar : ............................................ 4. Nomor dan tanggal persetujuan Menteri Kehakiman 5. Nomor dan tanggal pengumuman dalam Berita Negara Indonesia 6. Nomor dan tanggal izin usaha dari Bapepam : ............................................ : ............................................ : ............................................ 7. Nomor Pokok Wajib Pajak perusahaan : ............................................ 8. Anggota direksi dan dewan komisaris : N a m a Kewarganegaraan a. b. c. d. e. 9. Daftar nama pegawai dan tenaga ahli yang mempunyai pengalaman sebagaimana diatur dalam angka 1 huruf (b) Peraturan Nomor: V.G.5 tentang Fungsi Manajer Investasi Berkaitan dengan Efek Beragun Aset. Alamat ............... , ............... IV-3 Peraturan Nomor IX.C.9 N a m a a. b. c. d. e. II Bank Kustodian 1. Nama 2. lamat 3. Nomor dan tanggal akta pendirian berikut perubahan anggaran dasar 4. Nomor dan tanggal persetujuan Menteri Kehakiman 5. Nomor dan tanggal pengumuman dalam Berita Negara Indonesia : ............................................ : ............................................ : ............................................ : ............................................ : ............................................ 6. Nomor dan tanggal persetujuan dari Bapepam : ............................................ 7. Nomor Pokok Wajib Pajak perusahaan : ............................................ 8. Anggota direksi dan dewan komisaris : N a m a a. b. c. d. e. III Kreditur Awal 1. Nama 2. Alamat 3. Nomor Pokok Wajib Pajak IV Akuntan 1. Nama 2. Alamat 3. Nomor Pokok Wajib Pajak 4. Nomor pendaftaran di Bapepam IV-4 : ……........………………………… : ………….........…………………… : ……….….............……………… : ............................................ : ............................................ : ............................................ : ............................................ Kewarganegaraan Alamat Kewarganegaraan Alamat Peraturan Nomor IX.C.9 V Konsultan Hukum 1. Nama 2. Alamat 3. Nomor Pokok Wajib Pajak 4. Nomor pendaftaran di Bapepam VI Notaris 1. Nama 2. Alamat 3. Nomor Pokok Wajib Pajak 4. Nomor pendaftaran di Bapepam VII Penyedia Jasa 1. Nama 2. Alamat 3. Nomor Pokok Wajib Pajak VIII Biro Administrasi Efek (jika ada) 1. Nama 2. Alamat 3. Nomor Pokok Wajib Pajak IX Penjamin Emisi Efek (jika ada) 1. Nama 2. Alamat 3. Nomor Pokok Wajib Pajak perusahaan X Perusahaan Pemeringkat Efek 1. Nama 2. Alamat 3. Nomor Pokok Wajib Pajak perusahaan : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. 4. Nomor dan tanggal izin usaha dari Bapepam : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. 4. Nomor dan tanggal izin usaha dari Bapepam : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. 4. Nomor dan tanggal izin usaha dari Bapepam : ............................................................. XI Daftar dokumen yang dilampirkan: 1. Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang dibuat dengan akta notariil oleh Notaris yang terdaftar di Bapepam; IV-5 Peraturan Nomor IX.C.9 2. perjanjian lain yang berkaitan dengan Efek Beragun Aset; 3. rancangan akhir Prospektus (diberi meterai dan ditandatangani para Pihak); 4 contoh sertifikat Efek Beragun Aset; 5. pendapat hukum (legal opinion); 6. laporan keuangan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang telah diaudit Akuntan; dan 7. dokumen yang memuat hasil pemeringkatan. PERNYATAAN ATAU KETERANGAN YANG DIMUAT DALAM PERNYATAAN PENDAFTARAN ADALAH BENAR DAN TIDAK ADA FAKTA MATERIAL YANG TIDAK DIMUAT DALAM PERNYATAAN PENDAFTARAN YANG DIPERLUKAN AGAR PERNYATAAN PENDAFTARAN TIDAK MENYESATKAN. MANAJER INVESTASI, Meterai ............................................ Nama lengkap IV-6 Peraturan Nomor IX.C.9 FORMULIR NOMOR: IX.C.9-2 Nomor Lampiran : Perihal : S- /PM/19... --- : Perubahan dan atau Tambahan Informasi Atas Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset ................................ (nama) KEPADA Yth. ................................................ di – …………………… Jakarta, .. Menunjuk surat Saudara Nomor :............ tanggal .................. perihal ..................................., dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelaahan atas Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset..................................... (nama), maka Saudara diminta untuk menyampaikan perubahan dan atau tambahan informasi yang bersangkutan kepada Bapepam sebagai berikut : 1. Perubahan yang perlu dilaksanakan adalah : a. .............................................................................................................................. b. .............................................................................................................................. 2. Tambahan informasi yang wajib disampaikan adalah: a. .............................................................................................................................. b. .............................................................................................................................. Sebelum hal-hal di atas dipenuhi, Pernyataan Pendaftaran Saudara belum dapat dinyatakan menjadi efektif. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................. Tembusan Yth: 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. Para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-7 Peraturan Nomor IX.C.9 FORMULIR NOMOR: IX.C.9-3 Nomor : S- Lampiran : --- Perihal /PM/19....... Jakarta,...........................19.... : Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset ......................... (nama) KEPADA Yth. .......................................... di - ............................ Sehubungan dengan Pernyataan Pendaftaran Saudara Nomor..............., tanggal ................... serta revisi kelengkapan dokumen yang telah disampaikan dengan surat Nomor ..............., tanggal....................., dan setelah dilakukan penelaahan lebih lanjut, kami tidak memerlukan informasi tambahan dan tidak mempunyai tanggapan lebih lanjut dan Pernyataan Pendaftaran tersebut menjadi efektif. Pernyataan efektif ini bukan merupakan persetujuan Bapepam atas kecukupan atau kebenaran keterangan yang tercantum dalam Pernyataan Pendaftaran atau dokumen lampirannya atau menyetujui, mengesahkan atau meneliti keunggulan investasi pada perusahaan atau Efek yang diajukan dalam Pernyataan Pendaftaran tersebut di atas. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ................................................ NIP....................................... Tembusan kepada Yth: 1. Bapak Menteri Keuangan Republik Indonesia; 2. Sdr. Sekretaris Jenderal, Departemen Keuangan Republik Indonesia; 3. Sdr. Sekretaris Bapepam; 4. Sdr. Para Kepala Biro di lingkungan Bapepam; 5. Sdr. Direksi PT…………..(Bank Kustodian). IV-8
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-50/PM/1997|KEPTA-BAPEPAM/1997 </reg_id> <reg_title> PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECRITIES) </reg_title> <set_date> 26 Desember 1997 </set_date> <effective_date> 26 Desember 1997 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.C.7 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-11/PM/1997 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.C.7 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OLEH PERUSAHAAN MENENGAH ATAU KECIL KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan kesempatan yang lebih luas bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum berdasarkan Peraturan Nomor IX.C.7, maka kriteria perusahaan menengah dan kecil perlu diubah dengan memperbesar batasan jumlah kekayaan dan nilai keseluruhan Efek yang ditawarkan dalam Penawaran Umum; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut, maka Peraturan Nomor IX.C.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-55/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum oleh Perusahaan Menengah atau Kecil perlu diubah dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; 4. Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-55/PM/1996; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.C.7 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OLEH PERUSAHAAN MENENGAH ATAU KECIL. Pasal 1 Mengubah ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a angka 1) dan angka 1 huruf b Peraturan Nomor IX.C.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-55/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 sehingga berbunyi sebagai berikut: IV-1 Peraturan Nomor IX.C.7 1. Definisi, dalam hubungannya dengan peraturan ini : a. Perusahaan Menengah atau Kecil adalah badan hukum yang didirikan di Indonesia yang: 1) memiliki jumlah kekayaan (total assets) tidak lebih dari Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); b. Penawaran Umum oleh Perusahaan Menengah atau Kecil adalah Penawaran Umum sehubungan dengan Efek yang ditawarkan oleh Perusahaan Menengah atau Kecil, dimana nilai keseluruhan Efek yang ditawarkan tidak lebih dari Rp40.000.000.000,00 (empat puluh miliar rupiah). Pasal 2 Dengan perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Keputusan ini, maka seluruh Peraturan Nomor IX.C.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-55/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 adalah sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 30 April 1997 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor IX.C.7 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-55/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-11/PM/1997 Tanggal : 30 April 1997 PERATURAN NOMOR IX.C.7 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OLEH PERUSAHAAN MENENGAH ATAU KECIL 1. Definisi, dalam hubungannya dengan peraturan ini : a. Perusahaan Menengah atau Kecil adalah badan hukum yang didirikan di Indonesia yang : 1) memiliki jumlah kekayaan (total assets) tidak lebih dari Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); 2) bukan merupakan Afiliasi atau dikendalikan oleh suatu perusahaan yang bukan Perusahaan Menengah atau Kecil; dan 3) bukan merupakan Reksa Dana; dan b. Penawaran Umum oleh Perusahaan Menengah atau Kecil adalah Penawaran Umum sehubungan dengan Efek yang ditawarkan oleh Perusahaan Menengah atau Kecil, dimana nilai keseluruhan Efek yang ditawarkan tidak lebih dari Rp40.000.000.000,00 (empat puluh miliar rupiah). 2. Prosedur pengajuan Pernyataan Pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum oleh Perusahaan Menengah atau Kecil mengikuti peraturan Nomor: IX.A.2 dan peraturan Nomor: IX.A.3. Jika Penawaran Umum tersebut merupakan penawaran Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, maka prosedur yang harus diikuti adalah prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Nomor: IX.D.1. 3. Perusahaan Menengah atau Kecil yang melakukan Penawaran Umum harus mengikuti pedoman mengenai bentuk dan isi Pernyataan Pendaftaran yang ditetapkan dalam peraturan ini dan tidak mengikuti pedoman yang diatur dalam : a. Peraturan Nomor: IX.C.1, kecuali Formulir Nomor: IX.C.1-1, Formulir Nomor: IX.C.1-2, Formulir Nomor: IX.C.1-3, dan Formulir Nomor: IX.C.1-4; dan b. Peraturan Nomor: IX.C.2 dan Peraturan Nomor: IX.C.3. Dalam hal Penawaran Umum yang dilakukan oleh Perusahaan Menengah atau Kecil merupakan Penawaran Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, maka mengikuti pedoman yang diatur dalam peraturan ini dan tidak mengikuti pedoman yang diatur dalam Peraturan Nomor: IX.D.2, Peraturan Nomor: IX.D.3, dan Peraturan Nomor: IX.D.4. 4. Pernyataan Pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum oleh Perusahaan Menengah atau Kecil harus sekurang-kurangnya mencakup : a. surat pengantar Pernyataan Pendaftaran, sesuai dengan Formulir Nomor: IX.C.1-1 Peraturan Nomor: IX.C.1; b. Prospektus, sesuai dengan Peraturan Nomor: IX.C.8; IV-3 Peraturan Nomor IX.C.7 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-55/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-11/PM/1997 Tanggal : 30 April 1997 c. laporan keuangan yang telah diaudit Akuntan sebagaimana dipersyaratkan dalam Peraturan Nomor: IX.C.8; d. surat dari Akuntan (comfort letter) sehubungan dengan perubahan keadaan keuangan Perusahaan Menengah atau Kecil yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan; e. surat pernyataan dari Emiten dibidang akuntansi; f. pendapat dari segi hukum; g. perjanjian sehubungan dengan Penawaran Umum Perusahaan Menengah atau Kecil, termasuk: 1) perjanjian Perwaliamanatan (jika ada); 2) perjanjian Penanggungan (jika ada); 3) perjanjian pendahuluan dengan satu atau beberapa Bursa Efek mengenai pencatatan Efek yang ditawarkan (jika ada); dan 4) perjanjian dengan Penjamin Emisi Efek (jika ada); h. pernyataan Pihak yang berkaitan dengan Penawaran Umum Perusahaan Menengah atau Kecil, yaitu : 1) pernyataan dari Emiten, sesuai dengan Formulir Nomor: IX.C.1-2 Peraturan Nomor: IX.C.1; 2) pernyataan dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek (jika ada), sesuai dengan Formulir Nomor: IX.C.1-3 Peraturan Nomor: IX.C.1; dan 3) pernyataan dari Profesi Penunjang Pasar Modal sesuai dengan Formulir Nomor: IX.C.1-4 Peraturan Nomor: IX.C.1; i. riwayat hidup dari komisaris dan direktur Perusahaan Menengah atau Kecil; dan j. informasi lain yang diminta oleh Bapepam dalam penelaahan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka melindungi kepentingan para pemodal. 5. Pernyataan Pendaftaran terbuka untuk publik melalui Bapepam. Sebagai tambahan dari Pernyataan Pendaftaran, Bapepam dapat memperoleh keterangan lain yang tidak merupakan bagian dari Pernyataan Pendaftaran. Keterangan ini tidak dimaksudkan untuk diumumkan kepada masyarakat karena dapat merugikan kepentingan Emiten atau Pihak yang terafiliasi seperti : a. informasi tertentu yang berkaitan dengan komisaris, direktur, dan para Pemegang Saham Utama Perusahaan Menengah atau Kecil, termasuk : 1) Nomor Pokok Wajib Pajak; 2) fotokopi dari : a) KTP dan bukti kewarganegaraan bagi Warga Negara Indonesia; IV-4 Peraturan Nomor IX.C.7 Peraturan Nomor IX.C.7 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-55/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-11/PM/1997 Tanggal : 30 April 1997 b) Paspor atau tanda bukti identitas lain bagi Warga Negara Asing; dan c) Anggaran Dasar para pemegang saham yang bukan perorangan; 3) surat pernyataan di atas materai Rp2.000,00 (dua ribu rupiah) tentang keterlibatan atau tidaknya perusahaan, direktur, dan komisaris dalam kasus hukum; dan b. keterangan lain yang diterima oleh Bapepam dari Pihak yang berperan dalam suatu Penawaran Umum untuk mendukung kecukupan dan ketelitian dari pengungkapan yang diwajibkan. Ditetapkan di : pada tanggal : Jakarta 30 April 1997 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP 060065493 IV-5
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-11/PM/1997|KEPTA-BAPEPAM/1997 </reg_id> <reg_title> PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.C.7 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OLEH PERUSAHAAN MENENGAH ATAU KECIL </reg_title> <set_date> 30 April 1997 </set_date> <effective_date> 30 April 1997 </effective_date> <changed_reg> 'KEP-55/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996' </changed_reg> <related_reg> 'KEP-55/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996', '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor VI.C.2 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-36/PM/1996 TENTANG PENDAFTARAN BANK UMUM SEBAGAI WALI AMANAT KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal tentang Pendaftaran Bank Umum Sebagai Wali Amanat; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PENDAFTARAN BANK UMUM SEBAGAI WALI AMANAT Pasal 1 Ketentuan mengenai pendaftaran Bank Umum sebagai Wali Amanat, mengikuti Peraturan Nomor VI.C.2 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor VI.C.2 Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor VI.C.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-36/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR VI.C.2: PENDAFTARAN BANK UMUM SEBAGAI WALI AMANAT 1. Permohonan pendaftaran Bank Umum sebagai Wali Amanat diajukan kepada Bapepam dalam rangkap 4 (empat) dengan mempergunakan Formulir Nomor VI.C.2-1 lampiran 1 peraturan ini. 2. Permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini, disertai dokumen sebagai berikut : a. anggaran dasar; b. Nomor Pokok Wajib Pajak; c. izin usaha sebagai Bank Umum; d. laporan keuangan tahun terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam; e. rekomendasi dari Bank Indonesia; f. buku pedoman operasional tentang kegiatan Wali Amanat yang akan dilakukan; g. pernyataan direksi yang memuat bahwa administrasi kegiatan Wali Amanat terpisah dari kegiatan bank lainnya; h. daftar nama direktur serta komisaris disertai daftar riwayat hidup dan Kartu Tanda Penduduk; i. daftar pejabat penanggung jawab dan, tenaga ahli di bidang perwaliamanatan disertai : 1) daftar riwayat hidup; 2) Kartu Tanda Penduduk; 3) bukti kewarganegaraan bagi warga negara asing; 4) Izin Kerja Tenaga Asing (IKTA) bagi warga negara asing; dan 5) ijazah pendidikan formal terakhir; j. pertimbangan yang bersifat teknis seperti kesiapan tenaga ahli di bidang perwaliamanatan. 3. Buku pedoman operasional sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf f peraturan ini, memuat sekurang-kurangnya : a. struktur organisasi bank dan struktur organisasi Wali Amanat; dan b. daftar pegawai dan pembagian kerja pada kegiatan perwaliamanatan. 4. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini tidak memenuhi syarat, maka selambat-lambatnya dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya permohonan tersebut, Bapepam wajib memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa: IV-3 Peraturan Nomor IV.C.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-36/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 a. permohonan tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor VI.C.2-2 lampiran 2 peraturan ini; atau b. permohonan ditolak dengan menggunakan Formulir Nomor VI C.2-3 lampiran 3 peraturan ini. 5. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini memenuhi syarat, maka selambat-lambatnya dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya permohonan secara lengkap, Bapepam memberikan Surat Tanda Terdaftar Wali Amanat kepada pemohon dengan Formulir Nomor VI.C.2-4 lampiran 4 peraturan ini. 6. Setiap perubahan yang berkenaan dengan data dan informasi dari Wali Amanat wajib dilaporkan kepada Bapepam selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak terjadinya perubahan tersebut. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-4 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: VI.C.2-1 Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Pendaftaran sebagai Wali Amanat. Peraturan Nomor VI.C.2 : 1 Peraturan Nomor : VI.C.2 Jakarta,. ......................19.... KEPADA Yth.Ketua Badan Pengawas Pasar Modal di - Jakarta. Dengan ini kami mengajukan permohonan pendaftaran sebagai Wali Amanat. Untuk bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan data sebagai berikut : 1. Nama Pemohon 2. Alamat Pemohon : ................................................................ : ................................................................ .............................................................. (Nama jalan & Nomor) : ............................................... - (Kota & Kode Pos) 3. Nama Bank Umum 4. Alamat Bank Umum : ............................................................... : ............................................................... (Nama jalan & Nomor) : ................................... - (Kota & Kode Pos) 5. Nomor Telepon, Telex, dan Faksimile 6. Nomor Izin Usaha 7.Nomor dan tanggal pengesahan Anggaran Dasar oleh Departemen Kehakiman 8. Nomor Pokok Wajib Pajak : ............................................................................ : ............................................................................ : ............................................................................ : ............................................................................ : . . . . Melengkapi permohonan ini, kami lampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut: 1. Foto copy anggaran dasar; 2. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak; 3. Foto copy izin usaha sebagai Bank Umum; 4. Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam; IV-5 Peraturan Nomor VI.C.2 5. Foto copy rekomendasi dari Bank Indonesia; 6. Buku pedoman operasional Wali Amanat; 7. Surat pernyataan direksi yang memuat bahwa administrasi kegiatan Wali Amanat terpisah dari kegiatan bank lainnya; 8. Daftar nama direktur serta komisaris disertai daftar riwayat hidup, dan foto copy Kartu Tanda Penduduk; 9. Daftar pejabat penanggung jawab dan, tenaga ahli di bidang perwaliamanatan disertai daftar riwayat hidup, foto copy Kartu Tanda Penduduk, foto copy bukti kewarganegaraan bagi warga negara asing, foto copy Izin Kerja Tenaga Asing (IKTA) bagi warga negara asing, dan foto copy ijazah pendidikan formal terakhir; 10. Pertimbangan yang bersifat teknis seperti kesiapan tenaga ahli di bidang perwaliamanatan; dan 11. Jawaban atas pertanyaan yang terdapat pada lampiran 1 (Daftar Pertanyaan) dan lampiran 2 (Daftar A) formulir ini. Demikian permohonan ini kami ajukan dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Pemohon meterai .............................................. (Nama Lengkap) IV-6 Peraturan Nomor VI.C.2 LAMPIRAN : 1 Formulir Nomor : VI.C.2-1 DAFTAR PERTANYAAN I PETUNJUK DALAM MENJAWAB PERTANYAAN DIBAWAH INI : 1. Semua pertanyaan wajib dijawab oleh Pemohon. 2. Berilah tanda dalam kotak di depan kata “ya”, jika jawaban Saudara “Ya”, atau berilah tanda dalam kotak di depan kata “Tidak” jika jawaban atas pertanyaan berikut adalah “tidak”. Untuk setiap jawaban "Ya", Pemohon wajib memberikan jawaban secara rinci dan jelas dalam lembaran terpisah yang antara lain memuat: a. Lembaga-lembaga dan orang-orang yang bersangkutan; b. Kasus dan tanggal dari tindakan yang diambil; c. Pengadilan atau lembaga yang mengambil tindakan; dan d. Tindakan dan sanksi yang diambil. Jawablah pertanyaan berikut ini : 1. Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir, apakah Pemohon pernah dihukum karena: a. Tindak pidana yang berhubungan dengan investasi atau perwaliamanatan ? ya tidak b. Atau kejahatan lain? ya 2. Apakah pengadilan pernah: a. Menyatakan Pemohon pailit? ya tidak tidak b. Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir melarang Pemohon dalam kegiatan yang berhubungan dengan investasi atau perwaliamanatan ? ya tidak c. menyatakan pemohon telah terbukti bersalah karena terlibat dalam kegiatan investasi atau perwaliamanatan sehingga izin usaha perusahaan lain dibekukan, dibatasi, atau dicabut ? ya tidak 3. Apakah Bapepam pernah: a. menyatakan Pemohon membuat pernyataan palsu atau lalai ? ya tidak IV-7 Peraturan Nomor VI.C.2 b. mendapatkan Pemohon terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal? ya tidak c. menyatakan pemohon telah terbukti bersalah karena terlibat dalam kegiatan investasi atau perwaliamanatan sehingga izin usaha perusahaan lain dibekukan, dibatasi, atau dicabut ? ya tidak d. memutuskan untuk menolak pendaftaran, membatalkan sementara, membatalkan pendaftaran atau memberi sanksi lain yang membatasi Pemohon dalam kegiatan investasi atau perwaliamanatan ? ya tidak 4. Apakah instansi selain Pengadilan, Bapepam, atau Bursa Efek pernah: a. mendapatkan Pemohon membuat pernyataan palsu, menyesatkan atau tidak jujur, tidak fair atau tidak etis? ya tidak b. mendapatkan Pemohon terlibat dalam pelanggaran peraturan di bidang investasi dan perwaliamanatan, serta peraturan perundang-undangan lainnya? ya tidak c. menyatakan pemohon telah terbukti bersalah karena terlibat dalam kegiatan investasi atau perwaliamanatan sehingga izin usaha perusahaan lain dibekukan, dibatasi, atau dicabut ? ya tidak d. memerintahkan untuk melarang Pemohon dalam hubungannya dengan kegiatan investasi atau perwaliamanatan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir? ya tidak e. menolak, membekukan atau mencabut pendaftaran atau Izin Usaha Pemohon ? ya tidak 5. Apakah Bursa Efek pernah : a. mendapatkan Pemohon membuat pernyataan palsu atau lalai memberikan keterangan yang seharusnya diberikan? ya tidak b. mendapatkan Pemohon terlibat dalam pelanggaran terhadap peraturan Bursa Efek ? ya tidak 6. Apakah pengadilan negara lain pernah menyatakan bahwa Pemohon telah bersalah karena adanya tuntutan tindak pidana atau gugatan perdata dalam hubungannya dengan investasi atau perwaliamanatan ? ya IV-8 tidak Peraturan Nomor VI.C.2 7. Apakah Pemohon pada saat ini termasuk yang berperkara di pengadilan? ya tidak 8. Apakah Pemohon mempunyai komitmen atau ikatan tertentu atau kewajiban bersyarat terhadap pihak ketiga yang perkaranya sedang diproses atau telah memperoleh keputusan dari Pengadilan? ya 9. Apakah Bank Indonesia pernah : a. memberi sanksi kepada Pemohon? ya tidak tidak b. mendapatkan Pemohon melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perbankan? ya tidak .........................., ....................... 19... Pemohon meterai .............................................. (Nama Lengkap) IV-9 Peraturan Nomor VI.C.2 LAMPIRAN DAFTAR A Penjelasan atas semua pertanyaan "Ya" dari lampiran 1, Formulir Nomor: VI.C.2-1 Nomor Pertanyaan Penjelasan : 2 Formulir Nomor : VI.C.2-1 .........................., ..........................19... Pemohon, meterai ....................................... (Nama Lengkap) IV-10 Peraturan Nomor VI.C.2 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: VI.C.2-2 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : --- Perihal : Pemberitahuan Kekurangan Data Pendaftaran sebagai Wali Amanat. : 2 Peraturan Nomor : VI.C.2 Jakarta,. ...........................19.... KEPADA Yth.................................................. di - ...................................... Menunjuk surat Saudara Nomor ...................... tanggal ........................ perihal .........................., dengan ini diberitahukan bahwa permohonan Saudara masih terdapat kekurangan data sebagai berikut : 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan bahwa permohonan Saudara untuk terdaftar sebagai Wali Amanat belum dapat dipertimbangkan. Selanjutnya permohonan Saudara akan dipertimbangkan setelah Saudara memenuhi kekurangan-kekurangan tersebut di atas. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-11 Peraturan Nomor VI.C.2 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: VI.C.2-3 Nomor : Lampiran : Perihal --- : Penolakan Permohonan Pendaftaran Pendaftaran sebagai Wali Amanat. KEPADA Yth.................................................. di - ...................................... : 3 Peraturan Nomor : VI.C.2 Jakarta,. ...........................19.... Menunjuk surat Saudara Nomor: ...................... tanggal ........................ perihal ..................................., setelah meneliti permohonan Saudara, dengan ini diputuskan bahwa permohonan Saudara ditolak karena tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Demikianlah agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-12 Peraturan Nomor VI.C.2 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: VI.C.2-4 SURAT TANDA TERDAFTAR SEBAGAI WALI AMANAT Nomor : ................. : 4 Peraturan Nomor : VI.C.2 Surat Tanda Terdaftar sebagai Wali Amanat diberikan kepada ............. dengan segala hak dan kewajiban yang melekat kepadanya sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal. Surat Tanda Terdaftar sebagai Wali Amanat ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan terhadap surat ini, maka Ketua Bapepam dapat meninjau kembali. Jakarta, ........................... 19.. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ........................................ NIP. ....................... Tembusan Yth.: 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. Para Kepala Biro di lingkungan Bapepam; 3. Direksi Bank Indonesia. IV-13
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-36/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PENDAFTARAN BANK UMUM SEBAGAI WALI AMANAT </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.C.10 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-51/PM/1997 TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECRITIES ) KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Pedoman Bentuk Dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECRITIES) Pasal 1 Ketentuan tentang Pedoman Bentuk Dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset diatur dalam Peraturan Nomor IX.C.10 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 26 Desember 1997 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor IX.C.10 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-51/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 PERATURAN NOMOR IX.C.10 : PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECURITIES ) Prospektus harus mencakup semua rincian dan fakta material mengenai Efek Beragun Aset, yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui atau yang layak diketahui oleh Manajer Investasi, disamping keterangan yang secara khusus dipersyaratkan dalam peraturan ini. Prospektus harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif. Fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian awal Prospektus. Urutan penyampaian fakta pada Prospektus ditentukan oleh relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu, bukan urutan sebagaimana dinyatakan pada peraturan ini. Manajer Investasi harus berhati-hati apabila menggunakan foto, diagram, atau tabel pada Prospektus, karena bahan-bahan tersebut dapat memberikan kesan yang menyesatkan kepada masyarakat. Manajer Investasi juga harus menjaga agar penyampaian informasi penting tidak dikaburkan dengan informasi yang kurang penting yang mengakibatkan informasi penting tersebut terlepas dari perhatian pembaca. Prospektus Efek Beragun Aset sekurang-kurangnya memuat informasi sebagai berikut : 1. informasi yang harus dimuat atau diungkapkan pada bagian luar kulit Prospektus : a. nama lengkap, alamat, logo (jika ada), nomor telepon/teleks/faksimili dan kotak pos alamat kantor Manajer Investasi dan Bank Kustodian; b. tanggal efektif; c. masa penawaran; d. tanggal penjatahan, jika ada; e. tanggal pengembalian uang pemesanan, jika ada; f. tanggal penyerahan sertifikat Efek Beragun Aset; g. nama Bursa Efek dan tanggal pencatatan yang direncanakan, jika ada; h. penjelasan singkat mengenai jenis aset yang menjadi portofolio dari Efek Beragun Aset; i. sifat, jumlah, harga, dan keterangan singkat tentang hak-hak pemegang Efek Beragun Aset; j. nama lengkap dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek, jika ada; k. nama lengkap Manajer Investasi; l. nama lengkap Bank Kustodian; m. tempat dan tanggal Prospektus diterbitkan; n. hasil pemeringkatan Efek Beragun Aset dari perusahaan pemeringkat yang mendapat izin dari Bapepam; IV-2 Peraturan Nomor IX.C.10 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-51/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 o. pernyataan berikut dicetak dalam huruf besar: BAPEPAM TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM; p. pernyataan Manajer Investasi dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek (jika ada) dicetak dalam huruf besar sebagai berikut : MANAJER INVESTASI DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK (jika ada) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI; dan q. Pernyataan singkat yang dicetak dalam huruf besar yang langsung dapat menarik perhatian pembaca, mengenai faktor risiko Efek yang ditawarkan. 2. daftar isi; 3. keterangan singkat tentang hal-hal terpenting mengenai Efek Beragun Aset disertai referensi dengan menyebutkan nomor halaman Prospektus di mana terdapat penjelasan lebih lanjut mengenai hal dimaksud; 4. informasi mengenai Efek Beragun Aset, antara lain : a. proyeksi arus kas dan proyeksi keuangan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; b. laporan keuangan awal Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam serta pendapat Akuntan tersebut; c. informasi tentang Kreditur Awal yang berkaitan dengan aset keuangan dalam portofolio Kontrak Investasi Kolektif disertai dengan data historis tentang pembayaran aset-aset keuangan tersebut; d. perkiraan hasil portofolio Kontrak Investasi Kolektif, setiap kelas unit Efek Beragun Aset, dan setiap unit Efek Beragun Aset dalam berbagai kondisi perekonomian termasuk kondisi yang ekstrim; e. informasi mengenai rata-rata tertimbang jatuh tempo aset keuangan portofolio dan kemungkinan pembayaran sebelum jatuh tempo atas aset keuangan dalam portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; f. ketentuan mengenai investasi kembali arus kas Kontrak Investasi Kolektif, jika ada; g. informasi bahwa Efek Beragun Aset sesuai untuk investasi bagi jenis pemodal kelembagaan tertentu; h. prosedur pelaporan kepada pemegang Efek Beragun Aset; i. perlakuan/standar akuntansi yang dipergunakan dan frekuensi pemeriksaan oleh Akuntan; dan j. uraian metode penjatahan Efek Beragun Aset, jika ada; 5. pengalaman Manajer Investasi berkaitan dengan Efek Beragun Aset; 6. pengalaman Bank Kustodian berkaitan dengan Efek Beragun Aset; IV-3 Peraturan Nomor IX.C.10 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-51/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 7. asuransi dan jaminan lainnya, jika ada; 8. perpajakan yang berkaitan dengan Efek Beragun Aset termasuk perpajakan bagi pemodal baik dari dalam maupun luar negeri; 9. hasil pemeringkatan dari perusahaan pemeringkat yang telah memperoleh izin dari Bapepam; 10. pendapat dari Konsultan Hukum yang terdaftar di Bapepam antara lain meliputi keabsahan perjanjian yang berkaitan dengan Efek Beragun Aset, hak dan kewajiban pemegang untuk setiap kelas Efek Beragun Aset, kesesuaian setiap kelas Efek Beragun Aset untuk pemodal tertentu, dan perkara yang berkaitan dengan aset keuangan dalam portofolio Kontrak Investasi Kolektif; 11. nama, alamat, dan tanggung jawab Biro Administrasi Efek, jika ada, Kreditur Awal, Penyedia Jasa, dan Lembaga Pemeringkat; 12. faktor risiko antara lain : a. risiko likuiditas dan risiko pasar Efek Beragun Aset; b. risiko nilai tukar mata uang dan risiko suku bunga; c. risiko kredit aset keuangan dalam portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; d. risiko pembayaran atas aset keuangan dalam portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset sebelum jatuh tempo; e. risiko operasional dalam pelaksanaan kegiatan Manajer Investasi, Bank Kustodian, dan Penyedia Jasa; dan f. risiko yang berkaitan dengan segi hukum; 13. Sarana Peningkatan Kredit (Credit Enhancement) /Arus Kas (Cash Flow), jika ada; 14. hak-hak pemegang Efek Beragun Aset termasuk antara lain hak-hak untuk memperoleh: a. laporan keuangan secara periodik; b. informasi mengenai pajak yang wajib dibayar oleh pemegang Efek Beragun Aset; dan c. pembayaran kepada pemegang Efek Beragun Aset; dan 15. tata cara dan persyaratan pemesanan Efek Beragun Aset. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 26 Desember 1997 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-4
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-51/PM/1997|KEPTA-BAPEPAM/1997 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECRITIES) </reg_title> <set_date> 26 Desember 1997 </set_date> <effective_date> 26 Desember 1997 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor III.B.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-07/PM/1996 TENTANG PERIZINAN LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Perizinan Lembaga Kliring dan Penjaminan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PERIZINAN LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN. Pasal 1 Ketentuan mengenai Perizinan Lembaga Kliring dan Penjaminan, diatur dalam Peraturan Nomor III.B.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : pada tanggal : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor III.B.1 LAMPIRAN : Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-07/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR III.B.1 : PERIZINAN LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN 1. Permohonan izin usaha Lembaga Kliring dan Penjaminan diajukan kepada Bapepam dalam rangkap 4 (empat) dengan menggunakan Formulir Nomor III.B.1-1 lampiran 1 peraturan ini. 2. Permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini disertai dokumen sebagai berikut : a. akta pendirian Perseroan yang memuat anggaran dasar perseroan sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor III.B.5 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman; b. daftar pemegang saham berikut jumlah saham yang dimilikinya; c. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan; d. proyeksi keuangan 3 (tiga) tahun; e. rencana kegiatan 3 (tiga) tahun termasuk susunan organisasi, fasilitas komunikasi, dan program- program latihan yang akan diadakan; f. daftar calon direktur dan komisaris sesuai persyaratan Peraturan Nomor III.B.3 serta pejabat satu tingkat di bawah direksi; g. Bursa Efek yang akan mengendalikan dan atau menggunakan jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan; h. rancangan peraturan mengenai kegiatan kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa, termasuk mengenai biaya pemakaian jasa yang ditetapkan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan; i. pemilikan lebih dari 50 % (lima puluh perseratus) saham Lembaga Kliring dan Penjaminan dimiliki oleh Bursa Efek; j. neraca pembukaan Perseroan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam; dan k. bukti penyetoran Modal yang memuat sekurang-kurangnya Rp15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah). 3. Apabila pemegang saham Lembaga Kliring dan Penjaminan termasuk pula Perusahaan Efek, maka dalam daftar pemegang saham Lembaga Kliring dan Penjaminan tersebut dimuat pula keterangan: a. nama dan tempat kedudukan Bursa Efek dimana Perusahaan Efek tersebut menjadi anggota Bursa Efek; dan b. persentase dari volume dan nilai transaksi Efek yang dilakukan oleh Perusahaan Efek tersebut dibandingkan dengan volume dan nilai total transaksi Efek di Bursa Efek sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan terakhir. 4. Apabila pemegang saham Lembaga Kliring dan Penjaminan termasuk pula Bank Kustodian, maka dalam daftar pemegang saham Lembaga Kliring dan Penjaminan tersebut dimuat pula keterangan: IV-2 Peraturan Nomor III.B.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 07/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 a. uraian jasa yang diberikan oleh Bank Kustodian tersebut; dan b. perkiraan pangsa pasar jasa Kustodian yang dikuasai oleh Bank Kustodian tersebut di Indonesia. 5. Proyeksi keuangan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut sekurang-kurangnya memuat : a. neraca; b. perhitungan rugi/laba; dan c. laporan arus kas. 6. Rencana kegiatan Lembaga Kliring dan Penjaminan selama 3 (tiga) tahun sekurang- kurangnya memuat : a. perkiraan jumlah Perusahaan Efek yang menjadi pemakai jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan; b. susunan organisasi dilengkapi dengan diskripsi tugas, wewenang dan tanggung jawab sampai unit organisasi/jabatan setingkat di bawah direksi serta peraturan kepegawaian Lembaga Kliring dan Penjaminan; c. lokasi dan tata ruang, serta fasilitas penunjang yang menjamin keamanan pelaksanaan kegiatan kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa yang teratur, wajar, dan efisien; d. penerapan sistem kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa, dan sistem pengawasan kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa serta sistem penyebaran informasi kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa yang akan digunakan; e. pengadaan fasilitas komunikasi seperti jaringan telepon, teleks, faksimili, dan komputer; dan f. kelayakan pengadaan pegawai serta program pendidikan dan latihan yang diperlukan. 7. Daftar calon direktur dan komisaris disertai dengan dokumen-dokumen sebagai berikut : a. riwayat hidup; b. Kartu Tanda Penduduk; c. surat pernyataan tentang hubungan afiliasi dengan Perusahaan Efek dan pemegang saham; d. keterangan mengenai pemenuhan atas persyaratan calon direktur dan komisaris sesuai dengan Peraturan Nomor III.B.3 ; dan e. fotokopi ijazah dan sertifikat keahlian yang menunjukkan tingkat kemampuan yang bersangkutan. 8. Pejabat satu tingkat di bawah direksi Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya sebagai berikut : a. orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum; b. tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi direktur atau komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit; IV-3 Peraturan Nomor III.B.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 07/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 c. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana; d. tidak pernah melakukan perbuatan tercela di bidang Pasar Modal pada khususnya dan di bidang keuangan pada umumnya; e. memiliki akhlak dan moral yang baik; f. memiliki keahlian di bidang Pasar Modal; dan g. tidak pernah melakukan pelanggaran yang material atas ketentuan peraturan perundang- undangan Pasar Modal. 9. Rancangan peraturan Lembaga Kliring dan Penjaminan memuat sekurang-kurangnya : a. peraturan mengenai persyaratan keanggotaan, yang meliputi antara lain : 1) persyaratan penerimaan para pemakai jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan; dan 2) pembekuan pemakaian jasa atau pemutusan hubungan dengan pemakai jasa; b. peraturan mengenai kliring, yang meliputi antara lain : 1) tata cara penyelenggaraan kliring; dan 2) besarnya biaya pemakaian jasa bagi pemakai jasa. c. Peraturan mengenai penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa yang meliputi antara lain: 1) jumlah minimum jaminan yang wajib disediakan oleh pemakai jasa; dan 2) penggunaan jaminan. 10. Dalam rangka memproses permohonan izin usaha sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan, Bapepam melakukan penelitian atas kelengkapan dokumen, wawancara, serta pemeriksaan setempat apabila dipandang perlu. 11. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini tidak memenuhi syarat, Bapepam memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa: a. permohonannya tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor III.B.1-2 lampiran 2 peraturan ini; atau b. permohonannya ditolak dengan menggunakan Formulir Nomor III.B.1-3 lampiran 3 peraturan ini. 12. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini memenuhi syarat, Bapepam memberikan surat izin usaha kepada pemohon dengan Formulir Nomor III.B.1-4 lampiran 4 peraturan ini. Ditetapkan di Pada tanggal : Jakarta : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-4 Peraturan Nomor III.B.1 LAMPIRAN : 1 Peraturan Nomor : III.B.1 FORMULIR NOMOR: III.B.1-1 Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Izin Usaha sebagai Lembaga Kliring dan penjamin Jakarta,. ......................19.... KEPADA Yth.Ketua Badan Pengawas Pasar Modal di - ....................................... Dengan ini kami mengajukan permohonan izin usaha sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan. Untuk bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan data sebagai berikut: 1. Nama lengkap pemohon : ................................................................ 2. Alamat pemohon : ................................................................ .............................................................. (Nama Jalan & Nomor) : ............................................... - (Kota & Kode Pos) 3. Nama Lembaga Kliring dan Penjamin 4. Nomor Pokok Wajib Pajak 5. Alamat Lembaga Kliring Dan Penjamin : ............................................................... : . . . - : ............................................................... ................................................................ (Nama Jalan & Nomor) : ................................... - (Kota & Kode Pos) 6. Modal a. Modal Dasar b. Modal Disetor 7. Nomor Telepon, Telex, dan Faksimile 8. Pegawai penghubung. : ............................................................ : ............................................................ : ............................................................ : ................................................................ : ............................................................... IV-5 Peraturan Nomor III.B.1 Melengkapi permohonan ini, kami lampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut : 1. akta pendirian Perseroan yang memuat anggaran dasar perseroan sesuai dengan Peraturan Nomor III.B.5 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman; 2. daftar pemegang saham. 3. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan; 4. proyeksi keuangan 3 (tiga) tahun; 5. rencana kegiatan 3 (tiga) tahun termasuk susunan organisasi, fasilitas komunikasi, dan program- program latihan yang akan diadakan; 6. daftar calon direktur dan komisaris sesuai persyaratan Peraturan Nomor III.B.3 serta pejabat satu tingkat di bawah direksi; 7. Bursa Efek yang akan mengendalikan dan atau menggunakan jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan; 8. rancangan peraturan mengenai kegiatan kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa, termasuk mengenai biaya pemakaian jasa yang ditetapkan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan; 9. neraca pembukaan Perseroan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam; 10. bukti penyetoran Modal; 11. jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada lampiran 1 (Daftar Pertanyaan) formulir ini; 12. surat pernyataan direksi perusahaan pemegang saham Lembaga Kliring dan Penjaminan dibuat sesuai dengan lampiran 2 dan 3 formulir ini; dan 13. dokumen pendukung lainnya. Demikian permohonan ini kami ajukan dan atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih. Pemohon materai .............................................. (Nama Lengkap) IV-6 Peraturan Nomor III.B.1 LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN I PETUNJUK DALAM MENJAWAB PERTANYAAN : 1. Semua pertanyaan (Bagian I sampai Bagian II) dalam permohonan Izin Usaha ini wajib dijawab oleh Pemohon. 2. Pertanyaan pada Bagian I adalah berkaitan dengan integritas calon komisaris, direktur atau Pejabat satu tingkat di bawah direksi. 3. Berilah tanda dalam kotak di depan kata “ya”, jika jawaban Saudara “Ya”, atau berilah tanda dalam kotak di depan kata “Tidak” jika jawaban atas pertanyaan berikut adalah “tidak”. Untuk setiap jawaban "Ya", Pemohon wajib memberikan jawaban secara rinci dan jelas dalam lembaran terpisah yang antara lain memuat : a. lembaga-lembaga dan orang-orang yang bersangkutan; b. kasus dan tanggal dari tindakan yang dilakukan; c. pengadilan atau lembaga yang mengambil tindakan; d. tindakan atau sanksi yang dikenakan. II INTEGRITAS DIREKTUR, KOMISARIS ATAU PEJABAT Definisi : 1. Investasi adalah kegiatan atas Efek, perbankan, asuransi, atau usaha perumahan atau real estate, termasuk kegiatan, baik langsung maupun tidak langsung, berhubungan dengan Perusahaan Efek, Penasehat Investasi, Bank atau perusahaan lain yang bergerak di bidang keuangan. 2. Pejabat adalah pejabat satu tingkat di bawah direksi. Jawablah pertanyaan di bawah ini : 1. Dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir, apakah calon direktur, komisaris atau Pejabat pernah dihukum atau mengaku bersalah atau tidak menggugat atas tuduhan: a. tindak pidana atau kejahatan melibatkan Investasi atau usaha berhubungan dengan Investasi, penipuan, pernyataan palsu atau penggelapan, penyuapan, pemalsuan, atau pemerasan? ya b. atau kejahatan lain? ya tidak tidak 2. Apakah pengadilan : a. pernah memutuskan bahwa calon direktur, komisaris atau Pejabat bangkrut? ya tidak IV-7 : 1 Formulir Nomor : III.B.1-1 Peraturan Nomor III.B.1 b. dalam sepuluh tahun terakhir ini melarang calon direktur, komisaris dan Pejabat dalam kegiatannya yang Berhubungan Dengan Investasi? ya tidak c. pernah memutuskan bahwa calon direktur, komisaris atau Pejabat terlibat dalam pelanggaran hukum yang berhubungan dengan Investasi, terlibat pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan yang berlaku? ya 3. Apakah Bapepam pernah : a. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat membuat pernyataan palsu atau melakukan kelalaian? ya tidak b. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat terlibat dalam pelanggaran hukum, keputusan- keputusan atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam? ya tidak c. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat menyebabkan suatu perusahaan Berhubungan Dengan Investasi yang Izin Usaha, Persetujuan atau Pernyataan Pendaftarannya ditolak, ditangguhkan, dicabut atau dibatasi? ya tidak d. memerintahkan untuk menolak, menghentikan untuk sementara atau mencabut Izin Usaha, Persetujuan atau Pernyataan Pendaftaran atau sanksi dengan membatasi kegiatan-kegiatan calon direktur, komisaris atau Pejabat? ya tidak 4. Apakah lembaga/institusi lain yang berwenang di Indonesia atau di luar negeri pernah : a. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat membuat pernyataan palsu, tidak memberikan pernyataan yang diminta, tidak jujur, tidak adil atau tidak etis? ya tidak b. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat melakukan kegiatan yang menyebabkan suatu Izin Usaha, Persetujuan, atau Pernyataan Pendaftaran ditolak, dihentikan untuk sementara, dicabut atau dibatasi? ya tidak c. memerintahkan untuk menegur calon direktur, komisaris atau Pejabat sehubungan dengan kegiatan yang Berhubungan Dengan Investasi? ya tidak d. menolak, menghentikan untuk sementara, atau membatalkan Izin Usaha, Persetujuan, atau Pernyataan Pendaftaran para calon direktur, komisaris atau Pejabat untuk bergerak dalam usaha yang Berhubungan Dengan Investasi, atau membatasi kegiatan dalam bidang usaha tersebut? ya IV-8 tidak tidak Peraturan Nomor III.B.1 e. mencabut atau menghentikan untuk sementara Izin Usaha calon direktur, komisaris atau Pejabat sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal seperti Akuntan, Notaris, Pengacara atau Penilai? ya 5. Apakah Lembaga Kliring dan Penjaminan lain pernah : a. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat membuat pernyataan palsu atau tidak menyatakan fakta? ya tidak b. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku? ya tidak c. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat menyebabkan suatu usaha Berhubungan Dengan Investasi yang Izin Usaha, Persetujuan atau Pernyataan Pendaftarannya untuk menjalankan usahanya ditolak, dihentikan sementara, dicabut atau dibatasi? ya tidak d. menertibkan calon direktur, komisaris atau Pejabat dengan mengeluarkan atau menghentikan sementara dari keanggotaan suatu Lembaga Kliring dan Penjaminan, dengan menghalangi atau menghentikan sementara hubungannya dengan anggota- anggota lain atau dengan membatasi kegiatan-kegiatannya? ya tidak 6. Apakah calon direktur, komisaris atau Pejabat pernah atau sedang dituntut oleh suatu Pihak sehubungan dengan Investasi atau penipuan? ya tidak 7. Apakah calon direktur, komisaris atau Pejabat pernah atau sedang digugat atau dituntut oleh suatu Pihak sehubungan dengan perkara perdata atau pidana? ya tidak III RENCANA KERJA LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN Daftar pertanyaan berikut ini, dijawab dalam lembaran terpisah. Rencana kerja Lembaga Kliring dan Penjaminan meliputi rencana keuangan, rencana kegiatan. 1. Rencana Keuangan meliputi : a. Daftar nama Anggota Lembaga Kliring dan Penjaminan yang diusulkan serta modal ditempatkan dan disetor, iuran berkala, biaya transaksi dan biaya-biaya lainnya. b. Lampiran rencana keuangan untuk tiga tahun pertama pelaksanaan Lembaga Kliring dan Penjaminan yang memuat sebagai berikut : 1) rincian sumber penerimaan, dan dasar untuk memperkirakan penerimaan tersebut; IV-9 tidak Peraturan Nomor III.B.1 2) rincian pengeluaran biaya penting dalam rangka pelaksanaan kegiatan kliring dan penjaminan; 3) cadangan jaminan pelaksanaan kegiatan kliring dan penjaminan dan biaya yang diperkirakan untuk jaminan tersebut; dan 4) proyeksi neraca dan arus kas yang diharapkan. c. Rincian investasi Lembaga Kliring dan Penjaminan yang meliputi antara lain : 1) penerapan dan pengembangan sistem kliring dan penjaminan; 2) sistem perangkat keras yang digunakan; 3) penerapan dan pengembangan sistem keamanan fisik; 4) fasilitas cadangan (back-up) dalam hal terjadi gangguan; 5) penerapan dan pengembangan sistem pengawasan intern; 6) investasi yang direncanakan dalam bentuk tanah, bangunan, dan aktiva tetap lainnya; 7) modal kerja; 8) cadangan untuk jaminan; dan 9) aktiva lain-lain. d. Tanggung jawab Lembaga Kliring dan Penjaminan terhadap pemakai jasa sebagaimana dimuat dalam perjanjian antara Lembaga Kliring dan Penjaminan dengan pemakai jasa dimaksud. e. Jumlah saldo dana jaminan yang direncanakan untuk dipertahankan. 2. Rencana Kegiatan (Operasi) meliputi : a. Perkiraan jumlah Perusahaan Efek yang menjadi pemakai jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan; b. Rencana pelaksanaan kliring dan penyelesaian Transaksi. c. Jumlah maksimum transaksi per-hari yang dapat diproses oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan pada saat awal operasinya; d. Rencana operasi Lembaga Kliring dan Penjaminan yang diusulkan untuk jangka waktu tiga tahun pertama memuat sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut : 1) volume transaksi Bursa yang diharapkan dalam tiga tahun pertama; 2) kesanggupan dari sistem kliring pada tahap awal untuk menangani volume transaksi Bursa yang diharapkan; 3) rencana meningkatkan sistem kliring untuk memenuhi volume Transaksi Bursa yang tinggi yang tidak diperkirakan seperti : a) kemampuan penyesuaian dari perangkat lunak terhadap peningkatan aktivitas Transaksi Bursa; b) kemampuan penyesuaian perangkat keras terhadap peningkatan aktivitas Transaksi Bursa; IV-10 Peraturan Nomor III.B.1 4) rencana pengamanan terhadap kemungkinan- kemungkinan sebagai berikut : a) kebakaran atau kerusakan pada pusat fasilitas pemrosesan; b) gangguan tenaga listrik; c) kebakaran atau kerusakan lain dari catatan-catatan pendukung; d) pencurian Efek, uang tunai, atau catatan-catatan; e) penghapusan arsip komputer dan catatan-catatan lain secara disengaja atau tidak; f) penggelapan oleh pegawai atau pejabat; g) kejahatan komputer dan pengrusakan data informasi yang disimpan dalam komputer atau catatan lainnya; h) rencana pemeliharaan dan sumber-sumber suku cadang untuk komputer dan peralatan lain; dan i) kerusakan atau gangguan dari hubungan komunikasi; 5) lokasi, rencana denah dan susunan dari fasilitas Lembaga Kliring dan Penjaminan yang menunjukkan : a) lokasi yang terbuka untuk umum; b) lokasi khusus untuk penanganan Efek; c) lokasi khusus untuk pemrosesan data dan akuntansi; d) fasilitas komunikasi; dan e) pusat informasi pasar; f) tempat parkir; g) fasilitas lain; 6) diagram (flow-chart) umum tentang pelaksanaan kegiatan operasi Lembaga Kliring dan Penjaminan; 7) sistem komputer yang digunakan; 8) program-program pendidikan; 9) tata tertib Lembaga Kliring dan Penjaminan. 3. Rencana Peraturan Keanggotaan Lembaga Kliring dan Penjaminan. a. Apakah ada calon anggota dari Lembaga Kliring dan Penjaminan yang kini sudah menjadi anggota Lembaga Kliring dan Penjaminan lain? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", sebutkan nama anggota tersebut. b. Apakah anggota Lembaga Kliring dan Penjaminan diwajibkan menyetor dana jaminan dan memberikan wewenang hak khusus kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan untuk mengambil dana tersebut dalam rangka melindungi kepentingan pemodal? ya Apabila jawabannya "Ya", jelaskan. IV-11 tidak Peraturan Nomor III.B.1 4. Penyelesaian Kewajiban Atas Transaksi Bursa a. Apakah Lembaga Kliring dan Penjaminan bertanggung jawab untuk menyelesaikan transaksi yang sudah dikonfirmasikan apabila Anggota Bursa cidera janji? b. Berikan perkiraan risiko kliring dengan perhitungan sebagai berikut : R = a x b x c R = Perkiraan risiko a = Nilai rata-rata kliring harian b = % rata-rata tertimbang perubahan harga c = Hari penyelesaian transaksi c. Berikan rincian bentuk dana jaminan kliring 5. Rencana Tata cara Kliring a. Apakah konfirmasi perdagangan akan diserahkan oleh kedua belah pihak untuk dicocokkan dan dibandingkan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", kapan Transaksi Bursa selambat-lambatnya akan dicocokkan? b. Dengan cara apa informasi yang berkaitan dengan posisi kliring dan penjaminan akan disampaikan kepada pengguna jasa kliring dan penjaminan (jika perlu jelaskan dalam rencana kerja tiga tahun) : 1) komunikasi langsung dari komputer ke komputer; 2) pita magnetik atau disket; 3) terminal-terminal on-line; atau 4) kertas. c. Informasi apa yang akan dibandingkan dalam mencocokkan suatu transaksi Bursa? d. Setelah suatu transaksi Bursa dicocokkan dan dikonfirmasikan, apakah masih ada informasi lain yang diperlukan sebelum suatu transaksi dapat diselesaikan? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", informasi apa dan oleh siapa diberikan, serta kapan harus disampaikan? e. Prosedur apa yang digunakan untuk perdagangan yang tidak cocok, dan selambat- lambatnya berapa hari perdagangan tersebut akan diselesaikan. 6. Rencana Sistem Penyelesaian Transaksi Bursa (settlement) a. Apakah penyelesaian transaksi akan terpengaruh oleh penyampaian fisik suatu Efek? ya tidak IV-12 Peraturan Nomor III.B.1 Apabila jawabannya "Ya", apakah penyampaian akan terjadi di Lembaga Kliring dan Penjaminan, di kantor Perantara-Pedagang Efek, atau di lokasi lain. Jelaskan ! b. Apakah penyelesaian akan terpengaruh oleh penyampaian Efek yang bersamaan dengan saat pembayaran? ya tidak Apabila jawabannya "Tidak", jelaskan sistem penyelesaian yang akan dipergunakan. c. Apakah penyelesaian transaksi akan terpengaruh oleh penyampaian Efek berdasarkan catatan pemindah-bukuan terhadap pembayaran? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", siapa yang akan bertanggung jawab atas pembukuan? 1) Lembaga Kliring dan Penjaminan; atau 2) Lain-lain (jelaskan). d. Bagaimana Lembaga Kliring dan Penjaminan akan menyelesaikan transaksi apabila pembelinya gagal menyelesaikannya (cidera janji)? e. Bagaimana Lembaga Kliring dan Penjaminan akan menyelesaikan transaksi apabila penjualnya gagal menyelesaikannya (cidera janji)? 7. Penerapan dari sistem-sistem a. Siapa yang akan bertanggung jawab atas rancangan dan penerapan sistem pemrosesan data Lembaga Kliring dan Penjaminan? b. Untuk setiap jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan yang akan dilaksanakan, jelaskan pengalaman dan kecakapan dari para pelaksana sehubungan dengan perkembangan dari setiap jenis sistem : 1) kliring atas transaksi Bursa 2) penerbitan dan pengiriman informasi mengenai penyelesaian Transaksi Bursa di Lembaga Kliring dan Penjaminan; 3) distribusi informasi mengenai nilai dan volume kliring Transaksi Bursa. c. Pilih dan jelaskan sistem yang ditawarkan yang paling baik memberikan jaminan bagi kelangsungan kegiatan Lembaga Kliring dan Penjaminan? 1) sistem yang akan dikembangkan sendiri tanpa jaminan pihak lain; 2) sistem dengan jaminan kontrak; 3) sistem yang dikontrak dengan jaminan pelaksanaannya; 4) sistem akan diperoleh sebagai hadiah atau sumbangan tanpa jaminan pihak lain; atau 5) Lain-lain (jelaskan). d. Uraikan lokasi Lembaga Kliring dan Penjaminan, luas ruangan yang diperlukan (meter persegi), dan kontrak yang diadakan untuk mendapatkan tempat tersebut? IV-13 Peraturan Nomor III.B.1 e. Dimana catatan dan arsip pendukung Lembaga Kliring dan Penjaminan akan ditempatkan dan bagaimana perjanjian kontrak yang diadakan untuk mendapatkan tempat tersebut? f. Siapa yang akan bertanggung jawab atas pemasangan dan penerapan sarana komputer Lembaga Kliring dan Penjaminan dan pengalaman apa yang dimilikinya? g. Siapa yang bertanggung jawab atas rencana dan penerapan sistem fisik keamanan dari Lembaga Kliring dan Penjaminan dan pengalaman apa yang dimilikinya? h. Apakah Lembaga Kliring dan Penjaminan akan membuka kantor cabang, dan jika demikian, kapan dan bagaimana kantor-kantor tersebut dihubungkan dengan Lembaga Kliring dan Penjaminan dalam tatacara pemberian jasa? i. Siapa yang bertanggung jawab atas rencana dan penerapan program pendukung termasuk kemungkinan bencana atas sarana pendukung tersebut dan pengalaman apa yang dimilikinya? j. Siapa yang bertanggung jawab atas sistem pemeriksaan dan pengendalian keuangan dan pengalaman apa yang dimilikinya? 8. Dasar Ekonomis Pendirian Lembaga Kliring dan Penjaminan a. Apakah rencana pelaksanaan dan keuangan Lembaga Kliring dan Penjaminan, termasuk, iuran, dan biaya lain bagi pemakai jasa diberitahukan secara terbuka dan tertulis kepada Perusahaan Efek atau lembaga-lembaga pasar modal lain yang menggunakan jasanya? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", lampirkan salinan dari dokumen pemberitahuan tersebut. b. Apakah Bursa Efek, Anggota Bursa, Bank Kustodian, lembaga atau peserta pasar modal yang memperoleh pemberitahuan tertulis mengenai jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan tersebut setuju secara tertulis untuk mempergunakan jasa-jasanya dengan biaya yang diajukan apabila jasa tersebut sudah ada? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", lampirkan daftar dari pihak-pihak. c. Apakah telah dilakukan penelitian tentang biaya yang dibebankan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", lampirkan salinan dari laporan penelitian tersebut. ........................., ................. 19 Pemohon materai .............................................. (Nama Lengkap) IV-14 Peraturan Nomor III.B.1 LAMPIRAN : 2 Formulir Nomor : III.B.1-1 SURAT PERNYATAAN (Dibuat oleh Direksi ............. Pemegang Saham Lembaga Kliring dan Penjaminan) Yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama : ........................................................................................................... 2. Alamat rumah : ........................................................................................................... (Nama Jalan & Nomor) : ...................................................................................- (Kota & Kode Pos) selaku Direktur Utama/Direktur pada .................................. menyatakan dengan sejujur-jujurnya bahwa perusahaan selaku calon pemegang saham pada Lembaga Kliring dan Penjaminan ........... tidak memiliki hubungan kepemilikan, kepengurusan dan pengendalian dengan perusahaan lain yang juga menjadi pemegang saham Lembaga Kliring dan Penjaminan. Jika terjadi perubahan susuanan pengurus, atau kepemilikan saham atas perusahaan pemegang saham Lembaga Kliring dan Penjaminan sehingga mengakibatkan perusahaan memiliki hubungan kepemilikan saham, kepengurusan, atau pengendalian dengan perusahaan lain pemegang saham Lembaga Kliring dan Penjaminan, saya berjanji akan melaporkan hal tersebut selambat- lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah terjadinya perubahan dimaksud kepada Bapepam dan Direksi Lembaga Kliring dan Penjaminan. .............................., .............. Pemohon materai .............................................. (Nama Lengkap) IV-15 Peraturan Nomor III.B.1 LAMPIRAN SURAT PERNYATAAN (Dibuat oleh Anggota Direksi atau Komisaris Bursa Efek) Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : 3 Peraturan Nomor : III.B.1-1 : ……………………………………...................................……………… Alamat Lengkap : ……………………………………...................................……………… ……………………………………...................................……………… (Nama Jalan & Nomor) ……………………………………...................................……………... - (Kota & Kode Pos) selaku ....... pada Lembaga Kliring dan Penjaminan ......... menyatakan hubungan afiliasi saya dengan pihak-pihak seperti dibawah ini: Nama Pihak yang terafiliasi Jenis Afiliasi ……………………………………...................................……………… ……………………………………............ Jika terjadi perubahan afiliasi antara saya dengan Pihak tersebut diatas saya berjanji akan melaporkan perubahan tersebut dalam 3 (tiga) hari kerja kepada Bapepam dan direksi Lembaga Kliring dan Penjaminan. .............................., .............. Pemohon materai .............................................. (Nama Lengkap) IV-16 Peraturan Nomor III.B.1 LAMPIRAN : 2 Peraturan Nomor : III.B.1 FORMULIR NOMOR: III.B.1-2 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : Perihal --- : Pemberitahuan Kekurangan Data Permohonan Izin Usaha Sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan. di - ............................................................... Menunjuk surat Saudara Nomor ...................... tanggal ........................ perihal .........................., dengan ini diberitahukan bahwa permohonan Saudara masih terdapat kekurangan data sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ............................................................................................................. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan bahwa permohonan Saudara untuk memperoleh Izin Usaha belum dapat dipertimbangkan. Selanjutnya permohonan Saudara akan dipertimbangkan setelah Saudara memenuhi kekurangan-kekurangan tersebut di atas. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, Jakarta,. ...........................19.... KEPADA Yth.................................................. ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-17 Peraturan Nomor III.B.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: III.B.1-3 Nomor : Lampiran : --- Perihal : Penolakan Permohonan Izin Usaha Sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan. : 3 Peraturan Nomor : III.B.1 Jakarta,. ...........................19.... KEPADA Yth. di - ...................................... Menunjuk surat Saudara Nomor: ...................... tanggal ........................ perihal ..................................., setelah meneliti permohonan Saudara, dengan ini diputuskan bahwa permohonan Saudara ditolak karena tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ........................................... NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-18 Peraturan Nomor III.B.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: III.B.1-4 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP /PM/199.. TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA SEBAGAI LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN (NPWP: - . Membaca Menimbang . . ) KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, : Surat permohonan izin usaha sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan Nomor ........................... tanggal .................................. : bahwa permohonan Saudara telah memenuhi persyaratan dan atas dasar itu dapat dipertimbangkan untuk diberikan izin usaha Lembaga Kliring dan Penjaminan Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617; 3. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-....../PM/1996 tentang Perizinan Bursa Efek. MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA SEBAGAI LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN KEPADA ...................... Pasal 1 Memberikan izin usaha sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan kepada ................... dengan alamat kantor pusat di ....................... Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. : 4 Peraturan Nomor : III.B.1 IV-19 Peraturan Nomor III.B.1 Pasal 3 Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, dapat diadakan perubahan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-20
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-07/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PERIZINAN LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor X.I.2 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-78/PM/1996 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH WALI AMANAT KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Pemeliharaan Dokumen Oleh Wali Amanat; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH WALI AMANAT Pasal 1 Ketentuan mengenai Pemeliharaan Dokumen Oleh Wali Amanat, diatur dalam Peraturan Nomor X.I.2 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor X.I.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 78/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR X.I.2 : PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH WALI AMANAT. 1. Setiap Wali Amanat wajib mengadministrasikan, menyimpan dan memelihara catatan, pembukuan, data dan keterangan tertulis yang berhubungan dengan Emiten yang menggunakan jasa Wali Amanat. 2. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini, antara lain: a. kontrak perwaliamanatan; b. kontrak yang berkaitan dengan pemberian jaminan dan bukti pemilikan atau penguasaan atas harta yang dijaminkan; c. catatan, risalah dan atau laporan mengenai jumlah dan jenis Efek bersifat utang yang masih beredar dan yang telah dilunasi; d. catatan, risalah dan atau laporan mengenai pelaksanaan pengawasan terhadap Emiten termasuk tindakan yang dilakukan oleh Wali Amanat karena tidak dipenuhinya persyaratan kontrak perwaliamanatan, antara lain tidak dibayarnya pokok dan bunga, atau adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undang di bidang Pasar Modal yang dilakukan oleh Emiten; e. catatan, risalah dan atau laporan mengenai Rapat Umum Pemegang Efek bersifat utang; f. catatan, risalah dan atau laporan mengenai jumlah dan jenis Efek bersifat utang yang dapat dikonversikan menjadi saham, apabila ada; g. daftar Emiten yang menggunakan jasa Wali Amanat; dan h. buku pedoman operasional Wali Amanat. 3. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini wajib disimpan di tempat yang aman dan terpisah dari kegiatan bank lainnya dan wajib tersedia setiap saat untuk kepentingan pemeriksaan Bapepam. 4. Dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini wajib disimpan sekurang- kurangnya untuk masa 5 (lima) tahun sejak seluruh kewajiban Emiten terhadap pemegang Efek bersifat utang telah dipenuhi. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 IV-2
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-78/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH WALI AMANAT </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|Keppres/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.D.2 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-08/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.D.2 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa untuk mendorong terciptanya efisiensi dalam penyusunan laporan pemeriksaan dan pendapat dari segi hukum yang terdapat dalam Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu serta meningkatkan perlindungan kepada investor terhadap batasan-batasan dalam perjanjian yang dapat merugikan pemegang saham (negatif covenant), dipandang perlu untuk mengubah Peraturan Nomor IX.D.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-42/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; 5. Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-42/PM/1998; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.D.2 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu diatur dalam Peraturan Nomor IX.D.2 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor IX.D.2 Pasal 2 Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-42/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 13 Maret 2000 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-2 Peraturan Nomor IX.D.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-42/PM/1998 Tanggal : 14 Agustus 1998,diubah dengan Nomor : Kep-08/PM/2000 Tanggal : 13 Maret 2000 PERATURAN NOMOR IX.D.2 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU 1. Pedoman mengenai bentuk dan isi Pernyataan Pendaftaran berdasarkan peraturan ini akan digunakan bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang bermaksud untuk menawarkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, sebagaimana disyaratkan oleh Peraturan Nomor IX.D.1. Dalam mempersiapkan Pernyataan Pendaftaran, Emiten atau Perusahaan Publik wajib mengikuti Peraturan Nomor IX.A.1 tentang Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran dan Peraturan Nomor IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum kecuali angka 5, angka 8, angka 17, angka 21, angka 22 dan angka 23. 2. Pernyataan Pendaftaran untuk suatu penawaran sebagaimana diatur dalam angka 1 sekurang- kurangnya terdiri dari : a. surat pengantar Pernyataan Pendaftaran; b. Prospektus; dan c. dokumen lain yang diperlukan sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran tersebut. 3. Surat pengantar yang dimaksud dalam angka 2 huruf a peraturan ini harus dalam bentuk dan mengandung informasi yang ditetapkan dalam Formulir Nomor IX.C.1-1 Lampiran 1 Peraturan Nomor IX.C.1. 4. Prospektus yang dimaksud dalam angka 2 huruf b peraturan ini harus dalam bentuk dan mengandung informasi yang ditetapkan dalam Peraturan Nomor IX.D.3. 5. Dokumen lain yang dimaksud dalam angka 2 huruf c peraturan ini meliputi : a. rencana jadwal Penawaran Umum Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu; b. perjanjian yang menetapkan pembelian Efek yang tidak dipesan melalui penawaran Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (jika ada); c. perjanjian perwaliamanatan (jika ada); d. perjanjian penanggungan (jika ada); e. informasi penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum sebelumnya; f. Laporan Keuangan 1) laporan Akuntan berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan; 2) menyajikan laporan keuangan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terakhir terdiri dari: a) neraca; b) laporan laba rugi; c) laporan perubahan Ekuitas; IV-3 Peraturan Nomor IX.D.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-58/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-42/PM/1998 Tanggal : 14 Agustus 1998,diubah dengan Nomor : Kep-08/PM/2000 Tanggal : 13 Maret 2000 d) laporan arus kas; e) catatan atas laporan keuangan; dan f) laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan jika dipersyaratkan, seperti laporan komitmen dan kontinjensi untuk Emiten atau Perusahaan Publik yang bergerak dalam bidang perbankan. Dalam hal efektifnya Pernyataan Pendaftaran melebihi 180 (seratus delapan puluh) hari dari laporan keuangan terakhir, maka laporan keuangan tahunan terakhir harus dilengkapi dengan laporan keuangan interim yang telah diaudit, sehingga jangka waktu antara tanggal efektif Pernyataan Pendaftaran dan tanggal laporan keuangan interim tidak melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari; g. surat dari Akuntan (comfort letter) sehubungan dengan perubahan keadaan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan yang diaudit oleh Akuntan; h. surat pernyataan dari Emiten atau Perusahaan Publik di bidang akuntansi; i. keterangan lebih lanjut tentang prakiraan dan atau proyeksi, jika dicantumkan dalam Prospektus; j. kebijakan dividen serta riwayat pembayaran dividen; k. laporan pemeriksaan dan pendapat dari segi hukum (sehubungan dengan perubahan yang terjadi setelah tanggal dikeluarkannya pendapat hukum sebelumnya dan hal yang berkaitan dengan penggunaan dana hasil Penawaran Umum); l. surat pencabutan pembatasan-pembatasan (negative covenant) yang dapat merugikan kepentingan pemegang saham publik dari kreditur; m. dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu atau Peraturan Nomor IX.E.2 tentang Transaksi Material Dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama Perusahaan, dalam hal penggunaan dana untuk ekspansi termasuk pembelian aktiva; n. pernyataan Profesi Penunjang Pasar Modal sesuai dengan Formulir Nomor IX.C.1-4 Lampiran 4 Peraturan Nomor IX.C.1; dan o. informasi lain sesuai dengan permintaan Bapepam yang dipandang perlu dalam penelaahan Pernyataan Pendaftaran, sepanjang dapat diumumkan kepada masyarakat tanpa merugikan kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik. 6. Bapepam dapat memperoleh informasi lain yang tidak merupakan bagian dari Pernyataan Pendaftaran dan tidak dimaksudkan untuk diumumkan kepada masyarakat karena dapat merugikan kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik atau Pihak yang terafiliasi seperti: a. NPWP dari anggota komisaris, direksi dan pemegang saham utama; b. fotokopi KTP dan atau bukti kewarganegaraan bagi Warga Negara Indonesia, dan fotokopi paspor atau tanda bukti lain bagi Warga Negara Asing; c. fotokopi anggaran dasar para pemegang saham yang bukan perorangan; d. surat pernyataan yang dibubuhi meterai Rp 2.000,00 (dua ribu rupiah) dari anggota komisaris dan direksi tentang keterlibatan atau tidaknya dalam kasus hukum; dan IV-4 Peraturan Nomor IX.D.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-58/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-42/PM/1998 Tanggal : 14 Agustus 1998,diubah dengan Nomor : Kep-08/PM/2000 Tanggal : 13 Maret 2000 e. keterangan lain yang diterima oleh Bapepam dari Pihak yang terlibat dalam suatu Penawaran Umum untuk mendukung kecukupan dan ketelitian dari pengungkapan yang diwajibkan. 7. Pelanggaran terhadap ketentuan peraturan ini dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 13 Maret 2000 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-5
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-08/PM/2000|KEPTA-BAPEPAM/2000 </reg_id> <reg_title> PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.D.2 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU </reg_title> <set_date> 13 Maret 2000 </set_date> <effective_date> 13 Maret 2000 </effective_date> <changed_reg> 'KEP-42/PM/1998|KEPTA-BAPEPAM/1998' </changed_reg> <replaced_reg> 'KEP-42/PM/1998|KEPTA-BAPEPAM/1998' </replaced_reg> <related_reg> '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000', '46/PP/1995', '8/UU/1995', 'KEP-42/PM/1998|KEPTA-BAPEPAM/1998' </related_reg>
Peraturan Nomor X.B.2 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-67/PM/1996 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Pemeliharaan Dokumen Oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pemeliharaan Dokumen Oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan, diatur dalam Peraturan Nomor X.B.2 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor X.B.2 Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor X.B.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-67/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR X.B.2 : PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN 1. Setiap Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib mengadministrasikan, menyimpan dan memelihara catatan, pembukuan, data dan keterangan tertulis yang berhubungan dengan: a. status dan kegiatan para pemakai jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan; b. catatan atas kliring Transaksi Bursa dan pembukuan dana jaminan di Lembaga Kliring dan Penjaminan; c. penyelenggaraan kliring dan penjaminan Transaksi Bursa; dan d. pengelolaan administrasi dan manajemen Lembaga Kliring dan Penjaminan sebagai Perseroan. 2. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a peraturan ini terdiri dari sekurang- kurangnya: a. daftar pemakai jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan; dan b. catatan kegiatan pemakai jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan termasuk kesulitan keuangan perusahaan yang dihadapi dan pelanggaran yang pernah dilakukan. 3. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b peraturan ini terdiri dari sekurang- kurangnya : a. jumlah dan jenis Efek yang dikliring; b. catatan mengenai hak untuk menerima dan kewajiban menyerahkan Efek dan uang; dan c. daftar nama pemakai jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan yang menyetor dana jaminan serta jumlah jaminan yang disetor. 4. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf c peraturan ini terdiri dari sekurang- kurangnya: a. daftar kliring Efek harian dengan merinci nama Efek yang dikliring, harga, dan jumlah unit masing-masing Efek; b. laporan mengenai penyelesaian Transaksi Bursa yang tidak tepat waktu atau gagal; c. perubahan jam kliring di Lembaga Kliring dan Penjaminan; d. penghentian sementara kliring suatu Efek; e. informasi bersifat rahasia yang menurut Lembaga Kliring dan Penjaminan dianggap mempunyai pengaruh yang penting dan relevan terhadap pasar pada umumnya dan/atau Efek tertentu pada khususnya; f. penyelesaian perselisihan antar pemakai jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan; dan IV-3 Peraturan Nomor X.B.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-67/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 5. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d peraturan ini terdiri dari sekurang- kurangnya: a. anggaran dasar beserta semua perubahannya; b. buku daftar Pemegang Saham dan administrasi penyimpanannya; c. notulen Rapat Umum Pemegang Saham, rapat direksi dan atau dewan komisaris, rapat komite atau panitia; d. perubahan dalam kepengurusan sampai satu tingkat di bawah direksi; e. pembentukan komite atau panitia dan atau perubahan komposisi keanggotaan komite atau panitia tersebut (jika ada); dan f. dokumen lain termasuk surat-menyurat, memorandum, makalah, buku, pemberitahuan, pengumuman, edaran dan catatan lain yang dibuat atau diterima oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usahanya. 6. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1, angka 2, angka 3, angka 4 dan angka 5 peraturan ini wajib tersedia setiap saat untuk kepentingan pemeriksaan Bapepam. 7. Dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 6 peraturan ini wajib disimpan sekurang - kurangnya untuk masa 5 (lima) tahun. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-4
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-67/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor III.B.7 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 47 /PM/2004 TENTANG DANA JAMINAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka memperkuat kondisi keuangan dan kemampuan operasional Lembaga Kliring dan Penjaminan dalam melaksanakan fungsinya menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-26/PM/2000 tentang Dana Jaminan dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 530/KMK.01/2004 tentang Perubahan Ketiga atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 446/KMK.01/1983 tentang Penunjukan Pejabat Pengganti Dalam Lingkungan Departemen Keuangan; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG DANA JAMINAN. Pasal 1 Ketentuan mengenai Dana Jaminan, diatur dalam Peraturan Nomor III.B.7 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor III.B.7 Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-26/PM/2000 tanggal 30 Juni 2000 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 9 Desember 2004 Pgs. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal ttd. Darmin Nasution NIP 130605098 IV-2 Peraturan Nomor III.B.7 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 47/PM/2004 Tanggal : 9 Desember 2004 PERATURAN NOMOR III.B.7 : DANA JAMINAN 1. Definisi : a. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa adalah kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan untuk seketika dan langsung mengambil alih tanggung jawab anggota Kliring yang gagal memenuhi kewajiban berkaitan dengan penyelesaian Transaksi Bursa dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut pada waktu dan cara yang sama sebagaimana diwajibkan kepada anggota Kliring yang bersangkutan. b. Dana Jaminan adalah kumpulan dana dan atau Efek yang diadministrasikan dan dikelola oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan yang dapat digunakan untuk membiayai Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan. 2. Dana Jaminan hanya dapat digunakan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan untuk memenuhi Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa jika sumber keuangan sebagaimana dimaksud dalam angka 6 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d Peraturan Nomor III.B.6 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, telah digunakan tetapi tidak mencukupi untuk menyelesaikan kewajiban anggota Kliring yang gagal. 3. Anggota Kliring wajib menyetor uang sebagai sumbangan untuk Dana Jaminan yang tidak dapat ditarik kembali guna menjamin kelancaran dan keamanan penyelesaian Transaksi Bursa, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Sumbangan tersebut sebesar 0,01% (satu per sepuluh ribu) dari nilai setiap Transaksi Bursa yang penyelesaiannya dijamin oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan. b. Khusus untuk transaksi Kontrak Berjangka, Anggota Kliring menyetor uang sebesar 0,005% (lima per seratus ribu) dari nilai transaksi Kontrak Berjangka. c. Khusus untuk transaksi obligasi, Anggota Kliring menyetor uang sebesar 0,00125% (seratus dua puluh lima per sepuluh juta) dari nilai transaksi obligasi. d. Sumbangan tersebut disetor selambat-lambatnya pada hari penyelesaian Transaksi Bursa melalui Lembaga Kliring dan Penjaminan. e. Dalam hal Transaksi Bursa dilakukan untuk kepentingan nasabah anggota Kliring, maka sumbangan tersebut dipungut dari nasabah oleh anggota Kliring. f. Dalam hal Transaksi Bursa dilakukan untuk portofolio anggota Kliring sendiri, maka sumbangan wajib dibayar dari anggota Kliring yang bersangkutan. 4. Dana Jaminan bukan merupakan milik Pihak tertentu dan tidak didistribusikan kepada siapapun untuk keperluan apapun kecuali untuk tujuan sebagaimana ditentukan dalam peraturan ini. 5. Pengelolaan Dana Jaminan a. Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib mengelola Dana Jaminan. IV-3 Peraturan Nomor III.B.7 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 47/PM/2004 Tanggal : 9 Desember 2004 b. Dalam hal Bapepam menganggap Lembaga Kliring dan Penjaminan tidak sanggup untuk mengelola Dana Jaminan dan tidak dapat melanjutkan fungsinya atau tidak ada Pihak lain yang dapat mengambil alih fungsi dan tanggung jawab Lembaga Kliring dan Penjaminan dimaksud, maka Dana Jaminan akan diserahkan kepada Pemerintah Indonesia. 6. Setiap penggunaan Dana Jaminan dengan maksud untuk menyelesaikan kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib dibayar kembali dalam jangka waktu 1 (satu) tahun oleh anggota Jaringan Kredit, sebagaimana ditentukan dalam angka 6 huruf g Peraturan Nomor III.B.6 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, jika Dana Jaminan belum terpenuhi dari hasil penjualan aset anggota Kliring yang gagal. 7. Dana Jaminan hanya dapat diinvestasikan dalam Surat Utang Negara dan atau deposito bank dengan komposisi yang disetujui oleh komite kebijakan kredit dan pengendalian risiko. Hasil investasi Dana Jaminan wajib ditambahkan ke dalam Dana Jaminan setelah dikurangi biaya atas jasa pengelolaan kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan sebagaimana dimaksud dalam angka 12 peraturan ini. 8. Direksi Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib melaporkan kepada Bapepam setiap bulan posisi keuangan Dana Jaminan, dengan menggunakan prinsip akuntansi dan bentuk yang sama yang berlaku pada Reksa Dana selambat-lambatnya hari ke-15 (kelima belas) pada bulan berikutnya dengan tembusan kepada komite kebijakan kredit dan pengendalian risiko dan komisaris Lembaga Kliring dan Penjaminan. 9. Dana Jaminan tidak termasuk dalam laporan keuangan Lembaga Kliring dan Penjaminan dan wajib dilaporkan secara terpisah. 10. Laporan keuangan tahunan Dana Jaminan wajib disusun oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan dan diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam serta dilaporkan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan kepada Bapepam selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah tanggal tahun buku berakhir. 11. Dana Jaminan wajib disimpan dalam Rekening Efek pada bank Kustodian yang disetujui oleh komite kebijakan kredit dan pengendalian risiko Lembaga Kliring dan Penjaminan. 12. Lembaga Kliring dan Penjaminan dapat mengenakan biaya atas jasa pengelolaan investasi sebanyak- banyaknya 10% (sepuluh perseratus) dari pendapatan bersih setelah pajak hasil investasi Dana Jaminan. Bapepam dapat menentukan batasan lain yang lebih kecil dengan memperhatikan kondisi keuangan Lembaga Kliring dan Penjaminan. 13. Biaya yang berkaitan dengan jasa akuntansi dan audit laporan keuangan Dana Jaminan dibebankan pada Dana Jaminan dan besarnya biaya dimaksud wajib dimintakan persetujuan terlebih dahulu oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan kepada komite kebijakan kredit dan pengendalian risiko Dana Jaminan. IV-4 Peraturan Nomor III.B.7 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 47/PM/2004 Tanggal : 9 Desember 2004 14. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dapat mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk pihak-pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 9 Desember 2004 Pgs. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal ttd. Darmin Nasution NIP 130605098 IV-5
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-47/PM/2004|KEPTA-BAPEPAM/2004 </reg_id> <reg_title> DANA JAMINAN </reg_title> <set_date> 9 Desember 2004 </set_date> <effective_date> 9 Desember 2004 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-26/PM/2000|KEPTA-BAPEPAM/2000' </replaced_reg> <related_reg> '45/PP/1995', '530/KMK.01/2004|KEP-MENKEU/2004', '46/PP/1995', '446/KMK.01/1983|KEP-MENKEU/1983', '8/UU/1995', '12/PP/2004' </related_reg>
Peraturan Nomor XIV.B.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 21 /PM/1999 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA DENDA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : a. bahwa untuk terciptanya keterbukaan informasi sebagai pertanggungjawaban kepada masyarakat pemodal serta untuk tercapainya Good Corporate Governance, dalam perundang-undangan di bidang Pasar Modal ditegaskan bahwa Pihak yang telah memperoleh izin, persetujuan atau pendaftaran dari Bapepam wajib menyampaikan laporan kepada Bapepam; b. bahwa untuk menjamin pelaksanakan penyampaian laporan dimaksud, dalam Pasal 102 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, ditegaskan bahwa bagi setiap Pihak yang melakukan pelanggaran peraturan perundang- undangan di bidang Pasar Modal dikenakan sanksi administratif antara lain berupa denda; c. bahwa untuk meningkatkan ketertiban dalam pelaksanaan pembayaran denda yang telah dikenakan kepada Pihak yang melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, maka perlu ditetapkan ketentuan mengenai tata cara penagihan sanksi administratif berupa denda dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara (Lembaran Negara RI Tahun 1960 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2104); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara RI Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3687); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara RI Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara RI Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3694); 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1991 tentang Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara; IV-1 Peraturan Nomor XIV.B.1 8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 160/M Tahun 1998 tanggal 19 Juni 1998; 9. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 940/KMK.01/1991 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara; 10. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 376/KMK.01/1998 tentang Pengurusan Piutang Negara; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG TATA CARA PENAGIHAN SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA DENDA. Pasal 1 Ketentuan mengenai Tata Cara Penagihan Sanksi Administratif Berupa Denda diatur dalam Peraturan Nomor: XIV.B.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 5 Agustus 1999 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Jusuf Anwar NIP 060033316 IV-2 Peraturan Nomor XIV.B.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 21/PM/1999 Tanggal : 5 Agustus 1999 PERATURAN NOMOR XIV.B.1 : TATA CARA PENAGIHAN SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA DENDA 1. Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan : a. Pihak adalah orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok terorganisasi. b. Denda adalah kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada negara karena pelanggaran terhadap Undang-undang Pasar Modal dan atau peraturan pelaksanaannya. c. Bunga adalah sejumlah uang yang timbul sebagai akibat tidak dipenuhinya kewajiban pembayaran denda dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. d. Piutang Negara adalah sejumlah uang yang wajib dibayar pada Negara atau Badan- badan baik secara langsung maupun tidak langsung dikuasai oleh Negara, berdasarkan suatu perjanjian, peraturan atau sebab apapun. 2. Kepala Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum Bapepam atas nama Ketua Bapepam mengeluarkan surat pengenaan dan penagihan sanksi administratif berupa denda serta melimpahkan piutang macet. 3. Setiap Pihak yang telah dikenakan sanksi denda wajib segera melunasi dan menyampaikan bukti pembayaran kepada Bapepam dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak surat sanksi administratif berupa denda ditetapkan. 4. Pembayaran sanksi administratif berupa denda ditujukan kepada Kantor Kas Negara dengan menggunakan formulir surat setoran penerimaan negara bukan pajak (SSBP) dengan kode Map. 0892. 5. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam angka 3 denda tidak dilunasi, Bapepam akan memberikan surat tegoran pertama untuk segera melunasi denda beserta bunga atas denda selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak ditetapkannya surat tegoran pertama, dengan menggunakan Formulir Nomor XIV.B.1-1 lampiran 1 peraturan ini. 6. Besarnya bunga sebagaimana dimaksud dalam angka 5 ditetapkan sebesar 2% (dua perseratus) per bulan sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak. 7. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada surat tegoran pertama, sanksi administratif berupa denda beserta bunga tidak dilunasi, maka Bapepam akan memberikan surat tegoran kedua dengan jangka waktu pelunasan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak ditetapkannya surat tegoran tersebut, dengan menggunakan Formulir Nomor XIV.B.1- 2 lampiran 2 peraturan ini. IV-3 Peraturan Nomor XIV.B.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 21/PM/1999 Tanggal : 5 Agustus 1999 8. Apabila jangka waktu yang diberikan dalam surat tegoran kedua untuk melunasi piutang telah lewat, maka piutang dikategorikan sebagai piutang macet yang pengurusannya dilimpahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)/Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN). Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 5 Agustus 1999 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Jusuf Anwar NIP 060033316 IV-4 LAMPIRAN Peraturan Nomor XIV.B.1 : 1 Peraturan Nomor : XIV.B. 1 FORMULIR NOMOR : XIV.B.1-1 Nomor Lampiran : Perihal : S- /PM/ (Tahun) : Tegoran Pertama Yth .......................... (Pihak) .......................... .......................... Sehubungan dengan perihal tersebut di atas, dengan ini disampaikan kepada Saudara hal-hal sebagai berikut : 1. …………..(Pihak) telah dikenakan sanksi denda sebesar Rp ……………. (terbilang), atas ………….(pelanggaran), sebagaimana dimaksud dalam Surat Bapepam Nomor S-..../PM/ ……….(tahun).......(tanggal)........(bulan)……..(tahun). 2. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 setiap keterlambatan pembayaran sanksi denda yang masuk dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dikenakan bunga sebesar 2 % (dua perseratus) per bulan dari jumlah denda yang telah ditetapkan. 3 . Berdasarkan hal tersebut, dengan ini kami peringatkan Saudara agar segera melunasi kewajiban untuk membayar denda ditambah bunga dengan jumlah seluruhnya sebesar Rp………. (terbilang) paling lambat 14 (empat belas) hari sejak ditetapkannya surat ini dan menyetorkan kepada Kas Negara dengan menggunakan formulir Surat Setoran Penerimaan Bukan Pajak (SSBP) dengan kode MAP. 0892. Bukti penyetoran ke Kas Negara tersebut wajib segera disarnpaikan kepada Bapepam. Demikian agar Saudara maklum. a.n. Ketua Bapepam Kepala Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum ....................…. NIP…………... Jakarta,…………. Tembusan : ............... IV-5 Peraturan Nomor XIV.B.1 LAMPIRAN : 2 Peraturan Nomor : XIV.B. 1 FORMULIR NOMOR : XIV.B.1-2 Nomor : S- Lampiran : Perihal /PM/ (Tahun) : Tegoran Kedua Yth .................... (Pihak) .......................... .......................... Sehubungan dengan perihal tersebut di atas, dengan ini disampaikan kepada Saudara hal-hal sebagai berikut : 1 . Sampai saat ini kami belum menerima bukti bahwa Saudara telah membayar denda sebagaimana dimaksud dalain surat tegoran pertama Nomor: S- /PM/………. (Tahun),……….(tanggal) …………(bulan)……….(tahun). 2. Berdasarkan hal tersebut, dengan ini kami peringatkan Saudara agar segera melunasi kewajiban untuk membayar denda ditwnbah bunga sebagaimana ditetapkan dalam surat tegoran pertama paling lambat 14 (empat belas) hari sejak ditetapkannya surat ini dan menyetorkan kepada Kas Negara dengan menggunakan formulir Surat Setoran Penerimaan Bukan Pajak (SSBP) dengan kode MAP.0892. Bukti penyetoran ke Kas Negara tersebut wajib segera disainpaikan kepada Bapepam. 3. Apabila dalam jangka waktu yang telah ditetapkan untuk melunasi piutang telah lewat maka piutang dikategorikan sebagai piutang macet yang penagihannya dilimpahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) / Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN). Demikian agar Saudara maklum. a.n Ketua Bapepam Kepala Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum ....................…. NIP…………...... Tembusan : ............... Jakarta,…………. IV-6
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-21/PM/1999|KEPTA-BAPEPAM/1999 </reg_id> <reg_title> TATA CARA PENAGIHAN SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA DENDA </reg_title> <set_date> 5 Agustus 1999 </set_date> <effective_date> 5 Agustus 1999 </effective_date> <related_reg> '45/PP/1995', '20/UU/1997', '940/KMK.01/1991|KEP-MENKEU/1991', '160/M|KEPPRES/1998', '376/KMK.01/1998|KEP-MENKEU/1998', '46/PP/1995', '22/PP/1997', '21/KEPPRES/1991', '8/UU/1995', '49/PERPPU/1960' </related_reg>
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-614/BL/2011 TENTANG TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan kemudahan bagi Emiten atau Perusahaan Publik dalam memperoleh akses pendanaan yang termasuk dalam kriteria Transaksi Material dengan tetap memperhatikan perlindungan kepada investor, dipandang perlu untuk menyempurnakan Keputusan Ketua Bapepam dan LK KEP-413/BL/2009 tentang Perubahan Peraturan Nomor IX.E.2 Tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam dan LK yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 20/M Tahun 2011; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA. Pasal 1 Ketentuan mengenai Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama diatur dalam Peraturan Nomor IX.E.2 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -2- Pasal 2 Dengan berlakunya keputusan ini, maka Peraturan Bapepam Nomor IX.E.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-413/BL/2009 tentang Perubahan Peaturan Nomor IX.E.2 Tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama dinyatakan tidak berlaku. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 28 November 2011. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 28 November 2011 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd ttd Nurhaida NIP 195906271989022001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal PERATURAN NOMOR IX.E.2 : TRANSAKSI 1. KETENTUAN UMUM a. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1) Perusahaan adalah Emiten yang telah melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas atau Perusahaan Publik. 2) Transaksi Material adalah setiap: a) penyertaan dalam badan usaha, proyek, dan/atau kegiatan usaha tertentu; b) pembelian, penjualan, pengalihan, tukar menukar aset atau segmen usaha; c) sewa menyewa aset; d) pinjam meminjam dana; e) menjaminkan aset; dan/atau f) memberikan jaminan perusahaan; dengan nilai 20% (dua puluh perseratus) atau lebih dari ekuitas Perusahaan, yang dilakukan dalam satu kali atau dalam suatu rangkaian transaksi untuk suatu tujuan atau kegiatan tertentu. 3) Perusahaan Terkendali adalah suatu perusahaan yang dikendalikan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan. 4) Kegiatan Usaha Utama adalah kegiatan usaha sesuai dengan yang tercantum dalam anggaran dasar Perusahaan dan telah dijalankan. b. Nilai Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir 2) dihitung berdasarkan laporan keuangan sebagai berikut: 1) laporan keuangan tahunan yang diaudit; 2) laporan keuangan tengah tahunan yang disertai laporan Akuntan dalam rangka penelaahan terbatas paling sedikit untuk akun ekuitas; atau 3) laporan keuangan interim yang diaudit selain laporan keuangan interim tengah tahunan, dalam hal Perusahaan mempunyai laporan keuangan interim, mana yang terkini. c. Tanggal laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam huruf b yang digunakan untuk menghitung nilai Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir 2) tidak boleh melebihi 12 (dua belas) bulan sebelum: 1) tanggal transaksi dilaksanakan dalam hal Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf a; atau : Kep-614/BL/2011 : 28 November 2011 MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal -2- 2) tanggal diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam hal Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b. 2. TRANSAKSI MATERIAL a. Perusahaan yang melakukan Transaksi Material dengan nilai transaksi 20% (dua puluh perseratus) sampai dengan 50% (lima puluh perseratus) dari ekuitas Perusahaan tidak diwajibkan untuk memperoleh persetujuan RUPS, namun wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) mengumumkan informasi mengenai Transaksi Material kepada masyarakat dalam paling sedikit satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dan menyampaikan dokumen pendukungnya kepada Bapepam dan LK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah tanggal ditandatanganinya perjanjian Transaksi Material; 2) informasi sebagaimana dimaksud dalam butir 1) mencakup: a) uraian mengenai Transaksi Material yang dilakukan, paling sedikit meliputi obyek transaksi, nilai transaksi, dan pihak-pihak yang melakukan transaksi (nama, alamat, telepon, faksimili, pengurusan, dan pengawasan); b) penjelasan, pertimbangan, dan alasan dilakukannya Transaksi Material serta pengaruh transaksi tersebut pada kondisi keuangan Perusahaan; Dalam hal Transaksi Material berupa pembelian atau penjualan saham yang menyebabkan Perusahaan memperoleh atau kehilangan pengendalian atas perusahaan, maka pengaruh transaksi tersebut pada kondisi keuangan Perusahaan wajib disajikan dalam informasi keuangan proforma yang direview oleh Akuntan. c) ringkasan laporan Penilai, paling sedikit meliputi: (1) identitas Pihak; (2) obyek penilaian; (3) tujuan penilaian; (4) asumsi-asumsi dan kondisi pembatas; (5) pendekatan dan metode penilaian; (6) kesimpulan nilai; dan (7) pendapat kewajaran atas transaksi. Dalam hal laporan Penilai memberikan pendapat tidak wajar, maka Perusahaan wajib mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam huruf b. Jangka waktu antara tanggal penilaian dan tanggal Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam huruf a tidak boleh melebihi 6 (enam) bulan. d) dalam hal obyek Transaksi Material adalah: : Kep-614/BL/2011 : 28 November 2011 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal -3- (1) saham perusahaan tertutup, maka informasi yang diumumkan paling sedikit adalah data keuangan perusahaan yang sahamnya akan dibeli, dijual, atau dilakukan penyertaan, dengan ketentuan: (a) untuk perusahaan yang akan didirikan, berupa studi kelayakan yang dibuat oleh Penilai; (b) untuk perusahaan yang sudah berdiri tetapi belum melakukan Kegiatan Usaha Utama, berupa neraca pembukaan yang telah diaudit; (c) untuk perusahaan yang sudah berdiri dan telah melakukan Kegiatan Usaha Utama berupa laporan keuangan yang telah diaudit untuk 2 (dua) tahun terakhir; (d) untuk perusahaan yang didirikan kurang dari 2 (dua) tahun, maka laporan keuangan yang diaudit tersebut disesuaikan dengan jangka waktu berdirinya; Jangka waktu antara tanggal laporan keuangan terakhir yang diaudit dari perusahaan yang menjadi obyek transaksi dan tanggal Transaksi Material tidak boleh melebihi 6 (enam) bulan. (2) aset selain saham, maka informasi yang diumumkan paling sedikit adalah data rincian dan jenis aset yang akan dibeli, dijual, disewa, disewakan, dialihkan, atau ditukar termasuk aspek hukumnya; (3) segmen usaha, maka informasi yang diumumkan paling sedikit adalah data mengenai segmen usaha yang akan dibeli, dijual, dialihkan, atau ditukar, serta aset dan kewajiban yang melekat pada segmen usaha tersebut termasuk aspek hukumnya; (4) dana yang dipinjam atau dipinjamkan, maka informasi yang wajib diumumkan paling sedikit adalah para Pihak yang melakukan Transaksi Material, jumlah dana yang dipinjam atau dipinjamkan, serta ketentuan dan persyaratan pinjam meminjam termasuk bunga, jangka waktu, jaminan, dan hal- hal yang dilarang dilakukan oleh debitur; (5) aset yang dijaminkan, maka informasi yang wajib diumumkan paling sedikit adalah para Pihak yang melakukan Transaksi Material, obyek jaminan, syarat penjaminan, nilai penjaminan, dan risiko yang mungkin terjadi jika penjaminan harus dilaksanakan oleh Perusahaan; (6) jaminan perusahaan, maka informasi yang wajib diumumkan paling sedikit adalah para Pihak yang melakukan Transaksi Material, obyek yang dijamin, syarat penjaminan, nilai penjaminan, dan risiko yang mungkin terjadi jika penjaminan harus dilaksanakan oleh Perusahaan. : Kep-614/BL/2011 : 28 November 2011 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal -4- e) dewan komisaris dan direksi menyatakan bahwa semua informasi material telah diungkapkan dan informasi tersebut tidak menyesatkan; f) penjelasan tentang tempat atau alamat yang dapat dihubungi pemegang saham untuk memperoleh informasi mengenai Transaksi Material; dan g) direksi menyatakan bahwa Transaksi Material: (1) tidak mengandung Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.1; dan/atau (2) merupakan atau tidak merupakan Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.1. 3) dalam hal Transaksi Material merupakan Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.1, maka informasi yang harus ditambahkan adalah: a) hubungan dan sifat hubungan Afiliasi dari pihak-pihak yang melakukan Transaksi Material dengan Perusahaan; dan b) penjelasan, pertimbangan, dan alasan dilakukannya transaksi tersebut, dibandingkan dengan apabila dilakukan transaksi lain yang sejenis yang tidak dilakukan dengan Pihak terafiliasi. 4) dalam hal obyek Transaksi Material berupa pembelian atau penjualan saham Perusahaan lain atau saham perusahaan terbuka di luar negeri, maka Perusahaan hanya diwajibkan untuk melakukan keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor X.K.1. b. Perusahaan yang melakukan Transaksi Material dengan nilai transaksi lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari ekuitas Perusahaan diwajibkan untuk memperoleh persetujuan RUPS, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) persetujuan RUPS yang dilakukan sesuai dengan Peraturan Nomor IX.J.1 dan Anggaran Dasar Perusahaan; 2) dalam agenda RUPS harus ada acara khusus mengenai penjelasan tentang Transaksi Material yang akan dilakukan; 3) penjelasan oleh Perusahaan dalam RUPS mengenai Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam butir 2) meliputi seluruh informasi sebagaimana diatur dalam huruf a butir 2) dan huruf a butir 3); 4) mengumumkan dalam paling sedikit satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dalam waktu bersamaan dengan pengumuman RUPS, informasi yang mencakup paling sedikit seluruh informasi sebagaimana diatur dalam huruf a butir 2) dan huruf a butir 3), serta tanggal, waktu, dan tempat diselenggarakannya RUPS; 5) dalam hal terdapat perubahan atau penambahan informasi sebagaimana dimaksud dalam butir 4), maka perubahan atau penambahan informasi tersebut wajib diumumkan paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum RUPS; : Kep-614/BL/2011 : 28 November 2011 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal -5- 6) menyediakan data tentang Transaksi Material bagi pemegang saham, yang paling sedikit meliputi: a) informasi sebagaimana dipersyaratkan dalam butir 4); b) laporan penilaian oleh Penilai; dan c) dokumen mengenai informasi sebagaimana dimaksud dalam butir 4); 7) data sebagaimana dimaksud dalam butir 6) wajib tersedia bagi pemegang saham sejak pengumuman RUPS dan disampaikan kepada Bapepam dan LK dalam waktu bersamaan dengan pengumuman RUPS dalam rangka persetujuan Transaksi Material; dan 8) jangka waktu antara tanggal penilaian dan tanggal pelaksanaan RUPS tidak boleh melebihi 6 (enam) bulan. c. Dalam hal Perusahaan melakukan Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam huruf b berupa penerbitan Efek bersifat utang dimana pihak pembeli Efek bersifat utang belum diketahui, maka informasi mengenai: 1) Pihak yang membeli Efek bersifat utang dan ringkasan laporan Penilai sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir 2) poin a) dan huruf a butir 2) poin c) tidak wajib diungkapkan; dan 2) jumlah dana yang akan dipinjam, tingkat suku bunga, dan nilai penjaminan (jika ada) sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir 2) poin d) angka (4), huruf a butir 2) poin d) angka (5), dan huruf a butir 2) poin d) angka (6) disajikan sebesar nilai maksimal. d. Informasi sebagaimana dimaksud dalam huruf c butir 1) dan huruf c butir 2) wajib diumumkan dalam paling sedikit satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dan dokumen pendukungnya disampaikan kepada Bapepam dan LK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah tanggal diterbitkannya Efek bersifat utang. e. Dalam hal Perusahaan melakukan Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam huruf b berupa pengambilalihan, maka Perusahaan wajib melakukan RUPS sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.J.1 mengenai RUPS untuk pengambilalihan. f. Transaksi Material yang dilakukan melalui proses lelang terbuka berlaku ketentuan sebagai berikut: 1) dalam hal Perusahaan sebagai pihak yang melakukan lelang, pengumuman sebagaimana dimaksud dalam huruf b butir 4) tidak diwajibkan mencakup identitas pihak yang bertransaksi dengan Perusahaan; dan 2) dalam hal Perusahaan sebagai peserta lelang, tidak wajib untuk menunjuk Penilai. g. Dalam hal Transaksi Material yang telah disetujui dalam RUPS belum dilaksanakan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal persetujuan RUPS, maka Transaksi Material hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan kembali RUPS. : Kep-614/BL/2011 : 28 November 2011 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal -6- h. Dalam hal obyek Transaksi Material adalah saham Perusahaan lain, maka harga saham wajib ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut: 1) atas saham yang tidak tercatat dan tidak diperdagangkan di Bursa Efek, maka harga saham: a) untuk penjualan, paling rendah sebesar harga pasar wajar atau lebih tinggi dari harga pasar wajar yang ditetapkan oleh Penilai, mana yang lebih tinggi; atau b) untuk pembelian, paling tinggi sebesar harga pasar wajar atau lebih rendah dari harga pasar wajar yang ditetapkan oleh Penilai, mana yang lebih rendah; 2) atas saham yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek, namun selama 90 (sembilan puluh) hari atau lebih sebelum Transaksi Material oleh Perusahaan tidak diperdagangkan di Bursa Efek atau dihentikan sementara perdagangannya oleh Bursa Efek, maka harga saham adalah: a) untuk penjualan, paling rendah sebesar harga pasar wajar atau lebih tinggi dari harga pasar wajar yang ditetapkan oleh Penilai atau paling rendah sebesar harga rata-rata dari harga penutupan perdagangan harian di Bursa Efek dalam waktu 12 (dua belas) bulan terakhir yang dihitung mundur dari hari perdagangan terakhir atau hari dihentikan sementara perdagangannya, mana yang lebih tinggi; atau b) untuk pembelian, paling tinggi sebesar harga pasar wajar atau lebih rendah dari harga pasar wajar yang ditetapkan oleh Penilai atau paling tinggi sebesar harga rata-rata dari harga penutupan perdagangan harian di Bursa Efek dalam waktu 12 (dua belas) bulan terakhir yang dihitung mundur dari hari perdagangan terakhir atau hari dihentikan sementara perdagangannya, mana yang lebih rendah; 3) atas saham yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek, maka harga saham adalah: a) untuk penjualan, paling rendah sebesar harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek selama 90 (sembilan puluh) hari terakhir sebelum: (1) tanggal Transaksi Material dilaksanakan oleh Perusahaan, jika nilai transaksi tersebut memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam huruf a; atau (2) tanggal pengumuman RUPS, jika nilai Transaksi Material memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam huruf b; b) untuk pembelian, paling tinggi sebesar harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek selama 90 (sembilan puluh) hari terakhir sebelum: (1) tanggal Transaksi Material dilaksanakan oleh Perusahaan, jika nilai transaksi tersebut memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam huruf a; atau : Kep-614/BL/2011 : 28 November 2011 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal -7- (2) tanggal pengumuman RUPS, jika nilai Transaksi Material memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam huruf b. i. j. Perusahaan tidak diwajibkan menunjuk Penilai, jika Perusahaan melakukan Transaksi Material berupa penjualan atau pembelian saham yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf h butir 3). Dalam hal Transaksi Material dilakukan oleh: 1) Perusahaan Terkendali yang laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan Perusahaan dan bukan merupakan Perusahaan, maka Perusahaan tersebut wajib melakukan prosedur sebagaimana diatur dalam Peraturan ini; 2) Perusahaan Terkendali yang laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan Perusahaan dan merupakan Perusahaan, maka hanya Perusahaan Terkendali dimaksud yang wajib melakukan prosedur sebagaimana diatur dalam Peraturan ini; 3. PENGECUALIAN KETENTUAN TRANSAKSI MATERIAL a. Ketentuan tentang Transaksi Material sebagaimana diatur dalam angka 2, tidak berlaku untuk: 1) Perusahaan yang melakukan Transaksi Material dengan Perusahaan Terkendali yang sahamnya dimiliki paling sedikit 99% (sembilan puluh sembilan perseratus) dari modal disetor Perusahaan Terkendali atau Transaksi Material yang dilakukan antara sesama Perusahaan Terkendali yang saham atau modalnya dimiliki paling sedikit 99% (sembilan puluh sembilan perseratus) oleh Perusahaan dimaksud; 2) Perusahaan yang memberikan jaminan perusahaan (corporate guaranty) kepada Pihak lain atas transaksi Perusahaan Terkendali yang dimiliki paling sedikit 99% (sembilan puluh sembilan perseratus); 3) Perusahaan yang menerima pinjaman secara langsung dari bank, perusahaan modal ventura, perusahaan pembiayaan, atau perusahaan pembiayaan infrastruktur baik dari dalam negeri maupun luar negeri; 4) Perusahaan yang memberikan jaminan kepada bank, perusahaan modal ventura, perusahaan pembiayaan, atau perusahaan pembiayaan infrastruktur baik dari dalam negeri maupun luar negeri atas pinjaman yang diterima secara langsung oleh Perusahaan atau Perusahaan Terkendali; 5) Perusahaan yang melakukan Transaksi Material yang merupakan Kegiatan Usaha Utama; 6) Transaksi Material yang dilakukan oleh Perusahaan atas aset yang digunakan: a) langsung untuk proses produksi atau Kegiatan Usaha Utama; dan/atau b) untuk mendukung secara langsung proses produksi atau Kegiatan Usaha Utama; : Kep-614/BL/2011 : 28 November 2011 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal -8- 7) penerbitan Efek selain Efek Bersifat Ekuitas oleh Perusahaan melalui Penawaran Umum; 8) Perusahaan yang telah mengungkapkan informasi Transaksi Material secara lengkap dalam Prospektus dan telah memenuhi ketentuan keterbukaan informasi sebagaimana diatur dalam peraturan ini; 9) Perusahaan yang menambah atau mengurangi penyertaan modal untuk mempertahankan persentase kepemilikannya setelah penyertaan dimaksud dilakukan selama paling sedikit satu tahun; 10) Transaksi Material yang dilakukan oleh bank yang memiliki kondisi sedang memperoleh pinjaman dari Bank Indonesia atau lembaga pemerintah lain yang jumlahnya lebih dari 100% (seratus perseratus) dari modal disetor atau kondisi lain yang dapat mengakibatkan restrukturisasi bank oleh instansi Pemerintah yang berwenang; 11) Transaksi material yang dilakukan oleh Perusahaan selain bank yang mempunyai modal kerja bersih negatif dan ekuitas negatif; 12) pelepasan atau perolehan secara langsung suatu kekayaan oleh atau dari Perusahaan sebagai akibat penetapan atau putusan pengadilan; dan/atau 13) Transaksi Material yang dilakukan oleh Perusahaan dalam rangka pemenuhan kewajiban yang diatur dalam peraturan perundang- undangan. b. Perusahaan yang melakukan Transaksi Material yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam huruf a wajib melakukan keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor X.K.1. 4. PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA a. Perusahaan yang melakukan perubahan Kegiatan Usaha Utama wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan RUPS. Dalam agenda RUPS harus ada acara khusus mengenai pembahasan studi kelayakan tentang perubahan Kegiatan Usaha Utama perusahaan tersebut. b. Perubahan Kegiatan Usaha Utama berupa pengurangan Kegiatan Usaha Utama tidak diwajibkan memperoleh persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan ketentuan: 1) Kegiatan Usaha Utama yang akan dikurangi mengalami kerugian usaha selama 3 (tiga) tahun berturut-turut berdasarkan laporan keuangan tahunan Perusahaan; 2) pengurangan Kegiatan Usaha Utama tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha Perusahaan; dan 3) Perusahaan wajib mengumumkan kepada masyarakat dan menyampaikan informasi perubahan Kegiatan Usaha Utama tersebut kepada Bapepam dan LK dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak keputusan perubahan Kegiatan Usaha Utama. c. Perusahaan yang melakukan perubahan Kegiatan Usaha Utama wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: : Kep-614/BL/2011 : 28 November 2011 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal -9- 1) Mengumumkan dalam paling sedikit satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, dalam waktu bersamaan dengan pengumuman RUPS sebagaimana diatur pada Peraturan Nomor IX.J.1, informasi yang mencakup antara lain: a) ringkasan tentang studi kelayakan perubahan Kegiatan Usaha Utama, paling sedikit meliputi; (1) maksud dan tujuan; (2) asumsi-asumsi dan kondisi pembatas; dan (3) pendapat atas kelayakan perubahan Kegiatan Usaha Utama; b) ketersediaan tenaga ahli berkaitan dengan perubahan Kegiatan Usaha Utama; c) penjelasan, pertimbangan, dan alasan dilakukannya perubahan Kegiatan Usaha Utama; d) penjelasan tentang pengaruh perubahan Kegiatan Usaha Utama pada kondisi keuangan Perusahaan; dan e) hal-hal material lainnya yang berkaitan dengan Kegiatan Usaha Utama yang baru. 2) Menyediakan data tentang perubahan Kegiatan Usaha Utama tersebut bagi pemegang saham sejak saat pengumuman RUPS dan menyampaikan kepada Bapepam dan LK paling lambat pada saat pengumuman RUPS, yang mencakup antara lain: a) informasi sebagaimana dipersyaratkan dalam butir 1); dan b) laporan penilaian Penilai tentang studi kelayakan atas perubahan Kegiatan Usaha Utama. Jangka waktu antara tanggal penilaian dan tanggal pelaksanaan RUPS tidak boleh melebihi 6 (enam) bulan. d. Dalam hal perubahan Kegiatan Usaha Utama dilakukan oleh Perusahaan Terkendali yang laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan Perusahaan dan merupakan Perusahaan, maka hanya Perusahaan Terkendali dimaksud yang wajib melakukan prosedur sebagaimana diatur dalam Peraturan ini. e. Dalam hal perubahan Kegiatan Usaha Utama dilakukan oleh Perusahaan Terkendali yang laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan Perusahaan dan bukan merupakan Perusahaan, maka Perusahaan tersebut wajib melakukan prosedur sebagaimana diatur dalam Peraturan ini sepanjang kontribusi pendapatan Perusahaan Terkendali tersebut sebesar 20% (dua puluh perseratus) atau lebih dari pendapatan Perusahaan berdasarkan: 1) laporan keuangan konsolidasi tahunan Perusahaan, apabila laporan keuangan Perusahaan Terkendali telah dikonsolidasikan; atau 2) informasi keuangan proforma konsolidasi Perusahaan yang direview oleh Akuntan apabila laporan keuangan Perusahaan Terkendali : Kep-614/BL/2011 : 28 November 2011 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal -10- belum dikonsolidasikan dalam laporan keuangan tahunan Perusahaan. 5. KETENTUAN PENUTUP a. Bukti iklan yang diterbitkan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf a butir 1), angka 2 huruf b butir 4), dan angka 4 huruf c butir 1) harus disampaikan kepada Bapepam dan LK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah informasi tersebut diiklankan. b. Jika rencana Transaksi Material atau perubahan Kegiatan Usaha Utama tidak memperoleh persetujuan dari RUPS, maka rencana tersebut baru dapat diajukan kembali 12 (dua belas) bulan setelah pelaksanaan RUPS tersebut. c. Dalam hal Transaksi Material mengandung Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.1, maka Perusahaan tersebut disamping harus memenuhi Peraturan ini juga harus memenuhi Peraturan Nomor IX.E.1. d. Dalam hal Transaksi Material merupakan transaksi pengambilalihan Perusahaan Terbuka sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.H.1, maka Perusahaan disamping wajib memenuhi Peraturan ini juga wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.H.1. e. f. Hasil pelaksanaan Transaksi Material atau perubahan Kegiatan Usaha Utama wajib dilaporkan kepada Bapepam dan LK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah selesainya seluruh transaksi. Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal dan sanksi sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan ini, Bapepam dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pihak yang melanggar ketentuan Peraturan ini termasuk pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 28 November 2011 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. Nurhaida NIP 195906271989022001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001 : Kep-614/BL/2011 : 28 November 2011 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal -11- : Kep-614/BL/2011 : 28 November 2011
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-614/BL/2011|KEPTA-BAPEPAM/2011 </reg_id> <reg_title> TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA </reg_title> <set_date> 28 November 2011 </set_date> <effective_date> 28 November 2011 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-413/BL/2009|KEPTA-BAPEPAM/2009' </replaced_reg> <related_reg> '45/PP/1995', '20/M|KEPPRES/2011', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '8/UU/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.A.12 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-05/PM/2004 TENTANG PENAWARAN UMUM OLEH PEMEGANG SAHAM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa untuk memberikan landasan hukum bagi pelaksanaan penjualan saham baik saham Emiten, saham Perusahaan Publik, atau saham perusahaan selain Emiten atau Perusahaan Publik oleh pemegang sahamnya (divestasi), dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PENAWARAN UMUM OLEH PEMEGANG SAHAM. Pasal 1 Ketentuan mengenai Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham, diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.A.12 sebagaimana dimuat dalam Lampiran keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 09 Februari 2004 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-1 Peraturan Nomor IX.A.12 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-05/PM/2004 Tanggal : 09 Februari 2004 PERATURAN NOMOR IX.A.12 : PENAWARAN UMUM OLEH PEMEGANG SAHAM 1. Pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik yang melakukan Penawaran Umum atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya wajib mengajukan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam dalam 2 (dua) rangkap dengan cara menyampaikan dokumen- dokumen sebagai berikut : a. surat pengantar Pernyataan Pendaftaran sesuai Formulir Nomor IX.A.12 lampiran Peraturan ini. b. Prospektus yang memuat keterangan antara lain sebagai berikut : 1) Informasi yang termuat di halaman depan Prospektus, meliputi: a) tanggal efektif; b) nama Pihak yang menjamin Penawaran Umum oleh pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik (pembeli siaga), jika ada; c) masa penawaran; d) tanggal penjatahan; e) tanggal pengembalian uang pesanan; f) tanggal pendistribusian / penyerahan saham; g) nama Bursa Efek (jika ada) dimana saham dicatatkan; h) tempat dan tanggal penerbitan Prospektus; i) pernyataan berikut dalam huruf cetak besar dan tebal yang langsung dapat menarik perhatian pembaca: BAPEPAM TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI SAHAM INI. TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. j) pernyataan berikut dalam huruf cetak besar dan tebal yang langsung dapat menarik perhatian pembaca, dalam hal Penawaran Umum oleh pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya dilakukan dengan melakukan Penawaran Awal (book building): “INFORMASI DALAM DOKUMEN INI MASIH DAPAT DILENGKAPI DAN ATAU DIUBAH. PERNYATAAN PENDAFTARAN EFEK INI TELAH DISAMPAIKAN KEPADA BAPEPAM NAMUN BELUM MEMPEROLEH PERNYATAAN EFEKTIF DARI BAPEPAM. DOKUMEN INI HANYA DAPAT DIGUNAKAN DALAM RANGKA PENAWARAN AWAL TERHADAP EFEK INI. EFEK INI TIDAK DAPAT DIJUAL SEBELUM PERNYATAAN PENDAFTARAN YANG TELAH DISAMPAIKAN KEPADA BAPEPAM MENJADI EFEKTIF. PEMESANAN MEMBELI EFEK INI HANYA DAPAT DILAKSANAKAN SETELAH CALON PEMBELI ATAU PEMESAN MENERIMA ATAU MEMPUNYAI KESEMPATAN UNTUK MEMBACA PROSPEKTUS”. IV-2 Peraturan Nomor IX.A.12 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-05/PM/2004 Tanggal : 09 Februari 2004 2) Keterangan singkat mengenai saham yang akan ditawarkan yang meliputi antara lain: a) jumlah, klasifikasi dan nilai nominal saham yang ditawarkan; b) harga penawaran atas saham yang ditawarkan; c) harga saham pada Penawaran Umum saham yang telah dilakukan oleh Emiten atau Perusahaan Publik; 3) Keterangan singkat mengenai pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik yang akan melakukan Penawaran Umum atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya yang meliputi antara lain: a) nama lengkap; b) alamat lengkap; c) bidang usaha (jika berbentuk badan usaha); d) pekerjaan dan jabatan (jika perorangan); e) kewarganegaraan (jika perorangan); f) jumlah persentase kepemilikan saham pada Emiten atau Perusahaan Publik; g) proporsi kepemilikan saham oleh pemegang saham sebelum dan sesudah penawaran; h) hubungan afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik yang sahamnya ditawarkan selain karena kepemilikan saham. 4) Keterangan yang dicetak dengan huruf tebal serta dapat menarik perhatian pembaca, alasan atau pertimbangan pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik menjual sahamnya. 5) Keterangan singkat mengenai kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik dengan menyebutkan sumber informasi. 6) Laporan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik terakhir yang telah dipublikasikan, sekurang-kurangnya meliputi neraca, laporan rugi laba, arus kas dan laporan perubahan ekuitas. 7) Keterangan mengenai penjaminan Penawaran Umum oleh pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dilakukan oleh pembeli siaga, jika ada. 8) Pernyataan pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik, yang meliputi antara lain: a) Pernyataan bahwa seluruh informasi mengenai Emiten atau Perusahaan Publik yang disajikan dalam Prospektus adalah akurat dan sepenuhnya berasal dari informasi publik atau yang telah tersedia untuk publik; b) Pernyataan bahwa pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik bertanggungjawab sepenuhnya atas kebenaran seluruh informasi yang disajikan dalam Prospektus selain angka 1 huruf b butir 5) dan 6) peraturan ini; c) Pernyataan pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik bahwa yang bersangkutan tidak mempunyai informasi orang dalam. IV-3 Peraturan Nomor IX.A.12 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-05/PM/2004 Tanggal : 09 Februari 2004 d) Pernyataan bahwa saham yang ditawarkan dimiliki secara sah dan dalam keadaan bebas, tidak sedang dalam sengketa dan atau dijaminkan kepada Pihak manapun serta tidak sedang ditawarkan kepada Pihak lain. e) Pernyataan lainnya yang dianggap relevan. 9) Pengungkapan tentang besar dan tata cara pemberian ganti kerugian atas keterlambatan pengembalian uang pesanan. c. Surat pernyataan pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik bahwa segala biaya Penawaran Umum atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari pemegang saham yang melakukan Penawaran Umum dimaksud; 2. Pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik bertanggungjawab sepenuhnya atas ketelitian, kelengkapan, kecukupan, dan kebenaran informasi yang ada dalam dokumen Pernyataan Pendaftaran dan dokumen pendukungnya yang diajukan kepada Bapepam kecuali informasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b butir 8) a) di atas. 3. Dalam hal pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik yang akan melakukan Penawaran Umum atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya melakukan Penawaran Awal (book building) maka Penawaran Awal tersebut hanya dapat dilakukan sejak Pernyataan Pendaftaran diajukan kepada Bapepam. 4. Informasi yang disajikan dalam rangka Penawaran Awal (book building) memuat seluruh informasi di dalam Prospektus yang disampaikan kepada Bapepam sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran. 5. Dalam hal pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik bermaksud mengumumkan Prospektus Penawaran Umum atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya, maka pengumuman tersebut dapat dilakukan sejak pengajuan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam dan bukti pengumuman wajib disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya akhir hari kerja ke-2 (dua) setelah pengumuman. 6. Dalam hal pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik mengumumkan Prospektus Penawaran Umum atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya, pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik wajib mengumumkan setiap perbaikan atau tambahan informasi dalam Prospektus selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran. Perubahan dimaksud, termasuk penghapusan pernyataan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b butir 1) j), sekurang-kurangnya diumumkan dengan menggunakan media yang sama dengan media pengumuman yang digunakan pada angka 5 peraturan ini. Bukti pengumuman perubahan dimaksud wajib disampaikan kepada Bapepam selambat- lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah pengumuman dimaksud. 7. Penawaran Umum oleh pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya hanya dapat dilakukan jika Pernyataan Pendaftaran sudah menjadi efektif. 8. Pernyataan Pendaftaran dapat menjadi efektif sebagaimana ditetapkan pada angka 7 peraturan ini, dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut : IV-4 Peraturan Nomor IX.A.12 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-05/PM/2004 Tanggal : 09 Februari 2004 a. atas berlalunya waktu, yakni : 1) 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima Bapepam secara lengkap; atau 2) 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir yang diajukan pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik atau yang diminta Bapepam dipenuhi; atau b. atas dasar pernyataan efektif dari Bapepam bahwa tidak ada lagi keterangan lebih lanjut yang diperlukan. 9. Setelah efektifnya Pernyataan Pendaftaran dan sebelum dimulainya masa Penawaran Umum oleh pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya, pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyediakan Prospektus sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b peraturan ini. 10. Masa Penawaran Umum oleh pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari kerja. 11. Jangka waktu sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran sampai dengan disampaikannya laporan hasil Penawaran Umum oleh pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya kepada Bapepam selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja. 12. Jika jumlah pemesanan saham selama masa Penawaran Umum oleh pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya melebihi jumlah saham yang ditawarkan, maka dalam melakukan penjatahan wajib mendahulukan pemesanan saham yang dilakukan oleh pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik. Penjatahan kepada pemegang saham dimaksud wajib dilakukan secara proporsional terhadap jumlah kepemilikan saham masing-masing pemegang saham. 13. Dalam hal setelah dilakukan penjatahan sebagaimana dimaksud pada angka 12, masih terdapat sisa saham, maka wajib dilakukan penjatahan secara proporsional kepada pemesan yang bukan merupakan pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik serta pemesan yang merupakan pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik. 14. Penjatahan saham untuk suatu Penawaran Umum oleh pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya wajib diselesaikan selambat- lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah berakhirnya masa Penawaran Umum oleh pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik. 15. Pengembalian uang pesanan wajib dilakukan dalam waktu 2 (dua) hari kerja setelah masa penjatahan saham berakhir. Dalam hal terdapat pengembalian uang atas pemesanan pembelian saham yang melewati masa 2 (dua) hari kerja, maka pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik wajib membayar ganti kerugian atas keterlambatan tersebut. 16. Pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik yang melakukan Penawaran Umum atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya wajib menyampaikan laporan hasil Penawaran Umum tersebut kepada Bapepam selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah penjatahan saham berakhir. IV-5 Peraturan Nomor IX.A.12 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-05/PM/2004 Tanggal : 09 Februari 2004 17. Laporan hasil Penawaran Umum oleh pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya sebagaimana dimaksud pada angka 16 di atas, wajib sekurang-kurangnya memuat keterangan antara lain sebagai berikut : Publik, maka setelah pelaporan sebagaimana dimaksud dalam angka 16 pemegang saham dimaksud tidak diwajibkan untuk memenuhi ketentuan yang berlaku sebagai akibat Penawaran Umum atas saham Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud. a. jumlah saham yang ditawarkan; b. nama Pihak yang melakukan pemesanan; c. jumlah saham yang dipesan oleh masing-masing Pihak; d. nama Pihak yang mendapat penjatahan; dan e. jumlah saham yang diserahkan setelah proses penjatahan. 18. Dalam hal pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik yang melakukan Penawaran Umum atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya bukan merupakan Emiten atau Perusahaan Publik, maka setelah pelaporan sebagaimana dimaksud dalam angka 16 pemegang saham dimaksud tidak diwajibkan untuk memenuhi ketentuan yang berlaku sebagai akibat Penawaran Umum atas saham Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud. 19. Dalam hal Penawaran Umum oleh pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik atas saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dimilikinya berakibat terjadinya pengambilalihan Emiten atau Perusahaan Publik, maka Pihak yang menjadi pengendali baru Emiten atau Perusahaan Publik dikecualikan dari kewajiban melakukan Penawaran Tender sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. 20. Dalam hal pemegang saham akan menjual kepemilikan sahamnya pada perusahaan selain Emiten atau Perusahaan Publik melalui Penawaran Umum, maka Penawaran Umum atas saham tersebut hanya dapat dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan ketentuan Penawaran Umum sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum dan peraturan terkait lainnya. 21. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pihak yang melanggar ketentuan peraturan ini atau Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran ketentuan ini. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 09 Februari 2004 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-6 Peraturan Nomor IX.A.12 LAMPIRAN Peraturan Nomor IX.A.12 FORMULIR NOMOR : IX.A.12 Nomor ..............................,.(Tgl/bln/thn) : Lampiran : Perihal Kepada : Surat Pengantar untuk Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangk a Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham Emiten Atau Perusahaan Publik Yth. Ketua Bapepam di- Jakarta Bersama ini kami mengajukan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Pemegang Saham atas saham PT ……Tbk. (jelaskan: sifat, jumlah saham dan uraian singkat tentang saham yang ditawarkan) dalam 2 (dua) rangkap sebagai berikut: 1. Pemegang Saham Emiten dan Perusahaan Publik a. Nama Lengkap b. Alamat Lengkap c. Bentuk Hukum* : : : d. Nomor dan tanggal Akta Pendirian dan Akta Perubahan Anggaran Dasar terakhir;* e. Pengesahan dan Persetujuan otoritas yang berwenang atas Akta Pendirian; * f. Nomor dan Tanggal pengumuman dalam berita negara sehubungan denganbutir e di atas; * g. Domisili Pemegang Saham : h. Kewarganegaraan : ......( untuk pemegang saham perorangan) i. Pekerjaan dan Jabatan : ......( untuk pemegang saham perorangan) j. Bidang Usaha* :....... k. Nomor Surat Izin Usaha Perusahaan*; dan l. Nomor Pokok Wajib Pajak : ............... 2. Masa Penawaran Umum Pemegang Saham yang direncanakan. 3. Daftar Dokumen yang dilampirkan : a. .................. b.................. SETIAP PERNYATAAN ATAU KETERANGAN TENTANG EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK DALAM PERNYATAAN PENDAFTARAN INI ADALAH AKURAT DAN SETIAP PERNYATAAN ATAU KETERANGAN TENTANG PEMEGANG SAHAM SERTA KETERANGAN LAINNYA DALAM PERNYATAAN PENDAFTARAN INI ADALAH BENAR. (Nama Pemegang Saham) Materai Rp 6.000,- (Nama Jelas) *Hanya untuk pemegang saham berbentuk badan usaha (Direktur Utama)* IV-7
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-05/PM/2004|KEPTA-BAPEPAM/2004 </reg_id> <reg_title> PENAWARAN UMUM OLEH PEMEGANG SAHAM </reg_title> <set_date> 09 Februari 2004 </set_date> <effective_date> 09 Februari 2004 </effective_date> <related_reg> '46/PP/1995', '8/UU/1995', '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000' </related_reg>
Peraturan Nomor III.A.10 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 42/PM/1997 TENTANG TRANSAKSI EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Transaksi Efek; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG TRANSAKSI EFEK. Pasal 1 Ketentuan mengenai Transaksi Efek diatur dalam Peraturan Nomor III.A.10 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Februari 1998. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 26 Desember 1997 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor III.A.10 LAMPIRAN : Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-42/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 PERATURAN NOMOR III.A.10 : TRANSAKSI EFEK 1. Definisi a. Kliring adalah proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari Transaksi Bursa. b. Netting adalah kegiatan Kliring yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi setiap anggota Kliring untuk menyerahkan atau menerima saldo Efek tertentu untuk setiap jenis Efek yang ditransaksikan dan untuk menerima atau membayar sejumlah uang untuk seluruh Efek yang ditransaksikan. c. Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek, pinjam-meminjam Efek, atau kontrak lain mengenai Efek atau harga Efek. d. Transaksi di Luar Bursa adalah transaksi antar Perusahaan Efek atau antara Perusahaan Efek dengan Pihak lain yang tidak diatur oleh Bursa Efek, dan transaksi antar Pihak yang bukan Perusahaan Efek. e. Transaksi Nasabah Pemilik Rekening adalah transaksi Efek yang dilaksanakan oleh Perusahaan Efek untuk kepentingan rekening nasabahnya sesuai dengan kontrak antara Perusahaan Efek dengan nasabah tersebut, yang dibuat sesuai dengan angka 5 Peraturan Nomor V.D.3 dan angka 4 Peraturan Nomor V.D.6. f. Transaksi Nasabah Umum adalah transaksi melalui pemesanan Efek dalam Penawaran Umum oleh pemodal yang tidak mempunyai rekening Efek pada Perusahaan Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 5 huruf a butir 3) Peraturan Nomor V.D.3. g. Transaksi Nasabah Kelembagaan adalah transaksi Efek antara Perusahaan Efek dengan nasabah kelembagaan tertentu yang didasarkan pada perjanjian antara Perusahaan Efek dengan nasabah kelembagaan tersebut seperti perusahaan asuransi, Reksa Dana, bank atau lembaga keuangan lainnya yang tidak mempunyai rekening Efek pada Perusahaan Efek tersebut, sebagaimana dimaksud dalam angka 5 huruf a butir 3) Peraturan Nomor V.D.3. 2. Transaksi Bursa a. Bursa Efek dilarang membuat peraturan yang melarang atau menghalangi Emiten atau Biro Administrasi Efek untuk mendaftar Efek yang diperoleh melalui Transaksi di Luar Bursa, atau mensyaratkan bahwa pemindahan Efek harus didasarkan pada Transaksi Bursa, akan tetapi Bursa Efek dapat melarang anggotanya untuk melaksanakan transaksi di luar Bursa atas Efek yang tercatat di Bursa Efek. b. Bursa Efek dilarang membuat peraturan yang melarang atau menghalangi Perusahaan Efek, Emiten, Biro Administrasi Efek, atau Pihak lain untuk : 1) memindahkan Efek dari rekening Efek yang satu ke rekening Efek yang lain pada atau antar Bank Kustodian atau Perusahaan Efek; 2) memindahkan Efek ke dalam atau keluar Penitipan Kolektif; IV-2 Peraturan Nomor III.A.10 LAMPIRAN : Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-42/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 3) mengalihkan Efek menjadi atas nama Perusahaan Efek atau Lembaga Kliring dan Penjaminan untuk digunakan sebagai jaminan; dan 4) mengalihkan Efek dalam rangka pinjam-meminjam Efek, hibah, warisan, atau putusan pengadilan. c. Bursa Efek wajib mengeluarkan peraturan yang memuat ketentuan dan persyaratan Transaksi Bursa. d. Bursa Efek dapat menetapkan lebih dari satu jenis Transaksi Bursa, dengan ketentuan bahwa masing-masing jenis Transaksi Bursa tersebut dilaksanakan pada pasar yang berbeda yang dikelola dan diawasi oleh Bursa Efek. e. Peraturan Bursa Efek untuk masing-masing jenis Transaksi Bursa wajib memuat antara lain: 1) saat kontrak mulai mengikat; 2) syarat pembatalan kontrak, jika ada; 3) ketentuan mengenai jam dan tanggal yang telah ditentukan sebelumnya untuk penyelesaian transaksi atau ketentuan mengenai jam dan tanggal untuk penyelesaian transaksi yang dapat ditentukan secara bebas oleh Anggota Bursa Efek beli, Anggota Bursa Efek jual, atau keduanya secara bersama-sama; 4) ketentuan mengenai bentuk dan isi surat kuasa, dokumen pengalihan hak, dan keterangan atau pernyataan mengenai pengalihan hak atas Efek yang dicetak pada sertifikat Efek; 5) ketentuan mengenai sertifikat Efek, termasuk denominasi, metode pencetakan, jenis, berat dan ukuran kertas, kondisi fisik, dan ciri khusus pengamanan, dalam hal penyelesaian Transaksi Bursa dilakukan secara fisik; 6) ketentuan mengenai bentuk dan cara pembayaran dalam rangka penyelesaian transaksi; 7) ketentuan mengenai penyelesaian transaksi yang dapat dilakukan secara bagian demi bagian, jika ada; 8) ketentuan mengenai tata cara penyelesaian transaksi, termasuk ketentuan mengenai : a) penyelesaian transaksi yang dilaksanakan dengan cara pemindahbukuan atau dengan cara fisik; dan b) penyelesaian transaksi yang dilakukan dengan cara per transaksi antar Anggota Bursa Efek atau antara Anggota Bursa Efek dengan Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau dengan cara Netting antara Anggota Bursa Efek dengan Lembaga Kliring dan Penjaminan; 9) ketentuan mengenai hak-hak Anggota Bursa Efek beli seperti dividen, saham bonus, bunga, dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, serta ketentuan mengenai hak-hak dimaksud dalam hal terdapat penundaan atau kegagalan dalam penyelesaian Transaksi Bursa, dan ketentuan mengenai penagihan atas hak Anggota Bursa Efek beli serta pengembalian pajak; 10) ketentuan mengenai batas waktu perbaikan atas setiap jenis kesalahan dalam penyelesaian Transaksi Bursa, jika ada; IV-3 Peraturan Nomor III.A.10 LAMPIRAN : Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-42/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 11) ketentuan mengenai sanksi termasuk denda dalam hal terjadi kegagalan penyelesaian Transaksi Bursa, jika ada; dan 12) penanggulangan yang wajib ditempuh dalam hal terjadi kegagalan dalam penyelesaian Transaksi Bursa. f. Transaksi Bursa yang negosiasinya terjadi secara otomatis mengikat pada saat penawaran beli dan penawaran jual bertemu melalui sistem komputer, dan transaksi tersebut hanya dapat dibatalkan apabila disetujui oleh Anggota Bursa Efek beli, Anggota Bursa Efek jual, dan Bursa Efek pada hari yang sama sebelum Kliring dilaksanakan. g. Transaksi Bursa yang terjadi sebagai akibat negosiasi langsung antar Anggota Bursa Efek mulai mengikat pada saat sebagaimana diatur oleh peraturan Bursa Efek yang dapat didasarkan pada konfirmasi yang disampaikan oleh Anggota Bursa Efek beli, Anggota Bursa Efek jual, atau keduanya, dengan atau tanpa persetujuan atas konfirmasi dimaksud. h. Nasabah Anggota Bursa Efek hanya bertanggung jawab untuk memenuhi kewajibannya kepada Anggota Bursa Efek yang melaksanakan transaksi untuk kepentingan nasabah yang bersangkutan dan tidak bertanggung jawab kepada Pihak lain termasuk Lembaga Kliring dan Penjaminan, Anggota Bursa Efek lain, dan nasabah Anggota Bursa Efek lain. i. Dalam hal penyelesaian Transaksi Bursa dilaksanakan melalui proses Netting dan pemindah bukuan, maka : 1) hubungan hukum antar Anggota Bursa Efek yang menimbulkan hak dan kewajiban atas Transaksi Bursa yang dilakukannya beralih menjadi hubungan hukum antara Anggota Bursa Efek yang bersangkutan dengan Lembaga Kliring dan Penjaminan pada saat Kliring dilaksanakan; dan 2) masing-masing Anggota Bursa Efek yang melaksanakan transaksi dimaksud tidak dapat menuntut satu sama lain. j. Efek dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan oleh Emiten tertentu yang menjadi obyek dalam Transaksi Bursa adalah sepadan dan penyelesaian atas transaksi tersebut tidak dapat dibatasi, seperti oleh : 1) kepemilikan oleh Pihak tertentu, misalnya kepemilikan oleh Pihak asing; atau 2) nomor seri sertifikat Efek tertentu. 3. Transaksi Nasabah Pemilik Rekening a. Transaksi Nasabah Pemilik Rekening antara lain meliputi pesanan jual beli, pesanan pinjam meminjam, penerimaan hak-hak pemegang rekening atas Efek, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan rekening Efek nasabah tersebut. b. Dalam hubungannya dengan Transaksi Nasabah Pemilik Rekening, nasabah tersebut hanya terikat kepada Perusahaan Efek yang melaksanakan Transaksi Bursa atau Transaksi di Luar Bursa dan tidak terikat kepada Pihak lain termasuk Perusahaan Efek lain atau Lembaga Kliring dan Penjaminan yang menjadi Pihak atau terkait dalam Transaksi Bursa atau Transaksi di Luar Bursa tersebut. IV-4 Peraturan Nomor III.A.10 LAMPIRAN : Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-42/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 c. Dalam hal pesanan jual beli Efek telah dilaksanakan melalui Transaksi Bursa atau Transaksi di Luar Bursa, maka nasabah pemilik rekening dan Perusahaan Efek yang melaksanakan transaksi tersebut terikat pada jumlah dan jenis Efek, harga, dan tanggal penyelesaian Transaksi Bursa atau Transaksi di Luar Bursa. d. Pesanan nasabah dapat ditolak atau dibatalkan oleh Perusahaan Efek. e. Dalam hal Perusahaan Efek membatalkan pesanan nasabah, maka Perusahaan Efek wajib menyampaikan pemberitahuan kepada nasabah secara tertulis pada hari yang sama. f. Nasabah dapat membatalkan pesanannya setiap saat sebelum transaksi dilaksanakan. g. Dalam hal transaksi tetap dilaksanakan walaupun nasabah telah membatalkan pesanannya, maka nasabah tetap bertanggung jawab atas transaksi yang bersangkutan kecuali transaksi dilaksanakan : 1) 30 menit atau lebih sesudah perintah pembatalan pesanan diterima oleh Perusahaan Efek untuk Transaksi Efek yang dilakukan di Indonesia; atau 2) 24 jam atau lebih sesudah perintah pembatalan pesanan diterima oleh Perusahaan Efek untuk Transaksi Efek yang dilakukan di luar negeri. h. Transaksi Nasabah Pemilik Rekening wajib diselesaikan oleh Perusahaan Efek dan nasabahnya pada hari penyelesaian yang ditetapkan dalam Transaksi Bursa atau Transaksi di Luar Bursa, tanpa memperhatikan apakah Transaksi Bursa telah diselesaikan antara Perusahaan Efek dengan Lembaga Kliring dan Penjaminan atau apakah Transaksi di Luar Bursa telah diselesaikan antara Perusahaan Efek yang satu dengan Perusahaan Efek yang lain dengan ketentuan sebagai berikut : 1) penyelesaian Transaksi Nasabah Pemilik Rekening dilaksanakan dengan mendebit atau mengkredit Efek dan dana pada rekening Efek nasabah pada hari penyelesaian; 2) Perusahaan Efek bertindak sebagai Kustodian atas Efek yang tercatat dalam rekening Efek nasabah dan sebagai Pihak yang berhutang atas dana yang tercatat dalam Saldo Kredit dalam rekening Efek nasabah sesudah penyelesaian Transaksi Nasabah Pemilik Rekening; 3) nasabah bertanggung jawab atas kewajiban yang timbul dari setiap Posisi Short dan atas Saldo Debit dalam rekening Efeknya sesudah penyelesaian Transaksi Nasabah Pemilik Rekening; dan 4) Dalam hal penyelesaian Transaksi Bursa Beli dilaksanakan dengan uang pengganti, maka uang pengganti tersebut dibagikan kepada para Pemegang Rekening Beli berdasarkan urutan waktu terjadinya Transaksi Bursa tersebut. i. Sebagai Kustodian atas Efek yang dicatat dalam rekening Efek nasabah, Perusahaan Efek bertanggung jawab untuk menyerahkan Efek dimaksud kepada nasabah atas permintaan nasabah, kecuali Efek tersebut dijaminkan untuk memenuhi kewajiban nasabah kepada Perusahaan Efek. j. Sebagai Pihak yang berhutang atas Saldo Kredit dalam rekening Efek nasabah, Perusahaan Efek bertanggung jawab untuk membayar jumlah Saldo Kredit dimaksud atas permintaan nasabah, kecuali jumlah Saldo Kredit tersebut dijaminkan untuk memenuhi kewajiban nasabah kepada Perusahaan Efek. IV-5 Peraturan Nomor III.A.10 LAMPIRAN : Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-42/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 k. Berdasarkan perjanjian antara nasabah dan Perusahaan Efek, Efek dan dana dalam rekening Efek merupakan jaminan atas kewajiban nasabah kepada Perusahaan Efek. l. Perusahaan Efek wajib mencatat dividen, bunga, saham bonus, Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan hak-hak lain yang melekat pada Efek pada Posisi Long dalam rekening Efek nasabah, dengan ketentuan bahwa pencatatan tersebut wajib memperhitungkan pajak bagi nasabah dimaksud. m. Perusahaan Efek wajib mencatat kewajiban nasabah kepada Perusahaan Efek tersebut untuk membayar atau menyerahkan dividen, bunga, saham bonus, Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, dan hak-hak lain yang melekat pada Efek pada Posisi Short dalam rekening Efek nasabah, dengan ketentuan bahwa pencatatan tersebut dilaksanakan tanpa memperhitungkan pajak yang berlaku bagi nasabah dimaksud. n. Perusahaan Efek dapat mewajibkan nasabah untuk membayar bunga atas Saldo Debet atau membayar bunga kepada nasabah atas Saldo Kredit dalam rekening Efek nasabah sesuai dengan perjanjian tertulis antara Perusahaan Efek dengan nasabahnya. o. Perusahaan Efek bertanggung jawab untuk membayar dividen, bunga, saham bonus, Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, dan hak-hak lain yang melekat pada Efek yang tercatat dalam rekening Efek nasabah pada tanggal jatuh tempo hak tersebut tanpa memperhatikan apakah Perusahaan Efek tersebut telah menagih dividen, bunga, saham bonus, Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, atau hak-hak lain yang melekat pada Efek yang bersangkutan. p. Perusahaan Efek wajib mengirim konfirmasi tertulis kepada nasabah atas setiap Transaksi Nasabah Pemilik Rekening untuk kepentingan nasabah tersebut pada hari transaksi dilaksanakan, dengan memuat hal-hal sebagai berikut : 1) nama dan alamat Perusahaan Efek; 2) nama dan alamat nasabah; 3) nomor rekening Efek; 4) tanggal transaksi dilaksanakan; 5) tanggal transaksi harus diselesaikan; 6) rincian mengenai transaksi seperti jumlah, jenis, denominasi, dan harga Efek; 7) Bursa Efek atau pasar dimana transaksi dilaksanakan; 8) penjelasan apakah dalam transaksi tersebut Perusahaan Efek bertindak sebagai pedagang atau perantara; 9) komisi dan atau biaya atas transaksi tersebut, jika ada; dan 10) nilai bersih transaksi. q. Konfirmasi sebagaimana dimaksud dalam huruf p di atas, dapat dikirimkan melalui surat, faksimili, diantar langsung, e-mail, atau cara lain yang disetujui oleh nasabah dan Perusahaan Efek. 4. Transaksi Nasabah Umum a. Transaksi Nasabah Umum wajib mengikuti prosedur yang ditetapkan dalam Prospektus. IV-6 Peraturan Nomor III.A.10 LAMPIRAN : Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-42/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 b. Jika dalam Penawaran Umum terjadi kelebihan permintaan Efek, Perusahaan Efek harus memprioritaskan pesanan melalui rekening Efek, kecuali dalam hal rekening Efek dimiliki oleh Pihak terafiliasi sebagaimana dimaksud dalam angka 5 huruf c Peraturan Nomor IX.A.7. 5. Transaksi di Luar Bursa a. Perusahaan Efek yang melakukan Transaksi di Luar Bursa wajib mencatat Transaksi tersebut pada tanggal transaksi tersebut mulai mengikat. b. Perusahan Efek yang melakukan Transaksi di Luar Bursa wajib mencatat dalam rekening Gagal Terima atau Gagal Serah atas Efek untuk setiap keterlambatan penyelesaian transaksi tersebut pada tanggal yang ditentukan. c. Perusahaan Efek yang melakukan Transaksi di Luar Bursa wajib mengirim konfirmasi atas Transaksi di Luar Bursa kepada Perusahaan Efek lain atau Pihak lain yang menjadi Pihak dalam Transaksi di Luar Bursa pada tanggal transaksi tersebut dilaksanakan. 6. Transaksi Nasabah Kelembagaan a. Transaksi Nasabah Kelembagaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam perjanjian antara Perusahaan Efek dan nasabah kelembagaan. b. Penyelesaian Transaksi Nasabah Kelembagaan dapat dilakukan dengan cara penyerahan uang dan Efek pada saat yang bersamaan, atau dengan cara lain, sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh para Pihak. c. Perusahaan Efek wajib mencatat setiap Transaksi Nasabah Kelembagaan pada tanggal transaksi tersebut mulai mengikat. d. Perusahaan Efek wajib mencatat dalam rekening Gagal Terima atau Gagal Serah atas Efek untuk setiap keterlambatan penyelesaian Transaksi Nasabah Kelembagaan pada tanggal yang ditentukan untuk penyelesaian transaksi tersebut. e. Perusahaan Efek wajib mengirim konfirmasi kepada nasabah kelembagaan yang menjadi Pihak dalam Transaksi Nasabah Kelembagaan dengan memuat hal-hal sebagaimana dimaksud dalam angka 3 huruf p peraturan ini. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 26 Desember 1997 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal I PUTU GEDE ARYSUTA NIP 060065493 IV-7
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-42/PM/1997|KEPTA-BAPEPAM/1997 </reg_id> <reg_title> TRANSAKSI EFEK </reg_title> <set_date> 26 Desember 1997 </set_date> <effective_date> 1 Februari 1998 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '1/UU/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 43/BL/2008 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan peran serta Reksa Dana sebagai alternatif investasi bagi pemodal dan sumber pembiayaan dunia usaha yang mendorong pertumbuhan kegiatan dunia usaha yang prospektif, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS. Pasal 1 Ketentuan mengenai Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas, diatur dalam Peraturan Nomor IV.C.5 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN - 2 - Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 14 Februari 2008 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 43/BL/2008 Tanggal : 14 Februari 2008 PERATURAN NOMOR IV.C.5 : REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS 1. Dalam peraturan ini, yang dimaksud dengan: a. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari Pemodal Profesional yang selanjutnya diinvestasikan oleh Manajer Investasi pada portofolio Efek. b. Pemodal Profesional adalah pemodal yang memiliki kemampuan untuk membeli Unit Penyertaan dan melakukan analisis risiko terhadap Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas sebagaimana diatur dalam peraturan ini. 2. Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas hanya ditawarkan kepada Pemodal Profesional dan dilarang ditawarkan melalui Penawaran Umum dan atau dilarang dimiliki oleh 50 (lima puluh) Pihak atau lebih. 3. Pedoman pengelolaan dan pedoman Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas wajib mengikuti Peraturan Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan Peraturan Nomor IV.B.2 tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan ini. 4. Manajer Investasi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas wajib menyampaikan Kontrak Investasi Kolektif yang dibuat secara notariil kepada Bapepam dan LK paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal ditandatanganinya Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas tersebut. 5. Manajer Investasi yang mengelola Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. mempunyai modal disetor sekurang-kurangnya Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah); b. mempunyai sekurang-kurangnya 1 (satu) orang pegawai yang mempunyai sertifikat Chartered Financial Analyst (CFA) atau Wakil Manajer Investasi yang telah mempunyai pengalaman dalam mengelola portofolio Efek paling kurang 5 (lima) tahun, yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas tersebut; dan c. memiliki Unit Penyertaan dari Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas yang dikelolanya paling kurang 1 (satu) Unit Penyertaan. 6. Nama Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas wajib mencantumkan nama Manajer Investasi dan nama yang mencerminkan spesifikasi tujuan investasi Reksa Dana tersebut. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal - 2 - 7. Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas wajib disimpan dalam penitipan kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 8. Ketentuan yang berkaitan dengan tindakan yang dilarang dilakukan oleh Manajer Investasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tindakan yang dilarang bagi Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IV.B.2 tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif tidak berlaku bagi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas, kecuali larangan sebagai berikut: a. pembelian Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri yang informasinya dapat diakses melalui media massa atau fasilitas internet yang tersedia lebih dari 15% (lima belas per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana, kecuali Efek yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, Emiten dan atau Perusahaan Publik berdasarkan peraturan perundang-undangan Pasar Modal di Indonesia; b. pembelian Efek yang diterbitkan oleh badan hukum asing yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri lebih dari 5% (lima per seratus) dari modal disetor perusahaan dimaksud dan lebih dari 10% (sepuluh per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas pada setiap saat; c. terlibat dalam penjualan Efek yang belum dimiliki (short sale); d. terlibat dalam pembelian Efek secara marjin; e. melakukan penerbitan obligasi atau sekuritas kredit; dan f. terlibat dalam berbagai bentuk pinjaman, kecuali pinjaman jangka pendek yang berkaitan dengan penyelesaian transaksi dan pinjaman tersebut tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus) dari nilai portofolio Reksa Dana pada saat pembelian. 9. Ketentuan yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan kembali (pelunasan) Unit Penyertaan Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam peraturan Bapepam dan LK Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IV.B.2 tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif tidak berlaku bagi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas sebagaimana dimaksud dalam peraturan ini. 10. Ketentuan mengenai hal-hal minimal yang dimuat dalam Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif sebagaimana diatur dalam Peraturan IV.B.2 yang terkait dengan komposisi diversifikasi portofolio di pasar uang dan Pasar Modal tidak berlaku bagi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas. 11. Nilai Aktiva Bersih awal setiap Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas wajib ditetapkan sebesar : Kep- 43/BL/2008 : 14 Februari 2008 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal - 3 - Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Sedangkan Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas yang menggunakan denominasi mata uang asing, maka Nilai Aktiva Bersih awal setiap Unit Penyertaan wajib ditetapkan sebesar US$ 500.000,00. (lima ratus ribu dolar Amerika Serikat) atau EUR 500.000,00 (lima ratus ribu Euro). 12. Pemegang Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas berhak antara lain: a. memperoleh informasi mengenai Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas setiap tiga bulan sekali; dan b. meminta diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Unit Penyertaan (RUPUP). Ketentuan mengenai hak memperoleh informasi setiap tiga bulan sekali dan meminta diselenggarakannya RUPUP tersebut wajib dimuat dalam Kontrak Investasi Kolektif. 13. Manajer Investasi wajib melakukan penetapan Nilai Pasar Wajar dari Efek dalam portofolio dan menyampaikannya segera kepada Bank Kustodian setiap tiga bulan sekali. 14. Bank Kustodian wajib melakukan penghitungan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas setiap tiga bulan sekali. 15. Penilaian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas tidak wajib tunduk pada Peraturan Nomor IV.C.2 tentang Nilai Pasar Wajar Dari Efek Dalam Portofolio Reksa Dana. 16. Dalam hal penilaian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas tidak mengikuti Peraturan Nomor IV.C.2 tentang Nilai Pasar Wajar Dari Efek Dalam Portofolio Reksa Dana, Manajer Investasi pengelola Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas wajib menetapkan metode penghitungan Nilai Pasar Wajar Efek dari Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas secara konsisten untuk menghitung dan menetapkan Nilai Aktiva Bersih. 17. Ketentuan mengenai penghitungan, pengumuman, dan pelaporan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IV.C.3 tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka tidak berlaku bagi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas sebagaimana dimaksud dalam peraturan ini. 18. Kewajiban Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas untuk menyampaikan laporan Reksa Dana sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor X.D.1 tentang Laporan Reksa Dana tidak berlaku bagi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas kecuali ketentuan angka 1 huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d, angka 2 huruf c, angka 3 dan angka 8. : Kep- 43/BL/2008 : 14 Februari 2008 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal - 4 - 19. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas wajib mengumumkan dan menyampaikan laporan yang memperlihatkan posisi keuangan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas kepada Bapepam dan LK dan pemegang Unit Penyertaan setiap tiga bulan sekali dengan menggunakan Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1, Formulir Nomor X.D.1-2 lampiran 2, Formulir Nomor X.D.1-3 lampiran 3, Formulir Nomor X.D.1-4 lampiran 4 sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor X.D.1 tentang Laporan Reksa Dana. 20. Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 19 di atas wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK paling lambat pada hari ke-12 (kedua belas) setelah berakhirnya periode tiga bulan tersebut, dengan ketentuan jika pada hari dimaksud jatuh pada hari libur, maka penyampaian laporan disampaikan pada hari kerja berikutnya. 21. Laporan keuangan tahunan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Penyertaan Terbatas wajib diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK serta wajib disampaikan kepada pemegang Unit Penyertaan dan Bapepam dan LK oleh Manajer Investasi paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan berakhir. 22. Ketentuan yang berkaitan dengan hal-hal yang menjadi dasar Reksa Dana wajib dibubarkan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan Peraturan Nomor IV.B.2 tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif tidak berlaku bagi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas, kecuali ketentuan kewajiban pembubaran Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas karena: a. diperintahkan oleh Bapepam dan LK sesuai dengan peraturan perundang- undangan di bidang Pasar Modal; atau b. Manajer Investasi dan Bank Kustodian telah sepakat untuk membubarkan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas dengan terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari pemegang Unit Penyertaan. 23. Kewajiban Manajer Investasi terkait dengan pembubaran Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan Peraturan Nomor IV.B.2 tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif tidak berlaku bagi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas. 24. Dalam hal Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas wajib dibubarkan karena kondisi sebagaimana dimaksud dalam angka 22 huruf a, maka Manajer Investasi wajib: a. menyampaikan pembubaran, likuidasi, dan rencana pembagian aset likuidasi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan : Kep- 43/BL/2008 : 14 Februari 2008 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal - 5 - Terbatas paling lambat 2 (dua) hari bursa sejak diperintahkan Bapepam dan LK kepada pemegang Unit Penyertaan, dan pada hari yang sama memberitahukan secara tertulis kepada Bank Kustodian untuk menghentikan perhitungan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas; b. menginstruksikan kepada Bank Kustodian untuk membayarkan aset likuidasi yang menjadi hak pemegang Unit Penyertaan dengan ketentuan bahwa perhitungannya dilakukan secara proporsional dari Nilai Aktiva Bersih pada saat pembubaran dan aset likuidasi tersebut diterima pemegang Unit Penyertaan paling lambat 7 (tujuh) hari bursa sejak diperintahkan pembubaran Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas oleh Bapepam dan LK; dan c. menyampaikan laporan hasil pembubaran, likuidasi, dan pembagian aset likuidasi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas kepada Bapepam dan LK paling lambat 2 (dua) bulan sejak diperintahkan pembubaran Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas oleh Bapepam dan LK dengan dilengkapi pendapat dari Konsultan Hukum dan Akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK, serta Akta Pembubaran dan Likuidasi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas dari Notaris yang terdaftar di Bapepam dan LK. 25. Dalam hal Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas wajib dibubarkan karena kondisi sebagaimana dimaksud dalam angka 22 huruf b, maka Manajer Investasi wajib: a. menyampaikan kepada Bapepam dan LK dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) hari bursa sejak terjadinya kesepakatan pembubaran Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas oleh Manajer Investasi dan Bank Kustodian dengan melampirkan: 1) kesepakatan pembubaran dan likuidasi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian; 2) persetujuan pemegang Unit Penyertaan; 3) alasan pembubaran; dan 4) kondisi keuangan terakhir; dan pada hari yang sama menyampaikan rencana pembubaran, likuidasi, dan pembagian hasil likuidasi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas kepada para pemegang Unit Penyertaan serta memberitahukan secara tertulis kepada Bank Kustodian untuk menghentikan perhitungan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas; b. menginstruksikan kepada Bank Kustodian untuk membayarkan aset likuidasi yang menjadi hak pemegang Unit Penyertaan dengan ketentuan bahwa perhitungannya dilakukan secara proporsional dari Nilai Aktiva Bersih pada saat likuidasi selesai dilakukan dan aset likuidasi tersebut : Kep- 43/BL/2008 : 14 Februari 2008 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal - 6 - diterima pemegang Unit Penyertaan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak likuidasi selesai dilakukan; dan c. menyampaikan laporan hasil pembubaran, likuidasi, dan pembagian hasil likuidasi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas kepada Bapepam dan LK paling lambat 2 (dua) bulan sejak dibubarkan dengan dilengkapi pendapat dari Konsultan Hukum dan Akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK, serta Akta Pembubaran dan Likuidasi Reksa Dana dari Notaris yang terdaftar di Bapepam dan LK. 26. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pihak yang melakukan pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk pihak-pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 14 Februari 2008 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008 : Kep- 43/BL/2008 : 14 Februari 2008
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-43/BL/2008|KEPTA-BAPEPAM/2008 </reg_id> <reg_title> REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS </reg_title> <set_date> 14 Februari 2008 </set_date> <effective_date> 14 Februari 2008 </effective_date> <related_reg> '45/PP/1995', '45/M|KEPPRES/2006', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '8/UU/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor V.G.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-31/PM/1996 TENTANG PERILAKU YANG DILARANG BAGI MANAJER INVESTASI KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor : 39/PM/1991 tentang Perilaku Yang Dilarang Bagi Manajer Investasi dan Penasehat Investasi dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru: Mengingat 1 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608), 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617): 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995: MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PERILAKU YANG DILARANG BAGI MANAJER INVESTASI. Pasal 1 Ketentuan mengenai Perilaku Yang Dilarang Bagi Manajer Investasi, diatur dalam Peraturan Nomor : V.G.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-39/PM/1991 tanggal 17 Juli 1991 dinyatakan tidak berlaku lagi. Peraturan Nomor V.G.1 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. IV-2 Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 Peraturan Nomor VG.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 31/PM/1996 Tanggal: 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR V.G.1 : PERILAKU YANG DILARANG BAGI MANAJER INVESTASI Manajer Investasi dilarang : 1. Memberi saran kepada nasabah dalam bentuk jasa pengelolaan investasi, atau jasa konsultasi pembelian, penjualan atau pertukaran dari Efek tanpa dasar pertimbangan rasional, yang ternyata tidak sesuai dengan informasi lengkap yang diberikan nasabah mengenai tujuan investasi, keadaan keuangan dan kebutuhan nasabah serta informasi lain yang diketahui atau diperlukan oleh Manajer Investasi. 2. Memesan untuk membeli atau menjual Efek untuk rekening nasabah tanpa wewenang tertulis dari nasabah yang bersangkutan. 3. Memesan untuk membeli atau menjual Efek untuk rekening nasabah atas instruksi Pihak Ketiga tanpa terlebih dahulu memperoleh wewenang tertulis dari nasabah kepada Pihak Ketiga tersebut. 4. Melakukan kebijakan sendiri dalam melaksanakan amanat beli atau jual Efek untuk nasabah tanpa terlebih dahulu memperoleh wewenang tertulis dari nasabah tersebut. 5. Mendorong terlaksananya perdagangan atas rekening nasabah secara berlebihan dalam jumlah atau frekuensi dipandang dari sudut sumber keuangan, tujuan investasi, dan sifat dari rekening nasabah tersebut. 6. Memberi gambaran yang salah kepada nasabah atau calon nasabah mengenai kualifikasi dari Manajer Investasi atau memberi gambaran yang salah mengenai sifat dari jasa yang diberikan, atau mengabaikan untuk menyampaikan fakta material yang diperlukan agar pernyataan yang dibuat sehubungan dengan kualifikasi Manajer Investasi, sifat jasa dan fakta material tersebut tidak menyesatkan. 7. Memberi laporan atau saran kepada nasabah yang tidak disiapkan olehnya tanpa menyebutkan pihak yang menyiapkan laporan atau saran tersebut. 8. Meminta imbalan yang sangat tinggi dibandingkan dengan imbalan yang diminta oleh Manajer Investasi lain yang memberikan jasa yang sama tanpa memberitahukan kepada nasabah bahwa terdapat pilihan pemberi jasa yang lain. 9. Mengabaikan untuk mengungkapkan secara tertulis kepada nasabah sebelum nasihat diberikan mengenai benturan kepentingan dari Manajer Investasi yang dapat mengurangi obyektivitas dari nasihat tersebut. 10. Menjanjikan suatu hasil tertentu yang akan diperoleh nasabah atas jasa pengelolaan yang diberikan atau menjanjikan suatu hasil tertentu yang akan diperoleh nasabah apabila mengikuti nasihat yang diberikan. 11. Mengungkapkan identitas, hal yang berkaitan dengan investasi nasabah kepada pihak ketiga kecuali diharuskan oleh peraturan perundangan yang berlaku. 12. Mengadakan, mengubah, memperpanjang, memperpendek atau memperbaharui kontrak pengelolaan investasi tanpa persetujuan tertulis dari nasabah. IV-3 Peraturan Nomor VG.1 IV-4 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 31/PM/1996 Tanggal: 17 Januari 1996 Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-31/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PERILAKU YANG DILARANG BAGI MANAJER INVESTASI </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-39/PM/1991|KEPTA-BAPEPAM/1991' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.A.9 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-112/PM/1996 TENTANG PROMOSI PEMASARAN EFEK TERMASUK IKLAN, BROSUR, ATAU KOMUNIKASI LAINNYA KEPADA PUBLIK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dalam rangka meningkatkan promosi pemasaran Efek yang penting artinya untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi pemodal untuk berinvestasi dalam Efek, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-87/PM/1996 tentang Iklan, Brosur Penjualan, dan Media Komunikasi Massa Lainnya dengan menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal yang baru; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; MEMUTUSKAN : Menetapkan: KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PROMOSI PEMASARAN EFEK TERMASUK IKLAN, BROSUR, ATAU KOMUNIKASI LAINNYA KEPADA PUBLIK. Pasal 1 Ketentuan tentang Promosi Pemasaran Efek Termasuk Iklan, Brosur, atau Komunikasi Lainnya Kepada Publik diatur dalam Peraturan IX.A.9 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-87/PM/1996 tanggal 24 Januari 1996 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor IX.A.9 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 24 Desember 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua I PUTU GEDE ARY SUTA NIP.060065493 IV-2 Peraturan Nomor IX.A.9 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-112 /PM/1996 Tanggal : 24 Desember 1996 PERATURAN NOMOR IX.A.9 : PROMOSI PEMASARAN EFEK TERMASUK IKLAN, BROSUR, ATAU KOMUNIKASI LAINNYA KEPADA PUBLIK 1. Promosi pemasaran Efek termasuk iklan, brosur, atau komunikasi lainnya kepada publik, yang bukan merupakan Prospektus lengkap, Prospektus ringkas, Prospektus pendahuluan, Prospektus final, Prospektus awal atau Info Memo, sehubungan dengan pemasaran Efek oleh Perusahaan Efek atau dalam rangka Penawaran Umum oleh Emiten, dilarang: a. memuat informasi yang tidak benar atau tidak mengungkapkan Fakta Material, sehingga memberikan gambaran yang menyesatkan; b. memberikan gambaran yang menyesatkan, karena isi dan atau metode penyajiannya memberikan kesan bahwa Efek tertentu tepat bagi Pihak tertentu yang sebenarnya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk menanggung risiko yang ada pada Efek tersebut; 2. Dalam hal promosi dimaksud memuat suatu rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan Efek tertentu, maka harus memuat informasi antara lain : a. tanggal rekomendasi; b. harga pasar pada saat rekomendasi dibuat; c. Pihak yang memberikan rekomendasi; dan d. keterangan apakah Pihak yang memberikan rekomendasi atau Pihak terafiliasinya telah memperdagangkan Efek tersebut untuk rekeningnya secara reguler atau memiliki Efek tersebut dengan nilai sekurang-kurangnya Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah). 3. Dalam hal promosi dimaksud memuat pendapat, proyeksi, atau ramalan mengenai Efek tertentu, maka hal tersebut harus diungkapkan secara jelas. 4. Promosi dimaksud harus memuat informasi bahwa Efek tertentu yang dipromosikan hanya cocok untuk kelompok pemodal tertentu. 5. Promosi dimaksud harus mengungkapkan juga mengenai risiko yang berhubungan dengan investasi atas Efek dimaksud. 6. Dalam rangka Penawaran Umum, promosi tersebut harus pula memuat informasi, bahwa pemodal hanya dapat melakukan pemesanan pembelian Efek setelah pemodal dimaksud memperoleh prospektus atau memperoleh kesempatan untuk membaca prospektus, dan setelah Pernyataan Pendaftaran efektif. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 24 Desember 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-3
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-112/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PROMOSI PEMASARAN EFEK TERMASUK IKLAN, BROSUR, ATAU KOMUNIKASI LAINNYA KEPADA PUBLIK </reg_title> <set_date> 24 Desember 1996 </set_date> <effective_date> 24 Desember 1996 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-87/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.I.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-60/PM/1996 TENTANG RENCANA DAN PELAKSANAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengubah Surat Edaran Ketua Bapepam Nomor SE- 01/PM/1993 tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Tahunan dan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG RENCANA DAN PELAKSANAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM. Pasal 1 Ketentuan mengenai Rencana Dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham diatur dalam Peraturan Nomor IX.I.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Surat Edaran Ketua Bapepam Nomor SE-01/PM/1993 tanggal 12 Juni 1993 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor IX.I.1 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor IX.I.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-60/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR IX.I.1 : RENCANA DAN PELAKSANAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Dalam rangka keseragaman informasi mengenai rencana atau pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), perusahaan wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. RUPS hendaknya direncanakan dengan matang dalam menentukan tempat, waktu penyelenggaraan, prosedur serta agenda rapat, sesuai dengan Anggaran Dasar perseroan; 2. Dalam pelaksanaannya, sedapat mungkin menghindari adanya perubahan-perubahan tempat, waktu, dan agenda rapat yang dapat membingungkan para pemegang saham; 3. Sebelum rencana rapat diumumkan, perusahaan wajib menyampaikan terlebih dahulu agenda rapat tersebut secara jelas dan rinci ke Bapepam selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pemberitahuan; 4. Perusahaan wajib menyampaikan hasil rapat selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah rapat tersebut diselenggarakan kepada Bapepam dan mengumumkannya kepada publik sekurang-kurangnya dalam 2 (dua) surat kabar berbahasa Indonesia, salah satunya berperedaran nasional. 5. Perusahaan Menengah atau Kecil wajib menyampaikan hasil rapat selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah rapat tersebut diselenggarakan kepada Bapepam dan mengumumkannya kepada publik sekurang-kurangnya dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-3
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-60/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> RENCANA DAN PELAKSANAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <replaced_reg> 'SE-01/PM/1993|SETA-BAPEPAM/1993' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor III.C.6 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 29/PM/1998 TENTANG PROSEDUR OPERASI DAN PENGENDALIAN INTEREN LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Prosedur Operasi dan Pengendalian Interen Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PROSEDUR OPERASI DAN PENGENDALIAN INTEREN LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN. Pasal 1 Ketentuan mengenai Prosedur Operasi dan Pengendalian Interen Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian diatur dalam Peraturan Nomor III.C.6 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : pada tanggal : Jakarta 19 Juni 1998 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor III.C.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-29/PM/1998 Tanggal : 19 Juni 1998 PERATURAN NOMOR III.C.6 : PROSEDUR OPERASI DAN PENGENDALIAN INTEREN LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN 1. Kepala Satuan Pemeriksa bertanggung jawab atas pemeriksaan kegiatan operasional Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian secara harian dan terus menerus serta melaporkan hasilnya kepada direksi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 2. Berkaitan dengan angka 1 peraturan ini, Kepala Satuan Pemeriksa wajib: a. mengawasi stafnya yang terdiri dari tenaga profesional dengan wewenang dan tanggung jawab untuk hal-hal sebagai berikut : 1) rekonsiliasi harian Rekening Efek dan dana dengan posisi saldo Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian pada Emiten dan bank; 2) perencanaan dan pelaksanaan program pemeriksaan berkelanjutan atas sistem pengolahan data elektronik pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; 3) pemeriksaan lapangan pada Emiten dan Biro Administrasi Efek untuk membandingkan saldo rekening Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan catatan Emiten; dan 4) uji ketaatan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di semua bidang terhadap peraturan Perundang-undangan di bidang Pasar Modal, khususnya peraturan ini; b. menyampaikan kepada Komite Pengendalian Interen, direksi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan Bapepam, jika sewaktu-waktu Kepala Satuan Pemeriksa menemukan adanya suatu keadaan atau memperoleh indikasi bahwa terdapat pelanggaran yang material atas sistem operasional dan pengendalian interen Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; dan c. melaporkan secara bulanan hasil pemeriksaan harian atas kegiatan operasional beserta evaluasi atas pengendalian interen Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan rencana pelaksanaan pemeriksaan bulan berikutnya kepada Komite Pengendalian Interen dengan tembusan kepada direksi dan Bapepam. 3. Penentuan gaji dan fasilitas lainnya, lingkup bidang tugas dan pembatasan-pembatasan bagi Kepala Satuan Pemeriksa dan perubahannya wajib mendapat persetujuan dari Direktur Operasional, Komite Pengendalian Interen dan Bapepam. 4. Kegiatan operasional harian Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian wajib dipimpin dan diarahkan oleh Direktur Operasional yang dibantu oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) kepala divisi, yaitu : a. kepala divisi yang bertanggung jawab terhadap administrasi umum yang meliputi : 1) akuntansi keuangan perusahaan; 2) keuangan perusahaan; 3) perencanaan keuangan dan anggaran; IV-2 Peraturan Nomor III.C.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 30/PM/1996 Tanggal : 19 Juni 1998 4) akuntansi biaya; 5) pelayanan administrasi umum, peralatan kantor dan ruang kantor; dan 6) sumber daya manusia, rekruitmen dan pelatihan. b. kepala divisi yang bertanggung jawab terhadap sistem pengamanan yang meliputi : 1) pengamanan sistem operasional termasuk pengecekan terhadap latar belakang karyawan dan pemasok barang dan jasa; 2) pengamanan fisik, termasuk satuan pengamanan, penggunaan akses kontrol, alarm, alat pemadam kebakaran, password; 3) pengamanan komunikasi, termasuk penggunaan firewalls, penggunaan sandi rahasia, computer break-ins, wire-taps; dan 4) pengamanan perangkat lunak komputer, termasuk pencegahan terhadap Pihak yang tidak berhak untuk mengakses komputer, virus komputer, kerusakan perangkat lunak, sabotase melalui perangkat lunak dan gangguan lain yang sejenis. c. kepala divisi yang bertanggung jawab terhadap pengembangan sistem dan produk yang meliputi : 1) pengembangan perangkat lunak, termasuk pendesainan, pengkodean dan pengujian; 2) pemeliharaan perangkat lunak; 3) metode dan prosedur, termasuk mempersiapkan petunjuk kerja dan uraian kerja; 4) riset pasar; dan 5) jasa pendukung, termasuk pengembangan petunjuk-petunjuk pelatihan dan brosur- brosur pelatihan. d. kepala divisi yang bertanggung jawab terhadap Rekening Efek nasabah yang meliputi : 1) mutasi saldo kas dan Efek antar Rekening Efek;. 2) mutasi saldo kas dengan bank; 3) masuk dan keluarnya Efek dari dan ke Penitipan Kolektif; 4) administrasi hak atas Efek, termasuk dividen, bonus, Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan hak suara; 5) administrasi terhadap distribusi laporan tahunan, dan pengumuman; dan 6) laporan pajak atas Rekening Efek, administrasi laporan pajak atas Rekening Efek, termasuk pengaduan dan penyelesaian pajak; e. kepala divisi yang bertanggung jawab terhadap pemrosesan data dan pembukuan yang meliputi : 1) pengelolaan operasi harian komputer utama; 2) pengelolaan komputer pendukung di tempat lain, termasuk program pemulihan jika terjadi keadaan darurat; 3) pengelolaan data elektronik utama; IV-3 Peraturan Nomor III.C.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 30/PM/1996 Tanggal : 19 Juni 1998 4) penyampaian laporan dan konfirmasi kepada para pemegang Rekening Efek; dan 5) pengelolaan back-up data dari komputer utama di tempat lain. 5. Masing-masing kepala divisi wajib segera melaporkan kepada Kepala Satuan Pemeriksa atas setiap pelanggaran terhadap standar prosedur operasional dan sistem pengamanan dan pengendalian interen termasuk yang dibuat oleh Direktur Operasional. 6. Penentuan gaji dan fasilitas lainnya, lingkup bidang tugas dan pembatasan-pembatasan bagi Direktur Operasional dan perubahan-perubahannya harus mendapat persetujuan dari Komite Pengendalian Interen dan Bapepam. 7. Berkenaan dengan kegiatan operasional Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Direktur Operasional mewakili Direksi membuat dan bertanggungjawab hal-hal sebagai berikut : a. laporan triwulanan untuk pemegang saham Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan Bapepam, dengan tembusan kepada dewan komisaris. b. rancangan peraturan dan prosedur interen Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk disampaikan kepada dewan komisaris dan Komite Peraturan untuk disetujui sebelum diajukan kepada Bapepam untuk memperoleh persetujuan; c. rancangan perubahan rencana usaha, layanan baru, atau penyesuaian biaya untuk disampaikan kepada Komite Usaha untuk disetujui sebelum diajukan kepada Bapepam untuk memperoleh persetujuan; d. rencana kerja dan anggaran tahunan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang akan disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham tahunan untuk disetujui, sebelum disampaikan kepada Bapepam untuk memperoleh persetujuan; dan e. laporan prosedur pengamanan dan pengendalian interen untuk disampaikan kepada Komite Pengendalian Interen dan Satuan Pemeriksa setiap bulan. 8. Atas rekomendasi Pemegang Saham yang menjadi anggota Komite Pengendalian Interen, direksi wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan hal-hal yang diusulkan komite, termasuk perubahan susunan direksi dan komisaris Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 9. Komite Usaha, Komite Peraturan dan Komite Pengendalian Interen diatur dengan ketentuan sebagai berikut : a. setiap komite terdiri dari 5 (lima) anggota; b. masing-masing anggota komite mewakili pemegang saham Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang berbeda; c. anggota komite dilarang merangkap keanggotaan pada komite lainnya; d. anggota komite ditunjuk oleh direksi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dari pemegang saham yang paling aktif di Pasar Modal untuk mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, khusus untuk anggota Komite Pengendalian Interen dipilih direksi dari pemegang saham bank Kustodian yang paling aktif di Pasar Modal; e. Pejabat yang ditunjuk oleh pemegang saham sebagai wakilnya dalam komite harus mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang tugas komite dimana yang bersangkutan menjadi anggotanya; IV-4 Peraturan Nomor III.C.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 30/PM/1996 Tanggal : 19 Juni 1998 f. anggota komite mengadakan rapat bulanan dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan oleh anggota pada rapat sebelumnya; g. keputusan komite diambil atas suara terbanyak dalam rapat yang dihadiri oleh 5 (lima) anggota dari komite yang bersangkutan; dan h. risalah rapat wajib disimpan dan salinannya disampaikan kepada Bapepam dan direksi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 10. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan Emiten yang Efeknya disimpan pada Penitipan Kolektif untuk memastikan bahwa : a. Emiten atau Biro Administrasi Efek mengkonfirmasikan saldo Efek yang terdaftar atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian pada daftar pemegang Efek Emiten setiap hari kerja; dan b. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dapat mengirimkan staf pemeriksanya untuk menguji kesesuaian antara saldo Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan daftar pemegang Efek Emiten yang dibuat oleh Emiten setiap hari kerja. 11. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian wajib membuat perjanjian tertulis dengan masing- masing pemegang Rekening Efek, yang antara lain memuat kesanggupan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian mengirimkan laporan harian kepada masing-masing pemegang rekening dan pemegang rekening wajib menjawabnya paling lambat pada akhir hari kerja berikutnya. 12. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus mengizinkan pemegang Rekening Efek untuk mengirimkan auditornya ke Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk menguji kecocokan antara saldo umum seluruh Rekening Efek nasabah di Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan saldo yang dicatat pada daftar pemegang Efek atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian pada Emiten dan saldo kas yang terdapat di bank pada rekening 13. Pelaksanaan audit pada angka 12 harus dilaksanakan dengan tetap mempertahankan kerahasiaan nama-nama pemegang Rekening Efek. 14. Pemegang Rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian terbatas pada lembaga keuangan nasional yang telah mendapatkan persetujuan atau izin usaha dari Bapepam atau lembaga keuangan asing yang telah membuka rekening atas persetujuan Bapepam. 15. Posisi kas yang tercatat dalam Rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian wajib ditempatkan di bank yang disetujui oleh Komite Pengendalian Interen dalam rekening khusus "Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian qq pemegang Rekening Efek". 16. Akses ke divisi yang bertanggung jawab terhadap pemrosesan data dan pembukuan, divisi yang bertanggung jawab terhadap Rekening Efek nasabah, dan divisi yang bertanggung jawab terhadap pengembangan sistem dan produk, terbatas pada staf divisi yang bersangkutan. 17. Kepala Satuan Pemeriksa beserta stafnya dan direksi dapat mengakses setiap divisi yang berada di bawahnya, jika didampingi oleh staf divisi bersangkutan yang ditugaskan untuk itu. IV-5 "Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian qq pemegang Rekening Efek". Peraturan Nomor III.C.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 30/PM/1996 Tanggal : 19 Juni 1998 18. Pihak lain yang ingin mengakses setiap divisi, harus didampingi kepala divisi yang bersangkutan dan disetujui kepala divisi yang bertanggung jawab terhadap sistem keamanan. 19. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian wajib mempunyai komputer utama dan komputer cadangan yang terletak dilokasi yang berbeda, yang memungkinkan komputer cadangan melanjutkan pemrosesan data selambat-lambatnya 2 (dua) jam, sejak terjadinya kerusakan pada komputer utama. 20. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus mengadakan duplikat data elektronik atas data utama Rekening Efek secara terpisah ditempat yang aman dan terletak tidak kurang dari 30 (tiga puluh) kilometer dari tempat utama. 21. Pengembangan dan pemeliharaan perangkat lunak hanya dapat dilakukan pada komputer pada divisi yang bertanggung jawab terhadap pengembangan sistem dan produk. 22. Pegawai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus diperiksa oleh divisi yang bertanggung jawab terhadap keamanan untuk memperoleh keyakinan bahwa mereka tidak mempunyai catatan kriminal, terlibat perjudian, obat terlarang dan kejahatan lainnya atau tidak dalam situasi yang dapat menimbulkan risiko bagi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 23. Semua perlengkapan komputer, sistem komunikasi, perangkat lunak dan pemasok wajib melalui pemeriksaan secara profesional oleh divisi yang bertanggung jawab terhadap keamanan untuk meyakinkan bahwa penggunaan perlengkapan komputer, sistem komunikasi, perangkat lunak dan pemasok tidak akan menimbulkan resiko bagi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 24. Penggunaan rekening bank untuk tujuan komersial Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dikontrol oleh kepala divisi yang bertanggung jawab terhadap administrasi umum, sedangkan rekening kas yang berhubungan dengan Rekening Efek, harus dikontrol oleh kepala divisi yang bertanggung jawab terhadap Rekening Efek nasabah. 25. Perubahan kas dan Efek atas Rekening Efek harus didasarkan atas instruksi pemegang rekening dan di bawah pengawasan kepala divisi yang bertanggung jawab terhadap Rekening Efek nasabah. 26. Kepala divisi yang bertanggung jawab terhadap pemrosesan data dan pembukuan harus memastikan bahwa setiap pencatatan atas Rekening Efek didasarkan pada persetujuan kepala divisi yang bertanggung jawab terhadap Rekening Efek nasabah. 27. Direksi harus menugaskan auditor independen yang memiliki pengalaman dan reputasi internasional guna menelaah sistem pengendalian interen, menilai dan melaporkan efektifitas sistem pengendalian interen Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, termasuk perlindungan terhadap kecurangan, penggelapan, gangguan alami, dan kerusakan elektronik. 28. Laporan auditor independen tersebut pada angka 27 harus disampaikan kepada direksi dan seluruh pemegang saham, bersamaan dengan laporan tahunan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dan tembusannya disampaikan kepada komisaris dan Bapepam. 29. Dalam laporan tersebut pada angka 28 auditor juga harus menyatakan penilaiannya atas kemampuan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk memulihkan keadaan jika terjadi keadaan darurat, dimana salah satu atau kedua komputer mengalami kerusakan dan juga memberikan penilaian atas kerugian waktu dan biaya yang timbul. IV-6 Peraturan Nomor III.C.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 30/PM/1996 Tanggal : 19 Juni 1998 30. Semua fungsi yang dijalankan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian berkenaan dengan penyelesaian perdagangan dengan warkat wajib dikelola pada divisi yang terpisah, di bawah tanggung jawab langsung Direktur Operasional. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 19 Juni 1998 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP 060065493 IV-7
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-29/PM/1998|KEPTA-BAPEPAM/1998 </reg_id> <reg_title> PROSEDUR OPERASI DAN PENGENDALIAN INTEREN LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN </reg_title> <set_date> 19 Juni 1998 </set_date> <effective_date> 19 Juni 1998 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.A.6 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2001 TENTANG PEMBATASAN ATAS SAHAM YANG DITERBITKAN SEBELUM PENAWARAN UMUM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka mendukung pelaksanaan privatisasi Badan Usaha Milik Negara, pelaksanaan pemulihan perekonomian nasional dan restrukturisasi perusahaan serta pelaksanaan Otonomi Daerah dengan tetap memperhatikan perlindungan kepada investor, dipandang perlu untuk menyempurnakan Peraturan Bapepam Nomor IX.A.6 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor 47/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pembatasan Atas Saham Yang Diterbitkan Sebelum Penawaran Umum dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; 5. Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-47/PM/1996; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEMBATASAN ATAS SAHAM YANG DITERBITKAN SEBELUM PENAWARAN UMUM. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pembatasan Atas Saham Yang Diterbitkan Sebelum Penawaran Umum diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.6 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor IX.A.6 Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-47/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 8 Maret 2001 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP. 060065750 IV-2 Peraturan Nomor IX.A.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Tanggal : 8 Maret 2001 PERATURAN NOMOR IX.A.6 : PEMBATASAN ATAS SAHAM YANG DITERBITKAN SEBELUM PENAWARAN UMUM 1. Setiap Pihak yang memperoleh saham dan atau Efek Bersifat Ekuitas lain dari Emiten dengan harga dan atau nilai konversi dan atau harga pelaksanaan di bawah harga Penawaran Umum perdana saham dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum penyampaian Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam, dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan atas saham dan atau Efek Bersifat Ekuitas lain Emiten tersebut sampai dengan 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. Larangan dimaksud tidak berlaku bagi kepemilikan atas saham dan atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, atau Badan Penyehatan Perbankan Nasional. 2. Emiten wajib melaporkan kepada Bapepam dan menyatakan dalam Prospektus, setiap transaksi yang dapat dikategorikan sebagai transaksi sebagaimana dimaksud dalam angka 1 Peraturan ini. 3. Informasi dalam laporan dan pernyataan dalam Prospektus sebagaimana dimaksud dalam angka 2 peraturan ini harus mencakup antara lain: a. nama pemegang saham dan atau Efek Bersifat Ekuitas lain; b. Jumlah saham dan atau Efek Bersifat Ekuitas lain yang dimiliki; c. nilai yang diterima oleh Emiten sehubungan dengan penerbitan saham dan atau Efek Bersifat Ekuitas lain tersebut serta bentuk pembayaran dan metode penilaian; d. tanggal transaksi saham dan atau tanggal pelaksanaan atau konversi dari Efek Bersifat Ekuitas lain; dan e. rencana pengalihan kepemilikan atas saham dan atau Efek Bersifat Ekuitas oleh Pemerintah dalam jangka waktu 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. Informasi mengenai rencana tersebut sekurang-kurangnya meliputi: jumlah saham atau Efek Bersifat Ekuitas lain yang akan dialihkan, dan metode atau cara pengalihan, serta informasi lain yang relevan. 4 Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk kepada Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. 5 Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan Nomor IX.A.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-47/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pembatasan Atas Saham Yang Diterbitkan Sebelum Penawaran Umum dinyatakan tidak berlaku lagi. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 8 Maret 2001 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Kep-06/PM/2001 Herwidayatmo NIP 060065750 IV-3
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-06/PM/2001|KEPTA-BAPEPAM/2001 </reg_id> <reg_title> PEMBATASAN ATAS SAHAM YANG DITERBITKAN SEBELUM PENAWARAN UMUM </reg_title> <set_date> 8 Maret 2001 </set_date> <effective_date> 8 Maret 2001 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-47/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996' </replaced_reg> <related_reg> '45/PP/1995', 'KEP-47/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996', '7/M|KEPPRES/2000', '46/PP/1995', '8/UU/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor III.E.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 39/PM/2003 TENTANG KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI ATAS EFEK ATAU INDEKS EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan alternatif investasi kepada investor termasuk penyediaan sarana lindung nilai, serta dalam rangka memberikan landasan hukum bagi kegiatan perdagangan kontrak berjangka dan Opsi atas Efek atau Indeks Efek, maka dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Kontrak Berjangka dan Opsi atas Efek atau Indeks Efek; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; 5. Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-07/PM/2003 tanggal 20 Februari 2003 tentang Penetapan Kontrak Berjangka atas Indeks Efek sebagai Efek; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI ATAS EFEK ATAU INDEKS EFEK. Pasal 1 Ketentuan mengenai Kontrak Berjangka dan Opsi atas Efek atau Indeks Efek diatur dalam Peraturan Nomor III.E.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor III.E.1 Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 31 Oktober 2003 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-2 Peraturan Nomor III.E.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 39/PM/2003 Tanggal : 31 Oktober 2003 PERATURAN NOMOR III.E.1 : KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI ATAS EFEK ATAU INDEKS EFEK 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : a. Jaminan adalah dana dan atau Efek yang dapat digunakan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan untuk menyelesaikan Transaksi Bursa atas Kontrak atau untuk menyelesaikan kewajiban anggota kliring kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan. b. Kontrak Berjangka adalah suatu perjanjian yang mewajibkan para Pihak untuk membeli atau menjual sejumlah Underlying pada harga dan dalam waktu tertentu di masa yang akan datang. c. Kontrak adalah Kontrak Berjangka atau Opsi. d. Likuidasi Kontrak adalah penutupan Posisi Terbuka anggota kliring oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan. e. Opsi adalah hak yang dimiliki oleh Pihak untuk membeli atau menjual kepada Pihak lain atas sejumlah Efek pada harga dan dalam waktu tertentu. f. Posisi Terbuka adalah posisi Kontrak baik jual maupun beli yang belum diselesaikan. g. Transaksi Saling Hapus adalah transaksi yang dilakukan oleh Anggota Bursa Efek untuk menyelesaikan Kontrak dengan posisi berlawanan, baik itu jual maupun beli atas Kontrak yang sama. h. Underlying adalah Efek, indeks Efek, sekumpulan Efek atau indeks sekumpulan Efek yang menjadi dasar transaksi Kontrak. 2. Setiap Underlying yang akan dijadikan dasar transaksi Kontrak wajib memenuhi persyaratan- persyaratan sebagai berikut : a. memperoleh persetujuan tertulis dari Bapepam; b. pemilihan Underlying didasarkan pada suatu riset khusus oleh Bursa Efek bersama-sama dengan Lembaga Kliring dan Penjaminan; c. mendapat dukungan tertulis sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) Anggota Bursa Efek; d. dalam 1 (satu) tahun terakhir, memiliki rata-rata volatilitas harga harian tertentu; dan e. untuk Underlying berupa sekumpulan Efek atau indeks sekumpulan Efek: IV-3 Peraturan Nomor III.E.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 39/PM/2003 Tanggal : 31 Oktober 2003 1) sekurang-kurangnya terdiri dari gabungan 10 (sepuluh) Efek; 2) dalam 3 (tiga) bulan terakhir, rata-rata kontribusi nilai atau harga harian masing-masing Efek tidak lebih dari 30% (tiga puluh perseratus) dari total nilai atau harga sekumpulan Efek atau indeks sekumpulan Efek yang bersangkutan; dan 3) khusus untuk sekumpulan Efek atau indeks sekumpulan Efek luar negeri, sekumpulan Efek atau indeks sekumpulan Efek luar negeri tersebut telah diperdagangkan di negara lain. 3. Dalam hal Underlying yang akan dijadikan dasar transaksi Kontrak berupa Efek dan penyelesaian Kontrak dilaksanakan dengan penyerahan Efek, maka jumlah keseluruhan Efek dalam Kontrak yang ditransaksikan maksimal berjumlah sama dengan jumlah Underlying. 4. Untuk memperoleh persetujuan tertulis dari Bapepam sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf a di atas, Bursa Efek wajib mengajukan proposal kepada Bapepam yang sekurang-kurangnya wajib memuat hal-hal sebagai berikut : a. latar belakang dan tujuan transaksi Kontrak; b. hasil riset terhadap Underlying yang mendukung pemenuhan persyaratan angka 2 huruf d dan e di atas; c. sistem perdagangan, kliring, penjaminan, penyelesaian, dan manajemen risiko; d. persetujuan tertulis dari Lembaga Kliring dan Penjaminan; dan e. persetujuan tertulis dari Anggota Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf c di atas; 5. Dalam hal Bursa Efek menambah Underlying berupa Efek atau indeks Efek, maka Bursa Efek wajib melaporkan penambahan Underlying tersebut kepada Bapepam disertai dengan data yang mendukung pemenuhan persyaratan angka 2 huruf d di atas dan pemenuhan kualifikasi Underlying Bursa Efek yang bersangkutan. 6. Bursa Efek dan Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib menetapkan parameter tertentu dan melakukan kajian kelayakan kembali atas setiap Underlying yang diperdagangkan sekurang- kurangnya sekali dalam 6 (enam) bulan. 7. Penyelenggaraan perdagangan Kontrak hanya dapat dilakukan oleh Bursa Efek yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam. 8. Bursa Efek yang menyelenggarakan perdagangan Kontrak sekurang-kurangnya wajib mengatur hal-hal sebagai berikut : IV-4 Peraturan Nomor III.E.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 39/PM/2003 Tanggal : 31 Oktober 2003 a. spesifikasi Kontrak yang diperdagangkan, antara lain : 1) jenis dan periode Kontrak; 2) Jaminan yang dibutuhkan; 3) penentuan penghitungan nilai Kontrak dan angka pengganda (multiplier); dan 4) penentuan penghitungan harga penyelesaian. b. kualifikasi Underlying Efek; c. persyaratan Anggota Bursa Efek yang dapat melakukan transaksi Kontrak; d. mekanisme transaksi; e. ketentuan umum kliring dan penyelesaian Kontrak; f. pengawasan atas perdagangan Kontrak wajib mengikuti informasi mengenai Underlying; g. tindakan yang diambil atas perdagangan Kontrak apabila perdagangan Underlying dihentikan; h. tindakan yang diambil terhadap Posisi Terbuka bila terjadi hal yang mengakibatkan Bursa Efek dan Lembaga Kliring dan Penjaminan tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik; i. kewajiban Anggota Bursa Efek melakukan Transaksi Saling Hapus atau mengalihkan semua Posisi Terbuka kepada Anggota Bursa Efek lain pada hari bursa yang sama, apabila Anggota Bursa Efek dimaksud tidak mampu atau dianggap tidak mampu melaksanakan fungsinya dalam jangka waktu tertentu; dan j. sanksi yang dikenakan terhadap Anggota Bursa Efek atas pelanggaran peraturan. 9. Setiap perumusan dan atau perubahan spesifikasi Kontrak oleh Bursa Efek wajib memperhatikan kepentingan dan mendapat persetujuan tertulis dari Lembaga Kliring dan Penjaminan. 10. Bursa Efek yang akan menyelenggarakan perdagangan Kontrak wajib menerbitkan informasi tertulis atas jenis Kontrak dan mengumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum transaksi dimulai, yang sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut: a. spesifikasi Kontrak yang akan diperdagangkan; b. risiko-risiko yang dihadapi; c. gambaran umum Underlying, termasuk harga Underlying; dan d. dasar penentuan pemilihan Underlying. IV-5 Peraturan Nomor III.E.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 39/PM/2003 Tanggal : 31 Oktober 2003 11. Kliring, penjaminan, dan penyelesaian transaksi Kontrak hanya dapat dilaksanakan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam. Dalam hal penyelesaian Kontrak dilaksanakan dengan penyerahan Efek, penyelesaian transaksi Kontrak wajib melibatkan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam. 12. Dalam rangka pelaksanaan kliring, penjaminan, dan penyelesaian transaksi Kontrak, Lembaga Kliring dan Penjaminan sekurang-kurangnya wajib mengatur hal-hal sebagai berikut: a. mekanisme kliring, penjaminan, dan penyelesaian transaksi Kontrak; b. Jaminan dan Dana Jaminan yang diperlukan; c. setiap Jaminan yang diserahkan oleh Anggota Bursa Efek wajib dikuasai oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan; d. kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan menyampaikan pemberitahuan kepada anggota kliring dan Bursa Efek apabila terdapat Kontrak pada anggota kliring yang kerugiannya telah mencapai 50% (lima puluh perseratus) dari total jumlah Jaminan anggota kliring yang dikuasai Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau pada tingkat persentase tertentu berdasarkan analisa risiko penjaminan; dan e. kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan melakukan Likuidasi Kontrak anggota kliring apabila anggota kliring mengalami kerugian yang telah mencapai 75% (tujuh puluh lima perseratus) atau lebih dari jumlah Jaminan yang dikuasai Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau pada tingkat persentase tertentu berdasarkan analisa risiko penjaminan. 13. Dalam hal penyelesaian Kontrak dilakukan dengan penyerahan Efek, tata cara penyelesaian transaksi tunduk pada peraturan Lembaga Kliring dan Penjaminan dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang berlaku untuk penyelesaian Transaksi Bursa atas Underlying Efek. 14. Selain ketentuan yang tersebut dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, Perusahaan Efek yang memberikan layanan jasa perantara pedagang Kontrak, wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. dilarang memberikan pembiayaan penyelesaian transaksi bagi nasabah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor V.D.6 tentang Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah; IV-6 Peraturan Nomor III.E.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 39/PM/2003 Tanggal : 31 Oktober 2003 b. menyampaikan pemberitahuan kepada nasabahnya apabila terdapat Kontrak nasabah yang dikuasakan kepada Perusahaan Efek telah merugi sehingga nilai kerugian tersebut telah mencapai 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah kekayaan nasabah yang dikuasakan kepada Perusahaan Efek; c. memiliki wewenang untuk melakukan Transaksi Saling Hapus apabila Kontrak nasabah yang dikuasakan kepada Perusahaan Efek telah merugi sehingga nilai kerugian tersebut telah mencapai 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah kekayaan nasabah yang dikuasakan kepada Perusahaan Efek; d. wajib menyampaikan setiap pesanan nasabah melalui sistem perdagangan yang disediakan oleh Bursa Efek; e. menyediakan rekening khusus untuk perdagangan Kontrak; dan f. memperoleh pernyataan tertulis dari investor bahwa investor telah memahami setiap risiko yang akan diperolehnya. 15. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dapat mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 31 Oktober 2003 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-7
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-39/PM/2003|KEPTA-BAPEPAM/2003 </reg_id> <reg_title> KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI ATAS EFEK ATAU INDEKS EFEK </reg_title> <set_date> 31 Oktober 2003 </set_date> <effective_date> 31 Oktober 2003 </effective_date> <related_reg> '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000', '46/PP/1995', 'KEP-07/PM/2003|KEPTA-BAPEPAM/2003', '8/UU/1995' </related_reg>
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 516/BL/2012 TENTANG PEDOMAN PENGUMUMAN HARIAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSA DANA TERBUKA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan dasar hukum yang tegas bagi Reksa Dana dalam membentuk Portofolio Efek, baik terhadap jenis maupun persentase Efek, dipandang perlu untuk menyempurnakan Peraturan Nomor IV.C.3, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep- 08/PM/1997 tanggal 30 April 1997 tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka, dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam dan LK yang baru; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENGUMUMAN HARIAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSA DANA TERBUKA. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN - 2 - Pasal 1 Ketentuan tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka diatur dalam Peraturan Nomor IV.C.3 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 (1) Reksa Dana Campuran yang pada saat ditetapkannya Keputusan ini memiliki Portofolio Efek berupa Efek Bersifat Ekuitas, Efek Bersifat Utang, dan/atau instrumen pasar uang dalam negeri dalam persentase yang tidak sesuai dengan ketentuan angka 1 huruf d Peraturan Nomor IV.C.3, Lampiran Keputusan ini, dilarang menambah persentase pemilikan atas Efek- Efek yang telah melampaui persentase sebagaimana dimaksud dalam ketentuan angka 1 huruf d tersebut. (2) Reksa Dana Campuran yang Pernyataan Pendaftaran- nya telah efektif pada saat ditetapkannya Keputusan ini, wajib menyesuaikan Portofolio Efek-nya sesuai dengan ketentuan angka 1 huruf d Peraturan Nomor IV.C.3 Lampiran Keputusan ini paling lambat tanggal 30 Juni 2013. Pasal 3 Reksa Dana yang Pernyataan Pendaftaran-nya telah efektif pada saat ditetapkannya Keputusan ini, wajib menghitung Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana dimaksud berdasarkan Nilai Pasar Wajar yang diperoleh sesuai tata cara yang diatur dalam Peraturan Nomor IV.C.2 tentang Nilai Pasar Wajar Dari Efek Dalam Portofolio Reksa Dana, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-367/BL/2012 tanggal 9 Juli 2012, sejak tanggal 1 Januari 2013. Pasal 4 Reksa Dana yang Pernyataan Pendaftaran-nya telah disampaikan kepada Bapepam dan LK sebelum ditetapkannya Keputusan ini, namun Pernyataan Pendaftaran dimaksud belum menjadi efektif, maka: a. komposisi Portofolio Efek Reksa Dana dimaksud harus sesuai dengan Peraturan Nomor IV.C.3, Lampiran Keputusan ini; dan KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN - 3 - b. penghitungan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana dimaksud, wajib menggunakan Nilai Pasar Wajar yang diperoleh sesuai tata cara yang diatur dalam Peraturan Nomor IV.C.2 tentang Nilai Pasar Wajar Dari Efek Dalam Portofolio Reksa Dana, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep- 367/BL/2012 tanggal 9 Juli 2012, sejak tanggal 1 Januari 2013. Pasal 5 Sejak ditetapkannya Keputusan ini sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, penghitungan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Pasar Uang dilakukan sesuai Peraturan Nomor IV.C.3, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-08/PM/1997 tanggal 30 April 1997 tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka. Pasal 6 Peraturan Nomor IV.C.3, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-08/PM/1997 tanggal 30 April 1997 tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sejak tanggal 1 Januari 2013. Pasal 7 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 21 September 2012 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. Ngalim Sawega NIP 195505301977111001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 516/BL/2012 Tanggal : 21 September 2012 PERATURAN NOMOR IV.C.3 : PEDOMAN PENGUMUMAN HARIAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSA DANA TERBUKA 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: a. Reksa Dana Pasar Uang adalah Reksa Dana yang hanya melakukan investasi pada: 1) instrumen pasar uang dalam negeri; dan/atau 2) Efek Bersifat Utang yang: a) diterbitkan dengan jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) tahun; dan/atau b) sisa jatuh temponya tidak lebih dari dari 1 (satu) tahun. b. Reksa Dana Pendapatan Tetap adalah Reksa Dana yang melakukan investasi paling kurang 80% (delapan puluh perseratus) dari Nilai Aktiva Bersih dalam bentuk Efek Bersifat Utang. c. Reksa Dana Saham adalah Reksa Dana yang melakukan investasi paling kurang 80% (delapan puluh perseratus) dari Nilai Aktiva Bersih dalam bentuk Efek Bersifat Ekuitas. d. Reksa Dana Campuran adalah Reksa Dana yang melakukan investasi pada Efek Bersifat Ekuitas, Efek Bersifat Utang, dan/atau instrumen pasar uang dalam negeri yang masing-masing tidak melebihi 79% (tujuh puluh sembilan perseratus) dari Nilai Aktiva Bersih, dimana dalam portofolio Reksa Dana tersebut wajib terdapat Efek Bersifat Ekuitas dan Efek Bersifat Utang. 2. Reksa Dana Pasar Uang dilarang memungut biaya penjualan dan biaya pembelian kembali Unit Penyertaan. 3. Bank Kustodian Reksa Dana Terbuka sebagaimana dimaksud pada angka 1 Peraturan ini wajib menghitung pada setiap hari bursa: a. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana per Unit Penyertaan atau per saham; b. Hasil investasi Reksa Dana dalam 30 (tiga puluh) hari terakhir, dihitung sesuai dengan ketentuan angka 1 huruf a Peraturan Nomor VIII.G.9 tentang Informasi Dalam Ikhtisar Keuangan Singkat Reksa Dana; c. Hasil investasi Reksa Dana dalam 1 (satu) tahun terakhir, dihitung sesuai dengan ketentuan angka 1 huruf a Peraturan Nomor VIII.G.9 tentang Informasi Dalam Ikhtisar Keuangan Singkat Reksa Dana; dan d. Hasil investasi riil dalam 1 (satu) tahun terakhir setelah memperhitungkan biaya penjualan dan biaya pembelian kembali Unit Penyertaan atau saham, dihitung sesuai dengan ketentuan angka 1 huruf b Peraturan Nomor VIII.G.9 tentang Informasi Dalam Ikhtisar Keuangan Singkat Reksa Dana. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 516/BL/2012 Tanggal : 21 September 2012 Besarnya biaya penjualan dan pembelian kembali yang dibebankan dalam perhitungan ini adalah sebesar yang ditetapkan dalam Kontrak Investasi Kolektif dan Prospektus. 4. Perhitungan sebagaimana dimaksud dalam angka 3 Peraturan ini, disampaikan kepada Bapepam dan LK dengan menggunakan Formulir Nomor IV.C.3-1, paling lambat pukul 10.00 WIB hari bursa berikutnya. 5. Perhitungan sebagaimana dimaksud dalam angka 3 Peraturan ini wajib diumumkan kepada masyarakat melalui paling kurang satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional paling lambat pada hari bursa berikutnya. 6. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK dapat mengenakan sanksi terhadap setiap Pihak yang melanggar ketentuan Peraturan ini termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 21 September 2012 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd.. Ngalim Sawega NIP 195505301977111001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN LAMPIRAN Peraturan Nomor IV.C.3 FORMULIR NOMOR : IV.C.3-1 NILAI AKTIVA BERSIH REKSA DANA TERBUKA Tanggal : ......................... Nama Jenis Nilai Aktiva Bersih per unit (Rp) Hasil investasi dalam 30 hari terakhir (%) Hasil investasi dalam 1 tahun terakhir (%) Hasil investasi riil dalam 1 tahun terakhir (%)
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-516/BL/2012|KEPTA-BAPEPAM/2012 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN PENGUMUMAN HARIAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSA DANA TERBUKA </reg_title> <set_date> 21 September 2012 </set_date> <effective_date> 21 September 2012 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-08/PM/1997|KEPTA-BAPEPAM/1997 | Lampiran Peraturan Nomor IV.C.3' </replaced_reg> <related_reg> '12/PP/2004', '8/UU/1995', '45/PP/1995', '46/PP/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IV.A.5 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-21/PM/1996 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENYIMPANAN KEKAYAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Pedoman Kontrak Penyimpanan Kekayaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; 4. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 646/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham Atau Unit Penyertaan Reksa Dana Oleh Pemodal Asing; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENYIMPANAN KEKAYAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pedoman Kontrak Penyimpanan Kekayaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan, diatur dalam Peraturan Nomor : IV.A.5 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor IV.A.5 Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor IV.A.5 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 21/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR IV.A.5 : PEDOMAN KONTRAK PENYIMPANAN KEKAYAAN REKSA DAN BERBENTUK PERSEROAN Pedoman Kontrak penyimpanan kekayaan Reksa Dana berbentuk Perseroan dengan Bank Kustodian sekurang-kurangnya memuat tentang hal-hal sebagai berikut : 1. Nama dan alamat Bank Kustodian. 2. Tata cara penjualan atau pembelian kembali (pelunasan) saham, bagi Reksa Dana terbuka. 3. Pemisahan rekening Efek atas nama Reksa Dana. 4. Kewajiban mengadministrasikan Efek dan dana dari Reksa Dana, memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, hak-hak lain dan menyelesaikan transaksi Efek. 5. Kewajiban membuat dan menyampaikan laporan kepada Manajer Investasi, Reksa Dana dan Bapepam. 6. Memperbolehkan Akuntan memeriksa laporan keuangan dan prosedur operasional Reksa Dana. 7. Kewajiban untuk melaksanakan pencatatan, balik nama dalam pemilikan Efek, pembagian hak yang berkaitan dengan saham Reksa Dana. 8. Kewajiban memberikan ganti rugi kepada Reksa Dana setiap kerugian atau kesalahan yang berkaitan dengan Efek dan dana dalam rekening Reksa Dana. 9. Biaya bagi Bank Kustodian berkaitan dengan jasa yang diberikan dan biaya yang dibebankan kepada Reksa Dana. 10. Kewajiban mengasuransikan kekayaan Reksa Dana, jika para pihak memandang perlu. 11. Larangan penghentian kegiatan Bank Kustodian sebelum dialihkan kepada Bank Kustodian pengganti. 12. Kewajiban menentukan nilai aktiva bersih Reksa Dana, apabila Bank Kustodian ditugaskan untuk melakukan perhitungan nilai aktiva bersih. Ditetapkan di : pada tanggal : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 IV-3
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-21/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN KONTRAK PENYIMPANAN KEKAYAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '646/KMK.010/1995|KEP-MENKEU/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IV.A.3 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka peningkatan fleksibilitas dan efisiensi pengelolaan Reksa Dana, perluasan alternatif investasi serta pemberian perlindungan hukum yang lebih memadai terhadap pemodal guna mendorong pertumbuhan industri Reksa Dana, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-19/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lemabaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan, diatur dalam Peraturan Nomor: IV.A.3 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor IV.A.3 Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-19/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 14 Agustus 2002 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-2 Peraturan Nomor IV.A.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 13/PM/2002 Tanggal : 14 Agustus 2002 PERATURAN NOMOR IV.A.3 : PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN 1. Reksa Dana Berbentuk Perseroan yang telah memperoleh izin usaha wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Menugaskan Manajer Investasi yang telah memperoleh izin usaha untuk mengelola investasi Reksa Dana dan melaksanakan kegiatan lainnya yang diperlukan serta menunjang fungsinya sebagai Manajer Investasi berdasarkan suatu Kontrak Pengelolaan Reksa Dana; b. Dalam hal Manajer Investasi menghentikan kegiatannya atas pengelolaan suatu Reksa Dana, dan tidak ada rencana yang dibuat untuk pengalihan atas Kontrak Pengelolaan Reksa Dana atau pembuatan Kontrak Reksa Dana baru, Reksa Dana tersebut wajib dibubarkan; c. Kontrak Pengelolaan Reksa Dana wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari sebagian besar direktur Reksa Dana tersebut; d. Semua pengalihan dari Kontrak Pengelolaan Reksa Dana wajib didasarkan pada persetujuan sebagian besar direktur; e. Jabatan direktur Reksa Dana tidak diberikan kepada : (1) orang yang pernah dinyatakan pailit atau menjadi direktur atau komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit; (2) orang yang pernah melakukan perbuatan tercela dan atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang Pasar Modal pada khususnya atau di bidang keuangan pada umumnya. f. Setiap rencana pemutusan Kontrak Pengelolaan Reksa Dana, wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan sebagian besar direktur, dan pemutusan tersebut wajib diberitahukan kepada para pemegang saham dan Bapepam sekurang-kurangnya 60 (enampuluh) hari atau dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh Bapepam sebelum pemutusan kontrak dimaksud; g. Manajer Investasi wajib menyampaikan kepada direksi semua laporan, catatan dan informasi material dan relevan lainnya, serta wajib memberikan informasi lain yang berhubungan dengan pengelolaan Reksa Dana yang diminta oleh direksi untuk menilai Kontrak Pengelolaan Reksa Dana. 2. Setiap perubahan kebijakan dasar yang dimuat dalam Kontrak Pengelolaan Reksa Dana atau penunjukan dan perubahan Akuntan wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan sebagian besar direktur, dan perubahan tersebut wajib diberitahukan kepada Bapepam serta pemegang saham sekurang-kurangnya 60 (enampuluh) hari sebelum berlakunya perubahan tersebut. 3. Bapepam dapat menolak perubahan sebagaimana dimaksud angka 2 (dua) dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak pemberitahuan tersebut diterima. IV-3 Peraturan Nomor IV.A.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 13/PM/2002 Tanggal : 14 Agustus 2002 4. Dalam hal Bapepam tidak keberatan atas perubahan tersebut dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam angka 3, perubahan termaksud dengan sendirinya berlaku pada hari ke-61 (enampuluh satu) sejak tanggal diterimanya pemberitahuan oleh Bapepam. 5. Direksi wajib mempertimbangkan dengan teliti, baik terhadap calon profesi dan lembaga penunjang yang terkait dan persyaratan kontrak yang diajukan sebelum menyetujui, memperpanjang, atau menyetujui pengalihan dari setiap kontrak untuk kepentingan Reksa Dana. 6. Direksi wajib melaksanakan pengawasan terus menerus secara cermat dan teliti terhadap Reksa Dana, termasuk pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh profesi dan lembaga penunjang terkait, dan direksi wajib meminta kepada profesi dan lembaga penunjang yang terkait semua dokumen, catatan, dan keterangan lain yang diperlukan untuk menilai kinerja profesi dan lembaga penunjang yang terkait tersebut. 7. Direksi dalam mempertimbangkan penunjukan Manajer Investasi wajib sekurang-kurangnya memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Kemampuan Manajer Investasi; b. Biaya Manajer Investasi; c. Jasa yang diberikan oleh Manajer Investasi selain jasa pengelolaan; d. Setiap manfaat selain biaya pengelolaan yang dibayarkan berdasarkan kontrak pengelolaan Reksa Dana, yang diperoleh Manajer Investasi atau pihak Afiliasinya. 8. Semua kontrak serta perubahannya wajib dibuat secara notariil. 9. Reksa Dana yang telah memperoleh izin usaha dan yang telah dinyatakan efektif hanya dapat melakukan pembelian dan penjualan atas : a. Efek yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan atau dicatatkan di Bursa Efek baik di dalam maupun di luar negeri; b. instrumen pasar uang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun, meliputi Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, Surat Pengakuan Hutang, Sertifikat Deposito baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing, dan Obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia; dan c. Surat berharga komersial yang jatuh temponya di bawah 3 (tiga) tahun dan telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat Efek. 10. Dalam hal Pernyataan Pendaftaran Saham Reksa Dana tertutup telah dinyatakan efektif oleh Bapepam maka saham Reksa Dana tersebut dapat dicatatkan di Bursa Efek. 11. Manajer Investasi wajib memelihara semua catatan penting yang berkaitan dengan laporan keuangan dan pengelolaan Reksa Dana sebagaimana ditetapkan oleh Bapepam. 12. Dalam hal Reksa Dana melakukan Penawaran Umum berikutnya, Reksa Dana wajib : a. mengumumkan secara harian Nilai Aktiva Bersih dari sahamnya selama masa Penawaran Umum; dan b. menawarkan sahamnya pada harga yang sama atau lebih besar dari Nilai Aktiva Bersih per saham. 13. Reksa Dana wajib menghitung Nilai Aktiva Bersih per saham setiap hari bursa bagi Reksa Dana terbuka dan seminggu sekali bagi Reksa Dana tertutup. IV-4 Peraturan Nomor IV.A.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 13/PM/2002 Tanggal : 14 Agustus 2002 14. Manajer Investasi Reksa Dana dilarang melakukan tindakan yang dapat menyebabkan Reksa Dana Berbentuk Perseroan : a. membeli Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri yang informasinya tidak dapatdiakses melalui media massa atau fasilitas internet yang tersedia; b. membeli Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri yang informasinya dapat diakses melalui media massa atau fasilitas internet yang tersedia lebih dari 15% (lima belas per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih; c. membeli Efek Bersifat Ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaan yang telah mencatatkan Efeknya pada Bursa Efek di Indonesia lebih dari 5% (lima perseratus) dari modal disetor perusahaan dimaksud; d. membeli Efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan lebih dari 10% (sepuluh perseratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana pada setiap saat. Pembatasan ini termasuk pemilikan surat berharga yang dikeluarkan oleh bank-bank tetapi tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia dan obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia; e. menjual saham Reksa Dana terbuka kepada setiap pemodal lebih dari 2 % (dua per seratus) dari modal yang dikeluarkan, kecuali bagi Manajer Investasi Reksa Dana terbuka yang bersangkutan; f. membeli Efek Beragun Aset lebih dari 10% (sepuluh perseratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana dengan ketentuan bahwa setiap jenis Efek Beragun Aset tidak lebih dari 5% (lima perseratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana; g. membeli Efek yang tidak melalui Penawaran Umum dan atau tidak dicatatkan di Bursa Efek, kecuali Efek pasar uang, Obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia; h. membeli Efek yang diterbitkan oleh pihak yang terafiliasi baik dengan Manajer Investasi maupun pemegang Unit Penyertaan lebih dari 20% (dua puluh perseratus) dari Nilai Aktiva Bersih, kecuali hubungan afiliasi yang terjadi karena penyertaan modal pemerintah; i. terlibat dalam kegiatan selain dari investasi, investasi kembali atau perdagangan Efek; j. terlibat dalam penjualan Efek yang belum dimiliki (short sale); k. terlibat dalam membeli Efek secara margin; l. melakukan emisi obligasi atau sekuritas kredit; m. terlibat dalam berbagai bentuk pinjaman, kecuali pinjaman jangka pendek yang berkaitan dengan penyelesaian transaksi dan pinjaman tersebut tidak lebih dari 10% (sepuluh perseratus) dari nilai portofolio Reksa Dana pada saat pembelian; n. membeli efek yang sedang ditawarkan dalam Penawaran Umum dimana Manajer Investasi bertindak sebagai Penjamin Emisi dari Efek dimaksud; o. terlibat dalam transaksi bersama atau kontrak bagi hasil dengan Manajer Investasi atau pihak Afiliasinya; p. membayar dividen selain berasal dari laba. q. membeli Efek Beragun Aset dimana Manajer Investasinya sama dengan Manajer Investasi Reksa Dana dan atau terafiliasi dengan Kreditur Awal Efek Beragun Aset tersebut; atau r. membeli Efek Beragun Aset yang tidak tercatat pada Bursa Efek di Indonesia. IV-5 Peraturan Nomor IV.A.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 13/PM/2002 Tanggal : 14 Agustus 2002 15. Setelah memberitahukan Bapepam, Manajer Investasi Reksa Dana terbuka dapat menginstruksikan kepada Bank Kustodian dan Agen Penjual untuk melakukan penundaan pembelian kembali (pelunasan) apabila terjadi hal-hal sebagai berikut : a. Bursa Efek di mana sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana diperdagangkan ditutup; b. Perdagangan Efek atas sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana di Bursa dihentikan; c. Keadaan darurat; d. terdapat hal-hal lain yang ditetapkan dalam kontrak pengelolaan investasi setelah mendapat persetujuan Bapepam. 16. Manajer Investasi atau pihak Afiliasinya dapat membeli atau menjual saham Reksa Dana tertutup yang dikelola oleh Manajer Investasi tersebut, apabila Nilai Aktiva Bersih dihitung, dinilai dan diumumkan setiap hari. 17. Penjualan atau membeli kembali saham (pelunasan) Reksa Dana terbuka dapat dilakukan melalui Bank Kustodian atau agen penjual yang ditunjuk oleh Manajer Investasi. 18. Manajer Investasi dilarang terafiliasi dengan Bank Kustodian. 19. Pembayaran atas saham Reksa Dana terbuka yang dijual kembali oleh pemodal dilakukan sesegera mungkin, tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kerja sejak diminta penjualan kembali oleh pemegang saham. 20. Nilai Aktiva Bersih awal untuk setiap saham dari Reksa Dana Terbuka wajib ditetapkan sebesar Rp1.000,00 (seribu rupiah). 21. Laporan keuangan tahunan Reksa Dana wajib diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam serta wajib disampaikan kepada Bapepam oleh Manajer Investasi selambat- lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan berakhir. 22. Reksa Dana wajib menerbitkan pembaharuan prospektus yang disertai laporan keuangan tahunan terakhir serta wajib disampaikan kepada Bapepam oleh Manajer Investasi selambat- lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan berakhir. 23. Dalam hal Reksa Dana dibubarkan, maka biaya Konsultan Hukum, Akuntan, dan beban lain kepada Pihak ketiga menjadi tanggung jawab dan wajib dibayar Manajer Investasi kepada pihak-pihak yang bersangkutan. 24. Pelanggaran terhadap peraturan ini dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Perundang- undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 25. Dengan berlakunya peraturan ini, maka Peraturan nomor IV.A.3 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-19/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan , dinyatakan tidak berlaku lagi. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 14 Agustus 2002 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-6
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-13/PM/2002|KEPTA-BAPEPAM/2002 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN </reg_title> <set_date> 14 Agustus 2002 </set_date> <effective_date> 14 Agustus 2002 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-19/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996' </replaced_reg> <related_reg> '46/PP/1995', '8/UU/1995', '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000' </related_reg>
Peraturan Nomor X.G.2 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-74/PM/1996 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Pemeliharaan Dokumen Oleh Bank Umum Sebagai Kustodian; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN Pasal 1 Ketentuan mengenai Pemeliharaan Dokumen Oleh Bank Umum Sebagai Kustodian, diatur dalam Peraturan Nomor : X.G.2 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor X.G.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 74/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR X.G.2 : PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN 1. Setiap Bank Kustodian wajib mengadministrasikan, menyimpan, dan memelihara catatan, pembukuan, data, dan keterangan tertulis yang berhubungan dengan: a. nasabah yang Efeknya disimpan pada Bank Kustodian; b. posisi Efek yang disimpan pada Bank Kustodian; c. buku daftar nasabah dan administrasi penyimpanannya serta hak nasabah yang melekat pada Efek yang dititipkan; dan d. tempat penyimpanan yang aman dan terpisah. 2. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a peraturan ini terdiri dari sekurang- kurangnya : a. kontrak dengan nasabah jasa Bank Kustodian; dan b. daftar biaya untuk jasa-jasa yang diberikan. 3. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b peraturan ini terdiri dari sekurang- kurangnya: a. status Efek nasabah yang disimpan; b. rahasia Efek yang disimpan; dan c. bentuk Efek sebagai sertifikat atau bukti penitipan kolektif lainnya. 4. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf c peraturan ini sekurang-kurangnya memuat: a. daftar transaksi harian Efek; b. pembagian dividen, bonus, pelaksanaan hak memesan Efek terlebih dulu atau hak atas Efek lainnya, termasuk penggunaan hak suara yang diwakilkan; c. memorandum penyelesaian perselisihan antar nasabah, Biro Administrasi Efek dan Anggota Bursa; dan IV-2 Peraturan Nomor X.G.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 74/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 5. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d peraturan ini sekurang-kurangnya memuat : a. pegawai yang khusus bertanggung jawab atas pengoperasian jasa Kustodian; b. perubahan Penanggung Jawab Bank Kustodian; c. spesifikasi ruangan penyimpanan Efek, lemari besi atau brankas; dan d. buku pedoman operasional. 6. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1, angka 2, angka 3, angka 4 dan angka 5 peraturan ini wajib disimpan di tempat yang aman dan terpisah dari kegiatan bank lainnya dan wajib tersedia setiap saat untuk kepentingan pemeriksaan Bapepam. 7. Dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 6 peraturan ini wajib disimpan sekurang- kurangnya untuk masa 5 (lima) tahun. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 IV-3
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-74/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|Keppres/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IV.D.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 19 /PM/2004 TENTANG PEDOMAN IKLAN REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas perlindungan dan pemahaman investor Reksa Dana melalui penggunaan iklan yang bersifat mendidik, informatif dan tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan atas suatu produk Reksa Dana sehingga tercipta industri Reksa Dana yang sehat, dipandang perlu menerbitkan Peraturan Bapepam Nomor IV.D.1 tentang Pedoman Iklan Reksa Dana; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEDOMAN IKLAN REKSA DANA. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pedoman Iklan Reksa Dana, diatur dalam Peraturan Nomor: IV.D.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor V.D.1 Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 29 April 2004 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-2 Peraturan Nomor IV.D.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 19/PM/2004 Tanggal : 29 April 2004 PERATURAN NOMOR IV.D.1 : PEDOMAN IKLAN REKSA DANA 1. Yang dimaksud dengan iklan dalam peraturan ini adalah setiap informasi yang memuat pemberitahuan atau tawaran untuk membeli saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana yang dilakukan melalui media massa elektronik seperti televisi, radio, film, dan media elektronik lainnya maupun media cetak seperti surat kabar, majalah, surat, brosur serta media cetak lain. 2. Reksa Dana dilarang mengiklankan penjualan saham atau Unit Penyertaan sebelum memperoleh Pernyataan Efektif dari Bapepam. 3. Pernyataan atau data dalam iklan suatu Reksa Dana mengenai kinerja Reksa Dana dan Manajer Investasi yang mengelola Reksa Dana tersebut wajib dibuat berdasarkan keterangan atau informasi yang benar tentang Fakta Material yang diperlukan agar tidak memberikan gambaran yang menyesatkan. 4. Manajer Investasi bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua informasi yang tercantum dalam iklan tersebut. 5. Iklan suatu Reksa Dana dilarang memuat : a. informasi yang tidak benar atau tidak mengungkapkan Fakta Material; b. kata atau kalimat yang memberikan kesan bahwa pemodal tidak akan rugi atau keuntungan akan dijamin; c. kesan bahwa pemodal dapat memperoleh keuntungan tanpa adanya risiko; d. informasi yang tidak sesuai dengan dengan informasi yang terdapat dalam Kontrak Investasi Kolektif, kontrak lain, atau Prospektus Reksa Dana tersebut; e. informasi yang mencemarkan nama baik Reksa Dana lain, pengelola Reksa Dana lain, atau industri Reksa Dana secara keseluruhan; f. gambaran, proyeksi, atau janji atas kinerja Reksa Dana tersebut di masa datang; g. hal-hal yang mengganggu seperti tata suara yang terlalu keras atau pengulangan kata- kata yang meminta calon pemodal untuk bertindak segera dalam hal iklan menggunakan media elektronik; dan h. kalimat-kalimat seperti ”belilah sekarang juga”, ”jangan ketinggalan”, ”bertindaklah sekarang” atau atau kalimat-kalimat lain dengan maksud yang hampir sama untuk menarik minat calon pemodal. 6. Iklan suatu Reksa Dana yang memuat data mengenai kinerja Reksa Dana dari suatu sumber wajib mencantumkan informasi mengenai sumber tersebut lengkap dengan tanggal, bulan, dan tahun pemuatan kinerja tersebut. Bukti mengenai kinerja yang dimuat dalam sumber tersebut wajib disampaikan kepada Bapepam. 7. Setiap data mengenai kinerja Reksa Dana dalam iklan suatu Reksa Dana wajib memuat angka- angka kinerja sebenarnya. Angka-angka yang bersifat hipotesis hanya diperbolehkan untuk keperluan menerangkan mekanisme kerja Reksa Dana yang bersangkutan yang tidak bisa diterangkan dengan angka-angka sebenarnya. Apabila digunakan, angka-angka hipotesis ini wajib bersifat konservatif dan tidak ditujukan untuk memberikan gambaran tentang kinerja Reksa Dana tersebut di masa datang. Penggunaan angka-angka hipotesis wajib diberikan judul ILUSTRASI. IV-3 Peraturan Nomor IV.D.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 19/PM/2004 Tanggal : 29 April 2004 Setiap data tentang kinerja Reksa Dana dalam iklan suatu Reksa Dana yang belum berumur 1 (satu) tahun dilarang untuk diproyeksikan atau ditampilkan dalam rata-rata 1 (satu) tahun. 9. Iklan suatu Reksa Dana yang memuat perbandingan kinerja wajib memuat perbandingan yang wajar, akurat, relevan, dan setara. 10. Iklan suatu Reksa Dana yang memuat kinerja atau data kuantitatif wajib memuat data terbaru. 11. Dalam hal penampilan grafik, iklan suatu Reksa Dana wajib memuat grafik secara jelas dan lengkap. Apabila 2 (dua) atau lebih kelompok data ditampilkan secara bersamaan dalam 1 (satu) grafik, maka skala perbandingan yang digunakan harus sama. 12. Iklan suatu Reksa Dana wajib mencantumkan pernyataan peringatan kepada calon pemodal sebagai berikut : ”INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RISIKO. CALON PEMODAL WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI REKSA DANA. KINERJA MASA LALU TIDAK MENCERMINKAN KINERJA MASA DATANG.”. 13. Pernyataan peringatan sebagaimana dimaksud dalam angka 12 peraturan ini yang disampaikan melalui tulisan wajib dimuat dalam huruf kapital dan dapat terbaca dengan mudah, sedangkan pernyataan peringatan yang disampaikan dalam media elektronik sekurang-kurangnya durasi penayangannya 5 (lima) detik. Khusus untuk iklan yang ditayangkan melalui audio elektronik wajib memuat pernyataan peringatan secara utuh. 14. Iklan suatu Reksa Dana wajib disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah diiklankan. 15. Ketentuan di atas tidak berlaku bagi iklan Reksa Dana yang bersifat pemberitahuan (brand awarness) , tidak menawarkan untuk menjual atau membeli Reksa Dana atau tidak memuat data, kinerja, informasi dan angka-angka. 16. Setiap Pihak yang menerbitkan iklan Reksa Dana wajib memenuhi ketentuan dalam peraturan ini. 17. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 29 April 2004 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-4
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-19/PM/2004|KEPTA-BAPEPAM/2004 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN IKLAN REKSA DANA </reg_title> <set_date> 29 April 2004 </set_date> <effective_date> 29 April 2004 </effective_date> <related_reg> '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '8/UU/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor III.B.6 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 46 /PM/2004 TENTANG PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka memperkuat kondisi keuangan dan kemampuan operasional Lembaga Kliring dan Penjaminan dalam melaksanakan fungsinya menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-25/PM/2000 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 530/KMK.01/2004 tentang Perubahan Ketiga atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 446/KMK.01/1983 tentang Penunjukan Pejabat Pengganti Dalam Lingkungan Departemen Keuangan; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA. IV-1 Peraturan Nomor III.B.6 Pasal 1 Ketentuan mengenai Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, diatur dalam Peraturan Nomor III.B.6 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-25/PM/2000 tanggal 30 Juni 2000 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 9 Desember 2004 Pgs. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal ttd. Darmin Nasution NIP 130605098 IV-2 Peraturan Nomor III.B.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 46/PM/2004 Tanggal : 9 Desember 2004 PERATURAN NOMOR III.B.6 : PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA 1. Definisi a. Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek, pinjam meminjam Efek, atau kontrak lain mengenai Efek atau harga Efek. b. Kliring adalah proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari Transaksi Bursa. c. Netting adalah kegiatan Kliring yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi setiap anggota Kliring untuk menyerahkan atau menerima saldo Efek tertentu untuk setiap jenis Efek yang ditransaksikan dan untuk menerima atau membayar sejumlah uang untuk seluruh Efek yang ditransaksikan. d. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa adalah kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan untuk seketika dan langsung mengambil alih tanggung jawab anggota Kliring yang gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan penyelesaian Transaksi Bursa dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut pada waktu dan cara yang sama sebagaimana diwajibkan kepada anggota Kliring yang bersangkutan. e. Rekening Jaminan adalah Rekening Efek anggota Kliring pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang dapat digunakan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan untuk menyelesaikan Transaksi Bursa atau untuk menyelesaikan kewajiban anggota Kliring tersebut kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan. f. Cadangan Jaminan adalah akumulasi dana yang berasal dari penyisihan surplus operasional Lembaga Kliring dan Penjaminan dalam bentuk kas atau setara kas yang dipergunakan untuk membiayai Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa. g. Dana Jaminan adalah kumpulan dana dan atau Efek yang diadministrasikan dan dikelola oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan yang dapat digunakan untuk membiayai Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan. h. Jaringan Kredit adalah anggota Kliring baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama diwajibkan untuk menutup kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan berkaitan dengan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa sebagaimana diatur dalam peraturan ini dan Peraturan Nomor III.B.7 tentang Dana Jaminan. 2. Bursa Efek wajib mengatur setiap jenis Transaksi Bursa sebagaimana dimaksud dalam angka 2 Peraturan Nomor III.A.10 tentang Transaksi Efek dan wajib membuat kontrak dengan Lembaga Kliring dan Penjaminan mengenai tata cara Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, yang isinya memuat ketentuan sebagai berikut: IV-3 Peraturan Nomor III.B.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 46/PM/2004 Tanggal : 9 Desember 2004 a. Lembaga Kliring dan Penjaminan dapat menentukan anggota Kliring yang dapat bertransaksi dan anggota Kliring yang dilarang melakukan Transaksi Bursa berdasarkan hasil analisa risiko penjaminan. b. Bursa Efek wajib memastikan bahwa Lembaga Kliring dan Penjaminan memiliki fasilitas untuk menganalisa tingkat risiko anggota Kliring dan berhak menyetujui atau menolak setiap pesanan sebelum pesanan tersebut dapat dilaksanakan di Bursa Efek. c. Lembaga Kliring dan Penjaminan dapat menolak setiap saat, tanpa peringatan atau dengar pendapat terlebih dahulu, untuk menyetujui pesanan baru Transaksi Bursa dari anggota Kliring berdasarkan hasil analisa risiko penjaminan. d. Lembaga Kliring dan Penjaminan berhak untuk mengetahui informasi berkaitan dengan Rekening Jaminan setiap anggota Kliring dan wajib memiliki fasilitas untuk menerima informasi dimaksud setiap saat serta menetapkan persyaratan jaminan yang wajib dipertahankan pada rekening tersebut, tanpa persetujuan dari Bursa Efek. e. Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib mensyaratkan kepada anggota Kliring untuk menyerahkan saham Bursa Efek yang dimilikinya sebagai agunan. f. Lembaga Kliring dan Penjaminan dapat mensyaratkan kepada anggota Kliring untuk memastikan pemegang saham mayoritas anggota Kliring menyerahkan saham anggota Kliring yang dimilikinya sebagai jaminan atas kewajiban anggota Kliring kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan. g. Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib mensyaratkan setiap anggota Kliring untuk menerima tanggung jawab Jaringan Kredit sesuai dengan peraturan ini. 3. Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib bertanggung jawab atas kerugian yang dialami setiap Pihak sebagai akibat keterlambatan Lembaga Kliring dan Penjaminan dalam penyelesaian Transaksi Bursa yang dijaminnya. 4. Direktur dan atau komisaris Lembaga Kliring dan Penjaminan dapat diminta pertanggungjawabannya baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama atas segala kerugian yang diderita oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan atau Pihak lain sebagai akibat dari kelalaian atau pelanggaran peraturan sehingga mengakibatkan Lembaga Kliring dan Penjaminan gagal memenuhi kewajiban Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa. 5. Dalam rangka menjalankan fungsi Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, Lembaga Kliring dan Penjaminan membentuk Cadangan Jaminan, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Sumber Cadangan Jaminan berasal dari penyisihan surplus operasional Lembaga Kliring dan Penjaminan. b. Besarnya penyisihan dari surplus operasional yang berasal dari pendapatan operasional Lembaga Kliring dan Penjaminan tahun berjalan yang dialokasikan ke Cadangan Jaminan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. IV-4 Peraturan Nomor III.B.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 46/PM/2004 Tanggal : 9 Desember 2004 c. Penggunaan Cadangan Jaminan tidak memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. 6. Kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan berkenaan dengan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa wajib diselesaikan dengan sumber keuangan, cara dan urutan sebagai berikut: a. Sumber keuangan anggota Kliring yang gagal menyelesaikan Transaksi Bursa; b. Efek dan atau dana dalam Rekening Jaminan anggota Kliring yang gagal; c. Cadangan Jaminan dan atau kredit bank apabila direksi Lembaga Kliring dan Penjaminan memandang perlu; d. Dana hasil penjualan Efek dalam Rekening Jaminan anggota Kliring yang gagal, setelah Lembaga Kliring dan Penjaminan menyelesaikan Transaksi Bursa yang gagal; e. Proses penjualan saham Bursa Efek milik anggota Kliring dan atau saham Perusahaan Efek anggota Kliring yang dimiliki mayoritas pemegang sahamnya telah dimulai; f. Dana Jaminan, jika sumber keuangan, cara, dan urutan di atas sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d telah digunakan tetapi tidak mencukupi dan jika tindakan hukum untuk memailitkan anggota Kliring yang gagal telah dimulai, dan sesudah anggota Kliring tersebut dikeluarkan dari keanggotaan Bursa Efek; g. Sumber keuangan dari anggota Jaringan Kredit yang lain, apabila seluruh sumber keuangan di atas telah digunakan tetapi tidak mencukupi, dengan pembagian sebagai berikut: 1) 20% (dua puluh perseratus) dari jumlah yang dibutuhkan untuk membayar kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan dibagi sama rata di antara anggota Jaringan Kredit yang tersisa; 2) 80% (delapan puluh perseratus) dari jumlah yang dibutuhkan untuk membayar kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan dibagi diantara anggota Jaringan Kredit yang tersisa secara proporsional berdasarkan nilai Kliring masing-masing anggota Jaringan Kredit dimaksud selama 6 (enam) bulan terakhir; dan 3) Jumlah yang tidak dibayar dalam 30 (tiga puluh) hari oleh anggota Jaringan Kredit tertentu, dibagi kembali di antara anggota Jaringan Kredit yang tersisa sesuai dengan ketentuan angka 1) dan 2) di atas, dengan ketentuan tindakan hukum untuk memailitkan anggota Jaringan Kredit yang tidak membayar telah dimulai oleh Bapepam berdasarkan permintaan dari Lembaga Kliring dan Penjaminan. 7. Hasil penjualan saham Bursa Efek milik anggota Kliring atau saham Anggota Bursa Efek anggota Kliring milik pemegang sahamnya sebagaimana dimaksud dalam angka 6 huruf e wajib digunakan untuk menutup sumber IV-5 Peraturan Nomor III.B.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 46/PM/2004 Tanggal : 9 Desember 2004 keuangan sebagaimana dimaksud dalam angka 6 di atas yang dipakai untuk penyelesaian Transaksi Bursa. 8. Anggota Jaringan Kredit wajib memilih 5 (lima) direktur anggota Kliring yang berasal dari Perusahaan Efek yang tidak saling terafiliasi sebagai anggota komite kebijakan kredit dan pengendalian risiko, untuk merekomendasikan kebijakan pengelolaan risiko Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa kepada direksi dan komisaris Lembaga Kliring dan Penjaminan dan memantau pelaksanaannya, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Komite kebijakan kredit dan pengendalian risiko wajib mengadakan rapat sekurang-kurangnya sekali sebulan dan wajib membuat catatan tertulis dari rapat tersebut. b. Direksi Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib melapor kepada komite kebijakan kredit dan pengendalian risiko dengan cara yang ditetapkan komite kebijakan kredit dan pengendalian risiko sehingga komite tersebut memiliki informasi yang cukup untuk merekomendasikan dan mengawasi kebijakan pengendalian risiko manajemen Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa. c. Komite kebijakan kredit dan pengendalian risiko wajib merekomendasikan kepada direksi dan komisaris Lembaga Kliring dan Penjaminan dan pemegang saham persentase surplus operasional Lembaga Kliring dan Penjaminan yang wajib disisihkan untuk membentuk Cadangan Jaminan. 9. Direksi Lembaga Kliring dan Penjaminan bertanggung jawab memastikan bahwa semua pesanan Transaksi Bursa anggota Kliring sebelum dilaksanakan, mempunyai agunan yang cukup pada Rekening Jaminan anggota Kliring tersebut dan Rekening tersebut dikendalikan untuk penyelesaian kewajiban anggota Kliring kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Agunan wajib berupa Efek dan atau dana yang disimpan pada Rekening Jaminan yang dapat digunakan langsung untuk menyelesaikan Transaksi Bursa Anggota Kliring dan dapat dijual dengan cepat untuk menyelesaikan kewajiban anggota Kliring yang gagal. b. Efek yang tidak dapat dijual dengan cepat atau yang dihentikan sementara dari perdagangan tidak dapat digunakan sebagai agunan pada Rekening Jaminan, kecuali untuk menjamin penyelesaian penjualan Efek itu sendiri. c. Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib mensyaratkan anggota Kliring menyetor agunan tambahan pada Rekening Jaminan apabila nilai pasar agunan tersebut jatuh di bawah batas nilai agunan yang ditetapkan oleh komite kebijakan kredit dan pengendalian risiko dan Lembaga Kliring dan Penjaminan berhak menolak pesanan Transaksi Bursa anggota Kliring sampai agunan tambahan tersebut dipenuhi. d. Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib menolak untuk menerima pesanan baru Transaksi Bursa anggota Kliring yang mempunyai saldo debit atau yang gagal serah Efek kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan, sampai kewajiban tersebut dipenuhi. IV-6 Peraturan Nomor III.B.6 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 46/PM/2004 Tanggal : 9 Desember 2004 10. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dapat mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk pihak-pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 9 Desember 2004 Pgs. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal ttd. Darmin Nasution NIP 130605098 IV-7
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-46/PM/2004|KEPTA-BAPEPAM/2004 </reg_id> <reg_title> PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA </reg_title> <set_date> 9 Desember 2004 </set_date> <effective_date> 9 Desember 2004 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-25/PM/2000|KEPTA-BAPEPAM/2000' </replaced_reg> <related_reg> '45/PP/1995', '530/KMK.01/2004|KEP-MENKEU/2004', '46/PP/1995', '446/KMK.01/1983|KEP-MENKEU/1983', '8/UU/1995', '12/PP/2004' </related_reg>
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 424/BL/2007 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OLEH DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka Penawaran Umum Efek, perlu diterapkan Prinsip Keterbukaan kepada pemodal sehingga pemodal mempunyai informasi yang lengkap, cukup, dan obyektif sebelum berinvestasi; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut dalam huruf a dan dalam rangka memberikan pedoman pemenuhan Prinsip Keterbukaan dalam Penawaran Umum Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estate Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tentang Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Oleh Dana Investasi Real Estat Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN - 2 - DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OLEH DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF. Pasal 1 Ketentuan Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Oleh Dana Investasi Real Estat Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, diatur dalam Peraturan Nomor IX.C.16 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 18 Desember 2007 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008 engan aslinya LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-424/BL/2007 Tanggal : 18 Desember 2007 PERATURAN NOMOR IX.C.16 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OLEH DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF 1. Ketentuan Umum a. Prospektus wajib mencakup seluruh informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, serta Fakta Material yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau Pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut, yang diketahui atau selayaknya diketahui oleh Manajer Investasi dan atau Bank Kustodian. b. Prospektus dilarang memuat informasi yang tidak benar tentang Fakta Material, atau tidak memuat Fakta Material yang dibutuhkan, agar informasi yang termuat dalam Prospektus tersebut tidak memberikan gambaran yang menyesatkan. c. Prospektus wajib dibuat sedemikian rupa sehingga memuat informasi yang lengkap, cukup, objektif, jelas, dan mudah dimengerti. d. Fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting wajib dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian awal Prospektus. Urutan penyampaian fakta pada Prospektus ditentukan oleh relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu, bukan urutan sebagaimana dinyatakan pada Peraturan ini. e. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib menjaga agar penyampaian informasi penting tidak dikaburkan dengan informasi yang kurang penting yang mengakibatkan informasi penting tersebut terlepas dari perhatian pembaca. f. Pengungkapan Informasi atau Fakta Material, penggunaan foto, diagram, dan atau tabel pada Prospektus dilarang memberikan gambaran yang menyesatkan masyarakat. g. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dapat melakukan penyesuaian atas pengungkapan fakta material tidak terbatas hanya pada fakta material yang telah diatur dalam ketentuan ini. Pengungkapan atas fakta material tersebut harus dilakukan secara jelas dengan penekanan yang sesuai dengan kondisi Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, sehingga Prospektus tidak menyesatkan. h. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, Manajer Investasi, Bank Kustodian, dan Profesi Penunjang Pasar Modal, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, bertanggung jawab bahwa semua informasi dalam Prospektus tidak mengandung Informasi atau Fakta Material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan Informasi atau Fakta Material serta diungkapkan sesuai angka 1 huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f peraturan ini. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-424/BL/2007 Tanggal : 18 Desember 2007 - 2 - i. Prospektus dapat memuat informasi lebih dari satu Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dalam hal Manajer Investasi yang mengelolanya menawarkan Unit Penyertaan yang diterbitkan oleh lebih dari satu Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. j. Dalam pemasaran Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif tersebut, Prospektus dengan informasi terkini wajib disediakan untuk pemodal. 2. Prospektus Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif paling kurang memuat informasi sebagai berikut: a. Informasi yang wajib disajikan (diungkapkan) pada bagian luar kulit muka Prospektus, yang meliputi: 1) nama lengkap Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; 2) dasar hukum Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; 3) alamat, logo, nomor telepon/teleks/faksimili dan Kotak Pos alamat kantor Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (jika ada); 4) tanggal efektif; 5) batas masa penawaran (jika ada); 6) batas minimal dan atau maksimal jumlah Unit Penyertaan yang ditawarkan (jika ada); 7) tanggal akhir penjatahan (jika ada); 8) tanggal pengembalian uang pemesanan (jika ada); 9) nama Bursa Efek dan tanggal pencatatan yang direncanakan (jika ada); 10) penjelasan singkat mengenai kebijakan dasar rencana investasi Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; 11) harga penawaran sama dengan Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan; 12) nama lengkap Penjamin Emisi Efek (jika ada); 13) nama lengkap Manajer Investasi; 14) nama lengkap Bank Kustodian; 15) tempat dan tanggal Prospektus diterbitkan; 16) kolom perhatian dengan menyebutkan: SEBELUM ANDA MEMUTUSKAN UNTUK MEMBELI UNIT PENYERTAAN INI ANDA HARUS TERLEBIH DAHULU MEMPELAJARI HALAMAN (yang menunjuk pada halaman dalam Prospektus mengenai kebijakan investasi, faktor-faktor risiko dan Manajer Investasi); dan 17) pernyataan berikut dicetak dalam huruf besar: LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-424/BL/2007 Tanggal : 18 Desember 2007 - 3 - BAPEPAM DAN LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH MELANGGAR HUKUM; b. Informasi yang wajib disajikan (diungkapkan) pada bagian dalam kulit muka Prospektus: DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF TIDAK TERMASUK INSTRUMEN INVESTASI YANG DIJAMIN OLEH PEMERINTAH, BANK INDONESIA ATAU PIHAK INSTITUSI LAINNYA. SEBELUM MEMBELI UNIT PENYERTAAN, INVESTOR HARUS TERLEBIH DAHULU MEMPELAJARI DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS DAN DOKUMEN PENAWARAN LAINNYA. ISI DARI PROSPEKTUS DAN DOKUMEN PENAWARAN LAINNYA BUKANLAH SUATU SARAN BAIK DARI SEGI BISNIS, HUKUM MAUPUN PAJAK; c. Daftar Isi; d. Istilah dan definisi Istilah dan definisi paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut: 1) pengertian Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; 2) bentuk hukum Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; 3) pengertian Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang sedang ditawarkan (Kontrak Investasi Kolektif tertutup atau terbuka); 4) pengertian Manajer Investasi; 5) pengertian Bank Kustodian; 6) pengertian Special Purpose Company (jika ada); 7) pengertian Penilai; 8) pengertian Aset Real Estat; 9) pengertian Aset yang berkaitan dengan Real Estat; 10) pengertian bukti kepemilikan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Unit Penyertaan); 11) pengertian, metode penghitungan dan periode pengumuman Nilai Aktiva Bersih (NAB); dan 12) hal-hal lain yang dianggap material untuk dijelaskan; e. Informasi mengenai Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, yang meliputi: PERBUATAN LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-424/BL/2007 Tanggal : 18 Desember 2007 - 4 - 1) pendirian Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; 2) penawaran Unit Penyertaan; 3) penjelasan imbal hasil sewa (rental yield) yang diperoleh dari aset berupa Real Estate dari Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; dan 4) pengelola Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, yang mencakup antara lain: a) komite investasi; dan b) tim pengelola investasi; f. Informasi mengenai Manajer Investasi, yang meliputi: 1) keterangan singkat tentang Manajer Investasi; 2) pengalaman Manajer Investasi; dan 3) Pihak yang terafiliasi dengan Manajer Investasi; g. Informasi mengenai Bank Kustodian, yang meliputi: 1) keterangan singkat tentang Bank Kustodian; 2) pengalaman Bank Kustodian; dan 3) Pihak yang terafiliasi dengan Bank Kustodian; h. Informasi mengenai Special Purpose Company (jika ada), yang meliputi: 1) keterangan singkat tentang Special Purpose Company yang meliputi antara lain pendirian, maksud dan tujuan, susunan pemegang saham dan kepemilikan saham pada Special Purpose Company, serta susunan anggota Direksi dan Komisaris; 2) ijin usaha dari pihak yang berwenang; dan 3) Pihak yang terafiliasi dengan Special Purpose Company; i. Informasi mengenai Penilai, yang meliputi: 1) keterangan singkat tentang Penilai; 2) pengalaman Penilai; dan 3) Pihak yang terafiliasi dengan Penilai; j. Informasi tentang Profesi Penunjang Pasar Modal lainnya yang berkaitan dengan pembentukan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan penerbitan Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dimaksud; k. Tujuan dan kebijakan investasi, yang mencakup antara lain: 1) uraian tujuan investasi Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang memuat secara jelas dan spesifik semua detail yang diperlukan calon pemodal dalam membuat keputusan investasi; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-424/BL/2007 Tanggal : 18 Desember 2007 - 5 - 2) uraian kebijakan investasi yang memuat kebijakan umum yang akan diambil oleh Manajer Investasi untuk mencapai tujuan investasi. Uraian ini wajib mencakup kebijakan yang mendasar, termasuk jenis Aset Real Estat dan atau Aset yang berkaitan dengan Real Estat; dan 3) uraian kebijakan mengenai pembagian hasil investasi secara berkala kepada pemodal (jika ada); l. Metode penilaian Aset Real Estat dan Aset yang berkaitan dengan Real Estat; m. Alokasi biaya, yang mencakup antara lain: 1) biaya yang menjadi beban Manajer Investasi; 2) biaya yang menjadi beban Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; 3) biaya yang menjadi beban pemodal; dan 4) biaya yang menjadi beban Manajer Investasi atau Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; n. Perpajakan Uraian status pajak Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif berdasarkan peraturan perpajakan di Indonesia; o. Faktor-faktor risiko yang utama, antara lain: 1) risiko yang berkaitan dengan pembayaran sewa dari Real Estat; 2) risiko yang berkaitan dengan kondisi politik, ekonomi dan keamanan; 3) risiko likuiditas Unit berbentuk Kontrak Investasi Kolektif bersifat terbuka; 4) risiko likuiditas bagi Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif bersifat tertutup Transaksi penjualan Unit Penyertaan oleh pemodal untuk memperoleh uang tunai tergantung pada likuiditas perdagangan Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif tersebut di Bursa Efek; dan 5) risiko berkurangnya nilai Unit Penyertaan yang diterima oleh pemodal; p. Hak-hak pemodal, antara lain: 1) hak untuk memperoleh Laporan Tahunan secara periodik; 2) hak untuk memperoleh informasi mengenai Nilai Aktiva Bersih Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif paling kurang satu kali dalam satu bulan; 3) hak untuk menjual Unit Penyertaan di Bursa Efek (jika ada); 4) hak untuk mendapatkan distribusi pendapatan dari Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; Penyertaan bagi Dana Investasi Real Estat LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-424/BL/2007 Tanggal : 18 Desember 2007 - 6 - 5) hak suara bagi pemegang Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; dan 6) hak atas hasil likuidasi; q. Pendapat hukum (legal opinion) dari Konsultan Hukum yang terdaftar di Bapepam dan LK; r. Pendapat dari Penilai tentang penilaian Aset Real Estat; s. Persyaratan dan tata cara pemesanan atau pembelian Unit Penyertaan, yang meliputi: 1) tata cara pembelian Unit Penyertaan (jika ada); 2) tata cara transaksi pembelian Unit Penyertaan di Bursa Efek (jika ada); 3) batas minimum dan maksimum pembelian Unit Penyertaan; 4) harga pembelian Unit Penyertaan; 5) syarat-syarat pembayaran dan biaya yang menyertainya; 6) biaya dalam rangka pembelian (jika ada); 7) pembatalan pemesanan (jika ada); 8) pengembalian uang pesanan (jika ada); 9) penyerahan Unit Penyertaan (jika ada); dan 10) persyaratan atau hal lain (jika ada); t. Informasi mengenai penyebarluasan Prospektus dan formulir pemesanan atau pembelian Unit Penyertaan; u. Skema transaksi pembelian atau penjualan Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif di Bursa Efek (jika ada); v. Jenis aktivitas bisnis Real Estat yang menjadi tujuan investasi (underlying) Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; w. Struktur Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; x. Perjanjian-perjanjian yang terkait dengan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; y. Peraturan perundang-undangan yang terkait Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; z. Perkiraan dan proyeksi keuntungan dari aset Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; aa. Rapat Umum Pemegang Unit Penyertaan; ab. Hal-hal lain yang material untuk diketahui oleh pemodal, (jika ada); dan ac. Pembubaran dan likuidasi, yang mencakup antara lain: 1) hal-hal yang menyebabkan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dapat dibubarkan; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-424/BL/2007 Tanggal : 18 Desember 2007 - 7 - 2) proses pembubaran dan likuidasi Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; 3) pembagian hasil likuidasi; dan 4) hal-hal lain mengenai pembubaran dan likuidasi. 3. Pembaharuan Prospektus a. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib menerbitkan pembaharuan Prospektus apabila terdapat perubahan Fakta Material, seperti laporan keuangan, pergantian anggota direksi Manajer Investasi, perubahan biaya-biaya, dan perubahan alamat Manajer Investasi. b. Pembaharuan Prospektus dapat berupa sisipan perubahan terhadap Prospektus dengan mencantumkan pernyataan, ”SISIPAN INI MERUPAKAN PEMBAHARUAN DAN BAGIAN YANG TIDAK TERPISAHKAN DARI PROSPEKTUS.” 4. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk pihak-pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 18 Desember 2007 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-424/BL/2007|KEPTA-BAPEPAM/2007 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OLEH DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF </reg_title> <set_date> 18 Desember 2007 </set_date> <effective_date> 18 Desember 2007 </effective_date> <related_reg> '45/PP/1995', '45/M|KEPPRES/2006', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '8/UU/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor III.B.4 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-10/PM/1996 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN SERTA PENGAJUAN RENCANA ANGGARAN DAN PENGGUNAAN LABA LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Tata Cara Penyusunan serta Pengajuan Rencana Anggaran dan Penggunaan Laba Lembaga Kliring dan Penjaminan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN SERTA PENGAJUAN RENCANA ANGGARAN DAN PENGGUNAAN LABA LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN. Pasal 1 Ketentuan mengenai Tata Cara Penyusunan serta Pengajuan Rencana Anggaran dan Penggunaan Laba Lembaga Kliring dan Penjaminan, diatur dalam Peraturan Nomor III.B.4 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor III.B.4 LAMPIRAN : Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-10/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR III.B.4 : TATA CARA PENYUSUNAN SERTA PENGAJUAN RENCANA ANGGARAN DAN PENGGUNAAN LABA LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN 1. Rencana anggaran dan penggunaan laba Lembaga Kliring dan Penjaminan disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Lembaga Kliring dan Penjaminan didirikan dengan tujuan menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa yang teratur, wajar, dan efisien; b. besarnya biaya pemakaian jasa yang ditetapkan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan harus disesuaikan dengan kebutuhan dana penyelenggaraan dan pengembangan Lembaga Kliring dan Penjaminan, setelah mempertimbangkan kepentingan pemakai jasa; dan c. dalam hal dana yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan dan pengembangan Lembaga Kliring dan Penjaminan sudah mencukupi, besarnya biaya dimaksud dapat diturunkan. 2. Rencana anggaran tahunan dan penggunaan laba Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib berpedoman pada prinsip efisiensi Pasar Modal dan ditujukan dalam rangka menyelenggarakan peningkatan pelayanan kliring dan penjaminan serta penyelesaian Transaksi Bursa secara teratur, wajar, dan efisien. 3. Rencana anggaran dan penggunaan laba Lembaga Kliring dan Penjaminan diajukan dalam bentuk rencana kerja dan anggaran tahunan. 4. Rencana kerja dan anggaran tahunan Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib disusun secara sistematis, akurat dan tepat waktu serta memuat secara tegas hal-hal sebagai berikut : a. tujuan yang ingin dicapai; b. gambaran realisasi anggaran tahun berjalan; c. kendala yang dihadapi; dan d. asumsi dan tolok ukur yang mendasari anggaran tersebut. 5. Rencana kerja dan anggaran tahunan Lembaga Kliring dan Penjaminan sekurang-kurangnya mencakup hal-hal sebagai berikut : a. rencana kerja Lembaga Kliring dan Penjaminan yang menguraikan kegiatan Lembaga Kliring dan Penjaminan antara lain untuk : 1) pelayanan kegiatan kliring;dan 2) manajemen risiko penjaminan. b. anggaran pendapatan Lembaga Kliring dan Penjaminan yang bersumber dari antara lain : 1) kegiatan kliring; dan 2) kegiatan penjaminan. IV-2 Peraturan Nomor III.B.4 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 10/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 c. anggaran pengeluaran biaya Lembaga Kliring dan Penjaminan yang disusun berdasarkan fungsi-fungsi sesuai struktur organisasi Lembaga Kliring dan Penjaminan yang antara lain mencakup : 1) kliring dan penyelesaian; 2) penjaminan dan pengelolaan risiko; 3) pengelolaan keuangan; 4) pemeriksaan interen; 5) teknologi informasi; dan 6) sumber daya manusia. d. anggaran investasi; e. rencana pengeluaran biaya berupa gaji, manfaat lain, dan fasilitas dari direktur dan komisaris Lembaga Kliring dan Penjaminan; dan f. keterangan mengenai kontrak yang nilainya material, termasuk kontrak antara Lembaga Kliring dan Penjaminan dan atau anak perusahaan Lembaga Kliring dan Penjaminan dengan : 1) pihak yang terafiliasi dengan Lembaga Kliring dan Penjaminan atau anak perusahaan Lembaga Kliring dan Penjaminan; dan 2) pihak yang terafiliasi dengan direktur dan komisaris Lembaga Kliring dan Penjaminan. 6. Rencana kerja dan anggaran tahunan Lembaga Kliring dan Penjaminan disusun sekurang- kurangnya untuk 1 (satu) tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun berikutnya. 7. Anggaran tahunan Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib disajikan secara perbandingan dengan anggaran tahun berjalan serta realisasinya. 8. Selambat-lambatnya tanggal 5 November, Bursa Efek yang memiliki mayoritas saham Lembaga Kliring dan Penjaminan tersebut, wajib mengajukan kepada Bapepam rencana anggaran dan penggunaan laba Lembaga Kliring dan Penjaminan tahun berikutnya, yang merupakan bagian dari rencana anggaran dan penggunaan laba Bursa Efek, sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Nomor III.A.4. tentang Tata Cara Penyusunan Serta Pengajuan Rencana Anggaran Dan Penggunaan Laba Bursa Efek. 9. Pemberitahuan perubahan, penolakan dan persetujuan oleh Bapepam, serta pengajuan kembali rencana anggaran dan penggunaan laba Lembaga Kliring dan Penjaminan yang merupakan bagian dari rencana anggaran dan penggunaan laba Bursa Efek, mengikuti ketentuan Peraturan Nomor III.A.4. tentang Tata Cara Penyusunan Serta Pengajuan Rencana Anggaran Dan Penggunaan Laba Bursa Efek. 10. Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib menyampaikan laporan realisasi anggaran kepada Bapepam melalui dewan komisaris, dengan ketentuan bahwa laporan tersebut disampaikan secara kumulatif triwulanan dan diterima oleh Bapepam selambat-lambatnya pada hari ke dua belas setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan. IV-3 Peraturan Nomor III.B.4 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 10/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 11. Catatan atas laporan keuangan Lembaga Kliring dan Penjaminan, sekurang-kurangnya wajib pula memuat hal-hal sebagai berikut : a. pengeluaran biaya yang berkaitan dengan Pihak terafiliasi dengan direktur dan komisaris Lembaga Kliring dan Penjaminan atau direktur dan komisaris anak perusahaan Lembaga Kliring dan Penjaminan; b. pengeluaran biaya yang berkaitan dengan Pihak terafiliasi dengan Lembaga Kliring dan Penjaminan atau anak perusahaan Lembaga Kliring dan Penjaminan; dan c. pengeluaran biaya berupa gaji, manfaat lain, dan fasilitas yang diberikan kepada direktur dan komisaris Lembaga Kliring dan Penjaminan atau direktur dan komisaris anak perusahaan Lembaga Kliring dan Penjaminan. 12. Ketentuan dalam Peraturan ini wajib dimasukkan sebagai ketentuan dalam anggaran dasar Lembaga Kliring dan Penjaminan. Ditetapkan di Pada tanggal : Jakarta : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-4
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-10/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> TATA CARA PENYUSUNAN SERTA PENGAJUAN RENCANA ANGGARAN DAN PENGGUNAAN LABA LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IV.A.2 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-18/PM/1996 TENTANG PEDOMAN ANGGARAN DASAR REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Pedoman Anggaran Dasar Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; 4. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 646/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham Atau Unit Penyertaan Reksa Dana Oleh Pemodal Asing; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEDOMAN ANGGARAN DASAR REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pedoman Anggaran Dasar Reksa Dana Berbentuk Perseroan, diatur dalam Peraturan Nomor IV.A.2 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. IV-1 Peraturan Nomor IV.A.2 Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor IV.A.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 18/PM/1996 Tanggal :17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR IV.A.2 : PEDOMAN ANGGARAN DASAR REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN Anggaran dasar Reksa Dana berbentuk Perseroan sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut : 1. Nama dan tempat kedudukan perseroan. 2. Jenis saham yang diterbitkan. 3. Jangka waktu pendirian. 4. Maksud dan tujuan perseroan hanya sebagai Reksa Dana. 5. Modal disetor sekurang-kurangnya 1% (satu perseratus) dari modal dasar. 6. Tugas dan wewenang direksi. 7. Kuorum, hak suara dan keputusan. 8. Direksi Reksa Dana wajib bertindak sebaik-baiknya untuk kepentingan pemegang saham Reksa Dana. 9. Pembubaran dan likuidasi. 10. Keputusan dapat diambil berdasarkan persetujuan sebagian besar direktur Reksa Dana. 11. Dalam hal Manajer Investasi dan atau direktur Reksa Dana berbentuk perseroan melakukan pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, peraturan pelaksanaannya, kontrak pengelolaan Reksa Dana dan atau anggaran dasar Reksa Dana, Bapepam berwenang membekukan kegiatan usaha Reksa Dana, mengamankan kekayaan, dan menunjuk Manajer Investasi lain untuk mengelola kekayaan Reksa Dana, atau mencabut izin usaha Reksa Dana dimaksud. 12. Anggota direksi Reksa Dana mempunyai kedudukan yang sederajat. 13. Pengeluaran saham baru, pembelian kembali (pelunasan), dan pengalihan saham bagi Reksa Dana terbuka berbentuk perseroan dapat dilakukan tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. 14. Reksa Dana tidak wajib membuat dana cadangan. 15. Dalam hal Reksa Dana membentuk dana cadangan besarnya dana cadangan wajib mendapat persetujuan dari Bapepam. IV-3 Peraturan Nomor IV.A.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 18/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-4
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-18/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN ANGGARAN DASAR REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '646/KMK.010/1995|KEP-MENKEU/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor III.A.2 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-03/PM/1996 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH BURSA EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep - 12/PM/1993 tentang Tata Cara Pembuatan Peraturan Oleh Bursa Efek dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH BURSA EFEK. Pasal 1 Ketentuan mengenai Tata Cara Pembuatan Peraturan Oleh Bursa Efek, diatur dalam Peraturan Nomor III.A.2 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-12/PM/1993 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor III.A.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 03 /PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR III.A.2 : TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH BURSA EFEK 1. Peraturan atau perubahan peraturan Bursa Efek dibuat dengan memperhatikan pendapat dari Anggota Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, serta Pihak-Pihak yang berkepentingan lainnya. 2. Peraturan atau perubahan peraturan Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini, wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan dewan komisaris sebelum diajukan kepada Bapepam untuk memperoleh persetujuan. 3. Permohonan persetujuan peraturan atau perubahan peraturan Bursa Efek disampaikan kepada Bapepam dalam rangkap 4 (empat) dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.2- 1 lampiran 1 peraturan ini disertai dengan dokumen : a. peraturan yang dimintakan persetujuan; b. persetujuan dewan komisaris; c. pendapat Anggota Bursa Efek; dan d. pendapat pihak-pihak yang berkepentingan dengan peraturan dimaksud. 4. Dalam permohonan dijelaskan alasan permohonan yang antara lain menyangkut latar belakang penyusunan peraturan, masalah-masalah yang dihadapi, dan cara pemecahannya. 5. Dalam rangka memproses permohonan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam angka 3 peraturan ini: a. persetujuan atau penolakan atas permohonan perubahan peraturan Bursa Efek diberikan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak permohonan diterima secara lengkap oleh Bapepam; b. dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam huruf a, Bapepam dapat meminta untuk mengubah materi perubahan peraturan peraturan Bursa Efek dan atau meminta tambahan informasi yang berhubungan dengan peraturan dimaksud, dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.2-2 lampiran 2 peraturan ini; dan c. dalam hal perubahan dan atau tambahan informasi sebagaimana dimaksud dalam huruf b telah disampaikan kepada Bapepam, permohonan perubahan peraturan Bursa Efek dihitung sejak tanggal diterimanya perubahan atau tambahan informasi tersebut oleh Bapepam. 6. Penolakan atas permohonan persetujuan mengenai pengajuan atau perubahan peraturan Bursa Efek dilakukan dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.2-3 lampiran 3 peraturan ini. 7. Persetujuan atas peraturan atau perubahan peraturan Bursa Efek yang diajukan kepada Bapepam dilakukan dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.2-4 lampiran 4 peraturan ini. IV-2 Peraturan Nomor III.A.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 03 /PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 8. Penafsiran atas peraturan Bursa Efek untuk memperjelas pengertiannya tetapi tidak merubah atau menambah pengertian dimaksud, dan ketentuan mengenai pelaksanaan kegiatan interen Bursa Efek yang menyangkut bidang kepegawaian Bursa Efek, penggunaan tanda pengenal dan standar prosedur operasi kegiatan Bursa Efek berlaku pada saat diajukan kepada Bapepam. 9. Pemberitahuan oleh Bursa Efek kepada Bapepam mengenai penafsiran atas peraturan Bursa Efek dan ketentuan mengenai pelaksanaan kegiatan interen Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 8 peraturan ini, disampaikan dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.2-5 lampiran 5 peraturan ini, disertai dengan penjelasan dan latar belakang penyusunannya. 10. Bapepam dapat membatalkan penafsiran dan ketentuan mengenai kegiatan interen Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 8 peraturan ini, dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak berlakunya peraturan dimaksud dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.2-6 lampiran 6 peraturan ini. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-3 Peraturan Nomor III.A.2 LAMPIRAN : 1 Peraturan Nomor : III.A.2 FORMULIR NOMOR: III.A.2-1 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : --- Perihal : Permohonan Persetujuan Atas Perubahan Peraturan Bursa Efek............................... Yth. Badan Pengawas Pasar Modal di - .......................................... Dengan ini kami mengajukan permohonan persetujuan perubahan peraturan Bursa Efek............... sebagai berikut : 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... sebagai bahan pertimbangan, bersama ini disampaikan penjelasan dan dokumen sebagai berikut : 1. 2. 3. Jakarta,. ...........................19.... KEPADA ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Demikian permohonan ini kami ajukan, dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. PT. Bursa Efek................., (Nama Lengkap ) Direktur Utama/Direktur IV-4 Peraturan Nomor III.A.2 LAMPIRAN : 2 Peraturan Nomor : III.A.2 FORMULIR NOMOR: III.A.2-2 Nomor : S- /PM/19... Jakarta,. ...........................19.... Lampiran: --- Perihal : Permintaan Keterangan Tambahan Atas KEPADA Permohonan Persetujuan Perubahan PeraturanBursa Efek................. Yth. Badan Pengawas Pasar Modal di - .............................................. Menunjuk surat Saudara Nomor : ...................... tanggal .......................................... perihal permohonan persetujuan perubaha peraturan bursa efek, dengan ini diberitahukan bahwa masih diperlukan beberapa klarifikasi atas perubahan yang diajukan, sebagai berikut : 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-5 Peraturan Nomor III.A.2 LAMPIRAN : 3 Peraturan Nomor : III.A.2 FORMULIR NOMOR: III.A.2-3 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : --- Perihal : Penolakan atas Permohonan Persetujuan Perubahan Peraturan Bursa Efek............................... Jakarta,. ...........................19.... KEPADA Yth. Badan Pengawas Pasar Modal di - ............................................................ Menunjuk surat Saudara Nomor: ...................... tanggal ........................ perihal persetujuan permohonan perubahan peraturan bursa efek .........., dengan ini disampaikan bahwa permohonan saudara ditolak, dengan alasan sebagai berikut : 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-6 Peraturan Nomor III.A.2 LAMPIRAN : 4 Peraturan Nomor : III.A.2 FORMULIR NOMOR: III.A.2-4 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : --- Perihal : Persetujuan Perubahan Peraturan Bursa Efek................................... Yth. Badan Pengawas Pasar Modal di - .................................................. Jakarta,. ...........................19.... KEPADA Menunjuk surat Saudara Nomor ................. tanggal .................... perihal Permohonan Persetujuan atas Perubahan Peraturan Bursa Efek, dengan ini disampaikan bahwa Perubahan Peraturan Bursa Efek .............................., sebagaimana dimaksud dalam permohonan Saudara, dapat disetujui. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL .................................................................. NIP. ......................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-7 Peraturan Nomor III.A.2 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: III.A.2-5 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : --- Perihal : Pemberitahuan Atas Penafsiran Peraturan Bursa Efek / Peraturan Kegiatan Intern ursa Efek.............................................. : 5 Peraturan Nomor : III.A.2 Jakarta,. ...........................19.... KEPADA Yth. Badan Pengawas Pasar Modal di - .................................................. Dengan ini diberitahukan bahwa Direksi Bursa Efek ............. telah menetapkan penafsiran peraturan/peraturan kegiatan intern sebagai berikut: 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Sebagai tambahan informasi, bersama ini kami sampaikan penjelsan mengenai latar belakang penafsiran peraturan/peraturan kegiatan intern dimaksud, sebagai berikut: 1. ................................................................................................................... 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... Demikian, atas perhatiannya diucapkan terimakasih. PT. Bursa Efek................., (Nama Lengkap ) Direktur Utama/Direktur IV-8 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: III.A.2-6 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : --- Perihal : Pembatalan Berlakunya Penafsiran Peraturan / Peraturan Kegiatan Intern Bursa Efek........................................ Peraturan Nomor III.A.2 : 6 Peraturan Nomor : III.A.2 Jakarta,. ...........................19.... KEPADA Yth. Badan Pengawas Pasar Modal di - ............................................................ Menunjuk surat Saudara Nomor .............................. tanggal ................... tentang pemberitahuan atas penafsiran peraturan /peraturan kegiatan intern Bursa Efek ............, dengan ini diberitahukan bahwa penafsiran peraturan / peraturan kegiatan intern dimaksud dibatalkan, dengan alasan sebagai berikut : 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Pembatalan ini berlaku sejak tanggal berlakunya penafsiran peraturan / peraturan kegiatan intern dimaksud. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-9
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-03/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH BURSA EFEK </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-12/PM/1993|KEPTA-BAPEPAM/1993' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor III.C.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-12/PM/1996 TENTANG PERIZINAN LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang - undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Perizinan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; Mengingat : 1. 2. Kegiatan 3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PERIZINAN LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN. Pasal 1 Ketentuan mengenai Perizinan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, diatur dalam Peraturan Nomor III.C.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor III.C.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 12 /PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR III.C.1 : PERIZINAN LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN 1. Permohonan izin usaha Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian diajukan kepada Bapepam dalam rangkap 4 (empat) dengan menggunakan Formulir Nomor III.C.1-1 lampiran 1 peraturan ini. 2. Permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini disertai dokumen sebagai berikut : a. akta pendirian Perseroan yang memuat anggaran dasar Perseroan sesuai dengan Peraturan Nomor III.C.5 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman; b. daftar pemegang saham berikut jumlah saham yang dimilikinya; c. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan; d. proyeksi keuangan 3 (tiga) tahun; e. rencana kegiatan 3 (tiga) tahun termasuk susunan organisasi, fasilitas komunikasi, dan program-program latihan yang akan diadakan; f. daftar calon direktur dan komisaris sesuai persyaratan Peraturan Nomor III.C.3 serta pejabat satu tingkat di bawah direksi; g. Bursa Efek yang akan mengendalikan dan atau menggunakan jasa Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; h. rancangan peraturan mengenai jasa Kustodian sentral dan jasa penyelesaian transaksi Efek, termasuk mengenai biaya pemakaian jasa yang ditetapkan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; i. neraca pembukaan Perseroan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam; j. bukti penyetoran Modal yang memuat sekurang-kurangnya Rp.15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah); dan k. rencana pengembangan kegiatan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang mengacu pada praktek Kustodian sentral internasional. 3. Apabila pemegang saham Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian termasuk pula Perusahaan Efek, maka dalam daftar pemegang saham Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut dimuat pula keterangan : a. nama dan tempat kedudukan Bursa Efek dimana Perusahaan Efek tersebut menjadi anggota Bursa Efek; dan b. persentase dari volume dan nilai transaksi Efek yang dilakukan oleh Perusahaan Efek tersebut dibandingkan dengan volume dan nilai total transaksi Efek di Bursa Efek sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan terakhir. IV-2 Peraturan Nomor III.C.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 12/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 4. Apabila pemegang saham Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian termasuk pula Bank Kustodian, maka dalam daftar pemegang saham Lembaga Penyimpanan dan Penjaminan tersebut dimuat pula keterangan : a. uraian jasa yang diberikan oleh Bank Kustodian tersebut; dan b. perkiraan pangsa pasar jasa Kustodian yang dikuasai oleh Bank Kustodian tersebut di Indonesia. 5. Proyeksi keuangan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut sekurang-kurangnya memuat : a. neraca; b. perhitungan rugi/laba; dan c. laporan arus kas. 6. Rencana kegiatan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian selama 3 (tiga) tahun sekurang- kurangnya memuat : a. perkiraan jumlah Efek yang penyelesaian transaksinya dan/atau penyimpanannya akan dilakukan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian serta jumlah Perusahaan Efek yang menjadi pemakai jasa Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; b. susunan organisasi dilengkapi dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sampai unit organisasi/jabatan satu tingkat di bawah direksi serta peraturan kepegawaian Lembaga Penyimpanan dan Penyelesian; c. lokasi dan tata ruang, serta fasilitas penunjang yang menjamin keamanan pelaksanaan kegiatan penyimpanan dan penyelesaian Transaksi Bursa yang teratur, wajar, dan efisien; d. penerapan sistem penyimpanan dan penyelesaian Transaksi Bursa, dan sistem pengawasan penyimpanan dan penyelesaian Transaksi Bursa serta sistem penyebaran informasi penyimpanan dan penyelesaian Transaksi Bursa yang akan digunakan; e. pengadaan fasilitas komunikasi seperti jaringan telepon, teleks, faksimili, dan komputer; dan f. kelayakan pengadaan pegawai serta program pendidikan dan latihan yang diperlukan. 7. Daftar calon direktur dan komisaris disertai dengan dokumen-dokumen sebagai berikut : a. riwayat hidup; b. Kartu Tanda Penduduk; c. pernyataan tentang afiliasi dengan Pemegang Saham; d. keterangan mengenai pemenuhan atas persyaratan calon direktur dan komisaris sesuai dengan Peraturan Nomor III.C.3; dan e. fotokopi ijazah dan sertifikat keahlian yang menunjukkan tingkat kemampuan yang bersangkutan. IV-3 Peraturan Nomor III.C.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 12/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 8. Pejabat satu tingkat di bawah direksi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian wajib memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya sebagai berikut : a. orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum; b. tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi direktur atau komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit; c. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana; d. tidak pernah melakukan perbuatan tercela di bidang Pasar Modal pada khususnya dan di bidang keuangan pada umumnya; e. memiliki akhlak dan moral yang baik; f. memiliki keahlian di bidang Pasar Modal; dan g. tidak pernah melakukan pelanggaran yang material atas ketentuan peraturan perundang- undangan Pasar Modal. 9. Rancangan peraturan mengenai jasa Kustodian sentral dan jasa penyelesaian transaksi Efek memuat sekurang-kurangnya : a. peraturan mengenai jasa Kustodian, yang meliputi antara lain : 1) persyaratan pemakaian jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain; 2) pembekuan pemakaian jasa atau pemutusan hubungan dengan pemakai jasa; dan 3) besarnya biaya pemakaian jasa bagi para pemakai jasa. b. peraturan mengenai penyelesaian transaksi, yang meliputi antara lain: 1) tata cara pemindahbukuan; dan 2) tata cara pemberian konfirmasi kepada pemakai jasa. 10. Dalam rangka memproses permohonan izin usaha sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bapepam melakukan penelitian atas kelengkapan dokumen, wawancara, serta pemeriksaan setempat apabila dipandang perlu. 11. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini tidak memenuhi syarat, Bapepam memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa : a. permohonannya tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor III.C.1-2 lampiran 2 peraturan ini; atau b. permohonannya ditolak dengan menggunakan Formulir Nomor III.C.1-3 lampiran 3 peraturan ini. 12. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 Peraturan ini memenuhi syarat, Bapepam memberikan surat izin usaha kepada pemohon dengan Formulir Nomor III.C.1-4 lampiran 4 peraturan ini. IV-4 Peraturan Nomor III.C.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 12/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP 060065493 IV-5 Peraturan Nomor III.C.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: III.C.1-1 Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Izin Usaha sebagai Lembaga Penyimpanan Penyelesaian. : 1 Peraturan Nomor : III.C.1 Jakarta,. ......................19.... KEPADA Yth.Ketua Badan Pengawas Pasar Modal di - ........................ Dengan ini kami mengajukan permohonan izin usaha sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Untuk bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan data sebagai berikut : 1.Nama lengkap pemohon 2. Alamat pemohon : ................................................................ : ................................................................ .............................................................. (Nama Jalan & Nomor) : ............................................... - (Kota & Kode Pos) 3. Nama Lembaga Penyim- panan dan Penyelesaian : ............................................................... 4. Nomor Pokok Wajib Pajak 5. Alamat Lembaga Penyimpan dan Penyele- saian : ............................................................................ ................................................................ (Nama Jalan & Nomor) : ................................... - (Kota & Kode Pos) 6. Modal a. Modal Dasar b. Modal Disetor 7. Nomor Telepon,Telex, dan Faksimile 8. Pegawai penghubung : ............................................................ : ............................................................ : ................................................................ : ............................................................... (sertakan surat kuasa) Melengkapi permohonan ini, kami lampirkan pula dokumen-dokumen sebagai berikut : IV-6 : . . . - Peraturan Nomor III.C.1 1. akta pendirian Perseroan yang memuat anggaran dasar perseroan sesuai dengan peraturan Nomor III.C.5 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman; 2. Daftar pemegang saham berikut jumlah saham yang dimilikinya. 3. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan; 4. proyeksi keuangan 3 (tiga) tahun; 5. rencana kegiatan 3 (tiga) tahun termasuk susunan organisasi, fasilitas komunikasi, dan program-program latihan yang akan diadakan; 6. daftar calon direktur dan komisaris sesuai persyaratan peraturan Nomor III.C.3 serta pejabat satu tingkat di bawah direksi; 7. Bursa Efek yang akan mengendalikan dan atau menggunakan jasa Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; 8. rancangan peraturan mengenai jasa Kustodian sentral dan jasa penyelesaian transaksi Efek, termasuk mengenai biaya pemakaian jasa yang ditetapkan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; 9. neraca pembukaan Perseroan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam; 10. bukti penyetoran Modal; 11. rencana pengembangan kegiatan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang mengacu pada praktek Kustodian Sentral Internasional. 12. jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada lampiran 1 (Daftar Pertanyaan) formulir ini; 13. surat pernyataan direksi perusahaan pemegang saham Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dibuat sesuai dengan lampiran 2 dan 3 formulir ini; 14. dokumen pendukung lainnya. Demikian permohonan ini kami ajukan dan atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih. Pemohon materai ....................................... (Nama Lengkap) IV-7 Peraturan Nomor III.C.1 LAMPIRAN : 1 Formulir Nomor : III.C.1-1 DAFTAR PERTANYAAN I PETUNJUK DALAM MENJAWAB PERTANYAAN : 1. Semua pertanyaan (Bagian I sampai Bagian II) dalam permohonan Izin Usaha ini wajib dijawab oleh Pemohon. 2. 3. Pertanyaan pada Bagian I adalah berkaitan dengan integritas wajib dijawab oleh calon komisaris, direktur atau Pejabat satu tingkat di bawah direksi. Berilah tanda tanda dalam kotak di depan kata “ya”, jika jawaban Saudara “Ya”, atau berilah dalam kotak di depan kata “Tidak” jika jawaban atas pertanyaan berikut adalah “tidak”. Untuk setiap jawaban "Ya", Pemohon wajib memberikan jawaban secara rinci dan jelas dalam lembaran terpisah yang antara lain memuat : a. lembaga-lembaga dan orang-orang yang bersangkutan; b. kasus dan tanggal dari tindakan yang dilakukan; c. pengadilan atau lembaga yang mengambil tindakan; d. tindakan atau sanksi yang dikenakan. II. INTEGRITAS CALON DIREKTUR, KOMISARIS ATAU PEJABAT Definisi : 1. Investasi adalah kegiatan atas Efek, perbankan, asuransi, atau usaha perumahan atau real estate, termasuk kegiatan, baik langsung maupun tidak langsung, berhubungan dengan Perusahaan Efek, Penasehat Investasi, Bank atau perusahaan lain yang bergerak di bidang keuangan. 2. Pejabat adalah pejabat satu tingkat di bawah direksi. Jawablah pertanyaan di bawah ini : 1. Dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir, apakah calon direktur, komisaris atau Pejabat pernah dihukum atau mengaku bersalah atau tidak menggugat atas tuduhan : a. tindak pidana atau kejahatan melibatkan Investasi atau usaha Berhubungan Dengan Investasi, penipuan, pernyataan palsu atau penggelapan, penyuapan, pemalsuan, atau pemerasan? ya tidak b. atau kejahatan lain? ya tidak 2. Apakah pengadilan : a. pernah memutuskan bahwa calon direktur, komisaris atau Pejabat bangkrut? ya tidak IV-8 Peraturan Nomor III.C.1 b. dalam sepuluh tahun terakhir ini melarang calon direktur, komisaris dan Pejabat dalam kegiatannya yang Berhubungan Dengan Investasi? ya tidak c. pernah memutuskan bahwa calon direktur, komisaris atau Pejabat terlibat dalam pelanggaran hukum yang Berhubungan Dengan Investasi, terlibat pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku? ya 3. Apakah Bapepam pernah : a. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat membuat pernyataan palsu atau melakukan kelalaian? ya tidak b. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat terlibat dalam pelanggaran hukum, keputusan- keputusan atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam? ya tidak c. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat menyebabkan suatu perusahaan Berhubungan Dengan Investasi yang Izin Usaha, Persetujuan atau Pernyataan Pendaftarannya ditolak, ditangguhkan, dicabut atau dibatasi? ya tidak d. memerintahkan untuk menolak, menghentikan untuk sementara atau mencabut Izin Usaha, Persetujuan atau Pernyataan Pendaftaran atau sanksi dengan membatasi kegiatan- kegiatan calon direktur, komisaris atau Pejabat? ya tidak 4. Apakah lembaga/institusi lain yang berwenang di Indonesia atau di luar negeri pernah : a. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat membuat pernyataan palsu, tidak memberikan pernyataan yang diminta, tidak jujur, tidak adil atau tidak etis? ya tidak b. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat melakukan kegiatan yang menyebabkan suatu Izin Usaha, Persetujuan, atau Pernyataan Pendaftaran ditolak, dihentikan untuk sementara, dicabut atau dibatasi? ya tidak c. memerintahkan untuk menegur calon direktur, komisaris atau Pejabat sehubungan dengan kegiatan yang Berhubungan Dengan Investasi? ya tidak d. menolak, menghentikan untuk sementara, atau membatalkan Izin Usaha, Persetujuan, atau Pernyataan Pendaftaran para calon direktur, komisaris atau Pejabat untuk bergerak dalam usaha yang Berhubungan Dengan Investasi, atau membatasi kegiatan dalam bidang usaha tersebut? ya tidak IV-9 tidak Peraturan Nomor III.C.1 e. mencabut atau menghentikan untuk sementara Izin Usaha calon direktur, komisaris atau Pejabat sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal seperti Akuntan, Konsultan Hukum, Penilai, dan Notaris. ya tidak 5. Apakah Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian lain pernah : a. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat membuat pernyataan palsu atau tidak menyatakan fakta? ya tidak b. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku? ya tidak c. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat menyebabkan suatu usaha Berhubungan Dengan Investasi yang Izin Usaha, Persetujuan atau Pernyataan Pendaftarannya untuk menjalankan usahanya ditolak, dihentikan sementara, dicabut atau dibatasi? ya tidak d. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat dengan mengeluarkan atau menghentikan sementara dari keanggotaan suatu Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dengan menghalangi atau menghentikan sementara hubungannya dengan anggota-anggota lain atau dengan membatasi kegiatan-kegiatannya? ya tidak 6. Apakah calon direktur, komisaris atau Pejabat pernah atau sedang dituntut oleh suatu Pihak sehubungan dengan Investasi atau penipuan? ya tidak 7. Apakah calon direktur, komisaris atau Pejabat pernah atau sedang digugat atau dituntut oleh suatu Pihak sehubungan dengan perkara perdata atau pidana? ya tidak III. RENCANA KERJA LEMABAGA PEYIMPANAN DAN PENYELESAIAN Rencana kerja Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian meliputi rencana keuangan, rencana kegiatan penyimpanan dan penyelesaian. 1. Rencana Keuangan meliputi : a. Daftar nama pemegang saham Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang diusulkan serta modal ditempatkan dan disetor, iuran berkala, biaya transaksi dan biaya-biaya lainnya. b. Lampiran rencana keuangan untuk tiga tahun pertama pelaksanaan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang memuat sebagai berikut : 1) rincian sumber penerimaan, dan dasar untuk memperkirakan penerimaan tersebut; 2) rincian pengeluaran biaya penting dalam rangka pelaksanaan kegiatan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; IV-10 Peraturan Nomor III.C.1 3) cadangan jaminan pelaksanaan kegiatan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan biaya yang diperkirakan untuk jaminan tersebut; dan 4) proyeksi neraca dan arus kas yang diharapkan. c. Rincian investasi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang meliputi antara lain : 1) perangkat keras teknologi informasi; 2) perangkat lunak teknologi informasi; 3) sistem keamanan; 4) fasilitas cadangan (back-up) dalam hal terjadi bencana; 5) penerapan dan pengembangan pengawasan intern; 6) investasi yang direncanakan dalam bentuk tanah, bangunan dan aktiva tetap lainnya; 7) modal kerja; 8) cadangan untuk jaminan; dan 9) aktiva lain-lain. 2. Rencana Kegiatan (Operasi) meliputi : a. Perkiraan jumlah pihak-pihak yang akan menjadi pemakai jasa Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; b. Rencana pelaksanaan penyimpanan dan penyelesaian Efek dilaksanakan sendiri maupun oleh pihak lain berikut penjelasannya; c. Jumlah maksimum penyimpanan dan penyelesaian efek yang dapat diproses oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian pada saat awal operasinya; d. Rencana operasi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang diusulkan untuk jangka waktu tiga tahun pertama memuat sekurang- kurangnya hal-hal sebagai berikut : 1) volume penyimpanan dan penyelesaian yang diharapkan dalam tiga tahun pertama; 2) rencana untuk meningkatkan sistem pada tahap awal untuk memenuhi volume penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek tinggi yang tidak diperkirakan seperti: a) kemampuan penyesuaian dari perangkat lunak terhadap peningkatan aktivitas penyimpanan dan penyelesaian Efek; b) kemampuan penyesuaian perangkat keras terhadap peningkatan aktivitas penyimpanan dan penyelesaian Efek. 3) rencana pengamanan terhadap kemungkinan- kemungkinan sebagai berikut : a) kebakaran atau kerusakan pada pusat fasilitas pemrosesan; b) gangguan tenaga listrik; IV-11 Peraturan Nomor III.C.1 c) kebakaran atau kerusakan lain dari catatan-catatan pendukung; d) pencurian Efek atau catatan-catatan lain; e) penghapusan arsip komputer dan catatan-catatan lain secara disengaja atau tidak; f) penggelapan oleh pegawai atau pejabat; g) kejahatan komputer dan pengrusakan data informasi yang disimpan dalam komputer atau catatan lainnya; h) rencana pemeliharaan dan sumber-sumber suku cadang untuk komputer dan peralatan lain; dan i) kerusakan atau gangguan dari hubungan komunikasi. 4) lokasi, rencana denah dan susunan dari fasilitas Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sekurang-kurangnya menunjukkan : a) lokasi yang terbuka untuk umum; b) lokasi khusus untuk penanganan Efek; c) lokasi khusus untuk pemrosesan data dan akuntansi; d) fasilitas komunikasi; dan e) pusat informasi; f) tempat parkir; g) fasilitas lain. 5) diagram (flow-chart) umum tentang pelaksanaan kegiatan operasi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; 6) sistem komputer yang digunakan; 7) program-program pendidikan; 8) tata tertib Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 3. Rencana Sistem Penyelesaian Efek (settlement) a. Apakah penyelesaian Efek akan terpengaruh oleh penyampaian fisik suatu Efek? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", apakah penyampaian akan terjadi di Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, di kantor Perantara-Pedagang Efek, atau di lokasi lain. Jelaskan b. Apakah penyelesaian akan terpengaruh oleh penyampaian Efek yang bersamaan dengan saat pembayaran? ya tidak Apabila jawabannya "Tidak", jelaskan sistem penyelesaian yang akan dipergunakan. IV-12 Peraturan Nomor III.C.1 c. Apakah penyelesaian transaksi akan terpengaruh oleh penyampaian Efek berdasarkan catatan pemindah-bukuan terhadap pembayaran? ya tidak Apabila jawabannya "Ya",sebutkan tingkatan tanggungjawab atas pembukuan. d. Bagaimana Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian akan menyelesaikan transaksi apabila pembelinya gagal menyelesaikannya (cidera janji)? e. Bagaimana Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian akan menyelesaikan transaksi apabila penjualnya gagal menyelesaikannya (cidera janji)? f. Apakah penyelesaian transaksi sebagian diperbolehkan? ya 4. Jasa Penyimpanan (depository/ Kustodion Sentral) a. Dari jasa penyimpanan di bawah ini, jasa mana yang akan dikelola oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan tanggung jawab sebagai kustodion? 1) penerimaan dan penyampaian Efek; 2) penerimaan dan penyampaian dana; 3) penyimpanan Efek; 4) pengumpulan dividen dan hak-hak lain; 5) pengelolaan hak suara (voting right) dan pemberian kuasa (proxy); 6) pelaksanaan hak pembelian dan transfer saham tambahan; 7) Pelaksanaan penjatahan efek yang baru diemisikan; 8) pemrosesan surat Efek yang hilang atau rusak; 9) penyebaran informasi kepada pemegang Efek. b. Siapa yang akan menjadi penyimpan dana Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian? c. Siapa yang akan menjadi penyimpan saham Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan Efek lain yang dimilikinya? 5. Penerapan dari Sistem-sistem a. Siapa yang akan bertanggung jawab atas rancangan dan penerapan sistem pemrosesan data Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian? b. Untuk setiap jasa Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang akan dilaksana-kan, jelaskan pengalaman dan kecakapan dari para pelaksana sehubungan dengan perkembangan dari setiap jenis sistem : 1) penyimpanan dan penyelesaian dari transaksi Efek; 2) tempat penyimpanan/ kustodion; 3) penyiapan pernyataan nasabah dan konfirmasi untuk Perantara-Pedagang Efek; 4) penerbitan dan pengiriman informasi mengenai penyelesaian transaksi Efek di Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; IV-13 tidak Peraturan Nomor III.C.1 5) peminjaman Efek; 6) pengelolaan Efek yang diagunkan; 7) pengelolaan pesanan dari Perantara-Pedagang Efek; 8) otomatisasi pembukuan; atau 9) distribusi informasi mengenai nilai dan volume penyelesaian transaksi Efek. c. Pilih dan jelaskan sistem yang ditawarkan yang paling baik memberikan jaminan bagi kelangsungan kegiatan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian? 1) sistem yang akan dikembangkan sendiri tanpa jaminan pihak lain; 2) sistem dengan jaminan kontrak; 3) sistem yang dikontrak dengan jaminan pelaksanaannya; 4) sistem akan diperoleh sebagai hadiah atau sumbangan tanpa jaminan pihak lain; atau 5) Lain-lain (jelaskan). d. Uraikan lokasi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, luas ruangan yang diperlukan (meter persegi), dan kontrak yang diadakan untuk mendapatkan tempat tersebut? e. Dimana catatan dan arsip pendukung Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian akan ditempatkan dan bagaimana perjanjian kontrak yang diadakan untuk mendapatkan tempat tersebut? f. Siapa yang akan bertanggung jawab atas pemasangan dan penerapan sarana komputer Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan pengalaman apa yang dimilikinya? g. Siapa yang bertanggung jawab atas rencana dan penerapan sistem fisik keamanan dari Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan pengalaman apa yang dimilikinya? h. Apakah Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian akan membuka kantor cabang, dan jika demikian, kapan dan bagaimana kantor-kantor tersebut dihubungkan dengan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dalam tatacara pemberian jasa? i. Siapa yang bertanggung jawab atas rencana dan penerapan program pendukung termasuk kemungkinan bencana atas sarana pendukung tersebut dan pengalaman apa yang dimilikinya? j. Siapa yang bertanggung jawab atas sistem pemeriksaan dan pengendalian keuangan dan pengalaman apa yang dimilikinya? 6. Dasar Ekonomis Pendirian Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian a. Apakah rencana pelaksanaan dan keuangan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, termasuk, iuran, dan biaya lain bagi pemakai jasa diberitahukan secara terbuka dan tertulis kepada Perusahaan Efek atau lembaga-lembaga pasar modal lain yang menggunakan jasanya? ya IV-14 tidak Peraturan Nomor III.C.1 Apabila jawabannya "Ya", lampirkan salinan dari dokumen pemberitahuan tersebut. b. Apakah Lembaga Kliring dan Penjaminan, Anggota Bursa, Emiten, Biro Administrasi Efek, lembaga atau peserta pasar modal yang memperoleh pemberitahuan tertulis mengenai jasa Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut setuju secara tertulis untuk mempergunakan jasa-jasanya dengan biaya yang diajukan apabila jasa tersebut sudah ada? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", lampirkan daftar dari pihak-pihak. c. Apakah telah dilakukan penelitian tentang biaya yang dibebankan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dibandingkan dengan biaya apabila kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", lampirkan salinan dari laporan penelitian tersebut. ......................., ..................... 19... Pemohon materai .............................................. (Nama Jelas) IV-15 Peraturan Nomor III.C.1 LAMPIRAN SURAT PERNYATAAN (Dibuat oleh Direksi Perusahaan Pemegang Saham Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian) Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Alamat rumah : 2 Peraturan Nomor : III.C.1-1 : ……………………………………...................................………………...................... : ……………………………………...................................………………...................... ...…………………………………...................................………………...................... (Nama Jalan & Nomor) ……………………………………...................................……………... - (Kota & Kode Pos) selaku Direktur Utama/Direktur pada................. menyatakan dengan sejujur-jujurnya bahwa perusahaan .............. selaku pemegang saham pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian........... tidak memiliki hubungan kepemilikan, kepengurusan dan pengendalian dengan perusahaan lain yang juga menjadi pemegang saham Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Jika terjadi perubahan susunanan pengurus, atau kepemilikan saham atas perusahaan pemegang saham Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sehingga mengakibatkan perusahaan memiliki hubungan kepemilikan saham, kepengurusan, atau pengendalian dengan perusahaan lain pemegang saham Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, saya berjanji akan melaporkan hal tersebut selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah terjadinya perubahan dimaksud kepada Bapepam dan Direksi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. …………... …………,………. PT. ………………, Meterai (nama lengkap) Direktur Utama/Direktur IV-16 Peraturan Nomor III.C.1 LAMPIRAN SURAT PERNYATAAN (Dibuat oleh Anggota Direksi atau Komisaris Bursa Efek) Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Alamat rumah : 3 Peraturan Nomor : III.C.1-1 : ……………………………………...................................……………… : ……………………………………...................................……………… ……………………………………...................................……………… (Nama Jalan & Nomor) ……………………………………...................................……………... - (Kota & Kode Pos) selaku ....... pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian ......... menyatakan hubungan afiliasi saya dengan pihak-pihak seperti dibawah ini: Nama Pihak yang terafiliasi Jenis Afiliasi ……………………………………...................................……………… ……………………………………............ Jika terjadi perubahan afiliasi antara saya dengan Pihak tersebut diatas saya berjanji akan melaporkan perubahan tersebut dalam 3 (tiga) hari kerja kepada Bapepam dan direksi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. ………….., …………………. (Tempat dan tanggal) PT. ………………, Meterai (nama lengkap) Direktur Utama/Direktur IV-17 Peraturan Nomor III.C.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: III.C.1-2 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : Perihal --- : Pemberitahuan Kekurangan Data atas Permohonan Izin Usaha sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. KEPADA Yth.................................................. di - ...................................... : 3 Peraturan Nomor : III.C.1 Jakarta,. ...........................19.... Menunjuk surat Saudara Nomor ...................... tanggal ........................ perihal .........................., dengan ini diberitahukan bahwa permohonan Saudara masih terdapat kekurangan data sebagai berikut : 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan bahwa permohonan Saudara untuk memperoleh Izin Usaha belum dapat dipertimbangkan. Selanjutnya permohonan Saudara akan dipertimbangkan setelah Saudara memenuhi kekurangan-kekurangan tersebut di atas. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-18 Peraturan Nomor III.C.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: III.C.1-3 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : Perihal --- : Penolakan permohonan Izin Usaha sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. KEPADA Yth.................................................. di - ...................................... : 3 Peraturan Nomor : III.C.1 Jakarta,. ...........................19.... Menunjuk surat Saudara Nomor: ...................... tanggal ........................ perihal ..................................., setelah meneliti permohonan Saudara, dengan ini diputuskan bahwa permohonan Saudara ditolak karena tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-19 Peraturan Nomor III.C.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: III.C.1-4 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP /PM/199... TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA SEBAGAI LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN KEPADA ................................. . (NPWP: Membaca - . . ) KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, : Surat permohonan izin usaha sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dari ...................... Nomor ........................... tanggal ............................ Menimbang : bahwa permohonan Saudara telah memenuhi persyaratan dan atas dasar itu dapat dipertimbangkan untuk diberikan izin usaha sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617; 3. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-....../PM/1996 tentang Perizinan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA SEBAGAI LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN KEPADA ...................... Pasal 1 Memberikan izin usaha sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian kepada ................... dengan alamat kantor pusat di ....................... : 4 Peraturan Nomor : III.C.1 Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. IV-20 Peraturan Nomor III.C.1 Pasal 3 Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, dapat diadakan perubahan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................... NIP...................... Tembusan Yth: 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. Para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-21
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-12/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PERIZINAN LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor VI.B.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-35/PM/1996 TENTANG PERIZINAN BIRO ADMINISTRASI EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang Mengingat : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Perizinan Biro Administrasi Efek; : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PERIZINAN BIRO ADMINISTRASI EFEK Pasal 1 Ketentuan mengenai Perizinan Biro Administrasi Efek, diatur dalam Peraturan Nomor VI.B.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. IV-1 Peraturan Nomor VI.B.1 Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor VI.B.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Tanggal PERATURAN NOMOR VI.B.1: PERIZINAN BIRO ADMINISTRASI EFEK 1. Permohonan izin usaha Biro Administrasi Efek diajukan kepada Bapepam dalam rangkap 4 (empat) dengan menggunakan Formulir Nomor VI.B.1-1. lampiran 1 peraturan ini. 2. Permohonan izin usaha Biro Administrasi Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini disertai dokumen-dokumen sebagai berikut : a. akta pendirian yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman; b. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan; c. buku pedoman operasional tentang kegiatan yang akan dilakukan serta uraian mengenai fasilitas fisik yang akan digunakan; d. rencana kegiatan 3 (tiga) tahun Biro Administrasi Efek sekurang-kurangnya memuat : 1) perkiraan Emiten yang akan memakai jasa Biro Administrasi Efek; dan 2) lokasi dan tata ruang, ruang penyimpanan Efek yang tahan api, fasilitas komunikasi seperti telepon, faksimile, teleks, komputer serta fasilitas penunjang lainnya yang menjamin proses penyelesaian registrasi yang aman, cepat dan efisien. e. neraca pembukaan Perseroan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam; f. daftar nama dan data anggota direksi, komisaris, dan pegawai setingkat di bawah direksi disertai dengan dokumen sebagai berikut : 1) daftar riwayat hidup; 2) ijazah pendidikan formal terakhir; 3) sertifikat Pendidikan Perantara Pedagang Efek; 4) Kartu Tanda Penduduk; dan 5) 1 (satu) lembar pas photo terbaru ukuran 4x6. g. daftar pejabat penanggung jawab dan tenaga ahli di bidang komputer yang memuat: 1) riwayat hidup; 2) Kartu Tanda Penduduk; 3) salinan bukti kewarganegaraan bagi warga negara asing; 4) Izin Kerja Tenaga Asing (IKTA) bagi warga negara asing pendatang; 5) salinan ijazah pendidikan formal terakhir dan sertifikat keahlian di bidang Pasar Modal; dan 6) 1 (satu) lembar pas photo terbaru ukuran 4x6. h. bukti penyetoran modal sekurang-kurangnya Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). IV-3 : Kep- 35/PM/1996 : 17 Januari 1996 Peraturan Nomor VI.B.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Tanggal 3. Buku Pedoman Operasional memuat sekurang-kurangnya : a. susunan organisasi dilengkapi dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sampai unit organisasi dan atau jabatan setingkat di bawah direksi serta peraturan kepegawaian Biro Administrasi Efek; b. prosedur arus kerja dan prosedur arus dokumen; c. contoh kontrak dengan Emiten dan atau nasabah dan daftar biaya untuk jasa-jasa yang diberikan meliputi antara lain pendaftaran Efek, pemecahan surat kolektif saham, penggabungan surat kolektif saham, penerbitan sertifikat baru, penerbitan saham pengganti dan jasa lain yang diberikannya; dan d. daftar dan spesifikasi peralatan komputer yang akan digunakan. 4. Biro Administrasi Efek dalam menetapkan biaya atau perubahan biaya pendaftaran Efek, dan biaya administrasi lainnya wajib terlebih dahulu disetujui Emiten pemakai jasa Biro Administrasi Efek, serta wajib memperhatikan kepentingan pemegang Efek. 5. Kontrak antara Biro Administrasi Efek dengan Emiten dibuat secara notarial, memuat hal-hal yang berkaitan dengan tugas Biro Administrasi Efek dalam hubungannya dengan penyelenggaraan jasa pengadministrasian Efek, pemindahan pemilikan, penyerahan atau penerimaan surat Efek serta mengenai biaya yang dipungut untuk jasa tersebut. 6. Emiten dan Biro Administrasi Efek bertanggung jawab baik sendiri-sendiri maupun bersama- sama kepada setiap pemegang Efek atas kerugian yang terjadi sebagai akibat kelalaiannya dalam melakukan tugasnya sebagaimana yang ditetapkan dalam kontrak antara Emiten dan Biro Administrasi Efek dan atau melampaui batas waktu penyelesaian administrasi Efek. 7. Biro Administrasi Efek wajib menjaga sebaik-baiknya setiap Efek maupun catatan pembukuan dalam pengelolaannya dan wajib membuat salinan dari catatan pembukuan yang disimpan ditempat yang terpisah dan aman. 8. Dalam rangka memproses permohonan izin sebagai Biro Administrasi Efek, Bapepam melakukan penelitian atas kelengkapan dokumen, wawancara serta melakukan pemeriksaan di kantor pemohon apabila dipandang perlu. 9. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini tidak memenuhi syarat, Bapepam memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa : a. permohonannya tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor VI.B.1-2 lampiran 2 peraturan ini; atau b. permohonannya ditolak dengan menggunakan Formulir Nomor VI.B.1-3 lampiran 3 peraturan ini. 10. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini memenuhi syarat, Bapepam memberikan surat izin usaha Biro Administrasi Efek kepada pemohon dengan Formulir Nomor VI.B.1-4 lampiran 4 peraturan ini IV-4 : Kep- 35/PM/1996 : 17 Januari 1996 Peraturan Nomor VI.B.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Tanggal Ditetapkan di : pada tanggal : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, : Kep- 35/PM/1996 : 17 Januari 1996 I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 IV-5 Peraturan Nomor VI.B.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: VI.B.1-1 Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Izin Usaha sebagai Biro Administrasi Efek. : 1 Peraturan Nomor : VI.B.1 Jakarta,. ......................19.... KEPADA Yth.Ketua Badan Pengawas Pasar Modal di - ........................ Dengan ini kami mengajukan permohonan izin usaha sebagai Biro Administrasi Efek. Untuk bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan data sebagai berikut: 1. Nama Pemohon 2. Alamat Pemohon : ................................................................ : ................................................................ .............................................................. (Nama jalan & Nomor) : ............................................... - (Kota & Kode Pos) 3. Nama Biro Administrasi Efek 4. Nomor Pokok Wajib Pajak 5. Alamat Biro Administrasi Efek : ............................................................... : . . . - : ............................................................................ ................................................................ (Nama Jalan & Nomor) : ................................... - (Kota & Kode Pos) 6. Modal Disetor 7. Nomor Telepon,Telex, dan Faksimile 8. Nomor dan tanggal pengesahan Anggaran Dasar oleh Departemen Kehakiman 9. Pegawai Penghubung : ............................................................ : ................................................................ : ............................................................... : .............................................................. (Sertakan surat kuasa) Melengkapi permohonan ini, kami lampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut : IV-6 Peraturan Nomor VI.B.1 1. akta pendirian perseroan yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman; 2. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan; 3. buku pedoman operasional tentang kegiatan yang akan dilakukan; 4. rencana kegiatan 3 (tiga) tahun Biro Administrasi Efek; 5. neraca pembukaan Perseroan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam; 6. daftar nama dan data anggota direksi, komisaris dan pegawai setingkat dibawah direksi; 7. daftar pejabat penanggung jawab dan tenaga ahli di bidang komputer; 8. bukti penyetoran modal; Demikian permohonan ini kami ajukan dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Pemohon materai ....................................... (Nama Lengkap) IV-7 Peraturan Nomor VI.B.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: VI.B.1-2 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : --- Perihal : Pemberitahuan Mengenai Kekurangan Data Atas Permohonan Izin Usaha sebagai Biro Administrasi Efek. : 2 Peraturan Nomor : VI.B.1 Jakarta,. ...........................19.... KEPADA Yth.................................................. di - ...................................... Menunjuk surat Saudara Nomor ...................... tanggal ........................ perihal .........................., dengan ini diberitahukan bahwa permohonan Saudara masih terdapat kekurangan data sebagai berikut : 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan bahwa permohonan Saudara untuk memperoleh Izin Usaha belum dapat dipertimbangkan. Selanjutnya permohonan Saudara akan dipertimbangkan setelah Saudara memenuhi kekurangan-kekurangan tersebut di atas. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-8 Peraturan Nomor VI.B.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: VI.B.1-3 Nomor : Lampiran : Perihal --- : Penolakan Permohonan Izin Usaha sebagai Biro Administrasi Efek. KEPADA Yth.................................................. di - ...................................... : 3 Peraturan Nomor : VI.B.1 Jakarta,. ...........................19.... Menunjuk surat Saudara Nomor: ...................... tanggal ........................ perihal ..................................., setelah meneliti permohonan Saudara, dengan ini diputuskan bahwa permohonan Saudara ditolak karena tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Demikianlah agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-9 Peraturan Nomor VI.B.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: VI.B.1-4 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP /PM/1995 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA SEBAGAI BIRO ADMINISTRASI EFEK KEPADA PT............................... (NPWP: . - . . ) KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Membaca Menimbang Mengingat : : Surat permohonan izin usaha Biro Administrasi Efek dari PT...................... Nomor ........................... tanggal ............................ bahwa permohonan Saudara telah memenuhi persyaratan dan atas dasar itu dapat dipertimbangkan untuk diberikan izin usaha sebagai Biro Administrasi Efek. : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617; 3. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP- /PM/1996 tentang Perizinan Biro Administrasi Efek MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA SEBAGAI SEBAGAI BIRO ADMINISTRASI EFEK KEPADA PT ........................... Pasal 1 Memberikan izin usaha sebagai Biro Administrasi Efek kepada PT ................... dengan alamat kantor pusat di ....................... : 4 Peraturan Nomor : VI.B.1 Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan IV-10 Peraturan Nomor VI.B.1 Pasal 3 Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, dapat diadakan perubahan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................... NIP...................... IV-11
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-35/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PERIZINAN BIRO ADMINISTRASI EFEK </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor X.D.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 06 /PM/2004 TENTANG LAPORAN REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas keterbukaan dan efektifitas pembinaan industri Reksa Dana, serta mengikuti perkembangan industri Reksa Dana internasional melalui pemanfaatan perkembangan teknologi, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor:Kep- 14/PM/1997 tanggal 30 April 1997 tentang Laporan Reksa Dana; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG LAPORAN REKSA DANA. Pasal 1 Ketentuan mengenai Laporan Reksa Dana, diatur dalam Peraturan Nomor: X.D.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor:Kep-14/PM/1997 tanggal 30 April 1997 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor X.D.1 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Maret 2004. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 09 Februari 2004 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-2 Peraturan Nomor X.D.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 06 /PM/2004 Tanggal : 09 Februari 2004 PERATURAN NOMOR X.D.1: LAPORAN REKSA DANA 1. Bank Kustodian Reksa Dana terbuka wajib menyampaikan laporan yang memperlihatkan posisi keuangan dari masing-masing Reksa Dana kepada Bapepam dengan menggunakan: a. Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1; b. Formulir Nomor X.D.1-2 lampiran 2; c. Formulir Nomor X.D.1-3 lampiran 3; d. Formulir Nomor X.D.1-4 lampiran 4; e. Formulir Nomor X.D.1-5 lampiran 5; dan f. Formulir Nomor X.D.1-6 lampiran 6. 2. Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Laporan yang menggunakan Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1, Formulir Nomor X.D.1-2 lampiran 2, Formulir Nomor X.D.1-3 lampiran 3, Formulir Nomor X.D.1-4 lampiran 4 disampaikan setiap hari selambat-lambatnya pukul 10.00 Waktu Indonesia Barat pada hari kerja berikutnya; b. Laporan yang menggunakan Formulir Nomor X.D.1-5 lampiran 5 dan Formulir Nomor X.D.1-6 lampiran 6, disampaikan setiap akhir bulan selambat-lambatnya pada hari kerja ke-5 (kelima) pada setiap bulan; dan c. Laporan wajib disampaikan secara elektronik dengan menggunakan sistem yang ditetapkan oleh Bapepam. 3. Bank Kustodian dan Manajer Investasi wajib memastikan kelengkapan data laporan yang tersedia dalam formulir dan akurasi perhitungan data laporan Reksa Dana yang disampaikan. 4. Dalam hal Reksa Dana tertutup, laporan tersebut disampaikan kepada Bapepam oleh Manajer Investasi, Bank Kustodian yang ditunjuk melakukan perhitungan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana sesuai dengan kontrak atau Direksi Reksa Dana berbentuk Perseroan. 5. Bank Kustodian Reksa Dana terbuka wajib menyampaikan informasi keuangan kepada Manajer Investasi pada setiap awal hari kerja, yang memperlihatkan posisi dana pada akhir kegiatan hari kerja sebelumnya. Informasi tersebut disampaikan dengan menggunakan format Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 dan Formulir Nomor X.D.1-4 lampiran 4 peraturan ini berdasarkan data harian. 6. Pada saat membeli kembali (melunasi) saham atau Unit Penyertaan, Bank Kustodian Reksa Dana terbuka wajib memberikan konfirmasi kepada pemegang saham atau Unit Penyertaan dengan informasi sebagai berikut: IV-3 Peraturan Nomor X.D.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 06 /PM/2004 Tanggal : 09 Februari 2004 a. tanggal pembelian kembali (pelunasan); b. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana yang digunakan untuk menghitung jumlah saham atau Unit Penyertaan yang dilunasi; c. jumlah saham atau Unit Penyertaan yang dimiliki sebelum pembelian kembali (pelunasan); d. jumlah saham atau Unit Penyertaan yang dibeli kembali (dilunasi); e. jumlah saham atau Unit Penyertaan yang dimiliki setelah pembelian kembali (pelunasan); f. rincian hasil bruto dari pembelian kembali (pelunasan), seperti berikut: 1) jumlah pembelian kembali (pelunasan) bruto yang berkaitan dengan nilai pengembalian investasi dari akun saham atau Unit Penyertaan yang diterbitkan; 2) jumlah pembelian kembali (pelunasan) bruto yang berkaitan dengan akun pendapatan investasi yang direalisasikan; 3) jumlah pembelian kembali (pelunasan) bruto yang berkaitan dengan akun laba atau rugi yang belum direalisasi; 4) jumlah pembelian kembali (pelunasan) bruto yang berkaitan dengan akun laba atau rugi yang sudah direalisasi; dan 5) biaya atau beban yang mengurangi hasil bruto dari pembelian kembali (pelunasan), yang diperkenankan sesuai dengan Kontrak Investasi Kolektif. g. indikasi lebih jauh dari setiap kategori hasil pada huruf f di atas, termasuk perlakuan perpajakan, jika ada. 7. Bank Kustodian Reksa Dana terbuka wajib mengirim laporan kepada setiap pemegang saham atau Unit Penyertaan dengan ketentuan sebagai berikut : a. selambat-lambatnya pada hari ke-12 (kedua belas) bulan berikut apabila pada bulan sebelumnya terjadi mutasi atas jumlah saham atau Unit Penyertaan yang dimiliki pemegang saham atau Unit Penyertaan; b. selambat-lambatnya hari ke-12 (kedua belas) bulan Januari yang menggambarkan posisi akun pada tanggal 31 Desember; dan c. laporan sekurang-kurangnya memuat informasi sebagai berikut : 1) nama, alamat, judul akun, dan nomor akun dari pemegang saham atau Unit Penyertaan; 2) jumlah saham atau Unit Penyertaan yang dimiliki pada awal periode; 3) tanggal, Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana, dan jumlah saham atau Unit Penyertaan yang dibeli atau dijual kembali (dilunasi) pada setiap transaksi selama periode; 4) tanggal setiap pembagian dividen atau pembagian uang tunai dan jumlah saham atau Unit Penyertaan yang menerima dividen; IV-4 Peraturan Nomor X.D.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 06 /PM/2004 Tanggal : 09 Februari 2004 5) rincian dari portofolio yang dimiliki; dan 6) rincian status pajak dari penghasilan yang diperoleh pemegang saham atau Unit Penyertaan selama periode tertentu dengan tetap memperhatikan kategori penghasilan dan beban sebagaimana diatur dalam ketentuan angka 6 huruf f dan g (jika ada), dengan rincian sebagai berikut : a) total penghasilan selama periode tertentu, baik didistribusikan atau tidak didistribusikan; b) rincian bagian penghasilan yang telah didistribusikan pada pemegang saham atau Unit Penyertaan secara tunai; c) uraian bagian penghasilan yang telah didistribusikan sebagai bagian dari penjualan kembali (pelunasan) saham atau Unit Penyertaan; d) rincian dari penghasilan termasuk perhitungan pajaknya dan besarnya pajak yang telah dibayar; dan e) rincian penghasilan yang belum didistribusikan. 8. Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk pihak-pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 09 Februari 2004 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-5 Peraturan Nomor X.D.1 FORMULIR NOMOR : X.D.1-1 LAPORAN AKTIVA DAN KEWAJIBAN REKSA DANA Manajer Investasi Bank Kustodian Nama Reksa Dana Jenis Reksa Dana Tanggal : : : : : LAPORAN AKTIVA DAN KEWAJIBAN A k t i v a 1 2 3 4 Investasi dalam Instrumen Pasar Uang Investasi dalam Instrumen Hutang Lainnya Investasi dalam Saham Investasi dalam Waran dan Right 5 K a s 6 7 8 9 10 Piutang Dividen Piutang Bunga Piutang Efek yang Dijual Piutang Lain Aktiva Lain-lain (Pajak Bayar Dimuka) 11 TOTAL AKTIVA Kewajiban 12 13 Utang Efek yang Dibeli Utang Lain-Lain 14 TOTAL KEWAJIBAN 15 TOTAL AKTIVA BERSIH 16 17 18 19 20 21 22 s/d Hari ini LAMPIRAN Peraturan No. : 1 : X.D.1 Jumlah Saham/Unit Penyertaan yang diterbitkan Pelunasan/Pembelian Kembali Saham/Unit Penyertaan Akumulasi Laba/Rugi sampai dengan tahun sebelumnya Pendapatan yang sudah didistribusikan Laba/Rugi yg belum direalisasikan Laba/Rugi yg sudah direalisasikan Pendapatan Investasi Bersih 23 TOTAL SAHAM/UNIT PENYERTAAN DAN LABA/RUGI 24 25 Jumlah Saham/Unit Penyertaan yang Beredar Nilai Aktiva Bersih per saham/Unit Penyertaan Waktu penyampaian Bank Kustodian/Manajer Investasi/Direksi* Nama Lengkap Jabatan * Reksa Dana Tertutup IV-6 Peraturan Nomor X.D.1 LAMPIRAN Peraturan No. FORMULIR NOMOR : X.D.1-2 LAPORAN OPERASI REKSA DANA Manajer Investasi Bank Kustodian Nama Reksa Dana Jenis Reksa Dana Tanggal : : : : : LAPORAN OPERASI Pendapatan Investasi 1 Dividen 2 Bunga 3 TOTAL PENDAPATAN INVESTASI Biaya Pengelolaan Investasi 4 Biaya Pengelolaan Investasi 5 Biaya Kustodian 6 Biaya Lain-Lain 7 Biaya Piutang Ragu-ragu 8 Provisi Pajak 9 TOTAL BIAYA 10 PENDAPATAN INVESTASI BERSIH Laba/Rugi yang direalisasikan dan yang belum direalisasikan 11 Laba/Rugi Realisasi Bersih Investasi 12 Laba/Rugi yang belum direalisasikan 13 LABA/RUGI INVESTASI BERSIH 14 PENDAPATAN OPERASI BERSIH s/d Hari ini : 2 : X.D.1 Waktu penyampaian Bank Kustodian/Manajer Investasi/Direksi* Nama Lengkap Jabatan * Reksa Dana Tertutup IV-7 Peraturan Nomor X.D.1 LAMPIRAN Peraturan No. FORMULIR NOMOR : X.D.1-3 LAPORAN PERUBAHAN AKTIVA BERSIH REKSA DANA Manajer Investasi Bank Kustodian Nama Reksa Dana Jenis Reksa Dana Tanggal NO. Perubahan Kekayaan Bersih dari Hasil Operasi 1 2 3 4 Pendapatan Investasi Bersih Laba/Rugi Realisasi Bersih Investasi Penyesuaian Atas Akumulasi Laba/Rugi sampai dengan tahun sebelumnya Perubahan atas kenaikan yang tidak direalisasikan 5 T O T A L Transaksi untuk Pemegang Saham/Unit Penyertaan 6 7 8 Distribusi kepada Pemegang Saham/Unit Penyertaan Penjualan Saham/Unit Penyertaan Pembelian Kembali Saham/Unit Penyertaan 9 PERUBAHAN KEKAYAAN BERSIH Waktu penyampaian Bank Kustodian/Manajer Investasi/Direksi* Nama Lengkap Jabatan : : : : : LAPORAN PERUBAHAN AKTIVA BERSIH s/d Hari ini : 3 : X.D.1 * Reksa Dana Tertutup IV-8 Peraturan Nomor X.D.1 FORMULIR NOMOR : X.D.1-4 PORTOFOLIO REKSA DANA - RINGKASAN Manajer Investasi Bank Kustodian Nama Reksa Dana Jenis Reksa Dana Tanggal No. Nilai Pembelian A SAHAM 1 2 3 4 … B OBLIGASI 1 2 3 4 … C DEPOSITO 1 2 3 4 … D EFEK LAINNYA 1 2 3 4 … Waktu penyampaian Bank Kustodian/Manajer Investasi/Direksi* Nama Lengkap Jabatan * Reksa Dana Tertutup IV-9 : : : : : Jumlah Saham/Jumlah Nilai Nominal Tanggal Jatuh Tempo Nama Efek NPW per saham/ NPW terhadap nilai nominal (%) Total Nilai Total Nilai terhadap NAB dalam % Batas Investasi berdasarkan kebijakan investasi Bunga yang diakrual LAMPIRAN Peraturan No. : 4 : X.D.1 Peraturan Nomor X.D.1 LAMPIRAN Peraturan FORMULIR NOMOR : X.D.1-5 INFORMASI OPERASI DAN RASIO-RASIO REKSA DANA Manajer Investasi Bank Kustodian Nama Reksa Dana Jenis Reksa Dana Tanggal : : : : : NO. LAPORAN PERUBAHAN AKTIVA BERSIH Perubahan Kekayaan Bersih dari Hasil Operasi 1 2 3 6 7 8 9 % surat berharga pasar uang terhadap nilai aktiva bersih % Efek bersifat utang lainnya terhadap nilai aktiva bersih % Saham dari nilai aktiva bersih 4 % Waran dan Right dari nilai aktiva bersih 5 % kas dari nilai aktiva bersih Total Hasil Investasi, 12 bulan terakhir % biaya 12 bulan terakhir dari rata-rata nilai aktiva bersih Indikator Pemasaran Jumlah pemegang saham/unit penyertaan pada akhir bulan Jumlah pemegang saham/unit penyertaan asing 10 Jumlah pemegang saham/unit penyertaan dalam negeri 11 % saham/unit Penyertaan yang dimiliki pemodal asing 12 % saham/unit Penyertaan yang dimiliki pemodal dalam negeri (termasuk Manajer Investasi) 13 % saham/unit penyertaan yang dipegang oleh 10 besar pemegang saham/unit penyertaan selain Manajer Investasi pada akhir bulan 14 % saham/unit penyertaan yang dipegang oleh Manajer Investasi pada akhir bulan 15 Jumlah pemegang saham/unit penyertaan baru dalam bulan ini Indikator Likuiditas 16 % pelunasan saham/unit penyertaan terhadap nilai aktiva bersih pada awal bulan 17 % penjualan saham/unit penyertaan terhadap nilai aktiva bersih 18 % pelunasan tertinggi bersih harian dari rata-rata posisi kas bulan ini 19 % tertinggi saham/unit penyertaan yang dipegang oleh Manajer Investasi dari jumlah saham/unit penyertaan yang outstanding s/d Bulan ini : 5 : X.D.1 IV-10 Peraturan Nomor X.D.1 Indikator Lain s/d Bulan ini 20 Nilai aktiva bersih per saham/unit penyertaan pada akhir bulan 21 % Efek yang melewati batas 10% dari nilai aktiva bersih 22 % Efek yang melewati batas 5% dari Emisi 23 Jumlah pembelian Efek dalam bulan ini 24 Jumlah penjualan Efek dalam bulan ini 25 Jumlah komisi Perantara Pedagang Efek yang dibayarkan bulan ini 26 Jumlah komisi Perantara Pedagang Efek yang dibayarkan kepada Perantara Pedagang Efek yang terafiliasi dengan Manajer Investasi Lain-Lain 27 % instrumen pasar uang dari Portofolio Investasi 28 % instrumen utang lain dari Portofolio Investasi 29 % saham dari Portofolio Investasi 30 % waran dan Right dari Portofolio Investasi 31 % kas dari Portofolio Investasi Waktu penyampaian Bank Kustodian/Manajer Investasi/Direksi* Nama Lengkap Jabatan * Reksa Dana Tertutup IV-11 Peraturan Nomor X.D.1 LAMPIRAN : 6 Peraturan No. : X.D.1 FORMULIR NOMOR : X.D.1-6 NO. KOMITMEN DAN KONTINJENSI REKSA DANA Manajer Investasi : Bank Kustodian : Nama Reksa Dana : Jenis Reksa Dana : Tanggal : No 1 2 3 … Kontinjensi 1 2 3 … Waktu penyampaian Bank Kustodian/Manajer Investasi/Direksi* Nama Lengkap Jabatan Jenis Transaksi Tanggal Transaksi Komitmen Tanggal Jatuh Tempo/Eksekusi Nilai Transaksi Nilai Kini Nilai Kini Terhadap NAV * Reksa Dana Tertutup IV-12
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-06/PM/2004|KEPTA-BAPEPAM/2004 </reg_id> <reg_title> LAPORAN REKSA DANA </reg_title> <set_date> 09 Februari 2004 </set_date> <effective_date> 1 Maret 2004 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-14/PM/1997|KEPTA-BAPEPAM/1997' </replaced_reg> <related_reg> '46/PP/1995', '8/UU/1995', '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000' </related_reg>
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 555/BL/2010 TENTANG PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan kemudahan untuk melakukan Penawaran Umum atas Efek bersifat utang dan/atau Sukuk secara bertahap kepada Emiten dan Perusahaan Publik yang memiliki kinerja baik, maka dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tentang Penawaran Umum Berkelanjutan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN. Pasal 1 Ketentuan mengenai Penawaran Umum Berkelanjutan diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.15 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -2- Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 30 Desember 2010. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 30 Desember 2010 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP. 195411111981121001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP. 195710281985121001 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-555/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 PERATURAN NOMOR IX.A.15 : PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN 1. KETENTUAN UMUM a. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1) Penawaran Umum Berkelanjutan adalah kegiatan Penawaran Umum atas Efek bersifat utang dan/atau Sukuk yang dilakukan secara bertahap. 2) Gagal Bayar adalah tidak terpenuhinya kewajiban finansial Emiten atau Perusahaan Publik terhadap kreditur pada saat jatuh tempo. b. Penawaran Umum Berkelanjutan hanya dapat dilaksanakan dalam periode paling lama 2 (dua) tahun sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran. 2. PERSYARATAN PIHAK a. Pihak yang dapat melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan wajib memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) telah menjadi Emiten atau Perusahaan Publik paling sedikit 2 (dua) tahun; atau 2) tidak lagi menjadi Emiten atau Perusahaan Publik sebagaimana dimaksud dalam butir 1), namun: a) pernah melakukan Penawaran Umum atas Efek bersifat utang dan/atau Sukuk; dan b) telah melunasi Efek sebagaimana dimaksud dalam poin a) tidak lebih dari 2 (dua) tahun sebelum menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan. b. Dalam hal Penawaran Umum Berkelanjutan dilakukan oleh Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir 1), maka selama 2 (dua) tahun terakhir sebelum penyampaian Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan, Pihak dimaksud tidak pernah mengalami kondisi Gagal Bayar. c. Dalam hal Penawaran Umum Berkelanjutan dilakukan oleh Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir 2), maka selama 2 (dua) tahun terakhir sebelum melunasi Efek bersifat utang dan/atau Sukuk, Pihak dimaksud tidak pernah mengalami kondisi Gagal Bayar sampai dengan tanggal penyampaian Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan. 3. PERSYARATAN EFEK a. Efek yang dapat diterbitkan melalui Penawaran Umum Berkelanjutan adalah Efek bersifat utang dan/atau Sukuk dan memiliki hasil pemeringkatan yang termasuk dalam kategori 4 (empat) peringkat teratas yang merupakan urutan 4 (empat) peringkat terbaik yang dikeluarkan oleh Perusahaan Pemeringkat Efek. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-555/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 2 – b. Emiten dilarang melaksanakan penawaran Efek bersifat utang dan/atau Sukuk tahap berikutnya dalam periode Penawaran Umum Berkelanjutan apabila seluruh Efek bersifat utang dan/atau Sukuk yang diterbitkan dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf a. c. Emiten yang mengalami kondisi sebagaimana dimaksud dalam huruf b, hanya dapat melaksanakan penawaran Efek bersifat utang dan/atau Sukuk tahap berikutnya pada periode Penawaran Umum Berkelanjutan apabila Efek bersifat utang dan/atau Sukuk telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan periode Penawaran Umum Berkelanjutan belum berakhir. 4. PERNYATAAN PENDAFTARAN a. Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan wajib: 1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1, IX.A.2, IX.C.1, IX.C.2 dan peraturan yang terkait lainnya, kecuali dinyatakan lain dalam Peraturan ini; dan 2) dilengkapi dengan surat pernyataan dari Emiten atau Perusahaan Publik dan Akuntan yang menyatakan bahwa Emiten atau Perusahaan Publik tidak pernah mengalami Gagal Bayar selama jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b atau huruf c. b. Halaman luar kulit muka Prospektus dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan ditambahkan informasi: 1) judul Propektus yang bertuliskan “Prospektus Penawaran Umum Berkelanjutan”; dan 2) total jumlah dana yang akan dihimpun dan jenis Efek yang akan diterbitkan selama periode Penawaran Umum Berkelanjutan. 5. KEWAJIBAN PENYAMPAIAN LAPORAN DAN INFORMASI a. Emiten wajib menyampaikan laporan hasil Penawaran Umum Berkelanjutan kepada Bapepam dan LK paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah tanggal penjatahan dalam bentuk dan isi sesuai dengan Formulir Nomor: IX.A.2-2 lampiran 2, Formulir Nomor: IX.A.2-3 lampiran 3, Formulir Nomor: IX.A.2-4 lampiran 4, Formulir Nomor: IX.A.2-5 lampiran 5, Formulir Nomor: IX.A.2-6 lampiran 6, Formulir Nomor: IX.A.2-7 lampiran 7, dan Formulir Nomor: IX.A.2-8 lampiran 8 Peraturan Nomor IX.A.2. Laporan dimaksud disertai dengan Laporan Penjatahan sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.7. b. Dalam hal dana yang dihimpun selama periode Penawaran Umum Berkelanjutan kurang dari yang direncanakan, Emiten wajib: 1) menyampaikan kepada Bapepam dan LK dan mengumumkan dalam paling sedikit satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional mengenai jumlah total dana yang dihimpun LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-555/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 3 – beserta alasan mengenai tidak tercapainya target dana yang akan dihimpun, paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah tanggal penjatahan pada Penawaran Umum Berkelanjutan tahap terakhir; dan 2) menyampaikan kepada Bapepam dan LK bukti pengumuman sebagaimana dimaksud dalam butir 1) paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pengumuman dimaksud. c. Sebelum melaksanakan penawaran Efek bersifat utang dan/atau Sukuk tahap kedua dan seterusnya dalam periode Penawaran Umum Berkelanjutan, Emiten terlebih dahulu wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) menyampaikan informasi tambahan dan dokumen pendukungnya kepada Bapepam dan LK serta mengumumkan informasi tambahan dimaksud dalam paling sedikit satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum dimulainya masa penawaran yang direncanakan; dan 2) menyampaikan kepada Bapepam dan LK bukti pengumuman informasi tambahan sebagaimana dimaksud dalam butir 1) paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pengumuman informasi tambahan dimaksud. d. Informasi tambahan sebagaimana dimaksud dalam huruf c butir 1), paling sedikit memuat: 1) jumlah dana yang telah dihimpun dalam Penawaran Umum Berkelanjutan; 2) jumlah Efek yang ditawarkan; 3) tingkat bunga Efek bersifat utang/imbal hasil Sukuk; 4) hasil pemeringkatan atas Efek atau perubahan hasil pemeringkatan atas Efek (jika terdapat perubahan hasil pemeringkatan atas Efek); 5) jadwal Penawaran Umum Berkelanjutan; 6) rencana penggunaan dana atau perubahan penggunaan dana; 7) ikhtisar data keuangan penting untuk laporan keuangan terkini yang dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya; 8) Penjamin Emisi Efek (jika ada); 9) pernyataan Emiten bahwa seluruh Informasi atau Fakta Material telah diungkapkan dan Informasi atau Fakta Material tersebut tidak menyesatkan; 10) pernyataan dalam huruf cetak tebal bahwa “PENAWARAN UMUM INI MERUPAKAN PENAWARAN EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK TAHAP KE-.... DARI PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN YANG TELAH MENJADI EFEKTIF”; dan 11) perubahan dan/atau tambahan informasi atas Prospektus dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan (jika ada). LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-555/BL/2010 Tanggal : 30 Desember 2010 - 4 – e. Penyampaian informasi tambahan sebagaimana dimaksud dalam huruf c butir 1) tidak melebihi jangka waktu 2 (dua) tahun setelah tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan. 6. KETENTUAN PENUTUP Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap Pihak yang melanggar ketentuan Peraturan ini termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 30 Desember 2010 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP. 195411111981121001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP. 195710281985121001
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-555/BL/2010|KEPTA-BAPEPAM/2010 </reg_id> <reg_title> PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN </reg_title> <set_date> 30 Desember 2010 </set_date> <effective_date> 30 Desember 2010 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '45/M|KEPPRES/2006' </related_reg>
Peraturan Nomor III.A.5 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/1996 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN ANGGARAN DASAR BURSA EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang Mengingat : : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Tata Cara Pemberian Persetujuan Anggaran Dasar Bursa Efek; 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN ANGGARAN DASAR BURSA EFEK. Pasal 1 Ketentuan mengenai Tata Cara Pemberian Persetujuan Anggaran Dasar Bursa Efek, diatur dalam Peraturan Nomor III.A.5 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor III.A.5 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 06/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR III.A.5 : TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN ANGGARAN DASAR BURSA EFEK 1. Anggaran dasar Bursa Efek, sekurang-kurangnya memuat : a. maksud dan tujuan Perseroan menyelenggarakan kegiatan sebagai Bursa Efek; b. ketentuan mengenai direksi dan komisaris mencakup antara lain sebagai berikut : 1) persyaratan calon direksi dan komisaris Bursa Efek sesuai dengan persyaratan Peraturan Nomor. III.A.3; 2) jumlah anggota direksi dan komisaris masing-masing sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang; 3) tata cara pengajuan calon direktur dan komisaris; 4) anggota direksi dan komisaris diangkat untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali; 5) berakhirnya masa jabatan direktur Bursa Efek wajib diatur berbeda dengan berakhirnya masa jabatan komisaris Bursa Efek; dan 6) anggota direksi tidak mempunyai jabatan rangkap sebagai anggota direksi, komisaris atau pegawai pada perusahaan lain. c. ketentuan mengenai saham mencakup antara lain sebagai berikut: 1) saham Bursa Efek adalah saham atas nama yang mempunyai nilai nominal dan hak suara yang sama; 2) pemegang saham Bursa Efek hanya dapat memiliki 1 (satu) saham; 3) Perusahaan Efek pemegang saham Bursa Efek yang tidak memenuhi syarat menjadi anggota Bursa Efek atau tidak lagi menjadi anggota Bursa Efek, tidak dapat menggunakan hak suara atas saham yang dimilikinya; 4) Perusahaan Efek yang menjadi pemegang saham Bursa Efek dilarang mempunyai hubungan dengan Perusahaan Efek lain yang juga menjadi pemegang saham Bursa Efek yang sama melalui : a) kepemilikan, baik langsung maupun tidak langsung sekurang-kurangnya 20% (dua puluh perseratus) dari saham yang mempunyai hak suara; dan b) pengendalian di bidang pengelolaan dan atau kebijaksanaan perusahaan baik langsung maupun tidak langsung. d. ketentuan bahwa Bursa Efek tidak membagikan dividen kepada pemegang saham; dan e. ketentuan mengenai pemindahan hak atas saham Bursa Efek: IV-2 Peraturan Nomor III.A.5 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 06/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 1) pemindahan hak atas saham Bursa Efek hanya dapat dilakukan kepada Perusahaan Efek yang telah mempunyai izin usaha sebagai Perantara Pedagang Efek dan memenuhi syarat menjadi Anggota Bursa Efek tersebut; 2) pemindahan saham Bursa Efek hanya dapat dilakukan setelah adanya pernyataan Direksi Bursa Efek bahwa Perusahaan Efek yang akan menerima peralihan saham Bursa Efek tersebut syarat menjadi Anggota Bursa Efek; 3) Perusahaan Efek yang telah menjadi pemegang saham Bursa Efek tetapi kemudian tidak memenuhi syarat untuk menjadi Anggota Bursa Efek wajib mengalihkan saham Bursa Efek yang dimilikinya kepada Perusahaan Efek lain yang memenuhi persyaratan sebagai Anggota Bursa Efek selambat- lambatnya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal saham Bursa Efek tersebut dimiliki oleh Perusahaan Efek dimaksud; 4) Perusahaan Efek yang tidak lagi menjadi Anggota Bursa Efek wajib mengalihkan saham Bursa Efek yang dimilikinya kepada Perusahaan Efek lain yang memenuhi persyaratan sebagai Anggota Bursa Efek selambat-lambatnya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak saat Perusahaan Efek tersebut tidak lagi menjadi Anggota Bursa Efek; 5) dalam hal Perusahaan Efek tidak mengalihkan saham Bursa Efek yang dimilikinya kepada Perusahaan Efek lain sebagaimana dimaksud dalam angka 3) dan angka 4), maka Bursa Efek akan melelang saham Bursa Efek dimaksud pada tingkat harga terbaik dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak dilampauinya batas waktu sebagaimana dimaksud dalam angka 3) dan angka 4); dan 6) dalam hal saham Bursa Efek tidak dapat dialihkan dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam angka 5), maka Perusahaan Efek yang memiliki saham Bursa Efek wajib menjual saham tersebut kepada Bursa Efek dan Bursa Efek wajib membeli saham tersebut pada harga nominal. 2. Setiap anggaran dasar atau perubahan anggaran dasar Bursa Efek wajib memperoleh persetujuan Bapepam sebelum diajukan kepada Menteri Kehakiman untuk memperoleh pengesahan. 3. Permohonan persetujuan anggaran dasar atau perubahan anggaran dasar Bursa Efek diajukan kepada Bapepam dalam rangkap 4 (empat) dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.5-1 lampiran 1 peraturan ini disertai dokumen dokumen : a. akta perubahan anggaran dasar yang dimintakan persetujuan; b. akta berita acara Rapat Umum Pemegang Saham; c. surat panggilan Rapat Umum Pemegang Saham; d. agenda Rapat Umum Pemegang Saham; dan e. daftar hadir Rapat Umum Pemegang Saham. IV-3 Peraturan Nomor III.A.5 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 06/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 4. Dalam permohonan dijelaskan alasan permohonan yang antara lain menyangkut latar belakang perubahan anggaran dasar. 5. Dalam rangka memproses permohonan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam angka 3 Peraturan ini, Bapepam akan melakukan penelaahan atas materi perubahan anggaran dasar yang diajukan pemohon. 6. Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya permohonan tersebut, Bapepam wajib memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa : a. permohonannya tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.5 -2 lampiran 2 peraturan ini; b. permohonannya ditolak dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.5-3 lampiran 3 peraturan ini; atau c. permohonannya disetujui dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.5-4 lampiran 4 peraturan ini. 7. Apabila dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sebagaimana dimaksud dalam angka 5 peraturan ini, Bapepam tidak memberikan tanggapan maka permohonan pemberian persetujuan atas anggaran dasar dan perubahan dimaksud berlaku efektif. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP 060065493 IV-4 Peraturan Nomor III.A.5 LAMPIRAN : 1 Peraturan Nomor : III.A.5 FORMULIR NOMOR: III.A.5-1 Nomor : Lampiran : --- Perihal : Permohonan Persetujuan Atas Perubahan Anggaran Dasar Bursa Efek............................... Jakarta,. ...........................19.... KEPADA Yth. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal di - Jakarta Dengan ini kami mengajukan permohonan persetujuan perubahan Anggaran Dasar Bursa Efek ................. sebagai berikut: 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Sebagai bahan pertimbangan, dengan ini disampaikan penjelasan dan dokumen sebagai berikut: 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Demikian, atas perhatiannya diucapkan terimakasih. PT. Bursa Efek................., (Nama jelas ) Direktur Utama/Direktur IV-5 Peraturan Nomor III.A.5 LAMPIRAN : 2 Peraturan Nomor : III.A.5 FORMULIR NOMOR: III.A.5-2 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : Perihal --- : Permintaan Keterangan Tambahan Atas Permohonan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Bursa Efek. Jakarta,. ...........................19.... KEPADA Yth.................................................. di - ...................................... Menunjuk surat Saudara Nomor: ....................... tanggal .............. perihal Permohonan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Bursa Efek .................., dengan ini diberitahukan bahwa masih diperlukan beberapa klarifikasi atas perubahan yang diajukan, sebagai berikut : 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-6 Peraturan Nomor III.A.5 LAMPIRAN : 3 Peraturan Nomor : III.A.5 FORMULIR NOMOR: III.A.5-3 Nomor : Lampiran : --- Perihal : Penolakan Atas Permohonan Persetujuan Perubahan AnggaranDasar Bursa Efek. Jakarta,. ...........................19.... KEPADA Yth. Sdr. Direksi Bursa Efek di - ...................................... Menunjuk surat Saudara Nomor .................................. tanggal ......................... perihal Permohonan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Bursa Efek, .......................... dengan ini disampaikan bahwa permohonan Saudara ditolak, dengan alasan sebagai berikut: 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-7 Peraturan Nomor III.A.5 LAMPIRAN : 4 Peraturan Nomor : III.A.5 FORMULIR NOMOR: III.A.5-4 Nomor : Lampiran : --- Perihal : Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Bursa Efek Yth. Sdr. Direksi Bursa Efek di - ................................................ Jakarta,. ...........................19.... KEPADA Menunjuk surat Saudara Nomor ................. tanggal .................... perihal Permohonan Persetujuan atas Perubahan Anggaran Dasar Bursa Efek, dengan ini disampaikan bahwa Perubahan Anggaran Dasar Bursa Efek .............................., sebagaimana dimaksud dalam permohonan Saudara, dapat disetujui. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL .................................................................. NIP. ......................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-8
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-06/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN ANGGARAN DASAR BURSA EFEK </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor VI.A.3 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 48/PM/1997 TENTANG REKENING EFEK PADA KUSTODIAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang Mengingat : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Rekening Efek Pada Kustodian; : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG REKENING EFEK KUSTODIAN. Pasal 1 Ketentuan mengenai Rekening Efek Pada Kustodian diatur dalam Peraturan Nomor VI.A.3 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Pebruari 1998. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 26 Desember 1997 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor VI.A.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Tanggal PERATURAN NOMOR VI.A.3 : REKENING EFEK PADA KUSTODIAN 1. Definisi a. Kepemilikan Manfaat (Beneficial Ownership ) Atas Efek adalah hak pemegang rekening Efek atas manfaat tertentu berkaitan dengan Efek yang dicatat dalam Penitipan Kolektif dalam rekening Efek pada Perusahaan Efek, Bank Kustodian atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, yang timbul dari kontrak rekening Efek antara pemegang rekening dan Kustodian tersebut, Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya termasuk peraturan ini. b. Kepemilikan Terdaftar (Registered Ownership ) Atas Efek adalah hak pemegang Efek terhadap Emiten Efek tersebut berkaitan dengan Efek yang terdaftar dalam buku Emiten atas nama pemegang Efek. c. Penitipan Kolektif adalah jasa penitipan atas Efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu Pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian. d. Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak- hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Pihak yang dapat menyelenggarakan kegiatan sebagai Kustodian adalah Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Perusahaan Efek, atau Bank Umum yang telah mendapat persetujuan Bapepam. e. Rekening Titipan adalah sejenis rekening Efek pada Kustodian yang dimaksudkan untuk menyimpan Efek yang tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali atau dipindahkan dalam ujud semula sesuai perintah pemegang rekening. 2. Bukti Kepemilikan Manfaat Atas Efek a. Bukti Kepemilikan Manfaat Atas Efek wajib diberikan oleh Kustodian kepada pemegang rekening Efek dalam bentuk konfirmasi tertulis. b. Pemindahan Kepemilikan Manfaat atas Efek wajib dicatat dengan cara mendebit dan mengkredit dalam rekening Efek pada Kustodian dan dikonfirmasikan kepada pemegang rekening Efek dengan memberikan : 1) konfirmasi pembelian atau penjualan Efek; 2) tanda terima penyimpanan Efek ke dalam rekening Efek; 3) konfirmasi atas penerimaan atau penyerahan Efek; 4) laporan rekening Efek bulanan atas debit dan kredit pada rekening Efek; atau 5) dokumen lain yang diterbitkan Kustodian berkaitan dengan debit dan kredit pada rekening Efek, termasuk konfirmasi secara elektronik. IV-2 : Kep- 48/PM/1997 : 26 Desember Peraturan Nomor VI.A.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Tanggal c. Kepemilikan Manfaat Atas Efek dalam rekening Efek dapat dibuktikan dari pengumuman Emiten mengenai pembagian hak kepada Pemilik Terdaftar atas Efek, apabila Efek dimaksud tercatat dalam rekening Efek pada tanggal tertentu, seperti : 1) pembagian saham bonus atau dividen saham; 2) konsolidasi atau pemecahan saham; 3) pembagian Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu; 4) pembayaran jatuh tempo obligasi atau konversi Efek; atau 5) pembagian hak lain. d. Dalam hal terjadi perselisihan pemegang rekening dengan Kustodian atas saldo dalam rekening Efek, perselisihan tersebut wajib diselesaikan berdasarkan atas bukti yang tersedia, termasuk tetapi tidak terbatas pada : 1) laporan rekening Efek dan konfirmasi yang dikirimkan oleh Kustodian kepada pemegang rekening; 2) buku dan catatan milik Kustodian, dengan ketentuan : a) buku dan catatan Kustodian harus dalam bentuk yang ditentukan dalam peraturan Bapepam; dan b) buku dan catatan Kustodian harus didukung oleh sistem pengendalian interen sebagaimana ditentukan dalam peraturan Bapepam; 3) buku dan catatan milik pemegang rekening; 4) rekaman pembicaraan antara wakil Kustodian dengan pemegang rekening; 5) pernyataan dan pengumuman resmi Emiten; 6) catatan dan dokumen milik Kustodian lain, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Lembaga Kliring dan Penjaminan dan Bursa Efek; dan 7) kesaksian dari Pihak tertentu. 3. Kesepadanan Efek a. Efek yang tercatat dalam rekening Efek pada Kustodian dianggap Efek dalam Penitipan Kolektif. b. Efek dalam Penitipan Kolektif dianggap sepadan. c. Dalam hal terdapat tindakan Emiten yang berhubungan dengan Efek yang menimbulkan manfaat atau biaya pada Efek tertentu dalam Penitipan Kolektif tetapi tidak berlaku pada semua Efek sejenis yang sama, maka manfaat dan atau biaya dimaksud wajib dibagikan dan atau dipikul secara proporsional atas dasar Kepemilikan Manfaat atas Efek dimaksud pada Kustodian tersebut. d. Pemegang rekening dapat menegaskan bahwa Efek tertentu adalah tidak sepadan dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Efek tersebut disimpan dalam Rekening Titipan yang terpisah dari rekening Efek atas instruksi pemegang rekening. IV-3 : Kep- 48/PM/1997 : 26 Desember Peraturan Nomor VI.A.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Tanggal : Kep- 48/PM/1997 : 26 Desember 2) Efek yang dimaksudkan sebagai Efek tidak sepadan wajib ditegaskan dalam konfirmasi oleh Kustodian kepada pemegang rekening pada saat Efek dimaksud dicatat dalam Rekening Titipan. e. Peraturan ini hanya berlaku bagi Efek dalam Penitipan Kolektif. 4. Efek yang tercatat dalam rekening Efek pada Kustodian dalam Penitipan Kolektif dapat berbentuk sebagai berikut : a. sertifikat atas nama Pihak tertentu, sepanjang Kustodian mempunyai wewenang untuk menjual atau mengalihkan dengan cara lain dan mendaftarkan Efek tersebut atas nama Pihak lain; b. sertifikat atas nama Kustodian; c. sertifikat atas unjuk; d. Efek yang akan diterima oleh Kustodian dari rekening Efek Kustodian lain atas nama Kustodian dimaksud; e. Efek yang akan diterima oleh Kustodian dari Emiten atau Biro Administrasi Efek; f. Efek yang akan diterima oleh Kustodian dari Lembaga Kliring dan Penjaminan; g. Efek yang akan diterima oleh Kustodian dari Perusahaan Efek lain; h. Efek yang dipinjamkan oleh Kustodian atas permintaan atau persetujuan pemegang rekening Efek; i. Efek yang akan diterima oleh Kustodian dari pemegang rekening Efek lain pada Kustodian yang sama; j. Efek yang akan diterima oleh Kustodian dari Pihak lain; dan k. Efek yang harus diganti oleh Kustodian, hilang, atau merupakan selisih yang timbul antara saldo Efek dengan perhitungan fisik. 5. Hak pemegang rekening atas Efek dalam hal Kustodian pailit atau adanya gugatan Pihak ketiga atas rekening Efek. a. Efek yang dicatat dalam rekening Efek bukan merupakan harta Kustodian, oleh karena itu Efek tersebut tidak dapat diambil atau disita oleh kreditur Kustodian. b. Dalam hal Kustodian dilikuidasi karena pailit atau bubar, likuidator wajib mengembalikan Efek yang tercatat dalam rekening Efek kepada pemegang rekening Efek yang bersangkutan, dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Efek atas nama Pihak selain pemegang rekening wajib didaftarkan atas nama pemegang rekening; 2) Efek yang masih merupakan tagihan dari pihak lain, wajib ditagih dan didaftarkan atas nama pemegang rekening; 3) Efek yang merupakan tagihan ragu-ragu dari Pihak lain atau Efek yang hilang, palsu, rusak atau karena alasan apapun tidak dapat dipergunakan wajib diganti dengan membeli Efek sejenis dan didaftarkan atas nama pemegang rekening atas biaya Kustodian yang pembayarannya diambilkan dari: IV-4 Peraturan Nomor VI.A.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Tanggal a) dana yang terdapat dalam rekening khusus yang terdaftar atas nama Kustodian untuk kepentingan (qq) pemegang rekening yang harus dipelihara sesuai dengan peraturan Bapepam, dalam hal Kustodian tersebut adalah Perusahaan Efek b) pembayaran klaim asuransi berkaitan dengan risiko dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening; atau c) penjualan aset lain milik Kustodian; 4) dalam hal pemegang rekening Efek mempunyai saldo debit dalam rekening Efek atau Posisi Short, likuidator wajib menggunakan setiap Efek atau aset lain dalam rekening Efek untuk menyelesaikan kewajiban pemegang rekening kepada Kustodian sebelum Kustodian mengembalikan Efek atau aset lain yang ada kepada pemilik rekening. c. Dalam hal aset milik Kustodian tidak cukup untuk menjamin bahwa semua Efek yang ada dalam rekening Efek dapat dikembalikan kepada pemegang rekening, likuidator wajib membagikan Efek yang ada dalam Penitipan Kolektif kepada pemegang rekening secara proporsional dengan nilai masing-masing rekening, sesudah Efek yang tidak sepadan dikembalikan. 6. Hak Pemegang Rekening atas Saldo Kredit a. Dana yang tercatat dalam rekening Efek merupakan hak pemegang rekening dan dapat ditarik setiap saat oleh yang bersangkutan, kecuali dana tersebut diblokir, dijaminkan atau dengan cara lain dibatasi penggunaannya. b. Dana yang tercatat dalam rekening Efek pada Perusahaan Efek dan yang tidak diblokir, dijaminkan atau dengan cara lain dibatasi penggunaannya wajib disimpan dalam rekening khusus di bank atas nama Perusahaan Efek untuk kepentingan (qq) pemegang rekening, dengan ketentuan saldo rekening khusus tersebut wajib disesuikan setiap hari. c. Dana dalam rekening khusus sebagaimana dimaksud dalam angka 6 huruf b peraturan ini hanya diperuntukkan bagi pemegang rekening pada Perusahaan Efek dan tidak dapat disita oleh kreditur dari Perusahaan Efek. 7. Kewajiban Untuk Mengasuransikan Rekening Efek a. Perusahaan Efek dan Bank Kustodian wajib mengasuransikan rekening Efek terhadap risiko kerugian pemegang rekening dalam hal perusahaan tersebut pailit. b. Direksi dan komisaris Perusahaan Efek dan Bank Kustodian wajib mengeluarkan pernyataan setiap akhir tahun yang menyatakan bahwa perusahaan dimaksud telah mempunyai polis asuransi sebagaimana tersebut di atas untuk kepentingan pemegang rekening dan dalam pernyataan dimaksud diungkapkan hal-hal material mengenai asuransi. c. Salinan pernyataan sebagaimana tersebut diatas wajib ditempelkan pada tempat yang mudah dilihat di kantor pemasaran Perusahaan Efek atau Bank Kustodian dan wajib dikirimkan kepada semua pemegang rekening Efek setiap akhir tahun. d. Mulai 1 Januari 2000 setiap rekening Efek pada Perusahaan Efek yang menjadi Anggota Bursa wajib diasuransikan dengan nilai yang ditetapkan oleh Bursa Efek. IV-5 : Kep- 48/PM/1997 : 26 Desember Peraturan Nomor VI.A.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor 8. Tanggungjawab Atas Efek Yang Diserahkan Tanggal a. Pihak yang memasukkan dan menyimpankan Efek ke dalam rekening Efek bertanggung jawab kepada Kustodian atas keabsahan Efek dimaksud. b. Kustodian bertanggungjawab atas keabsahan Efek yang diserahkan kepada Pihak lain baik secara fisik maupun secara pemindahbukuan. c. Emiten yang mendaftar Efek atas nama Kustodian sebagai wakil pemegang rekening Efek atau menerbitkan konfirmasi keabsahan sertifikat Efek tertentu bertanggungjawab atas keabsahan Efek dimaksud. d. Pendaftaran Efek atau konfirmasi keabsahan sertifikat Efek oleh Emiten dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Emiten dapat menunjuk Biro Administrasi Efek untuk melakukan kegiatan pendaftaran atau konfirmasi keabsahan sertifikat Efek dan kegiatan lain sebagai wakil Emiten, tetapi Emiten tetap bertanggungjawab atas semua kegiatan dimaksud. 2) Permohonan pendaftaran Efek atas nama Kustodian atau atas nama Pihak lain atau permohonan konfirmasi keabsahan sertifikat Efek wajib diselesaikan oleh Emiten dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak permohonan diterima oleh Emiten. 3) Konfirmasi keabsahan sertifikat Efek wajib dibuat dalam bentuk cap timbul atau dalam bentuk dokumen dengan sistem keamanan tinggi yang dilekatkan secara permanen pada sertifikat Efek. 4) Emiten wajib menolak permohonan pendaftaran Efek atau konfirmasi keabsahan sertifikat Efek yang diajukan kepadanya apabila Emiten menemukan bahwa Efek tersebut dijaminkan, disita, palsu, dilaporkan hilang atau dicuri, atau karena sebab apapun menurut hukum pendaftaran Efek atau konfirmasi keabsahan sertifikat Efek dimaksud tidak dapat dilaksanakan, dan penolakan tersebut wajib disampaikan secara tertulis dengan menyertakan Sertifikat Efek dimaksud kepada pemohon selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak permohonan diterima oleh Emiten dengan memberikan alasan penolakan. 5) Surat Penolakan pendaftaran Efek atau konfirmasi keabsahan sertifikat Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 8 huruf d angka 4) peraturan ini wajib ditandatangani oleh Emiten atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Emiten. 6) Dalam hal alasan penolakan menyangkut atau terkait dengan suatu tindak pidana seperti penggelapan, pencurian atau pemalsuan, tembusan surat penolakan tersebut wajib disampaikan kepada Bapepam. 7) Dalam hal terdapat kelalaian atau ketidakcukupan pengendalian intern atau pengamanan dalam memproses, menerbitkan atau menyimpan Efek sehingga Efek tersebut hilang atau terjadi kesalahan penerbitan Efek, termasuk penerbitan Efek yang melebihi jumlah seharusnya, maka Emiten wajib segera mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut termasuk membeli dan membatalkan Efek yang seharusnya tidak diterbitkan atau mengganti Efek tersebut dengan Efek sejenis yang diperoleh melalui pembelian dan kemudian diserahkan kepada pemegang Efek yang bersangkutan. IV-6 : Kep- 48/PM/1997 : 26 Desember Peraturan Nomor VI.A.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Tanggal 9. Pendaftaran Efek atas nama Kustodian a. Pendaftaran Efek atas nama Kustodian sebagai wakil pemegang rekening dapat disertai dengan keterangan mengenai kewarganegaraan dan status pajak para pemegang rekening. b. Saham yang tercatat atas nama Kustodian sebagai wakil dari pemegang saham pendiri wajib diperlakukan oleh Emiten sebagai saham yang dimiliki oleh pemegang saham pendiri. c. Dalam rangka penentuan kewarganegaraan, status pajak, identitas, dan informasi lain mengenai pemegang rekening yang diwakili oleh Kustodian, Emiten dan Biro Administrasi Efek wajib mendasarkan pada pernyataan tertulis dari Kustodian tersebut. 10. Hak dan kewajiban pemegang rekening atas Efek a. Hak dan kewajiban pemegang rekening ditentukan dalam kontrak pembukaan rekening yang dibuat secara tertulis antara pemegang rekening dan Kustodian. b. Kepemilikan Manfaat Atas Efek meliputi hak untuk menuntut pada Kustodian, untuk : 1) Menyerahkan sertifikat Efek yang tercatat dalam rekening Efek menjadi atas nama pemegang rekening dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak permohonan penyerahan Efek diterima oleh Kustodian, kecuali : a) Efek tersebut hanya diterbitkan dalam bentuk atas unjuk; b) Emiten telah menunda jasa penyerahan dan penerbitan Efek; c) pemegang rekening masih mempunyai kewajiban terhadap Kustodian lebih dari nilai tertentu yang ditetapkan dalam kontrak rekening Efek dan atau peraturan Bapepam; atau d) Efek tersebut disita atau dijaminkan untuk suatu perikatan utang pada Pihak lain. 2) Menyerahkan Efek dari satu rekening ke rekening Efek yang lain pada Kustodian yang sama pada hari yang sama, kecuali : a) Efek dimaksud disimpan secara fisik ke dalam rekening Efek dalam jangka waktu kurang dari 7 (tujuh) hari kerja; atau b) Efek tersebut disita atau dijaminkan dalam bentuk apapun. 3) Mencatat ke dalam rekening Efek atas hak yang berhubungan dengan Efek termasuk dividen tunai, saham bonus, Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, dividen saham, dengan ketentuan sebagai berikut : a) Efek tersebut telah dicatat pada rekening Efek pada tanggal yang sama dengan tanggal yang ditetapkan Emiten sebagai tanggal penentuan Pihak yang berhak untuk menerima hak tersebut (recording date). b) Jumlah hak yang dicatat dalam rekening Efek merupakan jumlah kotor dikurangi pajak yang semestinya dibebankan pada pemegang rekening tersebut jika pemegang rekening merupakan pemegang terdaftar atas Efek tersebut. IV-7 : Kep- 48/PM/1997 : 26 Desember Peraturan Nomor VI.A.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Tanggal c) Tanggal pencatatan atas pelaksanaan hak dimaksud dilakukan pada tanggal yang sama dengan tanggal hari pertama pembayaran hak dimaksud kepada Pihak yang terdaftar sebagai pemilik Efek atau kepada Pihak yang memegang Efek atas unjuk. 4) Mencatat pendapatan bersih penjualan Efek ke dalam rekening Efek pada Perusahaan Efek pada tanggal penyelesaian yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh Perusahaan Efek atas transaksi penjualan dimaksud. 5) Mencatat pembelian Efek ke dalam rekening Efek pada Perusahaan Efek pada tanggal penyelesaian yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh Perusahaan Efek atas transaksi pembelian dimaksud. 6) Mencatat Efek yang didapat dari pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau hak sehubungan dengan waran, pada tanggal pelaksanaan hak dimaksud sesuai dengan instruksi pemegang rekening dan dengan mempertimbangkan kecukupan dana dalam rekening Efek untuk melaksanakan hak dimaksud. 7) Mencatat Efek yang didapatkan dari pelaksanaan hak konversi Efek, pada saat hak tersebut dilaksanakan sesuai dengan instruksi pemegang rekening. 8) Menyampaikan kepada pemegang rekening laporan tahunan dan dokumen lainnya yang dibagikan oleh Emiten kepada pemegang Efek selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah dokumen tersebut diterima oleh Kustodian. 9) Menyampaikan kepada pemegang rekening pengumuman tertulis tentang pembagian hak dan rapat pemegang Efek dalam waktu tidak lebih dari satu hari sejak informasi dimaksud diumumkan oleh Emiten. 10) Menyerahkan atau mengirimkan dokumen yang diterbitkan oleh Emiten yang memberikan penegasan mengenai hak pemegang rekening untuk hadir dan memberikan suara dalam rapat umum pemegang Efek dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sebelum pelaksanaan rapat dimaksud, dengan ketentuan bahwa instruksi untuk mendaftarkan dokumen dimaksud disampaikan oleh pemegang rekening kepada Kustodian paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal yang ditetapkan oleh Emiten untuk menentukan pemegang rekening yang dapat menghadiri rapat; 11) Menyampaikan laporan bulanan yang menunjukkan semua pencatatan ke dalam rekening Efek dan posisi Efek dan dana pada akhir bulan yang bersangkutan, dalam waktu tidak lebih lama dari hari kesepuluh bulan berikutnya. 12) Menyampaikan laporan yang menunjukkan posisi Efek dan dana dalam rekening Efek, dan atau salinan laporan bulanan apabila sewaktu-waktu diminta. 11. Hak pemegang rekening untuk mempertahankan kerahasian rekening Efek. Dalam hal tidak ada instruksi dari pemegang rekening yang menyatakan sebaliknya, Kustodian wajib menjaga kerahasian identitas pemegang rekening, kecuali untuk menginformasikan kepada Emitren tentang status pajak dan kewarganegaraan bagi pemegang rekening atau sebagaimana ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. 12. Kustodian berhak untuk meminta ganti rugi yang timbul karena tindakan pemegang rekening dan atau membatalkan pencatatan Efek ke dalam rekening Efek, dengan ketentuan : IV-8 : Kep- 48/PM/1997 : 26 Desember Peraturan Nomor VI.A.3 a. Dalam hal terdapat kesalahan dalam pencatatan Efek dan atau dana ke dalam rekening Efek, maka Kustodian wajib melakukan koreksi atas kesalahan tersebut dengan memberitahukan kepada pemegang rekening. b. Dalam hal Efek yang dicatatkan dalam rekening Efek adalah palsu, hilang, dicuri atau yang diperoleh dengan cara melawan hukum, maka Kustodian berhak untuk membatalkan pencatatan Efek tersebut, dan apabila Efek tersebut telah disimpan pada rekening Efek oleh pemegang rekening dan selanjutnya dialihkan keluar rekening Efek, maka Kustodian berhak untuk menuntut ganti rugi (jika ada) kepada pemegang rekening. 13. Penegasan Mutlak Atas Penyerahan Efek Terhadap Pembayaran Pemegang rekening berhak memerintahkan kepada Kustodian untuk menerbitkan dan melaksanakan Penegasan Mutlak Atas Penyerahan Efek Terhadap Pembayaran, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian pembukaan rekening, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Penegasan tersebut wajib diterbitkan oleh Kustodian untuk Perusahaan Efek yang menjadi Anggota Bursa; b. Penegasan tersebut merupakan perintah dari pemegang rekening kepada Kustodian untuk menyerahkan atau menerima Efek terhadap pembayaran, sehubungan dengan transaksi yang dilaksanakan oleh Perusahaan Efek dalam batasan harga tertentu; c. Penegasan tersebut hanya dapat digunakan oleh Perusahaan Efek yang ditunjuk oleh pemegang rekening untuk jangka waktu tertentu sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari, dengan ketentuan sebagai berikut : 1) perintah dari Perusahaan Efek kepada Kustodian untuk merealisasikan Penegasan tersebut wajib dilakukan secara tertulis atau melalui media elektronik dan diberi tanda waktu penerimaan; 2) pemindahan Efek dan atau dana dari satu rekening Efek ke rekening Efek lain pada Kustodian yang sama dianggap telah terjadi pada saat yang sama dengan saat penerimaan perintah Perusahaan Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 13 huruf c angka 1) peraturan ini, kecuali jika Efek dan atau dana tidak mencukupi atau karena sebab apapun Efek dan atau dana tersebut tidak dapat dialihkan secara bebas. d. Kustodian wajib bertanggungjawab atas kerugian pemegang rekening yang timbul akibat penolakan secara tidak layak oleh Kustodian untuk menerbitkan atau menunda menerbitkan penegasan tersebut; e. Atas dasar perintah yang diterima dari pemegang rekening Efek, Kustodian dapat menegaskan kepada Perusahaan Efek dan pemegang rekening bahwa : 1) Pemegang rekening mempunyai Efek atau dana dalam rekening Efek yang cukup untuk melaksanakan penegasan dimaksud dan penegasan tersebut dapat digunakan oleh Perusahaan Efek setiap saat dalam jangka waktu yang telah ditentukan; 2) Kustodian bertanggungjawab untuk melaksanakan Penegasan tersebut yang tidak dapat diubah atau dibatalkan selama jangka waktu yang ditentukan; 3) nilai yang harus diterima atau dibayarkan dalam pelaksanaan Penegasan tersebut didasarkan pada Transaksi Bursa pada harga yang sama atau lebih baik dari harga yang ditentukan dari penegasan dimaksud; IV-9 Peraturan Nomor VI.A.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Tanggal ‘ 5) Perusahaan Efek dapat menambah atau mengurangkan komisi atau biaya-biaya lain dari jumlah yang harus dibayar atau diterima sehubungan dengan Transaksi Bursa; 6) dalam rangka pelaksanaan penegasan tersebut, Kustodian wajib mentransfer Efek atau dana ke rekening Efek atau rekening Efek lain sesuai perintah Perusahaan Efek; 7) Kustodian dilarang memungut biaya kepada Perusahaan Efek atas jasa-jasa yang berhubungan dengan pelaksanaan penegasan tersebut; 8) Kustodian wajib mengkonfirmasikan secara tertulis bahwa Kustodian tersebut akan memenuhi atau tidak memenuhi perintah dari pemegang rekening untuk menerbitkan Penegasan tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut : a) apabila perintah diterima sebelum pukul 14.00 BBWI, maka konfirmasi tertulis wajib disampaikan selambat-lambatnya dua jam setelah perintah diterima. b) apabila perintah diterima setelah pukul 14.00 BBWI maka konfirmasi tertulis tersebut wajib disampaikan selambat-lambatnya pukul 09.30 BBWI hari kerja berikutnya. 9) Kustodian dapat menolak perintah untuk menerbitkan penegasan tersebut, apabila : a) pada saat perintah diterima Pemegang rekening tidak mempunyai Posisi Long Efek atau dana yang cukup dalam rekening Efek; b) Efek dimaksud tercatat dalam Rekening Efek dalam bentuk sertifikat kurang dari 7 (tujuh) hari kerja terakhir; c) Efek dimaksud diblokir atau dijaminkan; atau d) ada perintah tertulis dari Bursa Efek atau Bapepam yang melarang perdagangan atas Efek tertentu atau melarang Perusahaan Efek tertentu untuk melakukan transaksi. f. Pemindahbukuan atas Efek dari satu rekening Efek ke rekening Efek lain pada Kustodian yang sama dalam rangka pelaksanaan penegasan tersebut dianggap sebagai penyelesaian penuh penegasan tersebut; g Penerbitan penegasan dimaksud tidak mewajibkan Perusahaan Efek untuk melaksanakan Transaksi Efek; h. Kustodian bertanggungjawab atas kerugian yang ditanggung oleh Perusahaan Efek yang ditunjuk dalam penegasan dimaksud, termasuk kerugian yang berkaitan dengan uang pengganti penyelesaian Transaksi Bursa, jika kerugian dimaksud disebabkan karena Kustodian : 1) menolak tanpa alasan yang laik, baik seluruh atau sebagian, atau lalai untuk memenuhi penegasan tersebut secara benar dan tepat waktu; atau 2) menunda atau salah melaksanakan perintah Perusahaan Efek untuk menyerahkan Efek atau dana dalam rangka penyelesaian penegasan tersebut ke rekening Efek tertentu pada Kustodian dengan cara pemindahbukuan. IV-10 4) konfimasi Transaksi Bursa yang dikeluarkan oleh Perusahaan Efek merupakan bukti penentuan nilai uang yang harus diterima atau akan dibayarkan; : Kep- 48/PM/1997 : 26 Desember Peraturan Nomor VI.A.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Tanggal i. Penegasan tersebut wajib dalam bentuk tertulis disertai uji keabsahan dan dibuat oleh Kustodian dengan tata cara sebagai berikut : 1) Konfirmasi Penegasan wajib dikirimkan secara elektronik oleh Kustodian ke Perusahaan Efek dan pemegang rekening; dan 2) Metode yang dapat digunakan oleh Perusahaan Efek untuk menguji keabsahan konfirmasi dari Kustodian wajib dijelaskan secara tertulis oleh Kustodian kepada semua Anggota Bursa. j. Penegasan yang tidak digunakan oleh Perusahaan Efek dalam jangka waktu yang telah ditentukan menjadi kedaluwarsa. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 26 Desember 1997 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 : Kep- 48/PM/1997 : 26 Desember IV-11
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-48/PM/1997|KEPTA-BAPEPAM/1997 </reg_id> <reg_title> REKENING EFEK PADA KUSTODIAN </reg_title> <set_date> 26 Desember 1997 </set_date> <effective_date> 1 Pebruari 1998 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '1/UU/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor V.G.3 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-32/PM/1996 TENTANG PEDOMAN PENCATATAN DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH MANAJER INVESTASI KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Pedoman Pencatatan Dalam Rangka Pengambilan Keputusan Oleh Manajer Investasi; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEDOMAN PENCATATAN DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH MANAJER INVESTASI. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pedoman Pencatatan Dalam Rangka Pengambilan Keputusan Oleh Manajer Investasi, diatur dalam Peraturan Nomor : V.G.3 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor V.G.3 Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : pada tanggal : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor V.G.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Tanggal PERATURAN NOMOR V.G.3 : PEDOMAN PENCATATAN DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH MANAJER INVESTASI 1. Manajer Investasi wajib memiliki alasan yang rasional dalam membuat keputusan investasi dan keputusan investasi tersebut harus sesuai dengan portofolio yang dikelolanya. 2. Manajer Investasi dianggap memiliki alasan yang rasional atas keputusan investasi apabila keputusan dimaksud sesuai dengan : a. metoda investasi atau kombinasi dari berbagai metoda investasi yang dimuat dalam buku atau berbagai artikel yang diterbitkan mengenai analisis Efek dan pengelolaan portofolio; b. metoda yang diciptakan oleh Manajer Investasi yang diuraikan dalam dokumen pribadi; atau c. metoda investasi atau kombinasi dari berbagai metoda investasi yang lazim digunakan oleh profesi Manajer Investasi atau yang diajarkan dalam kursus-kursus resmi mengenai analisis Efek dan pengelolaan portofolio. 3. Keputusan atau pelaksanaan investasi dianggap telah memenuhi kepentingan nasabah, apabila : a. Manajer Investasi telah menanyakan kepada nasabah mengenai keadaan keuangan secara umum dan membuat catatan mengenai hal tersebut yang harus ditandatangani oleh nasabah yang bersangkutan; b. Keputusan investasi atau pelaksanaannya sesuai dengan kebijakan investasi tertulis yang telah dipahami dan disetujui oleh nasabah dan kebijakan tersebut telah mengungkapkan sepenuhnya dan sejelas-jelasnya mengenai sifat, metoda serta resiko investasi; 4. Manajer Investasi dilarang membuat keputusan investasi atas portofolio yang dapat mengakibatkan kerugian atau kesulitan keuangan yang parah dan permanen bagi nasabah walaupun resiko mengenai hal itu telah dijelaskan dalam kebijakan tertulis dan disetujui oleh nasabah dimaksud. 5. Disamping kebijakan tertulis mengenai investasi bagi setiap portofolio yang dikelolanya, Manajer Investasi harus menyimpan dalam arsip yang sama : a. daftar yang menguraikan jenis Efek yang dapat dibeli untuk portofolio dimaksud; b. daftar mengenai jenis kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan terhadap portofolio dimaksud; c. prosentase maksimum dari portofolio yang dapat diinvestasikan dalam suatu Efek ; dan d. jadwal penelaahan berkala atas portofolio dimaksud. IV-3 : Kep- 32/PM/1996 : 17 Januari 1996 Peraturan Nomor V.G.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Tanggal : Kep- 32/PM/1996 : 17 Januari 1996 6. Dalam hal Manajer Investasi mempunyai kewenangan untuk melaksanakan kebijakan atas rekening nasabah, maka Manajer Investasi tersebut wajib mencatat alasan mengapa setiap keputusan yang diambil dianggap tepat, dengan ketentuan sebagai berikut : a. catatan dimaksud dapat dibuat dalam bentuk memorandum yang menunjukkan jenis transaksi yang dilaksanakan untuk portofolio dimaksud yang mengikuti kebijakan investasi sebagaimana dimaksud dalam angka 3 huruf b dan angka 5. b. Manajer Investasi wajib menyimpan semua catatan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini. 7. Angka 3 huruf a dan angka 4 tidak berlaku bagi Reksa Dana. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 IV-4
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-32/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN PENCATATAN DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH MANAJER INVESTASI </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor X.B.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-66/PM/1996 TENTANG LAPORAN LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Laporan Lembaga Kliring dan Penjaminan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG LAPORAN LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN. Pasal 1 Ketentuan mengenai Laporan Lembaga Kliring dan Penjaminan, diatur dalam Peraturan Nomor X.B.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor X.B.1 Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor X.B.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-66/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR X.B.1 : LAPORAN LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN 1. Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib menyampaikan laporan kegiatan kepada Bapepam dalam rangkap 4 (empat) yang meliputi: a. laporan harian mengenai kliring dan penjaminan: b. laporan bulanan yang memuat: 1) rekapitulasi kegiatan selama periode tersebut dilengkapi dengan statistik perkembangan volume kliring dan penjaminan; 2) laporan mengenai Anggota Bursa Efek yang menjadi anggota Lembaga Kliring dan Penjaminan; dan 3) kegiatan pemakai jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan. c. laporan keuangan tengah tahunan dan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam disertai pendapat dari Akuntan tersebut; d. laporan realisasi anggaran dan penggunaan laba; e. laporan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham; f. laporan mengenai perubahan status pemakai jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan; g. laporan mengenai pengenaan sanksi oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan terhadap pemakai jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan ; dan h. laporan mengenai peristiwa khusus seperti kesulitan keuangan pemakai jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan. 2. Laporan harian kliring dan penjaminan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a peraturan ini wajib disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada hari kerja berikutnya. 3. Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b peraturan ini meliputi jumlah dan jenis Efek yang dikliring dan dijamin, jumlah penyelesaian Transaksi Bursa yang dijamin, serta keterangan lain yang diminta oleh Bapepam yang berkaitan dengan fungsinya sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan wajib disampaikan kepada Bapepam selambat- lambatnya hari ke-12 (dua belas) pada bulan berikutnya. 4. Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf c peraturan ini meliputi: a. laporan keuangan tengah tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam selambat- lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak tanggal akhir periode; b. laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari sejak tanggal akhir tahun buku; c. dalam hal Akuntan memberikan pendapat selain Wajar Tanpa Perkecualian terhadap laporan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b diatas, Bapepam dapat memanggil direksi dan atau melakukan pemeriksaan untuk memperoleh keterangan lebih lanjut; dan IV-3 Peraturan Nomor X.B.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-66/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 d. laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b di atas wajib diumumkan dalam sekurang-kurangnya dua surat kabar harian berbahasa Indonesia, satu diantaranya berperedaran nasional dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal laporan Akuntan yang bersangkutan. 5. Laporan realisasi anggaran dan penggunaan laba sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d peraturan ini wajib disusun secara triwulanan dan disampaikan kepada Bapepam melalui dewan komisaris, dengan ketentuan bahwa laporan tersebut disampaikan secara kumulatif triwulanan dan diterima oleh Bapepam selambat-lambatnya pada hari ke 12 (dua belas) setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan. 6. Laporan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf e peraturan ini wajib disampaikan kepada Bapepam, selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah tanggal penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Lembaga Kliring dan Penjaminan. 7. Laporan mengenai perubahan status pemakai jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf f peraturan ini wajib disampaikan kepada Bapepam, selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah adanya perubahan tersebut. 8. Laporan mengenai pengenaan sanksi oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan terhadap pemakai jasa Lembaga Kliring dan Penjaminan dan laporan mengenai peristiwa khusus sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf g dan huruf h peraturan ini wajib disampaikan kepada Bapepam selambat- lambatnya pada hari berikutnya. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-4
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-66/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> LAPORAN LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|Keppres/1995' </related_reg>
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 430/BL/2012 TENTANG AKAD-AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka memperluas alternatif pembiayaan bagi perusahaan dan sarana investasi bagi investor terhadap produk syariah di Pasar Modal yang beragam, maka dipandang perlu untuk menyempurnakan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: 131/BL/2006 tanggal 23 November 2006 tentang Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-Akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah Di Pasar Modal, dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam dan LK yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Surat Kuasa Khusus Nomor: SKU-194/MK.01/2012; 5. Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-181/BL/2009 tanggal 30 Juni 2009; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG AKAD-AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -2- Pasal 1 Ketentuan mengenai akad-akad yang digunakan dalam penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.14 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: 131/BL/2006 tanggal 23 November 2006 tentang Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-Akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah Di Pasar Modal dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 1 Agustus 2012 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. Ngalim Sawega NIP 19550530 197711 1 001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-430/BL/2012 Tanggal : 1 Agustus 2012 PERATURAN NOMOR IX.A.14 : AKAD-AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL 1. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Ijarah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi sewa/pemberi jasa (mu’jir) dan pihak penyewa/pengguna jasa (musta’jir) untuk memindahkan hak guna (manfaat) atas suatu objek Ijarah yang dapat berupa manfaat barang dan/atau jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa dan/atau upah (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan objek Ijarah itu sendiri. b. Istishna adalah perjanjian (akad) antara pihak pemesan/pembeli (mustashni’) dan pihak pembuat/penjual (shani’) untuk membuat objek Istishna yang dibeli oleh pihak pemesan/pembeli (mustashni’) dengan kriteria, persyaratan, dan spesifikasi yang telah disepakati kedua belah pihak. c. Kafalah adalah perjanjian (akad) antara pihak penjamin (kafiil/guarantor) dan pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/orang yang berutang) untuk menjamin kewajiban pihak yang dijamin kepada pihak lain (makfuul lahu/orang yang berpiutang). d. Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian (akad) kerjasama antara pihak pemilik modal (shahib al-mal) dan pihak pengelola usaha (mudharib) dengan cara pemilik modal (shahib al-mal) menyerahkan modal dan pengelola usaha (mudharib) mengelola modal tersebut dalam suatu usaha. e. Musyarakah adalah perjanjian (akad) kerjasama antara dua pihak atau lebih (syarik) dengan cara menyertakan modal baik dalam bentuk uang maupun bentuk aset lainnya untuk melakukan suatu usaha. f. Wakalah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi kuasa (muwakkil) dan pihak penerima kuasa (wakil) dengan cara pihak pemberi kuasa (muwakkil) memberikan kuasa kepada pihak penerima kuasa (wakil) untuk melakukan tindakan atau perbuatan tertentu. 2. Ijarah a. Persyaratan pihak-pihak dalam Ijarah Pihak pemberi sewa/pemberi jasa (mu’jir) dan pihak penyewa/pengguna jasa (musta’jir) wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum menurut ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. b. Hak dan kewajiban pihak-pihak dalam Ijarah 1) Hak dan kewajiban pihak pemberi sewa/pemberi jasa (mu’jir) adalah: a) berhak menerima pembayaran harga sewa atau upah (ujrah) sesuai yang disepakati dalam Ijarah; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-430/BL/2012 Tanggal : 1 Agustus 2012 -2- b) wajib menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan sesuai yang disepakati dalam Ijarah; c) wajib menanggung biaya pemeliharaan barang yang disewakan; d) wajib bertanggung jawab atas kerusakan barang yang disewakan yang bukan disebabkan oleh pelanggaran dari penggunaan sesuai yang disepakati dalam Ijarah atau bukan karena kelalaian pihak penyewa; e) f) wajib menjamin bahwa barang yang disewakan atau jasa yang diberikan dapat digunakan sesuai dengan maksud dan tujuan yang disepakati dalam Ijarah; dan wajib menyatakan secara tertulis bahwa pihak pemberi sewa/pemberi jasa (mu’jir) menyerahkan hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan/atau memberikan jasa yang dimilikinya kepada pihak penyewa/pengguna jasa (musta’jir) (pernyataan ijab). 2) Hak dan kewajiban pihak penyewa/pengguna jasa (musta’jir) adalah: a) wajib membayar harga sewa atau upah (ujrah) sesuai yang disepakati dalam Ijarah; b) berhak menerima dan memanfaatkan barang dan/atau jasa sesuai yang disepakati dalam Ijarah; c) d) e) f) wajib menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak material) sesuai yang disepakati dalam Ijarah; wajib bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai yang disepakati dalam Ijarah; wajib bertanggung jawab atas kerusakan barang yang disewakan yang disebabkan oleh pelanggaran dari penggunaan sesuai yang disepakati dalam Ijarah atau karena kelalaian pihak penyewa; dan wajib menyatakan secara tertulis bahwa pihak penyewa atau pengguna jasa menerima hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan/atau jasa dari pihak pemberi sewa/pemberi jasa (mu’jir) (pernyataan qabul). c. Persyaratan objek Ijarah Objek Ijarah dapat berupa manfaat barang dan/atau jasa yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) manfaat barang atau jasa tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan; 2) manfaat barang atau jasa harus dapat dinilai dengan uang; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-430/BL/2012 Tanggal : 1 Agustus 2012 -3- 3) manfaat atas barang atau jasa dapat diserahkan atau diberikan kepada pihak penyewa atau pengguna jasa; 4) manfaat barang atau jasa harus ditentukan dengan jelas; dan 5) d. Persyaratan penetapan harga sewa atau upah (ujrah) Penetapan harga sewa atau upah (ujrah) wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) besarnya harga sewa atau upah (ujrah) serta waktu dan cara pembayarannya ditetapkan secara tertulis dalam Ijarah; dan 2) alat pembayaran harga sewa atau upah (ujrah) adalah dalam bentuk uang. e. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Ijarah Selain wajib memenuhi ketentuan di atas, dalam Ijarah dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut: 1) harga sewa atau upah (ujrah) untuk periode waktu tertentu dan peninjauan kembali harga sewa atau upah (ujrah) tersebut yang berlaku untuk periode berikutnya; 2) adanya uang muka Ijarah; 3) penggantian barang yang mendasari Ijarah; dan/atau 4) penunjukan pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antar para pihak dalam Ijarah. 3. Istishna a. Persyaratan pihak-pihak dalam Istishna Pihak pemesan/pembeli (mustashni’) dan pihak pembuat/penjual (shani’) wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum menurut ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. b. Hak dan kewajiban pihak-pihak dalam Istishna 1) Hak dan kewajiban pihak pembuat/penjual (shani’) adalah: a) b) c) spesifikasi barang atau jasa harus dinyatakan dengan jelas, antara lain melalui identifikasi fisik, kelaikan, spesifikasi pelayanan, dan jangka waktu pemanfaatan. berhak memperoleh pembayaran dengan jumlah, cara, dan waktu yang telah disepakati dalam Istishna; wajib mengetahui spesifikasi objek Istishna secara jelas; wajib menyediakan objek Istishna sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dalam Istishna; d) wajib menjamin objek Istishna berfungsi dengan baik dan/atau tidak cacat; dan LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-430/BL/2012 Tanggal : 1 Agustus 2012 -4- e) wajib menyerahkan objek Istishna sesuai dengan waktu yang telah disepakati dalam Istishna. 2) Hak dan kewajiban pihak pemesan/pembeli (mustashni’) adalah: a) b) c) wajib melakukan pembayaran (pokok dan/atau biaya lain) atas objek Istishna sesuai yang telah disepakati dalam Istishna; wajib mengetahui dan menerangkan spesifikasi objek Istishna secara jelas; berhak menerima objek Istishna sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dalam Istishna; d) berhak menerima objek Istishna sesuai dengan waktu dan tempat yang telah disepakati dalam Istishna; dan e) memiliki hak memilih (khiyar) untuk melanjutkan atau membatalkan Istishna apabila terdapat cacat atau barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diperjanjikan. c. Persyaratan objek Istishna Objek Istishna adalah barang yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) 2) tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan; ciri dan spesifikasi harus jelas dan dapat diakui sebagai utang serta wajib dituangkan secara tertulis dalam Istishna; 3) mekanisme penyerahan barang baik seluruh maupun sebagian dari pihak pembuat/penjual (shani’) kepada pihak pemesan/pembeli (mustashni’) wajib dituangkan secara tertulis dalam Istishna meliputi waktu, tempat dan cara penyerahan; 4) penyerahan sebagaimana dimaksud dalam angka 3) dilakukan kemudian setelah waktu Istishna berdasarkan kesepakatan; 5) harga jual objek Istishna ditetapkan secara tertulis dalam Istishna dan dilarang berubah selama masa Istishna; dan 6) pihak pemesan/pembeli (mustashni’) dilarang menukar barang kecuali dengan barang sejenis atau sesuai kesepakatan. d. Pembayaran objek Istishna 1) pembayaran atas objek Istishna dalam bentuk uang; 2) pembayaran atas objek Istishna dapat dilakukan secara tunai dan/atau cicilan sejak Istishna ditandatangani atau dengan cara pembayaran lain sesuai kesepakatan; dan 3) pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang atau dalam bentuk piutang yang belum jatuh tempo. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-430/BL/2012 Tanggal : 1 Agustus 2012 -5- e. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Istishna Selain wajib memenuhi ketentuan di atas, dalam Istishna dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut: 1) dalam memenuhi kewajibannya kepada pihak pemesan/pembeli (mustashni’), pihak pembuat/penjual (shani’) dapat melakukan Istishna lagi dengan pihak lain pada objek Istishna yang sama, dengan ketentuan Istishna pertama tidak bergantung atau mensyaratkan atas pemenuhan hak dan kewajiban Istishna kedua (mu’alaq); 2) ketentuan mengenai biaya-biaya yang ditanggung oleh masing-masing pihak apabila terdapat kerusakan, kehilangan, atau tidak berfungsinya objek Istishna; 3) ketentuan mengenai jaminan dan asuransi; 4) ketentuan mengenai pengakhiran transaksi yang belum jatuh tempo; dan/atau 5) penunjukan pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antar para pihak dalam Istishna. 4. Kafalah a. Persyaratan pihak-pihak dalam Kafalah Pihak penjamin (kafiil/guarantor) dan pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/orang yang berutang) wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum menurut ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. b. Kewajiban pihak-pihak dalam Kafalah 1) kewajiban pihak penjamin (kafiil/guarantor) adalah sebagai berikut: a) b) wajib memiliki harta yang cukup untuk menjamin kewajiban pihak yang dijamin kepada pihak yang dijaminkan (makfuul lahu/orang yang berpiutang); wajib memiliki kewenangan penuh untuk menggunakan hartanya sebagai jaminan atas pemenuhan kewajiban pihak yang dijamin kepada pihak yang dijaminkan (makfuul lahu/orang yang berpiutang); dan c) wajib menyatakan secara tertulis bahwa pihak penjamin (kafiil/guarantor) menjamin kewajiban pihak yang dijamin kepada pihak yang dijaminkan (makfuul lahu/orang yang berpiutang) (pernyataan ijab). LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-430/BL/2012 Tanggal : 1 Agustus 2012 -6- 2) kewajiban pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/orang yang berutang) adalah sebagai berikut: a) b) wajib menyatakan secara tertulis bahwa pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/orang yang berutang) menerima jaminan dari pihak penjamin (kafiil/guarantor) (pernyataan qabul). c. Bentuk penjaminan dalam Kafalah Penjaminan dalam Kafalah dapat berupa jaminan kebendaan dan/atau jaminan umum, seperti jaminan perusahaan (corporate guarantee) dan jaminan pribadi (personal guarantee). d. Persyaratan objek Kafalah Objek Kafalah adalah kewajiban (utang) pihak yang dijamin kepada pihak yang dijaminkan (makfuul lahu/orang yang berpiutang) yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) kewajiban dimaksud dapat berupa kewajiban pembayaran sejumlah uang, penyerahan barang, dan/atau pelaksanaan pekerjaan; 2) kewajiban dimaksud harus jelas nilai, jumlah, dan spesifikasinya; 3) kewajiban dimaksud bukan merupakan kewajiban yang timbul dari hal- hal yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dan peraturan perundangan-undangan; dan 4) harus merupakan utang mengikat yang tidak mungkin hapus kecuali setelah dibayar atau dibebaskan. e. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Kafalah Selain wajib memenuhi ketentuan di atas, dalam Kafalah dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut: 1) para pihak dapat menetapkan besarnya imbalan (fee) atas pelaksanaan penjaminan yang dilakukan oleh pihak penjamin (kafiil/guarantor). Dalam hal para pihak menyepakati adanya imbalan (fee), maka Kafalah tersebut bersifat mengikat dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak; 2) jangka waktu berlakunya penjaminan dalam Kafalah; dan/atau 3) penunjukan pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antar para pihak dalam Kafalah. wajib menyerahkan kewajiban (utang) pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/orang yang berutang) kepada pihak penjamin (kafiil/guarantor); dan LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-430/BL/2012 Tanggal : 1 Agustus 2012 -7- 5. Mudharabah a. Persyaratan pihak-pihak dalam Mudharabah Pihak pemilik modal (shahib al-mal) dan pihak pengelola usaha (mudharib) wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum menurut ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. b. Hak dan kewajiban pihak-pihak dalam Mudharabah 1) Hak dan kewajiban pihak pemilik modal (shahib al-mal) adalah: a) wajib menyediakan dan menyerahkan seluruh modal yang disepakati; b) berhak mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha yang dilakukan oleh pihak pengelola usaha (mudharib); c) d) e) berhak menerima bagian keuntungan tertentu yang disepakati dalam Mudharabah; wajib menanggung seluruh kerugian usaha yang tidak disebabkan oleh kelalaian, kesengajaan, dan/atau pelanggaran pengelola usaha atas Mudharabah; berhak meminta jaminan dari pihak pengelola usaha (mudharib) atau pihak ketiga yang dapat digunakan apabila pihak pengelola usaha (mudharib) melakukan pelanggaran atas Mudharabah. Jaminan tersebut dapat berupa jaminan kebendaan dan/atau jaminan umum, seperti jaminan perusahaan (corporate guarantee) dan jaminan pribadi (personal guarantee); dan f) wajib menyatakan secara tertulis bahwa pihak pemilik modal (shahib al-mal) menyerahkan modal kepada pihak pengelola usaha (mudharib) untuk dikelola dalam suatu usaha sesuai dengan kesepakatan (pernyataan ijab). 2) Hak dan kewajiban pihak pengelola usaha (mudharib) adalah: a) wajib mengelola modal yang telah diterima dari pihak pemilik modal (shahib al-mal) dalam suatu kegiatan usaha sesuai kesepakatan; b) berhak mengelola kegiatan usaha untuk tercapainya tujuan Mudharabah tanpa campur tangan pihak penyedia modal; c) d) berhak menerima bagian keuntungan tertentu sesuai yang disepakati dalam Mudharabah; wajib menanggung seluruh kerugian usaha yang disebabkan oleh kelalaian, kesengajaan, dan/atau pelanggaran pihak pengelola usaha (mudharib); dan LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-430/BL/2012 Tanggal : 1 Agustus 2012 -8- e) wajib menyatakan secara tertulis bahwa pihak pengelola usaha (mudharib) menerima modal dari pihak pemilik modal (shahib al-mal) dan berjanji untuk mengelola modal tersebut dalam suatu usaha sesuai dengan kesepakatan (pernyataan qabul). c. Persyaratan modal yang dikelola dalam Mudharabah Modal yang dikelola dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) berupa sejumlah uang dan/atau aset lainnya baik berwujud maupun tidak berwujud yang dapat dinilai dengan uang; 2) 3) 4) jika modal yang diberikan dalam bentuk aset selain uang, maka aset tersebut tidak sedang dijaminkan atau tidak dalam status sengketa; jika modal yang diberikan dalam bentuk aset selain uang, maka aset tersebut harus dinilai oleh Penilai, namun penentuan nilai aset selain uang tetap berdasarkan kesepakatan para pihak pada waktu Mudharabah; tidak berupa piutang atau tagihan di antara pihak-pihak dan/atau kepada pihak lain; dan 5) dapat diserahkan kepada pihak pengelola usaha (mudharib) baik seluruh atau sebagian pada waktu dan tempat yang telah disepakati. d. Persyaratan kegiatan usaha dalam Mudharabah Kegiatan usaha yang dapat dijalankan dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) 2) tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dan/atau peraturan perundang-undangan; dan tidak dikaitkan (mu’allaq) dengan sebuah kejadian di masa yang akan datang yang belum tentu terjadi. e. Pembagian keuntungan dalam Mudharabah Pembagian keuntungan dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) keuntungan Mudharabah merupakan selisih lebih dari kekayaan Mudharabah dikurangi dengan modal Mudharabah dan kewajiban kepada pihak lain yang terkait dengan kegiatan Mudharabah; 2) keuntungan Mudharabah dibagikan kepada pihak pemilik modal (shahib al-mal) dan pihak pengelola usaha (mudharib) dengan besarnya bagian sesuai rasio/nisbah yang disepakati; dan 3) besarnya bagian keuntungan masing-masing pihak wajib dituangkan secara tertulis dalam bentuk rasio/nisbah. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-430/BL/2012 Tanggal : 1 Agustus 2012 -9- f. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Mudharabah Selain wajib memenuhi ketentuan di atas, dalam Mudharabah dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut: 1) pihak pengelola usaha (mudharib) menyediakan biaya operasional sesuai kesepakatan dalam Mudharabah; 2) jangka waktu berlakunya Mudharabah; 3) tidak boleh ada ketentuan yang memastikan pemilik modal akan memperoleh keuntungan; dan/atau 4) penunjukan pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antar para pihak dalam Mudharabah. 6. Musyarakah a. Persyaratan pihak-pihak dalam Musyarakah Pihak-pihak dalam Musyarakah wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum menurut ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. b. Hak dan kewajiban pihak-pihak dalam Musyarakah Setiap pihak dalam Musyarakah memiliki hak dan kewajiban yang sama, yaitu: 1) wajib menyediakan modal sesuai dengan tujuan Musyarakah, baik dalam porsi yang sama atau tidak sama dengan pihak lainnya; 2) wajib menyediakan tenaga dalam bentuk partisipasi dalam kegiatan usaha Musyarakah. Dalam hal satu atau lebih pihak tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan usaha Musyarakah, maka hal ini wajib disepakati dalam Musyarakah; 3) berhak menerima bagian keuntungan tertentu sesuai dengan rasio/nisbah yang disepakati dalam Musyarakah atau proporsional; 4) wajib menanggung kerugian secara proporsional berdasarkan kontribusi modal masing-masing pihak; 5) berhak mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi jumlah tertentu, maka kelebihan dimaksud dapat diberikan kepada satu atau lebih pihak; dan 6) berhak meminta jaminan kepada pihak lain dalam Musyarakah untuk menghindari terjadinya penyimpangan. c. Persyaratan modal dalam Musyarakah Modal yang disetorkan dalam Musyarakah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-430/BL/2012 Tanggal : 1 Agustus 2012 -10- 1) berupa sejumlah uang dan/atau aset lainnya baik berwujud maupun tidak berwujud yang dapat dinilai dengan uang; 2) 3) jika modal yang diberikan dalam bentuk aset selain uang, maka aset tersebut harus dinilai oleh Penilai, namun penentuan nilai aset selain uang tetap berdasarkan kesepakatan para pihak pada waktu Musyarakah; jika modal yang diberikan dalam bentuk aset selain uang, maka aset tersebut tidak sedang dijaminkan atau tidak dalam status sengketa; dan 4) tidak berupa piutang atau tagihan di antara pihak-pihak dan/atau kepada pihak lain. d. Persyaratan kegiatan usaha dan cara pengelolaan dalam Musyarakah 1) kegiatan usaha yang dapat dijalankan dalam Musyarakah tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dan/atau peraturan perundang-undangan; 2) kewajiban pengelolaan aset sesuai dengan Musyarakah; dan 3) pihak yang mengelola Musyarakah dilarang mengelola modal di luar yang telah disepakati dalam Musyarakah, kecuali atas dasar kesepakatan. e. Pembagian keuntungan dan kerugian Pembagian keuntungan dan kerugian dalam Musyarakah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) keuntungan Musyarakah merupakan selisih lebih dari kekayaan Musyarakah setelah dikurangi dengan modal Musyarakah dan kewajiban kepada pihak lain yang terkait dengan kegiatan Musyarakah; 2) untuk kepentingan pembagian keuntungan secara periodik, maka keuntungan Musyarakah dihitung berdasarkan selisih lebih dari kekayaan Musyarakah akhir periode setelah dikurangi dengan modal Musyarakah awal periode dan kewajiban akhir periode kepada pihak lain yang terkait dengan kegiatan Musyarakah; 3) seluruh keuntungan Musyarakah harus dibagikan kepada para pihak secara proporsional berdasarkan kontribusi modal atau sesuai nisbah yang disepakati, dan tidak diperkenankan menentukan jumlah nominal keuntungan atau persentase tertentu dari modal bagi satu atau lebih pihak pada awal kesepakatan; 4) dalam hal terdapat satu atau lebih pihak yang memberikan kontribusi lebih dalam pengelolaan, maka pihak tersebut dapat menerima bagi hasil tambahan sesuai dengan kesepakatan; 5) besarnya bagian keuntungan masing-masing pihak wajib dituangkan secara tertulis dalam bentuk rasio/nisbah; dan LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-430/BL/2012 Tanggal : 1 Agustus 2012 -11- 6) kerugian Musyarakah harus dibagi di antara para pihak secara proporsional berdasarkan kontribusi modal. f. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Musyarakah Dalam Musyarakah dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut: 1) biaya operasional dibebankan pada modal bersama; 2) jangka waktu berlakunya Musyarakah; dan/atau 3) penunjukan pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antar para pihak dalam Musyarakah. 7. Wakalah a. Persyaratan pihak-pihak dalam Wakalah Pihak pemberi kuasa (muwakkil) dan pihak penerima kuasa (wakil) wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum menurut ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. b. Kewajiban pihak-pihak dalam Wakalah 1) kewajiban pihak pemberi kuasa (muwakkil) adalah sebagai berikut: a) b) wajib memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap hal-hal yang dapat dikuasakan; dan wajib menyatakan secara tertulis bahwa pihak pemberi kuasa (muwakkil) memberikan kuasa kepada pihak penerima kuasa (wakil) untuk melakukan tindakan atau perbuatan hukum tertentu (pernyataan ijab). 2) kewajiban pihak penerima kuasa (wakil) adalah sebagai berikut: a) wajib memiliki kemampuan untuk melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan kepadanya; b) melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan kepadanya serta dilarang memberi kuasa kepada pihak lain kecuali atas persetujuan pihak pemberi kuasa (muwakkil); dan c) wajib menyatakan secara tertulis bahwa pihak penerima kuasa (wakil) menerima kuasa dari pihak pemberi kuasa (muwakkil) untuk melakukan tindakan atau perbuatan hukum tertentu (pernyataan qabul). c. Persyaratan objek Wakalah Objek Wakalah adalah perbuatan hukum yang memenuhi syarat sebagai berikut: 1) diketahui dengan jelas jenis perbuatan hukum yang dikuasakan serta cara melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan tersebut; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-430/BL/2012 Tanggal : 1 Agustus 2012 -12- 2) tidak bertentangan dengan syariah Islam; dan 3) dapat dikuasakan menurut syariah Islam. d. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Wakalah Selain wajib memenuhi ketentuan di atas, dalam Wakalah dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut: 1) para pihak dapat menetapkan besarnya imbalan (fee) atas pelaksanaan perbuatan hukum yang dikuasakan. Dalam hal para pihak menyepakati adanya imbalan (fee), maka Wakalah tersebut bersifat mengikat dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak; 2) jangka waktu berlakunya pemberian kuasa dalam Wakalah; dan/atau 3) penunjukan pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antar para pihak dalam Wakalah. 8. Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk kepada Pihak yang menyebabkan terjadi pelanggaran tersebut. Ditetapkan di pada tanggal ttd. Ngalim Sawega NIP 19550530 197711 1 001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001 : Jakarta : 1 Agustus 2012 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-430/BL/2012|KEPTA-BAPEPAM/2012 </reg_id> <reg_title> AKAD-AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL </reg_title> <set_date> 1 Agustus 2012 </set_date> <effective_date> 1 Agustus 2012 </effective_date> <replaced_reg> '131/BL/2006|KEPTA-BAPEPAM-LK/2006' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '12/PP/2004', '46/PP/1995', 'SKU-194/MK.01/2012', 'KEP-181/BL/2009|KEPTA-BAPEPAM-LK/2009 | Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13' </related_reg>
Peraturan Nomor VIII.G.9 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-99/PM/1996 TENTANG INFORMASI DALAM IKHTISAR KEUANGAN SINGKAT REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Informasi Dalam Ikhtisar Keuangan Singkat Reksa Dana; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; 4. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 646/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham Atau Unit Penyertaan Reksa Dana Oleh Pemodal Asing; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG INFORMASI DALAM IKHTISAR KEUANGAN SINGKAT REKSA DANA Pasal 1 Ketentuan mengenai Informasi Dalam Ikhtisar Keuangan Singkat Reksa Dana, diatur dalam Peraturan Nomor VIII.G.9 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor VIII.G.9 Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 28 Mei 1996 Badan Pengawas Pasar Modal I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor VIII.G.9 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 99/PM/1996 Tanggal : 28 mei 1996 PERATURAN NOMOR VIII.G.9: INFORMASI DALAM IKHTISAR KEUANGAN SINGKAT REKSA DANA 1. Informasi yang harus diungkapkan dalam ikhtisar keuangan singkat Reksa Dana terbuka, mengikuti tabel sebagai berikut: Periode dari tanggal 1 tanggal Prospektus TOTAL HASIL INVESTASI (%) HASIL INVESTASI SETELAH MEMPERHITUNG KAN BIAYA PEMASARAN (%) BIAYA OPERASI (%) PERPUTARAN PORTOFOLIO PERSENTASE PENGHASILAN KENA PAJAK (%) Periode 12 bulan Januari tahun terakhir berjalan s/d Periode 36 bulan terakhir dari tanggal dari tanggal Prospektus Prospektus Periode 60 bulan terakhir dari tanggal Prospektus 3 tahun kalender terakhir 19... 19... 19... a. Total Hasil Investasi adalah perbandingan antara besarnya kenaikan nilai aktiva bersih per saham/Unit Penyertaan dalam satu periode dengan nilai aktiva bersih per saham/Unit Penyertaan pada awal periode, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) jika dalam satu periode terjadi pembagian dividen, maka besarnya dividen per saham/Unit Penyertaan dikoversikan ke dalam satuan saham/Unit Penyertaan berdasarkan nilai aktiva bersih per saham/Unit Penyertaan pada saat dilakukan pembagian dividen. Saham/Unit Penyertaan dari konversi ini dianggap akan menambah jumlah saham/Unit Penyertaan secara keseluruhan; dan 2) nilai aktiva bersih per saham/Unit Penyertaan pada awal periode dikalikan dengan jumlah saham/Unit Penyertaan sebelum dilakukan pembagian dividen/uang tunai sedangkan nilai aktiva bersih pada akhir periode dikalikan dengan jumlah saham/Unit Penyertaan setelah dilakukan pembagian dividen/uang tunai. IV-3 Peraturan Nomor VIII.G.9 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 99/PM/1996 Tanggal : 28 mei 1996 b. Hasil Investasi Setelah Memperhitungkan Biaya Pemasaran adalah perbandingan antara besarnya kenaikan nilai aktiva bersih per saham/Unit Penyertaan dalam satu periode dengan nilai aktiva bersih per saham/Unit Penyertaan pada awal periode, dimana nilai aktiva bersih setelah memperhitungkan biaya penjualan dan biaya pelunasan, dengan ketentuan sebagai berikut : 1) nilai aktiva bersih per saham/Unit Penyertaan pada awal periode ditambah dengan besarnya biaya pemasaran (penjualan) yang dibayar oleh pemodal; 2) nilai aktiva bersih per saham/Unit Penyertaan pada akhir periode dikurangi dengan biaya pelunasan yang dibayarkan oleh pemodal; dan 3) jika dalam periode tersebut terdapat pembagian dividen, maka jumlah Unit harus disesuaikan seperti pada perhitungan Total Hasil Investasi. c. Biaya Operasi Reksa Dana dalam satu tahun adalah perbandingan antara biaya operasi dalam satu tahun dengan rata-rata nilai aktiva bersih dalam satu tahun. Bila jumlah biaya menunjukkan untuk masa lebih atau kurang dari satu tahun, maka biaya tersebut harus dikalikan duabelas kemudian dibagi dengan jumlah bulan dalam periode tersebut. d. Perputaran Portofolio dalam satu tahun adalah perbandingan antara nilai pembelian atau penjualan portofolio dalam satu periode mana yang lebih rendah dengan rata-rata nilai aktiva bersih dalam satu tahun. Persentase Penghasilan Kena Pajak, dihitung dengan membagi penghasilan selama satu periode yang mungkin dikenakan pajak pada pemodal, dengan pendapatan operasi bersih. 2. Angka-angka statistik yang terdapat pada butir 1 yang disajikan dalam bentuk tabel pada bagian mengenai Ikhtisar Keuangan Singkat dari laporan tahunan, dan harus diperiksa oleh akuntan yang independen yang sudah mengaudit laporan keuangan dimaksud. 3. Ikhtisar Keuangan Singkat mencakup kalimat pernyataan sebagai berikut: Tujuan tabel ini adalah semata-mata untuk membantu memahami kinerja masa lalu dari Reksa Dana, tetapi seharusnya tidak dianggap sebagai indikasi dari kinerja masa depan akan sama baiknya dengan kinerja masa lalu. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 28 Mei 1996 Badan Pengawas Pasar Modal I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-4
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-99/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> INFORMASI DALAM IKHTISAR KEUANGAN SINGKAT REKSA DANA </reg_title> <set_date> 28 Mei 1996 </set_date> <effective_date> 28 Mei 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '646/KMK.010/1995|KEP-MENKEU/1995', '322/M/Keppres/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.C.3 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-43/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.C.3 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka menyesuaikan dengan penyempurnaan ketentuan tentang Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-51/PM/1996 tentang Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Prospektus Ringks Dalam Rangka Penawaran Umum, dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.C.3 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum diatur dalam Peraturan Nomor IX.C.3 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor IX.C.3 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 27 Oktober 2000 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-2 Peraturan Nomor IX.C.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-51/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-43/PM/2000 Tanggal : 27 Oktober 2000 PERATURAN NOMOR IX.C.3 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM Suatu Prospektus harus mencakup semua rincian dan fakta material mengenai Penawaran Umum dari Emiten, yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh Emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek (jika ada). Prospektus harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif. Fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian awal Prospektus. Urutan penyampaian fakta pada Prospektus ditentukan oleh relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu, bukan urutan sebagaimana dinyatakan pada peraturan ini. Emiten harus berhati-hati apabila menggunakan foto, diagram, atau tabel pada Prospektus, karena bahan-bahan tersebut dapat memberikan kesan yang menyesatkan kepada masyarakat. Emiten juga harus menjaga agar penyampaian informasi penting tidak dikaburkan dengan informasi yang kurang penting yang mengakibatkan informasi penting tersebut terlepas dari perhatian pembaca. Sebagian informasi yang dicantumkan dalam peraturan ini mungkin kurang relevan dengan keadaan Emiten tertentu. Emiten dapat melakukan penyesuaian atas pengungkapan fakta material tidak terbatas hanya pada fakta material yang telah diatur dalam ketentuan ini. Pengungkapan atas fakta material tersebut harus dilakukan secara jelas dengan penekanan yang sesuai dengan bidang usaha atau sektor industrinya, sehingga Prospektus tidak menyesatkan. Emiten, Penjamin Pelaksana Emisi, dan Lembaga serta Profesi Penunjang Pasar Modal bertanggung jawab untuk menentukan dan mengungkapkan fakta tersebut secara jelas dan mudah dibaca. 1. Prospektus ringkas sekurang-kurangnya harus mencakup informasi sebagai berikut: a. prakiraan tanggal efektif; b. prakiraan masa penawaran; c. prakiraan tanggal pengembalian uang pemesanan; d. prakiraan tanggal penyerahan surat efek; e. prakiraan tanggal penjatahan; f. prakiraan tanggal pencatatan yang direncanakan; g. nama lengkap, alamat, logo (jika ada), nomor telepon/telex/faksimili dan nomor kotak pos (tidak saja kantor pusat tetapi juga pabrik serta kantor perwakilan), kegiatan usaha utama dari Emiten; h. nama Bursa Efek (jika ada) di mana Efek tersebut akan dicatatkan; i. jenis dari penawaran, termasuk uraian mengenai sifat, kisaran jumlah dan uraian singkat tentang Efek yang ditawarkan serta nilai nominal dan kisaran harga; j. prakiraan nama lengkap dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek (jika ada); IV-3 Peraturan Nomor IX.C.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-51/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-43/PM/2000 Tanggal : 27 Oktober 2000 k. prakiraan tempat dan tanggal penerbitan Prospektus; dan l. pernyataan dalam huruf cetak yang langsung dapat menarik perhatian pembaca, yaitu : “INFORMASI DALAM DOKUMEN INI MASIH DAPAT DILENGKAPI DAN ATAU DIUBAH. PERNYATAAN PENDAFTARAN EFEK INI TELAH DISAMPAIKAN KEPADA BAPEPAM NAMUN BELUM MEMPEROLEH PERNYATAAN EFEKTIF DARI BAPEPAM. EFEK INI TIDAK DAPAT DIJUAL SEBELUM PERNYATAAN PENDAFTARAN YANG TELAH DISAMPAIKAN KEPADA BAPEPAM MENJADI EFEKTIF. PEMESANAN MEMBELI EFEK INI HANYA DAPAT DILAKSANAKAN SETELAH CALON PEMBELI ATAU PEMESAN MENERIMA ATAU MEMPUNYAI KESEMPATAN UNTUK MEMBACA PROSPEKTUS” m. pernyataan dalam huruf cetak yang langsung dapat menarik perhatian pembaca, yaitu: 1) “BAPEPAM TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.” dan 2) EMITEN DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK (jika ada) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI. 2. Selain persyaratan yang disebut pada angka 1 peraturan ini, informasi berikut juga harus disajikan sesuai relevansinya. Informasi lain yang harus diungkapkan antara lain: a. jika direncanakan untuk menstabilisasikan harga Efek tertentu untuk mempermudah pelaksanaan penjualan Efek dalam rangka Penawaran Umum, harus diberikan pernyataan dalam huruf cetak besar yang langsung dapat menarik perhatian pembaca, yang pada pokoknya berbunyi sebagai berikut : “DALAM RANGKA MEMPERTAHANKAN HARGA PASAR EFEK YANG SAMA BAIK JENIS MAUPUN KELASNYA, DENGAN YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI, PENJAMIN EMISI DAPAT MELAKUKAN STABILISASI HARGA, PADA TINGKAT HARGA YANG LEBIH TINGGI DARI YANG MUNGKIN TERJADI DI BURSA EFEK SEKIRANYA TIDAK DILAKUKAN STABILISASI HARGA. JIKA PENJAMIN EMISI MELAKUKAN STABILISASI HARGA MAKA BAIK STABILISASI HARGA MAUPUN PENAWARAN UMUM TERSEBUT DAPAT DIHENTIKAN SEWAKTU-WAKTU.” b. pernyataan bahwa sehubungan dengan Penawaran Umum, setiap pihak terafiliasi dilarang memberikan keterangan atau pernyataan mengenai data yang tidak diungkapkan dalam Prospektus tanpa persetujuan tertulis dari Emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi (jika ada); c. pernyataan singkat, dalam huruf cetak besar yang langsung dapat menarik perhatian pembaca, mengenai faktor risiko yang material yang mungkin mempunyai dampak merugikan bagi pemodal; dan d. pernyataan singkat dalam huruf cetak besar mengenai faktor risiko yang dapat mengakibatkan pengaruh tidak diharapkan atas kualitas Efek. 3. Penawaran Umum: a. Sehubungan dengan Penawaran Umum saham Kisaran jumlah saham yang ditawarkan, nilai nominal, kisaran harga penawaran, dan Efek lain yang menyertai saham ini (jika ada). Hak-hak pemegang saham berkenaan dengan dividen, Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu untuk membeli tambahan saham baru yang dikeluarkan, obligasi konversi (jika ada) dan penerbitan saham-saham selanjutnya. IV-4 Peraturan Nomor IX.C.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-51/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-43/PM/2000 Tanggal : 27 Oktober 2000 b. Sehubungan dengan Penawaran Umum yang bersifat utang: 1) kisaran jumlah nominal keseluruhan Efek; 2) jumlah lembar, penomoran dan denominasi dari Efek yang akan ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum; 3) ikhtisar hak-hak pemegang Efek; 4) ikhtisar sifat Efek yang memberi kemungkinan untuk ditukarkan dengan jenis Efek lain dari Emiten; 5) ikhtisar sifat Efek yang memberi kemungkinan pembayaran lebih dini atas pilihan Emiten atau pemegang Efek; 6) kisaran harga, suku bunga atau imbalan dengan cara lain yang ditetapkan untuk Efek. Jika suku bunga mengambang, uraian lengkap tentang cara penentuan kurs mengambang; 7) tanggal atau tanggal-tanggal pembayaran utang pokok, dan jumlah utang pokok yang harus dibayar pada tanggal-tanggal tersebut; 8) tanggal-tanggal pembayaran bunga atau imbalan dengan cara lainnya; 9) ikhtisar persyaratan mengenai dana pelunasan utang (jika ada); 10) mata uang yang menjadi denominasi utang dan mata uang lain yang menjadi alternatif (jika ada); 11) rincian pokok-pokok perjanjian penanggungan utang serta nama dan alamat Penanggung (jika ada); 12) nama, alamat perusahaan, dan uraian mengenai pihak yang bertindak sebagai Wali Amanat dan Penanggung (jika ada); 13) ikhtisar mengenai persyaratan pokok dalam Perjanjian Perwaliamanatan, termasuk hal- hal yang berhubungan dengan hak keutamaan (senioritas) dari utang secara relatif dibandingkan dengan utang lainnya dari Emiten yang belum lunas dan tambahan utang yang dapat dibuat oleh Emiten pada masa yang akan datang; 14) ikhtisar aktiva tertentu Emiten yang menjadi agunan atas utang yang timbul berkenaan dengan Efek yang ditawarkan; dan 15) hasil peringkat Efek dari Perusahaan Pemeringkat Efek. c. Struktur modal saham pada waktu Prospektus diterbitkan, termasuk modal dasar, modal ditempatkan, dan disetor penuh. Selain itu, khusus untuk saham termasuk: 1) kisaran jumlah dan nilai saham yang akan ditawarkan kepada umum; 2) kisaran jumlah saham, nilai nominal per saham, dan jumlah nilai nominal; 3) keterangan tentang apakah saham yang diterbitkan dan ditawarkan kepada umum, merupakan saham dalam simpanan (portepel) dan atau saham yang sudah disetor penuh; IV-5 Peraturan Nomor IX.C.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-51/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-43/PM/2000 Tanggal : 27 Oktober 2000 4) keterangan tentang jumlah dan persentase saham yang akan dicatatkan pada Bursa Efek, jika ada (terbagi atas dan tambahan pencatatan saham yang sudah disetor penuh); dan 5) keterangan tentang maksud Emiten atau pemegang saham yang ada untuk mengeluarkan atau tidak mengeluarkan, mencatatkan saham lain atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal efektif. d. Keterangan tentang rincian dari struktur modal saham sebelum dan sesudah Penawaran Umum (dalam bentuk tabel). Keterangan dimaksud harus mencakup : 1) modal dasar, modal ditempatkan, dan disetor penuh (jumlah saham, nilai nominal, dan jumlah nilai nominal); 2) rincian kepemilikan saham oleh pemegang saham yang memiliki 5% (lima perseratus) atau lebih, direktur, dan komisaris (jumlah saham, nilai nominal, dan persentase); 3) saham dalam simpanan (portepel), yang mencakup jumlah saham dan nilai nominal; dan 4) proforma modal saham apabila Efek di konversikan (jika ada). 4. Penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Keterangan tentang penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum yang mencakup antara lain : a. rincian penggunaan dana sesuai dengan tujuan dari Penawaran Umum seperti pengembangan sarana yang ada, diversifikasi, penambahan modal kerja dan lain sebagainya; b. jumlah hasil bersih setelah dikurangi biaya Penawaran Umum yang akan digunakan untuk pembayaran utang, seluruhnya atau sebagian. Jika kreditur yang akan dibayar adalah Afiliasi dari Emiten, fakta tersebut dan sifat hubungannya dengan Emiten harus diungkapkan; dan c. jumlah hasil bersih Penawaran Umum yang diperkirakan (jika ada) yang akan digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk pembelian atau investasi dalam perusahaan lain. Jika perusahaan dimaksud adalah pihak terafiliasi dengan Emiten, maka fakta tersebut dan sifat hubungannya dengan Emiten harus diungkapkan. 5. Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen Emiten harus memberikan uraian singkat yang membahas dan menganalisis laporan keuangan dan informasi atau fakta lain yang tercantum dalam Prospektus, dengan tujuan untuk memberikan penjelasan atas keadaan keuangan dan kegiatan usaha pada saat Prospektus diterbitkan dan yang diharapkan pada masa yang akan datang. Sepanjang dipandang penting untuk memperoleh pengertian tentang keadaan keuangan Emiten dan pengambilan keputusan pemodal berkenaan dengan investasi pada Efek yang ditawarkan pada Penawaran Umum, bahasan dan analisis dimaksud harus mencakup: a. bahasan mengenai kecenderungan yang diketahui, permintaan, ikatan-ikatan, kejadian- kejadian atau ketidakpastian yang mungkin mengakibatkan terjadinya peningkatan atau penurunan yang material terhadap likuiditas Emiten; IV-6 atau mencatatkan atau tidak saham yang ditawarkan kepada masyarakat Peraturan Nomor IX.C.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-51/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-43/PM/2000 Tanggal : 27 Oktober 2000 b. bahasan mengenai ikatan material untuk investasi barang modal dengan penjelasan tentang tujuan dari ikatan tersebut, sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut, mata uang yang menjadi denominasi, dan langkah-langkah yang direncanakan Emiten untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait; c. bahasan tentang seberapa jauh hasil usaha atau keadaan keuangan Emiten pada masa yang akan datang menghadapi risiko fluktuasi kurs atau suku bunga. Dalam hal ini harus diberikan keterangan tentang semua pinjaman dan ikatan tanpa proteksi yang dinyatakan dalam mata uang asing, atau utang yang suku bunganya tidak ditentukan terlebih dahulu; d. bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan tidak akan berulang lagi dimasa datang; e. uraian tentang kejadian atau transaksi yang tidak normal dan jarang terjadi atau perubahan penting dalam ekonomi yang dapat mempengaruhi jumlah pendapatan yang dilaporkan dalam laporan keuangan yang telah diaudit Akuntan, sebagaimana tercantum dalam Prospektus, dengan penekanan pada laporan keuangan terakhir. Selain itu, uraian tentang komponen- komponen penting dari pendapatan atau beban lainnya yang dianggap perlu oleh Emiten untuk dapat mengerti hasil usaha Emiten; f. jika laporan keuangan dalam Prospektus mengungkapkan peningkatan yang material dari penjualan atau pendapatan bersih, perlu adanya bahasan tentang sejauh mana kenaikan tersebut dapat dikaitkan dengan kenaikan harga, volume atau jumlah barang atau jasa yang dijual, atau adanya produk atau jasa baru; g. bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan dan pendapatan bersih Emiten serta laba operasi Emiten selama 3 (tiga) tahun atau selama Emiten menjalankan usahanya jika kurang dari 3 (tiga) tahun; dan h. jika dikehendaki oleh Emiten, dapat diberikan bahasan tentang prospek Emiten. Jika prakiraan dan atau proyeksi keuangan diungkapkan, hal tersebut harus dipersiapkan dengan seksama serta obyektif dan berdasarkan asumsi yang layak. Penilaian atas penyusunan laporan keuangan prospektif dan hal-hal yang mendasari asumsi harus diperiksa dan dilaporkan oleh Akuntan yang mengaudit laporan keuangan perusahaan. Namun demikian Emiten bertanggung jawab secara langsung atas kelayakan prakiraan dan proyeksi tersebut. 6. Risiko Usaha Disusun berdasarkan bobot risiko yang dihadapi. Keterangan tentang risiko yang disebabkan oleh antara lain : a. persaingan; b. pasokan bahan baku; c. ketentuan negara lain atau peraturan international dan d. kebijaksanaan pemerintah. 7. Kejadian penting setelah tanggal laporan Akuntan. Informasi tentang semua kejadian material yang terjadi setelah tanggal laporan Akuntan. 8. Keterangan singkat tentang Emiten antara lain sarana dan atau prasarana yang dimiliki, kegiatan usaha, dan keterangan tentang anak perusahaan termasuk kegiatannya. 9. Pengurusan dan Pengawasan Nama-nama direktur dan komisaris. IV-7 Peraturan Nomor IX.C.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-51/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-43/PM/2000 Tanggal : 27 Oktober 2000 10. Ikhtisar data keuangan penting a. Keterangan bahwa laporan keuangan merupakan sumber data; b. Pernyataan tentang apakah laporan keuangan telah diaudit Akuntan dan penjelasan tentang jangka waktu yang dicakup; c. Data yang disajikan harus konsisten dengan laporan keuangan termasuk nama akun yang digunakan; dan d. Selain data dari laporan keuangan, rasio keuangan yang relevan dengan industri bersangkutan juga harus disajikan. 11. Ekuitas Keterangan tentang Ekuitas berdasarkan laporan keuangan yang diaudit Akuntan, termasuk: a. tabel mengenai rincian ekuitas per tanggal laporan keuangan seluruh periode yang disajikan dalam laporan keuangan; b. uraian secara kronologis yang menggambarkan perubahan struktur permodalan perusahaan antara lain menyangkut perubahan modal dasar beserta keterangan pengesahan dari Menteri Kehakiman, perubahan Modal Disetor dan nilai nominal per saham; c. perubahan struktur permodalan yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan terakhir; d. rencana Penawaran Umum saham atau obligasi konversi yang menyebutkan jumlah saham yang ditawarkan, nilai nominal per saham, dan atau jumlah nominal obligasi konversi; dan e. tabel proforma ekuitas pada tanggal laporan keuangan terakhir dengan asumsi bahwa perubahan huruf b di atas dan Penawaran Umum saham telah terjadi pada tanggal laporan keuangan terakhir. Dalam hal Penawaran Umum berupa obligasi konversi, maka tabel proforma menggambarkan posisi ekuitas pada tanggal laporan keuangan dengan asumsi bahwa seluruh obligasi konversi telah ditukarkan ke dalam saham pada saat diterbitkan. 12. Kebijakan Dividen Informasi tentang kebijakan dividen yang direncanakan termasuk rentang jumlah persentase dividen tunai yang direncanakan dikaitkan dengan jumlah laba bersih atau dasar lainnya. 13. Perpajakan Uraian tentang pajak yang berlaku baik bagi pemodal maupun perusahaan dan fasilitas khusus perpajakan yang diperoleh. 14. Nama Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal 15. Penjaminan Emisi Efek Uraian tentang ketentuan yang penting dari Perjanjian Penjaminan Emisi termasuk nama Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek, jenis penjaminan dan besarnya persentase penjaminan serta uraian tentang masing-masing Penjamin Emisi Efek (jika ada). 16. Persyaratan Pemesanan Pembelian Efek a. pengajuan pemesanan pembelian Efek; b. pemesanan yang dapat diterima; c. jumlah yang dipesan; IV-8 Peraturan Nomor IX.C.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-51/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996, diubah dengan Nomor : Kep-43/PM/2000 Tanggal : 27 Oktober 2000 d. penyerahan formulir pemesanan; e. masa penawaran; f. tanggal penjatahan; g. pemesanan khusus oleh karyawan; h. persyaratan pembayaran; i. tanda terima untuk formulir pemesanan; j. penjatahan Efek; k. pembatalan pemesanan; l. pengembalian uang pemesanan; m. penyerahan surat kolektif Efek; dan n. persyaratan lain, (jika ada). 17. Penyebarluasan Prospektus dan formulir pemesanan pembelian Efek. Penjelasan tentang nama dan alamat Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan Efek (jika ada). Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 27 Oktober 2000 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-9
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-43/PM/2000|KEPTA-BAPEPAM/2000 </reg_id> <reg_title> PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.C.3 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM </reg_title> <set_date> 27 Oktober 2000 </set_date> <effective_date> 27 Oktober 2000 </effective_date> <changed_reg> '51/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996' </changed_reg> <replaced_reg> 'KEP-51/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '46/PP/1995', '7/M|Keppres/2000' </related_reg>
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 425/BL/2007 TENTANG PEDOMAN BAGI MANAJER INVESTASI DAN BANK KUSTODIAN YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan landasan hukum dan pedoman pengelolaan investasi kolektif pada Dana Investasi Real Estat yang berlandaskan prinsip kehati-hatian serta guna memberikan perlindungan hukum yang memadai kepada pemodal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tentang Pedoman Bagi Manajer Investasi Dan Bank Kustodian Yang Melakukan Pengelolaan Dana Investasi Real Estat Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN BAGI MANAJER INVESTASI DAN BANK KUSTODIAN YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pedoman Bagi Manajer Investasi dan Bank DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN - 2 – Kustodian Yang Melakukan Pengelolaan Dana Investasi Real Estat Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, diatur dalam Peraturan Nomor IX.M.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 18 Desember 2007 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008 Kepala Bagian Umum Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-425/BL/2007 Tanggal : 18 Desember 2007 PERATURAN NOMOR IX.M.1 : PEDOMAN BAGI MANAJER INVESTASI DAN BANK KUSTODIAN YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Dana Investasi Real Estat adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan pada aset Real Estat, aset yang berkaitan dengan Real Estat dan atau kas dan setara kas. b. Real Estat adalah tanah secara fisik dan bangunan yang ada di atasnya. c. Aset Yang Berkaitan Dengan Real Estat adalah Efek Perusahaan Real Estat yang tercatat di Bursa Efek dan atau diterbitkan oleh Perusahan Real Estat. d. Perusahaan Real Estat adalah perusahaan yang kegiatan usaha utamanya di bidang Real Estat. e. Special Purpose Company adalah Perseroan Terbatas yang sahamnya dimiliki oleh Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif paling kurang 99,9% (sembilan puluh sembilan koma sembilan per seratus) dari modal disetor. f. Penilai adalah Pihak yang melakukan penilaian aset/properti dan terdaftar di Bapepam dan LK. 2. Ketentuan Umum Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif a. Dana Investasi Real Estat dapat menginvestasikan dananya dengan atau tanpa menggunakan Special Purpose Company. b. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib memuat dalam Kontrak Investasi Kolektif dan Prospektus informasi mengenai hak, kewajiban, dan kewenangan Pihak-pihak terkait, serta tata kelola pengelolaan dan pengadministrasian investasi dananya. c. Dalam hal Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif menggunakan Special Purpose Company untuk melakukan investasi maka Special Purpose Company tersebut wajib mendistribusikan seluruh hasil investasi kepada Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan pihak lain secara proporsional. d. Kekayaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif bukan merupakan bagian kekayaan Manajer Investasi dan Bank Kustodian. e. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dapat melakukan Penawaran Umum atas Unit Penyertaannya kepada masyarakat pemodal. f. Dalam hal Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif tidak melakukan Penawaran Umum, maka Manajer Investasi wajib menyampaikan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif kepada Bapepam dan LK paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak tanggal ditandatanganinya Kontrak Investasi Kolektif LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-425/BL/2007 Tanggal : 18 Desember 2007 - 2 - Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang dibuat secara notariil dimaksud, dengan melampirkan sebagai berikut: 1) Dokumen yang digunakan untuk melakukan penawaran; dan 2) Perjanjian lain yang berkaitan dengan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. g. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dapat mencatatkan Unit Penyertaannya di Bursa Efek. Dalam hal Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif tidak mencatatkan Unit Penyertaannya di Bursa Efek, maka Manajer Investasi Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib membeli Unit Penyertaan apabila pemegang Unit Penyertaan melakukan penjualan kembali. h. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif hanya dapat berinvestasi pada aset Real Estat, Aset yang berkaitan dengan Real Estat di wilayah Indonesia, dan atau kas atau setara kas. i. Manajer Investasi dengan itikad baik wajib menyampaikan informasi mengenai Pemegang Unit Penyertaan Pengendali Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif kepada Bapepam dan LK. j. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dilarang berinvestasi di tanah kosong atau berinvestasi di properti yang masih dalam tahap pembangunan. Kegiatan dalam tahap pembangunan ini tidak termasuk dekorasi ulang, perbaikan (retrofitting) dan renovasi. k. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dilarang meminjamkan dan atau menjaminkan aset Real Estat yang dimilikinya untuk kepentingan Pihak lain. l. Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib memuat ketentuan mengenai Penitipan Kolektif di Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. m. Manajer Investasi dan Bank Kustodian Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dilarang bertindak untuk dan atas namanya sendiri dalam melakukan penjualan dan pembelian aset Real Estat, Aset yang berkaitan dengan Real Estat dan aset-aset Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif lainnya. n. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dilarang terlibat dalam penjualan Efek yang belum dimiliki (short sale). o. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dilarang terlibat dalam pembelian Efek secara margin. p. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dilarang meminjam dana melalui penerbitan Efek bersifat utang namun dapat meminjam dana tanpa penerbitan Efek bersifat utang untuk kepentingan pembelian aset Real Estat dengan total nilai paling banyak 20% (dua puluh per seratus) dari total nilai aset Real Estat yang akan dibeli dimaksud. 3. Manajer Investasi dan Bank Kustodian dari Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib memisahkan kekayaan Dana Investasi Real Estat LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-425/BL/2007 Tanggal : 18 Desember 2007 - 3 - berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dari kekayaan Manajer Investasi dan Bank Kustodian. 4. Manajer Investasi atau Bank Kustodian dari Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dilarang menghentikan pengelolaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif sebelum ditunjuk Manajer Investasi atau Bank Kustodian pengganti, jika yang bersangkutan mengundurkan diri atau mengalihkan kepada Manajer Investasi atau Bank Kustodian lain. 5. Manajer Investasi dan Bank Kustodian dari Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin semata-mata untuk kepentingan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. 6. Dalam hal Manajer Investasi dan Bank Kustodian dari Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam angka 5 peraturan ini, maka Manajer Investasi dan Bank Kustodian dari Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif tersebut wajib bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul karena tindakannya. 7. Manajer Investasi yang mengelola Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib: a. melakukan pembukuan dan pelaporan termasuk memelihara semua catatan penting yang berkaitan dengan laporan keuangan dan pengelolaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif terpisah dari pembukuan dan pelaporan dari Manajer Investasi itu sendiri, sebagaimana ditetapkan oleh Bapepam dan LK; b. menunjuk Bank Kustodian pengganti bila diperlukan; c. mengelola Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif semata-mata untuk kepentingan pemegang Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta Kontrak Investasi Kolektif, Prospektus dan kontrak lainnya terkait Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; d. menyusun dan menyampaikan laporan tahunan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif kepada pemegang Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan Bapepam dan LK; e. menerbitkan pembaharuan Prospektus yang disertai laporan keuangan tahunan terakhir Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif serta menyampaikan hal-hal dimaksud kepada Bapepam dan LK pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan berakhir; f. menyusun tata cara dan memastikan bahwa semua uang para calon pemegang Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif disampaikan kepada Bank Kustodian paling lambat pada akhir hari kerja berikutnya; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-425/BL/2007 Tanggal : 18 Desember 2007 - 4 - g. memiliki 2 (dua) pegawai yang memiliki keahlian dan pengalaman paling kurang 5 (lima) tahun di bidang manajemen investasi; dan h. menjamin bahwa sistem yang dimilikinya menghasilkan informasi mengenai kegiatan operasional sehari-hari, kondisi keuangan, dan underlying aset Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. 8. Bank Kustodian yang mengadministrasikan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib: a. memiliki sistem dan prosedur dalam menjalankan tugas dan kewajibannya; b. melakukan pembukuan dan pelaporan termasuk memelihara semua catatan penting yang berkaitan dengan laporan keuangan dan pengelolaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif terpisah dari pembukuan dan pelaporan dari Bank Kustodian itu sendiri, sebagaimana ditetapkan oleh Bapepam dan LK; c. menghitung Nilai Aktiva Bersih Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif paling kurang sekali dalam satu bulan; d. membukukan semua perubahan aset Real Estat dan Aset yang berkaitan dengan Real Estat, jumlah Unit Penyertaan, pengeluaran, biaya-biaya pengelolaan, pendapatan bunga atau pendapatan lain-lain yang sesuai dengan ketentuan Bapepam dan LK; e. menyelesaikan transaksi yang dilakukan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif sesuai dengan instruksi Manajer Investasi; f. membayarkan biaya pengelolaan dan biaya lain yang dikenakan pada aset Real Estat dan Aset yang berkaitan dengan Real Estat sesuai Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; g. membayarkan kepada pemegang Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif setiap pembagian uang tunai yang berhubungan dengan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; h. menyimpan catatan secara terpisah yang menunjukkan semua perubahan jumlah Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang dimiliki setiap pemegang Unit Penyertaan, nama, kewarganegaraan, alamat serta identitas lain dari para pemegang Unit Penyertaan; i. memastikan bahwa Unit Penyertaan diterbitkan hanya atas penerimaan dana dari calon pemegang Unit Penyertaan; j. memberikan jasa Penitipan Kolektif dan Kustodian sehubungan dengan kekayaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; k. menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan kepada Manajer Investasi, Bapepam dan LK, serta pemegang Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; dan l. menolak instruksi Manajer Investasi secara tertulis dengan tembusan kepada Bapepam dan LK apabila instruksi tersebut pada saat diterima oleh Bank LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-425/BL/2007 Tanggal : 18 Desember 2007 - 5 - Kustodian secara jelas melanggar peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan atau Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. 9. Manajer Investasi yang mengelola Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, wajib memastikan bahwa: a. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif berinvestasi pada: 1) aset Real Estat paling kurang 50% (lima puluh per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih; 2) Aset Real Estat dan Aset yang berkaitan dengan Real Estat paling kurang 80% (delapan puluh per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih dengan ketentuan investasi pada aset Real Estat paling kurang sebagaimana dimaksud pada angka 9 huruf a butir 1); dan atau 3) kas dan setara kas tidak lebih dari 20% (dua puluh per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih; dan b. Aset yang menjadi portofolio Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif memiliki alas hukum yang kuat, sah dan mudah ditransaksikan. 10. Dalam hal Dana Investasi Real Estat Kontrak Investasi Kolektif melakukan transaksi dengan Pihak-pihak yang terlibat dalam pembentukan dan atau pengelolaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, maka transaksi tersebut wajib dilakukan secara transparan dan wajar serta wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Unit Penyertaan (RUPUP) dengan mekanisme sebagai berikut: a. Pemberitahuan RUPUP dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pemanggilan dan pemanggilan dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum RUPUP melalui paling sedikit satu surat kabar berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional; b. Panggilan RUPUP wajib mencantumkan tempat, waktu penyelenggaraan, prosedur serta agenda rapat; c. RUPUP dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari ½ (satu per dua) dari seluruh pemegang Unit Penyertaan yang beredar; d. Keputusan dalam RUPUP dinyatakan sah apabila disetujui lebih dari ½ (satu per dua) dari yang hadir; e. Sebelum pemberitahuan rencana RUPUP di surat kabar dilaksanakan, Manajer Investasi wajib menyampaikan terlebih dahulu agenda rapat tersebut secara jelas dan rinci ke Bapepam dan LK paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pemberitahuan; f. Dalam hal RUPUP pertama gagal diselenggarakan atau gagal mengambil keputusan, maka diselenggarakan RUPUP kedua; g. Panggilan untuk RUPUP kedua dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum RUPUP kedua dilakukan dengan menyebutkan telah LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-425/BL/2007 Tanggal : 18 Desember 2007 - 6 - diselenggarakannya RUPUP pertama tetapi tidak mencapai korum atau tidak dapat mengambil keputusan; h. RUPUP kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari dari RUPUP pertama; i. RUPUP kedua sah dan berhak mengambil keputusan apabila dihadiri oleh pemegang Unit Penyertaan paling sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh Unit Penyertaan yang beredar; dan j. Dalam hal RUPUP kedua gagal diselenggarakan atau gagal mengambil keputusan, maka Manajer Investasi dapat menyelenggarakan RUPUP ketiga dengan korum kehadiran, korum pengambilan keputusan, panggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPUP ketiga yang disetujui oleh Bapepam dan LK. 11. Pengambilalihan dan kepemilikan Real Estat oleh Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Pengambilalihan aset Real Estat oleh Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif adalah pengambilalihan kepemilikan Real Estat termasuk hak-hak yang melekat di atasnya, kepentingan, dan manfaat yang berkaitan dengan kepemilikan aset dimaksud oleh Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. b. Aset Real Estat tidak dapat dialihkan dari portofolio Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif kecuali jika: 1) Manajer Investasi dan Bank Kustodian secara bersama-sama telah saling menyetujui pengalihan; dan 2) aset telah mendapat penilaian dari Penilai. c. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dilarang mengalihkan aset Real Estat pada harga atau nilai lebih rendah dari 90% (sembilan puluh per seratus) dari harga atau nilai yang dibuat oleh Penilai, dan tanggal penilaian terakhir dari Penilai tidak lebih dari 6 (enam) bulan sebelum tanggal aset Real Estat tersebut dialihkan. 12. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dapat menginvestasikan dananya pada Real Estat melalui Special Purpose Company yang dibentuk semata-mata untuk kepentingan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. 13. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dilarang mengalihkan aset berupa Real Estat yang dimiliki dalam periode paling kurang 2 (dua) tahun, kecuali: a. skema kepemilikannya secara jelas menginformasikan kepada pemegang Unit Penyertaan alasan rasional masa kepemilikan kurang dari 2 (dua) tahun; dan b. lebih dari ½ (satu per dua) pemegang Unit Penyertaan dari seluruh jumlah Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang beredar telah memberikan persetujuannya dalam RUPUP Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-425/BL/2007 Tanggal : 18 Desember 2007 - 7 - 14. Penilaian aset berupa Real Estat dari Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif a. Manajer Investasi Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib melakukan penilaian atas aset berupa Real Estat milik Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif secara berkala paling kurang satu tahun sekali. b. Seluruh penilaian aset berupa Real Estat sebagaimana dimaksud dalam angka 14 huruf a peraturan ini wajib dilakukan oleh Penilai yang ditunjuk oleh Manajer Investasi Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan disetujui Bank Kustodian. c. Penilai yang melakukan penilaian aset Real Estat sebagaimana dimaksud dalam angka 14 huruf b peraturan ini wajib: 1) bersikap obyektif, dan independen; dan 2) tidak terafiliasi dengan: a) Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, Manajer Investasi, Bank Kustodian dan pemegang Unit Penyertaan pengendali dari Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dimaksud; b) Profesi Penunjang Pasar Modal yang memberikan jasa pada Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; c) Perusahaan Real Estat yang sedang bertransaksi Real Estat dengan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; d) Direktur, komisaris, dan semua pegawai Pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 14 huruf c butir 2) poin a), b) dan c) peraturan ini; dan e) pihak-pihak lain yang terkait dengan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. d. Penilaian atas aset Real Estat dari Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif sebagaimana dimaksud dalam huruf a wajib dilaporkan kepada Bapepam dan LK serta diumumkan kepada publik paling kurang dalam satu surat kabar yang berperedaran nasional dan website Manajer Investasi paling lambat akhir bulan ketiga setelah tahun buku Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif berakhir. 15. Penilaian aset berupa Aset yang berkaitan dengan Real Estat dari Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib dilakukan oleh Manajer Investasi dengan mengacu pada Peraturan Nomor IV.C.2 tentang Nilai Pasar Wajar Dari Efek Dalam Portofolio Reksa Dana dan wajib diumumkan kepada publik melalui website Manajer Investasi paling kurang satu bulan sekali. 16. Laporan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif a. Manajer Investasi Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib menyampaikan laporan tahunan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif paling lambat pada akhir bulan ketiga LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-425/BL/2007 Tanggal : 18 Desember 2007 - 8 - setelah tanggal laporan keuangan tahunan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif berakhir. b. Laporan tahunan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib paling kurang memuat: 1) laporan keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK; 2) laporan penilaian dari Penilai; 3) laporan penilaian atas Efek yang berkaitan dengan Real Estat dan kas dari Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; 4) tabel kinerja Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang meliputi antara lain total Nilai Aktiva Bersih pada setiap akhir tahun dan Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan pada setiap akhir tahun. 17. Keterbukaan Informasi Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif a. Manajer Investasi Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib membuat website sebagai media penyampaian keterbukaan informasi. b. Dalam hal nama Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif mencerminkan aset Real Estat dan atau Aset yang berkaitan dengan Real Estat tertentu, maka Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib menginvestasikan paling kurang 70% (tujuh puluh per seratus) dari Nilai Aktiva Bersihnya pada aset Real Estat dan atau Aset yang berkaitan dengan Real Estat dimaksud. c. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib menyampaikan Prospektus dengan informasi terkini pada saat menawarkan Unit Penyertaan kepada publik. d. Dokumen yang digunakan dalam penawaran Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib menjelaskan imbal hasil sewa (rental yield) yang diperoleh dari aset berupa Real Estat dari Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif pada saat laporan penilaian dibuat. e. Perkiraan kinerja dari Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif diperbolehkan hanya jika: 1) asumsi yang mendasari perkiraan dan kalkulasi keuntungan rasional; 2) ada keterbukaan risiko, termasuk risiko informasi keuangan yang prospektif dan proyeksi imbal hasil yang mungkin tidak tercapai; dan 3) Keterbukaan yang memuat analisis mengenai perbedaan antara perkiraan kinerja dengan kinerja aktual (jika ada). f. Dalam hal terjadi perubahan nilai aset berupa Real Estat dari Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang sifatnya material, maka Manajer Investasi wajib: LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-425/BL/2007 Tanggal : 18 Desember 2007 - 9 - 1) menyampaikan perubahan tersebut kepada Bapepam dan LK; dan 2) mengumumkan kepada publik melalui paling sedikit satu surat kabar berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dan website Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; besarnya perubahan dan penyebab terjadinya perubahan dimaksud, paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah terjadinya perubahan dimaksud. 18. Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib mendistribusikan keuntungan kepada para pemegang Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak Investasi Kolektif setiap tahun dalam jumlah paling kurang 90% (sembilan puluh per seratus) dari laba bersih setelah pajak. 19. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK dapat mengenakan sanksi terhadap setiap Pihak yang melanggar ketentuan peraturan ini termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 18 Desember 2007 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-425/BL/2007|KEPTA-BAPEPAM/2007 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN BAGI MANAJER INVESTASI DAN BANK KUSTODIAN YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF </reg_title> <set_date> 18 Desember 2007 </set_date> <effective_date> 18 Desember 2007 </effective_date> <related_reg> '45/PP/1995', '45/M|KEPPRES/2006', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '8/UU/1995' </related_reg>
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 493/BL/2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.K.1 TENTANG PEDOMAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECURITIES) KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong pemanfaatan Efek Beragun Aset sebagai sumber pembiayaan dunia usaha serta alternatif investasi, diperlukan perangkat hukum yang selaras dengan karakteristik industri Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities); b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, Peraturan Nomor IX.K.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-28/PM/2003 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities) perlu disempurnakan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.K.1 TENTANG PEDOMAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECURITIES). DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN - 2 – Pasal 1 Ketentuan angka 2 dalam Peraturan Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities), Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-28/PM/2003 tanggal 21 Juli 2003, diubah sehingga keseluruhan angka 2 berbunyi, sebagai berikut: “Aset yang membentuk portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset diperoleh dari Kreditur Awal melalui jual beli atau tukar menukar putus/lepas secara hukum dengan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset.” Pasal 2 (1) Menambah 2 (dua) ketentuan baru diantara angka 2 dan angka 3 Peraturan Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities), Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep- 28/PM/2003 tanggal 21 Juli 2003 yang berbunyi sebagai berikut: ”3. Dalam hal pengalihan aset keuangan sebagai akibat dari transaksi antara Kreditur Awal dan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset sebagaimana dimaksud dalam angka 2 dimaksudkan untuk memenuhi transaksi jual beli atau tukar menukar putus/lepas secara akuntansi, maka pengalihan dimaksud harus memenuhi persyaratan jual putus/lepas menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pemenuhan kondisi jual beli atau tukar menukar putus/lepas atau tidak, wajib dilakukan secara konsisten dan didukung dengan pendapat Akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK. 4. Dalam hal Aset yang membentuk portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset diperoleh dari Kreditur Awal dengan jual beli atau tukar menukar putus/lepas dengan Efek Beragun Aset yang penerbitannya didasarkan pada aset keuangan yang telah dialihkan dari Kreditur Awal tersebut, maka Kreditur Awal hanya dapat melakukan jual beli atau tukar menukar putus/lepas dimaksud paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai aset keuangan yang dialihkannya tersebut." (2) Melakukan penyesuaian penomoran dalam Peraturan Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities), Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-28/PM/2003 tanggal 21 Juli 2003 sebagai akibat penambahan ketentuan baru sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yaitu angka 3 sampai dengan angka 11 menjadi angka 5 sampai angka 12. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN - 3 – Pasal 3 Menambah satu ketentuan baru setelah angka 10 Peraturan Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities), Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-28/PM/2003 tanggal 21 Juli 2003 dan menyesuaikan penomorannya sebagai akibat dari penambahan ketentuan dan perubahan penomoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, yang berbunyi sebagai berikut: “13. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap Pihak yang melanggar ketentuan peraturan ini termasuk kepada Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut.” Pasal 4 Dengan perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan penambahan ketentuan baru sebagaimana dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Keputusan ini, maka seluruh Peraturan Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities), Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-28/PM/2003 tanggal 21 Juli 2003 adalah sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini. Pasal 5 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 25 Nopember 2008 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-493/BL/2008 Tanggal : 25 Nopember 2008 PERATURAN NOMOR IX.K.1 : PEDOMAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECURITIES) 1. Definisi a. Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) adalah kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Efek Beragun Aset dimana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif. b. Efek Beragun Aset adalah Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari (future receivables), pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek bersifat hutang yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit Enhancement)/Arus Kas (Cash Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut. c. Efek Beragun Aset Arus Kas Tetap adalah Efek Beragun Aset yang memberikan pemegangnya penghasilan tertentu seperti kepada pemegang Efek bersifat hutang. d. Efek Beragun Aset Arus Kas Tidak Tetap adalah Efek Beragun Aset yang menjanjikan pemegangnya suatu penghasilan tidak tertentu seperti kepada pemegang Efek bersifat ekuitas. e. Sarana Peningkatan Kredit/Arus Kas adalah sarana yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas portofolio investasi kolektif dalam rangka pembayaran kepada pemegang Efek Beragun Aset, termasuk: 1) subordinasi dari kelas Efek Beragun Aset tertentu terhadap kelas Efek Beragun Aset lainnya sehubungan dengan Kontrak Investasi Kolektif yang sama; 2) Letter of Credit (L/C); 3) dana jaminan; 4) penyisihan piutang ragu-ragu; 5) asuransi; 6) jaminan atas tingkat bunga; 7) jaminan atas tersedianya likuiditas pada jatuh tempo; 8) jaminan atas pembayaran pajak; 9) opsi; atau 10) “swap” atas tingkat bunga atau atas nilai tukar mata uang asing. f. Kreditur Awal (Originator) adalah Pihak yang telah mengalihkan aset keuangannya kepada para pemegang Efek Beragun Aset secara kolektif dimana aset keuangan tersebut diperoleh Pihak yang bersangkutan LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-493/BL/2008 Tanggal : 25 Nopember 2008 - 2 - karena pemberian pinjaman, penjualan, dan atau pemberian jasa lain yang berkaitan dengan usahanya. g. Penyedia Jasa (Servicer) adalah Pihak yang bertanggung jawab untuk memproses dan mengawasi pembayaran yang dilakukan debitur, melakukan tindakan awal berupa peringatan atau hal-hal lain karena debitur terlambat atau gagal memenuhi kewajibannya, melakukan negosiasi, menyelesaikan tuntutan terhadap debitur dan jasa lain yang ditetapkan dalam kontrak. h. Dokumen Keterbukaan Efek Beragun Aset adalah pernyataan tertulis yang memuat informasi material dan dibuat oleh Manajer Investasi dalam waktu 12 (dua belas) bulan terakhir serta diberikan kepada setiap pemodal sebelum yang bersangkutan menjadi pemegang Efek Beragun Aset. 2. Aset yang membentuk portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset diperoleh dari Kreditur Awal melalui jual beli atau tukar menukar putus/lepas secara hukum dengan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset. 3. Dalam hal pengalihan aset keuangan sebagai akibat dari transaksi antara Kreditur Awal dan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset sebagaimana dimaksud dalam angka 2 dimaksudkan untuk memenuhi transaksi jual beli atau tukar menukar putus/lepas secara akuntansi, maka pengalihan dimaksud harus memenuhi persyaratan jual putus/lepas menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pemenuhan kondisi jual beli atau tukar menukar putus/lepas atau tidak, wajib dilakukan secara konsisten dan didukung dengan pendapat Akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK. 4. Dalam hal Aset yang membentuk portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset diperoleh dari Kreditur Awal dengan jual beli atau tukar menukar putus/lepas dengan Efek Beragun Aset yang penerbitannya didasarkan pada aset keuangan yang telah dialihkan dari Kreditur Awal tersebut, maka Kreditur Awal hanya dapat melakukan jual beli atau tukar menukar putus/lepas dimaksud paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai aset keuangan yang dialihkannya tersebut. 5. Aset yang membentuk portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang diperoleh Manajer Investasi dan dicatat atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemegang Efek Beragun Aset wajib didukung dengan pendapat Konsultan Hukum yang terdaftar di Bapepam dan LK yang menyatakan bahwa hak pemegang Efek Beragun Aset adalah sesuai dengan yang dimuat dalam Dokumen Keterbukaan Efek Beragun Aset. 6. Pemegang Efek Beragun Aset wajib menandatangani pernyataan bahwa yang bersangkutan telah menerima dan membaca Dokumen Keterbukaan Efek Beragun Aset, sebelum membeli Efek Beragun Aset. 7. Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset dapat: a. memuat ada atau tidaknya kelas-kelas Efek Beragun Aset dengan hak berbeda, dimana pembedaan tersebut dapat didasarkan pada hal-hal seperti: 1) urutan dan jadual pembayaran kepada pemegang Efek Beragun Aset; 2) kelas-kelas dari Efek Beragun Aset Arus Kas Tetap; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-493/BL/2008 Tanggal : 25 Nopember 2008 - 3 - 3) penetapan pembayaran atas Efek Beragun Aset tertentu yang berasal dari bunga atau dari arus kas lainnya; 4) penetapan pembayaran atas Efek Beragun Aset tertentu yang berasal dari pinjaman pokok; 5) penetapan pembayaran yang dipercepat untuk kelas Efek Beragun Aset tertentu karena adanya kondisi tertentu; 6) penetapan pembayaran yang berubah sesuai dengan perubahan tingkat bunga atau ukuran lain di pasar; 7) penetapan tingkat jaminan atau prioritas hak atas aset keuangan atau arus kas dari Kontrak Investasi Kolektif; dan 8) penetapan tanggung jawab terbatas atas pelunasan Efek Beragun Aset kelas tertentu. b. menetapkan persyaratan bahwa Efek Beragun Aset dari kelas tertentu dapat dialihkan kepada Pihak lain; c. menetapkan ketentuan tentang pembubaran dan likuidasi Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset, termasuk pembagian aset keuangan kepada beberapa atau semua kelas pemegang Efek Beragun Aset, pada saat atau dalam kondisi tertentu; d. menetapkan ada atau tidak adanya: 1) asuransi atas aset keuangan yang membentuk portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset atas berbagai macam risiko, seperti risiko kredit; 2) pemeringkatan atas beberapa atau semua kelas Efek Beragun Aset; 3) jaminan dari Pihak ketiga; 4) Sarana Peningkatan Kredit/Arus Kas; 5) arus kas tertentu yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; dan 6) tambahan penerbitan Efek Beragun Aset yang dapat dimiliki oleh pemodal selain pemegang Efek Beragun Aset yang diterbitkan sebelumnya. 8. Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset wajib mencantumkan: a. nama Penyedia Jasa (Servicer) yang memberikan jasanya atas aset keuangan tertentu dalam portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset dan menetapkan tanggung jawabnya; b. nama Lembaga Pemeringkat Efek dalam hal Efek Beragun Aset ditawarkan melalui Penawaran Umum; c. nama Akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK yang ditunjuk untuk memeriksa laporan keuangan sekurang-kurangnya setiap tahun; d. nama Konsultan Hukum yang terdaftar di Bapepam dan LK yang ditunjuk untuk membuat pendapat hukum mengenai peralihan aset LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-493/BL/2008 Tanggal : 25 Nopember 2008 - 4 - keuangan yang menjadi portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; e. ketentuan tentang jangka waktu Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; f. ketentuan tentang larangan penjualan kembali Efek Beragun Aset kepada Manajer Investasi dan atau Bank Kustodian yang mewakili pemegang Efek Beragun Aset; g. ketentuan tentang penggantian Manajer Investasi, Bank Kustodian, Akuntan, Penyedia Jasa, Lembaga Pemeringkat, Konsultan Hukum, Notaris, dan Pihak lain yang berkaitan dengan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; dan h. imbalan jasa yang akan diterima oleh Pihak yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam huruf g di atas. 9. Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset harus dibuat dalam akta notariil oleh Notaris yang terdaftar di Bapepam dan LK. 10. Dalam hal Efek Beragun Aset tidak ditawarkan melalui Penawaran Umum, maka Manajer Investasi tidak diwajibkan menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam dan LK, namun wajib menyampaikan dokumen kepada Bapepam dan LK paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak tanggal ditandatanganinya Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang dibuat secara notariil, sebagai berikut: a. Dokumen Keterbukaan Efek Beragun Aset; b. Kontrak Investasi Kolektif; dan c. spesimen sertifikat Efek Beragun Aset. 11. Setiap Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset wajib diberi nama dan nama tersebut harus sama dengan nama Manajer Investasi, didahului dengan kata-kata “KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET” dan nomor yang diberikan oleh Manajer Investasi, dengan ketentuan sebagai berikut: a. dalam hal terjadi pergantian Manajer Investasi, maka nama Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset wajib berubah sesuai nama Manajer Investasi baru; b. dalam hal terdapat lebih dari satu kelas Efek Beragun Aset tertentu, maka wajib disebutkan masing-masing kelas dengan huruf kapital dan ditambah uraian yang menjelaskan masing-masing kelas Efek Beragun Aset tersebut misalnya apakah Efek Beragun Aset tersebut berbentuk “Efek Beragun Aset Arus Kas Tetap atau Efek Beragun Aset Arus Kas Tidak Tetap”; dan c. nama Efek Beragun Aset wajib ditambahkan dengan jenis aset keuangan yang membentuk portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset. 12. Efek Beragun Aset dibuktikan dengan sertifikat yang dapat diterbitkan dalam bentuk surat kolektif Efek Beragun Aset dan memuat: LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-493/BL/2008 Tanggal : 25 Nopember 2008 - 5 - a. nama Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset sebagaimana dimaksud dalam angka 11; b. nama pemegang Efek Beragun Aset; c. jumlah Efek Beragun Aset; d. keterangan singkat mengenai hak materiil yang menyangkut kelas Efek Beragun Aset tersebut; e. keterangan singkat mengenai Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset , seperti jenis aset keuangan yang membentuk portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; f. jadual pembayaran Efek Beragun Aset tersebut; g. nama dan alamat Manajer Investasi; h. pernyataan Manajer Investasi tentang tersedianya Dokumen Keterbukaan Efek Beragun Aset terbaru; i. nama dan alamat Bank Kustodian; j. nama dan alamat Biro Administrasi Efek, jika ada; dan k. tanggal, tempat dan nama Notaris yang membuat Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset. 13. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK dapat mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 25 Nopember 2008 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-493/BL/2008|KEPTA-BAPEPAM/2008 </reg_id> <reg_title> PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.K.1 TENTANG PEDOMAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECURITIES) </reg_title> <set_date> 25 Nopember 2008 </set_date> <effective_date> 25 Nopember 2008 </effective_date> <changed_reg> 'KEP-28/PM/2003|KEPTA-BAPEPAM/2003' </changed_reg> <related_reg> '45/PP/1995', '45/M|Keppres/2006', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '8/UU/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.A.8 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-41/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.A.8 TENTANG PROSPEKTUS AWAL DAN INFO MEMO KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan Penawaran Umum oleh Emiten atau Penjamin Emisi Efek, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-113/PM/1996 tentang Prospektus Awal dan Info Memo, dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; MEMUTUSKAN : Menetapkan: KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.A.8 TENTANG PROSPEKTUS AWAL DAN INFO MEMO. Pasal 1 Ketentuan tentang Prospektus Awal Dan Info Memo diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.8. sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-113/PM/1996 tanggal 24 Desember 1996 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor IX.A.8 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 27 Oktober 2000 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP. 060065750 IV-2 Peraturan Nomor IX.A.8 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-113/PM/1996 Tanggal : 24 Desember 1996, diubah dengan Nomor : Kep-41/PM/2000 Tanggal : 27 Oktober 2000 PERATURAN NOMOR IX.A.8 : PROSPEKTUS AWAL DAN INFO MEMO 1. Definisi: a. Prospektus Awal adalah dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam Prospektus yang disampaikan kepada Bapepam sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai nilai nominal, jumlah dan harga penawaran Efek, penjaminan emisi Efek, tingkat suku bunga obligasi, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan penawaran yang belum dapat ditentukan. b. Penawaran Awal (bookbuilding) adalah ajakan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan Prospektus Awal yang antara lain bertujuan untuk mengetahui minat calon pembeli atas Efek yang akan ditawarkan dan atau perkiraan harga penawaran Efek. c. Info Memo adalah dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam Prospektus Awal dan informasi tambahan lain yang relevan, jika ada, dan ditulis dalam bahasa lain selain Bahasa Indonesia, serta dapat dibuat dalam format yang berbeda. 2. Informasi yang terdapat dalam Prospektus Awal dan Info Memo tersebut dapat juga mencantumkan informasi mengenai kisaran jumlah Efek yang akan ditawarkan dan kisaran harga penawaran Efek serta hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan penawaran. 3. Penyampaian minat untuk membeli Efek yang dilakukan dalam masa Penawaran Awal (bookbuilding) tersebut bersifat tidak mengikat dan bukan merupakan suatu pemesanan atas suatu Efek. 4. Prospektus Awal dan Info Memo harus memuat tanggal penerbitan dan pernyataan pada kulit muka Prospektus Awal dan Info Memo dalam huruf cetak besar dengan tinta merah yang langsung dapat menarik perhatian, dalam bahasa yang digunakan dalam Prospektus Awal atau Info Memo, yaitu: “INFORMASI DALAM DOKUMEN INI MASIH DAPAT DILENGKAPI DAN ATAU DIUBAH. PERNYATAAN PENDAFTARAN EFEK INI TELAH DISAMPAIKAN KEPADA BAPEPAM NAMUN BELUM MEMPEROLEH PERNYATAAN EFEKTIF DARI BAPEPAM. DOKUMEN INI HANYA DAPAT DIGUNAKAN DALAM RANGKA PENAWARAN AWAL TERHADAP EFEK INI. EFEK INI TIDAK DAPAT DIJUAL SEBELUM PERNYATAAN PENDAFTARAN YANG TELAH DISAMPAIKAN KEPADA BAPEPAM MENJADI EFEKTIF. PEMESANAN MEMBELI EFEK INI HANYA DAPAT DILAKSANAKAN SETELAH CALON PEMBELI ATAU PEMESAN MENERIMA ATAU MEMPUNYAI KESEMPATAN UNTUK MEMBACA PROSPEKTUS”. IV-3 Peraturan Nomor IX.A.8 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-113/PM/1996 Tanggal : 24 Desember 1996, diubah dengan Nomor : Kep-41/PM/2000 Tanggal : 27 Oktober 2000 5. Prospektus Awal dan Info Memo hanya dapat didistribusikan setelah diumumkannya Propektus Ringkas sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.A.2. 6. Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap Pihak yang melanggar ketentuan peraturan ini atau Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran ketentuan peraturan ini. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 27 Oktober 2000 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-4
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-41/PM/2000|KEPTA-BAPEPAM/2000 </reg_id> <reg_title> PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.A.8 TENTANG PROSPEKTUS AWAL DAN INFO MEMO </reg_title> <set_date> 27 Oktober 2000 </set_date> <effective_date> 27 Oktober 2000 </effective_date> <changed_reg> 'KEP-113/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996' </changed_reg> <replaced_reg> 'KEP-113/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996' </replaced_reg> <related_reg> '46/PP/1995', '8/UU/1995', '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000' </related_reg>
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 496/BL/2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas manajemen risiko dan tata kelola Emiten dan Perusahaan Publik, maka dipandang perlu menetapkan Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL. Pasal 1 Ketentuan mengenai pembentukan dan pedoman penyusunan piagam Unit Audit Internal diatur dalam Peraturan Nomor IX.I.7 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -2- Pasal 2 (1) Emiten atau Perusahaan Publik wajib membentuk Unit Audit Internal sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan ini, paling lambat pada tanggal 31 Desember 2009. (2) Emiten atau Perusahaan Publik yang telah memiliki Unit Audit Internal sebelum ditetapkannya Keputusan ini, wajib menyesuaikan dengan Peraturan Nomor IX.I.7 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini paling lambat pada tanggal 31 Desember 2009. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 28 Nopember 2008 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal PERATURAN NOMOR IX.I.7: : Kep- 496/BL/2008 : 28 Nopember 2008 PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan. b. Unit Audit Internal adalah unit kerja dalam Emiten atau Perusahaan Publik yang menjalankan fungsi Audit Internal. Penggunaan nama atau istilah untuk Unit Audit Internal tersebut dapat ditetapkan oleh masing-masing Emiten atau Perusahaan Publik. 2. Emiten atau Perusahaan Publik wajib memiliki Unit Audit Internal. 3. Jumlah auditor internal dalam Unit Audit Internal sebagaimana dimaksud dalam angka 2 disesuaikan dengan besaran dan tingkat kompleksitas kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik dan paling kurang terdiri dari satu orang auditor internal. Dalam hal Unit Audit Internal terdiri dari satu orang auditor internal, maka auditor internal tersebut bertindak pula sebagai kepala Unit Audit Internal. 4. Emiten atau Perusahaan Publik wajib memiliki piagam Audit Internal (internal audit charter), yang paling kurang meliputi: a. struktur dan kedudukan Unit Audit Internal; b. tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal; c. wewenang Unit Audit Internal; d. kode etik Unit Audit Internal yang mengacu pada kode etik yang ditetapkan oleh asosiasi Audit Internal yang ada di Indonesia atau kode etik Audit Internal yang lazim berlaku secara internasional; e. persyaratan auditor yang duduk dalam Unit Audit Internal; f. pertanggungjawaban Unit Audit Internal; dan g. larangan perangkapan tugas dan jabatan auditor dan pelaksana yang duduk dalam Unit Audit Internal dari pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan baik di Emiten atau Perusahaan Publik maupun anak perusahaannya. 5. Piagam Unit Audit Internal ditetapkan oleh direksi setelah mendapat persetujuan dewan komisaris. 6. Struktur dan kedudukan Unit Audit Internal sebagaimana dimaksud dalam angka 4 huruf a adalah sebagai berikut: a. Unit Audit Internal dipimpin oleh seorang kepala Unit Audit Internal. b. Kepala Unit Audit Internal diangkat dan diberhentikan oleh direktur utama atas persetujuan dewan komisaris. c. Direktur utama dapat memberhentikan kepala Unit Audit Internal, setelah mendapat persetujuan dewan komisaris, jika kepala Unit Audit Internal tidak memenuhi persyaratan sebagai auditor Unit Audit Internal sebagaimana diatur dalam peraturan ini dan atau gagal atau tidak cakap menjalankan tugas. d. Kepala Unit Audit Internal bertanggung jawab kepada direktur utama. e. Auditor yang duduk dalam Unit Audit Internal bertanggung jawab secara langsung kepada kepala Unit Audit Internal. 7. Persyaratan auditor internal yang duduk dalam Unit Audit Internal sebagaimana dimaksud dalam angka 4 huruf e paling kurang meliputi: a. memiliki integritas dan perilaku yang profesional, pelaksanaan tugasnya; independen, jujur, dan obyektif dalam b. memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan dengan bidang tugasnya; c. memiliki pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan terkait lainnya; d. memiliki kecakapan untuk berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis secara efektif; e. wajib mematuhi standar profesi yang dikeluarkan oleh asosiasi Audit Internal; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Tanggal - 2 – f. g. h. i. wajib mematuhi kode etik Audit Internal; wajib menjaga kerahasiaan informasi dan/atau data perusahaan terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Audit Internal kecuali diwajibkan berdasarkan peraturan perundang- undangan atau penetapan/putusan pengadilan; memahami prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko; dan bersedia meningkatkan pengetahuan, keahlian dan kemampuan profesionalismenya secara terus- menerus. 8. Tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal sebagaimana dimaksud dalam angka 4 huruf b paling kurang meliputi: a. menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan; b. menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian interen dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan perusahaan; c. melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya; d. e. memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen; membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada direktur utama dan dewan komisaris; f. memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan; g. h. i. bekerja sama dengan Komite Audit; menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya; dan melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan. 9. Wewenang Unit Audit Internal sebagaimana dimaksud dalam angka 4 huruf c meliputi antara lain: a. b. c. d. mengakses seluruh informasi yang relevan tentang perusahaan terkait dengan tugas dan fungsinya; melakukan komunikasi secara langsung dengan direksi, dewan komisaris, dan/atau Komite Audit serta anggota dari direksi, dewan komisaris, dan/atau Komite Audit; mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan direksi, dewan komisaris, dan/atau Komite Audit; dan melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal. 10. Setiap pengangkatan, penggantian, atau pemberhentian kepala Unit Audit Internal segera diberitahukan kepada Bapepam dan LK. 11. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk pihak-pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 28 Nopember 2008 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008 : Kep- 496/BL/2008 : 28 Nopember 2008
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-496/BL/2008|KEPTA-BAPEPAM/2008 </reg_id> <reg_title> PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL </reg_title> <set_date> 28 Nopember 2008 </set_date> <effective_date> 28 Nopember 2008 </effective_date> <related_reg> '45/PP/1995', '45/M|KEPPRES/2006', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '8/UU/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.A.5 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-46/PM/1996 TENTANG PENAWARAN YANG BUKAN MERUPAKAN PENAWARAN UMUM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep - 282/PM/1992 tentang Penawaran Yang Bukan Merupakan Penawaran Umum dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PENAWARAN YANG BUKAN MERUPAKAN PENAWARAN UMUM. Pasal 1 Ketentuan mengenai Penawaran Yang Bukan Merupakan Penawaran Umum diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.5 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep- 282/PM/1992 tanggal 24 September 1992 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor IX.A.5 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua I PUTU GEDE ARY SUTA NIP.060065493 IV-2 Peraturan Nomor IX.A.5 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-46/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR IX.A.5 : PENAWARAN YANG BUKAN MERUPAKAN PENAWARAN UMUM 1. Definisi : a. Penawaran adalah ajakan baik secara langsung maupun tidak langsung, tersurat atau tersirat untuk melakukan suatu transaksi tertentu. b. Penawaran Efek adalah semua penawaran untuk menjual atau memberi kesempatan untuk membeli Efek yang terjadi dalam jangka waktu yang terpisah dari Penawaran Efek sebelumnya atau selanjutnya, dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 12 (dua belas) bulan. c. Nilai Penawaran Secara Keseluruhan adalah jumlah uang dan nilai jasa, kekayaan, surat hutang, kompensasi hutang, atau imbalan lain yang akan diterima oleh Pihak yang menawarkan sehubungan dengan penawaran Efek. d. Media masa adalah surat kabar, majalah, televisi, radio, film, dan media elektronik lainnya, surat, brosur serta barang cetak lain yang dibagikan kepada lebih dari 100 (seratus) Pihak. 2. Setiap Penawaran Efek yang menggunakan media masa dianggap sebagai suatu penawaran kepada lebih dari 100 (seratus) Pihak. 3. Suatu Penawaran Efek bukan merupakan suatu Penawaran Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, jika nilai seluruh penawaran dari Penawaran Efek tersebut kurang dari Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-3
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-46/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PENAWARAN YANG BUKAN MERUPAKAN PENAWARAN UMUM </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-282/PM/1992|KEPTA-BAPEPAM/1992' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor X.M.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-82/PM/1996 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PEMEGANG SAHAM TERTENTU KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep- 89/PM/1991 tentang Persyaratan Keterbukaan Orang Dalam dan Pemegang Saham Tertentu dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PEMEGANG SAHAM TERTENTU. Pasal 1 Ketentuan mengenai Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu diatur dalam Peraturan Nomor X.M.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-89/PM/1991 tanggal 5 Oktober 1991 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor X.M.1 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor X.M.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 82/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR X.M.1 1. : KETERBUKAAN INFORMASI PEMEGANG SAHAM TERTENTU Direktur atau komisaris Emiten atau Perusahaan Publik wajib melaporkan kepada Bapepam atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas saham perusahaan tersebut selambat-lambatnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari sejak terjadinya transaksi. 2. Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini, berlaku juga bagi setiap Pihak yang memiliki 5% (lima perseratus) atau lebih saham yang disetor. 3. Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan angka 2 peraturan ini sekurang- kurangnya meliputi : a. nama, tempat tinggal, dan kewarganegaraan; b. jumlah saham yang dibeli atau dijual; c. harga pembelian dan penjualan per saham; d. tanggal transaksi; dan e. tujuan dari transaksi. 4. Salinan dari laporan yang disyaratkan dalam peraturan ini harus tersedia untuk dilihat umum dan dapat disalin di Bapepam. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-3
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-82/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> KETERBUKAAN INFORMASI PEMEGANG SAHAM TERTENTU </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-89/PM/1991|KEPTA-BAPEPAM/1991' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|Keppres/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.C.8 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-56/PM/1996 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OLEH PERUSAHAAN MENENGAH ATAU KECIL KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-10/PM/1995 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Oleh Perusahaan Menengah atau Kecil dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OLEH PERUSAHAAN MENENGAH ATAU KECIL. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Oleh Perusahaan Menengah atau Kecil diatur dalam Peraturan Nomor IX.C.8 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-10/PM/1995 tanggal 20 Maret 1995 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor IX.C.8 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor IX.C.8 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-56/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR IX.C.8 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OLEH PERUSAHAAN MENENGAH ATAU KECIL Suatu Prospektus harus mencakup semua rincian dan fakta material mengenai Penawaran Umum dari Emiten, yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh Emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek (jika ada). Prospektus harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif. Fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian awal Prospektus. Urutan penyampaian fakta pada Prospektus ditentukan oleh relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu, bukan urutan sebagaimana dinyatakan pada peraturan ini. Emiten harus berhati-hati apabila menggunakan foto, diagram, atau tabel pada Prospektus, karena bahan-bahan tersebut dapat memberikan kesan yang menyesatkan kepada masyarakat. Emiten juga harus menjaga agar penyampaian informasi penting tidak dikaburkan dengan informasi yang kurang penting yang mengakibatkan informasi penting tersebut terlepas dari perhatian pembaca. Sebagian informasi yang dicantumkan dalam peraturan ini mungkin kurang relevan dengan keadaan Emiten tertentu. Emiten dapat melakukan penyesuaian atas pengungkapan fakta material tidak terbatas hanya pada fakta material yang telah diatur dalam ketentuan ini. Pengungkapan atas fakta material tersebut harus dilakukan secara jelas dengan penekanan yang sesuai dengan bidang usaha atau sektor industrinya, sehingga Prospektus tidak menyesatkan. Emiten, Penjamin Pelaksana Emisi, dan Lembaga serta Profesi Penunjang Pasar Modal bertanggung jawab untuk menentukan dan mengungkapkan fakta tersebut secara jelas dan mudah dibaca. 1. Perusahaan Menengah atau Kecil harus melakukan segala langkah dan tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa Prospektus yang diterbitkan dalam rangka Penawaran Umum oleh Perusahaan Menengah atau Kecil memuat seluruh informasi atau fakta material untuk melakukan evaluasi atas Efek yang ditawarkan. 2. Prospektus Penawaran Umum Perusahaan Menengah atau Kecil dibagi atas bagian-bagian, sebagai berikut : a. bagian awal Prospektus harus mencakup informasi sesuai dengan angka 3 peraturan ini; b. daftar isi; c. informasi tentang Efek yang ditawarkan, sesuai dengan angka 4 peraturan ini; d. penjelasan mengenai struktur modal Perusahaan Menengah atau Kecil, sesuai dengan angka 5 peraturan ini; e. penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Perusahaan Menengah atau Kecil, sesuai dengan angka 6 peraturan ini; f. pernyataan utang sesuai dengan angka 7 peraturan ini; IV-3 Peraturan Nomor IX.C.8 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-56/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 g. keterangan tentang Perusahaan Menengah atau Kecil, sesuai dengan angka 8 peraturan ini; h. keterangan tentang risiko usaha sesuai dengan angka 9 peraturan ini; i. laporan keuangan, sesuai dengan angka 10 peraturan ini; j. analisis dan pembahasan oleh manajemen Perusahaan Menengah atau Kecil, sesuai dengan angka 11 peraturan ini; k. keterangan tentang pemesanan Efek, sesuai dengan angka 12 peraturan ini; dan l. bagian tambahan yang mencakup informasi material lainnya sehubungan dengan Penawaran Umum oleh Perusahaan Menengah atau Kecil, seperti rencana stabilisasi harga (jika ada). 3. Hal-hal yang harus diungkapkan pada bagian awal Prospektus termasuk: a. tanggal efektif; b. masa penawaran; c. tanggal penjatahan; d. tanggal pengembalian uang pemesanan; e. tanggal penyerahan surat kolektif Efek; f. tanggal rencana pencatatan; g. nama lengkap, logo (jika ada), alamat kantor pusat, pabrik, dan kantor perwakilan (jika ada), nomor telepon, faksimili, dan teleks (jika ada), nomor kotak pos (jika ada), dan kegiatan usaha utama dari Emiten; h. nama Bursa Efek jika Efek tersebut akan dicatatkan; i. perjanjian pendahuluan pencatatan Efek dengan satu atau beberapa Bursa Efek jika Efek tersebut akan dicatatkan dan tindakan apa yang akan diambil apabila Efek yang ditawarkan tidak memenuhi persyaratan pencatatan pada Bursa Efek; j. sifat dari penawaran, termasuk uraian mengenai jumlah dan uraian singkat tentang Efek yang ditawarkan serta nilai nominal dan harga penawaran; k. tempat dan tanggal penerbitan Prospektus; l. pernyataan berikut dalam huruf cetak besar yang langsung dapat menarik perhatian pembaca : 1) “BAPEPAM TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI. TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL- HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM”. 2) “EMITEN DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK (jika ada) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI”. IV-4 Peraturan Nomor IX.C.8 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-56/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 3) “PENAWARAN UMUM INI DILAKUKAN OLEH PERUSAHAAN MENENGAH ATAU KECIL, SESUAI DENGAN PERATURAN BAPEPAM NOMOR: IX.C.7”. 4) “EMITEN TIDAK MENGGUNAKAN JASA PERUSAHAN EFEK DALAM PENAWARAN UMUM INI”. (jika berlaku) 5) Pernyataan singkat mengenai risiko utama atau luar biasa sehubungan dengan Efek yang ditawarkan (jika ada); 6) Pernyataan ringkas mengenai faktor-faktor yang dapat mengakibatkan perdagangan Efek yang ditawarkan menjadi terbatas atau kurang likuid; 7) Jika Perusahaan Efek merencanakan stabilisasi harga, sesuai dengan peraturan Nomor: XI.B.1, pernyataan bahwa : “DALAM RANGKA MEMPERTAHANKAN HARGA PASAR EFEK YANG SAMA, BAIK JENIS MAUPUN KELASNYA, DENGAN YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI, PENJAMIN EMISI DAPAT MELAKUKAN STABILISASI HARGA PADA TINGKAT HARGA YANG LEBIH TINGGI DARI YANG MUNGKIN TERJADI DI PASAR SEKIRANYA TIDAK DILAKUKAN STABILISASI HARGA. JIKA PENJAMIN EMISI MELAKUKAN STABILISASI HARGA, MAKA STABILISASI HARGA MAUPUN PENAWARAN UMUM TERSEBUT DAPAT DIHENTIKAN SEWAKTU-WAKTU”. 4. Informasi tentang Efek yang ditawarkan, wajib mencakup: a. Informasi tentang saham yang ditawarkan : 1) jumlah saham yang ditawarkan; 2) nilai nominal; 3) harga penawaran; 4) kebijakan dividen; 5) Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu; 6) pembatasan hak pengalihan atau hak suara (jika ada); 7) keterangan tentang saham yang ditawarkan merupakan saham baru atau saham yang sudah disetor penuh (divestasi); 8) jumlah saham yang ditawarkan yang akan dicatatkan di Bursa Efek (jika ada), dan jumlah saham jenis yang sama yang telah dicatatkan di Bursa Efek (jika ada); dan 9) keterangan tentang maksud Emiten dan atau pemegang saham yang ada, untuk mengeluarkan atau tidak mengeluarkan, atau mencatatkan atau tidak mencatatkan saham atau Efek lainnya yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal efektif. b. informasi tentang Efek yang bersifat utang yang ditawarkan : 1) jumlah utang pokok, termasuk : a) mata uang yang menjadi denominasi utang dan mata uang lain yang menjadi alternatif (jika ada); dan b) ketetapan jumlah utang pokok jika nominal utang dikaitkan dengan indeks tertentu (jika ada). IV-5 Peraturan Nomor IX.C.8 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-56/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 2) tanggal-tanggal pembayaran utang pokok dan jumlah utang pokok yang harus dibayar pada tanggal-tanggal tersebut; 3) kemungkinan pembayaran utang pokok lebih dini (jika ada); 4) hak keutamaan (senioritas) dibandingkan dengan utang lainnya dari Perusahaan Menengah atau Kecil yang ada dan yang mungkin timbul; 5) perjanjian penanggungan utang, termasuk penjelasan mengenai aktiva Perusahaan Menengah atau Kecil yang menjadi agunan atas utang yang timbul berkenaan dengan Efek yang ditawarkan (jika ada); 6) ikhtisar persyaratan mengenai dana pelunasan utang (sinking fund), jika ada; 7) pembayaran bunga utang, termasuk : a) suku bunga dan cara penentuannya jika menggunakan tingkat suku bunga mengambang; b) tanggal-tanggal pembayaran; dan c) metode pembayaran, seperti kupon, potongan harga, atau cek. 8) hak konversi (jika ada); 9) ikatan lainnya sehubungan dengan Efek yang bersifat utang yang ditawarkan; 10) Wali Amanat (jika ada), termasuk: a) nama; b) alamat; c) uraian mengenai Pihak yang bertindak sebagai Wali Amanat; dan d) ikhtisar pokok Perjanjian Perwaliamanatan. 11) sertifikat utang termasuk : a) jumlah sertifikat; b) denominasi; dan c) penomoran. c. dalam hal waran, opsi, serta jenis Efek lain, informasi yang material yang digunakan oleh pemodal untuk melakukan evaluasi atas Efek yang ditawarkan. 5. Keterangan tentang struktur modal Perusahaan Menengah atau Kecil wajib mencakup: a. informasi tentang modal dasar, modal ditempatkan dan disetor penuh dari Perusahaan Menengah atau Kecil (disarankan dalam bentuk tabel), termasuk : 1) jumlah saham; 2) nilai nominal; dan 3) jumlah nilai nominal keseluruhan saham. b. informasi tentang susunan modal dan pemegang saham sebelum dan sesudah Penawaran Umum dari Perusahaan Menengah atau Kecil (disarankan dalam bentuk tabel), termasuk: IV-6 Peraturan Nomor IX.C.8 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-56/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 1) rincian kepemilikan saham oleh pemegang saham yang memiliki 5% (lima perseratus) atau lebih direktur, dan komisaris (jumlah saham, nilai nominal, dan persentase); 2) saham dalam simpanan (portepel), yang mencakup jumlah saham, nilai nominal, dan jumlah nilai nominal. c. keterangan singkat pada saat didirikan dan perkembangan kepemilikan saham Perusahaan Menengah atau Kecil dalam 3 (tiga) tahun terakhir. 6. Penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum termasuk informasi tentang persentase dari hasil Penawaran Umum untuk tiap jenis rencana penggunaannya, yaitu antara lain : a. penambahan aktiva lancar, seperti persediaan dan piutang; b. penambahan aktiva tetap atau aktiva lain-lain, seperti pengembangan sarana yang ada dan akuisisi usaha lain; c. pembayaran untuk mengurangi kewajiban kepada Pihak bukan terafiliasi; d. pembayaran untuk mengurangi kewajiban kepada Pihak terafiliasi yang material, termasuk nama, sifat Afiliasi, dan jumlah kewajiban yang akan dibayarkan; e. biaya pengembangan atau pemasaran produk dan jasa baru; f. jumlah nilai divestasi yang dibayarkan kepada pemegang saham. 7. Pernyataan Utang Keterangan yang harus diungkapkan dalam pernyataan ini meliputi : a. pernyataan mengenai posisi seluruh kewajiban pada tanggal laporan keuangan terakhir yang meliputi jumlah kewajiban jangka pendek dan jangka panjang; b. penjelasan rincian masing-masing kewajiban sesuai dengan akun-akun kewajiban di dalam neraca; c. keterangan tentang komitmen dan kontinjensi yang ada pada tanggal laporan keuangan terakhir; dan d. pernyataan manajemen yang meliputi : 1) pernyataan bahwa seluruh kewajiban Perseroan per tanggal laporan keuangan terakhir telah diungkapkan di dalam Prospektus; 2) pernyataan mengenai adanya kewajiban setelah tanggal neraca sampai dengan tanggal laporan Akuntan dan kewajiban setelah tanggal laporan Akuntan sampai dengan tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran; dan 3) pernyataan kesanggupan manajemen untuk menyelesaikan seluruh kewajibannya. 8. Keterangan tentang Perusahaan Menengah atau Kecil wajib mencakup: a. riwayat singkat tentang perkembangan Perusahaan Menengah atau Kecil sejak pendirian, termasuk : 1) tanggal pendirian dan nama pertama perusahaan; 2) pendiri perusahaan dan bentuk hukum pada saat pendirian; 3) kegiatan usaha pertama; dan IV-7 Peraturan Nomor IX.C.8 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-56/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 4) kejadian penting sehubungan dengan perkembangan usaha, seperti perubahan pemilikan, penanaman modal yang besar dalam aktiva tetap atau sarana produksi, perkembangan produk atau jasa baru, dan kegiatan pemasaran yang penting. b. uraian singkat tentang kegiatan dan prospek usaha pada saat Penawaran Umum, termasuk : 1) perjanjian penting sehubungan hal-hal seperti perizinan, pembelian bahan baku, pemasaran, distribusi, atau pembelanjaan; 2) uraian tentang produk dan jasa utama yang ditawarkan oleh Perusahaan Menengah atau Kecil; 3) keterangan umum tentang langganan dari Perusahaan Menengah atau Kecil; 4) keterangan umum tentang pemasok persediaan Perusahaan Menengah atau Kecil; 5) keterangan umum tentang sarana produksi yang dimiliki, atau disewa dari Pihak lain atau dikuasai, seperti hak tanah, bangunan dan prasarana, serta mesin dan perlengkapan serta statusnya; 6) keterangan material tentang sumber daya manusia; 7) informasi singkat tentang perusahaan lain yang terafiliasi; dan 8) transaksi dengan Pihak terafiliasi c. keterangan tentang manajemen Perusahaan Menengah atau Kecil, termasuk informasi tentang komisaris atau pengawas dan direktur atau pengurus sebagai berikut : 1) nama; 2) umur; 3) kewarganegaraan; 4) pengalaman kerja yang relevan; dan 5) jika pendidikan diungkapkan, nama sekolah, bidang studi dan tahun tamat belajar dicantumkan. 9. Risiko usaha disusun berdasarkan bobot risiko yang dihadapi, yang disebabkan antara lain: a. persaingan; b. pemasokan bahan baku; c. kebijaksanaan pemerintah. 10. Prospektus harus menyajikan laporan keuangan yang diaudit untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terakhir atau sejak berdirinya bagi Perusahaan Menengah atau Kecil yang berdiri kurang dari 2 (dua) tahun. Laporan keuangan mencakup: a. neraca; b. laporan laba rugi; c. laporan saldo laba; IV-8 Peraturan Nomor IX.C.8 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-56/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 d. laporan arus kas; e. catatan atas laporan keuangan; dan f. laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan jika di persyaratkan, seperti laporan komitmen dan kontinjensi untuk Perusahaan Menengah atau Kecil yang bergerak dalam bidang perbankan. Dalam hal efektifnya Pernyataan Pendaftaran melebihi 180 (seratus delapan puluh) hari dari laporan keuangan tahunan terakhir, maka laporan keuangan tahunan terakhir harus dilengkapi dengan laporan keuangan interim yang telah diaudit, sehingga jangka waktu antara tanggal efektif Pernyataan Pendaftaran dan tanggal laporan keuangan interim tidak melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari. 11. Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen Perusahaan Menengah atau Kecil wajib mencakup: a. penjelasan singkat laporan keuangan dan informasi lain dalam Prospektus yang menunjuk kecenderungan (trend) yang ada, ketergantungan yang ada dalam hubungan dengan nasabah, produk-produk, pemasok (suppliers), atau perjanjian tertentu, serta faktor-faktor lain; b. bahasan singkat kecenderungan yang diketahui lebih dulu mengenai produksi dan pemasaran produk dan jasa oleh Perusahaan Menengah atau Kecil, kecenderungan tersebut; c. termasuk ketidaktentuan bahasan tentang informasi dalam laporan keuangan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan tidak berulang lagi dimasa yang akan datang; dan d. bahasan tentang kejadian material yang terjadi setelah tanggal laporan Akuntan. 12. Keterangan tentang tata cara pemesanan Efek yang ditawarkan, termasuk: a. penyerahan formulir pemesanan, persyaratan pembayaran, pembatalan pemesanan, dan tanda terima untuk pemesanan; b. penjelasan tentang pembatasan Pihak yang dapat memesan, serta penjatahan pemesanan yang akan dialokasikan kepada Pihak-pihak tertentu; c. tanggal dimulai dan berakhirnya pemesanan; dan d. penjelasan penjatahan pemesanan, serta tanggal pengembalian uang pemesanan, dan penyerahan surat kolektif Efek atau bukti lain tentang kepemilikan Efek. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-9
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-56/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OLEH PERUSAHAAN MENENGAH ATAU KECIL </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-10/PM/1995|KEPTA-BAPEPAM/1995' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|Keppres/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor II.F.14 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 38 /PM/2003 TENTANG PEDOMAN UJI KEPATUHAN REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan pedoman bagi Petugas Uji Kepatuhan dalam melakukan uji kepatuhan Reksa Dana sehingga tercipta pertumbuhan industri Reksa Dana yang sehat dan meningkatkan perlindungan kepada investor, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Pedoman Uji Kepatuhan Reksa Dana; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEDOMAN UJI KEPATUHAN REKSA DANA Pasal 1 Ketentuan mengenai Pedoman Uji Kepatuhan Reksa Dana, diatur dalam Peraturan Nomor: II.F.14 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor II.F.14 Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 31 Oktober 2003 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-2 Peraturan Nomor II.F.14 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 38 /PM/2003 Tanggal : 31 Oktober 2003 PERATURAN NOMOR II.F.14 : PEDOMAN UJI KEPATUHAN 1. Definisi dalam hubungannya dengan peraturan ini : a. Uji Kepatuhan Reksa Dana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara berkala oleh biro teknis untuk menguji kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko serta kinerja Reksa Dana. b. Bank Kustodian adalah Bank Umum yang mendapat persetujuan dari Bapepam sebagai Kustodian. c. Komite Investasi adalah tim yang bertugas mengarahkan dan mengawasi Tim Pengelola Investasi dalam menjalankan kebijakan dan strategi investasi sehari-hari. d. Tim Pengelola Investasi adalah tim yang dibentuk dalam rangka mengelola portofolio Reksa Dana. e. Manajemen Risiko Reksa Dana adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan pengelolaan Reksa Dana. f. Petugas Uji Kepatuhan adalah pegawai Bapepam yang menerima penugasan dari Kepala Biro Teknis untuk melakukan Uji Kepatuhan Reksa Dana. 2. Petugas Uji Kepatuhan harus memperhatikan peraturan Bapepam yang berkaitan dengan Reksa Dana dalam melakukan Uji Kepatuhan Reksa Dana. 3. Dalam melakukan uji kepatuhan, Petugas Uji Kepatuhan harus : a. mengumpulkan data, informasi, dan atau keterangan lain yang diperlukan; b. mengidentifikasikan penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam pengelolaan Reksa Dana; c. mengetahui terlebih dahulu Anggaran Dasar, Kontrak Investasi Kolektif, Komposisi Investasi, Portofolio, Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana, Bank Kustodian, Prospektus dan laporan terakhir yang diterima Bapepam serta Pihak yang terafiliasi dengan Manajer Investasi; dan d. mempelajari dan memahami prosedur standar operasional transaksi Reksa Dana. 4. Dalam melakukan Uji Kepatuhan terhadap pengelolaan portofolio Reksa Dana, maka Petugas Uji Kepatuhan harus : a. memastikan kesesuaian antara kegiatan pengelolaan Reksa Dana dengan Kontrak Reksa Dana yang telah dibuat sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IV.A.4 tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan atau Peraturan Nomor IV.B.2 tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; b. memastikan Manajer Investasi dalam mengelola portofolio telah menerapkan prinsip kehati- hatian dan manajemen risiko, antara lain : 1) adanya Komite Investasi dan Tim Pengelola Investasi; 2) Komite Investasi telah mengarahkan dan mengawasi Tim Pengelola Investasi sesuai dengan kebijakan dan strategi investasi yang telah ditetapkan dalam Prospektus dengan memperhatikan beberapa faktor meliputi mikro dan makro ekonomi; IV-3 REKSA DANA Peraturan Nomor II.F.14 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 38 /PM/2003 Tanggal : 31 Oktober 2003 3) Tim Pengelola Investasi dalam melakukan transaksi sehari-hari telah menjalankan kebijakan dan strategi investasi yang ditetapkan oleh Komite Investasi; 4) memastikan adanya kertas kerja yang merupakan dasar untuk melakukan investasi dalam suatu portofolio; 5) Tim Pengelola Investasi telah memperhatikan risiko investasi yang mungkin terjadi dan tindakan apa yang akan dilakukan jika risiko investasi tersebut terjadi; dan 6) adanya pembagian kewenangan yang jelas dalam menentukan jumlah transaksi. c. memastikan Manajer Investasi telah mematuhi Peraturan Nomor IV.A.3 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan, Peraturan Nomor IV.A.4 tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan, Peraturan Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan Peraturan Nomor IV.B.2 tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; d. memastikan Manajer Investasi telah memenuhi kebijakan investasi yang dilakukan dengan tidak melebihi batas maksimun dan batas minimum sebagaimana diungkapkan dalam Kontrak; e. memastikan biaya yang harus dikeluarkan oleh Reksa Dana, Manajer Investasi, dan pemegang Unit Penyertaan telah sesuai dengan kontrak; f. memastikan Manajer Investasi tidak melakukan kegiatan yang mengakibatkan Reksa Dana terlibat dalam berbagai bentuk pinjaman, atau membeli saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana lain; dan g. memastikan penentuan Nilai Pasar Wajar dari Portofolio Efek telah dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Nomor IV.C.2 tentang Nilai Pasar Wajar Dari Efek Dalam Portofolio Reksa Dana secara konsisten setiap hari. 5. Petugas Uji Kepatuhan harus memastikan bahwa transaksi yang dilakukan oleh Manajer Investasi dengan Perantara Pedagang Efek yang terafiliasi, promotor Reksa Dana, pemegang saham utama Manajer Investasi, pengendali Manajer Investasi, dan pemegang kontrak pengelolaan dana (discretionary fund) dari Manajer Investasi telah dilakukan dengan wajar dan dengan kondisi dan syarat yang normal. 6. Untuk memastikan ada atau tidaknya indikasi terjadinya manipulasi pasar, Petugas Uji Kepatuhan harus memeriksa antara lain : a. pembelian atau penjualan yang nilainya besar dan atau yang transaksinya sering dilakukan Reksa Dana untuk Efek bersifat ekuitas; dan b. pembelian atau penjualan yang nilainya besar dan atau yang transaksinya sering dilakukan Reksa Dana untuk Efek bersifat hutang, yang diterbitkan oleh suatu perusahaan atau Pemerintah. 7. Dalam melakukan Uji Kepatuhan terhadap Bank Kustodian, Petugas Uji Kepatuhan harus: a. memastikan Bank Kustodian mempunyai izin dan tidak terafiliasi dengan Manajer Investasi; b. melakukan verifikasi terhadap catatan atau bukti-bukti atas dana dan Efek yang menjadi milik Reksa Dana yang disimpan Bank Kustodian; IV-4 Peraturan Nomor II.F.14 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 38 /PM/2003 Tanggal : 31 Oktober 2003 c. memastikan penerbitan Unit Penyertaan Reksa Dana oleh Bank Kustodian, dilakukan dalam kondisi pembayaran diterima dengan baik (in good fund ); d. memastikan Unit Penyertaan yang diserahkan kepada pemegang Unit Penyertaan sesuai dengan Nilai Aktiva Bersih yang berlaku ; e. memastikan penjualan kembali Unit Penyertaan berdasarkan perintah dari Pemegang Unit Penyertaan dan dana hasil penjualan Unit Penyertaan dihitung berdasarkan Nilai Aktiva Bersih yang berlaku pada saat perintah diterima dari pemegang Unit Penyertaan; f. memastikan Bank Kustodian telah menyampaikan konfirmasi kepada pemegang Unit Penyertaan yang berisikan informasi sesuai dengan angka 3 Peraturan Nomor X.D.1 tentang Laporan Reksa Dana; g. memastikan dana hasil penjualan Unit Penyertaan dibayar oleh Bank Kustodian telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku; h. memastikan transaksi jual beli Efek dalam portofolio dilaksanakan berdasarkan instruksi dari Manajer Investasi; i. memastikan Bank Kustodian telah menghitung Nilai Aktiva Bersih setiap hari dengan benar sesuai dengan Peraturan Nomor VIII.G.8 tentang Pedoman Akuntansi Reksa Dana; j. memastikan Bank Kustodian sekurang-kurangnya telah membukukan semua perubahan dalam portofolio, jumlah Unit Penyertaan, pengeluaran biaya-biaya pengelolaan, dividen, pembebanan pajak, pendapatan bunga atau pendapatan lain-lain; k. memastikan Bank Kustodian telah melakukan pengamanan atas Efek yang menjadi tanggung jawabnya; l. memastikan Bank Kustodian telah menyimpan catatan secara terpisah yang menunjukkan semua perubahan dalam jumlah Unit Penyertaan, jumlah Unit Penyertaan yang dimiliki setiap pemegang Unit Penyertaan, dan nama, kewarganegaraan, alamat serta identitas lain dari para pemegang Unit Penyertaan; m. memastikan Bank Kustodian telah membuat rekening terpisah bagi kekayaan Reksa Dana dari Bank Kustodian; n. memastikan Bank Kustodian telah mengirimkan surat teguran kepada Manajer Investasi selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sejak terjadi pelanggaran atas angka 13 Peraturan Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif; o. memastikan Bank Kustodian telah mengirimkan laporan kepada Manajer Investasi baik laporan harian maupun laporan mingguan; p. memastikan Bank Kustodian telah menyampaikan laporan kepada Bapepam sesuai dengan angka 1 Peraturan Nomor X.D.1 tentang Laporan Reksa Dana; dan q. memastikan Bank Kustodian telah mengirim laporan kepada pemegang Unit Penyertaan sesuai dengan angka 4 Peraturan Nomor X.D.1 tentang Laporan Reksa Dana. IV-5 Peraturan Nomor II.F.14 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 38 /PM/2003 Tanggal : 31 Oktober 2003 8. Dalam melakukan Uji Kepatuhan terhadap pembelian dan penjualan Reksa Dana, Petugas Uji Kepatuhan harus : a. memastikan petugas pemasaran Unit Penyertaan atau Saham Reksa Dana telah memperoleh izin dari Bapepam sebagai Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD); b. memastikan Manajer Investasi telah menerapkan prinsip-prinsip mengenal nasabah sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor V.D.10 tentang Prinsip Mengenal Nasabah, apabila dalam pembelian dan penjualan Unit Penyertaan atau Saham Reksa Dana menggunakan cara pemasaran secara langsung; dan c. memastikan petugas pemasaran menyediakan Prospektus Reksa Dana bagi calon pemegang Unit Penyertaan sebelum melakukan pemesanan. 9. Apabila dalam memasarkan Reksa Dana, Manajer Investasi menggunakan agen penjual, Petugas Uji Kepatuhan harus : a. memastikan Manajer Investasi telah membuat kontrak dengan agen penjual yang di dalamnya telah mencakup Prinsip Mengenal Nasabah; b. memastikan petugas pemasaran Unit Penyertaan atau Saham Reksa Dana telah memperoleh izin dari Bapepam sebagai Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD); c. memastikan agen penjual telah menerapkan prinsip-prinsip mengenal nasabah sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor V.D.10 tentang Prinsip Mengenal Nasabah; dan d. memastikan petugas pemasaran menyediakan Prospektus Reksa Dana bagi calon pemegang Unit Penyertaan sebelum melakukan pemesanan. 10. Hasil uji kepatuhan digunakan untuk membuat rekomendasi dalam rangka perbaikan atau tindakan lebih lanjut. 11. Setelah Petugas Uji Kepatuhan melakukan Uji Kepatuhan terhadap Reksa Dana, Petugas Uji Kepatuhan harus memberikan hasil Uji Kepatuhan kepada Reksa Dana paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak berakhirnya Uji Kepatuhan. 12. Reksa Dana yang diperiksa wajib memberikan tanggapan atas hasil Uji Kepatuhan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah hasil Uji Kepatuhan diterima dengan cara menyampaikan secara langsung kepada Ketua Tim Uji Kepatuhan. 13. Petugas Uji Kepatuhan wajib menyampaikan laporan hasil Uji Kepatuhan kepada Ketua Bapepam paling lambat 15 (lima belas) hari sejak diterimanya tanggapan dari Reksa Dana. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 31 Oktober 2003 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-6
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-38/PM/2003|KEPTA-BAPEPAM/2003 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN UJI KEPATUHAN REKSA DANA </reg_title> <set_date> 31 Oktober 2003 </set_date> <effective_date> 31 Oktober 2003 </effective_date> <related_reg> '46/PP/1995', '8/UU/1995', '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.A.3 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-44/PM/1996 TENTANG TATA CARA UNTUK MEMINTA PERUBAHAN DAN ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS PERNYATAAN PENDAFTARAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-45/PM/1991 tentang Tata Cara Untuk Meminta Keterangan Tambahan atau Perubahan Atas Pernyataan Pendaftaran dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG TATA CARA UNTUK MEMINTA PERUBAHAN DAN ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS PERNYATAAN PENDAFTARAN. Pasal 1 Ketentuan mengenai Tata Cara Untuk Meminta Perubahan dan atau Tambahan Informasi atas Pernyataan Pendaftaran diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.3 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-45/PM/1991 tanggal 17 Juli 1991 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor IX.A.3 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua I PUTU GEDE ARY SUTA NIP.060065493 IV-2 Peraturan Nomor IX.A.3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 44 /PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR IX.A.3 : TATA CARA UNTUK MEMINTA PERUBAHAN DAN ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS PERNYATAAN PENDAFTARAN 1. Setiap saat sebelum atau sesudah Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif, jika Bapepam berpendapat bahwa informasi yang tercantum dalam Pernyataan Pendaftaran tidak cukup, palsu, menyesatkan, tidak jelas atau masih memerlukan perubahan dan atau tambahan informasi maka Bapepam dapat meminta secara tertulis atau lisan perubahan dan atau tambahan informasi atas Pernyataan Pendaftaran. 2. Dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari setelah penyerahan Pernyataan Pendaftaran pertama, Bapepam dapat meminta perubahan dan atau tambahan informasi yang diperlukan agar Pernyataan Pendaftaran tersebut dilengkapi atau agar semua informasi atau fakta material bagi pemodal atau publik diungkapkan. 3. Setiap perubahan dan atau tambahan informasi yang diminta Bapepam sesudah jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari setelah penyerahan Pernyataan Pendaftaran yang pertama harus didasarkan pada pertimbangan bahwa perubahan dan atau tambahan informasi tersebut diperlukan untuk mengungkapkan semua informasi atau fakta material kepada pemodal dan publik. 4. Apabila permintaan perubahan dan atau tambahan informasi tersebut dalam angka 1, angka 2, dan angka 3 peraturan ini dilakukan secara lisan maka hal ini wajib dicatat dalam bentuk memo untuk arsip yang menyatakan : a. hal ikhwal yang diminta; b. Pihak kepada siapa permintaan ditujukan; dan c. tanggapan yang diperoleh secara lisan. 5. Permintaan tertulis sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini harus menggunakan Formulir Nomor IX.A.3-1 lampiran peraturan ini. 6. Semua perubahan dan atau tambahan informasi yang diminta Bapepam, baik lisan maupun tertulis, harus terlebih dahulu memperoleh tanggapan dari Bapepam sebelum Pernyataan Pendaftaran dapat dinyatakan menjadi efektif. 7. Permintaan yang memerlukan perubahan dan atau tambahan informasi terhadap Pernyataan Pendaftaran akan mengubah tanggal pengajuan Pernyataan Pendaftaran secara lengkap. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-3 Peraturan Nomor IX.A.3 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: IX.A.3-1 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : Perihal --- : Perubahan dan atau Tambahan Informasi atas Pernyataan Pendaftaran. KEPADA Yth.................................................. di - ...................................... : 1 Peraturan Nomor :IX.A.3 Jakarta,. ...........................19.... Setelah diadakan penelaahan atas Pernyataan Pendaftaran PT .........................., Nomor ............... tanggal ............., maka Saudara diminta untuk menyampaikan perubahan dan atau tambahan informasi yang bersangkutan kepada Bapepam sebagai berikut : 1. Perubahan yang perlu dilaksanakan adalah : ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... 2. Tambahan informasi yang wajib disampaikan adalah : ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Sebelum hal - hal diatas dipenuhi, Pernyataan Pendftaran Saudara belum dapat dinyatakan menjadi efektif. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-4
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-44/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> TATA CARA UNTUK MEMINTA PERUBAHAN DAN ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS PERNYATAAN PENDAFTARAN </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-45/PM/1991|KEPTA-BAPEPAM/1991' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.C.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-42/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.C.1 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka menyesuaikan dengan penyempurnaan ketentuan tentang Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-50/PM/1996 tentang Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum, dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.C.1 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum diatur dalam Peraturan Nomor IX.C.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-50/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor IX.C.1 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 27 Oktober 2000 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP. 060065750 IV-2 Peraturan Nomor IX.C.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-113/PM/1996 Tanggal : 24 Desember 1996, diubah dengan Nomor : Kep-42/PM/2000 Tanggal : 27 Oktober 2000 PERATURAN NOMOR IX.C.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM 1. Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Pernyataan Pendaftaran dalam peraturan ini berlaku bagi semua Emiten dalam rangka Penawaran Umum, kecuali ditentukan lain oleh Bapepam. Dalam menyusun Pernyataan Pendaftaran, Emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek (jika ada) atau pihak lain yang mewakili Emiten wajib memenuhi ketentuan pada Peraturan Nomor: IX.A.1 tentang Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran dan Peraturan Nomor: IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. 2. Pernyataan Pendaftaran untuk Penawaran Umum sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini sekurang-kurangnya mencakup: a. surat pengantar Pernyataan Pendaftaran; b. Prospektus; c. Propektus Ringkas yang akan digunakan dalam Penawaran Umum (jika dipersyaratkandalam Peraturan Nomor: IX.A.2); d. Prospektus Awal yang akan digunakan dalam rangka Penawaran Awal (jika ada); dan e. dokumen lain yang diwajibkan sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran. 3. Surat pengantar yang dimaksud dalam angka 2 huruf a angka di atas harus dalam bentuk dan berisi keterangan sebagaimana ditetapkan dalam Formulir Nomor: IX.C.1-1 lampiran peraturan ini. 4. Prospektus yang disebut dalam angka 2 huruf b peraturan ini harus dalam bentuk dan berisi keterangan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Nomor: IX.C.2, sepanjang keterangan tersebut diperlukan untuk mengungkapkan semua fakta material mengenai Emiten dan Efek yang ditawarkan. 5. Propektus Ringkas yang disebut dalam angka 2 huruf c peraturan ini harus dalam bentuk dan berisi keterangan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Nomor: IX.C.3, sepanjang keterangan tersebut diperlukan untuk mengungkapkan semua fakta material mengenai Emiten dan Efek yang ditawarkan. 6. Dokumen lain yang disebut dalam angka 2 huruf d peraturan ini adalah : a. rencana jadual Penawaran Umum; b. contoh surat Efek; c. laporan keuangan yang telah diaudit Akuntan sebagaimana dipersyaratkan dalam Peraturan Nomor: IX.C.2; d. surat dari Akuntan (comfort letter) sehubungan dengan perubahan keadaan keuangan Emiten yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan yang diaudit oleh Akuntan; IV-3 Peraturan Nomor IX.C.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-113/PM/1996 Tanggal : 24 Desember 1996, diubah dengan Nomor : Kep-42/PM/2000 Tanggal : 27 Oktober 2000 e. surat pernyataan dari Emiten di bidang akuntansi; f. keterangan lebih lanjut tentang prakiraan dan atau proyeksi, jika dicantumkan dalam Prospektus; g. laporan pemeriksaan dan pendapat dari segi hukum; h. riwayat hidup dari para anggota komisaris dan direksi; i. perjanjian Penjaminan Emisi Efek (jika ada); j. perjanjian Perwaliamanatan (jika ada); k. perjanjian Penanggungan (jika ada); l. perjanjian pendahuluan dengan satu atau beberapa Bursa Efek (jika akan dicatatkan di Bursa Efek); m. informasi lain sesuai permintaan Bapepam yang dipandang perlu dalam penelaahan Pernyataan Pendaftaran, sepanjang dapat diumumkan kepada masyarakat tanpa merugikan kepentingan Emiten atau Pihak lain yang terafiliasi dalam proses Penawaran Umum; n. peringkat yang dikeluarkan oleh Perusahaan Pemeringkat Efek atas obligasi atau Efek yang bersifat hutang lainnya; dan o. pernyataan tentang kelengkapan dokumen Penawaran Umum dari: 1) Emiten; 2) Penjamin Pelaksana Emisi Efek; dan 3) Profesi Penunjang Pasar Modal, sebagaimana diatur dalam Formulir Nomor: IX.C.1- 2 lampiran 2, Nomor: IX.C.1-3 lampiran 3 dan Nomor: IX.C.1-4. lampiran 4 peraturan ini. 7. Bapepam dapat meminta keterangan lain yang tidak merupakan bagian dari Pernyataan Pendaftaran. Keterangan ini tidak dimaksudkan untuk diumumkan kepada masyarakat karena dapat merugikan kepentingan Emiten atau pihak yang terafiliasi seperti: a. Nomor Pokok Wajib Pajak dari komisaris, direktur, dan pemegang saham utama; b. fotokopi KTP dan bukti kewarganegaraan, dan fotokopi paspor atau tanda bukti lain bagi Warga Negara Asing; IV-4 Peraturan Nomor IX.C.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-113/PM/1996 Tanggal : 24 Desember 1996, diubah dengan Nomor : Kep-42/PM/2000 Tanggal : 27 Oktober 2000 c. fotokopi Anggaran Dasar bagi pemegang saham yang bukan perorangan; d. surat pernyataan yang dibubuhi meterai yang cukup sesuai peraturan yang berlaku tentang terlibat atau tidaknya Emiten, komisaris, dan direktur dalam kasus hukum; dan e. keterangan lain yang diterima oleh Bapepam dari Pihak yang berperan dalam suatu Penawaran Umum untuk mendukung kecukupan dan ketelitian dari pengungkapan yang diwajibkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 27 Oktober 2000 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-5 Peraturan Nomor IX.C.1 LAMPIRAN : 1 Peraturan Nomor : IX.C.1 FORMULIR NOMOR : IX.C.1-1 Nomor : Lampiran : Perihal : Surat Pengantar untuk Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum ............................... (nama Emiten) ......... ....... (domisili) , ............. (tgl./bln./thn.) Kepada Yth. Bapak Ketua Bapepam di - J a k a r t a. Bersama ini kami mengajukan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum dalam rangkap 4 (empat) sebagai berikut : (JELASKAN 1. : - SIFAT - JUMLAH EFEK dan - URAIAN SINGKAT TENTANG EFEK YANG DITAWARKAN) Emiten : a. Nama lengkap; b. Alamat lengkap; c. Bentuk hukum; d. Nomor dan tanggal Akta Pendirian dan Akta Perubahan Anggaran Dasar terakhir; e. Pengesahan dan Persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia atas Akta Pendirian dan Akta Perubahan Anggaran Dasar terakhir (jika ada); f. Nomor dan tanggal pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia sehubungan dengan huruf e di atas; g. Domisili Emiten; h. Nomor Surat Izin Usaha Perusahaan; dan i. Bidang usaha Emiten. 2. 3. 4. Masa Penawaran Umum yang direncanakan. Jumlah halaman dalam Pernyataan Pendaftaran yang diserahkan. Daftar dokumen yang dilampirkan : a. b. c. ..................................................................................................... ..................................................................................................... .............................................................................................................................. IV-6 Peraturan Nomor IX.C.1 PERNYATAAN ATAU KETERANGAN YANG DIMUAT DALAM PERNYATAAN PENDAFTARAN ADALAH BENAR DAN TIDAK ADA FAKTA MATERIAL YANG TIDAK DIMUAT DALAM PERNYATAAN PENDAFTARAN YANG DIPERLUKAN AGAR PERNYATAAN PENDAFTARAN TIDAK MENYESATKAN. (nama Emiten) Meterai yang cukup (tanda tangan direktur yang berwenang) (nama jelas) IV-7 Peraturan Nomor IX.C.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR : IX.C.1-2 PERNYATAAN EMITEN Kami yang bertanda tangan di bawah ini komisaris dan direktur dari : Emiten : Bidang usaha : Alamat ..................................................................................................................... dalam rangka Penawaran Umum .............................................. (sebutkan Efek yang ditawarkan) sejumlah ..................................................................................................................................... menyatakan dengan sesungguhnya bahwa : : 1. Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum yang telah disampaikan kepada Bapepam pada tanggal .............................. telah lengkap dan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam peraturan pasar modal yang berlaku. 2. Setelah dilakukan penelaahan secara cermat dan seksama, kami yakin bahwa Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan tidak memuat pernyataan-pernyataan atau informasi atau fakta yang tidak benar atau menyesatkan. 3. Setelah dilakukan penelaahan secara cermat dan seksama, kami yakin bahwa seluruh informasi atau fakta material yang diperlukan bagi pemodal untuk pengambilan keputusan investasi telah diungkapkan seluruhnya. 4. Selanjutnya kami akan melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu dalam rangka menyempurnakan atau melengkapi Pernyataan Pendaftaran yang telah disampaikan. Dalam hal ditemukan adanya informasi atau fakta yang tidak benar, menyesatkan atau belum mengungkapkan informasi atau fakta yang seharusnya diungkapkan, maka kami berjanji untuk segera memperbaiki dan menyampaikan informasi atau fakta tersebut kepada Bapepam baik sebelum ataupun sesudah Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif. 5. Dalam hal ditemukan adanya informasi atau fakta yang tidak benar, menyesatkan atau tidak mengungkapkan informasi atau fakta material yang seharusnya diungkapkan, maka atas perintah Bapepam kami bersedia untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: a. mengubah Pernyataan Pendaftaran dan menyebar luaskan kembali Prospektus; b. menangguhkan Penawaran Umum; dan atau c. membatalkan Penawaran Umum. 6. Selanjutnya kami sebagai komisaris dan direktur telah menyadari sepenuhnya bahwa terdapat kemungkinan adanya tuntutan baik perdata maupun pidana sebagai akibat dari informasi atau fakta yang tidak benar, menyesatkan atau tidak mengungkapkan informasi atau fakta material yang ada hubungannya dengan Penawaran Umum ini. 7. Kami tidak membuat perjanjian lain dengan Penjamin Emisi Efek dalam rangka Penawaran Umum ini selain perjanjian yang telah diungkapkan dalam Pernyataan Pendaftaran. IV-8 ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... : 2 Peraturan Nomor : IX.C.1 Peraturan Nomor IX.C.1 8. Kami berjanji untuk memberikan informasi atau fakta yang sama, baik kepada calon pemodal Indonesia maupun asing pada saat yang bersamaan. 9. Kami sanggup menyerahkan semua informasi atau laporan yang diwajibkan dan diminta oleh Bapepam sesuai dengan peraturan Pasar Modal yang berlaku. 10. Kami berjanji akan mengelola perusahaan sebaik-baiknya untuk kepentingan seluruh pemegang saham termasuk pemegang saham publik. 11. Kami berjanji untuk menunjuk kuasa tetap yang berdomisili di Indonesia untuk menerima perintah dari Bapepam yang berkaitan dengan Penawaran Umum ini 1) komisaris (tanda tangan) (nama jelas) ............................ (domisili) direktur (tanda tangan) di atas meterai yang cukup (nama jelas) 1) Hanya untuk Emiten luar negeri IV-9 Peraturan Nomor IX.C.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR : IX.C.1-3 PERNYATAAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK Kami yang bertanda tangan di bawah ini komisaris dan direktur dari : Penjamin Pelaksana Emisi Efek : Alamat : : 3 Peraturan Nomor : IX.C.1 .............................................................................. .............................................................................. .............................................................................. dalam rangka Penawaran Umum ...................................... (sebutkan Efek yang ditawarkan) sejumlah ............................................................................................................................. menyatakan dengan sesungguhnya bahwa : 1. Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum yang telah disampaikan kepada Bapepam pada tanggal .............................. telah lengkap dan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam peraturan Pasar Modal yang berlaku. 2. Setelah dilakukan penelaahan secara cermat dan seksama, kami yakin bahwa Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan tidak memuat pernyataan atau informasi atau fakta yang tidak benar atau menyesatkan. 3. Setelah dilakukan penelaahan secara cermat dan seksama, kami yakin bahwa seluruh informasi atau fakta yang material dan diperlukan bagi pemodal untuk pengambilan keputusan investasi telah diungkapkan seluruhnya. 4. Kami telah melakukan penelaahan atas Pernyataan Pendaftaran dan telah mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan meminta informasi secara tertulis kepada Emiten dan kepada Profesi Penunjang Pasar Modal yang namanya tercantum dalam Pernyataan Pendaftaran. Pertanyaan dan permintaan informasi tersebut telah dijawab secara tertulis dan telah mencakup seluruh informasi atau fakta yang material yang harus diketahui oleh pemodal sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan investasi untuk membeli atau menjual Efek yang ditawarkan. 5. Kami juga telah melakukan penelaahan atas seluruh informasi atau fakta yang diberikan oleh Emiten dan Profesi Penunjang Pasar Modal. Berdasarkan penelaahan yang kami lakukan atas seluruh jawaban dan informasi atau fakta yang diberikan oleh Emiten dan Profesi Penunjang Pasar Modal, kami berkesimpulan bahwa informasi atau fakta yang disampaikan adalah lengkap dan benar. 6. Kami telah menyadari sepenuhnya bahwa terdapat kemungkinan adanya gugatan perdata atau tuntutan pidana apabila ternyata terdapat informasi atau fakta yang tidak benar, menyesatkan atau tidak mengungkapkan informasi atau fakta yang material dalam Pernyataan Pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum ini. 7. Kami tidak membuat perjanjian lain dengan Emiten atau Penjamin Emisi Efek lain dalam rangka Penawaran Umum ini selain perjanjian yang telah diungkapkan dalam Pernyataan Pendaftaran. IV-10 Peraturan Nomor IX.C.1 8. Kami sanggup menyerahkan semua informasi, fakta, atau laporan yang diwajibkan dan diminta oleh Bapepam sesuai dengan peraturan Pasar Modal yang berlaku. 9. Kami berjanji untuk memberikan informasi yang sama, baik kepada calon pemodal Indonesia maupun asing pada saat yang bersamaan. ............................ (domisili) komisaris (tanda tangan) (nama jelas) direktur (tanda tangan) di atas meterai yang cukup (nama jelas) IV-11 Peraturan Nomor IX.C.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR : IX.C.1-4 PERNYATAAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL (Akuntan Publik/Notaris/Konsultan Hukum/Penilai 1 )) Kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Profesi Penunjang Pasar Modal: .......................................................... Nama Direksi/Rekan : .......................................................... Alamat STTD Nomor : .......................................................... : .......................................................... bertindak sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal (Akuntan Publik/Notaris/Konsultan Hukum/Penilai1 )) dalam rangka Penawaran Umum ......................................................... (sebutkan Efek yang ditawarkan) sejumlah ...................................................................... menyatakan dengan sesungguhnya bahwa : 1. Kami bertanggung jawab atas pendapat yang kami berikan yang merupakan bagian dari Pernyataan Pendaftaran. 2. Kami sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal dalam melaksanakan tugas telah bertindak sesuai dengan norma atau standar profesi dan kode etik profesi ............. (Akuntan Publik/Notaris/Konsultan Hukum /Penilai2 )) 3. Kami sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal dalam melaksanakan tugas telah bersikap independen dan tidak memiliki benturan kepentingan dengan Emiten dan Profesi Penunjang Pasar Modal lainnya. 4. Kami bertanggung jawab atas penelaahan Pernyataan Pendaftaran dan telah mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan permintaan informasi secara tertulis kepada Emiten dan permintaan informasi atau fakta kepada Pihak lain yang dipandang perlu. Jawaban telah kami terima dari Pihak lain dan secara tertulis dari Emiten. Prosedur yang kami laksanakan telah sesuai dengan norma atau standar profesi kami dan peraturan Pasar Modal yang berlaku. 5. Setelah dilakukan penelaahan secara cermat dan seksama, kami yakin bahwa Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan tidak memuat pernyataan atau informasi atau fakta yang tidak benar dan menyesatkan. 6. Setelah dilakukan penelaahan secara cermat dan seksama sesuai dengan standar profesi, kami yakin bahwa tidak terdapat hal-hal yang dapat menghambat terlaksananya Penawaran Umum ini. 7. Kami bertanggung jawab atas pendapat yang kami buat dalam rangka Penawaran Umum ini dan kami juga telah membaca seluruh Prospektus dan dokumen Pernyataan Pendaftaran terutama untuk melihat apakah informasi atau fakta yang dimuat tidak bertentangan dengan pendapat kami. IV-12 : 4 Peraturan Nomor : IX.C.1 Peraturan Nomor IX.C.1 8. Dalam hal ditemukan adanya informasi atau fakta yang tidak benar, menyesatkan atau belum mengungkapkan informasi atau fakta yang seharusnya diungkapkan, kami berjanji untuk segera menyampaikan informasi atau fakta tersebut kepada Bapepam baik sebelum maupun sesudah Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif. ............................ (domisili) , ... Profesi Penunjang Pasar Modal (Akuntan Publik/Notaris/Konsultan Hukum/Penilai1 )) (tanda tangan) di atas meterai yang cukup (nama jelas) 1) Coret yang tidak perlu 2) Khusus untuk Notaris, pengertian standar profesi sebagaimana dimaksud dalam pernyataan ini mengacu pada Peraturan Jabatan Notaris (Notaris Reglement) dan Kode Etik Notaris. IV-13
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-42/PM/2000|KEPTA-BAPEPAM/2000 </reg_id> <reg_title> PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.C.1 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM </reg_title> <set_date> 27 Oktober 2000 </set_date> <effective_date> 27 Oktober 2000 </effective_date> <changed_reg> 'KEP-50/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996' </changed_reg> <replaced_reg> 'KEP-50/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996' </replaced_reg> <related_reg> '46/PP/1995', '8/UU/1995', '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000' </related_reg>
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 67/BL/2007 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI DAERAH KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk menciptakan tertib administrasi dan menjamin kepastian hukum dalam Penawaran Umum Obligasi Daerah, dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Obligasi Daerah; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4574); 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006; 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 147/PMK.07/2006 tentang Tata Cara Penerbitan, Pertanggungjawaban, dan Publikasi Informasi Obligasi Daerah; DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI DAERAH. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Obligasi Daerah diatur dalam Peraturan Nomor IX.C.13 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Ketentuan Peraturan Nomor IX.C.13 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini berlaku untuk penyusunan Prospektus yang digunakan sebagai dokumen Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Daerah yang disampaikan kepada Bapepam dan Lembaga Keuangan pada atau setelah tanggal ditetapkannya keputusan ini. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 13 April 2007 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008 LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 PERATURAN NOMOR IX.C.13: PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI DAERAH 1. Umum a. Seluruh definisi yang tercantum dalam Peraturan Nomor IX.C.12 tentang Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Obligasi Daerah, berlaku pula untuk Peraturan ini. b. Prospektus wajib mencakup seluruh informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau Pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut, yang diketahui atau selayaknya diketahui oleh Kepala Daerah dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek (jika menggunakan Penjamin Emisi Efek). c. Prospektus wajib dibuat sedemikian rupa sehingga memuat informasi yang lengkap, cukup, objektif, jelas, dan mudah dimengerti. d. Fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting wajib dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian awal Prospektus. Urutan penyampaian fakta pada Prospektus ditentukan oleh relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu, bukan urutan sebagaimana dinyatakan pada Peraturan ini. e. Daerah wajib menjaga agar penyampaian informasi penting tidak dikaburkan dengan informasi yang kurang penting yang mengakibatkan informasi penting tersebut terlepas dari perhatian pembaca. f. Pengungkapan Informasi atau Fakta Material, penggunaan foto, diagram, dan atau tabel pada Prospektus dilarang memberikan gambaran yang menyesatkan masyarakat. g. Daerah dapat melakukan penyesuaian atas pengungkapan fakta material tidak terbatas hanya pada fakta material yang telah diatur dalam ketentuan ini. Pengungkapan atas fakta material tersebut harus dilakukan secara jelas dengan penekanan yang sesuai dengan kondisi Daerah masing-masing, sehingga Prospektus tidak menyesatkan. h. Daerah, Penjamin Pelaksana Emisi Efek (jika ada), dan Lembaga serta Profesi Penunjang Pasar Modal, baik sendiri-sendiri maupun bersama- sama, bertanggung jawab bahwa semua informasi dalam Prospektus tidak mengandung Informasi atau Fakta Material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan Informasi atau Fakta Material serta diungkapkan sesuai angka 1 huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f Peraturan ini. 2. Khusus a. Informasi pada bagian luar kulit muka Prospektus 1) informasi pada bagian luar kulit muka Prospektus sekurang- kurangnya meliputi: a) tanggal efektif; LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 -2- b) masa penawaran; c) tanggal penjatahan; d) tanggal pengembalian uang pemesanan; e) tanggal penyerahan surat Obligasi Daerah; f) tanggal jatuh tempo; g) tanggal pembayaran bunga; h) suku bunga; i) nama lengkap Wali Amanat; j) sinking fund; k) nama lengkap, alamat, lambang Daerah, nomor telepon, nomor faksimili, alamat e-mail (jika ada), website (jika ada) dan kotak pos (jika ada) dari Kantor Pemerintah Daerah serta Proyek yang akan dibiayai dengan Obligasi Daerah tersebut; l) Proyek yang dibiayai dengan Obligasi Daerah; m) jenis dari penawaran, termasuk uraian mengenai sifat, jumlah dan uraian singkat tentang Obligasi Daerah yang ditawarkan serta nilai nominal dan harga penawaran; n) tempat dan tanggal penerbitan Prospektus; o) pernyataan berikut dalam huruf kapital yang langsung dapat menarik perhatian pembaca : "BAPEPAM DAN LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI OBLIGASI DAERAH INI. TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM"; p) pernyataan bahwa Daerah dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek (jika ada) bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua informasi dan kejujuran pendapat yang diungkapkan dalam Prospektus sebagai berikut: “DAERAH DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK (jika ada) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI”; dan q) pernyataan singkat, dalam huruf kapital yang langsung dapat menarik perhatian pembaca, mengenai faktor risiko kemungkinan tidak likuidnya Obligasi Daerah yang ditawarkan dan risiko utama dari Daerah serta Proyek yang dibiayai dengan Obligasi Daerah. 2) bagian luar kulit muka Prospektus wajib pula memuat informasi tentang pelaksanaaan pembelian kembali, jaminan Obligasi Daerah, nama lengkap penjamin Obligasi Daerah, hasil pemeringkatan Obligasi LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 -3- Daerah, tanggal pencatatan dan nama Bursa Efek, dan nama lengkap Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek, jika: a) Obligasi Daerah dapat dibeli kembali; b) Proyek yang dibiayai dari Obligasi Daerah dan atau barang milik Daerah yang melekat dalam Proyek tersebut akan dijadikan jaminan Obligasi Daerah; c) Obligasi Daerah dijamin pembayaran kewajibannya oleh penjamin; d) Obligasi Daerah memperoleh pemeringkatan dari Perusahaan Pemeringkat Efek; e) Obligasi Daerah akan dicatatkan di Bursa Efek; dan atau f) Penawaran Umum Obligasi Daerah menggunakan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek. b. Informasi pada bagian dalam kulit muka Prospektus Informasi pada bagian dalam kulit muka Prospektus sekurang-kurangnya meliputi: 1) keterangan bahwa Pernyataan Pendaftaran telah disampaikan kepada Bapepam dan LK dengan menunjuk pada peraturan perundang- undangan di bidang Pasar Modal yang berlaku; 2) pernyataan bahwa semua Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang disebut dalam Prospektus tersebut bertanggung jawab sepenuhnya atas data, keterangan dan atau pendapat yang disajikan sesuai dengan fungsi mereka, sesuai dengan peraturan yang berlaku di wilayah Negara Republik Indonesia, kode etik, dan standar profesi masing-masing; 3) pernyataan bahwa Pihak lain bertanggungjawab sepenuhnya atas pendapat atau keterangan yang atas persetujuannya dimuat dalam Pernyataan Pendaftaran; 4) pernyataan bahwa sehubungan dengan Penawaran Umum, Daerah melarang setiap Pihak yang terlibat dalam Penawaran Umum untuk memberikan keterangan atau pernyataan mengenai data yang tidak diungkapkan dalam Prospektus tanpa persetujuan tertulis dari Daerah dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek (jika ada), kecuali diatur lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan 5) keterangan tentang persetujuan awal Bursa Efek atas perjanjian pendahuluan pencatatan Obligasi Daerah (jika ada), serta tindakan yang akan diambil oleh Daerah jika Bursa Efek tersebut menolak permohonan pencatatan Obligasi Daerah. c. Daftar Isi Daftar isi wajib meliputi bab, sub bab, dan nomor halaman. d. Informasi yang sekurang-kurangnya wajib dimuat dalam Prospektus dan penyajian informasi dimaksud dikelompokkan dalam bab-bab sebagai berikut: 1) bab tentang Penawaran Umum LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 -4- Bab ini sekurang-kurangnya mengungkapkan informasi sebagai berikut: a) jumlah nominal keseluruhan Obligasi Daerah; b) jumlah lembar, penomoran (jika dalam bentuk warkat), dan denominasi dari Obligasi Daerah yang akan ditawarkan; c) ikhtisar hak-hak pemegang Obligasi Daerah; d) ikhtisar sifat Obligasi Daerah termasuk uraian tentang pelunasan lebih dini atas pilihan Daerah atau pemegang Obligasi Daerah, atau pembelian kembali (jika ada); e) harga penawaran, suku bunga, tingkat diskonto atau premi untuk Obligasi Daerah. Jika menggunakan suku bunga mengambang, maka diuraikan lengkap tentang cara penentuan kurs mengambang; f) tanggal atau tanggal-tanggal pembayaran utang pokok Obligasi Daerah, dan jumlah utang pokok yang wajib dibayar pada tanggal atau tanggal-tanggal tersebut; g) tanggal-tanggal pembayaran bunga atau imbalan dengan cara lainnya; h) ikhtisar persyaratan mengenai dana pelunasan Obligasi Daerah; i) nama, alamat kantor Pemerintah Daerah, dan uraian mengenai pihak yang bertindak sebagai penjamin Obligasi Daerah (jika ada) dan Wali Amanat; j) ikhtisar mengenai persyaratan pokok dalam perjanjian Perwaliamanatan, termasuk hal-hal yang berhubungan dengan hak keutamaan (senioritas) dari Obligasi Daerah secara relatif dibandingkan dengan jenis pinjaman lainnya dari Daerah yang belum lunas dan tambahan pinjaman yang dapat dibuat oleh Daerah pada masa yang akan datang; k) ikhtisar mengenai perjanjian penjaminan atau pernyataan kesanggupan menjamin (jika ada); l) Proyek dan barang milik Daerah yang melekat pada Proyek tersebut yang akan menjadi jaminan atas Obligasi Daerah (jika ada); dan m) keterangan mengenai sinking fund; 2) bab tentang penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Bab ini wajib mengungkapkan secara rinci informasi tentang penggunaan dana hasil Penawaran Umum Obligasi Daerah; 3) bab tentang pernyataan utang Bab ini sekurang-kurangnya mengungkapkan informasi sebagai berikut: LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 -5- a) pernyataan mengenai posisi seluruh kewajiban pada tanggal laporan keuangan terakhir yang meliputi jumlah kewajiban jangka pendek dan jangka panjang; b) penjelasan rincian masing-masing kewajiban sesuai dengan pos- pos kewajiban di dalam neraca; c) keterangan tentang komitmen dan kontinjensi yang ada pada tanggal laporan keuangan terakhir; dan d) pernyataan Kepala Daerah: (1) bahwa seluruh kewajiban Daerah per tanggal laporan keuangan terakhir telah diungkapkan di dalam Prospektus; (2) tentang ada atau tidak adanya kewajiban setelah tanggal neraca sampai dengan tanggal laporan Akuntan dan kewajiban setelah tanggal laporan Akuntan sampai dengan tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran; dan (3) bahwa Daerah sanggup untuk menyelesaikan seluruh kewajibannya. 4) bab tentang analisis dan pembahasan oleh Pemerintah Daerah Pada bab ini, Pemerintah Daerah wajib memberikan uraian singkat yang membahas dan menganalisis laporan keuangan dan informasi atau fakta lain yang tercantum dalam Prospektus, dengan tujuan untuk memberikan penjelasan atas keadaan keuangan dan kegiatan Daerah. Bahasan dan analisis dimaksud wajib mencakup: a) analisis kinerja keuangan berdasarkan laporan keuangan tahun terakhir, antara lain mengenai: (1) aset lancar, aset non lancar, dan jumlah aset; (2) kewajiban lancar, kewajiban non lancar, dan jumlah kewajiban; (3) penerimaan; (4) belanja; dan (5) sisa anggaran lebih atau kurang; b) bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal dengan penjelasan tentang tujuan dari ikatan tersebut, sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut, mata uang yang menjadi denominasi, dan langkah- langkah yang ditempuh Daerah untuk melindungi risiko dari posisi mata uang yang terkait (jika ada); c) bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi (jika ada); d) pos-pos substansial dari penerimaan atau belanja lainnya untuk mengetahui kemampuan keuangan Daerah; e) jika laporan keuangan dalam Prospektus mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penerimaan, maka wajib disertai bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 -6- dapat dikaitkan antara lain dengan pendapatan asli daerah (jika ada); f) pengelolaan risiko; g) Informasi dan Fakta Material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan (jika ada); h) prospek Daerah sehubungan dengan ekonomi secara umum dan internasional serta dapat disertai data pendukung kuantitatif jika ada sumber data yang layak dipercaya; i) perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap Daerah dan dampaknya terhadap laporan keuangan (jika ada); dan j) perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan (jika ada). 5) bab tentang risiko Daerah Pada bab ini diuraikan secara rinci tentang risiko yang disusun berdasarkan bobot risiko yang dihadapi. Risiko dimaksud disebabkan antara lain: a) persaingan; b) kebijakan atau peraturan daerah lain; c) kebijakan atau peraturan Pemerintah Pusat; d) kebijakan atau peraturan negara lain atau peraturan internasional; e) keadaan geografis; dan f) keadaan demografis. 6) bab tentang kejadian penting setelah tanggal laporan Akuntan Pada bab ini diuraikan tentang semua Informasi atau Fakta Material yang terjadi setelah tanggal laporan Akuntan. 7) bab tentang keterangan Daerah Pada bab ini diuraikan tentang: a) riwayat singkat Daerah, yang sekurang-kurangnya meliputi: (1) tanggal dan nama lengkap Daerah serta peraturan yang mendasarinya; (2) riwayat singkat mengenai pembentukan Daerah; (3) nama dan jumlah Badan Usaha Milik Daerah; (4) perubahan penting dalam cara menjalankan Pemerintahan Daerah; (5) keadaan geografis dan demografis; (6) sumber daya alam yang dimiliki atau dikuasai oleh Daerah; (7) gambaran umum dari sarana dan prasarana yang dikuasai Daerah seperti tanah dan gedung serta statusnya; dan LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 -7- (8) hubungan perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh Daerah baik dari kepemilikan dan kepengurusan. b) Pemerintah Daerah, yang sekurang-kurangnya meliputi: (1) nama dan foto Kepala Daerah, dan Wakil Kepala Daerah; (2) uraian riwayat hidup dari Kepala Daerah, dan Wakil Kepala Daerah yang meliputi: (a) umur; (b) jabatan sekarang dan sebelumnya; (c) pengalaman kerja dan usaha yang pernah dan sedang dilakukan; dan (d) pendidikan terakhir meliputi sekolah, bidang studi, dan tahun tamat belajar. c) pimpinan unit pengelolaan Obligasi Daerah, yang sekurang- kurangnya meliputi: (1) nama, umur dan foto pimpinan unit pengelolaan Obligasi Daerah; (2) jabatan sekarang dan sebelumnya; (3) pengalaman kerja dan usaha yang pernah dan sedang dilakukan; dan (4) pendidikan terakhir meliputi sekolah, bidang studi, dan tahun tamat belajar. d) Pimpinan dan Bendaharawan Proyek, yang sekurang-kurangnya meliputi: (1) nama, umur dan foto Pimpinan dan Bendaharawan Proyek ; (2) jabatan sekarang dan sebelumnya; (3) pengalaman kerja dan usaha yang pernah dan sedang dilakukan; dan (4) pendidikan terakhir meliputi sekolah, bidang studi, dan tahun tamat belajar. e) Sumber Daya Manusia Kantor Pemerintah Daerah, yang sekurang- kurangnya meliputi: (1) rincian pegawai menurut jabatan dan pendidikan (disajikan dalam tabel); (2) sarana pendidikan dan pelatihan; dan (3) sarana kesejahteraan (jika ada), seperti: (a) pengobatan; (b) transportasi; (c) asuransi; (d) koperasi; dan (e) dana pensiun. LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 -8- 8) bab tentang keterangan umum tentang Proyek Pada bab ini sekurang-kurangnya diuraikan secara rinci tentang: a) nama; b) lokasi c) latar belakang; d) tujuan; e) manfaat; f) nilai; g) perizinan dalam rangka pelaksanaan; h) jangka waktu; dan i) tahap-tahap pelaksanaan. 9) bab tentang studi kelayakan Proyek dan usaha Proyek Pada bab ini diuraikan secara ringkas mengenai hal-hal penting dalam studi kelayakan Proyek dan usaha Proyek yang telah dilakukan oleh Penilai sekurang-kurangnya mencakup metode, asumsi, dan pendapat atas kelayakan Proyek dan usaha Proyek. 10) bab tentang risiko Proyek Pada bab ini diuraikan secara rinci tentang risiko proyek yang sekurang-kurangnya meliputi: a) risiko yang dihadapi termasuk dampaknya terhadap Proyek yang akan dilaksanakan, yang disusun berdasarkan bobot risiko; dan b) keterangan tentang risiko yang dapat menyebabkan kegagalan pada saat pembangunan Proyek maupun pada saat operasional Proyek yang disebabkan oleh antara lain: (1) persaingan; (2) kebijakan Pemerintah Pusat; dan (3) sumber daya manusia. 11) bab tentang keterangan tentang rencana operasional Proyek secara komersial Pada bab ini diuraikan secara rinci tentang rencana operasional Proyek yang sekurang-kurangnya meliputi: a) mulai beroperasinya Proyek secara komersial; b) unit pelaksana operasional Proyek; c) perkiraan kapasitas dan hasil atau pendapatan dari Proyek; d) tingkat ketergantungan pada pelanggan tertentu termasuk pelanggan dari Pemerintah; e) keadaan persaingan dalam sektor industri yang akan dijalankan; f) uraian tentang aspek pemasaran yang meliputi daerah pemasaran dan sistem pemasaran; dan LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 -9- g) keterangan tentang prospek usaha dari Proyek. 12) bab tentang ikhtisar data keuangan penting a) Pada bab ini diuraikan secara rinci tentang ikhtisar data keuangan penting yang sekurang-kurangnya meliputi: (1) pernyataan bahwa laporan keuangan merupakan sumber data; (2) pernyataan bahwa laporan keuangan telah diaudit oleh Akuntan, pengungkapan opini Akuntan dimaksud, dan penjelasan tentang jangka waktu laporan keuangan yang dicakup; (3) rasio keuangan yang relevan dengan Daerah; dan (4) data keuangan penting sekurang-kurangnya dari laporan keuangan satu tahun terakhir; dan b) data yang disajikan wajib konsisten dengan laporan keuangan termasuk nama pos yang digunakan. 13) bab tentang perpajakan Pada bab ini diuraikan secara rinci tentang aspek perpajakan berupa uraian tentang pajak yang berlaku baik bagi pemodal, Proyek maupun Daerah dan fasilitas khusus perpajakan yang diperoleh. 14) bab tentang penjaminan emisi Efek (jika ada) Pada bab ini diuraikan secara rinci tentang penjaminan emisi Efek yang sekurang-kurangnya meliputi: a) ketentuan yang penting dari perjanjian penjaminan emisi, termasuk nama Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek, jenis penjaminan dan besarnya persentase penjaminan dari masing-masing Penjamin Emisi Efek; b) uraian singkat masing-masing Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek sekurang-kurangnya meliputi pengalaman penjaminan, modal disetor dan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD); dan c) pengungkapan hubungan Afiliasi antara Penjamin Emisi Efek dengan Daerah. 15) bab tentang Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal Pada bab ini diuraikan tentang nama, alamat, uraian tentang tugas dan tanggungjawab, serta pengalaman secara ringkas di bidang Pasar Modal dari Lembaga Penunjang Pasar Modal selain Wali Amanat, dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan serta dalam Penawaran Umum. 16) bab tentang Wali Amanat Pada bab ini diuraikan secara rinci tentang Wali Amanat yang sekurang-kurangnya meliputi: a) nama dan alamat lengkap; b) tugas dan tanggung jawab; LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 -10- c) struktur permodalan; d) komisaris dan direksi; e) bidang usaha; dan f) penggantian (jika ada). 17) bab tentang penjamin Obligasi Daerah (jika ada) Pada bab ini diuraikan secara rinci tentang penjamin yang sekurang- kurangnya meliputi: a) nama dan alamat lengkap; b) struktur permodalan (jika berbentuk perusahaan); c) komisaris dan direksi atau yang setara (jika berbentuk perusahaan); d) bidang usaha (jika berbentuk perusahaan); e) penggantian (jika ada); f) laporan keuangan perbandingan (jika berbentuk perusahaan); g) pengungkapan hubungan antara Daerah dengan penjamin Obligasi Daerah; dan h) pernyataan tertulis tentang kesanggupan menjamin dan kemampuan keuangan untuk menjamin; 18) bab tentang pendapat dari segi hukum Pada bab ini diuraikan secara rinci tentang pendapat dari Konsultan Hukum yang sekurang-kurangnya meliputi: a) keabsahan perjanjian-perjanjian dalam rangka Penawaran Umum dan perjanjian penting lainnya; b) pemenuhan perizinan dan persetujuan yang diperlukan dalam pelaksanaan Proyek yang direncanakan Daerah; c) status pemilikan atau penguasaan aset yang material dari Daerah; d) sengketa atau perkara yang penting dan relevan, tuntutan perdata atau pidana serta tindakan hukum lainnya menyangkut Daerah, Kepala Daerah, Pimpinan Proyek, Bendaharawan Proyek, dan pimpinan unit pengelola Obligasi Daerah/satuan kerja perangkat daerah; dan e) hal-hal yang material lainnya sehubungan dengan status hukum dari Daerah dan penawaran Obligasi Daerah yang akan dilaksanakan. 19) bab tentang laporan keuangan Pada bab ini diuraikan secara rinci tentang laporan keuangan yang sekurang-kurangnya meliputi: a) laporan Akuntan berkenaan dengan laporan keuangan yang disajikan; LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 -11- b) laporan keuangan tahun terakhir yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan, yang terdiri dari: (1) laporan realisasi APBD; (2) neraca; (3) laporan arus kas; dan (4) catatan atas laporan keuangan; Dalam hal efektifnya Pernyataan Pendaftaran melampaui 9 (sembilan) bulan sejak laporan keuangan tahunan terakhir, maka laporan keuangan tahunan terakhir wajib dilengkapi dengan laporan keuangan interim yang telah diaudit, sehingga jangka waktu antara tanggal efektif Pernyataan Pendaftaran dan tanggal laporan keuangan interim tidak melampaui 9 (sembilan) bulan. 20) bab tentang laporan studi kelayakan Proyek dan usaha Proyek oleh Penilai Pada bab ini disajikan laporan studi kelayakan Proyek dan usaha Proyek yang dibuat oleh Penilai. Jangka waktu antara tanggal efektif Pernyataan Pendaftaran dan tanggal laporan studi kelayakan Proyek dan usaha Proyek tidak melampaui 9 (sembilan) bulan. 21) bab tentang tata cara pemesanan dan pembelian Obligasi Daerah Pada bab ini diuraikan secara rinci tentang tata cara pemesanan dan pembelian Obligasi Daerah yang sekurang-kurangnya meliputi ketentuan tentang: a) pengajuan pemesanan pembelian Obligasi Daerah; b) kriteria pesanan yang dapat diterima; c) jumlah yang dapat dipesan; d) penyerahan formulir pemesanan; e) persyaratan pembayaran; f) bentuk tanda terima pesanan; g) metode penjatahan Obligasi Daerah; h) pembatalan pesanan; i) pengembalian uang pesanan; dan j) penyerahan surat kolektif Obligasi Daerah; 22) bab tentang penyebarluasan Prospektus dan formulir pemesanan pembelian Obligasi Daerah Pada bab ini dicantumkan nama, alamat, dan nomor telepon Penjamin Emisi Efek dan agen penjual Efek dimana Prospektus dan formulir pesanan pembelian Obligasi Daerah dapat diperoleh. LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 -12- 3. Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap Pihak yang melanggar ketentuan Peraturan ini termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 13 April 2007 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP. 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-67/BL/2007|KEPTA-BAPEPAM/2007 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI DAERAH </reg_title> <set_date> 13 April 2007 </set_date> <effective_date> 13 April 2007 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '32/UU/2004', '33/UU/2004', '45/PP/1995', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '54/PP/2005', '45/M|KEPPRES/2006', '147/PMK.07/2006|PER-MENKEU/2006' </related_reg>
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 432/BL/2010 TENTANG PENGELUARAN SAHAM DENGAN NILAI NOMINAL BERBEDA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan payung hukum terhadap aksi korporasi Emiten atau Perusahaan Publik yang mengeluarkan saham dengan nilai nominal berbeda, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tentang Pengeluaran Saham dengan Nilai Nominal Berbeda; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PENGELUARAN SAHAM DENGAN NILAI NOMINAL BERBEDA. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pengeluaran Saham dengan Nilai Nominal Berbeda diatur dalam Peraturan Nomor IX.D.6 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -2- Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Oktober 2010. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 1 Oktober 2010 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 195411111981121001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Tanggal BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -3- PERATURAN NOMOR IX.D.6: LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-432/BL/2010 : 1 Oktober 2010 PENGELUARAN SAHAM DENGAN NILAI NOMINAL BERBEDA 1. Emiten yang telah melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas atau Perusahaan Publik yang sahamnya tercatat di Bursa Efek dapat mengeluarkan saham dengan nilai nominal berbeda. 2. Pengeluaran saham dengan nilai nominal berbeda hanya dapat dilakukan apabila harga pasar saham Emiten atau Perusahaan Publik sebagaimana dimaksud dalam angka 1 berada di bawah nilai nominal. 3. Pengeluaran saham dengan nilai nominal berbeda sebagaimana dimaksud angka 2 wajib memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Saham dengan klasifikasi yang sama dengan nilai nominal berbeda mempunyai hak dan kedudukan yang sama dan sederajat. b. Saham dengan nilai nominal lama tidak dapat dikonversikan menjadi saham dengan nilai nominal baru. 4. Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk kepada Pihak yang menyebabkan terjadi pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakar : ta pada tanggal : 1 Oktober 2010 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 195411111981121001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-432/BL/2010|KEPTA-BAPEPAM/2010 </reg_id> <reg_title> PENGELUARAN SAHAM DENGAN NILAI NOMINAL BERBEDA </reg_title> <set_date> 1 Oktober 2010 </set_date> <effective_date> 1 Oktober 2010 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '45/M|Keppres/2006' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.G.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-52/PM/1997 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN PUBLIK ATAU EMITEN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Penggabungan Usaha Atau Peleburan Usaha Perusahaan Publik atau Emiten; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN PUBLIK ATAU EMITEN. Pasal 1 Ketentuan mengenai Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha Perusahaan Publik atau Emiten diatur dalam Peraturan Nomor IX.G.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 26 Desember 1997 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor IX.G.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-52/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 PERATURAN NOMOR IX.G.1 : PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN PUBLIK ATAU EMITEN. 1. Definisi a. Penggabungan Usaha adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 1 (satu) Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya Perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar. b. Peleburan Usaha adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 2 (dua) Perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk 1 (satu) Perseroan baru dan masing- masing Perseroan menjadi bubar. 2. Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha hanya dapat dilaksanakan bila hal tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Persyaratan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha. Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. direksi dan komisaris Perusahaan Publik atau Emiten yang akan melakukan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha wajib membuat pernyataan kepada Bapepam dan Rapat Umum Pemegang Saham bahwa Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha dilakukan dengan memperhatikan kepentingan Perseroan, masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha, serta ada jaminan tetap terpenuhinya hak-hak pemegang saham publik dan karyawan; b. surat pernyataan sebagaimana dimaksud dalam butir 3 huruf a harus didukung oleh pendapat yang diberikan pihak independen; c. memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Publik atau Emiten; d. Perusahaan Publik atau Emiten yang akan melakukan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha wajib menyampaikan pernyataan penggabungan usaha atau pernyataan peleburan usaha kepada Bapepam yang berisi Rancangan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha. 4. Tata Cara Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha. Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha wajib dilaksanakan dengan memenuhi tata cara sebagai berikut : a. Direksi masing-masing Perseroan, setelah memperoleh persetujuan komisaris, wajib menjajagi kelayakan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha, yang antara lain meliputi kegiatan penelaahan atas : 1) keadaan usaha Perseroan serta perkembangan hasil usaha Perseroan, dengan memperhatikan pula laporan keuangan Perseroan yang telah diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam selama 3 (tiga) tahun terakhir; IV-2 Peraturan Nomor IX.G.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-52/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 2) hasil analisis pihak independen mengenai kewajaran nilai saham dan aktiva tetap Perseroan serta aspek hukum Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha; 3) metode dan tata cara konversi saham yang akan digunakan, yang didukung oleh keterangan dari pihak independen mengenai hal tersebut; 4) cara penyelesaian kewajiban Perseroan terhadap pihak ketiga; 5) cara penyelesaian hak-hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha; 6) struktur organisasi dan sumber daya manusia setelah Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha; 7) analisis manajemen terhadap kondisi Perseroan setelah Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha. b. Direksi masing-masing Perseroan secara bersama-sama wajib menyusun Rancangan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha yang telah disetujui komisaris yang sekurang- kurangnya wajib memuat hal-hal sebagai berikut : 1) nama dan tempat kedudukan Perseroan yang akan melakukan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha; 2) alasan serta penjelasan dari masing-masing Perseroan yang akan melakukan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha; 3) tata cara konversi saham dari masing-masing Perseroan yang akan melakukan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha terhadap saham Perseroan hasil Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha; 4) rancangan perubahan anggaran dasar Perseroan hasil Penggabungan Usaha (jika ada) atau Rancangan akta pendirian Perseroan baru hasil Peleburan Usaha; 5) laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam dari masing-masing Perseroan yang akan melakukan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha, yang meliputi 3 (tiga) tahun buku terakhir; 6) dalam hal efektifnya Pernyataan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha melebihi 180 (seratus delapan puluh) hari dari laporan keuangan tahunan terakhir, maka laporan keuangan tersebut harus dilengkapi dengan laporan keuangan interim yang telah diaudit, sehingga jangka waktu antara tanggal efektifnya Pernyataan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha dan tanggal laporan keuangan interim tidak melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari; 7) laporan keuangan proforma Perseroan hasil Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum; 8) nama dan tempat kedudukan Perseroan hasil Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha; 9) hasil penilaian Pihak independen mengenai kewajaran nilai saham dan kekayaan Perseroan; 10) hasil penilaian tenaga ahli mengenai aspek tertentu dari Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha (jika diperlukan); IV-3 Peraturan Nomor IX.G.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-52/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 11) pendapat akuntan yang terdaftar di Bapepam mengenai metode dan tata cara konversi saham sebagaimana termuat dalam Rancangan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha; 12) pendapat hukum dari konsultan hukum independen yang terdaftar di Bapepam mengenai aspek hukum dari Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha; 13) cara penyelesaian status karyawan Perseroan yang akan melakukan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha; 14) cara penyelesaian hak dan kewajiban Perseroan yang akan melakukan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha terhadap pihak ketiga; 15) cara penyelesaian hak-hak pemegang saham minoritas yang tidak setuju terhadap Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha; 16) susunan direksi dan komisaris Perseroan hasil Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha; 17) perkiraan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan manfaat dan kerugian serta masa depan Perseroan yang diperoleh dari Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha; dan 18) perkiraan saat pelaksanaan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha. c. Dalam hal Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha sebagaimana tersebut di atas akan mengakibatkan perubahan yang material terhadap sifat perseroan, kondisi keuangan atau hal-hal lain yang mempengaruhi perseroan, maka keseluruhan dampak dari perubahan tersebut harus dicakup dalam dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 4 huruf b peraturan ini. d. Pernyataan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha yang berisi Rancangan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha beserta dokumen pendukung secara lengkap wajib disampaikan kepada Bapepam paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah diperolehnya persetujuan komisaris. e. Rancangan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha wajib diumumkan ringkasannya kepada masyarakat dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia satu di antaranya berperedaran nasional paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah diperolehnya persetujuan komisaris. Pengumuman dimaksud memuat informasi bahwa Rancangan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha tersebut belum mendapatkan efektif dari Bapepam dan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. f. Dalam hal Bapepam tidak meminta Perusahaan Publik atau Emiten untuk mengajukan perubahan dan tambahan informasi dalam jangka waktu 20 (dua puluh) hari setelah pengajuan pernyataan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha, maka pernyataan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha dianggap telah diajukan secara lengkap dan memenuhi persyaratan serta tata cara yang ditetapkan pada tanggal pengajuan. g. Dalam hal informasi mengenai rencana Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha telah diketahui pihak luar, maka Perseroan yang akan melakukan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha harus memberikan tanggapan kepada Bapepam dan mengumumkan hal tersebut kepada masyarakat paling lambat akhir hari kerja berikutnya setelah rencana tersebut diketahui pihak luar. IV-4 Peraturan Nomor IX.G.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-52/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 h. Dalam hal perseroan yang melakukan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha merupakan perseroan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek, maka perseroan tersebut wajib mengikuti peraturan Bursa Efek dimana saham perseroan tersebut dicatatkan. 5. Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham dalam rangka Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha. Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Publik atau Emiten yang akan melakukan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Selambat-lambatnya 28 (duapuluh delapan) hari sebelum penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham, Perseroan wajib mengumumkan Rancangan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha melalui 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia satu di antaranya berperedaran nasional yang sekurang-kurangnya memuat ringkasan dari informasi sebagaimana disebutkan dalam angka 4 huruf b peraturan ini. b. Selambat-lambatnya 28 (duapuluh delapan) hari sebelum pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham, surat edaran yang sekurang-kurangnya memuat informasi sebagaimana disebutkan dalam angka 4 huruf b peraturan ini wajib disediakan Perseroan untuk para pemegang saham; c. Rencana dan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Publik atau Emiten dalam rangka Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.I.1 tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham; d. Jika terdapat Benturan Kepentingan dalam suatu Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha, maka rencana dan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu; e. Dalam hal Rapat Umum Pemegang Saham tidak menyetujui Rancangan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha, maka Rancangan tersebut baru dapat diajukan kembali kepada Bapepam 12 (dua belas) bulan setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut. 6. Dalam rangka Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha, ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.D.1 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tidak berlaku. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 26 Desember 1997 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-5
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-52/PM/1997|KEPTA-BAPEPAM/1997 </reg_id> <reg_title> PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN PUBLIK ATAU EMITEN </reg_title> <set_date> 26 Desember 1997 </set_date> <effective_date> 26 Desember 1997 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '1/UU/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.D.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-26/PM/2003 TENTANG HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan penambahan modal perusahaan yang telah melakukan Penawaran Umum saham atau Perusahaan Publik dengan tetap memperhatikan perlindungan kepada masyarakat pemodal, dipandang perlu untuk menyempurnakan Peraturan Bapepam Nomor IX.D.1 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-07/PM/2001 tanggal 23 Maret 2001; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU. Pasal 1 Ketentuan mengenai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu diatur dalam Peraturan Nomor IX.D.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan berlakunya keputusan ini, maka Peraturan Bapepam Nomor IX.D.1 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-07/PM/2001 tanggal 23 Maret 2001 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor IX.D.1 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Juli 2003 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-2 Peraturan Nomor IX.D.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-26/PM/2003 Tanggal : 17 Juli 2003 PERATURAN NOMOR IX.D.1: 1. Definisi : a. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu adalah hak yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk membeli Efek baru, termasuk saham, Efek yang dapat dikonversikan menjadi saham dan waran, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain. Hak tersebut wajib dapat dialihkan. b. Waran adalah Efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang Efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk jangka waktu 6 (enam) bulan atau lebih sejak diterbitkannya Waran tersebut. 2. Apabila suatu perusahaan yang telah melakukan Penawaran Umum saham atau Perusahaan Publik bermaksud untuk menambah modal sahamnya, termasuk melalui penerbitan Waran atau Efek konversi, maka setiap pemegang saham wajib diberi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atas Efek baru dimaksud sebanding dengan persentase pemilikan mereka. 3. Jika suatu perusahaan sebagaimana dimaksud pada angka 2 peraturan ini mempunyai lebih dari satu jenis saham, dan jika jumlah saham dalam setiap jenis ditambah secara proporsional, maka para pemegang saham yang ada wajib mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanding dengan persentase pemilikan mereka dalam masing-masing jenis saham. 4. Jika suatu perusahaan sebagaimana dimaksud pada angka 2 peraturan ini mempunyai lebih dari satu jenis saham tetapi penambahan hanya terjadi pada satu jenis saham saja, atau jumlah penambahan dari setiap jenis saham tidak sebanding, atau jika Penawaran Umum terdiri dari Efek yang dapat ditukar dengan saham, maka semua pemegang saham wajib mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanding dengan persentase pemilikan dalam perusahaan. Penawaran Umum dimaksud wajib disetujui oleh pemegang saham yang mewakili sebagian besar saham dalam setiap jenis saham. 5. Dalam hal perusahaan sebagaimana dimaksud pada angka 2 peraturan ini menerbitkan Waran, maka jumlah Waran yang diterbitkan dan Waran yang telah beredar tidak melebihi 35% (tiga puluh lima perseratus) dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh pada saat Pernyataan Pendaftaran disampaikan. 6. Dalam hal perusahaan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 peraturan ini, bermaksud untuk menambah modal sahamnya melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau melalui Penawaran Umum Waran atau Efek konversi wajib mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mempertimbangkan dan menyetujui rencana penawaran dimaksud. Perusahaan tersebut wajib mengumumkan informasi sebagaimana dimaksud pada angka 14 peraturan ini dan menyediakan Prospektus bagi pemegang saham sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.D.3, selambat-lambatnya 28 (dua puluh delapan) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham dilaksanakan. Setiap perubahan atau penambahan informasi mengenai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebagaimana dimaksud Peraturan Nomor IX.D.3 wajib tersedia bagi pemegang saham paling lambat pada saat Rapat Umum Pemegang Saham dilaksanakan. IV-3 HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Peraturan Nomor IX.D.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-26/PM/2003 Tanggal : 17 Juli 2003 7. Untuk dapat melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham dalam rangka Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu wajib dipenuhi hal-hal berikut: a. Perusahaan sebagaimana dimaksud pada angka 2 peraturan ini telah mengajukan Pernyataan Pendaftaran dan dokumen pendukungnya kepada Bapepam dalam bentuk serta mencakup informasi yang ditetapkan untuk Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, sesuai dengan Peraturan Nomor IX.D.2 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu selambat-lambatnya 28 (dua puluh delapan) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham; dan b. Bapepam tidak mempunyai tanggapan lebih lanjut secara tertulis terhadap Pernyataan Pendaftaran yang telah disampaikan. 8. Kecuali dinyatakan lain oleh Bapepam, maka Pernyataan Pendaftaran yang disyaratkan dalam angka 7 peraturan ini menjadi efektif setelah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham mengenai penawaran Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. 9. Dalam hal suatu rencana Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, sebagian atau seluruh dana hasil Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tersebut akan digunakan untuk transaksi yang mempunyai benturan kepentingan, maka wajib memenuhi ketentuan peraturan ini dan memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX. E.1. 10. Persyaratan untuk memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebagaimana dimaksud dalam angka 2 peraturan ini tidak berlaku jika perusahaan mengeluarkan saham sebagai hasil kapitalisasi dari laba yang ditahan dan atau modal disetor lainnya seperti dividen saham atau saham bonus. 11. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu merupakan hak yang dapat dialihkan dan dibuktikan dengan : a. catatan pemilikan dalam Daftar Pemegang Saham Perusahaan atau Biro Administrasi Efek; b. Sertifikat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk pemegang saham yang terdaftar pada tanggal tertentu. Sertifikat tersebut wajib tersedia sebelum dimulai dan selama periode perdagangan sebagaimana dimaksud pada angka 17 peraturan ini; c. kupon yang dapat dilepas dari surat saham; atau d. konfirmasi atau laporan rekening Efek yang diterbitkan oleh Kustodian. 12. Pemegang saham yang berhak atas Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebagaimana dimaksud pada angka 14 huruf d peraturan ini adalah pemegang saham yang tercatat pada Daftar Pemegang Saham 8 (delapan) hari kerja setelah Rapat Umum Pemegang Saham. 13. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sudah dapat ditukarkan dengan Efek baru selama periode perdagangan. Efek baru tersebut wajib sudah diterbitkan dan tersedia dalam 2 (dua) hari kerja setelah Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dilaksanakan. 14. Informasi penting penawaran Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang wajib diumumkan sebelum Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam angka 6 peraturan ini meliputi antara lain : IV-4 Peraturan Nomor IX.D.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-26/PM/2003 Tanggal : 17 Juli 2003 a. nama lengkap Emiten atau Perusahaan Publik, alamat kantor pusat, telepon, teleks, faksimili, E-mail dan kotak pos; b. uraian mengenai Efek yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu; c. tanggal Rapat Umum Pemegang Saham; d. tanggal pencatatan pemegang saham yang mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu pada Daftar Pemegang Saham atau nomor kupon untuk menentukan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu; e. tanggal terakhir dari pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan pemberitahuan bahwa hak yang tidak dilaksanakan pada tanggal tersebut tidak berlaku lagi dan tanggal terakhir pembayaran; f. periode perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu; g. harga pelaksanaan Efek; h. rasio Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atas saham yang ada; i. tata cara pemesanan Efek; j. uraian mengenai perlakuan Efek yang tidak dibeli oleh yang berhak dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dalam bentuk pecahan; k. pernyataan mengenai tata cara pengalihan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu; l. tata cara penerbitan dan penyampaian bukti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu serta Efek; m. nama Bursa Efek tempat diperdagangkannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan saham yang mendasarinya tercatat (jika ada); n. rencana Emiten atau Perusahaan Publik untuk mengeluarkan atau tidak mengeluarkan saham atau Efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal efektif; o. nama lengkap Pihak yang bertindak sebagai pembeli siaga (jika ada); p. dampak dilusi dari penerbitan Efek baru; q. penggunaan dana hasil Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu; r. ringkasan analisis dan pembahasan oleh manajemen; dan s. informasi tentang tempat Prospektus dapat diperoleh. 15. Dalam hal penerbitan hak untuk Efek utang konversi, Emiten atau Perusahaan Publik selain sebagaimana informasi pada angka 14 wajib pula menyajikan hal-hal sebagai berikut: a. hak para pemegang Efek; b. sifat Efek yang dapat dikonversikan ke jenis Efek lain; c. sifat Efek utang konversi yang memungkinkan pelunasan lebih dini atas pilihan Emiten atau pemegang Efek; d. harga dan tingkat suku bunga dari Efek utang konversi. Dalam hal suku bunga ditetapkan mengambang, wajib diuraikan cara penentuan tingkat suku bunga yang mengambang tersebut; IV-5 Peraturan Nomor IX.D.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-26/PM/2003 Tanggal : 17 Juli 2003 e. jadwal pelunasan atau cicilan termasuk jumlahnya; f. jadwal pembayaran bunga; g. jadwal konversi; h. ketentuan tentang dana pelunasan atau sinking fund (jika ada); i. denominasi mata uang yang menjadi denominasi utang dan mata uang lain yang menjadi alternatif (jika ada) digunakan dalam penerbitan Efek utang bersangkutan (jika ada); dan j. nama, alamat kantor pusat dan uraian mengenai Pihak-pihak yang bertindak sebagai Wali Amanat dan Penanggung (jika ada). Setiap perubahan atau penambahan informasi mengenai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu di atas dan sebagaimana dimaksud pada angka 14 wajib diumumkan selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sebelum Rapat Umum Pemegang Saham dilaksanakan. 16. Dalam hal pemegang saham mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan Efek tersebut wajib dijual oleh perusahaan dan hasil penjualannya dimasukkan ke dalam rekening perusahaan. 17. Perusahaan sebagaimana dimaksud pada angka 2 peraturan ini wajib mengambil langkah- langkah untuk mempermudah pengalihan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Jika Efek yang mendasari hak tersebut tercatat di Bursa Efek maka Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tersebut wajib dicatatkan pula di Bursa Efek yang sama. Perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dimulai setelah berakhirnya distribusi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan berlangsung sekurang-kurangnya 5 (lima) hari kerja dan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah tanggal distribusi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu berakhir. Bukti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tersebut wajib tersedia dan didistribusikan dalam 1 (satu) hari kerja setelah Daftar Pemegang Saham yang berhak atas Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. 18. Bursa Efek wajib secara otomatis mencatatkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang berhubungan dengan Efek yang tercatat, tanpa biaya pencatatan tambahan. 19. Kecuali ditentukan lain oleh Bapepam, Bursa Efek wajib secara otomatis mencatat Efek yang sama dengan Efek yang tercatat dan yang timbul dari : a. pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, Waran atau Efek konversi; b. penerbitan saham yang berasal dari kapitalisasi dari laba yang ditahan dan atau modal disetor lainnya seperti dividen saham atau saham bonus; atau c. pemecahan saham. Biaya pencatatan atas Efek yang timbul sebagai akibat adanya pelaksanaan hak tersebut wajib didasarkan pada perhitungan yang sama dengan Efek sejenis yang berlaku. 20. Efek yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang berbeda dari Efek yang mendasari atas mana hak tersebut melekat dan berbeda dari Efek lain dari perusahaan tersebut yang telah tercatat di bursa, tidak wajib dicatatkan di bursa. 21. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang tercatat dapat juga diperdagangkan di luar bursa. 22. Dalam hubungannya dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, perusahaan wajib mengadakan alokasi Efek yang tidak dipesan, pada harga pemesanan yang sama kepada IV-6 Peraturan Nomor IX.D.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-26/PM/2003 Tanggal : 17 Juli 2003 semua pemegang saham yang menyatakan berminat untuk membeli Efek tambahan pada periode pelaksanaan hak dimaksud. Pembayaran untuk Efek tambahan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan angka 24 Peraturan ini. Apabila jumlah permintaan atas Efek yang tidak dipesan melebihi Efek yang tersedia, Efek dimaksud akan dijatahkan secara proporsional, berdasarkan atas jumlah Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang meminta penambahan Efek berdasarkan harga pemesanan. 23. Dalam hal terjadi pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, tanda terima wajib diberikan oleh Perusahaan sebagai bukti bahwa hak telah dilaksanakan. Tanda terima dimaksud wajib menunjukkan apakah pemegang hak atau pemegang saham bermaksud memesan Efek tambahan yang berasal dari hak yang tidak dilaksanakan. Dalam hal ini perusahaan wajib menyimpan tembusan dari tanda terima yang memuat jumlah saham atau Efek tambahan yang dipesan. 24. Penjatahan sebagaimana dimaksud dalam angka 22 peraturan ini ditetapkan dalam 1 (satu) hari kerja setelah berakhirnya pembayaran pesanan Efek tambahan. Para pemesan Efek tambahan wajib menyerahkan pembayaran penuh kepada perusahaan untuk Efek tambahan dimaksud dalam 2 (dua) hari kerja setelah berakhirnya perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 Peraturan ini wajib mengembalikan uang untuk bagian pemesanan yang tidak terpenuhi, pada 2 (dua) hari kerja setelah tanggal penjatahan. 25. Setelah penjatahan Efek sebagaimana dimaksud pada angka 24 peraturan ini selesai dilaksanakan, maka semua dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, termasuk tembusan tanda terima, wajib disimpan oleh perusahaan untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Perusahaan dimaksud wajib menunjuk Akuntan yang terdaftar di Bapepam untuk melakukan pemeriksaan khusus mengenai pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Laporan hasil pemeriksaan mengenai kewajaran pelaksanaan tersebut wajib disampaikan oleh perusahaan kepada Bapepam dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penjatahan berakhir. 26. Dalam hal perusahaan sebagaimana dimaksud pada angka 2 peraturan ini bermaksud untuk menambah modal dalam jumlah yang telah ditetapkan maka sebelum dilaksanakannya penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dimaksud, perusahaan yang bersangkutan wajib memperoleh jaminan dari Pihak tertentu untuk membeli Efek sekurang-kurangnya pada harga penawaran atas Efek dalam hal terdapat sisa Efek yang tidak diambil. 27. Informasi yang disyaratkan untuk diumumkan sesuai dengan peraturan ini wajib diumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional. Salinan dari pengumuman tersebut wajib disampaikan kepada Bapepam selambat- lambatnya pada akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah pengumuman dimaksud. Pengumuman tersebut dapat digantikan dengan cara lain yang disetujui oleh Bapepam. 28. Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk kepada Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : pada tanggal : Jakarta 17 Juli 2003 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-7
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-26/PM/2003|KEPTA-BAPEPAM/2003 </reg_id> <reg_title> HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU </reg_title> <set_date> 17 Juli 2003 </set_date> <effective_date> 17 Juli 2003 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-07/PM/2001|KEPTA-BAPEPAM/2001 | Lampiran Peraturan Nomor IX.D.1' </replaced_reg> <related_reg> '46/PP/1995', '8/UU/1995', '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000' </related_reg>
Peraturan Nomor X.H.2 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-76/PM/1996 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH BIRO ADMININSTRASI EFEK DAN EMITEN YANG MENYELENGGARAKAN ADMINISTRASI EFEK SENDIRI KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Pemeliharaan Dokumen Oleh Biro Admininstrasi Efek Dan Emiten Yang Menyelenggarakan Administrasi Efek Sendiri; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH BIRO ADMININSTRASI EFEK DAN EMITEN YANG MENYELENGGARAKAN ADMINISTRASI EFEK SENDIRI Pasal 1 Ketentuan mengenai Pemeliharaan Dokumen Oleh Biro Admininstrasi Efek Dan Emiten Yang Menyelenggarakan Administrasi Efek Sendiri, diatur dalam Peraturan Nomor X.H.2 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor X.H.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 76/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR X.H.2: PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH BIRO ADMINISTRASI EFEK DAN EMITEN YANG MENYELENGGARAKAN ADMINISTRASI EFEK SENDIRI 1. Setiap Biro Administrasi Efek wajib mengadministrasikan, menyimpan dan memelihara catatan, pembukuan, data dan keterangan tertulis yang berhubungan dengan: a. Emiten yang efeknya diadministrasikan oleh Biro Administrasi Efek; b. jasa administrasi Efek yang diberikan; dan c. manajemen Biro Administrasi Efek. 2. Emiten yang menyelenggarakan administrasi Efek sendiri seperti registrasi Efek, pembagian dividen, saham bonus, hak memesan Efek terlebih dahulu, pembagian hak-hak atas Efek lainnya dan penyelenggaraan administrasi lainnya wajib mengadministrasikan, menyimpan dan memelihara catatan, pembukuan, data dan keterangan tertulis yang berhubungan dengan pengelolaan administrasi Efek tersebut. 3. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a peraturan ini terdiri dari sekurang- kurangnya : a. anggaran dasar Emiten beserta semua perubahannya; dan b. kontrak pengelolaan administrasi Efek Emiten. 4. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b peraturan ini terdiri dari sekurang- kurangnya : a. salinan laporan kegiatan operasional Biro Administrasi Efek yang terdiri dari laporan kegiatan registrasi, daftar komposisi denomisasi surat Efek, dan daftar penyebaran Efek; b. buku daftar pemegang saham dan dokumen pendukungnya; c. notulen Rapat Umum Pemegang Saham dan notulen rapat yang berkaitan dengan jasa administrasi Efek lainnya; d. pembagian deviden, saham bonus, hak memesan Efek terlebih dahulu dan hak-hak atas Efek lainnya; dan e. registrasi kepemilikan 5% (lima perseratus) atau lebih saham dan setiap perubahan kepemilikan saham Emiten atau Perusahaan Publik. 5. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf c peraturan ini terdiri dari sekurang- kurangnya : a. anggaran dasar beserta perubahannya; b. catatan kegiatan Biro Administrasi Efek termasuk catatan mengenai pelanggaran yang pernah dilakukan; dan IV-2 Peraturan Nomor X.H.2 c. dokumen lain termasuk surat menyurat, memorandum, makalah, buku, pemberitahuan pengumuman, edaran dan catatan lain yang dibuat atau diterima oleh Biro Administrasi Efek sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usahanya. 6. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1, angka 2, angka 3 dan angka 4 peraturan ini wajib tersedia setiap saat untuk kepentingan pemeriksaan Bapepam. 7. Biro Administrasi Efek wajib menjaga sebaik-baiknya setiap Efek maupun catatan pembukuan dalam pengelolaannya dan wajib membuat salinan dari catatan pembukuan yang disimpan di tempat yang terpisah dan aman. 8. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 5 peraturan ini wajib disimpan sekurang- kurangnya untuk masa 5 (lima) tahun. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 IV-3
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-76/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH BIRO ADMININSTRASI EFEK DAN EMITEN YANG MENYELENGGARAKAN ADMINISTRASI EFEK SENDIRI </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.A.4 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-45/PM/1996 TENTANG PROSEDUR PENANGGUHAN PENAWARAN UMUM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep - 18/PM/1991 tentang Prosedur Penangguhan Penawaran Umum dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PROSEDUR PENANGGUHAN PENAWARAN UMUM. Pasal 1 Ketentuan mengenai Prosedur Penangguhan Penawaran Umum diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.4 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-18/PM/1991 tanggal 19 April 1991 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor IX.A.4 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua I PUTU GEDE ARY SUTA NIP.060065493 IV-2 Peraturan Nomor IX.A.4 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 45 /PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR IX.A.4 : PROSEDUR PENANGGUHAN PENAWARAN UMUM 1. Bapepam dapat menangguhkan Penawaran Umum setelah menyampaikan pemberitahuan kepada Emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek, jika diperoleh kesimpulan bahwa: a. Pernyataan Pendaftaran, Prospektus atau dokumen lainnya yang disampaikan sebagai bagian dari proses pendaftaran Efek, mencakup informasi dan atau fakta material yang: 1) palsu atau menyesatkan atau mengabaikan fakta material yang diperlukan pada saat itu dan sesuai dengan keadaan waktu pernyataan tersebut dibuat; 2) menjadi tidak benar atau menyesatkan atau mengabaikan fakta material karena terjadinya perubahan keadaan dan keterangan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki keadaan tersebut tidak disampaikan kepada masyarakat; b. Emiten atau Pihak lain yang terafiliasi dengan Emiten dalam Penawaran Umum, telah melanggar Undang-undang tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya; atau c. setiap Pihak yang disebut pada huruf b tidak menyampaikan perubahan dan atau tambahan informasi yang diminta Bapepam. 2. Keputusan penangguhan oleh Ketua Bapepam dikeluarkan sesuai dengan Formulir Nomor IX.A.4-1 lampiran 1 peraturan ini. 3. Bapepam dapat mencabut penangguhan sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas sesuai dengan Formulir Nomor IX.A.4-2 lampiran 2 peraturan ini, apabila yang menjadi dasar ketetapan penangguhan telah diselesaikan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-3 Peraturan Nomor IX.A.4 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: IX.A.4-1 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : Perihal --- : Penangguhan Penawaran Umum. KEPADA Yth.................................................. di - ...................................... : 1 Peraturan Nomor : XI.A.4 Jakarta,. ...........................19.... Menunjuk Pernyataan Pendaftaran Saudara Nomor ..... tanggal ....., kami berpendapat bahwa pengungkapan yang disajikan tidak memberikan keterangan yang cukup kepada publik berdasarkan hal-hal sebagai berikut: 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Berdasarkan hal di atas, dengan ini kami menangguhkan efektifnya Pernyataan Pendaftaran dan Saudara wajib segera menghentikan penawaran Efek yang bersangkutan kepada umum, sampai Bapepam memperoleh kepastian bahwa pengungkapan keterbukaan yang diperlukan telah dipenuhi sebagaimana mestinya. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-4 Peraturan Nomor IX.A.4 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: IX.A.4-2 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : Perihal --- : Pencabutan Penangguhan Penawaran Umum. KEPADA Yth.................................................. di - ...................................... : 2 Peraturan Nomor : IX.A.4 Jakarta,. ...........................19.... Menunjuk Pernyataan Pendaftaran Saudara Nomor ...... tanggal ...... yang telah ditangguhkan efektifnya dengan Surat Ketua Bapepam Nomor ......... tanggal ......, bersama ini diberitahukan bahwa Bapepam telah memperoleh kepastian pengungkapan keterbukaan yang bersangkutan sudah dipenuhi, dan oleh karena itu penangguhan tersebut dibatalkan. Berdasarkan hal di atas bersama ini dinyatakan bahwa Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif kembali dan Saudara dapat melakukan penawaran Efek yang bersangkutan kepada umum. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-5
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-45/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PROSEDUR PENANGGUHAN PENAWARAN UMUM </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-18/PM/1991|KEPTA-BAPEPAM/1991' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor VI.A.2 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 47/PM/1997 TENTANG FUNGSI BANK KUSTODIAN BERKAITAN DENGAN EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECURITIES ) KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Fungsi Bank Kustodian Berkaitan Dengan Efek Beragun Aset; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG FUNGSI BANK KUSTODIAN BERKAITAN DENGAN EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECURITIES ). Pasal 1 Ketentuan tentang Fungsi Bank Kustodian Berkaitan Dengan Efek Beragun Aset diatur dalam Peraturan Nomor VI.A.2 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor VI.A.2 Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 26 Desember 1997 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor VI.A.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 47/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 PERATURAN NOMOR VI.A.2 : FUNGSI BANK KUSTODIAN BERKAITAN DENGAN EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECURITIES ) 1. Bank Kustodian wajib: a. melaksanakan Penitipan Kolektif dan penyimpanan atas seluruh dokumen berharga berkaitan dengan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; b. melaksanakan penyimpanan dana yang merupakan aset keuangan dalam portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; c. menyerahkan dan menerima aset keuangan untuk kepentingan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; d. melakukan pembayaran semua transaksi atas perintah Manajer Investasi yang berkaitan dengan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; e. mendaftarkan atas nama Bank Kustodian aset keuangan dalam portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset sebagai wakil dari pemegang Efek Beragun Aset; f. melaksanakan pembukuan atas hal-hal yang berkaitan dengan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset; g. membuat dan menyimpan daftar pemegang Efek Beragun Aset dan mencatat perpindahan kepemilikan Efek Beragun Aset atau menunjuk Biro Administrasi Efek untuk melakukan jasa tersebut berdasarkan persetujuan dari Manajer Investasi; h. memisahkan aset keuangan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset dari aset keuangan Bank Kustodian dan atau kekayaan nasabah lain dari Bank Kustodian; i. melaporkan secara tertulis kepada Bapepam apabila Manajer Investasi melakukan kegiatan yang dapat merugikan pemegang Efek Beragun Aset selambat-lambatnya akhir hari kerja berikutnya; dan j. melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset sebagaimana ditentukan dalam Kontrak Investasi Kolektif. 2. Bank Kustodian menerima imbalan jasa sebagaimana ditentukan dalam Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang dibayarkan dari aset keuangan portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset. 3. Bank Kustodian wajib memenuhi instruksi Manajer Investasi sesuai ketentuan dalam Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset. 4. Dalam hal Bank Kustodian menerima instruksi dari Manajer Investasi yang bertentangan dengan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset atau bertentangan dengan tanggung jawabnya untuk melindungi aset keuangan portofolio Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset, maka Bank Kustodian wajib : IV-3 Peraturan Nomor VI.A.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 47/PM/1997 Tanggal : 26 Desember 1997 a. melaporkan instruksi tersebut secara tertulis kepada Bapepam; dan b. melaksanakan instruksi tersebut hanya jika ada persetujuan terlebih dahulu dari Bapepam. 5. Bank Kustodian dapat diganti oleh Manajer Investasi atau Bapepam. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 26 Desember 1997 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 IV-4
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-47/PM/1997|KEPTA-BAPEPAM/1997 </reg_id> <reg_title> FUNGSI BANK KUSTODIAN BERKAITAN DENGAN EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECURITIES ) </reg_title> <set_date> 26 Desember 1997 </set_date> <effective_date> 26 Desember 1997 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-620/BL/2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN DAN PENYAJIAN LAPORAN PENILAIAN ASET TAKBERWUJUD DI PASAR MODAL KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan obyektifitas dan kualitas hasil penilaian usaha terhadap aset tidak berwujud, diperlukan pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian untuk aset tidak berwujud yang dapat mendorong profesionalisme, independensi, dan obyektifitas Pihak yang melakukan kegiatan sebagai Penilai Usaha; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Aset Takberwujud di Pasar Modal; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006; 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.01/2008 tentang Jasa Penilai Publik; 6. Peraturan Nomor VIII.C.3 Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-340/BL/2009 tanggal 5 Oktober 2009 tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENILAIAN DAN PENYAJIAN LAPORAN PENILAIAN ASET TAKBERWUJUD DI PASAR MODAL. Pasal 1 Ketentuan mengenai pedoman penilaian dan penyajian laporan penilaian aset takberwujud di Pasar Modal diatur dalam Peraturan Nomor VIII.C.5 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Ketentuan yang mengatur mengenai Penilaian Aktiva Tidak Berwujud sebagaimana diatur dalam angka 19 dan ketentuan mengenai Laporan Penilaian Aktiva Tidak Berwujud sebagaimana diatur dalam angka 22 huruf b butir 2) poin b) dan angka 22 huruf c Peraturan Nomor VIII.C.3 tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal dinyatakan tidak berlaku. Pasal 3 Penilai Usaha yang telah menandatangani kontrak penugasan penilaian profesional namun belum menerbitkan laporan penilaian Aset Takberwujud wajib mengikuti Peraturan Nomor VIII.C.5 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 4 Keputusan ini mulai berlaku 60 (enam puluh) hari sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 30 Nopember 2011 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd Nurhaida NIP 19590627 198902 2 001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -3- LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 PERATURAN NOMOR VIII.C.5 : PEDOMAN PENILAIAN DAN PENYAJIAN LAPORAN PENILAIAN TAKBERWUJUD DI PASAR MODAL 1. KETENTUAN UMUM a. Definisi yang digunakan dalam Peraturan ini adalah: 1) ASET Aset Takberwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik dan Goodwill. 2) Harga Beli adalah semua biaya akuisisi termasuk biaya penunjang di dalam transaksi. 3) Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation) adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pihak pengakuisisi untuk mengalokasikan Harga Beli transaksi termasuk biaya-biaya terkait transaksi yang timbul, kepada aset dan kewajiban pihak yang diakuisisi yang didasarkan pada nilai wajar aset dan kewajiban tersebut pada tanggal akuisisi. 4) Impairmen Aset Takberwujud adalah penurunan nilai aset karena nilai tercatat aset (carrying amount) melebihi nilai yang akan dipulihkan (recoverable amount) melalui penggunaan atau penjualan aset. 5) Kombinasi Bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. 6) Masa Manfaat adalah suatu periode dimana aset diharapkan tersedia untuk digunakan oleh perusahaan (entitas), atau jumlah produksi atau unit yang sejenis yang diharapkan untuk diperoleh dari aset oleh perusahaan (entitas). 7) Sisa Masa Manfaat adalah periode dimana aset masih diharapkan untuk digunakan atau masih memberikan manfaat kepada perusahaan yang dihitung dari Tanggal Penilaian (Cut Off Date) sampai dengan berakhirnya Masa Manfaat aset bagi perusahaan. 8) Informasi Keuangan Prospektif adalah informasi keuangan yang didasarkan atas asumsi-asumsi mengenai peristiwa yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang dan tindakan-tindakan yang akan dilakukan oleh perusahaan (entitas). Informasi Keuangan Prospektif wajib dibuat oleh manajemen dan dapat berupa Perkiraan, Proyeksi, atau kombinasi dari keduanya seperti satu tahun Perkiraan ditambah Proyeksi sesuai dengan Sisa Masa Manfaat. 9) Perkiraan adalah Informasi Keuangan Prospektif jangka pendek yang dibuat berdasarkan asumsi-asumsi atas suatu peristiwa yang akan datang yang diharapkan terjadi oleh manajemen serta tindakan- tindakan manajemen yang akan diambil pada saat informasi dibuat (disiapkan). LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -2- 10) Proyeksi adalah Informasi Keuangan Prospektif jangka panjang yang dibuat atas dasar: a) asumsi-asumsi hipotetis mengenai peristiwa yang akan datang yang belum tentu dapat terjadi dan tindakan manajemen yang akan diambil seperti perubahan-perubahan besar dalam kegiatan operasi; dan b) gabungan antara estimasi terbaik dan asumsi-asumsi hipotetis. 11) Goodwill adalah aset yang merepresentasikan manfaat ekonomi masa depan yang berasal dari aset lainnya yang diakuisisi dalam rangka Kombinasi Bisnis yang tidak dapat diidentifikasi secara individual dan diakui secara terpisah. 12) Biaya Pengganti Baru (Replacement Cost New) adalah estimasi biaya untuk membuat suatu Aset Takberwujud yang setara dengan Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian, berdasarkan harga pasaran setempat pada Tanggal Penilaian (Cut Off Date). 13) Biaya Reproduksi Baru (Reproduction Cost New) adalah estimasi biaya untuk mereproduksi suatu Aset Takberwujud yang sama atau identik dengan Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian, berdasarkan harga pasaran setempat pada Tanggal Penilaian (Cut Off Date). b. Umum 1) Dalam rangka melakukan kegiatan Penilaian Usaha di bidang Pasar Modal, Penilai Usaha wajib menaati kode etik dan standar yang ditetapkan oleh asosiasi sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan ini. 2) 3) 4) 5) 6) Penilai Usaha yang melakukan penilaian Aset Takberwujud wajib memiliki pemahaman di bidang akuntansi. Penilai Usaha yang melakukan penilaian Aset Takberwujud wajib memperhatikan hal-hal yang dapat mengakibatkan Penilai Usaha tidak independen. Penilai Usaha wajib menggunakan Nilai Pasar Wajar (Fair Market Value) dalam setiap kegiatan Penilaian Aset Takberwujud. Nilai Pasar Wajar (Fair Market Value) sebagaimana dimaksud dalam butir 4) digunakan untuk menentukan Nilai Wajar (Fair Value) Aset Takberwujud. Penilai Usaha wajib mengungkapkan dalam laporan penilaian Aset Takberwujud antara lain: a) setiap analisis dan hasil pembahasan dengan pihak manajemen; b) Informasi Keuangan Prospektif yang diperoleh dari pihak manajemen dan penyesuaian atas informasi keuangan tersebut; c) tingkat diskonto dan/atau tingkat kapitalisasi yang ditetapkan serta digunakan dalam analisis Informasi Keuangan Prospektif; dan LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -3- d) alasan penetapan Sisa Masa Manfaat yang unidentified yang didasarkan atas bukti pasar. 7) Penilai Usaha wajib melampirkan dalam laporan penilaian Aset Takberwujud hal-hal sebagai berikut: a) Hasil pekerjaan Tenaga Ahli dalam hal pengukuran Sisa Masa Manfaat didasarkan pada hasil kerja Tenaga Ahli; dan b) Hasil penilaian oleh Penilai Properti dalam hal pengukuran Sisa Masa Manfaat didasarkan pada hasil penilaian properti yang menggunakan penentu berupa fisik (physical determinant). 8) Penilai Usaha wajib membuat dan memelihara kertas kerja penilaian Aset Takberwujud dan mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor VIII.C.3. c. Karakteristik Aset Takberwujud Penilai Usaha hanya dapat melakukan penilaian atas Aset Takberwujud yang memenuhi karakteristik sebagai berikut: 1) 2) dapat diidentifikasi dan dijelaskan secara terperinci; dapat memberikan manfaat ekonomi yang dapat diukur bagi pemilik Obyek Penilaian; 3) memiliki potensi untuk menghasilkan aset lainnya dan/atau mampu menciptakan nilai tambah terhadap aset lain tersebut; 4) merupakan subyek hak milik (right of private ownership) yang dapat dialihkan secara hukum (legally transferable); 5) dapat diakui dan dilindungi secara hukum; dan 6) memiliki jangka waktu manfaat ekonomis. 2. ASUMSI-ASUMSI DAN KONDISI PEMBATAS Asumsi-asumsi dan kondisi pembatas yang digunakan oleh Penilai Usaha wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. mencerminkan bahwa Penilai Usaha telah melakukan penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses penilaian Aset Takberwujud; b. mencerminkan bahwa data dan informasi yang diperoleh dari pemberi tugas yang dapat dipercaya keakuratannya; c. menggunakan Informasi Keuangan Prospektif yang dibuat oleh manajemen yang telah disesuaikan dengan kondisi pasar yang sejenis dan sebanding; d. mencerminkan bahwa Penilai Usaha bertanggung jawab atas pelaksanaan penilaian dan kewajaran Informasi Keuangan Prospektif; dan e. mencerminkan bahwa Penilai Usaha bertanggung jawab atas laporan penilaian Aset Takberwujud termasuk kesimpulan Nilai akhir dalam laporan penilaian Aset Takberwujud. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -4- 3. KLASIFIKASI ASET TAKBERWUJUD Penilai Usaha wajib melakukan klasifikasi atas Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian antara lain: a. Aset Takberwujud terkait dengan pemasaran (marketing related intangible assets) seperti: 1) Merek dagang (trademarks), nama dagang (trade names); 2) Merek jasa (Service marks), merek kolektif (collective marks), sertifikasi tanda (certification marks); 3) Desain warna, bentuk atau kemasan yang unik (Trade dress); 4) 5) Newspaper mastheads; dan Perjanjian non kompetisi (noncompetition agreement). b. Aset Takberwujud terkait dengan Pelanggan (customer related intangible assets) seperti: 1) 2) 3) Daftar pelanggan (customer lists); Order or production backlog; Kontrak pelanggan (customer contract and related customer relationship); dan 4) Hubungan dengan pelanggan (noncontractual customer relationship). c. Aset Takberwujud terkait dengan seni (artistic related intangible assets) seperti: 1) 2) 3) pertunjukan, opera, dan balet (plays, opera, and ballets); Buku, majalah, koran dan hasil pekerjaan literatur lainnya; Hasil pekerjaan musikal seperti komposisi, lirik lagu, dan jingle iklan (musical works such as compositions, song lyrics, and advertising jingles); 4) Gambar dan foto; dan 5) Video dan hasil audiovisual termasuk film, video musik, dan program televisi. d. Aset Takberwujud terkait kontrak perusahaan (contract related intangible assets) seperti: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Lisensi, royalti, standstill agreements (licensing, royalty, standstill agreements); Advertising, construction, management, service, atau supply contracts; Perjanjian leasing (lease agreements); Izin konstruksi (construction permits); Perjanjian franchise (franchise agreements); Operating and broadcast rights; Use rights seperti landing, drilling, water, air, mineral, timber cutting, route authorities; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -5- 8) 9) Servicing contracts seperti mortgage servicing contracts; dan Kontrak pekerja (employments contract). e. Aset Takberwujud terkait teknologi (technology related intangible assets) seperti: 1) Teknologi yang memiliki hak paten (patented technology); 2) Piranti lunak komputer (computer software) dan mask works; 3) Nama domain internet (internet domain names); 4) Teknologi yang tidak memiliki hak paten (unpatented technology); 5) 6) Basis data (databases) termasuk title plants; dan Rahasia usaha (trade secrets) termasuk formula, proses, resep rahasia (secret formulas, processes, recipe). f. Aset Takberwujud yang berasal dari proses penelitian dan pengembangan (in process research and development intangible assets) wajib memenuhi karakteristik sebagaimana dimaksud dalam ketentuan angka 1 huruf c, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) proses penelitian dan pengembangan (in process research and development intangible assets) hanya dapat diakui sebagai Aset Takberwujud apabila memenuhi kriteria paling kurang antara lain: a) sudah berada dalam tahap pengembangan; dan b) manfaat ekonomis dari proses penelitian dan pengembangan (in process research and development intangible assets) dapat segera didapatkan oleh pemilik Aset Takberwujud. 2) tahap pengembangan sebagaimana dimaksud dalam butir 1) poin a) tersebut di atas dapat berupa: a) formulasi konseptual dan progam untuk mengembangkan alternatif produk atau pengujian; b) desain, konstruksi, dan pengujian prototipe dalam tahapan pre- produksi; c) perancangan alat-alat, cetakan, dan alat bantu lainnya yang melibatkan suatu teknologi baru; d) perencanaan, konstruksi, dan operasi dalam suatu proyek rintisan (pilot project) atau prototipe komersial (commercial prototype) atau pilot plan yang tidak cukup besar untuk digunakan dalam operasi komersial; dan e) perencanaan, konstruksi, dan pengujian dari suatu material, peralatan, produk, proses, sistem dan jasa yang baru atau diperbaiki untuk memenuhi tuntutan spesifik fungsional dan ekonomis sehingga siap untuk dilakukan operasi secara komersial. 3) manfaat ekonomis sebagaimana dimaksud dalam butir 1) poin b) wajib mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut a) kelayakan teknis untuk menyelesaikan pengembangan; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -6- b) maksud dari entitas untuk menyelesaikan Aset Takberwujud; c) kemampuan dari entitas untuk menggunakan atau menjual Aset Takberwujud; d) cara bagaimana Aset Takberwujud diharapkan dapat menghasilkan manfaat ekonomis di masa yang akan datang; e) ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan pengembangan dari Aset Takberwujud dan merealisasikan manfaat ekonomisnya; dan f) kemampuan untuk mengukur secara handal biaya pengembangan yang diperlukan sampai dengan penyelesaian proyek pengembangannya dimana nilai ekonomisnya lebih tinggi dari biaya. 4) penilaian Aset Takberwujud yang berasal dari proses penelitian dan pengembangan (in process research and development intangible assets) wajib memperhitungkan risiko atas penyelesaian dari Aset Takberwujud tersebut serta pengalaman sebelumnya tentang keberhasilan entitas dalam menyelesaikan pengembangan Aset Takberwujud yang berasal dari proses penelitian dan pengembangan sejenis. 5) penilaian atas Aset Takberwujud yang berasal dari proses penelitian dan pengembangan (in process research and development intangible assets) dapat menggunakan Pendekatan Biaya (Cost Based Approach) atau Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach) dengan ketentuan sebagai berikut: a) Pendekatan Biaya (Cost Based Approach) dalam penilaian Aset Takberwujud yang berasal dari proses penelitian dan pengembangan (in process research and development intangible assets) digunakan untuk mengestimasi nilai wajar dari Aset Takberwujud tersebut yang masih berada dalam tahap pengembangan awal atau Aset Takberwujud tersebut tidak berhubungan langsung dengan kapasitas entitas untuk menghasilkan pendapatan. b) Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach) dalam penilaian Aset Takberwujud yang berasal dari proses penelitian dan pengembangan (in process research and development intangible assets) digunakan untuk mengestimasi nilai wajar dari Aset Takberwujud tersebut yang sudah berada dalam tahap pengembangan lanjut atau yang sudah selesai dikembangkan dimana Aset Takberwujud tersebut berhubungan langsung dengan kapasitas entitas untuk menghasilkan pendapatan. 6) Penilai Usaha wajib mengungkapkan dan menjelaskan dalam laporan penilaian alasan, analisis, dan pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan proses penelitian dan pengembangan (in process research and development intangible assets) sebagai Aset Takberwujud. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -7- 4. SISA MASA MANFAAT Ketentuan mengenai pengukuran Sisa Masa Manfaat dari Aset Takberwujud adalah sebagai berikut: a. Faktor-faktor yang dapat dipertimbangkan dalam menghitung Sisa Masa Manfaat dari Aset Takberwujud berdasarkan antara lain: 1) Umur hukum (legal life); 2) Umur kontrak (contractual life); 3) Penentu berupa fisik (physical determinants); 4) Umur ekonomis (economic life); 5) Keusangan fungsi atau teknologi (functional or technological obsolescence); dan/atau 6) Analitis (analytical). b. Faktor-faktor sebagaimana dimaksud dalam huruf a wajib dipertimbangkan secara individual dan Penilai hanya dapat menggunakan faktor yang memiliki Masa Manfaat yang paling singkat. c. Penghitungan Sisa Masa Manfaat dari Aset Takberwujud sebagaimana dimaksud dalam huruf a, paling kurang memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) Dalam hal menggunakan umur hukum (legal life): a) Umur hukum (legal life) berasal dari umur paten, merek dagang (trademarks), hak cipta (copyright), atau trade names yang memberikan perlindungan hukum dari kompetisi. b) Sebelum menggunakan faktor umur hukum (legal life), wajib terlebih dahulu menentukan umur ekonomis (economic life) dari Aset Takberwujud. c) Dalam hal umur ekonomis (economic life) lebih pendek dari umur hukum (legal life), maka wajib menggunakan umur ekonomis (economic life) untuk mengukur Sisa Masa Manfaat dari Aset Takberwujud. 2) Dalam hal menggunakan faktor umur kontrak (contractual life): a) Umur kontrak (contractual life) berasal dari umur perjanjian dengan pelanggan, perjanjian waralaba (franchise), perjanjian sewa menyewa, atau perjanjian lainnya antara pemberi tugas dengan pihak ketiga. b) Umur kontrak (contractual life) hanya dapat digunakan dalam hal Masa Manfaat Aset Takberwujud berakhir pada saat kontrak dihentikan atau berakhir. c) Sebelum menggunakan umur kontrak (contractual life), wajib terlebih dahulu menentukan umur ekonomis (economic life) dari Aset Takberwujud. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -8- d) Penilai Usaha dapat memperhitungkan perpanjangan umur kontrak (contractual life) untuk menghitung Sisa Masa Manfaat jika terdapat bukti yang mendukung bahwa perpanjangan tersebut dapat dilakukan tanpa biaya yang material dari pemilik Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian yang meliputi paling kurang: (1) Bukti perpanjangan kontrak pada setiap periode tertentu yang pernah dilakukan oleh perusahaan pemilik Aset Takberwujud; (2) Bukti terpenuhinya semua kondisi yang diperlukan untuk memperoleh perpanjangan kontrak; dan (3) Bukti hasil dari perbandingan antara biaya bagi entitas untuk melakukan perpanjangan kontrak dengan manfaat ekonomis yang diharapkan akan dapat diperoleh di masa yang akan datang sebagai akibat dari perpanjangan kontrak tersebut yang tidak material. e) Dalam hal umur ekonomis (economic life) lebih pendek dari umur kontrak (contractual life), maka Penilai Usaha wajib menggunakan umur ekonomis (economic life) untuk mengukur Sisa Masa Manfaat dari Aset Takberwujud. 3) Dalam hal menggunakan penentu berupa fisik (physical determinant), Sisa Masa Manfaat Aset Takberwujud dihitung berdasarkan kondisi fisik aset berwujud yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Aset Takberwujud. 4) Dalam hal Penilai Usaha tidak memiliki keahlian dalam bidang properti untuk menentukan Sisa Masa Manfaat dari aset berwujud maka Penilai Usaha wajib mengacu pada hasil opini penilai properti atas Sisa Masa Manfaat dari aset berwujud. 5) Dalam hal menggunakan faktor umur ekonomis (economic life): a) Umur ekonomis (economic life) dapat diperoleh melalui: (1) Metode Multiperiod Excess Earnings Method; atau (2) Metode konvensi. b) Dalam hal menggunakan metode Multiperiod Excess Earnings Method maka Penilai Usaha wajib terlebih dahulu untuk menghitung decay factor. Decay factor dapat diperoleh dengan menggunakan eksponensial total umur dibagi negatif Sisa Masa Manfaat. c) Dalam hal menggunakan metode konvensi, maka Penilai Usaha wajib mengungkapkan dasar pertimbangan untuk menghasilkan nilai konvensi antara lain berupa data historis dan data industri. 6) Dalam hal menggunakan faktor keusangan fungsi atau teknologi (functional or technological obsolescence), digunakan analisis siklus hidup (life cycle analysis) dengan mempertimbangkan perkembangan LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -9- teknologi dan permintaan pasar secara historis dan dimasa yang akan datang. 7) Dalam hal menggunakan faktor analitis (analytical): a) Penilai Usaha dapat menggunakan analisis kuantitatif untuk menghitung Sisa Masa Manfaat Aset Takberwujud berdasarkan studi atas pola kemunduran historis yang terkait dengan Aset Takberwujud sebanding dengan didasarkan atas data-data sebagai berikut: (1) Jumlah unit tersedia pada setiap awal periode; (2) Jumlah unit penghentian (retirement) untuk setiap periode; dan (3) Umur dari Aset Takberwujud yang masa berakhirnya (retire) diketahui. b) Analisis kuantitatif yang dapat digunakan meliputi: (1) Analisis kurva survivor, dalam hal data umur dari Aset Takberwujud yang masa berakhirnya (retire) diketahui, dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut: (a) menggunakan data sebagaimana dimaksud dalam poin a); (b) wajib diungkapkan dasar pemilihan metode analisis kurva standar atau model matematis. (2) Analisis turnover, dalam hal umur dari Aset Takberwujud yang masa berakhirnya (retire) tidak diketahui dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut: (a) menghitung ekpektasi penghentian Aset Takberwujud sebagai prosentase dari jumlah penghentian terhadap jumlah kelompok Aset Takberwujud pada tahun tertentu; (b) menghitung tingkat penghentian Aset Takberwujud berdasarkan rata-rata dari data prosentase penghentian yang tersedia yang disesuaikan berdasarkan analisis dan pembahasan dengan pihak manajemen terhadap kondisi Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; atau (3) Analisis korelasi yang menunjukan hubungan statistik antara Masa Manfaat Aset Takberwujud dengan Masa Manfaat Aset Takberwujud lainnya dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut: (a) menggunakan data sebagaimana dimaksud dalam huruf a); (b) wajib diungkapkan dasar pemilihan dan metode analisis korelasi yang digunakan untuk menghitung Sisa Masa Manfaat Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -10- d. Penilai Usaha wajib mengungkapkan dalam laporan penilaian Aset Takberwujud atas setiap perhitungan dan sumber data dalam perhitungan Sisa Masa Manfaat yang telah dilakukan antara lain: 1) 2) uraian mengenai Tenaga Ahli dan hasil pekerjaan Tenaga Ahli dalam hal perhitungan Sisa Masa Manfaat mendasarkan pada hasil kerja Tenaga Ahli; uraian mengenai Penilai Properti dan hasil penilaian oleh Penilai Properti dalam hal perhitungan Sisa Masa Manfaat mendasarkan pada hasil penilaian properti; dan 3) uraian mengenai Aset Takberwujud pembanding yang digunakan. 5. PENDEKATAN PENILAIAN, METODE PENILAIAN, DAN PROSEDUR PENILAIAN Penilai Usaha dalam menggunakan Pendekatan Penilaian, Metode Penilaian, dan prosedur penilaian untuk Aset Takberwujud, berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Wajib memilih dan menerapkan Pendekatan Penilaian, Metode Penilaian, dan prosedur penilaian, yang sesuai dengan maksud dan tujuan penilaian; b. Wajib menggunakan paling kurang 2 (dua) Pendekatan Penilaian untuk memperoleh hasil penilaian yang akurat dan obyektif; c. Penilai Usaha dapat menggunakan satu Pendekatan Penilaian Aset Takberwujud dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) 2) hanya dilakukan untuk tujuan transaksi, Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation) maupun Kombinasi Bisnis dan penyusunan laporan keuangan. 6. PEDOMAN PENILAIAN ASET TAKBERWUJUD DENGAN PENDEKATAN PASAR (MARKET BASED APPROACH) Dalam hal Penilai Usaha menggunakan Pendekatan Pasar (Market Based Approach) maka berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Pendekatan Pasar (Market Based Approach) hanya dapat diterapkan dengan menggunakan data pasar dari Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian dan Aset Takberwujud pembanding. b. Aset Takberwujud pembanding sebagaimana dimaksud dalam huruf a merupakan Aset Takberwujud yang sebanding dan sejenis dan telah ditransaksikan atau ditawarkan. c. Nilai Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian wajib diperoleh melalui analisis perbandingan antara data pasar Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian dengan data pasar Aset Takberwujud pembanding. d. Aset Takberwujud pembanding sebagaimana dimaksud dalam huruf a paling sedikit berjumlah satu Aset Takberwujud. wajib terlebih dahulu membuktikan bahwa pendekatan lainnya tidak dapat diterapkan serta wajib diungkapkan dalam laporan penilaian; dan LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -11- e. Aset Takberwujud pembanding sebagaimana dimaksud dalam huruf a wajib sebanding dan sejenis dalam hal-hal paling kurang sebagai berikut: 1) Status hukum kepemilikan Aset Takberwujud; 2) Bentuk pembiayaan (financing) dari transaksi yang terjadi; 3) Sisa Masa Manfaat Aset Takberwujud; 4) Nilai ekonomi Aset Takberwujud; dan 5) Karakteristik penggunaan Aset Takberwujud. f. Penilai Usaha dapat menggunakan Aset Takberwujud pembanding yang berasal dari data pasar langsung (direct market data) atau menggunakan faktor pengali harga (price multiple), dengan ketentuan:. 1) Dalam hal menggunakan data pasar langsung (direct market data), maka data tersebut wajib merupakan data dari Aset Takberwujud yang sebanding dan sejenis yang ditransaksikan dalam waktu tidak lebih dari satu tahun sebelum Tanggal Penilaian (Cut Off Date) yang berasal dari transaksi yang bersifat wajar. 2) Dalam hal menggunakan data faktor pengali harga, maka sebagai pembilang adalah harga jual dari Aset Takberwujud dan sebagai penyebut adalah variabel tertentu dalam laporan keuangan perusahaan. g. Penilai Usaha wajib melakukan analisis, antara lain: 1) Data transaksi yang didapatkan di pasar (market derived empirical) yang merupakan data penjualan atau biaya kontrak dari Aset Takberwujud itu sendiri ataupun pembandingnya. 2) Perhitungan (asessment) terhadap kondisi pasar terkini seperti kondisi ekonomi yang mempengaruhi harga dan perubahan kondisi pasar antara tanggal transaksi dan Tanggal Penilaian. h. Langkah-langkah dalam melakukan penilaian menggunakan Pendekatan Pasar (Market Based Approach) dengan data pasar langsung: 1) Pengumpulan dan Seleksi Data a) Data yang dikumpulkan meliputi: (1) Data penjualan, data pendaftaran, data penawaran untuk membeli atau menjual Aset Takberwujud. (2) Data biaya kontrak dan data penawaran untuk biaya kontrak atau penyewaan kegunaan dari Aset Takberwujud. b) Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan data dari pasar, meliputi: (1) Efisiensi pasar; (2) Jangka waktu; Pemakaian (the applicability of the market); dan (3) Relevansi. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -12- c) Informasi yang harus didapatkan dari data yang digunakan, meliputi: (1) Klasifikasi Aset Takberwujud (type of intangible asset); (2) Kegunaan Aset Takberwujud; (3) Sektor industri; dan (4) Tanggal transaksi. 2) Pengklasifikasian data harus didasarkan pada: a) data yang sebanding dan sejenis; dan b) data yang memiliki risiko ekonomi (economic risk) serupa. 3) Verifikasi data untuk memastikan bahwa: a) Data berasal dari transaksi yang bersifat wajar. b) Memiliki pemahaman yang memadai mengenai Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian dan Aset Takberwujud pembanding. c) Data yang digunakan bersumber dari informasi yang dipublikasikan atau sumber lain yang dapat dipercaya dan wajib mengungkapkan sumber data dalam laporan penilaian Aset Takberwujud. i. Langkah-langkah dalam melakukan penilaian menggunakan Pendekatan Pasar (Market Based Approach) dengan data faktor pengali harga: 1) Kuantifikasi dari faktor pengali harga Penilai Usaha wajib menentukan besaran faktor pengali harga yang akan digunakan dalam penilaian Aset Takberwujud yang sesuai dengan transaksi Aset Takberwujud yang sebanding dan sejenis. 2) Penyesuaian dengan faktor pengali harga meliputi: a) Penyesuaian atas unsur transaksi yang tidak terlibat dalam klasifikasi Aset Takberwujud; b) Penyesuaian atas perbedaan yang terdapat dalam kondisi pasar; c) Penyesuaian atas perubahan pasar antara tanggal transaksi data pembanding dan Tanggal Penilaian. 3) Penggunaan dari faktor pengali harga a) Penilai Usaha memilih faktor pengali yang sesuai untuk setiap Aset Takberwujud pembanding menghasilkan indikasi Nilai. b) Faktor pengali harga wajib mencerminkan kondisi pasar Aset Takberwujud. 4) Dalam hal Penilai Usaha menggunakan lebih dari satu pengali harga (price multiple), maka Penilai Usaha wajib melakukan rekonsiliasi untuk memperoleh kesimpulan Nilai. dan mengalikannya untuk LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -13- 5) Rekonsiliasi indikasi Nilai Dalam melakukan rekonsiliasi indikasi Nilai, wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Dalam menentukan indikasi Nilai, wajib mempertimbangkan: (1) Kelemahan dan kekuatan dari masing-masing faktor pengali harga; (2) Kualitas dan kuantitas dari data transaksi yang terkait dengan faktor pengali harga; (3) Sektor industri yang menggunakan Aset Takberwujud. b) wajib menggunakan prosedur pembobotan dalam menentukan indikasi Nilai yang dihasilkan dari beberapa faktor pengali harga. Prosedur pembobotan dan alasannya wajib diungkapkan dalam laporan penilaian Aset Takberwujud. j. Periode obyek pembanding wajib sebanding dan sejenis dengan Sisa Masa Manfaat Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. 7. PEDOMAN PENILAIAN ASET TAKBERWUJUD DENGAN PENDEKATAN PENDAPATAN (INCOME BASED APPROACH) Dalam hal Penilai Usaha menggunakan Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach) maka berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Ketentuan penggunaan Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach): 1) Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach) digunakan untuk melakukan penilaian Aset Takberwujud yang manfaat ekonominya dapat dikuantifikasi. 2) Kuantifikasi manfaat ekonomi sebagaimana dimaksud dalam butir 1) dapat berbentuk laba atau arus kas yang diperoleh dari penggunaan maupun kepemilikan Aset Takberwujud yaitu: a) perolehan atau peningkatan pendapatan atas penggunaan Aset Takberwujud (increment profit atau cashflow); b) penurunan biaya atas penggunaan Aset Takberwujud (decrement cost); dan/atau c) penurunan biaya investasi atas penggunaan Aset Takberwujud. b. Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach) digunakan untuk menentukan nilai Aset Takberwujud, dengan cara mendiskonto dan/atau mengkapitalisasikan pendapatan, arus kas, atau penghematan biaya baik secara aktual atau hipotetis yang akan dihasilkan oleh Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian dengan menggunakan tingkat diskonto dan/atau kapitalisasi tertentu. c. wajib melakukan penyesuaian atas Informasi Keuangan Prospektif yang diperoleh dari pihak manajemen yang memiliki Aset Takberwujud. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -14- d. Informasi Keuangan Prospektif dan Proyeksi keuangan atas Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian dapat disusun oleh Penilai Usaha setelah terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari pihak manajemen yang memiliki Aset Takberwujud. e. Dalam Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach), penilaian dilaksanakan dengan berdasarkan Informasi Keuangan Prospektif dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) Informasi Keuangan Prospektif digunakan untuk mengestimasi aliran pendapatan ekonomis Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian dengan menggunakan tingkat diskonto dan atau kapitalisasi yang wajib disesuaikan dengan tingkat pendapatan ekonomis Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. 2) Tingkat diskonto dan tingkat kapitalisasi yang ditetapkan wajib diuraikan dan digunakan dalam analisis Informasi Keuangan Prospektif. f. Dalam melakukan penyesuian atas Informasi Keuangan Prospektif sebagaimana dimaksud dalam huruf c, wajib: 1) Menganalisis laporan keuangan pemilik Aset Takberwujud yang telah diaudit dalam kurun waktu paling kurang 3 (tiga) tahun terakhir atau sejak terjadinya transaksi; 2) Memperhatikan kondisi yang terjadi setelah Tanggal Penilaian (Cut Off Date) yang dapat mempengaruhi Informasi Keuangan Prospektif; dan 3) Mempertimbangkan pertumbuhan prospektif Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian sesuai dengan tingkat pendapatan ekonomis yang dihasilkan oleh Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian dan kepentingan usaha pemilik Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. g. Periode Informasi Keuangan Prospektif wajib dilakukan dalam kurun waktu paling kurang 5 (lima) tahun kedepan, atau disesuaikan dengan Sisa Masa Manfaat dari Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. h. Dalam hal Sisa Masa Manfaat dari Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian tidak dapat diidentifikasi, maka wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) 2) Periode Informasi Keuangan Prospektif mencakup periode tetap (fix time period) 10 (sepuluh) tahun ditambahkan dengan periode setelahnya yang bersifat unidentified; dan Pengkapitalisasian Informasi Keuangan Prospektif pada periode setelah tahun kesepuluh dan seterusnya dilakukan dengan menggunakan tingkat diskonto Aset Takberwujud ditambah dengan persentase retirement ratio. i. Penilai Usaha dilarang mendasarkan Informasi Keuangan Prospektif hanya dengan menggunakan tren data historis, namun perlu mempertimbangkan LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -15- faktor lain seperti prospek dari Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. j. Informasi Keuangan Prospektif wajib disusun dengan mempertimbangkan antara lain: 1) 2) 3) Rasio keuangan sesuai dengan kondisi pasar dan entitas yang terkait dengan Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; Marjin keuntungan Aset Takberwujud yang disesuaikan dengan kondisi pasar; Pajak yang dikenakan dari Aset Takberwujud tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 4) Modal kerja dan belanja modal yang dibutuhkan oleh perusahaan; 5) 6) Periode Informasi Keuangan Prospektif wajar yang disesuaikan dengan umur Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; dan Tingkat pertumbuhan prospektif yang mencerminkan Sisa Masa Manfaat Aset Takberwujud dan keadaan pasar. k. Metode yang dapat digunakan dalam Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach) sebagai berikut: 1) Metode Penghematan Royalti (Relief-From-Royalty Method/Royalty Savings Method); 2) Metode Laba Premi (Premium Profits Method/Incremental Income Method); dan 3) Metode pendapatan lebih (Excess Earnings Method). l. Metode Penghematan Royalti (Relief-From-Royalty Method) 1) Metode Penghematan Royalti (Relief-From-Royalty Method) digunakan untuk menghasilkan nilai Aset Takberwujud dengan mengkapitalisasi penghematan nilai yang diperoleh dari pembayaran royalti hipotetis dengan cara memiliki atau menyewa. 2) Dalam penggunaan Metode Penghematan Royalti (Relief-From-Royalty Method), wajib mengidentifikasi dan menentukan hal-hal sebagai berikut: a) Tarif royalti berdasarkan parameter keuangan tertentu; b) Parameter keuangan prospektif yang dijadikan dasar pengenaan royalti; c) Tarif pajak; d) Biaya yang terkait dengan royalti; dan e) Tingkat diskonto atau tingkat kapitalisasi. 3) Dalam menghitung besaran royalti, wajib diperhatikan paling kurang: a) Tarif royalti yang digunakan adalah tingkat royalti hipotetis yang akan dibayarkan selama Masa Manfaat. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -16- b) Tarif royalti diperoleh dengan mengacu pada setiap perjanjian yang ada atau tarif royalti yang ada di pasar sebelumnya untuk Aset Takberwujud yang sebanding dan sejenis. c) Tarif royalti pembanding yang diperoleh wajib disesuaikan dengan tarif royalti Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. Faktor-faktor yang wajib disesuaikan paling kurang sebagai berikut: (1) faktor khusus mengenai pemberi lisensi (licensor) atau penerima lisensi (licensee) yang berpengaruh terhadap tarif royalti seperti adanya hubungan afiliasi; (2) ketentuan kesepakatan eksklusif; (3) biaya-biaya yang dibebankan; (4) tanggal mulai dan berakhirnya kontrak; (5) masa efektif; dan (6) perbedaan-perbedaan karakteristik, seperti posisi pasar, area cakupan secara geografis, dan/atau fungsi Aset Takberwujud tersebut. d) Dalam perhitungan arus kas terkait royalti maka perlakuan biaya termasuk perpajakan wajib diterapkan secara konsisten. m. Metode Laba Premi (Premium Profits Method) 1) Metode Laba Premi (Premium Profits Method) digunakan untuk menghasilkan nilai Aset Takberwujud dengan mengkapitalisasi aliran pendapatan atau arus kas inkremental yang dihasilkan dari perbandingan usaha yang menggunakan Aset Takberwujud dengan usaha yang tidak menggunakan Aset Takberwujud dengan menggunakan tingkat diskonto atau tingkat kapitalisasi tertentu. 2) Dalam penggunaan Metode Laba Premi (Premium Profits Method) dengan mengkapitalisasi aliran pendapatan, wajib mengidentifikasi dan menentukan hal-hal sebagai berikut: a) Data prospektif periodik atas pendapatan, arus kas, atau penghematan biaya yang dihasilkan oleh adanya penggunaan Aset Takberwujud. b) Data prospektif periodik atas pendapatan, arus kas, atau penghematan biaya yang dihasilkan oleh tidak adanya penggunaan Aset Takberwujud. c) Tingkat diskonto atau tingkat kapitalisasi yang sesuai dan layak untuk mengkapitalisasikan data prospektif periodik sebagaimana dimaksud dalam poin b). 3) Dalam penggunaan Metode Laba Premi (Premium Profits Method) dengan mengkapitalisasi arus kas inkremental prospektif, wajib mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -17- a) Aktivitas operasional pemilik Aset Takberwujud; b) Aset Takberwujud lain yang sebanding dan sejenis dalam hal data tersedia di pasar; dan c) Database dan hasil riset lainnya yang terkait dengan Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian dalam hal data tidak tersedia di pasar. n. Metode Pendapatan Lebih (Excess Earnings Method) 1) Metode Pendapatan Lebih (Excess Earnings Method) digunakan untuk mengestimasikan nilai Aset Takberwujud dengan menentukan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima di masa yang akan datang yang terkait dengan Aset Takberwujud dengan menggunakan tingkat diskonto atau tingkat kapitalisasi sesuai risiko Aset Takberwujud. 2) Dalam penyusunan Proyeksi, arus kas Aset Takberwujud yang menjadi objek penilaian merupakan hasil pengurangan dari arus kas dengan arus kas yang berasal dari kontribusi aset lain (contributory asset charges) dan/atau kontribusi dari Goodwill. 3) Dalam penggunaan Metode Pendapatan Lebih (Excess Earnings Method), wajib mengidentifikasi dan menentukan hal-hal sebagai berikut: a) Proyeksi arus kas yang dihasilkan oleh suatu bisnis berdasarkan data pasar di mana adanya kontribusi Aset Takberwujud dalam menghasilkan arus kas; b) Arus kas yang berasal dari kontribusi adanya aset lain; dan c) Tingkat diskonto atau tingkat kapitalisasi yang sesuai dengan risiko Aset Takberwujud. o. Dalam menentukan suku bunga bebas risiko (risk free rate), Penilai Usaha wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor VIII.C.3. p. Dalam hal Penilai Usaha menggunakan tingkat diskonto, wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) Tingkat diskonto yang diterapkan dalam penilaian Aset Takberwujud berdasarkan Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach) wajib sesuai dengan tingkat risiko atas ketidakpastian pendapatan dari Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. 2) Penetapan besaran risiko terhadap Aset Takberwujud ditetapkan berdasarkan pertimbangan profesional Penilai Usaha dan wajib diungkapkan dalam laporan penilaian Aset Takberwujud mengenai prosedur dan hasil penetapan besaran risiko. Hirarki dari risiko masing-masing klasifikasi Aset Takberwujud bergantung pada tingkat kepastian (kehandalan) dari masing-masing Aset Takberwujud tersebut untuk menghasilkan arus kas. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -18- 3) Perhitungan tingkat diskonto dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) Biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital) untuk Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian: (1) Mempertimbangkan tingkat imbal balik dari investasi yang terdapat di pasar atas industri yang sebanding dan sejenis; (2) Mempertimbangkan struktur modal yang terdapat di pasar dari industri yang sebanding dan sejenis; (3) Mempertimbangkan risiko industri dan kondisi bisnis yang sejenis; (4) Mempertimbangkan risiko spesifik Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; dan (5) Melakukan prosedur paling kurang sebagai berikut: (a) Menghitung biaya ekuitas (cost of equity) dengan memperhatikan: i. Biaya ekuitas untuk Aset Takberwujud wajib dihitung melalui: i) Capital Asset Pricing Model (CAPM); dan/atau ii) Discounted Cash Flow Model (DCF). ii. Tingkat imbal balik atas penempatan dana pada suatu investasi yang tidak berisiko dengan menggunakan bunga bebas risiko dari surat berharga jangka menengah yang dikeluarkan oleh pemerintah; iii. Perkiraan inflasi yang telah dipublikasikan; iv. Koefisien beta wajib berasal dari data rata-rata industri pada sektor yang sama dengan jenis usaha Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian atau rata-rata beberapa perusahaan pembanding; v. Premi risiko ekuitas wajib didasarkan pada data yang dipublikasikan; dan vi. Dalam hal biaya ekuitas untuk saham dihitung dengan menggunakan Discounted Cash Flow Model (DCF), maka Penilai Usaha wajib menggunakan perusahaan-perusahaan pembanding yang memiliki nilai pasar ekuitas (b) Menggunakan data tingkat bunga pinjaman dari rata-rata bank pemerintah dalam melaksanakan fungsi pembiayaan dalam menentukan biaya utang (cost of debt) pada Tanggal Penilaian; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -19- (c) Menghitung persentase struktur modal berdasarkan tingkat risiko spesifik Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian pada Tanggal Penilaian; b) Metode build up dapat digunakan dengan cara menerapkan suatu tingkat premium atau diskonto terhadap suatu tingkat imbal balik yang terdapat di pasar dan mencerminkan tingkat risiko yang berbeda; dan c) Pengamatan langsung di pasar dengan cara melakukan pengamatan langsung atas biaya modal dari suatu bisnis yang hanya beroperasi dengan mengandalkan pada suatu Aset Takberwujud yang sebanding dan sejenis Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. 4) Dalam hal penggunaan metode build up, maka tingkat diskonto yang diterapkan untuk menilai suatu Aset Takberwujud dapat sama dengan atau lebih besar dari tingkat diskonto yang diterapkan dalam penggunaan biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital) dan tingkat diskonto yang diperoleh dengan menggunakan metode build up wajib disesuaikan dengan risiko yang melekat pada Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. Dalam hal Aset Takberwujud merupakan aset utama dalam suatu usaha, maka tingkat diskonto adalah sama dengan tingkat diskonto yang diterapkan dalam penggunaan biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital). 5) Dalam menerapkan metode build up, Penilai Usaha wajib menentukan biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital) untuk bisnis yang menggunakan aset yang sama. Biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital) tersebut merupakan rata-rata tertimbang biaya hutang dan biaya dari ekuitas untuk bisnis yang sama. 6) Biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital) disesuaikan dengan pembiayaan Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian untuk mencerminkan pembiayaan bisnis keseluruhan, dan perbedaan antara risiko bisnis dengan risiko yang hanya melekat pada Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. 7) Tingkat Imbal Balik (Rate of Return) atas Aset Takberwujud yang terdapat di pasar dapat digunakan sebagai pengecekan atas kewajaran tingkat diskonto yang dihasilkan dengan menggunakan metoda build- up. 8) Dalam menerapkan tingkat diskonto dan menghitung faktor diskonto untuk periode Proyeksi, harus dapat menggambarkan asumsi tentang pilihan waktu dari arus kas yang didiskonto. Jika asumsi arus kas akan secara merata terdistribusi sepanjang tahun, maka dapat diterapkan perhitungan tengah tahun (mid-year convention) dalam menerapkan faktor diskonto. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -20- 9) Tingkat kapitalisasi dapat diterapkan dengan cara antara lain: a) menggunakan suatu angka berdasarkan indikator tertentu untuk aset sejenis di pasar; atau b) menyesuaikan tingkat diskonto untuk mencerminkan umur dan pertumbuhan Aset Takberwujud q. Penilai Usaha dalam menggunakan kontribusi aset lain (contributory asset charges) wajib memenuhi hal-hal sebagai berikut: 1) Dalam menggunakan metode pendapatan lebih (excess earning method) dari suatu Aset Takberwujud tertentu, maka arus kas wajib dikurangi dengan kontribusi aset lain (contributory asset charges) yang terkait dengan aset-aset lain. 2) Penerapan pajak dalam Proyeksi arus kas dan CAC memenuhi ketentuan sebagai berikut: a) Jika menggunakan Proyeksi arus kas setelah pajak, maka harus digunakan dasar kontribusi aset lain (contributory asset charges) setelah pajak. b) Jika menggunakan Proyeksi arus kas sebelum pajak, maka harus digunakan dasar kontribusi aset lain (contributory asset charges) sebelum pajak. 3) Dalam menentukan kontribusi aset lain (contributory asset charges), dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a) mengidentifikasi kontribusi masing-masing aset terhadap arus kas; b) mengukur nilai dari aset-aset yang memberikan kontribusi; dan c) menentukan tingkat imbal balik wajar atas nilai aset-aset yang memberikan kontribusi.; atau d) kontribusi aset lain (contributory asset charges) dapat dibebankan langsung terhadap Aset Takberwujud yang memberikan kontribusi. 4) Dalam menggunakan metode pendapatan lebih (excess return method/excess earning method), wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) kontribusi aset lain (contributory asset charges) ditetapkan untuk semua aset yang memberikan kontribusi termasuk unsur yang terkait Goodwill yang berkontribusi dalam menghasilkan arus kas; dan b) dalam menghitung kontribusi aset lain (contributory asset charges) atas aset yang terkait lebih dari satu lini usaha (line of business/cash generating units), maka kontribusi aset lain (contributory asset charges) atas aset tersebut wajib dialokasikan pada setiap lini usaha yang terkait. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -21- 5) Aset yang digunakan dalam penghitungan kontribusi aset lain (contributory asset charges), mencakup modal kerja, aset tetap, Aset Takberwujud selain yang menjadi objek penilaian dan Aset Takberwujud berbasis tenaga kerja. 6) Tidak terdapat perhitungan ganda antara beban pada akun laba rugi dengan kontribusi aset lain (contributory asset charges), dan tidak terdapat kontribusi aset lain (contributory asset charges) yang tidak diperhitungkan. 7) Dalam hal menetapkan Tingkat Imbal Balik (Rate of Return) dalam perhitungan kontribusi aset lain (contributory asset charges) wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Tingkat Imbal Balik (Rate of Return) wajar atas aset berwujud merupakan jumlah yang akan dibayar untuk penggunaan aset tersebut, seperti jumlah yang tercantum dalam kontrak sewa menyewa. b) Tingkat Imbal Balik (Rate of Return) atas modal kerja, wajib menggunakan tingkat bunga pinjaman bank pemerintah dengan periode yang sama untuk mencerminkan adanya tambahan Tingkat Imbal Balik (Rate of Return). c) Tingkat Imbal Balik (Rate of Return) atas aset tenaga kerja, dapat menggunakan biaya modal dari industri sebanding yang memperkerjakan tenaga kerja tersebut sebagai rujukan. d) Tingkat Imbal Balik (Rate of Return) atas Aset Takberwujud yang terkait dengan pemasaran, dapat menggunakan tingkat royalti hipotetis yang akan dibebankan untuk menyewakan aset sebagai rujukan atau disesuaikan dengan tingkat diskonto yang digunakan untuk Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. 8) Pengujian harus dilaksanakan untuk menilai kewajaran dari kontribusi aset lain (contributory asset charges) yang digunakan, dengan cara sebagai berikut: a) Rata-rata tertimbang tingkat imbal balik atas aset (weighted average rate of return on assets) harus dihitung dengan mengalikan tingkat imbal balik dari tiap aset dengan nilainya, dan kemudian menjumlahkan hasilnya. b) Hasil penjumlahan sebagaimana dimaksud butir a) dibagi dengan nilai total aset tetapi tidak termasuk utang tak berbunga yang digunakan pada bisnis dan hasilnya akan mendekati biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital) untuk entitas. r. Periode Informasi Keuangan Prospektif wajib sama dengan Sisa Masa Manfaat Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -22- 8. PEDOMAN PENILAIAN ASET TAKBERWUJUD DENGAN PENDEKATAN BIAYA (COST BASED APPROACH) Dalam hal Penilai Usaha menggunakan Pendekatan Biaya (Cost Based Approach) maka berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Penilai Usaha dilarang menggunakan Pendekatan Biaya (Cost Based Approach) untuk: 1) Menilai Aset Takberwujud yang tidak sebanding dengan potensi layanan yang setara untuk harga perolehan, seperti biaya pengembangan merek atau judul penerbitan yang sulit untuk ditentukan. 2) Menilai proyek pengembangan Aset Takberwujud yang berlangsung bertahun-tahun dan tidak memberikan kontribusi positif pada pendapatan perusahaan. b. Pendekatan Biaya (Cost Based Approach) hanya dapat digunakan sebagai satu- satunya pendekatan dalam hal memenuhi persyaratan paling kurang sebagai berikut: 1) Aset Takberwujud tidak memiliki pendapatan yang dapat diidentifikasi atau tidak secara langsung menghasilkan arus kas; 2) Nilai pasar Aset Takberwujud yang layak tidak tersedia; dan 3) Transaksi terakhir untuk Aset Takberwujud tidak cukup memadai untuk mendukung metode perbandingan pasar. c. Prosedur yang wajib dilakukan dalam penilaian Aset Takberwujud dengan menggunakan Pendekatan Biaya (Cost Based Approach), adalah: 1) Menentukan estimasi biaya yang akan digunakan dengan mengunakan teknik, yaitu: a) Biaya Reproduksi Baru (Reproduction Cost New); atau b) Biaya Pengganti Baru (Replacement Cost New). 2) Hanya memperhitungkan biaya langsung dan tidak langsung yang bersifat normal, sedangkan biaya khusus atau luar biasa tidak termasuk dalam perhitungan biaya untuk Biaya Pengganti Baru (Replacement Cost New) atau Biaya Reproduksi Baru (Reproduction Cost New). 3) Menghitung besarnya estimasi biaya yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam butir 2) dari Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. 4) Memperkirakan Sisa Masa Manfaat dari Aset Takberwujud yang dinilai untuk menetapkan jumlah keusangan Aset Takberwujud. 5) Menghitung jumlah keusangan dari Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian yang disesuaikan dengan Sisa Masa Manfaat. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -23- 6) Mengurangkan besarnya estimasi biaya yang telah dihitung sebagaimana dimaksud dalam butir 3) dengan jumlah keusangan yang telah dihitung sebagaimana dimaksud dalam butir 5). d. Penilai Usaha wajib mengidentifikasi biaya sebagaimana dimaksud dalam huruf c butir 2) yang telah dikeluarkan yang paling kurang meliputi: 1) biaya bahan; 2) 3) biaya tenaga kerja; biaya tidak langsung (overhead); 4) keuntungan normal pengembangan; dan 5) insentif investasi. e. Biaya sebagaimana dimaksud dalam huruf c butir 2) berdasarkan waktu dikeluarkan wajib dikonversi menjadi nilai atau biaya saat ini (current cost) dengan memperhitungkan biaya oportunitas (opportunity cost) dari biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi yang sebanding, menggunakan indeks harga konsumen (consumer price index), atau menggunakan tren biaya historis (trended historical cost). f. Penggunaan Biaya Reproduksi Baru (Reproduction Cost New) wajib memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) merupakan estimasi biaya untuk membangun, dengan harga pada Tanggal Penilaian, duplikat atau replika yang serupa dengan Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; 2) menggunakan bahan baku, standar produksi, desain, layout, dan kualitas tenaga kerja yang sama dengan Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; dan 3) termasuk semua kekurangan, kelebihan, dan keusangan yang dapat dikembalikan fungsinya. g. Biaya Pengganti Baru (Replacement Cost New) wajib memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) merupakan estimasi biaya untuk membangun, dengan harga pada Tanggal Penilaian, Aset Takberwujud dengan utilitas yang ekuivalen dengan Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; 2) menggunakan bahan baku, standar produksi, desain, layout, dan kualitas tenaga kerja yang modern; dan 3) tidak termasuk semua kekurangan, kelebihan, dan keusangan yang dapat dikembalikan fungsinya. h. Bentuk keusangan yang dapat dimasukkan dalam Pendekatan Biaya (Cost Based Approach) Aset Takberwujud adalah: 1) Keusangan fungsional (functional obsolescence); 2) Keusangan teknologi (technological obsolescence); dan 3) Keusangan ekonomis (economic obsolescence). LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -24- i. Teknik perhitungan keusangan 1) Keusangan fungsional (functional obsolescence) Dalam menentukan penyusutan akibat keusangan fungsional (functional obsolescence) sebagaimana dimaksud dalam huruf h butir 1) maka wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Keusangan fungsional (functional obsolescence) disebabkan oleh faktor-faktor yang timbul dari dalam Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian yang dapat mempengaruhi nilai Aset Takberwujud, antara lain: (1) Perubahan regulasi atau peraturan perundang-undangan yang berlaku (regulatory and legislative changes); (2) Peningkatan persaingan (increased competition); (3) Perubahan permintaan dan ekspektasi pasar (changes in market demand and expectation); (4) Peningkatan efisiensi dari peralatan baru (improved efficiency of new equipment); (5) Harga peralatan baru yang lebih murah (lower price for new equipment); (6) Peningkatan fungsional dari peralatan baru (increase functionality of replacement); (7) Aset Takberwujud tidak berfungsi seperti yang diharapkan; b) Perhitungan penyusutan akibat keusangan fungsional (functional obsolescence) dilakukan dengan cara menghitung estimasi besarnya biaya yang diperlukan untuk membuat Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian berfungsi dengan optimal, atau memperkirakan operasional yang tidak efisien yang dapat berupa: (1) Biaya yang timbul untuk mengembangkan Aset Takberwujud pada saat dibuat lebih besar bila dibandingkan dengan sekarang; (2) Biaya yang timbul untuk mengelola dan memelihara Aset Takberwujud pada saat dibuat lebih besar bila dibandingkan dengan sekarang; c) Keusangan fungsional dicatat dalam sebuah variabel tunggal. 2) Keusangan teknologi (technological obsolescence) Dalam menentukan penyusutan akibat keusangan teknologi (technological obsolescence) sebagaimana dimaksud dalam huruf h butir 2) maka wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Keusangan teknologi (technological obsolescence) merupakan penurunan nilai Aset Takberwujud karena: LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -25- (1) Standar kegunaan Aset Takberwujud baru yang lebih tinggi dari Aset Takberwujud lama (greater capacity of new product); (2) Fungsi-fungsi teknis yang berubah (other technical changes); (3) Ketertinggalan teknologi (model). b) Keusangan teknologi (technological obsolescence) dapat diukur dengan cara sebagai berikut: (1) Selisih biaya yang dihasilkan jika biaya untuk pengembangan Aset Takberwujud baru lebih kecil daripada biaya pengembangan Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. (2) Nilai kini atas selisih biaya operasi terkait pemeliharaan dan penggunaan Aset Takberwujud baru dibandingkan dengan biaya operasi terkait pemeliharaan dan penggunaan Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. 3) Keusangan ekonomis (economic obsolescence) Dalam menentukan penyusutan akibat keusangan ekonomis (economic obsolescence) sebagaimana dimaksud dalam huruf h butir 3) maka wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Keusangan ekonomis (economic obsolescence) disebabkan oleh faktor-faktor yang timbul dari luar Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian, antara lain: (1) perubahan dalam tingkat persaingan; (2) perubahan lokasi yang tidak sesuai dengan kontrak yang mendasari Aset Takberwujud; (3) peraturan perundang-undangan yang berlaku; (4) perubahan kondisi sosial dan ekonomi; (5) masa penggunaan Aset Takberwujud; (6) isu lingkungan hidup; dan (7) industri dimana Aset Takberwujud tersebut digunakan. b) Perhitungan penyusutan akibat keusangan ekonomis (economic obsolescence) dilakukan dengan memperhatikan hal-hal, antara lain: (1) jumlah keuntungan ekonomis di masa depan bila dibandingkan dengan keuntungan ekonomis historis; (2) jangka waktu keuntungan ekonomis; (3) risiko yang timbul berkenaan dengan penurunan keuntungan ekonomis di masa depan; dan (4) dalam hal Aset Takberwujud yang terkait dengan pemasaran khususnya merk dagang tidak sesuai dengan lokasi peruntukan. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -26- j. Penilai Usaha wajib menguraikan alasan penggunaan bentuk keusangan dalam laporan penilaian Aset Takberwujud. k. Penentuan Biaya Reproduksi Baru (Reproduction Cost New) dan Biaya Pengganti Baru (Replacement Cost New) wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) 2) biaya pengembangan atau pembelian Aset Takberwujud yang serupa yang memiliki produktivitas dan potensi jasa yang sama; biaya pengembangan atau pembelian Aset Takberwujud yang sejenis yang memiliki produktivitas dan potensi jasa yang sama atau sejenis; 3) kemungkinan pengurangan pajak atas biaya tertentu yang digunakan untuk mengganti Aset Takberwujud; 4) dalam hal biaya pengembangan atau pembelian Aset Takberwujud merupakan yang sejenis tapi tidak persis sama, wajib dilakukan penyesuaian antara lain amortisasi agar biaya tersebut mencerminkan karakteristik dari Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; dan 5) wajib menguraikan penyesuaian atas amortisasi dalam laporan penilaian Aset Takberwujud. l. Keusangan dari Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian dihitung dengan menggunakan Sisa Masa Manfaat. 9. KESIMPULAN NILAI Penilai Usaha dalam menyusun kesimpulan nilai Aset Takberwujud, wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Dalam membuat kesimpulan Nilai akhir Aset Takberwujud, wajib mempertimbangkan: 1) Pendekatan Penilaian, Metode Penilaian dan prosedur penilaian yang relevan untuk Aset Takberwujud; dan 2) data dan informasi yang tersedia dan relevan untuk Aset Takberwujud; b. Kesimpulan Nilai Aset Takberwujud sebagaimana dimaksud dalam huruf a, wajib diperoleh dengan cara: 1) mengukur kehandalan hasil penilaian yang didapatkan dari penggunaan beberapa Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian yang berbeda; 2) menghubungkan dan merekonsiliasi hasil penilaian yang didapatkan dari penggunaan beberapa Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian yang berbeda; dan 3) menentukan bahwa kesimpulan Nilai akhir Aset Takberwujud merupakan hasil penilaian pada lebih dari satu Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -27- c. wajib mengungkapkan secara jelas dalam Laporan Penilaian Usaha mengenai prosedur penyesuaian dan rekonsiliasi yang dilakukan untuk memperoleh kesimpulan Nilai akhir Aset Takberwujud, termasuk: 1) alasan-alasan penerapan Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian yang digunakan; 2) pertimbangan dalam melakukan penyesuaian laporan keuangan; dan 3) rekonsiliasi terhadap indikasi Nilai Aset Takberwujud yang dihasilkan oleh masing-masing Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian yang digunakan. d. Kesimpulan Nilai akhir Aset Takberwujud wajib dinyatakan dalam satu nilai tertentu (single amount) dalam mata uang yang sesuai dengan mata uang yang digunakan di dalam laporan keuangan Obyek Penilaian. 10. ALOKASI HARGA BELI (PURCHASE PRICE ALLOCATION) ATAS ASET TAKBERWUJUD DALAM RANGKA KOMBINASI BISNIS a. Dasar Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation) dalam rangka Kombinasi Bisnis atas Aset Takberwujud adalah laporan keuangan dan Laporan Penilaian Properti. b. Tahapan dalam Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation) dalam rangka Kombinasi Bisnis atas Aset Takberwujud dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Melakukan analisis paling kurang: a) Tujuan kebutuhan alokasi Aset Takberwujud. b) Identifikasi pengakuisisi dan pihak yang diakuisisi. c) Penentuan tanggal akuisisi dan Harga Beli. d) Analisis transaksi akuisisi dan rencana bisnis. 2) Melakukan identifikasi paling kurang: a) Semua Aset Takberwujud dan kewajiban yang nilainya tidak mencerminkan Nilai Pasar Wajar. b) Aset Takberwujud dan kewajiban kontijensi yang tidak diakui dalam laporan keuangan. c) Pemeriksaan kriteria pengakuan aset dan liabilitas yang teridentifikasi. 3) Melakukan penilaian Aset Takberwujud paling kurang: a) Menentukan pendekatan penilaian dan metode penilaian serta asumsi yang digunakan. b) Menentukan parameter penilaian (misalnya biaya modal). c) Menghitung Nilai Pasar Wajar. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -28- 4) Melakukan alokasi Aset Takberwujud dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Harga Beli dari transaksi Akuisisi. b) Nilai dari aset dan liabilitas antara lain: (1) Nilai wajar aset berwujud; (2) Nilai Pasar Wajar Aset Takberwujud; (3) Nilai Pasar Wajar liabilitas; (4) Nilai Pasar Wajar liabilitas kontinjensi; (5) Pajak tangguhan; dan (6) Goodwill. c) Nilai wajar aset berwujud berupa properti didapatkan dari hasil penilaian properti. d) Nilai Pasar Wajar Aset Takberwujud didapatkan dari Penilaian Usaha. e) Nilai wajar aset berwujud yang bukan berupa properti, Nilai Pasar Wajar liabilitas dan Nilai Pasar Wajar liabilitas kontijensi merupakan nilai buku yang disesuaikan dengan kondisi yang wajar. f) Goodwill merupakan nilai sisa yang tidak dapat diidentifikasikan lagi pada saat pelaksanaan Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation). c. Laporan Penilaian Properti yang menjadi dasar Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation) dalam rangka Kombinasi Bisnis atas Aset Takberwujud wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) 2) 3) hasil penilaian properti yang digunakan sebagai acuan adalah hasil penilaian properti yang diterbitkan oleh Penilai Properti; hasil penilaian properti yang dijadikan acuan wajib dilampirkan dalam laporan penilaian Aset Takberwujud dalam rangka Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation); dan Tanggal Penilaian (Cut Off Date) Aset Takberwujud dalam rangka Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation) wajib sama dengan Tanggal Penilaian (Cut Off Date) pada penilaian properti. d. Laporan keuangan yang menjadi dasar Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation) dalam rangka Kombinasi Bisnis atas Aset Takberwujud wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) Laporan keuangan yang digunakan sebagai dasar Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation) adalah laporan keuangan dalam proses audit oleh akuntan dan/atau laporan keuangan perusahaan peserta penggabungan (laporan keuangan konsolidasi) yang telah diaudit oleh akuntan; dan LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -29- 2) Tanggal laporan penilaian Aset Takberwujud dalam rangka Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation) yang pertama kali dilakukan wajib sama dengan tanggal terjadinya Kombinasi Bisnis. 11. LAPORAN PENILAIAN ASET TAKBERWUJUD a. Ketentuan Umum 1) Penilai Usaha yang melakukan penugasan penilaian Aset Takberwujud wajib membuat laporan penilaian Aset Takberwujud yang menyajikan kesimpulan Nilai akhir terhadap Aset Takberwujud suatu perusahaan. 2) Laporan penilaian Aset Takberwujud sebagaimana dimaksud dalam butir 1) wajib berbentuk laporan lengkap (narrative report atau long form report) yang meliputi antara lain: a) Laporan penilaian Aset Takberwujud dalam rangka penilaian perusahaan dan/atau badan usaha, penilaian penyertaan dalam perusahaan dan/atau transaksi; dan/atau b) Laporan penilaian Aset Takberwujud dalam rangka Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation) dan/atau Laporan Keuangan. 3) 4) Penilai Usaha wajib mengungkapkan dalam laporan penilaian Aset Takberwujud, ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan kewajiban pelaporan dalam Peraturan ini. Penilai Usaha wajib menggunakan definisi dan istilah-istilah sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a. Dalam hal Penilai Usaha menggunakan definisi dan istilah-istilah lain yang tidak ditetapkan dalam Peraturan ini, maka definisi dan istilah-istilah lain tersebut wajib diungkapkan secara jelas dalam laporan penilaian Aset Takberwujud. b. Isi laporan penilaian Aset Takberwujud sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir 2) poin a) yang berbentuk laporan lengkap (narrative report atau long form report) paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut: 1) 2) 3) Surat Pengantar; Daftar Isi; Pendahuluan, yang wajib menjelaskan dan mengungkapkan paling kurang hal-hal sebagai berikut: a) Nomor laporan penilaian atau nomor referensi; b) Tanggal laporan penilaian; c) Identitas pemberi tugas antara lain nama, bidang usaha, alamat, nomor telepon, faksimili, email; d) Nomor dan tanggal kontrak surat perjanjian kerja atau proposal yang telah disetujui untuk penugasan dimaksud; e) Uraian mengenai Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; f) Tanggal Penilaian; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -30- g) Maksud dan tujuan penilaian; h) Ruang lingkup penilaian; i) Dasar nilai yang digunakan; j) Definisi dan istilah yang digunakan dalam penilaian; k) Uraian informasi yang digunakan dalam analisis; l) Pendekatan dan metode penilaian yang ditetapkan serta alasan penggunaannya; m) Uraian proses penilaian; n) Pernyataan independensi dari Penilai Usaha dan tim penugasan penilaian profesional yang terlibat dalam penugasan dan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP); o) Asumsi-asumsi dan kondisi pembatas serta skenario hipotesis yang secara langsung mempengaruhi penilaian; p) Uraian mengenai Tenaga Ahli dan hasil pekerjaan Tenaga Ahli dalam hal Penilai Usaha mendasarkan penilaiannya pada hasil kerja Tenaga Ahli; q) Uraian mengenai Penilai Properti dan hasil penilaian oleh Penilai Properti dalam hal Penilai Usaha mendasarkan penilaiannya pada hasil penilaian properti; r) Penjelasan mengenai kejadian penting setelah Tanggal Penilaian (subsequent event) (jika ada); s) Uraian mengenai ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penilaian (jika ada); dan t) Tambahan informasi lain yang diperlukan agar pengguna laporan penilaian Aset Takberwujud memperoleh informasi yang memadai di luar hal-hal yang telah diuraikan sebagaimana dimaksud dalam poin a) sampai poin s). 4) Ringkasan hasil penilaian Aset Takberwujud menjelaskan dan mengungkapkan paling kurang hal-hal sebagai berikut: a) Aset Takberwujud yang teridentifikasi; b) Informasi ringkas mengenai Aset Takberwujud; c) Pendekatan dan Metode penilaian yang digunakan; d) Indikasi nilai; dan e) Sisa Masa Manfaat. 5) Data dan Informasi Penilai Usaha wajib mengidentifikasi dan mengungkapkan data dan informasi baik yang diketahui maupun patut diketahui, yang diperoleh dari dalam atau dari luar pihak pemberi tugas, yang paling kurang meliputi: LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -31- a) Uraian mengenai pihak-pihak (perusahaan) yang terlibat dalam transaksi; b) Uraian mengenai transaksi yang mendasari dilakukannya penilaian Aset Takberwujud; c) Informasi mengenai spesifikasi teknis dari Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; d) Hasil pemeriksaan atas dokumen hukum yang relevan dengan Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; e) Informasi mengenai identitas dan jabatan pihak-pihak yang telah diwawancarai dan hubungannya dengan Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; f) Informasi keuangan; g) Informasi perpajakan; h) Data industri; i) Data pasar; j) Data ekonomi; k) Informasi empiris lainnya; l) Dokumen dan sumber informasi yang disediakan oleh atau yang terkait dengan entitas; dan m) Informasi non keuangan yang relevan mengenai Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. 6) Klasifikasi dan Karakteristik Aset Takberwujud a) Penilai Usaha wajib menguraikan dan menjelaskan mengenai klasifikasi Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; dan b) Penilai Usaha wajib menguraikan dan menjelaskan mengenai karakteristik Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. 7) Analisis atas Informasi Keuangan Prospektif Penilai Usaha wajib menguraikan dan menjelaskan mengenai analisis yang dilakukan terhadap Informasi Keuangan Prospektif dalam hal Penilai Usaha menggunakan Pendekatan Pendapatan, paling kurang meliputi: a) Tingkat diskonto dan/atau tingkat kapitalisasi yang menjadi dasar analisis; b) Penyesuaian yang dilakukan Penilai Usaha terhadap Informasi Keuangan Prospektif yang berasal dari manajemen; dan c) Alasan penetapan Sisa Masa Manfaat yang unidentified, dalam hal Penilai Usaha menetapkan periode Informasi Keuangan Prospektif ke dalam periode tetap (fix time period) dan periode unidentified. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -32- 8) Pertimbangan Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian Aset Takberwujud a) Penilai Usaha wajib menyatakan bahwa telah mempertimbangkan penggunaan Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini. b) Penilai Usaha wajib menjelaskan dan mengungkapkan pertimbangan penggunaan Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian serta uraian dalam penerapannya. 9) Penentuan Tingkat Diskonto a) Penilai Usaha wajib menjelaskan dan mengungkapkan teknik perhitungan yang dipakai untuk menentukan tingkat diskonto dalam rangka penggunaan Pendekatan Pendapatan; b) Penilai Usaha wajib mengungkapkan alasan dan pertimbangan penggunaan teknik penentuan tingkat diskonto; dan c) Penilai Usaha wajib mengungkapkan asumsi khusus yang digunakan dalam penentuan tingkat diskonto. 10) Perhitungan Indikasi Nilai Penilai Usaha wajib mengungkapkan proses perhitungan untuk menghasilkan Nilai untuk setiap Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian yang memuat hal-hal paling kurang sebagai berikut: a) Aset Takberwujud yang teridentifikasi; b) Pendekatan dan Metode penilaian yang digunakan; c) Tingkat diskonto yang digunakan dalam hal Penilai menggunakan Pendekatan Pendapatan; d) Perhitungan contributory assets charges serta pertimbangan yang mendasarinya dalam hal Penilai menggunakan Pendekatan Pendapatan; e) Analisis atas Informasi Keuangan Prospektif dalam hal Penilai menggunakan Pendekatan Pendapatan; f) Indikasi Nilai Aset Takberwujud; dan g) Sisa Masa Manfaat. 11) Rekonsiliasi Estimasi Nilai dan Kesimpulan Nilai a) Penilai Usaha wajib menyajikan rekonsiliasi dari berbagai estimasi Nilai yang diperoleh dari Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian yang digunakan serta mengungkapkan pertimbangan rekonsiliasi yang mendasari kesimpulan Nilai. b) Penilai Usaha wajib menyajikan kesimpulan Nilai dalam nilai tunggal (single amount). 12) Pernyataan Penilai Usaha Penilai Usaha wajib mengungkapkan pernyataan bahwa: LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -33- a) Penugasan penilaian profesional telah dilakukan terhadap Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian pada Tanggal Penilaian (cut off date); b) Analisis telah dilakukan untuk tujuan sebagaimana diungkapkan dalam laporan penilaian Aset Takberwujud; c) Penugasan penilaian profesional telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; d) Perkiraan Nilai yang dihasilkan dalam penugasan penilaian profesional telah disajikan sebagai kesimpulan Nilai; e) Lingkup pekerjaan dan data yang dianalisis telah diungkapkan; f) Kesimpulan Nilai telah sesuai dengan asumsi-asumsi dan kondisi pembatas; g) Seluruh data dan informasi yang diungkapkan dalam laporan dapat dipertanggungjawabkan; dan h) Besaran imbalan jasa penilai tidak tergantung pada hasil penilaian. 13) Kualifikasi Penilai Usaha Penilai Usaha wajib mengungkapkan informasi mengenai kualifikasi dan keahlian Penilai Usaha. 14) Tanda Tangan Penilai Usaha Penilai Usaha wajib menandatangani laporan penilaian Aset Takberwujud dengan mencantumkan nama, tempat, Nomor STTD serta tanggal pelaporan. 15) Lampiran Laporan penilaian Aset Takberwujud wajib memuat lampiran yang diperlukan dalam melakukan analisis dan mendukung hasil penilaian. c. Isi laporan Penilaian Aset Takberwujud dalam rangka Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation) dan/atau Laporan Keuangan Laporan penilaian Aset Takberwujud dalam rangka Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation) dan/atau Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir 2) poin b) yang berbentuk laporan lengkap paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut: 1) 2) 3) Surat Pengantar; Daftar Isi; Pendahuluan, yang wajib menjelaskan dan mengungkapkan paling kurang hal-hal sebagai berikut: a) Nomor laporan penilaian atau nomor referensi; b) Tanggal laporan penilaian; c) Identitas pemberi tugas antara lain nama, bidang usaha, alamat, nomor telepon, faksimili, email; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -34- d) Nomor dan tanggal kontrak surat perjanjian kerja atau proposal yang telah disetujui untuk penugasan dimaksud; e) Uraian mengenai Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; f) Tanggal Penilaian; g) Maksud dan tujuan penilaian; h) Ruang lingkup, yang menguraikan hal-hal sebagai berikut: (1) Uraian mengenai Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; (2) Data dan dokumen yang dianalisis termasuk keterangan mengenai sumber data; (3) Identitas pihak-pihak yang memberikan data dan informasi sebagai bahan pertimbangan yang digunakan dalam penilaian Aset Takberwujud yang berasal dari perusahaan yang mengambil alih dan perusahaan yang diambil alih; (4) Keterangan mengenai laporan keuangan yang menjadi dasar dalam melakukan alokasi Aset Takberwujud dan/atau Laporan Keuangan; dan (5) Uraian mengenai ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penilaian (jika ada); i) Dasar nilai yang digunakan; j) Definisi dan istilah yang digunakan dalam penilaian; k) Uraian informasi yang digunakan dalam analisis; l) Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian yang ditetapkan serta alasan penggunaannya; m) Uraian proses penilaian; n) Pernyataan independensi dari Penilai Usaha dan tim penugasan penilaian profesional yang terlibat dalam penugasan dan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP); o) Asumsi-asumsi dan kondisi pembatas serta skenario hipotesis yang secara langsung mempengaruhi penilaian; p) Uraian mengenai Tenaga Ahli dan hasil pekerjaan Tenaga Ahli dalam hal Penilai Usaha mendasarkan penilaiannya pada hasil kerja Tenaga Ahli; q) Uraian mengenai Penilai Properti dan hasil penilaian oleh Penilai Properti dalam hal Penilai Usaha mendasarkan penilaiannya pada hasil penilaian properti; r) Penjelasan mengenai kejadian penting setelah Tanggal Penilaian (subsequent event) (jika ada); s) Uraian mengenai ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penilaian (jika ada); dan LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -35- t) Tambahan informasi lain yang diperlukan agar pengguna laporan penilaian Aset Takberwujud memperoleh informasi yang memadai di luar hal-hal yang telah diuraikan sebagaimana dimaksud dalam poin a) sampai poin s). 4) Uraian mengenai Kombinasi Bisnis yang mendasari dilakukannya penilaian Aset Takberwujud dalam rangka Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation) dan/atau Laporan Keuangan yang meliputi hal-hal paling kurang sebagai berikut: a) Tanggal Kombinasi Bisnis atau tanggal akusisi; b) Rincian biaya akuisisi (purchase price consideration) termasuk biaya- biaya penunjang; c) Aspek hukum menyangkut Kombinasi Bisnis; d) Identifikasi pihak pengakuisisi dan pihak yang diakuisisi dalam Kombinasi Bisnis; dan e) Hal-hal khusus mengenai Kombinasi Bisnis yang menurut pertimbangan profesional Penilai Usaha memberikan pengaruh yang material dan perlu diperhitungkan dalam proses penilaian; 5) Data dan Informasi Penilai Usaha wajib mengidentifikasi dan mengungkapkan data dan informasi baik yang diketahui maupun patut diketahui, yang diperoleh dari dalam atau dari luar pihak pemberi tugas, yang paling kurang meliputi: a) Informasi mengenai spesifikasi teknis dari Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; b) Hasil penelaahan atas aspek hukum yang relevan dengan Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; c) Informasi mengenai identitas dan jabatan pihak-pihak yang telah diwawancarai dalam hal hubungannya dengan Kombinasi Bisnis serta Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; d) Informasi keuangan; e) Informasi perpajakan; f) Data industri; g) Data pasar; h) Data ekonomi; i) Informasi empiris lainnya; j) Dokumen dan sumber informasi yang disediakan oleh atau yang terkait dengan entitas; dan k) Informasi non keuangan yang relevan mengenai Aset Tak Berwujud yang menjadi obyek penilaian. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -36- 6) Klasifikasi dan Karakteristik Aset Takberwujud a) Penilai Usaha wajib menguraikan dan menjelaskan mengenai klasifikasi Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian; dan b) Penilai Usaha wajib menguraikan dan menjelaskan mengenai karakteristik Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. 7) Identifikasi Aset Takberwujud Penilai Usaha wajib menentukan setiap Aset Takberwujud teridentifikasi untuk dinilai berdasarkan karakteristik masing-masing Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian. 8) 9) Analisis atas Informasi Keuangan Prospektif Penilai Usaha wajib menguraikan dan menjelaskan mengenai analisis yang dilakukan tehadap Informasi Keuangan Prospektif dalam hal Penilai Usaha menggunakan Pendekatan Pendapatan, paling kurang meliputi: a) Tingkat diskonto dan/atau tingkat kapitalisasi yang menjadi dasar analisis; b) Penyesuaian yang dilakukan Penilai Usaha terhadap Informasi Keuangan Prospektif yang berasal dari manajemen; dan c) Alasan penetapan Sisa Masa Manfaat yang unidentified, dalam hal Penilai Usaha menetapkan periode Informasi Keuangan Prospektif ke dalam periode tetap (fix time period) dan periode unidentified. 10) Pendekatan dan Metode Penilaian Aset Takberwujud a) Penilai Usaha wajib menyatakan bahwa Penilai Usaha telah mempertimbangkan Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini. b) Penilai Usaha wajib menjelaskan dan mengungkapkan pertimbangan penggunaan Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian serta uraian dalam penerapannya. 11) Penentuan Tingkat Diskonto a) Penilai Usaha wajib menjelaskan dan mengungkapkan teknik perhitungan yang dipakai untuk menentukan tingkat diskonto dalam rangka penggunaan Pendekatan Pendapatan; b) Penilai Usaha wajib mengungkapkan alasan dan pertimbangan penggunaan teknik penentuan tingkat diskonto; dan c) Penilai Usaha wajib mengungkapkan asumsi khusus yang digunakan dalam penentuan tingkat diskonto. 12) Perhitungan Nilai Setiap Aset Takberwujud yang teridentifikasi Penilai Usaha wajib mengungkapkan proses perhitungan untuk menghasilkan Nilai untuk setiap Aset Takberwujud yang diidentifikasi LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -37- yang menjelaskan dan mengungkapkan paling kurang hal-hal sebagai berikut: a) Aset Takberwujud yang teridentifikasi; b) Sisa Masa Manfaat; c) Pendekatan dan Metode penilaian yang digunakan; d) Tingkat diskonto yang digunakan dalam hal Penilai menggunakan Pendekatan Pendapatan; e) Perhitungan contributory assets charges serta pertimbangan yang mendasarinya dalam hal Penilai Usaha menggunakan multiple- period excess earning method pada Pendekatan Pendapatan; f) Analisis atas Informasi Keuangan Prospektif dalam hal Penilai Usaha menggunakan Pendekatan Pendapatan; dan g) rekonsiliasi dari berbagai estimasi Nilai yang diperoleh dari Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian yang digunakan serta pengungkapan pertimbangan rekonsiliasi yang mendasari kesimpulan Nilai dalam hal Penilai menggunakan lebih dari satu pendekatan penilaian. h) Kesimpulan Nilai dalam nilai tunggal (single amount). 13) Perhitungan nilai Goodwill Penilai Usaha wajib mengungkapkan dan menguraikan perhitungan dari nilai sisa yang akan dialokasikan sebagai Goodwill dalam hal Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation). 14) Rekapitulasi Nilai Penilai wajib melakukan pengecekan terhadap nilai dengan melakukan perbandingan antara biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital) dan rata-rata tertimbang tingkat imbal balik atas aset (weighted average rate of return on assets) untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa Nilai yang dihasilkan telah mencerminkan kondisi yang wajar dalam hal Alokasi Harga Beli (Purchase Price Allocation) dan/atau Laporan Keuangan. 15) Pernyataan Penilai Usaha Penilai Usaha wajib mengungkapkan pernyataan bahwa: a) Penilai Usaha dalam keadaan independen dalam melaksanakan penugasan penilaian Aset Takberwujud; b) Penugasan penilaian profesional telah dilakukan terhadap Aset Takberwujud yang menjadi obyek penilaian pada Tanggal Penilaian; c) Analisis telah dilakukan untuk tujuan sebagaimana diungkapkan dalam laporan penilaian Aset Takberwujud; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -38- d) Penugasan penilaian profesional telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; e) Perkiraan Nilai yang dihasilkan dalam penugasan penilaian profesional telah disajikan sebagai kesimpulan Nilai Aset Takberwujud; f) Lingkup pekerjaan dan data Aset Takberwujud yang dianalisis telah diungkapkan; g) Kesimpulan Nilai Aset Takberwujud telah sesuai dengan asumsi- asumsi dan kondisi pembatas; dan h) Data ekonomi dan industri dalam laporan penilaian Aset Takberwujud diperoleh dari berbagai sumber yang diyakini Penilai Usaha dapat dipertanggungjawabkan; 16) Kualifikasi Penilai Usaha Penilai Usaha wajib mengungkapkan informasi mengenai kualifikasi dan keahlian Penilai Usaha. 17) Tanda Tangan Penilai Usaha Penilai Usaha wajib menandatangani Laporan Penilaian Usaha dengan mencantumkan nama, tempat, Nomor STTD, serta tanggal pelaporan. 18) Lampiran Laporan Penilai Usaha wajib memuat lampiran yang diperlukan dalam melakukan analisis dan mendukung hasil penilaian. 12. PENGUJIAN ATAS IMPAIRMEN ASET TAKBERWUJUD ATAU REVALUASI ASET TAKBERWUJUD DALAM RANGKA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Dalam hal Penilai Usaha memperoleh penugasan dalam rangka pengujian Impairmen Aset Takberwujud atau revaluasi Aset Takberwujud dalam rangka penyajian laporan keuangan, maka: a. Penilai Usaha wajib mengikuti ketentuan penilaian dalam Peraturan ini. b. Bentuk dan isi laporan pengujian atas Impairmen Aset Takberwujud atau revaluasi Aset Takberwujud dalam rangka penyajian laporan keuangan disusun secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan. 13. KETENTUAN PENUTUP a. Sejak dikeluarkannya Peraturan ini, maka Penilai Usaha wajib melakukan penilaian Aset Takberwujud atas seluruh kegiatan Penilaian Usaha sesuai dengan ruang lingkup kegiatan Penilai Usaha sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor VIII.C.1. b. Dalam hal tidak diatur di dalam Peraturan ini, maka Penilai Usaha wajib mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor VIII.C.3. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-620/BL/2011 Tanggal : 30 Nopember 2011 -39- c. Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk kepada Pihak yang menyebabkan terjadi pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 30 Nopember 2011 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. Nurhaida NIP 19590627 198902 2 001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-620/BL/2011|KEPTA-BAPEPAM/2011 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN PENILAIAN DAN PENYAJIAN LAPORAN PENILAIAN ASET TAKBERWUJUD DI PASAR MODAL </reg_title> <set_date> 30 Nopember 2011 </set_date> <effective_date> 60 (enam puluh) hari sejak tanggal 30 Nopember 2011 </effective_date> <related_reg> '45/PP/1995', '125/PMK.01/2008|PER-MENKEU/2008', '45/M|KEPPRES/2006', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '8/UU/1995', 'KEP-340/BL/2009|KEPTA-BAPEPAM/2009' </related_reg>
Peraturan Nomor VI.A.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-34/PM/1996 TENTANG PERSETUJUAN BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Persetujuan Bank Umum Sebagai Kustodian; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PERSETUJUAN BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN Pasal 1 Ketentuan mengenai Persetujuan Bank Umum Sebagai Kustodian, diatur dalam Peraturan Nomor VI.A.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor VI.A.1 Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : pada tanggal : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor VI.A.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Tanggal : Kep- 34/PM/1996 : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR VI.A.1: PERSETUJUAN BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN 1. Permohonan persetujuan Bank Umum sebagai Kustodian diajukan kepada Bapepam dalam rangkap 4 (empat) dengan menggunakan Formulir Nomor VI.A.1-1 lampiran 1 peraturan ini. 2. Permohonan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 disertai dokumen-dokumen sebagai berikut : a. anggaran dasar beserta perubahannya; b. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan; c. izin usaha sebagai Bank Umum; d. laporan keuangan tahun terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam; e. buku pedoman operasional tentang kegiatan Kustodian yang akan dilakukan serta uraian mengenai fasilitas fisik yang akan digunakan oleh bank tersebut; f. rekomendasi dari Bank Indonesia bahwa bank dapat melakukan kegiatan usaha sebagai Kustodian ditinjau dari tingkat kesehatan bank; g. pernyataan direksi yang berisi bahwa : 1) bersedia untuk mentaati semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya di bidang Pasar Modal; 2) peralatan keamanan telah memenuhi persyaratan minimum sesuai dengan peraturan Bapepam; dan 3) administrasi Kustodian terpisah dari kegiatan bank lainnya; h. daftar nama, data direksi dan komisaris yang memuat: 1) riwayat hidup; 2) Kartu Tanda Penduduk; dan 3) Izin Kerja Tenaga Asing (IKTA) bagi warga negara asing pendatang. i. daftar pejabat penanggung jawab bagian Kustodian yang memuat: 1) riwayat hidup; 2) Kartu Tanda Penduduk; dan 3) salinan bukti kewarganegaraan bagi warga negara asing; 4) Izin Kerja Tenaga Asing (IKTA) bagi warga negara asing pendatang; 5) salinan ijazah pendidikan formal terakhir; dan 6) 1 (satu) lembar pas photo terbaru ukuran 4x6. IV-3 Peraturan Nomor VI.A.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Tanggal : Kep- 34/PM/1996 : 17 Januari 1996 3. Buku pedoman operasional memuat sekurang-kurangnya : a. struktur organisasi bank dan struktur organisasi Kustodian; b. daftar pegawai yang menangani kegiatan Kustodian disertai uraian pekerjaan; c. standar prosedur operasi kegiatan Kustodian; d. prosedur penggantian warkat surat kolektif yang rusak atau hilang; e. standar kontrak dengan nasabah yang sekurang-kurangnya menguraikan tentang : 1) hal-hal khusus mengenai tugas dan kewajiban Kustodian yang berkaitan dengan penyelenggaraan jasa-jasa penagihan dividen, bunga atau hak-hak lain, pemindahan pemilikan, penyerahan atau penerimaan warkat, pelaporan, dan jasa lainnya; dan 2) penegasan biaya-biaya dan pajak yang dipungut atas jasa yang diberikan. f. daftar biaya untuk jasa-jasa yang diberikan, meliputi antara lain pendaftaran saham, pemecahan warkat surat kolektif saham, penggabungan surat kolektif saham, penyimpanan harta, penyelesaian transaksi, dan jasa lain yang diberikan; g. program keamanan kegiatan Kustodian yang meliputi antara lain program penanggulangan bencana, program asuransi, sistem pengendalian intern, tata letak, dan tata ruang yang mendukung kelancaran kegiatan operasional Kustodian; dan h. kebijakan pemberian ganti rugi kepada nasabah untuk setiap kerugian yang timbul akibat kelalaian atau kesengajaan Kustodian dalam mengelola harta nasabah. 4. Dalam rangka memproses permohonan persetujuan Bank Umum sebagai Kustodian, Bapepam melakukan penelitian atas kelengkapan dokumen, meminta untuk presentasi, dan melakukan pemeriksaan di kantor pemohon apabila dipandang perlu. 5. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini tidak memenuhi syarat, Bapepam memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa : a. permohonannya tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor VI.A.1-2 lampiran 2 peraturan ini; atau b. permohonannya ditolak dengan menggunakan Formulir Nomor VI.A.1-3 lampiran 3 peraturan ini. 6. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini memenuhi syarat, Bapepam memberikan surat persetujuan dengan Formulir Nomor VI.A.1-4 lampiran 4 peraturan ini. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 IV-4 Peraturan Nomor VI.A.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: VI.A.1-1 Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan Bank Umum Sebagai Kustodian. : 1 Peraturan Nomor : VI.A.1 Jakarta,. ......................19.... KEPADA Yth.Ketua Badan Pengawas Pasar Modal di - ........................ Dengan ini kami mengajukan permohonan persetujuan sebagai Kustodian. Untuk bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan data sebagai berikut : 1.Nama pemohon 2. Alamat pemohon : ............................................... - (Kota & Kode Pos) 3. Nama Bank Umum 4. Alamat Bank Umum : ............................................................... : ............................................................................ ............................................................................ (Nama Jalan & Nomor) : ................................... - . (Kota & Kode Pos) 5. Nomor Telepon, Telex, dan Faksimile 6.Nomor dan tanggal pengesahan Anggaran Dasar oleh Departemen Kehakiman 7. Nomor Pokok Wajib Pajak : ............................................................................ : . . . . Melengkapi permohonan ini, kami lampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut: 1. Anggaran Dasar Bank dan perubahannya yang telah disahkan oleh Departemen Kehakiman; 2. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan; 3. Izin Usaha sebagai Bank Umum; 4. Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam; IV-5 . . . : ............................................................... : ................................................................ : ................................................................ .............................................................. (Nama Jalan & Nomor) Peraturan Nomor VI.A.1 5. Buku pedoman operasional Kustodian; 6. Rekomendasi dari Bank Indonesia yang menyatakan bahwa bank sehat untuk melakukan kegiatan sebagai Kustodian; 7. Pernyataan direksi bersedia untuk menaati ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang Pasar Modal; 8. Daftar nama, data direksi dan komisaris; 9. Daftar pejabat penanggungjawab bagian Kustodian; 10. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada lampiran 1 (Daftar Pertanyaan) formulir ini. Demikianlah permoonan ini kami ajukan dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Pemohon materai ................................... ( Nama Lengkap ) IV-6 Peraturan Nomor VI.A.1 LAMPIRAN : 1 Formulir Nomor : VI.A.1-1 DAFTAR PERTANYAAN I PETUNJUK DALAM MENJAWAB PERTANYAAN : 1. Semua pertanyaan (Bagian I sampai Bagian II) dalam permohonan Izin Usaha ini wajib dijawab oleh Pemohon. 2. Pertanyaan pada Bagian I adalah berkaitan dengan integritas wajib dijawab oleh calon komisaris, direktur atau Pejabat satu tingkat di bawah direksi. 3. Berilah tanda tanda dalam kotak dalam kotak di depan kata “ya”, jika jawaban Saudara “Ya”, atau berilah di depan kata “Tidak” jika jawaban atas pertanyaan berikut adalah “tidak”. II. PENGELOLAAN KEGIATAN 1. Apakah unit administrasi Kustodian Saudara diselenggarakan secara terpisah dari kegiatan bank lainnya? ya tidak Apabila “ya” : a. Kepada siapa informasi atau laporan kegiatan tentang Kustodian diberikan? b. Lampirkan buku pedoman keamanan untuk jasa penitipan yang antara lain mengatur para pegawai bagian penitipan yang hanya dapat bekerja di bagian yang berhubungan dengan penerimaan dan penyampaian aktiva dalam penitipan. c. Lampirkan nama pegawai berikut jabatannya di mana yang bersangkutan tidak melaksanakan jasa yang lain untuk bagian lain pada bank Saudara. d. Apakah tempat kasir dan meja untuk menerima dan menyampaikan aktiva dalam penitipan letaknya berdekatan dengan bagian pengelola Kustodian? ya tidak e. Apakah kamar besi dan brankas letaknya berdekatan dengan bagian pengelola Kustodian? ya tidak f. Apakah semua aktiva yang dititipkan disimpan pada ruangan petugas administrasi dari bagian Kustodian? ya tidak 2. Apakah semua catatan yang berhubungan dengan aktiva yang dititipkan disimpan di dekat bagian pengelola Kustodian dan dalam kekuasaan bagian tersebut serta terpisah dari catatan, dokumen lain dari bank dimaksud? ya III PERSYARATAN KEAMANAN 1. Apakah ada pejabat atau petugas keamanan yang bertanggung jawab atas pemasangan, pemeliharaan dan pengoperasian alat-alat pengaman, dan bertanggung jawab atas pengembangan serta administrasi program pengamanan tersebut? ya tidak IV-7 tidak Peraturan Nomor VI.A.1 2. Apakah pejabat keamanan dimaksud mendapat pengawasan dari Direksi perusahaan yang bersangkutan? ya tidak 3. Apakah tempat di sekitar kamar besi diberi penerangan waktu gelap? ya tidak 4. Apakah pintu luar dan jendela yang langsung menuju ke bagian penitipan terkunci dengan alat yang tahan pengrusakan? ya tidak 5. Apakah bagian Kustodian telah diperlengkapi dengan tanda bahaya perampokan yang akan mengirim sinyal tanpa bunyi kepada petugas keamanan yang ditempatkan di luar bagian penitipan? ya tidak 6. Apakah bank telah mempunyai program pengamanan tertulis yang dirancang untuk mengamankan bagian Kustodian dari perampokan, pencurian dan yang dapat membantu mengenali pihak-pihak yang melakukan tindakan tersebut? Lampirkan secara tertulis program pengaman tersebut? ya tidak 7. Apakah ada jadwal pemeriksaan, pengetesan, dan pemeliharaan semua alat pengaman yang dipasang di bagian Kustodian? ya tidak 8. Bagaimana cara menunjukkan pejabat atau petugas yang akan bertanggung jawab atas terlaksananya pemeriksaan, pengetesan pemeliharaan dan bekerjanya alat pengaman tersebut dengan baik? 9. Apakah telah ada ketentuan bahwa pejabat tersebut pada angka 8 di atas diharuskan memelihara catatan pemeriksaan, pengetesan dan pemeliharaan alat pengaman? ya tidak 10. Apakah telah ada persyaratan batas minimum setiap mata uang yang dikuasai oleh bagian Kustodian? ya tidak 11. Bagaimana cara pembayaran kepada semua nasabah penitipan dan pihak ketiga dilaksanakan? 12. Apakah telah ada persyaratan bahwa pembayaran kepada pihak ketiga harus dilaksanakan dengan cara mengurangkan rekening koran pihak tersebut di bank? ya tidak 13. Apakah telah ada persyaratan bahwa semua mata uang, Efek dan surat-surat berharga sejenisnya disimpan di kamar besi atau brankas yang terkunci di luar jam kerja? ya tidak IV-8 Peraturan Nomor VI.A.1 14. Bagaimana standar kamar besi dan brankas yang digunakan untuk menyimpan mata uang, Efek dan barang berharga lain? 15. Apakah telah ditunjuk seorang atau beberapa orang yang akan memastikan bahwa semua alat pengaman bekerja dengan baik? ya tidak 16. Apakah telah ditunjuk seorang atau beberapa orang pegawai yang bertugas melakukan pemeriksaan sesudah jam kantor untuk memastikan bahwa mata uang, Efek dan surat-surat berharga telah disimpan dengan rapi dan memastikan bahwa tidak ada pihak-pihak yang tidak berwenang di tempat tersebut? ya ya tidak 17. Apakah telah diadakan latihan berkala bagi bagi pegawai-pegawai yang bertugas dalam program keamanan? tidak 18. Apakah pos-pos kasir dirancang sedemikian rupa sehingga para kasir dapat terlindung dari bahaya serangan langsung dengan senjata api atau senjata tajam? ya tidak Apabila “ya”, uraikan spesifikasi dari perlindungan kasir tersebut? 19. Sebutkan spesifikasi kamar besi dan brankas Kustodian. 20. Apakah duplikat catatan-catatan pembukuan yang berkaitan dengan pengoperasian dari semua aktiva Kustodian disimpan di ruang tersendiri dan aman? ya tidak IV. PEDOMAN OPERASIONAL 1. Apakah sudah ada standar kontrak jasa antara Kustodian dan nasabah? ya tidak 2. Uraikan tetang tata cara untuk setiap jasa yang tercantum dalam standar kontrak jasa. 3. Lampirkan daftar biaya yang dibebankan kepada nasabah untuk jasa-jasa yang diberikan menurut kontrak dimaksud. 4. Apakah telah ada program keamanan tertulis yang disetujui oleh dewan komisaris? ya tidak Apabila “ya”, lampirkan. 5. Apakah telah ada program penanggulangan bencana yang disetujui oleh dewan komisaris? ya tidak Apabila “ya” lampirkan. 6. Lampirkan bagan organisasi Kustodian dan uraikan tentang tugas setiap pegawai yang telah disetujui oleh dewan komisaris. IV-9 Peraturan Nomor VI.A.1 7. Apakah telah ada tata cara yang disetujui untuk setiap jasa yang digambarkan dalam standar kontrak jasa? ya tidak 8. Apakah telah mempunyai tata cara internal audit yang memuat mekanisme dalam menghitung Efek dan surat-surat berharga lainnya yang dikuasai? ya tidak Apabila “ya”, setiap beberapa bulan sekali internal audit tersebut dilaksanakan. 9. Apakah telah ada program asuransi yang berkaitan dengan pengoperasian Kustodian? ya tidak Apabila “ya”, lampirkan. 10. Apakah telah ada gambaran dari tata cara pemeriksaan keuangan yang akan diadakan oleh Akuntan Publik yang terdaftar di Bapepam? ya tidak 11. Apakah telah ada contoh bentuk dan isi laporan yang akan mereka ajukan kepada Bapepam? ya tidak 12. Apakah telah ada contoh bentuk dan isi instruksi tertulis untuk menyampaikan Efek atau uang atas perintah nasabah atau kuasanya? ya Apabila “ya”, lampirkan. 13. Apakah telah ada tata cara yang harus diikuti atas kerugian atau kerusakan dari setiap aktiva yang dititipkan? ya Apabila “ya”, lampirkan. 14. Apakah telah ada tata cara setiap nasabah di dalam mengajukan keluhan atas kerugian yang disebabkan oleh kehilangan, kelalaian atau kegagalan dalam melaksanakan instruksi? ya Apabila “ya”, lampirkan. 15. Apakah telah ada pinjam meminjam Efek antar Kustodian dengan para nasabah? ya tidak Apabila “ya”, jelaskan tata cara pinjam meminjam Efek tersebut dilaksanakan. ............................., .......... 19... Pemohon materai .............................................. (Nama Jelas) IV-10 tidak tidak tidak Peraturan Nomor VI.A.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: VI.A.1-2 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : --- Perihal : Pemberitahuan Kekurangan Data atas Permohonan Persetujuan Bank Umum sebagai Kustodian. : 2 Peraturan Nomor : VI.A.1 Jakarta,. ...........................19.... KEPADA Yth.................................................. di - ...................................... Menunjuk surat Saudara Nomor ...................... tanggal ........................ perihal .........................., dengan ini diberitahukan bahwa permohonan Saudara masih terdapat kekurangan data sebagai berikut : 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan bahwa permohonan Saudara untuk memperoleh persetujuan belum dapat dipertimbangkan. Selanjutnya permohonan Saudara akan dipertimbangkan setelah Saudara memenuhi kekurangan-kekurangan tersebut di atas. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-11 Peraturan Nomor VI.A.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: VI.A.1-3 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : Perihal --- : Penolakan Atas Permohonan Persetujuan Bank Umum sebagai Kustodian. KEPADA Yth.................................................. di - ...................................... : 3 Peraturan Nomor : VI.A.1 Jakarta,. ...........................19.... Menunjuk surat Saudara Nomor: ...................... tanggal ........................ perihal ..................................., setelah meneliti permohonan Saudara, dengan ini diputuskan bahwa permohonan Saudara ditolak karena tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. 2. 3. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-12 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: VI.A.1-4 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP /PM/199... TENTANG PERSETUJUAN BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN DI PASAR MODAL KEPADA ................................. (NPWP: . - . . ) KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Membaca Menimbang : : Surat permohonan memperoleh persetujuan sebagai Kustodian di bidang Pasar Modal ..................... Nomor ........................... tanggal ....................... bahwa permohonan Saudara telah memenuhi persyaratan dan atas dasar itu dapat dipertimbangkan untuk diberikan persetujuan sebagai Kustodian Memperhatikan : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal; 3. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP- /PM/1996 tentang Persetujuan Bank Umum sebagai Kustodian. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEMBERIAN PERSETUJUAN BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN DI PASAR MODAL KEPADA....... Pasal 1 Memberikan persetujuan sebagai Kustodian kepada ................... dengan alamat kantor pusat di ....................... Peraturan Nomor VI.A.1 : 4 Peraturan Nomor : VI.A.1 Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan IV-13 Peraturan Nomor VI.A.1 Pasal 3 Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, dapat diadakan perubahan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................... NIP...................... IV-14
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-34/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PERSETUJUAN BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor VIII.G.8 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 21 /PM/2004 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas keterbukaan dan tertib administrasi pengelolaan Reksa Dana, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor:Kep- 98/PM/1996 tentang Pedoman Akuntansi Reksa Dana; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; MEMUTUSKAN : Menetapkan: KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI REKSA DANA. Pasal 1 Ketentuan tentang Pedoman Akuntansi Reksa Dana mengikuti Peraturan Nomor VIII.G.8 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-98/PM/1996 tanggal 28 Mei 1996 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor VIII.G.8 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 28 Mei 2004 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-2 Peraturan Nomor VIII.G.8 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 21 /PM/2004 Tanggal : 28 Mei 2004 PERATURAN NOMOR VIII.G.8: PEDOMAN AKUNTANSI REKSA DANA AKUNTANSI PORTOFOLIO EFEK 1. Transaksi Efek wajib dibukukan pada tanggal terjadinya transaksi dan tidak pada tanggal penyelesaian, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Efek yang dibeli didebit pada akun investasi dengan harga beli, setelah ditambah biaya transaksi dan dicatat pada baris 1, 2, 3 atau 4 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1 dan dikredit pada akun Utang Pembelian Efek dan dicatat pada baris 12 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1; b. Efek yang dijual dikredit pada akun investasi sebesar harga jual setelah dikurangi biaya transaksi dan dicatat pada baris 1, 2, 3 atau 4 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1 dan didebit pada akun Piutang Penjualan Efek dan pada baris 18 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1; c. komisi Perantara Pedagang Efek dibukukan pada buku pembantu dan dicatat pada baris 25 dan 26 Formulir Nomor X.D.1-5 lampiran 5 Peraturan Nomor X.D.1; d. investasi dalam instrumen pasar uang termasuk Efek yang bersifat utang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun dicatat pada baris 1 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1, dengan portofolio terinci dalam Formulir Nomor X.D.1-4 lampiran 4 Peraturan Nomor X.D.1; e. investasi dalam instrumen utang lainnya termasuk Efek yang bersifat utang yang jatuh temponya satu tahun atau lebih, termasuk obligasi dan utang yang dapat dikonversi, dicatat dalam baris 2 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1, dengan portofolio terinci dalam Formulir Nomor X.D.1-4 lampiran 4 Peraturan Nomor X.D.1; f. investasi dalam saham dicatat dalam baris 3 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1, dengan portofolio terinci dalam Formulir Nomor X.D.1-4 lampiran 4 Peraturan Nomor X.D.1; g. investasi dalam waran dan right mencakup waran dan right yang belum jatuh tempo dan Efek lainnya seperti Unit Penyertaan Reksa Dana luar negeri, Efek Beragun Aset dicatat dalam baris 4 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1, dengan portofolio terinci dalam Formulir Nomor X.D.1-4 lampiran 4 Peraturan Nomor X.D.1; h. laba/rugi bersih periodik yang belum didistribusikan dibukukan dalam Akumulasi Laba/Rugi Sampai Dengan Tahun Sebelumnya dan dicatat pada baris 18 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1; dan IV-3 Peraturan Nomor VIII.G.8 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 21 /PM/2004 Tanggal : 28 Mei 2004 i. apabila Reksa Dana melakukan pembelian saham dalam suatu Penawaran Umum, maka pembukuan transaksi sebelum tanggal penjatahan didebit pada Aktiva Lain-Lain - uang muka pembelian Efek dan dicatat pada baris 10 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1 dan dikredit pada kas. AKUNTANSI LABA/RUGI 2. Akun Investasi dari Reksa Dana wajib disesuaikan dengan nilai pasar wajar setiap hari kerja, yang didasarkan pada evaluasi nilai setiap Efek seperti yang ditentukan dalam Peraturan Nomor IV.C.2, dengan ketentuan sebagai berikut: a. penyesuaian harian atas nilai akun investasi didebit atau dikredit pada masing-masing akun investasi dan pada akun yang dilaporkan pada baris 20 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1 sebagai laba/rugi bersih yang belum direalisasikan; dan b. buku pembantu dibuat untuk setiap Efek yang memperlihatkan harga beli setelah ditambah biaya transaksi. 3. Pendapatan bunga dari Efek yang bersifat utang diakui secara harian dan didebit pada piutang bunga serta dikredit pada laba/rugi bersih yang belum direalisasikan, dan dilaporkan pada baris 7 dan 20 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1 dengan ketentuan sebagai berikut : a. kolektibilitas tagihan bunga diragukan dan atau gagal bayar (default) wajib dibuat penyisihan atas tagihan bunga yang diragukan; b. potongan harga pembelian dari nilai pokok Efek yang bersifat utang tanpa kupon bunga wajib diakui secara harian sebagai pendapatan bunga; c. perbedaan antara harga beli dan harga jual Efek yang bersifat utang yang diperoleh dengan perjanjian pembelian kembali yang tidak dapat dibatalkan wajib diperlakukan sebagai pendapatan bunga dan diakui secara harian; d. bunga atas obligasi yang diperdagangkan dengan harga tidak termasuk bunga yang masih harus diterima, wajib dibukukan sebagai berikut : 1) bunga yang masih harus dibayar sebagai tambahan atas harga beli didebit pada piutang bunga dan dikredit pada kas; 2) bunga kupon berjalan diakui secara harian dan didebit pada piutang bunga serta dikredit pada laba/rugi investasi bersih, dan dilaporkan pada baris 2 Formulir Nomor X.D.1-2 lampiran 2 Peraturan Nomor X.D.1; dan IV-4 Peraturan Nomor VIII.G.8 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 21 /PM/2004 Tanggal : 28 Mei 2004 3) bunga yang diterima (atau dijual) didebit pada kas dan dikredit pada piutang bunga; dan e. bunga atas obligasi yang diperdagangkan dengan harga termasuk bunga yang masih harus diterima, tidak diakui setiap hari, tapi dibukukan pada tanggal obligasi tanpa-bunga (ex-interest date), dengan cara yang serupa dengan dividen yang diterima atas saham. 4. Pendapatan dividen wajib dicatat pada tanggal tanpa dividen (ex-dividend date, untuk Efek yang diperdagangkan di bursa) atau pada tanggal dividen dibagikan kepada pemegang saham terdaftar (untuk Efek yang tidak diperdagangkan di bursa), dan dibukukan pada piutang dividen, dan dilaporkan pada baris 6 dan 22 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1 dan pada baris 1 Formulir Nomor X.D.1-2 lampiran 2 Peraturan Nomor X.D.1. Dalam hal kolektibilitas piutang dividen diragukan dan atau gagal bayar (default) wajib dibuat penyisihan atas piutang dividen yang diragukan. 5. Laba atau rugi bersih yang direalisasi dari transaksi penjualan Efek wajib ditentukan berdasarkan metode biaya rata-rata (average cost method), yang meliputi : a. biaya-biaya, komisi dan biaya transaksi; dan b. perbedaan antara biaya rata-rata Efek yang dijual dan harga jual bersih dibukukan pada akun khusus Laba/rugi Yang Sudah Direalisasikan dan dilaporkan pada baris 21 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1 dan pada baris 11 Formulir Nomor X.D.1-2 lampiran 2 Peraturan Nomor X.D.1. 6. Setiap pendapatan investasi yang direalisasi dan yang belum direalisasi dilaporkan pada baris 20, 21, dan 22 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1 wajib mencakup sub akun terinci yang mencatat jumlah pendapatan investasi yang direalisasikan atau belum direalisasikan yang menjadi hak setiap pemegang saham atau Unit Penyertaan dari Reksa Dana. 7. Biaya pengelolaan, biaya Kustodian, dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan Reksa Dana terbuka wajib dibebankan secara harian. AKUN-AKUN SAHAM ATAU UNIT PENYERTAAN YANG DITERBITKAN (Khusus untuk Reksa Dana terbuka). 8. Akun-akun individual saham atau Unit Penyertaan yang diterbitkan wajib dibuat untuk setiap pemodal dalam Reksa Dana terbuka, dengan ketentuan sebagai berikut: a. dalam hal penerbitan saham atau Unit Penyertaan, jumlah harga bersih penjualan saham atau Unit Penyertaan wajib dikredit pada rekening masing-masing pemodal pada akun “Saham atau Unit Penyertaan Yang Diterbitkan”, dan dilaporkan pada baris 16 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1 dan pada baris 7 Formulir Nomor X.D.1- 3 lampiran 3 Peraturan Nomor X.D.1; IV-5 Peraturan Nomor VIII.G.8 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 21 /PM/2004 Tanggal : 28 Mei 2004 b. dalam hal pelunasan saham atau Unit Penyertaan, jumlah yang wajib didebit pada rekening masing-masing pemodal pada akun “Saham atau Unit Penyertaan Yang Diterbitkan” wajib sama dengan saldo rekening sebelumnya dikalikan rasio pelunasan (persentase). Rasio pelunasan adalah perbandingan antara jumlah saham atau Unit Penyertaan yang dijual kembali dengan jumlah saham atau Unit Penyertaan yang dimiliki sebelumnya; c. total nilai dari saham atau Unit Penyertaan yang dijual kembali (pelunasan) oleh pemegang saham atau Unit Penyertaan wajib dilaporkan pada baris 8 Formulir Nomor X.D.1-3 lampiran 3 Peraturan Nomor X.D.1; dan d. perbedaan antara total nilai dari saham atau Unit Penyertaan yang dijual kembali dengan nilai yang didebit ke akun saham atau Unit Penyertaan yang diterbitkan, wajib didebit dengan menggunakan rasio yang sama dengan huruf b di atas, ke masing-masing akun pendapatan yang direalisasikan dan yang belum direalisasikan untuk masing-masing pemodal. 9. Pembagian uang tunai kepada pemegang saham atau Unit Penyertaan wajib dikredit pada akun kas dan didebit ke akun saham atau Unit Penyertaan yang diterbitkan, dan pada akun pendapatan investasi yang direalisasikan dan yang belum direalisasikan untuk masing- masing pemodal dengan proporsi saldo akun setiap individu dibandingkan dengan total distribusi untuk setiap individu pemodal. Pembagian uang tunai dilaporkan pada baris 8 Formulir Nomor X.D.1-3 lampiran 3 Peraturan Nomor X.D.1 dan dicerminkan dalam saldo yang dilaporkan pada baris 5, 16, 20, 21 dan 22 Formulir Nomor X.D.1-1 lampiran 1 Peraturan Nomor X.D.1. 10. Sepanjang ditentukan dalam kontrak investasi kolektif, atau anggaran dasar Reksa Dana terbuka Nilai Aktiva Bersih per saham atau Unit Penyertaan dapat dinaikkan atau diturunkan dengan memodifikasi secara proporsional jumlah saham atau Unit Penyertaan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang saham atau Unit Penyertaan. 11. Jumlah saham atau Unit Penyertaan yang dimiliki oleh setiap pemodal dalam Reksa Dana terbuka wajib dicatat sekurang-kurangnya 3 (tiga ) angka desimal. 12. Berkaitan dengan pembagian uang tunai yang disebut pada angka 9, Kustodian wajib memberikan konfirmasi kepada pemodal tentang rincian yang sama atas hasil bruto seperti yang ditentukan dalam Peraturan Nomor X.D.1. angka 6 huruf f dan g. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 28 Mei 2004 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-6
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-21/PM/2004|KEPTA-BAPEPAM/2004 </reg_id> <reg_title> PEDOMAN AKUNTANSI REKSA DANA </reg_title> <set_date> 28 Mei 2004 </set_date> <effective_date> 28 Mei 2004 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-98/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996' </replaced_reg> <related_reg> '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '8/UU/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor III.A.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-02/PM/1996 TENTANG PERIZINAN BURSA EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep- 53/PM/1991 tentang Tata Cara Perizinan Bursa Efek dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PERIZINAN BURSA EFEK. Pasal 1 Ketentuan mengenai Perizinan Bursa Efek, diatur dalam Peraturan Nomor III.A.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-53/PM/1991 tanggal 23 Juli 1991 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP 060065493 IV-1 Peraturan Nomor III.A.1 LAMPIRAN: Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 02 /PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR III.A.1 : PERIZINAN BURSA EFEK 1. Permohonan izin usaha Bursa Efek diajukan kepada Ketua Bapepam dalam rangkap 4 (empat) dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.1-1 lampiran 1 peraturan ini. 2. Permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini disertai dokumen sebagai berikut : a. akta pendirian Perseroan yang memuat anggaran dasar perseroan sesuai dengan Peraturan Nomor III.A.5 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman; b. daftar Perusahaan Efek yang menjadi pemegang saham Bursa Efek, sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam; c. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan; d. pertimbangan ekonomi yang mendasari pendirian Bursa Efek termasuk uraian tentang keadaan pasar yang akan dilayaninya; e. proyeksi keuangan 3 (tiga) tahun; f. rencana kegiatan 3 (tiga) tahun termasuk susunan organisasi, fasilitas komunikasi, dan program-program latihan yang akan diadakan; g. daftar calon direktur dan komisaris sesuai dengan persyaratan Peraturan Nomor III.A.3 serta pejabat satu tingkat di bawah direksi; h. daftar Pihak yang merencanakan untuk mencatatkan Efek di Bursa Efek; i. rancangan peraturan mengenai keanggotaan, pencatatan, perdagangan, kesepadanan Efek, kliring dan penyelesaian Transaksi Bursa, termasuk mengenai penetapan biaya dan iuran berkenaan dengan jasa yang diberikan; j. neraca pembukaan Perseroan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam; dan k. bukti penyetoran modal yang memuat sekurang-kurangnya Rp7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima ratus juta rupiah). 3. Pertimbangan ekonomi pendirian Bursa Efek sekurang-kurangnya memuat: a. potensi kebutuhan dana jangka panjang bagi kegiatan usaha di wilayah dimaksud; b. potensi akumulasi dana yang dapat terserap melalui pasar modal di wilayah dimaksud; c. potensi pangsa pasar dalam arti calon Emiten yang diharapkan tercatat di Bursa Efek di wilayah dimaksud (termasuk syarat Emiten dalam kaitannya dengan kesehatan berusaha, potensi laba, penyebaran saham, dan sebagainya); d. potensi jenis Efek yang diperdagangkan dilihat dari minat dan tujuan investasi para pemodal di wilayah dimaksud; IV-2 Peraturan Nomor III.A.1 LAMPIRAN: Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 02 /PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 e. pertimbangan-pertimbangan yang bersifat teknis seperti kesiapan tenaga ahli di bidang perdagangan Efek, kesiapan perangkat lunak dan perangkat keras lainnya; dan f. faktor penunjang seperti keadaan dan prospek ekonomi, industri pada umumnya (pendapatan per-kapita domestik, sirkulasi uang beredar, keberadaan industri strategis, kondisi prasarana dan sebagainya) serta keadaan dan potensi industri jasa keuangan (jasa perbankan, asuransi dan sebagainya). 4. Proyeksi keuangan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut sekurang-kurangnya memuat : a. neraca; b. perhitungan rugi/laba; dan c. laporan arus kas. 5. Rencana kegiatan Bursa Efek selama 3 (tiga) tahun sekurang-kurangnya memuat : a. perkiraan jumlah Efek yang tercatat serta jumlah Perusahaan Efek yang menjadi Anggota Bursa Efek; b. susunan organisasi dilengkapi dengan diskripsi tugas, wewenang dan tanggung jawab sampai unit organisasi/jabatan setingkat di bawah direksi serta peraturan kepegawaian Bursa Efek; c. lokasi dan tata ruang, serta fasilitas penunjang Bursa Efek yang menjamin keamanan pelaksanaan kegiatan perdagangan Efek yang teratur, wajar, dan efisien; d. penerapan sistem perdagangan, sistem penyelesaian transaksi, dan sistem pengawasan pasar serta sistem penyebaran informasi pasar yang akan digunakan; e. pengadaan fasilitas komunikasi seperti jaringan telepon, teleks, faksimili, dan komputer; dan f. kelayakan pengadaan pegawai serta program pendidikan dan latihan yang diperlukan. 6. Daftar calon direktur, komisaris, dan pejabat satu tingkat di bawah direktur disertai dengan dokumen-dokumen sebagai berikut : a. riwayat hidup; b. surat keterangan pengalaman kerja yang bersangkutan; c. Kartu Tanda Penduduk; d. surat pernyataan tentang hubungan afiliasi dengan Perusahaan Efek yang menjadi Anggota Bursa Efek; e. keterangan mengenai pemenuhan atas persyaratan calon direktur dan komisaris; f. fotokopi ijazah dan sertifikat keahlian yang menunjukkan tingkat kemampuan yang bersangkutan; dan g. satu buah pas photo terbaru ukuran 4x6. 7. Peraturan keanggotaan Bursa Efek sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut : a. persyaratan dan tata cara penerimaan, pengunduran diri, pemberhentian, pembekuan, dan penerimaan kembali menjadi Anggota Bursa Efek; IV-3 Peraturan Nomor III.A.1 LAMPIRAN: Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 02 /PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 b. persyaratan yang menjamin integritas dan profesionalisme Anggota Bursa Efek; c. hak dan kewajiban Anggota Bursa Efek yang menjamin perlakuan yang adil terhadap masing- masing Anggota Bursa Efek; d. ketentuan mengenai disiplin dan sanksi bagi Anggota Bursa Efek; e. peraturan pengalihan pemegang saham serta penyelesaian perselisihan Anggota Bursa Efek; f. jaminan kebebasan bagi Anggota Bursa Efek untuk dapat menjadi Anggota Bursa Efek pada Bursa Efek lainnya; dan g. pemeriksaan atas kegiatan perdagangan Efek dan keadaan keuangan Anggota Bursa Efek. 8. Peraturan dan pedoman pencatatan Efek sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut : a. tata cara pencatatan, kriteria pembekuan pencatatan, dan kriteria pembatalan pencatatan dengan maksud terwujudnya Bursa Efek yang likuid dan efisien serta sesuai dengan sasaran pangsa pasar yang direncanakan; b. tata cara pencatatan, tata cara pembekuan pencatatan, dan tata cara pembatalan pencatatan yang lengkap dan jelas; c. kewajiban menyampaikan laporan keuangan dan laporan lainnya dari Emiten untuk keperluan keterbukaan informasi serta kegiatan pemantauan agar persyaratan pencatatan Efek dapat dipenuhi; d. penetapan biaya pencatatan Efek yang tidak menghambat perkembangan pasar modal; dan e. persyaratan fisik warkat Efek untuk dapat diperdagangkan di Bursa Efek. 9. Peraturan perdagangan Efek sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut: a. pembentukan harga (kurs) yang didasarkan atas kekuatan pasar; b. ketentuan yang menjamin perdagangan Efek yang wajar berdasarkan mekanisme pasar; c. ketentuan yang menjamin tersedianya informasi pasar yang akurat, aktual, penyebarannya cepat, dan luas serta relatif murah; d. ketentuan yang menjamin penyelesaian transaksi dan registrasi yang aman, cepat, dan efisien; e. penetapan biaya transaksi dan biaya lain yang tidak menghambat perkembangan pasar modal; f. pelaporan transaksi oleh Anggota Bursa Efek kepada Bursa Efek dan nasabahnya; dan g. persyaratan perdagangan Efek di luar Bursa Efek atas Efek yang tercatat di Bursa Efek tersebut. 10. Peraturan mengenai kliring dan penyelesaian Transaksi Bursa yang meliputi antara lain : a. penyelenggaraan kliring; IV-4 Peraturan Nomor III.A.1 LAMPIRAN: Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 02 /PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 b. hak dan kewajiban Anggota Bursa Efek yang melakukan Transaksi Bursa; dan c. peraturan mengenai kesepadanan Efek. 11. Dalam rangka memproses permohonan izin usaha sebagai Bursa Efek, Bapepam melakukan penelitian atas kelengkapan dokumen, melakukan wawancara, serta dapat melakukan pemeriksaan setempat apabila dipandang perlu. 12. Perusahaan Efek yang menjadi pemegang saham Bursa Efek dilarang mempunyai hubungan dengan Perusahaan Efek lain yang juga menjadi pemegang saham Bursa Efek yang sama melalui : a. kepemilikan, baik langsung maupun tidak langsung, sekurang-kurangnya 20% (dua puluh perseratus) dari saham yang mempunyai hak suara; b. perangkapan jabatan sebagai anggota direksi atau komisaris, dan Wakil Perusahaan Efek; atau c. pengendalian di bidang pengelolaan dan atau kebijaksanaan perusahaaan baik langsung maupun tidak langsung. 13. Suatu Efek dapat dicatatkan pada lebih dari satu Bursa Efek. 14. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini tidak memenuhi syarat, Bapepam memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa : a. permohonannya tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.1-2 lampiran 2 peraturan ini; atau b. permohonannya ditolak dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.1-3 lampiran 3 peraturan ini. 15. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini memenuhi syarat, Bapepam memberikan surat izin usaha Bursa Efek kepada pemohon dengan Formulir Nomor III.A.1- 4 lampiran 4 peraturan ini. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP 060065493 IV-5 Peraturan Nomor III.A.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: III.A.1-1 Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Izin Usaha sebagai Bursa Efek. : 1 Peraturan Nomor : III.A.1 Jakarta,. ......................19.... KEPADA Yth.Ketua Badan Pengawas Pasar Modal di - Jakarta Dengan ini kami mengajukan permohonan Izin Usaha sebagai Bursa Efek. Untuk bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan data sebagai berikut : 1. Nama lengkap pemohon : ................................................................ 2. Alamat pemohon : ............................................... - (Kota & Kode Pos) 3. Nama Bursa Efek 4. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan 5. Alamat Bursa Efek : ............................................................... : . . . - : ............................................................... ................................................................ (Nama Jalan & Nomor) : ................................... - (Kota & Kode Pos) 6. Nomor Telepon & Fax 7. Rencana Modal Disetor 8. Pegawai penghubung. berikut : 1. akta pendirian Perseroan yang memuat anggaran dasar perseroan sesuai dengan Peraturan Nomor III.A.5 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman; 2. daftar Perusahaan Efek yang menjadi pemegang saham Bursa Efek sekurang- kurangnya 50 (lima puluh) Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam; 3. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan; 4. pertimbangan ekonomi yang mendasari pendirian Bursa Efek termasuk uraian tentang keadaan pasar yang akan dilayaninya; IV-6 : ............................................................ : ................................................................ : ............................................................... Melengkapi permohonan ini, kami lampirkan pula dokumen-dokumen sebagai : ................................................................ .............................................................. (Nama Jalan & Nomor) Peraturan Nomor III.A.1 5. proyeksi keuangan 3 (tiga) tahun; 6. rencana kegiatan 3 (tiga) tahun termasuk susunan organisasi, fasilitas komunikasi, dan program - program latihan yang akan diadakan; 7. daftar calon direktur dan komisaris sesuai dengan persyaratan Peraturan Nomor III.A.3 serta pejabat satu tingkat di bawah direksi ; 8. daftar Pihak yang merencanakan untuk mencatatkan Efek di Bursa Efek; 9. rancangan peraturan mengenai keanggotaan, pencatatan, perdagangan, kesepadanan Efek, kliring dan penyelesaian Transaksi Bursa, termasuk mengenai penetapan biaya dan iuran berkenaan dengan jasa yang diberikan; 10. neraca pembukaan Perseroan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam; 11. bukti penyetoran modal; 12. jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada lampiran 1 (Daftar Pertanyaan) formulir ini; 13. surat pernyataan direksi Perusahaan Efek pemegang saham Bursa Efek, dibuat sesuai dengan lampiran 2 formulir ini; 14. surat pernyataan anggota atau komisaris Bursa, dibuat sesuai dengan lampiran 3 formulir ini; 15. dokumen pendukung lainnya. Demikian permohonan ini kami ajukan dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Pemohon, meterai .................................... (nama lengkap) IV-7 Peraturan Nomor III.A.1 LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN I. PETUNJUK DALAM MENJAWAB PERTANYAAN : 1. Semua pertanyaan (bagian I dan bagian II) dalam permohonan izin usaha ini wajib dijawab oleh Pemohon. 2. Pertanyaan pada Bagian I adalah berkaitan dengan integritas wajib dijawab oleh masing- masing komisaris, direktur atau Pejabat satu tingkat di bawah direksi. 3. Berilah tanda dalam kotak di depan kata “ya”, jika jawaban Saudara “Ya”, atau berilah tanda dalam kotak di depan kata “Tidak” jika jawaban atas pertanyaan berikut adalah “tidak”.”. 4. Untuk setiap jawaban “Ya”, pemohon wajib memberikan jawaban secara rinci dan jelas, antara lain memuat : a. lembaga-lembaga dan orang-orang yang bersangkutan; b. kasus dan tanggal dari tindakan yang dilakukan; c. pengadilan atau lembaga yang mengambil tindakan; d. tindakan atau sanksi yang dikenakan. II. INTEGRITAS CALON DIREKTUR, KOMISARIS ATAU PEJABAT Definisi : 1. Investasi adalah kegiatan atas Efek, perbankan, asuransi, atau usaha perumahan atau real estate termasuk kegiatan baik langsung maupun tidak langsung, berhubungan dengan Perusahaan Efek, Penasehat Investasi, Bank atau Perusahaan Lain yang bergerak di bidang keuangan 2. Pejabat adalah pejabat satu tingkat di bawah direksi. Jawablah pertanyaan di bawah ini : 1. Dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir, apakah calon direktur, komisaris atau Pejabat pernah dihukum atau mengaku bersalah atau tidak menggugat atas tuduhan: a. tindak pidana atau kejahatan melibatkan Investasi atau usaha Berhubungan Dengan Investasi, penipuan, pernyataan palsu atau penggelapan, penyuapan, pemalsuan, atau pemerasan ya b. atau kejahatan lain? ya tidak tidak 2. Apakah pengadilan : a. pernah memutuskan bahwa calon direktur, komisaris atau Pejabat pailit? ya tidak IV-8 : 1 Formulir Nomor : III.A.1-1 Peraturan Nomor III.A.1 b. dalam sepuluh tahun terakhir ini melarang calon direktur, komisaris dan Pejabat dalam kegiatannya yang Berhubungan Dengan Investasi? ya tidak c. pernah memutuskan bahwa calon direktur, komisaris atau Pejabat terlibat dalam pelanggaran hukum yang Berhubungan Dengan Investasi, terlibat pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan yang berlaku? ya tidak 3. Apakah Bapepam pernah : a. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat membuat pernyataan palsu atau melakukan kelalaian? ya tidak b. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat terlibat dalam pelanggaran hukum, keputusan- keputusan atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam? ya tidak c. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat menyebabkan suatu perusahaan Berhubungan Dengan Investasi yang Izin Usaha, Persetujuan atau Pernyataan Pendaftarannya ditolak, ditangguhkan, dicabut atau dibatasi? ya tidak d. memerintahkan untuk menolak, menghentikan untuk sementara atau mencabut Izin Usaha, Persetujuan atau Pernyataan Pendaftaran atau sanksi dengan membatasi kegiatan-kegiatan calon direktur, komisaris atau Pejabat? ya tidak 4. Apakah lembaga atau institusi lain yang berwenang di Indonesia atau di luar negeri pernah : a. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat membuat pernyataan palsu, tidak memberikan pernyataan yang diminta, tidak jujur, tidak adil atau tidak etis? ya tidak b. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat melakukan kegiatan yang menyebabkan suatu Izin Usaha, Persetujuan, atau Pernyataan Pendaftaran ditolak, dihentikan untuk sementara, dicabut atau dibatasi? ya tidak c. memerintahkan untuk menegur calon direktur, komisaris atau Pejabat sehubungan dengan kegiatan yang Berhubungan Dengan Investasi? ya tidak d. menolak, menghentikan untuk sementara, atau membatalkan Izin Usaha, Persetujuan, atau Pernyataan Pendaftaran para calon direktur, komisaris atau Pejabat untuk bergerak dalam usaha yang Berhubungan Dengan Investasi, atau membatasi kegiatan dalam bidang usaha tersebut? ya tidak IV-9 Peraturan Nomor III.A.1 e. mencabut atau menghentikan untuk sementara Izin Usaha calon direktur, komisaris atau Pejabat sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal seperti Akuntan, Notaris, Pengacara atau Penilai? ya tidak 5. Apakah Bursa Efek lain pernah : a. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat membuat pernyataan palsu atau tidak menyatakan fakta? ya tidak b. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku? ya tidak c. menemukan calon direktur, komisaris atau Pejabat menyebabkan suatu usaha Berhubungan Dengan Investasi yang Izin Usaha, Persetujuan atau Pernyataan Pendaftarannya untuk menjalankan usahanya ditolak, dihentikan sementara, dicabut atau dibatasi? ya tidak d. menertibkan calon direktur, komisaris atau Pejabat dengan mengeluarkan atau menghentikan sementara dari keanggotaan suatu Bursa Efek, dengan menghalangi atau menghentikan sementara hubungannya dengan anggota-anggota lain atau dengan membatasi kegiatan-kegiatannya? ya tidak 6. Apakah calon direktur, komisaris atau Pejabat pernah atau sedang dituntut oleh suatu Pihak sehubungan dengan Investasi atau penipuan? ya tidak 7. Apakah calon direktur, komisaris atau Pejabat pernah atau sedang digugat atau dituntut oleh suatu Pihak sehubungan dengan perkara perdata atau pidana? ya tidak III. RENCANA KERJA BURSA EFEK Daftar pertanyaan berikut ini, dijawab dalam lembaran terpisah. Rencana kerja Bursa Efek meliputi rencana keuangan, rencana kegiatan, tata-cara perdagangan dan pencatatan Efek. 1. Rencana Keuangan meliputi : a. Daftar nama Anggota Bursa Efek yang diusulkan serta modal ditempatkan dan disetor, iuran berkala, biaya transaksi dan biaya-biaya lainnya. b. Lampiran rencana keuangan untuk tiga tahun pertama pelaksanaan Bursa Efek yang memuat sebagai berikut : 1) rincian sumber penerimaan, dan dasar untuk memperkirakan penerimaan tersebut; 2) rincian pengeluaran biaya penting dalam rangka pelaksanaan kegiatan bursa; IV-10 Peraturan Nomor III.A.1 3) cadangan jaminan pelaksanaan kegiatan bursa dan biaya yang diperkirakan untuk jaminan tersebut; dan 4) proyeksi neraca dan arus kas yang diharapkan. c. Rincian investasi Bursa Efek yang meliputi antara lain : 1) penerapan dan pengembangan dan penerapan teknologi informasi; 2) sistem perangkat keras yang digunakan; 3) penerapan dan pengembangan sistem keamanan fisik; 4) fasilitas cadangan (back-up) dalam hal terjadi bencana; 5) penerapan dan pengembangan sistem pengawasan intern investasi yang direncanakan; 6) investasi yang direncanakan dalam bentuk tanah, bangunan dan aktiva tetap lainnya; 7) modal kerja; 8) cadangan untuk jaminan; dan 9) aktiva lain-lain. 2. Rencana Kegiatan (Operasi) meliputi : a. Jenis Efek yang akan diperdagangkan di Bursa Efek; b. Nama Emiten yang telah menyetujui untuk mencatatkan Efeknya di Bursa Efek untuk diperdagangkan serta rancangan dari biaya setiap pencatatan; c. Rencana pelaksanaan kliring dan penyelesaian Efek; d. Jumlah maksimum transaksi per-hari yang dapat diproses oleh Bursa Efek pada saat awal operasinya; e. Rencana operasi Bursa Efek yang diusulkan untuk jangka waktu tiga tahun pertama memuat sekurang- kurangnya hal-hal sebagai berikut : 1) volume transaksi yang diharapkan dalam tiga tahun pertama; 2) kesanggupan dari sistem-sistem pada tahap awal untuk menangani volume yang diharapkan; 3) rencana untuk meningkatkan sistem pada tahap awal untuk memenuhi volume perdagangan tinggi yang tidak diperkirakan seperti : a) kemampuan penyesuaian dari perangkat lunak terhadap peningkatan aktivitas perdagangan; b) kemampuan penyesuaian perangkat keras terhadap peningkatan aktivitas perdagangan. 4) rencana pengamanan terhadap kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut : a) kebakaran atau kerusakan pada pusat fasilitas pemrosesan; b) gangguan tenaga listrik; IV-11 Peraturan Nomor III.A.1 c) kebakaran atau kerusakan lain dari catatan-catatan pendukung; d) pencurian Efek, uang tunai, atau catatan-catatan; e) penghapusan arsip komputer dan catatan-catatan lain secara disengaja atau tidak; f) penggelapan oleh pegawai atau pejabat; g) kejahatan komputer dan pengrusakan data informasi yang disimpan dalam komputer atau catatan lainnya; h) rencana pemeliharaan dan sumber-sumber suku cadang untuk komputer dan peralatan lain; dan i) kerusakan atau gangguan dari hubungan komunikasi. 5) lokasi, rencana denah dan susunan dari fasilitas Bursa Efek yang menunjukkan : a) lokasi yang terbuka untuk umum; b) lokasi khusus untuk penanganan Efek; c) lokasi khusus untuk pemrosesan data dan akuntansi; d) fasilitas komunikasi; dan e) pusat informasi pasar; f) tempat parkir; g) fasilitas lain. 6) diagram (flow-chart) umum tentang pelaksanaan kegiatan operasi Bursa Efek; 7) sistem komputer yang digunakan; 8) program-program pendidikan; dan 9) tata tertib Bursa Efek. 3. Rencana Tatacara Perdagangan Efek meliputi : a. Apakah Bursa Efek akan menggunakan lantai perdagangan? ya tidak b. Gambarkan cara perdagangan pada saat jam perdagangan Bursa Efek dimulai dalam kaitannya dengan : 1) penentuan harga awal saat perdagangan dimulai; 2) urutan prioritas pesanan yang akan dilaksanakan. c Gambarkan tata cara perdagangan secara lengkap, mulai dari pesanan sampai penyelesaian transaksi Efek. d. Bagaimana Bursa Efek dapat meyakinkan bahwa pesanan pemodal (investor) akan dilaksanakan dengan urutan prioritas harga dan waktu yang ketat? e. Bagaimana pengaturan pesanan terbuka (good till canceled order)? IV-12 Peraturan Nomor III.A.1 f. Pada hari keberapa data perdagangan akan disampaikan kepada Anggota Bursa untuk dicocokkan dan dikonfirmasikan kepada Bursa Efek. g. Bagaimana Bursa Efek mengawasi agar pesanan dari pemodal diberikan prioritas atas transaksi para Anggota Bursa selaku pedagang? h. Bagaimana Bursa Efek akan meyakinkan kepada pemodal bahwa mereka akan diberitahu secara lengkap dan pada waktunya mengenai kegiatan perdagangan? Bilamana dan bagaimana keterangan mengenai perdagangan akan diberitahukan? i. Apakah Bursa Efek bermaksud untuk memperkenalkan sistem perdagangan elektronik pada tiga tahun pertama pelaksanaan? ya tidak j. Dalam hal pejabat Bursa Efek menghentikan transaksi apabila terdapat indikasi penyimpangan, jelaskan batas waktu maksimum penghentian dan langkah-langkah penyelesaian yang akan diambil. k. Apakah sistem perdagangan yang diusulkan memungkinkan catatan pesanan dan pelaksanaannya diperoleh dengan mudah termasuk waktu, frekwensi, harga dan pihak- pihak yang terlibat, dalam bentuk sedemikian rupa sehingga mempermudah analisa pola perdagangan dan kemungkinan manipulasi? ya tidak 4. Rencana Tatacara Pencatatan Efek meliputi : a. Apakah ada Efek yang sudah dicatatkan pada Bursa Efek lain yang diharapkan dicatatkan/diperdagangkan pada Bursa Efek ini? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", cantumkan nama Efek tersebut. b. Apakah ada Efek yang diharapkan dicatatkan pada Bursa Efek merupakan Efek yang pada saat ini tidak diperdagangkan di Indonesia? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", sebutkan jenis Efek tersebut. c. Jelaskan persyaratan dan prosedur pencatatan Efek yang diusulkan. d. Jelaskan kriteria dan prosedur penghapusan pencatatan (delisting). 5. Rencana Peraturan Keanggotaan Bursa Efek. meliputi : a. Apakah ada calon Anggota Bursa dari Bursa Efek yang kini sudah menjadi anggota Bursa Efek lain? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", sebutkan nama Anggota Bursa tersebut. b. Jawablah pertanyaan sehubungan dengan pengawasan Anggota Bursa: 1) berapa kali dilakukan pemeriksaan, keuangan Anggota Bursa secara mendadak? Jelaskan siapa yang akan mengadakan pemeriksaan keuangan tersebut. 2) Apakah Bursa Efek akan menyediakan jasa akuntansi seperti tercantum di bawah ini : IV-13 Peraturan Nomor III.A.1 a) Pembukuan Efek? ya b) Laporan nasabah? ya c) Konfirmasi? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", jelaskan bagaimana pelaksanaan jasa-jasa tersebut. c. Apakah Anggota Bursa diwajibkan menyetor dana jaminan dan memberikan wewenang hak khusus kepada Bursa Efek untuk mengambil dana tersebut dalam rangka melindungi kepentingan pemodal? ya Apabila jawabannya "Ya", jelaskan. 6. Penerapan dari Sistem-sistem a. Siapa yang akan bertanggung jawab atas rancangan dan penerapan sistem pemrosesan data Bursa Efek? b. Jelaskan pengalaman dan kecakapan dari para pelaksana setiap jenis sistem: 1) penerbitan dan pengiriman informasi mengenai perdagangan di Bursa Efek; 2) otomatisasi perdagangan; atau c. Pilih dan jelaskan sistem yang ditawarkan yang paling baik memberikan jaminan bagi kelangsungan kegiatan Bursa Efek? 1) sistem yang akan dikembangkan sendiri tanpa jaminan pihak lain; 2) sistem dengan jaminan kontrak; 3) sistem yang dikontrak dengan jaminan pelaksanaannya; 4) sistem akan diperoleh sebagai hadiah atau sumbangan tanpa jaminan pihak lain; atau 5) Lain-lain (jelaskan). d. Uraikan lokasi Bursa Efek, luas ruangan yang diperlukan (meter persegi), dan kontrak yang diadakan untuk mendapatkan tempat tersebut? e. Dimana catatan dan arsip pendukung Bursa Efek akan ditempatkan dan bagaimana perjanjian kontrak yang diadakan untuk mendapatkan tempat tersebut? f. Siapa yang akan bertanggung jawab atas pemasangan dan penerapan sarana komputer Bursa Efek dan pengalaman apa yang dimilikinya? g. Siapa yang bertanggung jawab atas rencana dan penerapan sistem fisik keamanan dari Bursa Efek dan pengalaman apa yang dimilikinya? h. Apakah Bursa Efek akan membuka kantor cabang, dan jika demikian, kapan dan bagaimana kantor-kantor tersebut dihubungkan dengan Bursa Efek dalam tata cara pemberian jasa? IV-14 tidak tidak tidak Peraturan Nomor III.A.1 i. Siapa yang bertanggung jawab atas rencana dan penerapan program pendukung termasuk kemungkinan bencana atas sarana pendukung tersebut dan pengalaman apa yang dimilikinya? j. Siapa yang bertanggung jawab atas sistem pemeriksaan dan pengendalian keuangan dan pengalaman apa yang dimilikinya? 7. Dasar Ekonomis Pendirian Bursa Efek a. Apakah rencana pelaksanaan dan keuangan Bursa Efek, termasuk, iuran, dan biaya lain bagi pemakai jasa diberitahukan secara terbuka dan tertulis kepada Perusahaan Efek atau lembaga- lembaga pasar modal lain yang menggunakan jasanya? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", lampirkan salinan dari dokumen pemberitahuan tersebut. b. Apakah Bursa Efek, Anggota Bursa, Emiten, Biro Administrasi Efek, lembaga atau peserta pasar modal yang memperoleh pemberitahuan tertulis mengenai jasa Bursa Efek tersebut setuju secara tertulis untuk mempergunakan jasa-jasanya dengan biaya yang diajukan apabila jasa tersebut sudah ada? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", lampirkan daftar dari pihak-pihak. c. Apakah telah dilakukan penelitian tentang biaya yang dibebankan oleh Bursa Efek dibandingkan dengan biaya apabila kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri? ya tidak Apabila jawabannya "Ya", lampirkan salinan dari laporan penelitian tersebut. ........................, ..............................19.... Pemohon materai IV-15 Peraturan Nomor III.A.1 LAMPIRAN SURAT PERNYATAAN (Dibuat oleh Direksi Perusahaan Efek Pemegang Saham Bursa Efek) Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : 2 Peraturan Nomor : III.A.1-1 : ………………………………………………........................... Alamat Lengkap : ………………………………………………..............................…… ………………………………………………..............................…… (Nama Jalan & Nomor) ………………………………………………..................... - (Kota & Kode Pos) selaku Direktur Utama/Direktur Perusahaan Efek PT. …………………………. Menyatakan dengan sejujur-jujurnya bahwa Perusahaan Efek PT. ……………… selaku pemegang saham pada Bursa Efek ……………………….. tidak memiliki hubungan kepemilikan, kepengurusan dan pengendalian dengan Perusahaan Efek lain pemegang saham Bursa Efek ……………………. Jika terjadi perubahan susunan pengurus, atau kepemilikan saham atas Perusahaan Efek PT. ……………. Sehingga mengakibatkan perusahaan memiliki hubungan kepemilikan saham, kepengurusan, atau pengendalian dengan Perusahaan Efek lain pemegang saham Bursa Efek ………….., saya berjanji akan melapor hal tersebut selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah terjadinya perubahan dimaksud kepada Bapepam dan Direksi Bursa Efek ………………………... ………….., …………………. (Tempat dan tanggal) PT. ………………, Meterai (nama lengkap) Direktur Utama/Direktur IV-16 Peraturan Nomor III.A.1 LAMPIRAN SURAT PERNYATAAN (Dibuat oleh Anggota Direksi atau Komisaris Bursa Efek) Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : 3 Peraturan Nomor : III.A.1-1 : ……………………………………...................................……………… Alamat Lengkap : ……………………………………...................................……………… ……………………………………...................................……………… (Nama Jalan & Nomor) ……………………………………...................................……………... - (Kota & Kode Pos) selaku Direktur Utama/Direktur/Komisaris Utama/Komisaris Bursa Efek …………………………. menyatakan hubungan Afiliasi saya dengan Perusahaan Efek pemegang saham Bursa Efek ……………….. sebagaimana tersebut di bawah ini : Nama Pihak yang terafiliasi Jenis Afiliasi ……………………………………...................................……………… ……………………………………............ Jika terjadi perubahan afiliasi saya dengan Pihak tersebut di atas, saya berjanji akan melaporkan perubahan tersebut dalam 3 (tiga) hari kerja kepada Bapepam dan Direksi Bursa Efek ………….. ………….., …………………. (Tempat dan tanggal) PT. ………………, Meterai (nama lengkap) Direktur Utama/Direktur/KomisarisUtama/Komisaris IV-17 Peraturan Nomor III.A.1 LAMPIRAN : 2 Peraturan Nomor : III.A.1 FORMULIR NOMOR: III.A.1-2 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : Perihal --- : Pemberitahuan Kekurangan Data Permohonan Izin Usaha Sebagai Bursa Efek. di - ............................................................... Menunjuk surat Saudara Nomor : ...................... tanggal .......................................... perihal ..................................., dengan ini diberitahukan bahwa permohonan Saudara masih terdapat kekurangan data sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ............................................................................................................. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan bahwa permohonan Saudara untuk memperoleh Izin Usaha belum dapat dipertimbangkan. Selanjutnya permohonan Saudara akan dipertimbangkan setelah Saudara memenuhi kekurangan-kekurangan tersebut di atas. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, Jakarta,. ...........................19.... KEPADA Yth.................................................. ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-18 Peraturan Nomor III.A.1 LAMPIRAN : 3 Peraturan Nomor : III.A.1 FORMULIR NOMOR: III.A.1-3 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : --- Perihal : Penolakan Permohonan Izin Usaha Sebagai Bursa Efek. di - ............................................................... Menunjuk surat Saudara Nomor : ...................... tanggal .......................................... perihal ..................................., dengan ini diberitahukan bahwa permohonan Saudara masih terdapat kekurangan data sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ............................................................................................................. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan bahwa permohonan Saudara untuk memperoleh Izin Usaha belum dapat dipertimbangkan. Selanjutnya permohonan Saudara akan dipertimbangkan setelah Saudara memenuhi kekurangan-kekurangan tersebut di atas. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, Jakarta,. ...........................19.... KEPADA Yth.................................................. ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-19 Peraturan Nomor III.A.1 LAMPIRAN : 4 Peraturan Nomor : III.A.1 FORMULIR NOMOR: III.A.1-4 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP /PM/199.. TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA SEBAGAI BURSA EFEK KEPADA PT. ................................. (NPWP: . Membaca Menimbang Mengingat . . - ) KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, : Surat permohonan izin usaha sebagai Bursa Efek dari PT............................ Nomor ........................... tanggal .................................. : bahwa permohonan Saudara telah memenuhi persyaratan dan atas dasar itu dapat dipertimbangkan untuk diberikan izin usaha sebagai Bursa Efek : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617; 3. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-....../PM/1996 tentang Perizinan Bursa Efek. MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA SEBAGAI BURSA EFEK KEPADA PT ...................... Pasal 1 Memberikan izin usaha sebagai Bursa Efek kepada PT ................... dengan alamat kantor pusat di ....................... Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.1 Januari 1996. Pasal 3 Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, dapat diadakan perubahan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-20
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-02/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PERIZINAN BURSA EFEK </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-53/PM/1991|KEPTA-BAPEPAM/1991' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 429/BL/2009 TENTANG PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan dari Pasar Modal bagi Emiten atau Perusahaan Publik sehingga dapat membuat Pasar Modal sebagai pilihan alternatif sumber pembiayaan yang lebih kompetitif bagi dunia usaha dan mendorong peningkatan kepemilikan publik secara lebih meluas atas perusahaan terbuka, dipandang perlu untuk menyempurnakan Peraturan Bapepam Nomor IX.D.4, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-44/PM/1998 tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -2- Pasal 1 Ketentuan mengenai penambahan modal tanpa hak memesan Efek terlebih dahulu diatur dalam Peraturan Nomor IX.D.4 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-44/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998 tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 9 Desember 2009. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 9 Desember 2009 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-429/BL/2009 Tanggal : 9 Desember 2009 PERATURAN NOMOR IX.D.4: PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU 1. KETENTUAN UMUM Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Perusahaan adalah Emiten yang telah melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas atau Perusahaan Publik. b. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang selanjutnya disebut HMETD adalah hak yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk membeli Efek baru, termasuk saham, Efek yang dapat dikonversikan menjadi saham dan waran, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain. 2. PERSYARATAN PENAMBAHAN MODAL TANPA HMETD a. Perusahaan dapat menambah modal tanpa memberikan HMETD kepada pemegang saham sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Nomor IX.D.1, sepanjang ditentukan dalam anggaran dasar, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) jika dalam jangka waktu 2 (dua) tahun, penambahan modal tersebut paling banyak 10 % (sepuluh perseratus) dari modal disetor; atau 2) jika tujuan utama penambahan modal adalah untuk memperbaiki posisi keuangan Perusahaan yang mengalami salah satu kondisi sebagai berikut: a) bank yang menerima pinjaman dari Bank Indonesia atau lembaga pemerintah lain yang jumlahnya lebih dari 100% (seratus perseratus) dari modal disetor atau kondisi lain yang dapat mengakibatkan restrukturisasi bank oleh instansi Pemerintah yang berwenang; b) Perusahaan selain bank yang mempunyai modal kerja bersih negatif dan mempunyai kewajiban melebihi 80% (delapan puluh perseratus) dari aset Perusahaan tersebut pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang menyetujui penambahan modal; atau c) Perusahaan yang gagal atau tidak mampu untuk menghindari kegagalan atas kewajibannya terhadap pemberi pinjaman yang tidak terafiliasi dan jika pemberi pinjaman tidak terafiliasi tersebut menyetujui untuk menerima saham atau obligasi konversi Perusahaan untuk menyelesaikan pinjaman tersebut. b. Penambahan modal tanpa HMETD wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan RUPS. 3. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM a. RUPS sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b wajib dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.J.1. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-429/BL/2009 Tanggal : 9 Desember 2009 - 2 - b. Paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum RUPS, Perusahaan wajib mengumumkan informasi kepada pemegang saham yang paling kurang memuat: 1) perkiraan periode pelaksanaan (jika ada); dan 2) analisis dan pembahasan manajemen mengenai kondisi keuangan Perusahaan sebelum dan sesudah penambahan modal tanpa HMETD serta pengaruhnya terhadap pemegang saham setelah penambahan modal; dengan memenuhi Prinsip Keterbukaan. c. Dalam hal penambahan modal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan angka 2 huruf a butir 2), maka selain informasi sebagaimana dimaksud dalam huruf b, Perusahaan juga wajib mengungkapkan Fakta Material tentang kondisi keuangan terakhir yang antara lain meliputi: 1) penjelasan mengenai akun persediaan yang tidak likuid; 2) pinjaman atau piutang ragu-ragu; 3) Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek dan Fasilitas Pembiayaan Darurat (khusus untuk perbankan); dan/atau 4) pinjaman atau piutang macet termasuk pinjaman atau piutang kepada Pihak terafiliasi. 4. PELAKSANAAN PENAMBAHAN MODAL TANPA HMETD a. Paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum pelaksanaan penambahan modal tanpa HMETD, Perusahaan wajib memberitahukan kepada Bapepam dan LK serta mengumumkan kepada masyarakat mengenai waktu pelaksanaan penambahan modal tersebut. b. Paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pelaksanaan penambahan modal tanpa HMETD, Perusahaan wajib memberitahukan kepada Bapepam dan LK serta masyarakat mengenai hasil pelaksanaan penambahan modal tersebut, yang meliputi informasi antara lain jumlah dan harga saham yang diterbitkan. c. Dalam hal penambahan modal dilaksanakan melalui Penawaran Umum, maka pelaksanaannya wajib mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1. 5. KETENTUAN PENUTUP a. Dalam hal penambahan modal tanpa HMETD merupakan Transaksi Afiliasi atau Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan, maka Perusahaan disamping wajib memenuhi Peraturan ini juga wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.1. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-429/BL/2009 Tanggal : 9 Desember 2009 - 3 - b. Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pihak yang melanggar ketentuan Peraturan ini termasuk pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 9 Desember 2009 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-429/BL/2009|KEPTA-BAPEPAM/2009 </reg_id> <reg_title> PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU </reg_title> <set_date> 9 Desember 2009 </set_date> <effective_date> 9 Desember 2009 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-44/PM/1998|KEPTA-BAPEPAM/1998' </replaced_reg> <related_reg> '45/PP/1995', '45/M|KEPPRES/2006', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '8/UU/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor III.C.4 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-15/PM/1996 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN SERTA PENGAJUAN RENCANA ANGGARAN DAN PENGGUNAAN LABA LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Tata Cara Penyusunan serta Pengajuan Rencana Anggaran dan Penggunaan Laba Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN SERTA PENGAJUAN RENCANA ANGGARAN DAN PENGGUNAAN LABA LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN. Pasal 1 Ketentuan mengenai Tata Cara Penyusunan serta Pengajuan Rencana Anggaran dan Penggunaan Laba Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, diatur dalam Peraturan Nomor III.C.4 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-1 Peraturan Nomor III.C.4 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 15 /PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR III.C.4 : TATA CARA PENYUSUNAN SERTA PENGAJUAN RENCANA ANGGARAN DAN PENGGUNAAN LABA LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN 1. Rencana anggaran dan penggunaan laba Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian disusun dengan memperhatikan pada hal-hal sebagai berikut : a. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian didirikan dengan tujuan menyediakan jasa Kustodian sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur, wajar, dan efisien; b. besarnya biaya dan iuran yang ditetapkan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus didasarkan pada kebutuhan bagi pelaksanaan fungsi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; dan c. dalam hal dana yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan fungsi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sudah mencukupi, biaya, dan iuran dimaksud dapat diturunkan. 2. Rencana anggaran tahunan dan penggunaan laba Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian wajib berpedoman pada prinsip efisiensi Pasar Modal dan ditujukan dalam rangka : a. menyelenggarakan peningkatan pelayanan jasa Kustodian sentral dan penyelesaian transaksi secara teratur, wajar, dan efisien; b. meningkatkan kegiatan penyelesaian Transaksi Bursa secara pembukuan yang aman; dan c. mengembangkan sistem keamanan penyimpanan Efek. 3. Rencana anggaran dan penggunaan laba Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian diajukan dalam bentuk rencana kerja dan anggaran tahunan. 4. Rencana kerja dan anggaran tahunan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian wajib disusun secara sistematis, akurat dan tepat waktu serta memuat secara tegas hal-hal sebagai berikut : a. tujuan yang ingin dicapai; b. gambaran realisasi anggaran tahun berjalan; c. kendala yang dihadapi; dan d. asumsi dan tolok ukur yang mendasari anggaran tersebut. 5. Rencana kerja dan anggaran tahunan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sekurang- kurangnya mencakup hal-hal sebagai berikut : a. rencana kerja Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang menguraikan kegiatan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian antara lain untuk : 1) kegiatan pelayanan jasa Kustodian sentral; 2) peningkatan kegiatan penyelesaian Transaksi Bursa; IV-2 Peraturan Nomor III.C.4 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 15/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 3) pengembangan sistem penyelesaian transaksi secara pembukuan; 4) pengembangan sistem pelayanan kepada pemodal, termasuk kegiatan yang berkaitan dengan jasa yang berkaitan dengan hak pemodal; dan 5) peningkatan kemampuan sumber daya manusia. b. anggaran pendapatan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang bersumber dari antara lain : 1) kegiatan penyimpanan Efek; 2) kegiatan penyelesaian Transaksi Bursa; dan 3) kegiatan Kustodian sentral. c. anggaran pengeluaran biaya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang disusun berdasarkan fungsi-fungsi sesuai struktur organisasi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang antara lain mencakup : 1) penyelesaian; 2) jasa Kustodian; 3) pengelolaan keuangan; 4) pemeriksaan interen; 5) teknologi informasi; dan 6) sumber daya manusia. d. anggaran investasi; e. rencana pengeluaran biaya berupa gaji, manfaat lain, dan fasilitas dari direktur dan komisaris Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; dan f. keterangan mengenai kontrak yang nilainya material, termasuk kontrak antara Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan atau anak perusahaan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan : 1) pihak yang terafiliasi dengan direktur dan komisaris Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; dan 2) pihak yang terafiliasi dengan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau anak perusahaan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 6. Rencana kerja dan anggaran tahunan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian disusun sekurang-kurangnya untuk 1 (satu) tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun berikutnya. 7. Anggaran tahunan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian wajib disajikan secara perbandingan dengan anggaran tahun berjalan serta realisasinya. 8. Selambat-lambatnya pada tanggal 31 Oktober Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberikan persetujuan atas rencana kerja dan anggaran tahunan tahun berikutnya yang diajukan oleh direksi dan telah memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari dewan komisaris. IV-3 Peraturan Nomor III.C.4 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 15/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 9. Selambat-lambatnya tanggal 5 Nopember, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian wajib mengajukan kepada Bapepam rencana anggaran dan penggunaan laba Bursa Efek tahun berikutnya yang telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 10. Selambat-lambatnya tanggal 15 Nopember, Bapepam memberitahukan kepada direksi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian perubahan atas rencana kerja dan anggaran tahunan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 11. Selambat-lambatnya tanggal 25 Nopember, direksi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian wajib mengajukan kembali rencana kerja dan anggaran tahunan dengan memperoleh persetujuan terlebih dulu dari dewan komisaris. 12. Selambat-lambatnya tanggal 5 Desember, Bapepam akan memberikan persetujuan atau penolakan atas rencana kerja dan anggaran tahunan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 13. Dalam hal Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian mayoritas sahamnya dimiliki oleh Bursa Efek, maka rencana kerja dan anggaran Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut merupakan bagian dari rencana kerja dan anggaran Bursa Efek, dan tata cara pengajuannya kepada Bapepam sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Nomor III.A.4 tentang Tata Cara Penyusunan Serta Pengajuan Rencana Anggaran Dan Penggunaan Laba Bursa Efek. 14. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian wajib menyampaikan laporan realisasi anggaran kepada Bapepam melalui dewan komisaris, dengan ketentuan bahwa laporan tersebut disampaikan secara kumulatif triwulanan dan diterima oleh Bapepam selambat-lambatnya pada hari ke dua belas setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan. 15. Catatan atas laporan keuangan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, sekurang- kurangnya wajib memuat hal-hal sebagai berikut : a. pengeluaran biaya yang berkaitan dengan Pihak yang terafiliasi dengan direktur dan komisaris Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau direktur dan komisaris anak perusahaan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; b. pengeluaran biaya yang berkaitan dengan Pihak yang terafiliasi dengan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau anak perusahaan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; dan c. pengeluaran biaya berupa gaji, manfaat lain, dan fasilitas yang diberikan kepada direktur dan komisaris Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau direktur dan komisaris anak perusahaan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 16. Ketentuan dalam Peraturan ini wajib dimasukkan sebagai ketentuan dalam anggaran dasar Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP 060065493 IV-4
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-15/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> TATA CARA PENYUSUNAN SERTA PENGAJUAN RENCANA ANGGARAN DAN PENGGUNAAN LABA LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor III.D.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 02 /PM/2004 TENTANG PENYELENGGARA PERDAGANGAN SURAT UTANG NEGARA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka lebih mendukung kegiatan perdagangan Surat Utang Negara, dipandang perlu untuk menyempurnakan Peraturan Bapepam Nomor III.D.1 tentang Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-16/PM/2003 tanggal 25 Maret 2003 dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4236); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PENYELENGGARA PERDAGANGAN SURAT UTANG NEGARA. Pasal 1 Ketentuan mengenai Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara diatur dalam Peraturan Nomor III.D.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor III.D.1 Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Peraturan Nomor III.D.1 tentang Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-16/PM/2003 tanggal 25 Maret 2003 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 09 Februari 2004 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-2 Peraturan Nomor III.D.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 02/PM/2004 Tanggal : 09 Februari 2004 PERATURAN NOMOR III.D.1 : PENYELENGGARA PERDAGANGAN SURAT UTANG NEGARA 1. Perdagangan Surat Utang Negara dapat dilaksanakan di Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek. 2. Perdagangan Surat Utang Negara baik yang dilakukan di Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek wajib tunduk pada peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. 3. Tata cara perdagangan Surat Utang Negara di Bursa Efek dilaksanakan berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Bursa Efek, sedangkan tata cara perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek dilakukan berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Pihak yang menyelenggarakan perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek. 4. Yang dapat menjadi penyelenggara perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek adalah Pihak yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam. 5. Permohonan pengajuan izin usaha untuk menjadi penyelenggara perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek diajukan kepada Ketua Bapepam dengan menggunakan Formulir Nomor III.D.1-1 lampiran 1 peraturan ini, dengan melampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut : a. akta pendirian yang memuat Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam angka 8 huruf b peraturan ini yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia; b. struktur organisasi dan susunan pengurus atau direksi dan pengawas atau komisaris disertai riwayat hidup masing-masing; c. rancangan peraturan mengenai keanggotaan, perdagangan dan pengawasan perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek sebagaimana dimaksud dalam ketentuan angka 8 huruf c peraturan ini; d. rancangan sistem penyelenggaraan perdagangan yang akan digunakan dan fasilitas pendukungnya; e. daftar anggota yang akan menggunakan jasa yang akan diberikannya; dan f. neraca pembukaan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam. 6. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 5 peraturan ini tidak memenuhi syarat, Bapepam memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa : a. permohonannya tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor III.D.1-2 lampiran 2 peraturan ini; atau b. permohonannya ditolak dengan menggunakan Formulir Nomor III.D.1-3 lampiran 3 peraturan ini. 7. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 5 peraturan ini memenuhi syarat, Bapepam memberikan surat izin usaha kepada pemohon dengan Formulir Nomor III.D.1-4 lampiran 4 peraturan ini. IV-3 Peraturan Nomor III.D.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 02/PM/2004 Tanggal : 09 Februari 2004 8. Setiap penyelenggara perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek wajib: a. menyediakan sistem dan atau sarana yang memadai dalam rangka perdagangan dan pengawasan perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek; b. membuat Anggaran Dasar yang sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut : 1) nama dan tempat kedudukan; 2) maksud dan tujuan serta kegiatan usaha sebagai penyelenggara perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek; 3) jangka waktu pendirian; 4) susunan, jumlah, dan nama anggota pengurus atau direksi dan pengawas atau komisaris; 5) Tata cara pemilihan, pengangkatan, penggantian dan pemberhentian anggota pengurus atau direksi dan pengawas atau komisaris; dan 6) Tata cara penyelenggaran rapat umum anggota atau pemegang saham. c. membuat peraturan-peraturan sebagai berikut : 1) peraturan keanggotaan yang sekurang-kurangnya wajib memuat hal-hal sebagai berikut: a) persyaratan keanggotaan, tata cara penerimaan, pembekuan dan pencabutan keanggotaan; b) hak dan kewajiban anggota; c) pemeriksaan atas kegiatan anggota; dan d) sanksi atas pelanggaran peraturan. 2) peraturan perdagangan yang sekurang-kurangnya wajib memuat hal-hal sebagai berikut: a) ketentuan tentang sistem yang digunakan termasuk sistem cadangan dalam hal sistem utama tidak dapat berfungsi dengan baik; b) ketentuan yang menjamin perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek yang wajar berdasarkan mekanisme pasar; c) tata cara perdagangan; d) saat transaksi mulai mengikat dan tata cara penyelesaian transaksi; dan e) jam perdagangan. IV-4 Peraturan Nomor III.D.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 02/PM/2004 Tanggal : 09 Februari 2004 3) peraturan pengawasan perdagangan yang antara lain wajib memuat hal-hal sebagai berikut: a) parameter-paramater pengawasan perdagangan, antara lain parameter penghentian perdagangan atau anggota; dan b) tindakan-tindakan yang diambil dalam hal terdapat adanya indikasi perdagangan yang tidak wajar termasuk penghentian sementara perdagangan. d) membuat kode etik anggota dan menyampaikannya kepada Bapepam; e) mengawasi kegiatan perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek oleh anggotanya; f) mengambil tindakan tertentu atas setiap indikasi atau pelanggaran peraturan perundang- undangan di bidang Pasar Modal dan atau peraturannya; g) menyampaikan laporan-laporan berikut kepada Bapepam; 1) laporan kegiatan transaksi harian sesuai dengan Formulir Nomor III.D.1-5 lampiran 5 peraturan ini, yang wajib disampaikan paling lambat pada hari perdagangan berikutnya. Data transaksi harian tersebut wajib tersedia atau dapat diakses oleh publik dalam bentuk data tercetak atau data elektronik; 2) laporan kegiatan penyelesaian transaksi harian, yang wajib disampaikan paling lambat pada hari kerja berikutnya; 3) laporan rekapitulasi transaksi bulanan anggota sesuai dengan Formulir Nomor III.D.1-6 lampiran 6 peraturan ini, yang wajib disampaikan paling lambat hari perdagangan kelima bulan berikutnya; 4) laporan kegiatan tahunan termasuk laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam disertai pendapat dari Akuntan tersebut, yang wajib disampaikan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari sejak tanggal akhir tahun buku bagi laporan tahunan tersebut; 5) laporan pelanggaran dan sanksi yang dikenakan terhadap anggotanya, wajib disampaikan paling lambat hari perdagangan berikutnya; 6) laporan peristiwa khusus, antara lain kerusakan sistem perdagangan dan pengawasan, yang wajib disampaikan paling lambat pada akhir hari perdagangan yang sama; dan 7) laporan atas tindakan sebagaimana dimaksud dalam angka 8 huruf f peraturan ini, yang wajib disampaikan pada akhir hari perdagangan yang sama. IV-5 Peraturan Nomor III.D.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 02/PM/2004 Tanggal : 09 Februari 2004 h. mengadministrasikan, menyimpan dan memelihara catatan, pembukuan, data dan keterangan tertulis terkait dengan data perdagangan dan keanggotaan; dan i. menyampaikan kepada Bapepam setiap perubahan dokumen sebagaimana dimaksud dalam ketentuan angka 5 huruf b, d dan e, dan angka 8 huruf d peraturan ini paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah perubahan tersebut berlaku. 9. Setiap perubahan peraturan penyelenggara perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek mulai berlaku setelah mendapat persetujuan Bapepam. 10. Setiap perubahan Anggaran Dasar penyelenggara perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek wajib memperoleh persetujuan Bapepam sebelum dilaporkan atau diajukan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia untuk memperoleh persetujuan. 11. Pengajuan permohonan persetujuan rancangan perubahan Anggaran Dasar dan atau rancangan peraturan atau perubahannya, diajukan kepada Ketua Bapepam dengan menggunakan Formulir Nomor III.D.1-7 lampiran 7 peraturan ini, dengan melampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut : a. rancangan perubahan Anggaran Dasar atau rancangan peraturan atau perubahannya; b. alasan permohonan yang antara lain menyangkut latar belakang rancangan perubahan Anggaran Dasar atau rancangan peraturan atau perubahannya, masalah-masalah yang dihadapi, dan cara pemecahannya; dan c. pendapat anggota terhadap rancangan perubahan Anggaran Dasar atau rancangan peraturan atau perubahannya. 12. Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 11, Bapepam wajib memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa : a. permohonannya tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor III.D.1-8 lampiran 8 peraturan ini; b. permohonannya ditolak dengan menggunakan Formulir Nomor III.D.1-9 lampiran 9 peraturan ini; atau c. permohonannya disetujui dengan menggunakan Formulir Nomor III.D.1-10 lampiran 10 peraturan ini. IV-6 Peraturan Nomor III.D.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 02/PM/2004 Tanggal : 09 Februari 2004 13. Dalam rangka memastikan tingkat kepatuhan penyelenggara perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek atau anggotanya terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, Bapepam mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan terhadap setiap penyelenggara perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek atau anggotanya. 14. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dapat mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 09 Februari 2004 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Herwidayatmo NIP 060065750 IV-7 Peraturan Nomor III.D.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: III.D.1-1 Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan Menjadi Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara Di Luar Bursa Efek. : 1 Peraturan Nomor : III.D.1 Jakarta,. ......................19.... KEPADA Yth.Ketua Badan Pengawas Pasar Modal di - ........................ Dengan ini kami mengajukan permohonan persetujuan untuk menjadi penyelenggara perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek. Untuk bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan data sebagai berikut: 1. Nama pemohon 2. Alamat pemohon : ................................................................ : ................................................................ .............................................................. (Nama Jalan & Nomor) : ............................................... - (Kota & Kode Pos) 3. Nama Penyelenggara Perdagangan SUN 4. Alamat : ............................................................... : ................................................................ .............................................................. (Nama Jalan & Nomor) : ............................................... - (Kota & Kode Pos) 5. Nomor Telepon & Fax 6. Pegawai penghubung : ................................................................ : ............................................................................ Melengkapi permohonan ini, kami lampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut: 1. akta pendirian yang memuat Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam angka 8 huruf b peraturan ini, yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia; 2. rancangan peraturan mengenai keanggotaan, perdagangan dan pengawasan perdagangan Surat Utang Negara sebagaimana dimaksud dalam ketentuan angka 8 huruf c peraturan ini; IV-8 Peraturan Nomor III.D.1 3. rancangan sistem penyelenggaraan perdagangan yang akan digunakan dan fasilitas pendukungnya; 4. struktur organisasi dan susunan pengurus atau direksi dan pengawas atau komisaris disertai riwayat hidup masing-masing; 5. daftar anggota yang akan menggunakan jasa yang akan diberikannya; 6. dokumen pendukung lainnya. Demikian permohonan ini kami ajukan dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Pemohon, (meterai) .................................... (nama lengkap) IV-9 Peraturan Nomor III.D.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: III.D.1-2 Nomor Lampiran : Perihal : S- - : 2 Peraturan Nomor : III.D.1 /PM/20... : Pemberitahuan Kekurangan Data Permohonan Persetujuan Sebagai Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara Di Luar Bursa Efek. Jakarta,. ...........................20.... KEPADA Yth. Pengurus/Direksi di - ..................... ................................ Menunjuk surat Saudara Nomor : ...................... tanggal .......................................... perihal Permohonan Persetujuan Menjadi Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara Di Luar Bursa Efek, dengan ini diberitahukan bahwa permohonan Saudara masih terdapat kekurangan data sebagai berikut : 1. ................................................................................................................... 2. ................................................................................................................... 3. ................................................................................................................... Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan bahwa permohonan Saudara untuk memperoleh persetujuan belum dapat dipertimbangkan. Selanjutnya permohonan Saudara akan dipertimbangkan setelah Saudara memenuhi kekurangan-kekurangan tersebut di atas. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sekretaris Bapepam; dan 2. Para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-10 Peraturan Nomor III.D.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: III.D.1-3 Nomor Lampiran : Perihal : S- - /PM/20 : Penolakan Permohonan Persetujuan sebagai Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara Di Luar Bursa Efek. : 3 Peraturan Nomor : III.D.1 Jakarta,. ...........................20.... KEPADA Yth. Pengurus/Direksi …...................... di - .................................. Menunjuk surat Saudara Nomor: ...................... tanggal ........................ perihal Permohonan Persetujuan Menjadi Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara Di Luar Bursa Efek, setelah meneliti permohonan Saudara, dengan ini diputuskan bahwa permohonan Saudara ditolak karena tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. ............................................................................................................. 2. ............................................................................................................. 3. ............................................................................................................. Demikianlah agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth: 1. Sekretaris Bapepam; dan 2. Para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-11 Peraturan Nomor III.D.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: III.D.1-4 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP /PM/20... TENTANG IZIN USAHA SEBAGAI PENYELENGGARA PERDAGANGAN SURAT UTANG NEGARA DI LUAR BURSA EFEK KEPADA ................................. - (NPWP: Membaca : . . . ) KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Surat permohonan izin usaha untuk menyelenggarakan perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek ..................... Nomor ........................... tanggal .......................; Menimbang : bahwa permohonan Saudara telah memenuhi persyaratan dan atas dasar itu dapat dipertimbangkan untuk diberikan izin usaha sebagai Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara Di Luar Bursa Efek; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 3608); 2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 110, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4236); 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 4. Peraturan Bapepam Nomor III.D.1 tentang Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara (Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP- …. /PM/2003 tanggal ….. Maret 2003); MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA SEBAGAI PENYELENGGARA PERDAGANGAN SURAT UTANG NEGARA DI LUAR BURSA EFEK KEPADA ……......................... : 4 Peraturan Nomor : III.D.1 IV-12 Peraturan Nomor III.D.1 Pasal 1 Memberikan izin usaha sebagai Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek kepada ................... dengan alamat kantor pusat di ....................... Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Pasal 3 Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, dapat diadakan perubahan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................. Tembusan Yth : 1. Bapak Menteri Keuangan Republik Indonesia; 2. Sekretaris Bapepam; dan 3. Para Kepala Biro di Lingkungan Bapepam. IV-13 Peraturan Nomor III.D.1 IV-14 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: III.D.1-5 LAPORAN HARIAN PERDAGANGAN SURAT UTANG NEGARA DI LUAR BURSA EFEK I. Aktifgitas Partisipan/Anggota Nilai Frekuensi Partisipan Anggota : 5 Peraturan Nomor : III.D.1 II. Aktifitas Perdagangan Nama SUN Seri Ttg Penawaran Beli Trd Nilai Ttg Penawaran Jual Trd Nilai Ttg Trd Transaksi Hari Ini Akhir Nilai Transaksi Terakhir Frek HRT Kupon Tgl Harga HRT Jatuh Tempo Peringkat SUN Keterangan: SUN Ttg Trd Frek HRT Tgl : Surat Utang Negara : Terendah : Tertinggi : Harga Rata-rata Tertimbang : Frekuensi : Tanggal (Tanda tangan penanggung jawab dan stempel) Jakarta, ….( tanggal )…. (Nama Lengkap) (Jabatan) Peraturan Nomor III.D.1 IV-15 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: III.D.1-6 LAPORAN REKAPITULASI BULANAN PERDAGANGAN SURAT UTANG NEGARA DI LUAR BURSA EFEK Jumlah Hari : …Hari I. Aktifgitas Partisipan/Anggota Partisipan Anggota Nilai Frekuensi : 6 Peraturan Nomor : III.D.1 II. Aktifitas Perdagangan Nama SUN Seri Ttg Penawaran Beli Trd Nilai Ttg Penawaran Jual Trd Nilai Ttg Trd Transaksi Bulan Ini Akhir Nilai Transaksi Terakhir Frek HRT Kupon Tgl Harga HRT Jatuh Tempo Peringk at SUN Keterangan: Jakarta, ….( tanggal )…. SUN Ttg Trd Frek HRT : Surat Utang Negara : Harga Rata-rataTertimbang : Tertinggi : Terendah : Frekuensi Tgl : Tanggal (Tanda tangan penanggungjawab dan stempel) (Nama Lengkap) (Jabatan) Peraturan Nomor III.D.1 LAMPIRAN Peraturan Nomor FORMULIR NOMOR: III.D.1-7 (tanggal surat) Nomor Lampiran Perihal : : : Permohonan Persetujuan atas Perubahan Anggaran Dasar/Peraturan ............ Kepada Yth. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal di - Jakarta Dengan ini kami mengajukan permohonan persetujuan perubahan Anggaran Dasar/Peraturan ............... (nama peraturan dan nama Pihak)…sebagai berikut : 1. ................................................................................................................... 2. ................................................................................................................... 3. ............................................................................................................................. Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini disampaikan penjelasan dan dokumen sebagai berikut : 1. ................................................................................................................... 2. ................................................................................................................... 3. ............................................................................................................................. Demikian permohonan ini kami ajukan, dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. ....(nama Pihak)....., : 7 : III.D.1 (nama lengkap) Pengurus/Direksi (nama lengkap) Pengurus/Direksi IV-16 Peraturan Nomor III.D.1 LAMPIRAN FORMULIRNOMOR : III.D.1-8 Nomor : S- Lampiran : Perihal /PM/20... : Penolakan Atas Permohonan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar/Peraturan ............ : 8 Peraturan Nomor : III.D.1 Jakarta,. ...........................20.... KEPADA Yth. Pengurus/Direksi ................... di - ..................... Menunjuk surat Saudara Nomor .................................. tanggal ......................... perihal Permohonan Persetujuan Atas Perubahan Anggaran Dasar/Peraturan.......................... dengan ini disampaikan bahwa permohonan Saudara ditolak, dengan alasan, sebagai berikut : 1. ................................................................................................................... 2. ................................................................................................................... 3. ............................................................................................................................. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. ................................... Tembusan Yth: 1. Sekretaris Bapepam; dan 2. Para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-17 Peraturan Nomor III.D.1 LAMPIRAN FORMULIRNOMOR : III.D.1-9 Nomor : S- Lampiran : Perihal /PM/20... : Permintaan Keterangan Tambahan atas Permohonan Persetujuan Perubahan Dasar/Peraturan ............ : 9 Peraturan Nomor : III.D.1 Jakarta,. ...........................20.... KEPADA Yth. Pengurus/Direksi ................... di - ..................... Menunjuk surat Saudara Nomor .................................. tanggal ......................... perihal Permohonan Persetujuan Atas Perubahan Anggaran Dasar/Peraturan.......................... dengan ini diberitahukan bahwa masih diperlukan beberapa klarifikasi atas perubahan yang diajukan, sebagai berikut : 1. ................................................................................................................... 2. ................................................................................................................... 3. ............................................................................................................................. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. ................................... Tembusan Yth: 1. Sekretaris Bapepam; dan 2. Para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-18 Peraturan Nomor III.D.1 LAMPIRAN FORMULIRNOMOR : III.D.1-10 Nomor : S- Lampiran : Perihal /PM/20... : Persetujuan atas Perubahan Anggaran Dasar/Peraturan ............ : 10 Peraturan Nomor : III.D.1 Jakarta,. ...........................20.... KEPADA Yth. Pengurus/Direksi ................... di - ..................... Menunjuk surat Saudara Nomor ................. tanggal .................... perihal Permohonan Persetujuan atas Perubahan Anggaran Dasar/Peraturan …...................., dengan ini disampaikan bahwa Perubahan Anggaran Dasar/Peraturan .............................., sebagaimana dimaksud dalam permohonan Saudara, dapat disetujui. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. ................................... Tembusan Yth: 1. Sekretaris Bapepam; dan 2. Para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-19
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-02/PM/2004|KEPTA-BAPEPAM/2004 </reg_id> <reg_title> PENYELENGGARA PERDAGANGAN SURAT UTANG NEGARA </reg_title> <set_date> 09 Februari 2004 </set_date> <effective_date> 09 Februari 2004 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-16/PM/2003|KEPTA-BAPEPAM/2003 | Lampiran Peraturan Nomor III.D.1' </replaced_reg> <related_reg> '45/PP/1995', '7/M|KEPPRES/2000', '46/PP/1995', '24/UU/2002', '8/UU/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IV.A.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-17/PM/1996 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN IZIN USAHA REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-169/PM/1991 tentang Perizinan Reksa Dana dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; 4. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 646/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham Atau Unit Penyertaan Reksa Dana Oleh Pemodal Asing; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG TATA CARA PERMOHONAN IZIN USAHA REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN Ketentuan mengenai Tata Cara Permohonan Izin Usaha Reksa Dana Berbentuk Perseroan, diatur dalam Peraturan Nomor : IV.A.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan ketua Bapepam Nomor Kep-169/PM/1991 tanggal 16 Desember 1991 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor IV.A.1 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor IV.A.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 17/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR IV.A.1 : TATA CARA PERMOHONAN IZIN USAHA REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN 1. Permohonan izin usaha sebagai Reksa Dana Berbentuk Perseroan dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Mengisi formulir permohonan izin usaha yang bentuk dan isinya sesuai dengan Formulir Nomor IV.A.1-1 lampiran 1 peraturan ini. b. Menyertakan dokumen sebagai berikut : 1) Anggaran Dasar Reksa Dana yang telah mendapat pengesahan dan persetujuan Menteri Kehakiman; 2) Kontrak Pengelolaan Reksa Dana; 3) Kontrak antara Reksa Dana dengan Bank Kustodian; 4) Penunjukan Konsultan Hukum, dan 5) Penunjukan Akuntan. c. Menyertakan dokumen tentang anggota direksi Reksa Dana : 1) Riwayat hidup; 2) Bukti kewarganegaraan; dan 3) Copy ijazah terakhir. d. Menyertakan dokumen tentang Manajer Investasi: 1) Rencana pemasaran dan operasional; 2) Struktur organisasi; 3) Pengalaman sebagai Manajer Investasi; 4) Copy izin orang perseorangan pegawai penanggung jawab yang ditunjuk sebagai Wakil Manajer Investasi, dan 5) Copy izin sebagai Manajer Investasi. e. Menyertakan dokumen tentang Bank Kustodian: 1) Rencana operasional berkenaan dengan Reksa Dana; 2) Nama dan nomor telpon penanggung jawab Bank Kustodian. f. Menyertakan neraca pembukaan 2. Permohonan sebagaimana dimaksud pada angka 1 peraturan ini diajukan kepada Bapepam dalam rangkap 4 (empat). IV-3 Peraturan Nomor IV.A.1 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 17/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 3. Dalam hal permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud pada angka 1, peraturan ini tidak memenuhi syarat, Bapepam memberikan surat pemberitahuaan kepada pemohon yang menyatakan bahwa : a. permohonannya tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor IV.A.1-2 lampiran 2 peraturan ini; b. permohonannya ditolak dengan menggunakan Formulir Nomor IV.A.1-3 lampiran 3 peraturan ini. 4. Dalam hal permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud pada angka 1 peraturan ini memenuhi syarat, Bapepam memberikan surat izin usaha kepada pemohon dengan menggunakan Formulir Nomor IV.A.1-4 lampiran 4 peraturan ini. 5. Reksa Dana Berbentuk Perseroan yang telah mendapat izin usaha dapat dicabut izin usahanya dengan menggunakan Formulir Nomor IV.A.1-5 lampiran 5 peraturan ini. 6. Reksa Dana Berbentuk Perseroan yang telah mendapat izin usaha dari Bapepam harus menyampaikan Pernyataan Pendaftaran untuk melakukan Penawaran Umum dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 060065493 IV-4 Peraturan Nomor IV.A.1 LAMPIRAN : 1 Peraturan Nomor IV.A.1 FORMULIR NOMOR: IV.A.1-1 Nomor : S- Lampiran : Perihal /PM/19... : Permohonan Izin Usaha Reksa Dana Berbentuk Perseroan. ............... , ...........................19.... KEPADA Yth.Ketua Badan Pengawas Pasar Modal di - Jakarta Dengan ini kami mengajukan permohonan izin usaha untuk mendirikan Reksa Dana. Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan data sebagai berikut : 1. Nama Pemohon 2. Alamat Pemohon : ................................................................... : ................................................................... .................................................................... (Nama Jalan & Nomor) ...................................................................... - (Kota & Kode Pos) 3. Nama Reksa Dana 4. Alamat Reksa Dana : ................................................................... : ................................................................... ................................................................... (Nama Jalan & Nomor) ..................................................................... - (Kota & Kode Pos) 5. Nomor Telepon Reksa dana: .................................................................. 6. Nomor Pokol Wajib Pajak : - . 7. Anggota Direksi Reksa Dana: N a m a a. b. c. d. e. . . Kewarganegaraan Alamat IV-5 Peraturan Nomor IV.A.1 8. a. Nomor dan tanggal akta pendirian beserta peru- bahan anggaran dasar : ................................................................................ b. Nomor dan tanggal pengesahan dan persetujuan Menteri Kehakiman 9. Reksa Dana terbuka / tertutup 10. Struktur permodalan: a. Modal dasar : ................................................................................ : ................................................................................ : ................................................................................ b. Modal ditempatkan dan disetor penuh : ................................................................................ 11. Jenis saham yang diterbitkan 12. Dalam hal ini kami menunjuk a. Manajer Investasi 1) N a m a 2) A l a m a t 3) Nomor Pokok Wajib Pajak perusahaan 4) Anggota direksi dan dewan komisaris N a m a a. b. c. d. e. b. Bank Kustodian 1) N a m a 2) A l a m a t 3) Nomor Pokok Wajib Pajak perusahaan 4) Anggota direksi dan dewan komisaris N a m a a. b. c. d. e. IV-6 : ................................................................................ : ................................................................................ : ................................................................................ : ................................................................................ Kewarganegaraan Alamat : ................................................................................ : ................................................................................ : ................................................................................ : ................................................................................ : ................................................................................ : ................................................................................ Kewarganegaraan Alamat Peraturan Nomor IV.A.1 c. Akuntan 1) N a m a 2) A l a m a t 3) Nomor Pokok Wajib Pajak 4) Nomor Pendaftaran di Bapepam d. Konsultan Hukum 1) N a m a 2) A l a m a t 3) Nomor Pokok Wajib Pajak 4) Nomor Pendaftaran di Bapepam : ................................................................................................ : ................................................................................................ :................................................................................................. : ................................................................................................ : ................................................................................................ : ................................................................................................ :................................................................................................. : ............................................................................................... Melengkapi permohonan ini, kami lampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut : a. Anggaran Dasar Reksa Dana yang telah mendapat pengesahan dan persetujuan Menteri Kehakiman; b. Kontrak Pengelolaan Reksa Dana; c. Kontrak antara Reksa Dana dengan Bank Kustodian; d. Penunjukan Konsultan Hukum; f. Penunjukan Akuntan; g. Dokumen tentang anggota direksi Reksa Dana : 1) Riwayat hidup; 2) 3) Bukti kewarganegaraan; Copy ijazah. h. Dokumen tentang Manajer Investasi : 1) 2) 3) 4) 5) i. Dokumen tentang Bank Kustodian : 1) 2) Rencana pemasaran dan operasional; Struktur organisasi; Pengalaman sebagai Manajer Investasi; Copy izin orang perseorangan sebagai Wakil Manajer Investasi; Copy izin usaha Manajer Investasi. Rencana operasional berkenaan dengan Reksa Dana; Copy persetujuan dari Bapepam. IV-7 Peraturan Nomor IV.A.1 j. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada lampiran 1 (Daftar Pertanyaan) dan lampiran 2 formulir ini yang terdiri dari Daftar Afiliasi direksi dan setiap Pihak yang melakukan pengendalian atas perusahaan (Daftar A) serta lampiran 3 formulir ini yang memuat penjelasan atas jawaban “ya” (Daftar B). k. Neraca pembukaan. Demikian permohonan kami ajukan dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Pemohon, meterai ....................................... (nama lengkap) IV-8 LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN I. PETUNJUK DALAM MENJAWAB PERTANYAAN : 1. Semua pertanyaan wajib dijawab oleh setiap anggota direksi dan Pihak yang melakukan pengendalian atas perusahaan. 2. Berilah tanda tanda dalam kotak di depan kata “ya”, jika jawaban Saudara “Ya”, atau berilah dalam kotak di depan kata “Tidak” jika jawaban atas pertanyaan berikut adalah “tidak”. Untuk setiap jawaban "ya" setiap anggota direksi dan Pihak yang melakukan pengendalian atas perusahaan wajib memberikan jawaban secara rinci dan jelas dalam Daftar B, Formulir Nomor IV. A. 1-1 antara lain memuat : a. perusahaan dan pihak-pihak yang terkait; b. kasus dan tanggal dari tindakan yang dilakukan; c. pengadilan atau lembaga yang mengambil tindakan; d. tindakan dan sanksi yang dikenakan. II. INTEGRITAS SETIAP ANGGOTA DIREKSI DAN SETIAP PIHAK YANG MELAKUKAN PENGENDALIAN ATAS PERUSAHAAN. Definisi : Investasi adalah kegiatan atas Efek, perbankan, asuransi, atau usaha perumahan/real estate, termasuk kegiatan baik langsung atau tidak langsung berhubungan dengan Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, dan perusahaan lain yang bergerak di bidang keuangan Jawablah pertanyaan dibawah ini: 1. Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir, apakah Saudara pernah dihukum atau mengaku bersalah atau tidak membantah atas tuduhan : a. Tindak pidana atau kejahatan melibatkan investasi atau usaha berhubungan dengan investasi, penipuan, pernyataan palsu atau penggelapan, penyuapan, pemalsuan, atau pemerasan? ya b. Atau kejahatan lain? ya 2. Apakah pengadilan : a. Pernah memutuskan Saudara bangkrut? ya tidak tidak Peraturan Nomor IV.A.1 : 1 Formulir Nomor : IV.A.1-1 tidak b. Dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir ini melarang Saudara dalam kegiatan yang berhubungan dengan investasi? ya tidak IV-9 Peraturan Nomor IV.A.1 c. Pernah memutuskan bahwa Saudara menyebabkan suatu usaha yang berhubungan dengan investasi, izin usahanya atau izin untuk menjalankan usahanya ditolak, dibekukan, dicabut atau dibatasi? ya tidak 3. Apakah Bapepam pernah : a. Menemukan Saudara membuat pernyataan palsu atau melakukan kelalaian? ya tidak b. Menemukan Saudara terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku? ya tidak c. Menemukan Saudara menyebabkan ditolaknya, dibekukannya, dicabutnya atau dibatasinya izin usaha Saudara atau izin menjalankan usaha Saudara yang berhubungan dengan Investasi? ya tidak d. Menolak, menghentikan untuk sementara atau mencabut izin usaha Saudara, memberi sanksi dengan membatasi kegiatan Saudara? ya tidak 4. Apakah lembaga/instansi lain yang berwenang di Indonesia atau negara lain pernah: a. Mendapatkan Saudara membuat pernyataan palsu atau tidak menyatakan fakta yang benar atau tidak jujur, tidak adil atau tidak etis? ya tidak b. Menemukan Saudara terlibat dalam pelanggaran peraturan Investasi, atau peraturan perundang-undangan yang berlaku? ya 5. Apakah suatu Bursa Efek pernah : a. Menemukan Saudara membuat pernyataan palsu atau tidak menyatakan fakta yang sebenarnya. ya tidak b. Menemukan Saudara terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku? ya tidak c. Menemukan Saudara menyebabkan Izin Usaha atau persetujuan untuk menjalankan usaha suatu Reksa Dana yang berhubungan dengan Investasi yang menyebabkan dibekukan, dicabut atau dibatasi? ya tidak d. Mengambil tindakan disipliner terhadap Saudara dengan mengeluarkan atau membekukan dari keanggotaan, dengan mencegah atau membekukan hubungannya dengan anggota lain, atau dengan membatasi kegiatannya? ya IV-10 tidak tidak Peraturan Nomor IV.A.1 6. Apakah pengadilan dari negara lain, badan peraturan, atau Bursa Efek memerintahkan diambilnya tindakan terhadap Saudara sehubungan dengan investasi atau penipuan? ya tidak 7. Apakah Saudara sedang menghadapi perkara dalam sidang pengadilan? ya tidak 8. Apakah suatu perusahaan asuransi pernah menolak membayar kepada atau mencabut pertanggungan Saudara? ya tidak 9. Apakah Saudara mempunyai kewajiban atas dasar keputusan pengadilan atau perikatan lain yang dibuatnya dengan pihak lain yang tidak dapat dilaksanakan? ya tidak 10. Apakah Saudara pernah menjadi direktur dan atau komisaris Perusahaan Efek, Penasihat Investasi Perorangan atau Pihak yang melakukan pengendalian atas Perusahaan Efek yang dinyatakan bangkrut? ya tidak .............................., .............. Yang membuat pernyataan .......................................... (nama lengkap) IV-11 Peraturan Nomor IV.A.1 LAMPIRAN DAFTAR A AFILIASI DIREKSI Daftar ini memuat keterangan tentang Afiliasi dari semua anggota direksi dengan : 1. Reksa Dana itu sendiri selain sebagai anggota direksi; 2. Perusahaan efek yang bertindak sebagai Manajer Investasinya; 3. Bank Kustodian; 4. Akuntan atau Konsultan Hukum yang akan atau memberikan jasa profesional kepada Reksa Dana dan atau Afiliasi dari profesi dimaksud; 5. Perusahaan Efek lain; dan 6. Orang perseorangan yang mempunyai hubungan usaha penting dan relevan atau hubungan profesi dengan Reksa Dana dimaksud, Manajer Investasi Reksa Dana atau dengan Reksa Dana lain . Beri tanda apabila ada afiliasi Nama Lengkap Direktur/Pihak yang melakukan pengendalian Afiliasi sebagaimana dijelaskan di atas dengan angka 1 2 3 4 5 : 2 Formulir Nomor : IV.A.1-1 6 IV-12 Peraturan Nomor IV.A.1 LAMPIRAN DAFTAR B PENJELASAN ATAS JAWABAN "YA" Daftar pertanyaan Nomor 1 sampai dengan 10. Diisi dengan penjelasan rinci terhadap "ya" atas pertanyaan nomor 1 sampai dengan 10. No Nomor Pertanyaan/Daftar Penjelasan ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... Formulir Nomor : IV.A.1-1 Peraturan Nomor IV.A.1 : 3 ..........................., ......................... 19 Yang membuat pernyataan materai .............................................. (Nama Lengkap) IV-13 Peraturan Nomor IV.A.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: IV.A.1-2 Nomor Lampiran : Perihal : S- --- /PM/19... : Pemberitahuan Kekurangan Data Permohonan Izin Usaha Reksa Dana. : 2 Peraturan Nomor : IV.A.1 Jakarta,. ...........................19.... KEPADA Yth. ............................................. di - ...................................... Menunjuk surat Saudara Nomor : ...................... tanggal .......................................... perihal ..................................., dengan ini diberitahukan bahwa permohonan Saudara masih terdapat kekurangan data sebagai berikut : 1. 2. 3. ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan bahwa permohonan Saudara untuk memperoleh Izin Usaha belum dapat dipertimbangkan. Selanjutnya permohonan Saudara akan dipertimbangkan setelah Saudara memenuhi kekurangan-kekurangan tersebut di atas. Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-14 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: IV.A.1-3 Nomor : S- /PM/19... Lampiran : Perihal --- : Penolakan Permohonan Izin Usaha Reksa Dana. KEPADA Yth. ............................................. di - ...................................... Peraturan Nomor IV.A.1 : 3 Peraturan Nomor : IV.A.1 Jakarta,. ...........................19.... Menunjuk surat Saudara Nomor: ...................... tanggal ........................ perihal ..................................., setelah meneliti permohonan Saudara, dengan ini diputuskan bahwa permohonan Saudara ditolak karena tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. 2. 3. ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ............................................ NIP. .................................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-15 Peraturan Nomor IV.A.1 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: IV.A.1-4 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP /PM/199.. TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA SEBAGAI REKSA DANA KEPADA PT. ................................. (NPWP: - . Membaca Menimbang Mengingat : : . . ) KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Surat permohonan izin usaha sebagai Reksa Dana dari PT...................... Nomor ........................... tanggal ............................ bahwa permohonan Saudara telah memenuhi persyaratan dan atas dasar itu dapat dipertimbangkan untuk diberikan izin usaha sebagai Bursa Efek : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617; 3. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-....../PM/1996 tentang Perizinan Reksa Dana. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA SEBAGAI REKSA DANA KEPADA PT ...................... Pasal 1 Memberikan izin usaha sebagai Reksa Dana kepada PT ................... dengan alamat kantor pusat di ....................... Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. : 4 Peraturan Nomor : IV.A.1 IV-16 Peraturan Nomor IV.A.1 Pasal 3 Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, dapat diadakan perubahan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, .................................................. NIP........................................... Tembusan Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. Para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-17 Peraturan Nomor IV.A.1 LAMPIRAN : 5 Peraturan Nomor IV.A.1-5 FORMULIR NOMOR: IV.A.1-5 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP /PM/199.. TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA SEBAGAI REKSA DANA KEPADA PT. ................................. (NPWP: . - . Menimbang . ) KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, : bahwa PT. ……… tidak memenuhi persyaratan peraturan perundang- undangan tentang Pasar Modal dalam hal-hal sebagai berikut : 1. ………………………………………………….................. 2. ………………………………………………….................. sehingga karenanya dipandang perlu untuk mencabut izin usaha PT…………... sebagai Reksa Dana Berbentuk Perseroan. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617; 3. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-....../PM/1996 tentang Perizinan Reksa Dana. MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA SEBAGAI REKSA DANA KEPADA PT ...................... Pasal 1 Mencabut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor… tanggal …. tentang pemberian izin usaha sebagai Reksa Dana Berbentuk Perseroan kepada PT ................... (NPWP:……,) dengan alamat ....................... IV-18 Peraturan Nomor IV.A.1 Pasal 2 Dengan dicabutnya Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor… tanggal …. Tentang pemberian izin usaha sebagai Reksa Dana Berbentuk Perseroan sebagaimana dimaksud pasal 1, maka Keputusan izin usaha dimaksud dinyatakan tidak berlaku. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak …………….. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, .................................................. NIP........................................... Tembusan Yth : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. Para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-19
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-17/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> TATA CARA PERMOHONAN IZIN USAHA REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-169/PM/1991|KEPTA-BAPEPAM/1991' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '646/KMK.010/1995|KEP-MENKEU/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SSSSASSSSSAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-643/BL/2012 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dengan semakin kompleksnya tugas dan fungsi Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap Emiten atau Perusahaan Publik maka diperlukan Komite Audit yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsinya; b. bahwa dalam rangka meningkatkan independensi dan menyempurnakan tugas, tanggung jawab, serta kewenangan Komite Audit, maka dipandang perlu untuk menyempurnakan Peraturan Nomor IX.I.5, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: Kep-29/PM/2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, dengan menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang baru; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4756); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -2- tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 5. Surat Kuasa Khusus Nomor: SKU-194/MK.01/2012; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT. Pasal 1 Ketentuan mengenai pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja Komite Audit diatur dalam Peraturan Nomor IX.I.5 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dalam jangka waktu paling lama satu tahun sejak berlakunya Keputusan ini, Emiten atau Perusahaan Publik wajib memuat piagam Komite Audit (audit committee charter) dan informasi lainnya yang diwajibkan dalam Lampiran Keputusan ini pada laman (website) Emiten atau Perusahaan Publik. Pasal 3 Komite Audit yang telah dimiliki Emiten atau Perusahaan Publik sebelum berlakunya Keputusan ini, tetap berlaku dan dalam jangka waktu paling lama satu tahun wajib menyesuaikan dengan ketentuan Komite Audit sebagaimana diatur dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 4 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: Kep- 29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -3- Pasal 5 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 7 Desember 2012i 2011 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bad ttd. Ngalim Sawega NIP 19550530 197711 1 001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001 ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-643/BL/2012 Kep-6 Tanggal : 7 Desember 2012 30 Nopember 2011 PERATURAN NOMOR IX.I.5 : PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT 1. Ketentuan Umum a. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1) Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. 2) Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik dan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf c. b. Emiten atau Perusahaan Publik wajib memiliki Komite Audit. c. Komite Audit bertindak secara independen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. d. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris. e. Emiten atau Perusahaan Publik wajib memiliki piagam Komite Audit (audit committee charter). f. Piagam Komite Audit (audit committee charter) paling kurang memuat: 1) tugas dan tanggung jawab serta wewenang; 2) 3) 4) 5) 6) komposisi, struktur, dan persyaratan keanggotaan; tata cara dan prosedur kerja; kebijakan penyelenggaraan rapat; sistem pelaporan kegiatan; ketentuan mengenai penanganan pengaduan atau pelaporan sehubungan dugaan pelanggaran terkait pelaporan keuangan; dan 7) masa tugas Komite Audit. g. Piagam Komite Audit (audit committee charter) sebagaimana dimaksud dalam huruf f wajib dimuat dalam laman (website) Emiten atau Perusahaan Publik. 2. Struktur dan Keanggotaan Komite Audit a. Komite Audit paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak dari luar Emiten atau Perusahaan Publik. b. Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen. c. Komisaris Independen wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir; 2) tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau Perusahaan Publik tersebut; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-643/BL/2012 Kep-6 Tanggal : 7 Desember 2012 30 Nopember 2011 -2- 3) tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik tersebut; dan 4) tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik tersebut. 3. Persyaratan Keanggotaan Komite Audit Anggota Komite Audit: a. wajib memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan, pengalaman sesuai dengan bidang pekerjaannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik; b. wajib memahami laporan keuangan, bisnis perusahaan khususnya yang terkait dengan layanan jasa atau kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik, proses audit, manajemen risiko, dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal serta peraturan perundang-undangan terkait lainnya; c. wajib mematuhi kode etik Komite Audit yang ditetapkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik; d. bersedia meningkatkan kompetensi secara terus menerus melalui pendidikan dan pelatihan; e. wajib memiliki paling kurang satu anggota yang berlatar belakang pendidikan dan keahlian di bidang akuntansi dan/atau keuangan; f. bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum, Kantor Jasa Penilai Publik atau pihak lain yang memberi jasa assurance, jasa non-assurance, jasa penilai dan/atau jasa konsultasi lain kepada Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir; g. bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir kecuali Komisaris Independen; h. tidak mempunyai saham langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau Perusahaan Publik; i. Dalam hal anggota Komite Audit memperoleh saham Emiten atau Perusahaan Publik baik langsung maupun tidak langsung akibat suatu peristiwa hukum, maka saham tersebut wajib dialihkan kepada pihak lain dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan setelah diperolehnya saham tersebut. j. tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik tersebut; dan k. tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik tersebut. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-643/BL/2012 Kep-6 Tanggal : 7 Desember 2012 30 Nopember 2011 -3- 4. Masa Tugas Masa tugas anggota Komite Audit tidak boleh lebih lama dari masa jabatan Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu periode berikutnya. 5. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit Dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain sebagai berikut: a. melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Emiten atau Perusahaan Publik kepada publik dan/atau pihak otoritas antara lain laporan keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan Emiten atau Perusahaan Publik; b. melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan yang berhubungan dengan kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik; c. memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikannya; d. memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan Akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan fee; e. melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal; f. melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi, jika Emiten atau Perusahaan Publik tidak memiliki fungsi pemantau risiko di bawah Dewan Komisaris; g. menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik; h. menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi benturan kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik; dan i. menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Emiten atau Perusahaan Publik. 6. Wewenang Komite Audit Dalam melaksanakan tugasnya Komite Audit mempunyai wewenang sebagai berikut: a. mengakses dokumen, data, dan informasi Emiten atau Perusahaan Publik tentang karyawan, dana, aset, dan sumber daya perusahaan yang diperlukan; b. berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk Direksi dan pihak yang menjalankan fungsi audit internal, manajemen risiko, dan Akuntan terkait tugas dan tanggung jawab Komite Audit; c. melibatkan pihak independen di luar anggota Komite Audit yang diperlukan untuk membantu pelaksanaan tugasnya (jika diperlukan); dan LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-643/BL/2012 Kep-6 Tanggal : 7 Desember 2012 30 Nopember 2011 -4- d. melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris. 7. Rapat Komite Audit a. Komite Audit mengadakan rapat secara berkala paling kurang satu kali dalam 3 (tiga) bulan. b. Rapat Komite Audit hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah anggota. c. Keputusan rapat Komite Audit diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. d. Setiap rapat Komite Audit dituangkan dalam risalah rapat, termasuk apabila terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinions), yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite Audit yang hadir dan disampaikan kepada Dewan Komisaris. 8. Pelaporan a. Komite Audit wajib membuat laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap penugasan yang diberikan. b. Komite Audit wajib membuat laporan tahunan pelaksanaan kegiatan Komite Audit yang diungkapkan dalam Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik. c. Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan kepada Bapepam dan LK informasi mengenai pengangkatan dan pemberhentian Komite Audit dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja setelah pengangkatan atau pemberhentian. d. Informasi mengenai pengangkatan dan pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam huruf c wajib dimuat dalam laman (website) bursa dan/atau laman (website) Emiten atau Perusahaan Publik. 9. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk pihak-pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 7 Desember 201230 Nopember 2011 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001 ttd.. Ngalim Sawega NIP 19550530 197711 1 001 19598902 2 001 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-643/BL/2012 Kep-6 Tanggal : 7 Desember 2012 30 Nopember 2011 -5-
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-643/BL/2012|KEPTA-BAPEPAM/2012 </reg_id> <reg_title> PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT </reg_title> <set_date> 7 Desember 2012 </set_date> <effective_date> 7 Desember 2012 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-29/PM/2004|KEPTA-BAPEPAM/2004' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '40/UU/2007', '45/PP/1995', '12/PP/2004', '46/PP/1995', 'SKU-194/MK.01/2012|SKK/2012' </related_reg>
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 86/BL/2011 TENTANG INDEPENDENSI AKUNTAN YANG MEMBERIKAN JASA DI PASAR MODAL KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan kemudahan bagi Kantor Akuntan Publik dan/atau Akuntan Publik dalam memberikan jasa profesional sesuai dengan bidang tugasnya, dipandang perlu menyempurnakan Peraturan Nomor VIII.A.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-310/BL/2008 tanggal 1 Agustus 2008 tentang Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa Audit di Pasar Modal dengan menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang baru; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 20/M Tahun 2011; 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik; M E M U T U S K A N: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG INDEPENDENSI AKUNTAN YANG MEMBERIKAN JASA DI PASAR MODAL. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -2- Pasal 1 Ketentuan mengenai independensi Akuntan yang memberikan jasa di Pasar Modal, diatur dalam Peraturan Nomor VIII.A.2 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-310/BL/2008 tanggal 1 Agustus 2008 tentang Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa di Pasar Modal dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 28 Februari 2011. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal Bad ttd. Nurhaida NIP 19590627 198902 2 001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001 : 28 Februari 2011 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-86/BL/2011 Tanggal : 28 Februari 2011 PERATURAN NOMOR VIII.A.2 : INDEPENDENSI AKUNTAN YANG MEMBERIKAN JASA DI PASAR MODAL 1. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Periode Audit adalah periode yang mencakup periode laporan keuangan yang menjadi objek audit, review, atau atestasi lainnya. b. Periode Penugasan Profesional adalah periode penugasan untuk melakukan pekerjaan atestasi termasuk menyiapkan laporan kepada Bapepam dan LK. c. Anggota Keluarga Dekat adalah istri atau suami, orang tua, anak baik di dalam maupun di luar tanggungan, dan saudara kandung. d. Fee Kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional yang hanya akan dibebankan apabila ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. e. Orang Dalam Kantor Akuntan Publik adalah: 1) orang yang termasuk dalam penugasan audit, review, atestasi lainnya, dan/atau non atestasi yaitu: a) rekan; b) pimpinan; c) karyawan profesional; dan/atau d) penelaah, yang terlibat dalam penugasan. 2) orang yang termasuk dalam rantai pelaksana/perintah yaitu pimpinan Kantor Akuntan Publik dan semua orang yang: a) mengawasi atau mempunyai tanggung jawab manajemen secara langsung terhadap audit; b) mengevaluasi kinerja atau merekomendasikan kompensasi bagi rekan dalam penugasan audit; atau c) menyediakan pengendalian mutu atau pengawasan lain atas audit. 3) setiap rekan lainnya, pimpinan, atau karyawan profesional lainnya dari Kantor Akuntan Publik dan afiliasi dari Kantor Akuntan Publik yang telah memberikan jasa-jasa audit, review, atestasi lainnya, dan/atau non atestasi kepada klien. f. Karyawan Kunci adalah orang perseorangan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan manajer dari perusahaan. 2. Jangka waktu Periode Penugasan Profesional a. Periode Penugasan Profesional dimulai sejak dimulainya pekerjaan lapangan atau penandatanganan penugasan, mana yang lebih dahulu. LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-86/BL/2011 Tanggal : 28 Februari 2011 -2- b. Periode Penugasan Profesional berakhir pada saat tanggal laporan Akuntan atau pemberitahuan secara tertulis oleh Akuntan atau klien kepada Bapepam dan LK bahwa penugasan telah selesai, mana yang lebih dahulu. 3. Dalam memberikan jasa profesional, khususnya dalam memberikan opini, Akuntan wajib mempertahankan sikap independen. Akuntan tidak independen apabila selama Periode Audit dan selama Periode Penugasan Profesionalnya, baik Akuntan, Kantor Akuntan Publik, maupun Orang Dalam Kantor Akuntan Publik: a. mempunyai kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung yang material pada klien, seperti: 1) investasi pada klien; atau 2) kepentingan keuangan lain pada klien yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. b. mempunyai hubungan pekerjaan dengan klien, seperti: 1) merangkap sebagai Karyawan Kunci pada klien; 2) memiliki Anggota Keluarga Dekat yang bekerja pada klien sebagai Karyawan Kunci dalam bidang akuntansi atau keuangan; 3) mempunyai mantan rekan atau karyawan profesional dari Kantor Akuntan Publik yang bekerja pada klien sebagai Karyawan Kunci dalam bidang akuntansi atau keuangan, kecuali setelah lebih dari satu tahun tidak bekerja lagi pada Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan; atau 4) mempunyai rekan atau karyawan profesional dari Kantor Akuntan Publik yang sebelumnya pernah bekerja pada klien sebagai Karyawan Kunci dalam bidang akuntansi atau keuangan, kecuali yang bersangkutan tidak ikut melaksanakan audit terhadap klien tersebut dalam Periode Audit. c. mempunyai hubungan usaha secara langsung atau tidak langsung yang material dengan klien, atau dengan Karyawan Kunci yang bekerja pada klien, atau dengan pemegang saham utama klien. Hubungan usaha dalam butir ini tidak termasuk hubungan usaha dalam hal Akuntan, Kantor Akuntan Publik, atau Orang Dalam Kantor Akuntan Publik memberikan jasa audit, review, atestasi lainnya, dan/atau non atestasi kepada klien, atau merupakan konsumen dari produk barang atau jasa klien dalam rangka menunjang kegiatan rutin. d. memberikan jasa non atestasi kepada klien seperti: 1) pembukuan atau jasa lain yang berhubungan dengan catatan akuntansi klien atau laporan keuangan; 2) desain sistem informasi keuangan dan implementasi; 3) audit internal; 4) konsultasi manajemen; LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-86/BL/2011 Tanggal : 28 Februari 2011 -3- 5) konsultasi sumber daya manusia; 6) 7) penasihat keuangan; jasa perpajakan, kecuali telah memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Komite Audit. Persetujuan Komite Audit tersebut tidak termasuk jasa perpajakan untuk mewakili klien di dalam maupun di luar pengadilan perpajakan dan/atau bertindak untuk dan atas nama klien dalam perhitungan dan pelaporan perpajakan; atau 8) jasa-jasa lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. e. memberikan jasa atau produk kepada klien dengan dasar Fee Kontinjen atau komisi, atau menerima Fee Kontinjen atau komisi dari klien, kecuali Fee Kontinjen ditetapkan oleh pengadilan sebagai hasil penyelesaian hukum, temuan badan pengatur dan/atau perpajakan. f. memiliki sengketa hukum dengan klien. 4. 5. Persetujuan atas jasa non atestasi sebagaimana yang dimaksud dalam angka 3 huruf d butir 7) wajib diungkapkan pada laporan berkala kegiatan Akuntan sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor X.J.2. Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik wajib mempunyai sistem pengendalian mutu dengan tingkat keyakinan yang memadai bahwa Kantor Akuntan Publik atau karyawannya dapat menjaga sikap independen dengan mempertimbangkan ukuran dan sifat praktik dari Kantor Akuntan Publik tersebut. 6. Pembatasan Penugasan Audit a. Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan klien hanya dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. b. Kantor Akuntan Publik dan Akuntan dapat menerima penugasan audit kembali untuk klien tersebut setelah satu tahun buku tidak mengaudit klien tersebut. c. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b tidak berlaku bagi laporan keuangan interim yang diaudit untuk kepentingan Penawaran Umum. d. Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa di Pasar Modal yang melakukan perubahan komposisi Akuntan sehingga jumlah Akuntannya 50% (lima puluh perseratus) atau lebih berasal dari Kantor Akuntan Publik yang telah memberikan jasa di Pasar Modal, diberlakukan sebagai kelanjutan Kantor Akuntan Publik asal Akuntan yang bersangkutan dan tetap diberlakukan pembatasan penyelenggaraan audit atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a. 7. Dalam penerimaan penugasan profesional, Akuntan wajib mempertimbangkan secara profesional dan memiliki independensi yang dapat LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-86/BL/2011 Tanggal : 28 Februari 2011 -4- dipertanggungjawabkan sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). 8. Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK dapat mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan Peraturan ini, termasuk kepada Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 28 Februari 2011 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Badan Pengawas Pasar Modal dan ttd.mbaga keuangan Ttd. Nurhaida NIP 19590627 198902 2 001 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 195710281985121001
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-86/BL/2011|KEPTA-BAPEPAM/2011 </reg_id> <reg_title> INDEPENDENSI AKUNTAN YANG MEMBERIKAN JASA DI PASAR MODAL </reg_title> <set_date> 28 Februari 2011 </set_date> <effective_date> 28 Februari 2011 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-310/BL/2008|KEPTA-BAPEPAM/2008' </replaced_reg> <related_reg> '45/PP/1995', '20/M|Keppres/2011', '17/PMK.01/2008|PER-MENKEU/2008', '12/PP/2004', '46/PP/1995', '8/UU/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.C.4 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-52/PM/1996 TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengubah Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-42/PM/1991 tentang Pedoman Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; 4. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 646/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham Atau Unit Penyertaan Reksa Dana Oleh Pemodal Asing; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN Pasal 1 Ketentuan mengenai Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana Berbentuk Perseroan, diatur dalam Peraturan Nomor : IX.C.4 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan ketua Bapepam Nomor Kep-42/PM/1991 tanggal 17 Juli 1991 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor IX.C.4 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor IX.C.4 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep- 52/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR IX.C.4 : PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN 1. Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Reksa Dana Berbentuk Perseroan diajukan oleh direksi Reksa Dana dengan cara sebagai berikut : a. Menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dengan mengisi Formulir Nomor IX.C.4-1 lampiran 1 peraturan ini. b. Pernyataan Pendaftaran diajukan dalam rangkap 4 (empat). 2. Pernyataan Pendaftaran harus diajukan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak diperolehnya izin usaha. 3. Dalam hal Pernyataan Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a peraturan ini, tidak memenuhi syarat, atau memenuhi syarat Bapepam memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa : a. Pernyataan Pendaftaran tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor IX.C.4- 2 lampiran 2 peraturan ini. b. Pernyataan Pendaftaran yang dinyatakan efektif oleh Bapepam, menggunakan Formulir Nomor IX.C.4-3 lampiran 3 peraturan ini. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I Putu Gede Ary Suta NIP. 0600065493 IV-3 Peraturan Nomor IX.C.4 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR : IX.C.4-1 Nomor : Lampiran : Perihal : Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana ...................... KEPADA Yth. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal di - Jakarta. Bersama ini kami mengajukan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum sejumlah .............. saham dengan nilai per saham Rp.............. I. Emiten 1. Nama Reksa Dana : ...................................... 2. Nomor Pokok Wajib Pajak perusahaan : ...................................... 3 Alamat : ...................................... 4 Nomor : Telepon Telex Faksimili 5 Anggota direksi N a m a a. b. c. d. e. 6. a. Nomor dan tanggal akta pendirian : ...................................... b. Nomor dan tanggal pengesahan dan persetujuan Menteri Kehakiman 7. Reksa Dana terbuka/tertutup 8. Struktur permodalan a. Modal dasar : ...................................... : ...................................... : ...................................... b. Modal ditempatkan dan disetor penuh : ...................................... 9. Jenis saham yang diterbitkan : ...................................... Kewarganegaraan Alamat : ...................................... : ...................................... :..................................... : 1 Peraturan Nomor : IX.C.4 ............... , ..... IV-4 Peraturan Nomor IX.C.4 II. Manajer Investasi 1. Nama 2. Alamat : ..................................................................... : ..................................................................... 3. Nomor Pokok Wajib Pajak perusahaan : ..................................................................... 4. Anggota direksi dan dewan komisaris : ..................................................................... N a m a Kewarganegaraan a. b. c. d. e. III. Bank Kustodian 1. Nama 2. Alamat : ..................................................................... : ..................................................................... 3. Nomor Pokok Wajib Pajak perusahaan : ..................................................................... 4. Anggota direksi dan dewan komisaris : N a m a Kewarganegaraan a. b. c. d. e. IV. Akuntan 1. Nama 2. Alamat 3. Nomor Pokok Wajib Pajak 4. Nomor pendaftaran di Bapepam V. Konsultan Hukum 1. Nama 2. Alamat 3. Nomor Pokok Wajib Pajak 4. Nomor Pendaftaran di Bapepam : ..................................................................... : ..................................................................... : ..................................................................... : ..................................................................... Alamat Alamat : ..................................................................... : ..................................................................... : ..................................................................... : ..................................................................... IV-5 Peraturan Nomor IX.C.4 VI.Penjamin Emisi Efek (jika ada) 1. Nama 2. Alamat : ..................................................................... : ..................................................................... 3. Nomor Pokok Wajib Pajak perusahaan : ..................................................................... 4. Nomor dan tanggal izin usaha dari Bapepam : ..................................................................... VII.Jumlah halaman Pernyataan Pendaftaran ini adalah halaman. VIII.Daftar dokumen yang dilampirkan : 1. Rencana jadwal waktu penerbitan. 2. Rancangan akhir Prospektus (diberi meterai dan 3. Spesimen saham. 4. Contoh formulir : a. Pemesanan pembelian Efek; b. Registrasi Efek. 5. Copy kontrak pencetakan efek. 6. Kontrak/perjanjian yang telah disahkan : a. Perjanjian Penjaminan Emisi Efek antar : 1) Emiten dengan Penjamin Emisi Efek; jika ada, 2) Penjamin dengan Agen Penjual, jika ada b. Perjanjian Pendahuluan dengan Bursa Efek;.jika ada, c. Kontrak dengan Biro Administrasi Efek, jika ada. 7. Laporan pemeriksaan hukum (legal audit) dan pendapat hukum (legal opinion) atas dokumen-dokumen yang relevan termasuk kontrak-kontrak dan prospektus. 8. Laporan keuangan yang telah di audit Akuntan dan pendapat Akuntan 9. Copy Nomor Pokok Wajib Pajak , Reksa Dana dan masing-masing anggota direksi. 10. Copy KTP dan kewarganegaraan dari masing-masing anggota direksi, dan pemegang saham utama , (untuk orang asing copy paspor dan izin kerja). 11. Riwayat hidup masing-masing anggota direksi. 12. Copy tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal : ditanda tangani para pihak). IV-6 Peraturan Nomor IX.C.4 a. Notaris; b. Konsultan hukum; c. Akuntan. 13. Surat Pernyataan masing-masing anggota direksi bahwa yang bersangkutan tidak terlibat perkara (pernyataan di atas meterai). 14. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada lampiran 1 formulir ini (Daftar Pertanyaan) dan lampiran 2 formulir ini yang terdiri daftar Afiliasi direksi dan setiap Pihak yang melakukan pengendalian atas perusahaan (Daftar A) serta lampiran 3 formulir ini yang memuat penjelasan atas jawaban “ya” (Daftar B). PERNYATAAN ATAU KETERANGAN YANG DIMUAT DALAM PERNYATAAN PENDAFTARAN ADALAH BENAR DAN TIDAK ADA FAKTA MATERIAL YANG TIDAK DIMUAT DALAM PERNYATAAN PENDAFTARAN YANG DIPERLUKAN AGAR PERNYATAAN PENDAFTARAN TIDAK MENYESATKAN. PT. REKSA DANA ......................... Materai ............................................. Nama lengkap IV-7 Peraturan Nomor IX.C.4 LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN I. PETUNJUK DALAM MENJAWAB PERTANYAAN : 1. Semua pertanyaan wajib dijawab oleh setiap anggota direksi dan Pihak yang melakukan pengendalian atas perusahaan. 2. Berilah tanda dalam kotak di depan kata “ya”, jika jawaban Saudara “Ya”, atau berilah tanda dalam kota di depan kata “Tidak” jika jawaban atas pertanyaan berikut adalah “tidak”. Untuk setiap jawaban "ya" setiap anggota direksi dan Pihak yang melakukan pengendalian atas perusahaan wajib memberikan jawaban secara rinci dan jelas dalam Daftar B, Formulir Nomor IX.C.4-1 antara lain memuat : a. perusahaan dan pihak-pihak yang terkait; b. kasus dan tanggal dari tindakan yang dilakukan; c. pengadilan atau lembaga yang mengambil tindakan; d. tindakan dan sanksi yang dikenakan. II. INTEGRITAS SETIAP ANGGOTA DIREKSI DAN SETIAP PIHAK YANG MELAKUKAN PENGENDALIAN ATAS PERUSAHAAN. Definisi : Investasi adalah kegiatan atas Efek, perbankan, asuransi, atau usaha perumahan/real estate, termasuk kegiatan baik langsung atau tidak langsung berhubungan dengan Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, dan perusahaan lain yang bergerak di bidang keuangan Jawablah pertanyaan dibawah ini : 1. Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir, apakah Saudara pernah dihukum atau mengaku bersalah atau tidak membantah atas tuduhan : a. Tindak pidana atau kejahatan melibatkan investasi atau usaha berhubungan dengan investasi, penipuan, pernyataan palsu atau penggelapan, penyuapan, pemalsuan, atau pemerasan? ya b. Atau kejahatan lain? ya 2. Apakah pengadilan : a. Pernah memutuskan Saudara bangkrut? ya tidak tidak : 1 Formulir Nomor : IX.C.4-1 tidak b. Dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir ini melarang Saudara dalam kegiatan yang berhubungan dengan investasi? ya IV-8 tidak Peraturan Nomor IX.C.4 c. Pernah memutuskan bahwa Saudara menyebabkan suatu usaha yang berhubungan dengan investasi, izin usahanya atau izin untuk menjalankan usahanya ditolak, dibekukan, dicabut atau dibatasi? ya tidak 3. Apakah Bapepam pernah : a. Menemukan Saudara membuat pernyataan palsu atau melakukan kelalaian? ya tidak b. Menemukan Saudara terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku? ya tidak c. Menemukan Saudara menyebabkan ditolaknya, dibekukannya, dicabutnya atau dibatasinya izin usaha Saudara atau izin menjalankan usaha Saudara yang berhubungan dengan Investasi? ya tidak d. Menolak, menghentikan untuk sementara atau mencabut izin usaha Saudara, memberi sanksi dengan membatasi kegiatan Saudara? ya tidak 4. Apakah lembaga/instansi lain yang berwenang di Indonesia atau negara lain pernah: a. Mendapatkan Saudara membuat pernyataan palsu atau tidak menyatakan fakta yang benar atau tidak jujur, tidak adil atau tidak etis? ya tidak b. Menemukan Saudara terlibat dalam pelanggaran peraturan Investasi, atau peraturan perundang-undangan yang berlaku? ya 5. Apakah suatu Bursa Efek pernah : a. Menemukan Saudara membuat pernyataan palsu atau tidak menyatakan fakta yang sebenarnya. ya tidak b. Menemukan Saudara terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku? ya tidak c. Menemukan Saudara menyebabkan Izin Usaha atau persetujuan untuk menjalankan usaha suatu Reksa Dana yang berhubungan dengan Investasi yang menyebabkan dibekukan, dicabut atau dibatasi? ya tidak d. Mengambil tindakan disipliner terhadap Saudara dengan mengeluarkan atau membekukan dari keanggotaan, dengan mencegah atau membekukan hubungannya dengan anggota lain, atau dengan membatasi kegiatannya? ya tidak IV-9 tidak Peraturan Nomor IX.C.4 6. Apakah pengadilan dari negara lain, badan peraturan, atau Bursa Efek memerintahkan diambilnya tindakan terhadap Saudara sehubungan dengan investasi atau penipuan? ya tidak 7. Apakah Saudara sedang menghadapi perkara dalam sidang pengadilan? ya tidak 8. Apakah suatu perusahaan asuransi pernah menolak membayar kepada atau mencabut pertanggungan Saudara? ya tidak 9. Apakah Saudara mempunyai kewajiban atas dasar keputusan pengadilan atau perikatan lain yang dibuatnya dengan pihak lain yang tidak dapat dilaksanakan? ya tidak 10. Apakah Saudara pernah menjadi direktur dan atau komisaris Perusahaan Efek, Penasihat Investasi Perorangan atau Pihak yang melakukan pengendalian atas Perusahaan Efek yang dinyatakan bangkrut? ya tidak .............................., .............. Yang membuat pernyataan .......................................... (nama lengkap) IV-10 Peraturan Nomor IX.C.4 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR: IX.C.4-2 Nomor : Lampiran : Perihal : S- /PM/19... --- Perubahan dan atau Tambahan Informasi Atas Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana ...................................................... KEPADA Yth. ...................................................... di - ........................ Menunjuk surat Saudara Nomor : ................. tanggal .................................... perihal ..................................., dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelaahan atas Pernyataan Pendaftaran Reksa Dana..........................................., maka Saudara diminta untuk menyampaikan perubahan dan atau tambahan informasi yang bersangkutan kepada Bapepam sebagai berikut : 1. Perubahan yang perlu dilaksanakan adalah : a. ............................................................................................................ b. ............................................................................................................ 2. Tambahan informasi yang wajib disampaikan adalah: a. ............................................................................................................ b. ............................................................................................................ Sebelum hal-hal di atas dipenuhi, Pernyataan Pendaftaran Saudara belum dapat dinyatakan menjadi efektif Demikian agar Saudara maklum. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, : 2 Peraturan Nomor : IX.C.4 Jakarta, .......................... ............................................ NIP. .................................. Tembusan Yth: 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. Para Kepala Biro di lingkungan Bapepam. IV-11 Peraturan Nomor IX.C.4 LAMPIRAN FORMULIR NOMOR : IX.C.4-3 Nomor : Lampiran : Perihal : S- --- Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran. : 3 Peraturan Nomor : IX.C.4 /PM/19....... Jakarta , ...........................19 KEPADA Yth. .......................................................... di - ................................. Sehubungan dengan Pernyataan Pendaftaran Saudara Nomor ........................., tanggal ................... serta revisi kelengkapan dokumen yang telah disampaikan dengan surat Nomor ..................., tanggal ......................, dan setelah dilakukan penelaahan lebih lanjut, kami tidak memerlukan informasi tambahan dan tidak mempunyai tanggapan lebih lanjut dan Pernyataan Pendaftaran tersebut menjadi efektif. Pernyataan efektif ini bukan merupakan persetujuan Bapepam atas kecukupan atau kebenaran keterangan yang tercantum dalam Pernyataan Pendaftaran atau dokumen lampirannya atau menyetujui, mengesahkan atau meneliti keunggulan investasi pada perusahaan atau Efek yang diajukan dalam Pernyataan Pendaftaran tersebut di atas. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, ................................................ NIP....................................... Tembusan kepada Yth. : 1. Sdr. Sekretaris Bapepam; 2. Sdr. Para Kepala Biro di Lingkungan Bapepam. IV-12
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-52/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <replaced_reg> 'KEP-42/PM/1991|KEPTA-BAPEPAM/1991' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '646/KMK.010/1995|KEP-MENKEU/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.I.4 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-63/PM/1996 TENTANG PEMBENTUKAN SEKRETARIS PERUSAHAAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PEMBENTUKAN SEKRETARIS PERUSAHAAN. Pasal 1 Ketentuan mengenai Pembentukan Sekretaris Perusahaan, diatur dalam Peraturan Nomor IX.I.4 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. IV-1 Peraturan Nomor IX.I.4 Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor IX.I.4 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-63/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR IX.I.4 : PEMBENTUKAN SEKRETARIS PERUSAHAAN 1. Dalam rangka perkembangan Pasar Modal di Indonesia serta untuk meningkatkan pelayanan Emiten atau Perusahaan Publik kepada masyarakat pemodal, maka kepada setiap Emiten atau Perusahaan Publik wajib membentuk fungsi Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) yang antara lain bertugas: a. mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal; b. memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Emiten atau Perusahaan Publik; c. memberikan masukan kepada direksi Emiten atau Perusahaan Publik untuk mematuhi ketentuan Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya; d. e. sebagai penghubung atau contact person antara Emiten atau Perusahaan Publik dengan Bapepam dan masyarakat; dan fungsi Sekretaris Perusahaan dapat dirangkap oleh direktur Emiten atau Perusahaan Publik. 2. Pembentukan fungsi Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) selambat-lambatnya telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 1997 dan pembentukan tersebut harus segera dilaporkan kepada Bapepam. Ditetapkan di pada tanggal : : Jakarta 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-3
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-63/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PEMBENTUKAN SEKRETARIS PERUSAHAAN </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|Keppres/1995' </related_reg>
Peraturan Nomor IX.I.2 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-61/PM/1996 TENTANG PERSYARATAN SURAT EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk mengubah Surat Ketua Bapepam Nomor S-2048/PM/1992 tentang Pengawasan Sertifikat Saham/Obligasi dengan menetapkan Keputusan Ketua Bapepam yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322/M Tahun 1995; M E M U T U S K A N: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PERSYARATAN SURAT EFEK. Pasal 1 Ketentuan mengenai Persyaratan Surat Efek diatur dalam Peraturan Nomor IX.I.2 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Surat Ketua Bapepam Nomor S-2048/PM/1992 tanggal 29 Desember 1992 dinyatakan tidak berlaku lagi. IV-1 Peraturan Nomor IX.I.2 Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-2 Peraturan Nomor IX.I.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-61/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 PERATURAN NOMOR IX.I.2 : PERSYARATAN SURAT EFEK 1. Surat Saham atau Waran a. Surat saham atau waran yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik harus memenuhi kualitas tertentu sehingga tidak akan merugikan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penjualan maupun pembelian saham atau waran tersebut. Untuk memenuhi kualitas tersebut surat saham atau waran harus memenuhi standar sebagai berikut: 1) dicetak di atas kertas yang memiliki ciri khusus antara lain tanda air; 2) berat dasar kertas sekurang-kurangnya 80 gram per meter persegi dengan toleransi + 5% (lima perseratus); 3) ukuran surat saham 21,5 X 30,5 cm (net); 4) dicetak dengan teknik cetak “offset” dan “letter press”; 5) lebar bingkai cetakan depan 2 cm - 3,5 cm; dan 6) menggunakan cetakan "fluorescent" untuk logo/nama Emiten dan nomor seri yang "visible". b. Emiten atau Perusahaan Publik wajib mengawasi secara terus menerus jumlah saham yang beredar serta mutasi pemilikan saham atau waran termasuk tambahan saham dari adanya saham bonus, dividen saham, pemecahan saham, dan obligasi konversi. c. Untuk mengantisipasi dan mengidentifikasi kemungkinan saham hilang dan atau saham palsu, Emiten wajib mengadakan koordinasi dengan para Perusahaan Efek dan Biro Administrasi Efek yang menangani saham Emiten. 2. Surat Obligasi Surat obligasi yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik harus memenuhi kualitas tertentu sehingga tidak akan merugikan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penjualan maupun pembelian obligasi tersebut. Untuk memenuhi kualitas tersebut surat obligasi harus memenuhi standar sebagai berikut: a. surat obligasi harus dicetak di atas kertas yang tahan disimpan minimal 30 (tiga puluh) tahun; b. jenis serat dari kertas yang digunakan untuk membuat surat obligasi harus terdiri dari kapas dan atau linen; c. berat dasar kertas sekurang-kurangnya 80 (delapan puluh) gram per meter persegi dengan toleransi + 5% (lima perseratus); d. kertas harus memiliki ciri khusus antara lain tanda air (watermark) dan atau benang pengaman (security thread) atau serat berwarna (silurian fibres, artificial silk fibres) atau bintik-bintik berwarna (coloured planchettes); IV-3 Peraturan Nomor IX.I.2 LAMPIRAN Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-61/PM/1996 Tanggal : 17 Januari 1996 e. surat obligasi harus dicetak sekurang-kurangnya dalam 3 (tiga) warna, dengan kombinasi proses cetak "offset" dan "letter press", dapat pula ditambah dengan proses cetak "intaglio". Jika surat obligasi dikeluarkan lebih dari 1 (satu) harga nominal, maka gambar bingkai surat obligasi dan kupon dari masing-masing harga nominal harus diberi warna yang berbeda; f. tinta yang dipergunakan harus memiliki ketahanan yang baik terhadap cahaya. 3. Pencetakan saham/obligasi tersebut harus dilakukan melalui perusahaan percetakan sekuriti yang telah memiliki ijin operasi pencetakan dokumen sekuriti dari pihak yang berwenang. 4. Pengawasan yang ketat perlu dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan blanko surat saham, waran atau obligasi Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam hal ini sistem otorisasi terhadap penggunaan blanko surat saham, waran atau obligasi harus dilakukan oleh direksi dan atau komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. 5. Surat Efek harus diamankan terhadap upaya pemalsuan dengan menggunakan fotocopy warna, laser color scanner dan atau alat reproduksi lainnya dengan memiliki unsur pengaman lain sehingga sulit ditiru atau dipalsu tetapi mudah dideteksi dan diidentifikasi keasliannya. 6. Penyimpanan blanko surat saham, waran atau obligasi yang belum digunakan wajib diawasi oleh direksi atau komisaris Emiten atau Perusahaan Publik dengan cara melakukan inventarisasi fisik secara berkala. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 17 Januari 1996 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Ketua, I PUTU GEDE ARY SUTA NIP. 060065493 IV-4
<reg_type> KEPTA-BAPEPAM </reg_type> <reg_id> KEP-61/PM/1996|KEPTA-BAPEPAM/1996 </reg_id> <reg_title> PERSYARATAN SURAT EFEK </reg_title> <set_date> 17 Januari 1996 </set_date> <effective_date> 17 Januari 1996 </effective_date> <replaced_reg> 'S-2048/PM/1992|SRTTA-BAPEPAM/1992' </replaced_reg> <related_reg> '8/UU/1995', '45/PP/1995', '322/M|KEPPRES/1995' </related_reg>