---
language: []
library_name: sentence-transformers
tags:
- sentence-transformers
- sentence-similarity
- feature-extraction
- dataset_size:n<1K
- loss:MultipleNegativesRankingLoss
base_model: sentence-transformers/all-MiniLM-L6-v2
metrics:
- cosine_accuracy
- dot_accuracy
- manhattan_accuracy
- euclidean_accuracy
- max_accuracy
widget:
- source_sentence: 'Setiap manusia saat meregang nyawa mengalami sakaratul maut sebagaimana
dijelaskan dalam ayat: “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya.
Itulah yang kamu selalu lari darinya.”Sakaratul maut berarti kesulitan dan kesukaran
maut. Ar-Raghib dalam kitab Al-Mufradat menjelaskan, “Kata sakar adalah suatu
keadaan yang menghalangi antara seseorang dengan dengan akalnya. Dalam penggunaannya,
kata ini banyak dipakai untuk makna minuman yang memabukkan.'
sentences:
- 'Saat ia sakaratul maut, anaknya berkata kepadanya, “Wahai ayahku, engkau pernah
mengatakan, ‘Semoga saja aku bertemu dengan seorang laki-laki yang berakal saat
maut menjemputnya agar ia melukiskan kepadaku apa yang dilihatnya!’ sekarang,
engkaulah orang itu. Maka ceritakanlah kepadaku!” Ayahnya menjawab, “Anakku, demi
Allah, seakan-akan bagian sampingku berada di ranjang, seakan-akan aku bernafas
dari jarum beracun, seakan-akan duri pohon ditarik dari tapak kakiku sampai kepala.”Kemudian
ia mengucapkan sebait syair,Aduhai, andai saja sebelum hal yang telah jelas di
hadapanku ini terjadi,Aku berada di puncak gunung sambil menggembala kambing.Baca
Juga: Empat Penyebab Utama Suul KhatimahRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memberitahukan, bahwa sakaratul maut akan diringankan bagi orang yang mati syahid
di medan perang.'
- Ini pendapat Ibnu Umar, Malik, Abu Hanifah, dan pendapat Masyhur dari Ahmad bin
Hanbal.Kedua, orang tersebut tidak perlu mengulang shalat Maghrib. Ini adalah
pendapat Ibnu Abbas, Asy-Syafi’I, dan pendapat lain dalam mazhab Ahmad.Lebih lanjut,
Syaikh Ibnu Taimiyah lebih menganggap shahih pendapat yang kedua. Alasan yang
beliau kemukakan, Allah tidak pernah mewajibkan kepada hamba-Nya untuk mengulang
shalat dua kali, maka bertakwalah kepada Allah semampunya. SENGAJA MENGAKHIRKAN
SHALAT = DOSA BESARPoint yang peru diperhatikan dalam perkara ini adalah, orang
yang suka mengakhirkan shalat dari waktunya tanpa ada udzur syar’i maka dia telah
terjatuh dalam dosa besar.Sebab, melaksanakan shalat tepat waktu adalah ibdah
yang hukumnya wajib. Syariat Islam secara tegas melarang kebiasaan mengakhirkan
shalat dari waktunya, terutama shalat Ashar.
- Perempuan Shalat Jumat di Rumah, Apa Boleh?
- source_sentence: Tidak ada riwayat satu pun dari beliau bahwa beliau menyembelih
sembelihan pada waktu haji, atau Udhhiyah dengan selain unta, sapi atau kambing.Imam
Nawawi mengatakan, “Maka syarat dibolehkannya berUdhhiyah adalah dengan binatang
ternak, yaitu; unta, sapi dan kambing, baik semua jenis unta, semua jenis sapi
atau semua jenis kambing. Tidak boleh selain binatang ternak, seperti banteng,
zebra, dan semacamnya, baik yang jantan maupun betina, dan tidak ada perbedaaan
dalam hal ini….
sentences:
- Bid’ah ini dibuat-buat para pemuka Mekah. Mereka dikenal sebagai Hums . Sementara
orang-orang Arab biasa wukuf di Arafah. Mereka tidak diperkenankan wukuf di Muzdalifah.Maksudnya
adalah saat melaksanakan thawaf, mereka tidak mau menggunakan baju yang pernah
digunakan untuk berbuat maksiat terhadap Allah. Siapa pun, kecuali Hums, dilarang
thawaf menggunakan baju yang sudah lama.Jika hums tidak memiliki pakaian untuk
thawaf, ia thawaf dengan telanjang. Bahkan wanita juga thawaf dengan telanjang,
hanya menutupi kemaluan dengan sesuatu. Ini dikuatkan oleh bait syair gubahan
salah seorang wanita di antara merekaPada hari ini, sebagian diantaranya atau
semuanya terlihat..Apa yang Nampak darinya tidaklah aku halalkanUntuk membantah
kedua bid’ah ini, Allah menurunkan firman-Nya Kemudian bertolaklah kamu dari tempat
bertolaknya orang-orang banyak dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
- Ini pendapat Ibnu Umar, Malik, Abu Hanifah, dan pendapat Masyhur dari Ahmad bin
Hanbal.Kedua, orang tersebut tidak perlu mengulang shalat Maghrib. Ini adalah
pendapat Ibnu Abbas, Asy-Syafi’I, dan pendapat lain dalam mazhab Ahmad.Lebih lanjut,
Syaikh Ibnu Taimiyah lebih menganggap shahih pendapat yang kedua. Alasan yang
beliau kemukakan, Allah tidak pernah mewajibkan kepada hamba-Nya untuk mengulang
shalat dua kali, maka bertakwalah kepada Allah semampunya. SENGAJA MENGAKHIRKAN
SHALAT = DOSA BESARPoint yang peru diperhatikan dalam perkara ini adalah, orang
yang suka mengakhirkan shalat dari waktunya tanpa ada udzur syar’i maka dia telah
terjatuh dalam dosa besar.Sebab, melaksanakan shalat tepat waktu adalah ibdah
yang hukumnya wajib. Syariat Islam secara tegas melarang kebiasaan mengakhirkan
shalat dari waktunya, terutama shalat Ashar.
- Pembaruan Ajaran Agama di Era Jahiliyah
- source_sentence: 'Di Indonesia, masih sering didapati masjid yang menyediakan tempat
shalat untuk jamaah perempuan pada saat shalat jumat. Sebenarnya, wajibkah perempuan
shalat jumat di masjid, atau shalatnya di rumah?Shalat jumat di masjid secara
berjamaah memang hanya diwajibkan untuk laki-laki muslim. Sedangkan perempuan
muslimah tidak terbebani kewajiban shalat jumat di masjid. Hukum ini telah menjadi
kesepakatan/ijma’ para ulama fikih. Dalilnya, hadits Thariq bin Syihab, bahwa
Rasulullah pernah bersabda, : “Shalat jumat itu wajib bagi setiap muslim dilaksanakan
secara berjamaah.'
sentences:
- Akhirnya shalat ini menyebar luas di masjid-masjid dan di rumah-rumah. Dan akhirnya
seolah-olah shalat itu telah ditetapkan sebagai amalan sunnah hingga saat ini.”Kemudian
Abu Bakar al-Thurthusyi bertanya kepada Abu Muhammad al-Maqdisi, “Aku pernah melihatmu
melaksanakan shalat itu dalam sebuah jamaah shalat.” Ia pun menjawab, “Ya, Aku
memohon ampun kepada Allah ‘Azza wa Jalla dari perbuatan itu.” Sementara itu,
ada sumber lain yang menyebutkan shalat ini munculnya di Mekah. Sudah menjadi
kebiasaan para penduduk Mekah ketika tiba malam Nishfu Sya’ban, mereka menghidupkan
malam tersebut dengan Shalat Alfiyah di masjid, kemudian thawaf, dan membaca al-Quran
hingga khatam. Mereka meyakini orang yang shalat pada malam Nishfu Sya’ban sebanyak
seratus rekaat yang pada tiap rekaatnya membaca al-Ikhlash sepuluh kali, kemudian
meminum air zam-zam, maka mereka akan mendapat limpahan barakah dari Allah. Dalam
kaidah syar’i disebutkan, “Hukum asal amal Ibadah adalah haram.”Maksud dari kaidah
ini, seluruh bentuk ibadah itu harus memiliki dasar hukum atau dalil yang jelas
dari syariat.
- Yaitu akad Ijab dan Qabul. Sementara Jumhur Ulama Fikih menyatakan bahwa rukun
transaksi jual beli itu ada empat. Yaitu, Ada Penjual dan pembeli, ada Akad berbentuk
Ijab Qabul, ada barang yang diperjual belikan, ada nilai jual atau harga.Atau,
dalam istilah lain Aqid atau pihak yang melakukan akad , Ma’qud ‘Alaih atau objek
yang diperjual belikan , dan Shighat atau pernyataan . Dalam persoalan syarat
transaksi jual beli, terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama mazhab.
Menurut Mazhab Hanafi, ada 23 syarat transaksi jual beli yang harus terpenuhi.
Menurut Mazhab Maliki, ada 11 syarat transaksi jual beli. Sementara menurut Mazhab
Syafi’i, ada 22 syarat. Sedangkan Mazhab Hanafi mensyaratkan 11 syarat dalam transaksi
jual beli. Di antara sekian banyak syarat yang menjadi ranah perbedaan pendapat
tersebut, terdapat tiga syarat paling pokok yang disepakati oleh empat mazhab.
- Sakaratul Maut Pasti Menghampirimu!
- source_sentence: 'Saat ia sakaratul maut, anaknya berkata kepadanya, “Wahai ayahku,
engkau pernah mengatakan, ‘Semoga saja aku bertemu dengan seorang laki-laki yang
berakal saat maut menjemputnya agar ia melukiskan kepadaku apa yang dilihatnya!’
sekarang, engkaulah orang itu. Maka ceritakanlah kepadaku!” Ayahnya menjawab,
“Anakku, demi Allah, seakan-akan bagian sampingku berada di ranjang, seakan-akan
aku bernafas dari jarum beracun, seakan-akan duri pohon ditarik dari tapak kakiku
sampai kepala.”Kemudian ia mengucapkan sebait syair,Aduhai, andai saja sebelum
hal yang telah jelas di hadapanku ini terjadi,Aku berada di puncak gunung sambil
menggembala kambing.Baca Juga: Empat Penyebab Utama Suul KhatimahRasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam memberitahukan, bahwa sakaratul maut akan diringankan bagi orang
yang mati syahid di medan perang.'
sentences:
- 'Lalu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Seandainya kalian bersuci
untuk hari kalian ini.” .Dalam lafadz lain disebutkan, : ” “Dari Aisyah, bahwasannya
ia berkata, “Dulu orang-orang merupakan pekerja keras yang tidak memiliki pelayan,
sehingga tubuh mereka mengeluarkan bau yang tidak sedap. Dikatakanlah kepada mereka:
‘Seandainya kalian mandi pada hari Jumat.” Dua hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha
di atas terdapat lafadz Lau Ightasaltum, yang artinya “Jika kalian mandi.” Maknanya,
dari segi teks, kedua hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha di atas hanya menujukkan
hukum anjuran, bukan hukum wajib.Memang ada sebagian ulama yang memahami hadits
tersebut adalah dalil yang mendukung wajibnya mandi Jumat, namun hanya terbatas
bagi orang-orang yang kondisi badannya ada bau menyengat akibat keringat, bukan
wajib mutlak untuk seluruh muslim yang hendak mendatangi shalat Jumat.Di samping
itu, ada banyak sekali atsar dari ulama Tabi’in yang menyatakan mandi Jumat itu
hukumnya sunnah, seperti Atha’, asy-Sya’bi, Ibrahim an-Nakha’i, dan sebagainya.
Ditambah lagi, pendapat ini adalah pendapat yang paling banyak dipilih oleh ulama
kontemporer dan diamalkan oleh umat Islam.'
- Yaitu akad Ijab dan Qabul. Sementara Jumhur Ulama Fikih menyatakan bahwa rukun
transaksi jual beli itu ada empat. Yaitu, Ada Penjual dan pembeli, ada Akad berbentuk
Ijab Qabul, ada barang yang diperjual belikan, ada nilai jual atau harga.Atau,
dalam istilah lain Aqid atau pihak yang melakukan akad , Ma’qud ‘Alaih atau objek
yang diperjual belikan , dan Shighat atau pernyataan . Dalam persoalan syarat
transaksi jual beli, terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama mazhab.
Menurut Mazhab Hanafi, ada 23 syarat transaksi jual beli yang harus terpenuhi.
Menurut Mazhab Maliki, ada 11 syarat transaksi jual beli. Sementara menurut Mazhab
Syafi’i, ada 22 syarat. Sedangkan Mazhab Hanafi mensyaratkan 11 syarat dalam transaksi
jual beli. Di antara sekian banyak syarat yang menjadi ranah perbedaan pendapat
tersebut, terdapat tiga syarat paling pokok yang disepakati oleh empat mazhab.
- Perempuan Shalat Jumat di Rumah, Apa Boleh?
- source_sentence: Ini pendapat Ibnu Umar, Malik, Abu Hanifah, dan pendapat Masyhur
dari Ahmad bin Hanbal.Kedua, orang tersebut tidak perlu mengulang shalat Maghrib.
Ini adalah pendapat Ibnu Abbas, Asy-Syafi’I, dan pendapat lain dalam mazhab Ahmad.Lebih
lanjut, Syaikh Ibnu Taimiyah lebih menganggap shahih pendapat yang kedua. Alasan
yang beliau kemukakan, Allah tidak pernah mewajibkan kepada hamba-Nya untuk mengulang
shalat dua kali, maka bertakwalah kepada Allah semampunya. SENGAJA MENGAKHIRKAN
SHALAT = DOSA BESARPoint yang peru diperhatikan dalam perkara ini adalah, orang
yang suka mengakhirkan shalat dari waktunya tanpa ada udzur syar’i maka dia telah
terjatuh dalam dosa besar.Sebab, melaksanakan shalat tepat waktu adalah ibdah
yang hukumnya wajib. Syariat Islam secara tegas melarang kebiasaan mengakhirkan
shalat dari waktunya, terutama shalat Ashar.
sentences:
- Maka segala hal yang dapat menghilangkan keduanya, sebisa mungkin untuk disingkirkan.
Syaikh Abdul Aziz bin Marzuq ath-Thurifi mengatakan, “Khusyuk dan hadirnya hati
merupakan ‘ruh’ dari shalat.” Dalam hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika di antara kalian ada yang ngantuk
ketika shalat hendaknya dia tidur hingga hilang ngantuknya. Karena jika salah
seorang di antara kalian tetap shalat, sedangkan ia dalam keadaan ngantuk, ia
tidak akan tahu, mungkin ia bermaksud meminta ampun tetapi ternyata ia malah mencela
dirinya sendiri.” Imam an-Nawawi menjelaskan kandungan hukum yang terdapat dalam
hadits di atas, “Dalam hadits tersebut terdapat perintah bagi orang yang ngantuk
ketika shalat untuk tidur sejenak atau aktivitas lainnya yang bisa menghilangkan
ngantuk. Ini berlaku untuk jenis shalat secara umum, baik shalat wajib atau shalat
nafilah, di malam hari ataupun siang hari. Ini adalah mazhab kami dan mazhab Jumhur.
Dengan catatan, tidak keluar dari waktu shalat.” Jadi, jika memang rasa ngantuk
ketika shalat itu cukup berat, sampai-sampai tidak sadar dengan gerakan-gerakan
shalat yang ia lakukan, atau tidak sadar bacaan yang ia ucapkan, maka lebih baik
ia menghentikan shalat kemudian tidur sejenak. Setelah rasa ngantuknya hilang,
ia kembali wudhu dan shalat.Sebab, jika ngantuknya sampai membuat dirinya tidak
sadar gerakan shalat yang dilakukan, atau tidak sadar bacaan yang ia ucapkan,
maka shalatnya batal dan wajib diulangi.Abul Walid Al-Baji menjelaskan dalam kitab
Al-Muntaqa bahwa jika ngantuk berat itu terjadi ketika melaksanakan shalat fardhu
dan ada waktu untuk mengusir rasa kantuk kemudian masih tersisa waktu untuk shalat,
atau dia tahu nanti aka nada orang yang membangunkannya, maka hendaknya dia
- Bid’ah ini dibuat-buat para pemuka Mekah. Mereka dikenal sebagai Hums . Sementara
orang-orang Arab biasa wukuf di Arafah. Mereka tidak diperkenankan wukuf di Muzdalifah.Maksudnya
adalah saat melaksanakan thawaf, mereka tidak mau menggunakan baju yang pernah
digunakan untuk berbuat maksiat terhadap Allah. Siapa pun, kecuali Hums, dilarang
thawaf menggunakan baju yang sudah lama.Jika hums tidak memiliki pakaian untuk
thawaf, ia thawaf dengan telanjang. Bahkan wanita juga thawaf dengan telanjang,
hanya menutupi kemaluan dengan sesuatu. Ini dikuatkan oleh bait syair gubahan
salah seorang wanita di antara merekaPada hari ini, sebagian diantaranya atau
semuanya terlihat..Apa yang Nampak darinya tidaklah aku halalkanUntuk membantah
kedua bid’ah ini, Allah menurunkan firman-Nya Kemudian bertolaklah kamu dari tempat
bertolaknya orang-orang banyak dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
- Pembaruan Ajaran Agama di Era Jahiliyah
pipeline_tag: sentence-similarity
model-index:
- name: SentenceTransformer based on sentence-transformers/all-MiniLM-L6-v2
results:
- task:
type: triplet
name: Triplet
dataset:
name: test dataset
type: test-dataset
metrics:
- type: cosine_accuracy
value: 0.7
name: Cosine Accuracy
- type: dot_accuracy
value: 0.3
name: Dot Accuracy
- type: manhattan_accuracy
value: 0.7
name: Manhattan Accuracy
- type: euclidean_accuracy
value: 0.7
name: Euclidean Accuracy
- type: max_accuracy
value: 0.7
name: Max Accuracy
---
# SentenceTransformer based on sentence-transformers/all-MiniLM-L6-v2
This is a [sentence-transformers](https://www.SBERT.net) model finetuned from [sentence-transformers/all-MiniLM-L6-v2](https://huggingface.co/sentence-transformers/all-MiniLM-L6-v2). It maps sentences & paragraphs to a 384-dimensional dense vector space and can be used for semantic textual similarity, semantic search, paraphrase mining, text classification, clustering, and more.
## Model Details
### Model Description
- **Model Type:** Sentence Transformer
- **Base model:** [sentence-transformers/all-MiniLM-L6-v2](https://huggingface.co/sentence-transformers/all-MiniLM-L6-v2)
- **Maximum Sequence Length:** 256 tokens
- **Output Dimensionality:** 384 tokens
- **Similarity Function:** Cosine Similarity
### Model Sources
- **Documentation:** [Sentence Transformers Documentation](https://sbert.net)
- **Repository:** [Sentence Transformers on GitHub](https://github.com/UKPLab/sentence-transformers)
- **Hugging Face:** [Sentence Transformers on Hugging Face](https://huggingface.co/models?library=sentence-transformers)
### Full Model Architecture
```
SentenceTransformer(
(0): Transformer({'max_seq_length': 256, 'do_lower_case': False}) with Transformer model: BertModel
(1): Pooling({'word_embedding_dimension': 384, 'pooling_mode_cls_token': False, 'pooling_mode_mean_tokens': True, 'pooling_mode_max_tokens': False, 'pooling_mode_mean_sqrt_len_tokens': False, 'pooling_mode_weightedmean_tokens': False, 'pooling_mode_lasttoken': False, 'include_prompt': True})
(2): Normalize()
)
```
## Usage
### Direct Usage (Sentence Transformers)
First install the Sentence Transformers library:
```bash
pip install -U sentence-transformers
```
Then you can load this model and run inference.
```python
from sentence_transformers import SentenceTransformer
# Download from the 🤗 Hub
model = SentenceTransformer("sentence_transformers_model_id")
# Run inference
sentences = [
'Ini pendapat Ibnu Umar, Malik, Abu Hanifah, dan pendapat Masyhur dari Ahmad bin Hanbal.Kedua, orang tersebut tidak perlu mengulang shalat Maghrib. Ini adalah pendapat Ibnu Abbas, Asy-Syafi’I, dan pendapat lain dalam mazhab Ahmad.Lebih lanjut, Syaikh Ibnu Taimiyah lebih menganggap shahih pendapat yang kedua. Alasan yang beliau kemukakan, Allah tidak pernah mewajibkan kepada hamba-Nya untuk mengulang shalat dua kali, maka bertakwalah kepada Allah semampunya. SENGAJA MENGAKHIRKAN SHALAT = DOSA BESARPoint yang peru diperhatikan dalam perkara ini adalah, orang yang suka mengakhirkan shalat dari waktunya tanpa ada udzur syar’i maka dia telah terjatuh dalam dosa besar.Sebab, melaksanakan shalat tepat waktu adalah ibdah yang hukumnya wajib. Syariat Islam secara tegas melarang kebiasaan mengakhirkan shalat dari waktunya, terutama shalat Ashar.',
'Maka segala hal yang dapat menghilangkan keduanya, sebisa mungkin untuk disingkirkan. Syaikh Abdul Aziz bin Marzuq ath-Thurifi mengatakan, “Khusyuk dan hadirnya hati merupakan ‘ruh’ dari shalat.” Dalam hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika di antara kalian ada yang ngantuk ketika shalat hendaknya dia tidur hingga hilang ngantuknya. Karena jika salah seorang di antara kalian tetap shalat, sedangkan ia dalam keadaan ngantuk, ia tidak akan tahu, mungkin ia bermaksud meminta ampun tetapi ternyata ia malah mencela dirinya sendiri.” Imam an-Nawawi menjelaskan kandungan hukum yang terdapat dalam hadits di atas, “Dalam hadits tersebut terdapat perintah bagi orang yang ngantuk ketika shalat untuk tidur sejenak atau aktivitas lainnya yang bisa menghilangkan ngantuk. Ini berlaku untuk jenis shalat secara umum, baik shalat wajib atau shalat nafilah, di malam hari ataupun siang hari. Ini adalah mazhab kami dan mazhab Jumhur. Dengan catatan, tidak keluar dari waktu shalat.” Jadi, jika memang rasa ngantuk ketika shalat itu cukup berat, sampai-sampai tidak sadar dengan gerakan-gerakan shalat yang ia lakukan, atau tidak sadar bacaan yang ia ucapkan, maka lebih baik ia menghentikan shalat kemudian tidur sejenak. Setelah rasa ngantuknya hilang, ia kembali wudhu dan shalat.Sebab, jika ngantuknya sampai membuat dirinya tidak sadar gerakan shalat yang dilakukan, atau tidak sadar bacaan yang ia ucapkan, maka shalatnya batal dan wajib diulangi.Abul Walid Al-Baji menjelaskan dalam kitab Al-Muntaqa bahwa jika ngantuk berat itu terjadi ketika melaksanakan shalat fardhu dan ada waktu untuk mengusir rasa kantuk kemudian masih tersisa waktu untuk shalat, atau dia tahu nanti aka nada orang yang membangunkannya, maka hendaknya dia',
'Bid’ah ini dibuat-buat para pemuka Mekah. Mereka dikenal sebagai Hums . Sementara orang-orang Arab biasa wukuf di Arafah. Mereka tidak diperkenankan wukuf di Muzdalifah.Maksudnya adalah saat melaksanakan thawaf, mereka tidak mau menggunakan baju yang pernah digunakan untuk berbuat maksiat terhadap Allah. Siapa pun, kecuali Hums, dilarang thawaf menggunakan baju yang sudah lama.Jika hums tidak memiliki pakaian untuk thawaf, ia thawaf dengan telanjang. Bahkan wanita juga thawaf dengan telanjang, hanya menutupi kemaluan dengan sesuatu. Ini dikuatkan oleh bait syair gubahan salah seorang wanita di antara merekaPada hari ini, sebagian diantaranya atau semuanya terlihat..Apa yang Nampak darinya tidaklah aku halalkanUntuk membantah kedua bid’ah ini, Allah menurunkan firman-Nya Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.',
]
embeddings = model.encode(sentences)
print(embeddings.shape)
# [3, 384]
# Get the similarity scores for the embeddings
similarities = model.similarity(embeddings, embeddings)
print(similarities.shape)
# [3, 3]
```
## Evaluation
### Metrics
#### Triplet
* Dataset: `test-dataset`
* Evaluated with [TripletEvaluator
](https://sbert.net/docs/package_reference/sentence_transformer/evaluation.html#sentence_transformers.evaluation.TripletEvaluator)
| Metric | Value |
|:-------------------|:--------|
| cosine_accuracy | 0.7 |
| dot_accuracy | 0.3 |
| manhattan_accuracy | 0.7 |
| euclidean_accuracy | 0.7 |
| **max_accuracy** | **0.7** |
## Training Details
### Training Dataset
#### Unnamed Dataset
* Size: 80 training samples
* Columns: anchor
, positive
, and negative
* Approximate statistics based on the first 1000 samples:
| | anchor | positive | negative |
|:--------|:-----------------------------------------------------------------------------------|:-------------------------------------------------------------------------------------|:-------------------------------------------------------------------------------------|
| type | string | string | string |
| details |
Rantai Terakhir MLM Apa Juga Dilarang dalam Syariat Islam?
| Pertanyaan: Ustadz, profesi saya pedagang aneka herbal. Di antara barang dagangan saya adalah herbal produk beberapa Multi Level Marketing. Ada yang untuk kesehatan dan ada pula yang untuk kecantikan. Bolehkah saya menjadi rantai terakhir MLM? Mendaftar sebagai member untuk mendapatkan diskon lalu menjualnya kepada konsumen. Terima kasih atas jawabannya. Jawaban: Setelah mengetahui dan memilih pendapat para ulama yang tidak membolehkan Multi Level Marketing mestinya kita tidak terlibat dengannya. Sebab bagaimana pun, keberadaan kita di situ akan memperkuat sistem tersebut.Meskipun demikian, jika kita sangat membutuhkan barang yang dipasarkan dengan sistem ML M, sementara penggantinya tidak ada di pasaran, kita boleh membelinya. Untuk membelinya, karena kita membutuhkannya, kita tetap tidak boleh mendaftar sebagai member.
| Kita hanya boleh menjadi konsumen, meskipun kita mendapatkan harga yang agak mahal.Demikian pula halnya dengan menjual produknya. Kita tidak boleh menjadi member meskipun kita bertekad tidak akan mencari downline. Sebab dengan begitu kita akan terjatuh pada perkara-perkara pengharam transaksi yang melekat pada MLM. Para ulama menjelaskan, jika kita harus melakukan sesuatu yang terlarang, maka kita harus meminimalisirnya. Dengan tidak mendaftar kita telah meminimalisir pelanggaran, namun kita masih tetap dapat mengambil manfaat. Wallahu a’lam.
|
| Bentuk Keringanan Syariat dalam Beribadah Saat Bepergian/Safar
| Di antara kaidah syariat ada yang berbunyi, “Beban berat itu mendatangkan kompensasi kemudahan.” Safar adalah bagian dari Azab. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Safar adalah bagian dari azab. Mencegah kalian dari makan, minum, dan waktu tidur yang biasa kalian lakukan. Jika salah seorang dari kalian telah menyelesaikan keperluannya, hendaknya ia segera pulang ke keluarganya.” Syariat punya kewenangan memberi rukhsah dalam bentuk apapun. Bahkan jika seandainya safar itu tidak mengandung masyaqqah sekalipun.
| Bid’ah ini dibuat-buat para pemuka Mekah. Mereka dikenal sebagai Hums . Sementara orang-orang Arab biasa wukuf di Arafah. Mereka tidak diperkenankan wukuf di Muzdalifah.Maksudnya adalah saat melaksanakan thawaf, mereka tidak mau menggunakan baju yang pernah digunakan untuk berbuat maksiat terhadap Allah. Siapa pun, kecuali Hums, dilarang thawaf menggunakan baju yang sudah lama.Jika hums tidak memiliki pakaian untuk thawaf, ia thawaf dengan telanjang. Bahkan wanita juga thawaf dengan telanjang, hanya menutupi kemaluan dengan sesuatu. Ini dikuatkan oleh bait syair gubahan salah seorang wanita di antara merekaPada hari ini, sebagian diantaranya atau semuanya terlihat..Apa yang Nampak darinya tidaklah aku halalkanUntuk membantah kedua bid’ah ini, Allah menurunkan firman-Nya Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
|
| Pengobatan Cuci Darah Membatalkan Shaum, Benarkah?
| Pendapat ini pula yang dipilih oleh dewan Lajnah Daimah. Alasannya, bahwa cuci darah mengharuskan adanya tambahan darah segar, bahkan ditambahkan pula bahan bahan kimia yang dapat menggantikan makanan dan minuman.Akan tetapi, jika dalam cuci darah tidak ditambahkan hal lain kecuali cuci darah itu sendiri, maka tidak membatalkan puasa. .Wallahu a’lam
| Itu najis apa bukan. Bingung harus bagaimana, jadi bimbang shalatnya sah atau harus diulang.Para ulama Fikih baik salaf ataupun kontemporer , sebenarnya telah membahas persoalan ini dalam tulisan atau ceramah mereka. Jika penjelasan mereka dipahami dengan baik, insya Allah keraguan hati dan pikiran saat menemui kasus darah menempel di pakaian akan sirna.Secara syariat, hukum asal darah adalah najis. Dalilnya disebutkan secara jelas dalam al-Qur’an ataupun as-Sunnah.
|
* Loss: [MultipleNegativesRankingLoss
](https://sbert.net/docs/package_reference/sentence_transformer/losses.html#multiplenegativesrankingloss) with these parameters:
```json
{
"scale": 20.0,
"similarity_fct": "cos_sim"
}
```
### Evaluation Dataset
#### Unnamed Dataset
* Size: 10 evaluation samples
* Columns: anchor
, positive
, and negative
* Approximate statistics based on the first 1000 samples:
| | anchor | positive | negative |
|:--------|:----------------------------------------------------------------------------------|:-------------------------------------------------------------------------------------|:-------------------------------------------------------------------------------------|
| type | string | string | string |
| details | Sakaratul Maut Pasti Menghampirimu!
| Setiap manusia saat meregang nyawa mengalami sakaratul maut sebagaimana dijelaskan dalam ayat: “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya.”Sakaratul maut berarti kesulitan dan kesukaran maut. Ar-Raghib dalam kitab Al-Mufradat menjelaskan, “Kata sakar adalah suatu keadaan yang menghalangi antara seseorang dengan dengan akalnya. Dalam penggunaannya, kata ini banyak dipakai untuk makna minuman yang memabukkan.
| Kata ini juga berkonotasi marah, rindu, sakit, ngantuk, dan kondisi tidak sadar yang disebabkan oleh rasa sakit.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengalami sakaratul maut. Saat sakit menjelang wafat beliau, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meraih cangkir kecil berisi air, lalu beliau memasukkan tangan ke dalamnya untuk membasuh wajah.Beliau berujar, “Tiada Ilah selain Allah. Sesungguhnya pada maut pasti ada sakaratul maut.” Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah bercerita tentang sakitnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Aku tidak melihat sakit pada seseorang yang lebih keras dibanding yang dialami Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Aisyah radhiyallahu ‘anha juga pernah masuk ke kamar ayahnya, Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, yang sedang sakit menjelang wafatnya. Ketika sakit itu semakin berat, Aisyah radhiyallahu ‘anha mengucapkan seuntai syair,Kekayaan tidak berarti apa-apa bagi seorang pemudaSaat sekarat melewati kerongkongannya, dan menyesakkan dadaMendengar itu, Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu membuka wajahnya dan berujar, ‘Bukan begitu, yang benar, ‘Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya.” Sudah pasti orang kafir akan mengalami maut lebih berat dan menyakitkan dibanding yang dialami seorang mukmin.Sebuah hadits dari al-Barra’ bin ‘Azib, ia berkata, “Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju kebencian dan murka Allah!” lalu ia berpisah dari jasadnya dan malaikat mencabutnya sebagaimana bulu wol yang tebal dan basah dicabut, bersamaan dengan itu pula terputuslah urat-urat dan syaraf-syaraf.Al-Quran melukiskan betapa beratnya sakaratul maut yang dialami orang kafir. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata, ‘Telah diwahyukan kepada saya,’ padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan
|
| Menjual Barang Di Atas Penjualan Saudaranya
| Praktik transaksi menjual barang di atas penjualan saudaranya ini pada dasarnya telah menyalahi prosedur yang berlaku dalam sebuah transaksi. Di mana seorang pembeli suatu barang berhak untuk meneruskan transaksinya setelah melalui proses khiyar sampai akhir transaksi; pembayaran dan penyerahan barang, tanpa ada gangguan eksternal. Semuanya bermuara pada tujuan syariat dihalalkannya jual beli; saling memenuhi kebutuhan sesama.Jika prosedur tersebut dilanggar dengan bentuk memotong proses transaksi oleh pihak ketiga, tentu tindakan tersebut akan menimbulkan kezaliman terhadap salah satu pelaku transaksi.Jika yang melakukan itu pihak pembeli, maka pihak penjual akan merasa terzalimi. Jika yang melakukan pihak penjual, maka pihak pembeli tentu akan merasa terzalimi. Kezaliman tersebut akhirnya dapat memunculkan rasa saling memusuhi antara satu sama lain. Hukum haram yang telah menjadi Ijma’ ulama fikih terhadap praktik transaksi menjual barang di atas penjualan saudaranya ini sama dengan hukum haram yang ditetapkan oleh para ulama terhadap kasus melamar perempuan yang sedang dalam proses lamaran dengan laki-laki lain.Artinya, hukum haram ini tidak sampai menjadikan proses jual beli yang kedua dihukumi tidak sah/batal. Sebab, sebagaimana diungkapkan oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, alasan pengharaman ini bukan karena akad jual belinya bermasalah, namun karena sebab eksternal, yaitu timbulnya kezaliman dan permusuhan diakibatkan praktik jual beli semacam itu. Sehingga, jual beli tetap sah, namun pelakunya berdosa. Hanya mazhab Hanbali yang menyatakan bahwa akad jual beli yang kedua dianggap tidak sah dan batal. Wallahu a’lam [dakwah.id]
| Yaitu akad Ijab dan Qabul. Sementara Jumhur Ulama Fikih menyatakan bahwa rukun transaksi jual beli itu ada empat. Yaitu, Ada Penjual dan pembeli, ada Akad berbentuk Ijab Qabul, ada barang yang diperjual belikan, ada nilai jual atau harga.Atau, dalam istilah lain Aqid atau pihak yang melakukan akad , Ma’qud ‘Alaih atau objek yang diperjual belikan , dan Shighat atau pernyataan . Dalam persoalan syarat transaksi jual beli, terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama mazhab. Menurut Mazhab Hanafi, ada 23 syarat transaksi jual beli yang harus terpenuhi. Menurut Mazhab Maliki, ada 11 syarat transaksi jual beli. Sementara menurut Mazhab Syafi’i, ada 22 syarat. Sedangkan Mazhab Hanafi mensyaratkan 11 syarat dalam transaksi jual beli. Di antara sekian banyak syarat yang menjadi ranah perbedaan pendapat tersebut, terdapat tiga syarat paling pokok yang disepakati oleh empat mazhab.
|
| Hukum Mandi Jumat itu Sebenarnya Sunnah atau Wajib, sih?
| Lalu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Seandainya kalian bersuci untuk hari kalian ini.” .Dalam lafadz lain disebutkan, : ” “Dari Aisyah, bahwasannya ia berkata, “Dulu orang-orang merupakan pekerja keras yang tidak memiliki pelayan, sehingga tubuh mereka mengeluarkan bau yang tidak sedap. Dikatakanlah kepada mereka: ‘Seandainya kalian mandi pada hari Jumat.” Dua hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha di atas terdapat lafadz Lau Ightasaltum, yang artinya “Jika kalian mandi.” Maknanya, dari segi teks, kedua hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha di atas hanya menujukkan hukum anjuran, bukan hukum wajib.Memang ada sebagian ulama yang memahami hadits tersebut adalah dalil yang mendukung wajibnya mandi Jumat, namun hanya terbatas bagi orang-orang yang kondisi badannya ada bau menyengat akibat keringat, bukan wajib mutlak untuk seluruh muslim yang hendak mendatangi shalat Jumat.Di samping itu, ada banyak sekali atsar dari ulama Tabi’in yang menyatakan mandi Jumat itu hukumnya sunnah, seperti Atha’, asy-Sya’bi, Ibrahim an-Nakha’i, dan sebagainya. Ditambah lagi, pendapat ini adalah pendapat yang paling banyak dipilih oleh ulama kontemporer dan diamalkan oleh umat Islam.
| Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah.Lain halnnya dengan mandi junub atau mandi janabah. Mandi junub dilakukan untuk mengangkat hadats besar yang ada pada tubuh karena sebab keluar mani, melakukan hubungan suami istri, selesai haidh, selesai nifas, orang kafir masuk Islam, dan muslim yang meninggal. Sehingga, mandi junub ini hukumnya wajib. Disebut juga dengan mandi wajib.Dalilnya, firman Allah ‘Azza wa Jalla, “Dan jika kamu junub maka mandilah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada Fathimah binti Abi Hubaisy tentang perintah mandi setelah haidh berhenti. Beliau bersabda, “Apabila kamu mendapati haidh, tinggalkanlah shalat. Apabila darah haidh berhenti, segeralah mandi dan mendirikan shalat.” Karena dalam tata cara mandi junub telah ada wudhu, maka bagi orang yang telah mandi junub jika hendak melaksanakan shalat tidak perlu wudhu lagi.Berkaitan dengan menjamak mandi Jumat dengan mandi junub menjadi satu, mayoritas Ulama Fikih membolehkan seseorang yang menjamak niat mandi Jumat dan mandi junub dalam satu mandi.Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa meskipun ketika mandi seseorang meniatkan diri untuk mandi junub dan mandi Jumat, maka ia akan mendapat keduanya dan sah. Senada dengan itu, Imam Ibnu Qudamah juga berpendapat bahwa jika mandi dengan dua niat; mandi Jumat dan mandi junub, itu boleh.
|
* Loss: [MultipleNegativesRankingLoss
](https://sbert.net/docs/package_reference/sentence_transformer/losses.html#multiplenegativesrankingloss) with these parameters:
```json
{
"scale": 20.0,
"similarity_fct": "cos_sim"
}
```
### Training Hyperparameters
#### Non-Default Hyperparameters
- `per_device_train_batch_size`: 16
- `per_device_eval_batch_size`: 16
- `num_train_epochs`: 1
- `warmup_ratio`: 0.1
- `fp16`: True
- `batch_sampler`: no_duplicates
#### All Hyperparameters